Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
LAPORAN PENDAHULUAN
MENARIK DIRI
Core problem
B. Pengertian.
Perilaku menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain,
menghindari hubungan dengan orang lain ( Rawlins,1993 ).
1. Penyebab :
c. Sosial Budaya : Di kota besar, masing – masing individu sibuk memperjaungkan hidup
sehingga tidak waktu bersosialisasi. Situasi ini mendukung perilaku menarik diri.
Pada mulanya klien merasa dirinya tidak berharga lagi sehingga merasa tidak aman dalam
berhubungan dengan orang lain. Biasanya klien berasal dari lingkungan yang penuh
permasalahan, ketegangan, kecemasan dimana tidak mungkin mengembangkan kehangatan
emosional dalam hubungan yang positif dengan orang lain yang menimbulkan rasa aman.
Dunia merupakan alam yang tidak menyenangkan, sebagai usaha untuk melindungi diri, klien
menjadi pasif dan kepribadiannya semakin kaku (rigid). Klien semakin tidak dapat
melibatkan diri dalam situasi yang baru. Ia berusaha mendapatkan rasa aman tetapi hidup itu
sendiri begitu menyakitkan dan menyulitkan sehingga rasa aman itu tidak tercapai. Hal ini
menyebabkan ia mengembangkan rasionalisasi dan mengaburkan realitas daripada mencari
penyebab kesulitan serta menyesuaikan diri dengan kenyataan.
Konflik antara kesuksesan dan perjuangan untuk meraih kesuksesan itu sendiri terus berjalan
dan penarikan diri dari realitas diikuti penarikan diri dari keterlibatan secara emosional
dengan lingkungannya yang menimbulkan kesulitan. Semakin klien menjauhi kenyataan
semakin kesulitan yang timbul dalam mengembangkan hubungan dengan orang lain. Menarik
diri juga disebabkan oleh perceraian, putus hubungan, peran keluarga yang tidak jelas, orang
tua pecandu alkohol dan penganiayaan anak. Resiko menarik diri adalah terjadinya resiko
perubahan sensori persepsi (halusinasi).
Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain,
menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins,1993). Terjadinya perilaku menarik diri
dipengaruhi oleh faktor predisposisi dan stressor presipitasi. Faktor perkembangan dan sosial
budaya merupakan faktor predispoisi terjadinya perilaku menarik diri. Kegagalan
perkembangan dapat mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak percaya orang lain,
ragu, takut salah , pesimis, putus asa terhadap hubungan dengan orang lain, menghindar dari
orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan, dan merasa tertekan. Keadaan
menimbulkan perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain, menghindar dari orang
lain, lebih menyukai berdiam diri sendiri, kegiatan sehari-hari hampir terabaikan.
Gejala Klinis :
§ Menolak berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan percakapan atau pergi jika
diajak bercakap-cakap.
Ø Keberanian kurang
b. Aspek emosi :
c. Aspek sosial
Ø Duduk menyendiri
Ø Selalu tunduk
Ø Tampak melamun
d. Aspek intelektual
Ø Putus asa
Klien dengan perilaku menarik diri dapat berakibat adanya terjadinya resiko perubahan
sensori persepsi (halusinasi). Halusinasi ini merupakan salah satu orientasi realitas yang
maladaptive, dimana halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus
yang nyata, artinya klien menginterprestasikan sesuatu yang nyata tanpa stimulus/rangsangan
eksternal.
Gejala Klinis :
§ Curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain dan lingkungannya), takut.
D. Pohon masalah
1. Masalah Keperawatan.
1) Data Subjektif
a) Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus nyata
2) Data Objektif
d) Disorientasi
Apatis, ekpresi sedih, afek tumpul, menyendiri, berdiam diri dikamar, banyak diam, kontak
mata kurang (menunduk), menolak berhubungan dengan orang lain, perawatan diri kurang,
posisi menekur.
2) Data subyektif:
Sukar didapat jika klien menolak komunikasi, kadang hanya dijawab dengan singkat, ya atau
tidak.
1) Data obyektif:
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin
mencederai diri.
2) Data subyektif:
Klien mengatakan : saya tidak bisa, tidak mampu, bodoh / tidak tahu apa – apa, mengkritik
diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri.
