Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Gagal ginjal kronik (GGK) menggambarkan suatu keadaan ginjal yang abnormal
baik secara struktural ataupun fungsional yang terjadi secara progresif dan menahun.
Umumnya bersifat irreversibel. Sering kali berakhir dengan penyakit ginjal terminal yang
menyebabkan penderita harus menjalani hemodialisis atau bahkan transplantasi ginjal.
Penyakit ini sering terjadi sering kali tanpa disadari dan bahkan dapat timbul bersamaan
dengan berbagai kondisi (penyakit kardiovaskuler dan diabetes ).
Di Amerika Serikat, kejadian dan prevalensi gagal ginjal meningkat, dan jumlah orang
dengan gagal ginjal yang dirawat dengan dialisis dan transplantasi diproyeksikan meningkat dari
340.000 di tahun 1999 dan 651.000 dalam tahun 2010 (Cinar,2009). Datamenunjukkan bahwa setiap
tahun 200.000 orang Amerika menjalani hemodialisis karena gangguan ginjal kronis artinya 1140
dalam satu juta orang Amerika adalah pasien dialisis (Shafipour, 2010). Di negara Malaysia dengan
populasi 18 juta, diperkirakan terdapat 1800 kasus baru gagal ginjal pertahunnya (Suwitra, 2009
GGK sering berhubungan dengan anemia. Anemia pada GGK muncul ketika klirens
kreatinin turun kira-kira 40 ml/mnt / 1,73 M2 dari permukaaan tubuh. Anemia akan menjadi
lebih berat lagi apabila fungsi ginjal menjadi lebih buruk lagi
1
BAB II
LAPORAN KASUS
I. IDENTIFIKASI PASIEN
MR : 082903
Umur : 57th
Agama : islam
Pekerjaan : wiraswasta
Pendidikan : SMP
II. ANAMNESIS
2
Keluhan Utama
Keluhan tambahan :
perut sembab
lemas sempoyongan
sakit kepala
Os mengatakan 1 bulan SMRS os sering merasa mudah lelah, sesak nafas, sakit kepala,
nafsu makan berkurang , badan sering terasa lemas,lemas dirasakan seluruh badan walaupun
sedang tidak beraktifitas, sehingga untuk aktivitas os memerlukan bantuan anggota keluarga
yang lain ,meskipun anggota gerak masih dapat digerakkan ,terkadang os juga sering merasa
mual ,tapi tidak muntah BAB dan BAK normal, tidak ada penurunan berat badan yang
berarti, kedua tangan dan kaki tidak kesemutan. Riwayat kencing manis (-), riwayat darah
tinggi (+) , riwayat gagal ginjal kronik (+). Os meminum obat rutin untuk darah tinggi yaitu
2 minggu SMRS os mengaku keluhan sakit kepala dan lemas semakin bertambah , lemas
dirasakan hampir setiap hari walaupun sedang tidak beraktifitas dan os sulit untuk berjalan
karena merasa sempoyongan ingin jatuh, terkadang os juga merasakan sesak nafas, mengi (-)
nyeri dada terkadang, keluhan juga diserati mual dan nyeri ulu hati pasien juga mengeluh
kedua kaki bengkak, perut yang sembab, BAK dan BAB normal.
