Vous êtes sur la page 1sur 6

LAPORAN PENDAHULUAN

PERILAKU BUNUH DIRI

I. Pengertian Perilaku Bunuh Diri

Bunuh diri adalah perilaku merusak diri yang langsung dan disengaja untuk mengakhiri
kehidupan. Individu secara sadar berkeinginan untuk mati sehingga melakukan tindakan-
tindakan untuk mewujudkan keinginan tersebut. Bunuh diri adalah setiap aktivitas yang jika
tidak dicegah dapat mengarah pada kematian (Gail w. Stuart, 2007). Bunuh diri merupakan
keputusan terakhir dari individu untuk memecahkan masalah yang dihadapi (Captain, 2008).
Menciderai diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri
kehidupan. Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh pasien untuk
mengakhiri kehidupannya. (Keliat & Akemat, 2014).
Berdasarkan besarnya kemungkinan pasien melakukan bunuh, ada tiga macam perilaku
bunuh diri, yaitu isyarat bunuh diri, ancaman bunuh diri, dan percobaan bunuh diri

II. Proses Terjadinya Masalah (main map)

III. A. Analisa Masalah

Bunuh Diri
Akibat

Resiko bunuh diri


Core problem

Isolasi Sosial
Penyebab

Harga Diri Rendah Kronis

B. Masalah Keperawatan yang Perlu Dikaji

 Perilaku bunuh diri


1. Data Subjektif :
Menyatakan ingin bunuh diri / ingin mati saja, tak ada gunanya hidup.
2. Data Objektif :
Ada isyarat bunuh diri, ada ide bunuh diri, pernah mencoba bunuh diri.
 Koping maladaptive
1. Data Subjektif :
Menyatakan putus asa dan tak berdaya, tidak bahagia, tidak ada harapan.
2. Data Objektif :
Terlihat sedih, mudah marah, gelisah, tidak dapat mengontrol impuls

IV. Diagnosa Keperawatan


Resiko mencederai diri berhubungan dengan perilaku bunuh diri (suicide).

V. Rencana Tindakan Keperawatan


 Tujuan Umum :
Klien tidak mencederai diri
 Tujuan Khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
a. Perkenalkan diri dengan klien.
b. Tanggapi pembicaraan klien dengan sabar dan tidak menyangkal.
c. Bicara dengan jelas, jujur dan tegas.
d. Bersifat hangat dan bersahabat.
e. Temani klien saat keinginan mencederai diri meningkat.
2. Klien dapat terlindung dari perilaku bunuh diri
Tindakan:
a. Jauhkan klien dari benda-benda yang dapat membahayakan (pisau, silet, gunting, tali,
kaca dan lain-lain).
b. Tempatkan klien di ruangan yang tenang dan selalu terlihat oleh perawat.
c. Awasi klien secara ketat setiap saat.
3. Klien dapat mengekspresikan perasaannya
Tindakan :
a. Dengarkan keluhan yang dirasakan.
b. Bersikap empati untuk meningkatkan ungkapan keraguan, ketakutan dan
keputusasaan.
c. Beri dorongan untuk mengungkapkan mengapa dan bagaimana harapannya.
d. Beri waktu dan kesempatan untuk menceritakan arti penderitaan, kematian, dan
lain-lain.
e. Beri dukungan pada tindakan atau ucapan klien yang menunjukkan kenginan untuk
hidup.
4. Klien dapat meningkatkan harga diri
Tindakan:
a. Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi keputusasaannya.
b. Kaji dan kerahkan sumber-sumber internal individu.
c. Bantu mengidentifikasi sumber-sumber harapan (misal : hubungan antar sesama,
keyakinan dan hal-hal untuk diselesaikan).
5. Klien dapat menggunakan koping yang adaptif
Tindakan:
a. Ajarkan untuk mengidentifikasi pengalaman-pengalaman yang menyenangkan setiap
hari (misal : berjalan-jalan, membaca buku favorit, menulis surat dll)
b. Bantu untuk mengenali hal-hal yang ia cintai dan ia sayangi, dan pentingnya terhadap
hidup orang lain, mengesampingkan tentang kegagalan dalam kesehatan.
c. Beri dorongan untuk berbagi keprihatinan pada orang lain yang mempunyai suatu
masalah dan atau penyakit yang sama dan teah mempunyai pengalaman positif dalam
mengatasi masalah tersebut dengan koping yang efektif.
6. Klien dapat menggunakan dukungan sosial
Tindakan:
a. Kaji dan manfaatkan sumber-sumber eksternal individu (orang-orang terdekat, tim
pelayanan kesehatan, kelompok pendukung, agama yang dianut)
b. Kaji sistem pendukung keyakinan (nilai, pengalaman masa lalu, aktivitas keagamaan,
kepercayaan agama)
c. Lakukan rujukan sesuai indikasi (misal: koseling dengan pemuka agama)
7. Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat
Tindakan:
a. Diskusikan tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek, dan efek samping minum obat)
b. Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien, obat, dosis, cara
pemberian dan waktu)
c. Anjurkan membicarakan efek dan efek samping yang dirasakan.
d. Beri reinforcement positif bila meggunakan obat dengan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B.A., Akemat. (2007). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC
Captain, C. (2008). Assessing suicide risk, Nursing made incredibly easy, Volume 6(3).