F. Diagnosa Keperawatan
G. RENCANA TINDAKAN.
Tujuan Umum :
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi halusinasi
Tujuan Khusus :
Rasional : Hubungan saling percaya merupakan landasan utama untuk hubungan selanjutnya.
Tindakan:
1). Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik
dengan cara :
Rasional :
Tindakan :
1). Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya.
2). Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik
diri atau mau bergaul.
3). Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta penyebab
yang muncul.
3. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain.
Rasional :
Tindakan :
3.1 Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan orang
lain.
3.1.1 Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang keuntungan
berhubungan dengan orang lain.
3.1.2 Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain.
3.2 Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain.
3.2.1 Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan orang lain.
3.2.2 Biskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
Rasional :
§ Mengeksplorasi perasaan klien terhadap perilaku menarik diri yang biasa dilakukan.
§ Untuk mengetahui perilaku menarik diri yang dilakukan dan dengan bantuan perawat bisa
membedakan perilaku konstruktif dan destruktif.
Tindakan :
4.2 Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain melalui tahap :
§ K–P
§ K – P – P lain
§ K – P – P lain – K lain
§ K – Kel/Klp/Masyarakat
4.5 Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi waktu.
4.7 Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan.
menyelesaikan masalah.
Tindakan :
5.1 Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang lain.
5.2 Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan dengan orang lain.
5.3 Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan manfaat
berhubungan dengan orang lain.
lengkap dan akurat kondisi fisik dan non fisik klien serta keadaan perilaku dan sikap
keluarganya.
Tindakan :
§ Jelaskan tujuan.
§ Buat kontrak.
6.3 Dorong anggota keluarga untuk memberikan dukungan kepada klien untuk
berkomunikasi dengan orang lain.
6.4 Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien minimal satu
kali seminggu.
6.5 Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh keluarga.
Diagnosa 2 : Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
Tujuan umum :
Tujuan khusus :
Rasional : Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran hubungan interaksi
selanjutnya
Tindakan :
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
Rasional :
§ Diskusikan tingkat kemampuan klien seperti menilai realitas, kontrol diri atau integritas
ego diperlakukan sebagai dasar asuhan keperawatannya.
§ Pujian yang realistik tidak menyebabkan klien melakukan kegiatan hanya karena ingin
mendapatkan pujian.
Tindakan:
Rasional :
§ Keterbukaan dan pengertian tentang kemampuan yang dimiliki adalah prasyarat untuk
berubah.
Tindakan:
3.1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit.
Rasional :
§ Contoh peran yang dilihat klien akan memotivasi klien untuk melaksanakan kegiatan.
Tindakan:
4.1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan.
§ Kegiatan mandiri.
4.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan.
Rasional :
§ Memberikan kesempatan kepada klien mandiri dapat meningkatkan motivasi dan harga diri
klien.
Tindakan:
5.1. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
Rasional:
Tindakan:
1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri
rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Azis R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang : RSJD Dr. Amino Gondoutomo.
2003
Boyd MA, Hihart MA. Psychiatric nursing : contemporary practice. Philadelphia : Lipincott-
Raven Publisher. 1998
Stuart, G.W and Sundeen. Principle and practice of psychiatric nursing. 5thed.
Stuart. G.W and Laraia. Principle and practice of psychiatric nursing.7thed. St Louis Mosby
Year Book. 2001
Tim Direktorat Keswa. Standar asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Bandung : RSJP
Bandung. 2000
TINJAUAN TEORITIS
A. KONSEP DASAR
1. Defenisi
Alam perasaan (Mood) adalah keadaan emosial yang berkepanjangan yang mempengaruhi
seluruh kepribadian dan fungsi kehidupan seorang. Alam perasaan ini meliputi perlakuan dan
penyerapan emosi seseorang dan mempunyai arti yang sama dengan afek, suasana perasaan
dan emosi.
Pada aspek lain kepribadian, emosi dan alam perasaan menunjukkan bagaimana seseorang
beradaptasi dengan lingkungan (Stuart dan Sundeen, 1985:255). Gangguan alam perasaan
adalah kelompok gangguan dimana terjadi gangguan emosi yang disertai gejala mania atau
depresi (Stuart & Sundeen, 1998: 255).
Depresi adalah gangguan alam perasaan yang ditandai oleh kesedihan harga diri rendah rasa
bersalah, putus asa dan perasaan kosong (Budi Anna Keliar, 1991 ; 18).