1 jam SMRS os merasakan sesak nafas hebat yang tidak dipengaruhi aktivitas , keluhan
juga disertai mual tetapi tidak muntah , keringat malam (-), batuk berdarah (-) , suara mengi
3
(-) , terkadang nyeri dada(+),tidur menggunakan dua bantal (+) os juga mengeluh bengkak
pada perut dan kedua tungkai ,BAK sedikit , darah(-) , dan BAB normal. Demam (-), nyeri
kepala (-).OS datang bermaksud untuk memeriksakan kontrol rutin pada tanggal 22 Januari
2018, namun hasil tensi os menunjukkan 250/100 mmHg dan setelah diperiksa darah lengkap
Riwayat Kebiasaan
Riwayat makan : sehari 3 ( tiga ) kali, konsumsi makanan manis dan asin (+)
4
Pleuritis Gastritis HIV
Kakek - - -
Nenek - - -
Ayah - - -
Ibu - - -
Suami - - -
Anak-anak - - -
Sebelum sakit , os makan tidak teratur tiga hingga empat kali sehari dengan
buahan. Beberapa hari terakhir sejak sakit nafsu makan pasien menurun, makan
dalam jumlah sedikit. Pasien sering mengkonsumsi makanan manis dan asin,
5
VIII. Riwayat Pengobatan
Sebelumnya os meminum obat rutin untuk tekanan darah tinggi dan untuk
penyakit ginjal yaitu micardis 1x80mg, adalat oros 1x30mg, furosemid 1-0-0,
Jumlah/ hari :-
Variasi/ hari :-
Kulit
Lain-lain
Kepala
6
Mata
Sekret Cekung
Telinga
Nyeri Tinitus
Kehilangan pendengaran
Hidung
Sekret Pilek
Epistaksis
Mulut
7
Tenggorokan
Leher
Dada (Jantung/Paru)
- Ortopnoe - Batuk
Abdomen (Lambung/Usus)
Mual Wasir
Stranguri Kolik
8
Poliuri Oliguria
Polaksuria Anuria
Kejang Pingsan
Ekstremitas
Bengkak Deformitas
9
Pemeriksaan Umum
Kesadaran : CM
Suhu : 36,5ºc
Pernapasan : 29 x/m
Berat Badan : 55 kg
IMT : 19,5
Sianosis :-
Edema umum :-
Aspek Kejiwaan
Status generalisata
Kulit
10
Keringat umum :normal Turgor :-
Kepala
Mata
Eksolftalmus : - Enoftalmus :-
Telinga
Lubang : - Penyumbatan :-
Serumen : - - Perdarahan :-
Hidung
Trauma :-
Nyeri :-
Sekret :-
Mulut
Bibir :- Tonsil :-
11
Trismus :- Lidah : atrofi papil lidah
Faring :-
Leher
Thorax
Bentuk : normal
Jantung
Palpasi : kuat angkat, ictus cordis teraba di ICS 5 linea midklavikula sinistra
Perkusi
12
PULMO
Abdomen
Ekstremitas
Superior Inferior
Akral dingin (-/-) (-/-)
13
Edema (-/-) (+/+)
Sianosis (-/-) (-/-)
Pucat (+/+) (+/+)
X. PEMERIKSAAN PENUNJANG
XI. Laboratorium : 22 Januari 2018
HEMATOLOGI
PEMERIKSAAN HASIL NORMAL
Lk: 14-18 gr%
Hemoglobin 5,0
Wn: 12-16 gr%
Leukosit 9.400 4500-10.700 ul
Hitung jenis leukosit
Basofil 0 0-1 %
Eosinofil 0 1-3%
Batang 2 2-6 %
Segmen 75 50-70 %
Limposit 15 20-40 %
Monosit 8 2-8 %
Lk: 4.6- 6.2 ul
Eritrosit 3,0
Wn: 4.2- 5,4 ul
Lk: 50-54 %
Hematokrit 19
Wn: 38-47 %
Trombosit 195.000 159.000-400.000 ul
MCV 63 80-96 fl
MCH 17 27-31 pg
MCHC 26 32-36 g/dl
KIMIA DARAH
PEMERIKSAAN HASIL NORMAL
Urea 152 10-50 mg/dl
Creatinin 11,2 Lk: 0,6-1,1 mg/dl
Wn: 0,5-0,9
mg/dl
GDS 154
14
LFG = (140-umur)×berat badan (kg) / (72×serum creatinin)
(140-57)×55/ (72×11,2 )=
4.565 : 806,4 = 5,66
24 Januari 2018
HEMATOLOGI
PEMERIKSAAN HASIL NORMAL
Lk: 14-18 gr%