Keliat, B. A. & Akemat. (2014). Model Praktik Keperawatan Profesional jiwa. Jakarta: EGC.

Stuart, G., & Sundeen, S. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa (Edisi 3). Jakarta: EGC.
Yosep, I. (2010). Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
PERILAKU BUNUH DIRI

Masalah Tindakan Keperawatan Untuk Tindakan Keperawatan


Keperawatan Pasien Untuk Keluarga
Resiko Bunuh SP 1 p SP 1 k
Diri 1. Melindungi pasien dari ancaman 1. Mendiskusikan dengan
atau percobaan bunuh diri keluarga tentang cara
2. Mendiskusikan tentang cara melindungi pasien dari
mengatasi keinginan bunuh diri ancaman atau percobaan
SP 2 p bunuh diri
1. Meningkatkan harga diri pasien 2. Mendiskusikan kepada
2.Meningkatkan kemampuan keluarga tentang tanda dan
menyelesaikan masalah pada pasien gejala bunuh diri.
SP 2 k
1. Mendiskusikan kepada
keluarga cara melindungi
pasien dari perilaku bunuh diri.

Harga Diri SP 1 p SP 1 k
Rendah a. Menjelaskan pentingnya
a. Mendiskusikan masalah
kebersihan diri
yang dirasakan keluarga
b. Menjelaskan cara menjaga
dalam merawat klien
kebersihan diri
b. Mendiskusikan masalah
c. Membantu klien
yang dirasakan keluarga
mempraktekkan cara menjaga
dalam merawat klien
kebersihan diri
c. Mendiskusikan masalah
Tindakan
yang dirasakan keluarga
a. Menjelaskan pentingnya dalam merawat klien
menjaga kebersihan diri
b. Menjelaskan alat-alat SP 2 k
melakukan kebersihan diri
c. Menjelaskan cara-cara a. Melatih keluarga
melakukan kebersihan diri mempraktekkan cara
merawat klien dengan
SP 2 p defisit perawatan diri
b. Melatih keluarga
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan
melakukan cara
harian klien
merawat langsung
b. Menjelaskan cara berdandan
kepada klien defisit
bagi wanita
perawatan diri
c. Membantu klien
mempraktekkan cara berdandan
Tindakan

Klien laki-laki harus dibedakan


dengan wanita. Untuk klien laki-
laki latihan meliputi: berpakaian,
menyisir rambut, bercukur. Untuk
klien wanita latihan meliputi:
berpakaian, menyisir rambut,
berhias.

Vous aimerez peut-être aussi