Isolasi sosial menarik diri merupakan kondisi kesendirian yang dialami oleh individu dan
diterima sebagai ketentuan oleh orang lain dan sebagai suatu keadaan yang negatif atau
mengacau. Hal ini diartikan suatu keadaan dimana seorang individu berpartisipasi dalam
suatu kuantitas yang tidak cukup atau kualitas interaksi sosial yang tidak efektif (Towrisend,
1998).
Prilaku menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain,
menghindari hubungan dengan orang lain (Rowlins, 1993).
Rentang Respon emosi individu dapat berfluktuasi dari respon emosi yang adaptif sampai
maladaptif seperti pada gambar:
2) Reaksi kehilangan yang wajar adalah reaksi yang wajar yang dialami oleh setiap
individu jika menghadapi kehilangan.
Individu menghadapi realita dari kehilangan dan tenggelam didalam proses kehilangan.
Reaksi yang sering tampak adalah bersedih, berhenti kegiatan sehari-hari, berfokus pada sisi
diri sendiri, dan berlangsung tidak lama.
3) Depresi adalah respon emosi yang maladaptif yang ditandai dengan perasaan sedih
dan berduka yang berlebihan dan berkepanjangan dan dapat digunakan untuk menunjukkan
berbagai fenomena : tanda, penyebab gejala, keadaan emosi, reaksi, penyakit atau kondisi
klinik secara menyeluruh.
4) Mania adalah keadaan yang ditandai oleh peningkatan perluasan alam perasaan atau
keadaan alam perasaan yang mudah tersinggung dan terangsang. Hipomania digunakan untuk
menggambarkan sindrom klinik serupa tetapi tidak separah mania atau episode mania.
4. Klasifikasi
Adalah suatu kelainan alam perasaan yang melibatkan hilangnya minat/ kesenangan dalam
aktivitas yang biasa dan pada waktu yang lampau. Ini adalah tanda kelainan dalam fungsi
sosial dan pekerjaan selama sedikitnya 2 minggu (Mary C. Townsnd, 1998 p:179)
2) Tipe melankolik
3) Pola musiman
Telah ada minimal 3 tahun pola awitan kelainan depresi selama periode tahun antara awal
Oktober dan akhir November dan berakhir pada pertengahan Februari dan pertengahan April.
Kelainan Bipolar
Karakteristik : Perpindahan suasana hati dari depresi dalam sampai eforia hebat (mania)
dengan periode menghalangi alam perasaan normal.
Melibatkan gambaran simbiotik penuh dari episode maniak dan depresi mayor
tercampur/berubah dengan cepat setiap beberapa hari. Gambaran psikotik bisa ada/tidak.
Suatu kelainan alam perasaan kronis sedikitnya selama 2 tahun, melibatkan sejumlah periode
depresi dan hipomania tapi tidak cukup hebat/lama untuk memenuhi kriteria kelainan bipolar.
Ciri-ciri psikotik tidak ada.
1) Teori Biologis
a) Genetik
b) Biokimia
2) Teori Psikososial
a) Psikoanalisa
Teori yang melibatkan suatu ketidak puasan hubungan awal ibu-bayi. Kebutuhan bayi tidak
terpenuhi/kondisi kehilangan respon berduka belum terpecahkan dan kemarahan ditujukan
pada diri sendiri. Ego tetap lemah dan super ego meluas dan menjadi menghukum (Klein,
1934).
b) Kognitif
Depresi terjadi sebagai hasil kelainan kognitif dimana persepsi merupakan ketidak adekuatan
dan ketidak berhargaan pandangan untuk masa depan merupakan suatu kepesimisan
keputusan (Beck et al, 1979).
Penyebab depresi dipengaruhi oleh keyakinan individu bahwa ada kurang kontrol atau situasi
kehidupannya. Keyakinan ini timbul dari kegagalan dimana individu merasa tidak berdaya
untuk berhasil dalam usaha-usaha keras karenanya berhenti mencoba.
Penyebab depresif terjadi karena pribadi tersebut berpisah dari (ditolak orang terdekat selama
6 bulan pertama kehidupan. Proses ikatan diputuskan dan anak menarik diri dari orang lain
dan lingkungan.