Hemoglobin 7,2
Wn: 12-16 gr%
Leukosit 7.300 4500-10.700 ul
Hitung jenis leukosit
Basofil 0 0-1 %
Eosinofil 0 1-3%
Batang 1 2-6 %
Segmen 74 50-70 %
Limposit 20 20-40 %
Monosit 5 2-8 %
Lk: 4.6- 6.2 ul
Eritrosit 3,5
Wn: 4.2- 5,4 ul
Lk: 50-54 %
Hematokrit 22
Wn: 38-47 %
Trombosit 150.000 159.000-400.000 ul
MCV 68 80-96 fl
MCH 20 27-31 pg
MCHC 30 32-36 g/dl
26 Januari 2018
HEMATOLOGI
PEMERIKSAAN HASIL NORMAL
Lk: 14-18 gr%
Hemoglobin 8,8
Wn: 12-16 gr%
Leukosit 8.900 4500-10.700 ul
Hitung jenis leukosit
Basofil 0 0-1 %
Eosinofil 0 1-3%
15
Batang 1 2-6 %
Segmen 70 50-70 %
Limposit 22 20-40 %
Monosit 7 2-8 %
Lk: 4.6- 6.2 ul
Eritrosit 4,0
Wn: 4.2- 5,4 ul
Lk: 50-54 %
Hematokrit 27
Wn: 38-47 %
Trombosit 164.000 159.000-400.000 ul
MCV 70 80-96 fl
MCH 22 27-31 pg
MCHC 31 32-36 g/dl
Resume
Tn.S 57 tahun datang ke Poli Penyakit Dalam RSPBA pada tanggal 22 Januari 2018
dengan keluhan sesak nafas hebat yang tidak dipengaruhi aktivitas , sesak dipengaruhi cuaca
dan emosi (-), nyeri dada(-),suara mengi (-) , tidur menggunakan dua bantal (+) , sangat
lemas dan sempoyongan (+), sakit kepala (+), nyeri ulu hati (+) keluhan juga disertai mual,
os juga mengeluh bengkak pada perut dan kedua kaki,BAK sedikit , darah(-) , dan BAB
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kulit kering , bibir pucat (+), konjuntiva anemis
(+/+), perut dan wajah sembab (+), edema ekstremitas inferior (+/+). Tekanan darah 250/100
Pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 5,0 , Ht 19, urea 152, kreatinin 11.2 , GDS
154. Pemeriksaan penunjang lain seperti ekg dan rontgen tidak dilakukan.
Daftar masalah
-Uremic syndrom
-Hipertensi
-Anemia
16
DIAGNOSIS
XVII. PENATALAKSANAAN
Non Farmakologis
O2 3 liter/menit
Tirah baring, hindari kegiatan yang berat yang dapat memicu timbul sesak
Balance cairan
Farmakologis
Ivfd RL XX gtt mikro
Transfusi PRC 3 kolf
Premediksai dipenhidramin IV
Diet cair
Asam folat 3×1 tab
Bicnat 3x1 tab
CaCo3 3x1 tab
Nifedipine 4x10mg tab
Herbesser CD 1x100 tab
Clonidine 3x1 tab
Furosemid amp 2x1 IV
17
Transfusi PRC 3 kolf
Dikarenakan Hb awal masuk os 5,0 dan diberi premedikasi dipenhidramin agar tidak terjadi
reaksi tranfusi
golongan calcium channel blocker yang bekerja dengan menghambat masuknya kalsium ke
Clonidine tab
Clonidine merupakan obat antihipertensi golongan agonis central alpha atau simpatolitik
Bicnat tab
Digunakan untuk mengendalikan asidosis metabolik yang sering terjadi pada pasien gagal
ginjal .
CaCo3
Pengikat fosfor diberikan karena pada pasien gagal ginjal terjadi hiperfosfatemia dan
terganggu, oleh karena itu di perlukan obat-obatan pengikat fosfat pada pasien gagal ginjal.
18
Furosemide
Furosemide adalah obat golongan loop diuretik yang digunakan untuk membuang
cairan berlebih di dalam tubuh. Diuretik digunakan untuk membuang cairan atau garam
berlebih di dalam tubuh melalui urine , meredakan pembengkakan yang disebabkan gagal
ginjal.