5. Faktor Predisposisi
b. Teori Agresi berbalik pada diri sendiri, mengemukan bahwa depresi diakibatkan oleh
perasaan marah yang dialihkan pada diri sendiri.
c. Teori kehilangan menunjukkan adanya perpisahan yang bersifat traumatis dengan orang
yang sangat dicintai.
d. Teori Kepribadian menggambarkan bagaimana konsep diri yang negatif dan harga diri
yang rendah mempengaruhi kepercayaan dan penilaian terhadap stressor.
e. Teori Kognitif mengemukan bahwa depresi adalah masalah kognitif yang di dominasi
oleh penilaian negatif terhadap diri sendiri, lingkungan dan masa depan.
g. Model perilaku berasal dari pengalaman belajar dimasa lalu, depresi dianggap terjadi
karena kurangnya reinforcement positif Selama berinteraksi dengan lingkungan.
h. Model biologi menggambarkan perubahan kimiawi didalam tubuh yang terjadi pada
keadaan depresi, termasuk defisiensi dari katekolamin, tidak berfungsinya endokrin,
hipersekresi kortisol.
6. Faktor Presipitasi
a. Kehilangan kasih sayang secara nyata atau bayangan, termasuk kehilangan cinta,
seseorang, fungsi tubuh, status atau harga diri.
d. Sumber koping termasuk status sosial ekonomi, keluarga, hubungan interpersonal dan
organisasi kemasyarakatan. Kurangnya sumber pendukung sosial menambah penyebab stress
individu.
e. Perubahan fisiologis yang disebabkan oleh obat-obatan atau berbagai penyakit fisik
seperti infeksi, neoplasma dan ketidakseimbangan metabolisme dapat menimbulkan
gangguan alam perasaan. Khususnya obat-obatan dan hipertensi dan penggunaan zat aditif.
Kebanyakan penyakit kronik yang melemahkan sering disertai depresi.
7. Dampak Masalah
a. Segi Biologis
Secara biologis individu akan menampakan masalah menurunnya daya tahan tubuh serta
cenderung untuk mendapatkan penyakit (segi fisik) karena kurangnya keinginan untuk
kebutuhan fisiologis seperti makan, minum atau tidak memperhatikan kesehatan diri.
Individu cenderung untuk bersikap acuh terhadap lingkungan baik internal maupun eksternal,
menurunnya gairah seksual yang membawa dampak terjadinya impoten pada pria, dan
gangguan amenorhoe dan dismenorhoe pada wanita karena sirkulasi biologis dalam tubuh
mengalami gangguan.
b. Segi Psikologis
Adanya perasaan cemas yang luar biasa, perasaan putus asa tidak berdaya serta rasa berdosa
dan menyalahkan diri sendiri yang terus lama kelamaan akan membawa akibat terjadinya
gangguan jiwa yang menetap.
c. Segi Sosial
Dampak masalah yang timbul dari segi sosial adalah terjadinya gangguan berhubungan
dengan orang lain, cenderung terjadinya menarik diri atau mengasingkan diri dari lingkungan
dan sikap bermusuhan dengan orang lain.
Mekanisme koping dapat diartikan sebagai sesuatu usaha yang digunakan individu dalam
mengatasi situasi yang menekan.
Pada tahap awal stress, individu menolak dan menyangkal masalah untuk mengurangi
kecemasan serta untuk melindungi diri dari situasi yang tidak menyenangkan.
b. Supresi
Individu menekan berbagai perasaan yang dirasakan, perasaan bersalah, marah serta hal-hal
yang menyakitkan secara sadar.
B. PENGKAJIAN
Beberapa hal yang perlu dikaji pada klien yang mengalami depresi
1. Riwayat Kesehatan
Biasanya klien memperlihatkan tingkah laku panik, putus asa, ketidakberdayaan, marah,
mudah tersinggung, isolasi sosial, menarik diri dan acuh terhadap lingkungan.
Biasanya klien pernah mengalami kejadian yang menyebabkan trauma, ancaman atau
kehancuran. Juga kejadian yang menyebabkan perubahan perilaku dan psikologis seperti
menyebabkan kehilangan sesuatu yang berharga atau seseorang yang dicintai.
Dapat ditentukan oleh latar belakang genetik yang diturunkan oleh ayah dan ibu atau
keduanya dimana mereka mempunyai pengalaman emosi yarg labil. Hingga individu tersebut
mudah jatuh keadaan depresi.
1) Nutrisi
Pada umumnya selera menurun (anoreksin), berat badan menurun distress epigastric.
2) Tidur
6) Kegiatan sehari-hari seperti menarik diri, kurangnya minat terhadap aktivitas dan kurang
memperhatikan penampilan diri.
b. Kebiasaan
c. Review Sistem
1 ) General
3) Kulit
4) Jantung
6) Reproduksi
7) Muskulo skeletal
8) Neurologi
3. Data Psikologis
a. Status Psikologis
Klien mudah tersinggung dan marah, emosi yang labil dan kurang terkontrol, merasa putus
asa dan tidak berdaya, merasa segala sesuatu itu salah, merasa berdosa dan bersalah, merasa
cemas yang belebihan, merasa rendah hati, apatis, merasa kesepian dan berduka.
b. Pola Komunikasi
Klien menggunakan komunikasi secara verbal dan secara nonverbal seperti dengan sorotan
mata, mimik wajah dan gerakan tangan serta dalam keadaan stress meningkat pembicaraan
klien mudah teralih dan sulit berkosentrasi.
c. Pola Interaksi
Klien sulit berinteraksi dengan lingkungan, cenderung menarik diri dan memisahkan diri dari
lingkungan. Kadang klien memperlihatkan rasa tidak senang dan marah pada orang lain.
d. Pola pertahanan
Untuk mengatasi masalah biasanya klien mengalihkan perhatian dengan cara marah-marah
pada orang lain atau sebaliknya berdiam diri dan menyendiri.
e. Konsep diri
1) Gambaran diri
Klien yang depresi cenderung mengalami gangguan gambaran diri, klien merasa terjadi
perubahan pada bentuk dan penampilannya.
2) Ideal diri
Biasanya klien kurang manipu menetapkan ideal dirinya karena dipengaruhi rasa bersalah
dan kegagalan pemecahan masalah.
3) Harga diri
Klien memiliki harga diri yang rendah, merasa putus asa, tidak berdaya dan tidak berguna.
4) Peran Diri
Klien menyadari perannya, namun dalam keadaan depresi klien tidak mampu melaksanakan
perannya.
5) Identitas diri
f. Proses Pikir
Biasanya klien mengalami beberapa perubahan dalam proses pikir antara lain : Kekacauan
atau gangguan dalam berpikir perubahan sensor, tidak mampu membuat suatu rencana dan
untuk menahan keadaan tidak mampu berkonsentrasi, tidak bisa memandang masalah secara
realistis.
g. Isi Pembicaraan
Biasanya cenderung mengarah pada permasalahannya, keluh kesah dan ketidak berdayaan.
h. Status Mental
Klien merasa tidak adekuat tidak mampu memandang kejadian secara realistis, tidak mampu
memfokuskan perhatian dan mengidentifikasikan masalah.
b. Kerusakan interaksi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah (Stuart
dan Sundeen, 1995).
c. Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tidak
efektif (Towsend, Mary C, 1998).
C. PERENCANAAN
Berikut ini akan diuraikan rencana tindakan keperawatan yang dilakukan sesuai
masing-masing diagnosa keperawatan.
Tujuan Khusus : a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
Rencana Tindakan :
Rasional : Suasana dan hubungan saling percaya memfasilitasi ekspresi pikiran dan
perasaan secara terbuka, memungkinkan untuk mengekspresikan perasaannya serta
menciptakan lingkungan yang mendukung klien untuk timbul rasa percaya terhadap perawat.
3) Diskusikan dengan klien tentang prilaku menarik diri, tanda-tanda serta penyebab yang
mungkin.
Rasional : Sosialisasi secara bertahap diharapkan merupakan suatu pengajaran positif bagi
Klien dan pelajaran untuk mau berinteraksi dengan orang lain.
2) Motivasi klien untuk berhubungan dengan orang lain secara bertahap: klien - perawat,
klien - perawat-perawat lain, Klien - perawat perawat lain - klien lain.
Rasional : Keluarga merupakan support sistem yang paling adekuat untuk mempercepat
kesembuhan klien untuk mau bergaul dengan orang lain.
2) Diskusikan dengan keluarga tentang : perilaku menarik diri, akibat serta cara
menghadapi klien.