- USG
XIX. PROGNOSIS
19
ANALISIS KASUS
Penyakit Ginjal Kronik (PGK) merupakan suatu proses patofisiologi dengan etiologi
yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan pada umumnya
berakhir dengan keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang
irreversible, pada suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap, berupa
Uremia adalah suatu sindrom klinik dan laboratorik yang terjadi pada semua organ,
akibat penurunan fungsi ginjal pada penyakit ginjal kronik, penyajian dan
hebatnya tanda dan gejala uremia berbeda dari pasien yang satu dengan pasien yang lain,
tergantung paling tidak sebagian pada besarnya penurunan massa ginjal yang masih berfungsi
1. Kerusakan ginjal ≥3 bulan, berupa kelainan struktural atau fungsional dari ginjal,
dengan atau tanpa berkurangnya laju filtrasi glomerulus (LFG), dengan manifestasi
berupa kelainan patologi atau kelainan laboratorik pada darah, urin, atau kelainan
2. LGF <60 ml/menit per 1,73 m2 luas permukaan tubuh selama >3 bulan, dengan atau
penyakit ginjal diabetes, penyakit ginjal non diabetes, dan penyakit pada transplantasi
a. Sesuai dengan penyakit yang mendasari seperti diabetes mellitus, infeksi traktus urinarius,
20
b. Sindrom uremia yang terdiri dari lemah, letargi, anoreksia, mual,muntah, nokturia,
kelebihan volume cairan (volume overload), neuropati perifer, pruritus, uremic frost,
b. Penurunan fungsi ginjal berupa peningkatan kadar ureum dan kreatinin serum,
dan penurunan LFG yang dihitung mempergunakan rumus Kockcroft-Gault. Kadar kreatinin
fungsi ginjal.
c. Kelainan biokimiawi darah meliputi penurunan kadar hemoglobin, peningkatan kadar asam
Pada pasien ini, os telah mengalami gagal ginjal lebih dari 1 tahun dari awal 2017.
Dengan gejala sesak, bdan terasa sangat lemas, bengkak pada kedua kaki, perut dan wajah.
Demam pada malam hari, nyeri kepala berdenyut, mual, muntah, nafsu makan menurun.
Dari LFG didapatkan kadar LFG menurun yaitu 6,2 yang termasuk grade 5 pada
penyakit ginjal dan termasuk kategori gagal ginjal, dimana LFG <15.
Pada hasil laboratorium didapatkan kadar ureum tinggi yaitu : 152 dan kadar kreatinin
Selain itu juga os memiliki kadar Hb rendah dan sudah sering menjalani transfusi.
21
2. Bagaimana pathogenesis gagal ginjal kronik
Penyakit ginjal kronik pada awalnya tergantung pada penyakit yang mendasarinya,
tapi dalam perkembangan selanjutnya proses yang terjadi kurang lebih sama. Pengurangan
massa ginjal menyebabkan hipertrofi sisa nefron secara struktural dan fungsional sebagai
upaya kompensasi. Hipertrofi “kompensatori” ini akibat hiperfiltrasi adaptif yang diperantarai
oleh penambahan tekanan kapiler dan aliran glomerulus. Proses adaptasi ini berlangsung
singkat akhirnya diikuti oleh proses maladaptasi berupa sklerosis nefron yang masih tersisa.