Rasional : Chlorpomazin bekerja pada susunan saraf pusat yang menimbulkan efek
psikotropik, sedasi, digunakan dalam penanganan psikosis. Haloperidol berkhasiat yang
hampir sama dengan chlorpomazin. Trihexypenidil merupakan penyerta pemberian obat anti
psikotik yang berkhasiat merelaksasi otot polos anti spasmodik. Amitripfilin adalah obat anti
kecemasan (depresi) diharapkan dapat memberikan perasaan lega terhadap efek kecemasan
dan mempermudah kerjasama klien dengan terapi.
1) Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 6 (enam) benar (benar obat,
klien, dosis, cara, waktu dan dokumentasi).
2. Kerusakan interaksi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
Tujuan Khusus : a. Klien dapat membina, hubungan saling percaya dengan perawat.
b. Klien dapat mengenal perasaan yang menyebabkan harga diri rendah yang berakibat
menarik diri.
Rencana Tindakan :
Rasional : Dapat menimbulkan rasa percaya klien terhadap perawat dan terciptanya
hubungan yang dekat sehingga klien lebih terbuka, dalam mengungkapkan masalahnya, serta
sikap penerimaan dari orang lain akan meningkatkan harga diri klien yang dapat
memfasilitasi rasa percaya pada orang lain.
b. Klien dapat mengenal perasaan yang menyebabkan harga diri rendah yang berakibat
menarik diri.
Rasional : Diharapkan klien dapat mengenal bahwa dirinya tetap dapat disukai orang lain
walau ia tidak sempurna sehingga mendorong klien mau berinteraksi dengan orang lain. Saat
harga diri klien meningkat klien akan merasa kurang butuh memanipulasi orang lain untuk
kepuasannya sendiri.
2) Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab klien rendah diri.
3) Diskusikan dengan klien tentang harga diri rendah serta penyebab dan akibat yang
mungkin timbul.
Rasional : Hubungan sosial memfasilitasi berkurang atau hilangnya perasaan rendah diri
sehingga klien mulai memahami dan menyadari pentingnya terlibat dalam perubahan prilaku
rendah diri yang menyebabkan menarik diri.
1) Diskusikan tentang keuntungan dan kerugian dalam pritaku menarik diri akibat rendah
diri.
Rasional : Keluarga merupakan support sistem yang ada kuat sehingga ketelibatan keluarga
dapat mempercepat proses perubahan prilaku menjadi adaptif.
a) Perkenalkan diri
2) Diskusikan dengan keluarga tentang : perilaku menarik diri, akibat serta cara
menghadapi klien.
3) Motivasi keluarga untuk berkomunikasi dengan klien supaya berhubungan dengan orang
lain.
3. Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tidak
efekif.
Rencana Tindakan:
Rasional : Mendapatkan informasi koping yang konstruktif dan yang tidak konstruktif yang
biasa dilakukan klien sehingga memudahkan dalam melakukan interaksi selanjutnya untuk
mengarahkan klien pada koping yang efektif.
1) Kaji untuk menghubungkan fakta-fakta, mendengarkan dengan cermat dan ekspresi
wajah, gerak tubuh, kontak mata, posisi tubuh.
Rasional : Kekuatan dan kemampuan yang dimiliki oleh klien dapat dimanfaatkan oleh
perawat dalam memotivasi klien untuk menggunakan koping yang efektif.
1) Diskusikan dengan klien cara yang biasa digunakan untuk memecahkan masalah secara
konstruktif.
3) Beri pujian pada klien atas kemampuan mengatasi masalah secara konstruktif.
Rasional : Dengan dapat menyadari akibat koping yang tidak efektif yang selama ini
dilakukan diharapkan klien dapat merubah koping yang digunakan ke arah yang konstruktif.
D. IMPLEMENTASI
Setelah rencana keperawatan tersusun, selanjutnya diterapkan dalam tindakan nyata untuk
mencapai hasil yang diharapkan. Secara umum untuk membantu pemecahan masalah klien,
perawat melakukan komunikasi terapeutik. Kebersihan asuhan keperawatan terhadap klien
menarik diri tergantung strategi perawat dalam komunikasi. Hal yang harus diperhatikan oleh
perawat adalah selalu menjunjung tinggi harkat dan martabat klien sebagai manusia.
E. EVALUASI
Merupakan langkah akhir dari proses keperawatan, dimana perawat menilai keberhasilan
rencana atau tindakan keperawatan yang dilakukan.
Perawat juga melakukan umpan balik untuk pengkajian ulang bila belum tercapai dan proses
keperawatan dapat dimodifikasi kembali.