Proses ini akhirnya diikuti dengan penurunan fungsi nefron yang progresif walaupun
penyakit dasarnya sudah tidak aktif lagi. Adanya peningkatan aktivitas aksis renin-
hiperfiltrasi, sklerosis dan progesifitas tersebut. Aktivitas jangka panjang aksis renin-
factor ß. Beberapa hal yang juga dianggap berperan terhadap terjadinya progresifitas penyakit
glomerulus maupun tubulointerstitial. Pada stadium yang paling dini penyakit ginjal kronik
terjadi kehilangan daya cadang ginjal (renal reserve), pada keadaan mana basal LFG masih
normal atau malah meningkat. Kemudian secara perlahan tapi pasti akan terjadi penurunan
fungsi nefron yang progresif, yang ditandai dengan peningkatan kadar urea dan kreatinin
Sampai pada LFG sebesar 60%, pasien masih belum merasakan keluhan
(asimtomatik), tapi sudah terjadi peningkatan kadar urea dan kreatinin serum. Sampai pada
LFG sebesar 30%, mulai terjadi keluhan pada pasien seperti nokturia, badan lemah, mual,
nafsu makan kurang dan penurunan berat badan. Sampai pada LFG di bawah 30%, pasien
memperlihatkan gejala dan tanda uremia yang nyata seperti anemia, peningkatan tekanan
darah, gangguan metabolisme fosfor dan kalsium, pruritus, mual, muntah dan lain
22
sebagainya. Pasien juga mudah terkena infeksi seperti infeksi saluran kemih, infeksi saluran
napas, maupun infeksi saluran cerna. Juga akan terjadi gangguan keseimbangan air seperti
hipo atau hipervolemia, gangguan keseimbangan elektrolit antara lain natrium dan kalium.
Pada LFG dibawah 15% akan terjadi gejala dan komplikasi yang lebih serius, dan pasien
sudah memerlukan terapi pengganti ginjal (renal replacement therapy) antara lain dialisis
atau transplantasi ginjal. Pada keadaan ini pasien dikatakan sampai pada stadium gagal
ginjal.
kedalam urin) tertimbun dalam darah, terjadi uremia dan mempengarui sistem tubuh.
Semakin banyak timbunan produk sampah, maka setiap gejala semakin meningkat.
Sehingga menyebabkan:
Gangguan kliren renal. Banyak masalah pada ginjal sebagai akibat dari penurunan
jumlah glumerulus yang berfungsi, yang menyebabkan penurunan klirens subtsansi darah
Penurunan laju filtrasi gomerulus (GFR) ,dapat dideteksi dengan mendapatkan urin
24 jam untuk pemeriksaaan kliren kreatitin. Menurunnya filtasi glumelurus (akibat tidak
berfungsinya glumeluri) klirens kreatinin akan menurun dan kadar kreatinin serum akan
meningkat selain itu,kadar nitrogen urea darah (BUN) biasanya meningkat. Kreatinin
serum merupakan indikator paling sensitif dari fungsi renal karena substansi ini diproduksi
secara konstan oleh tubuh. BUN tidak hanya dipengarui oleh penyakit renal tetapi juga
oleh masukan protein dalam diet, katabolisme (jaringan dan luka RBC) dan medikasi
seperti steroid.
Retensi cairan dan natrium ,Ginjal juga tidak mampu untuk mengosentrasikan atau
mengencerkan urin secara normal pada penyakit ginjal tahap akhir, respon ginjal yang
sesuai terhadap perubahan masukan cairan dan elektrolit sehari- hari, tidak terjadi pasien
23
sering menahan natrium dan cairan,meningkatkan resiko terjadinya edema, gagal jantung
kongesti, dan hipertensi. Hipertensi juga dapat terjadi akibat aktivasi aksis renin
hipovolemia. Episode muntah dan diare menyebabkan penipisan air dan natrium,yang
asam terutama, akibat ketidakmampuan tubulus ginjal untuk mensekresi amonia (NH3)
dan mengabsorpsi natrium bikarbonat (HCO3).Penuruna sekresi fosfat dan asam organik
Anemia, anemia terjadi karena akibat hormon eritropoetin yang tidak adekuat,
memendeknya usia sel darah merah,defisiensi nutrisi dan kecenderungan untuk mengalami
Eritropoetin, suatu subtansi normal yang diproduksi oleh ginjal menstimulasi sum-sum
tulang untuk menghasilkan sel darah merah. Pada gagal ginjal,produksi eritropoetin
menurun dan anemia berat terjadi ,disertai keletihan, agina dan nafas sesak.
Ketidakseimbangan kalsium dan fosfat, abnormalitas utama yang lain pada gagal
ginjal kronis adalah gangguan metabolisme kalsium dan fosfat tubuh memiliki hubungan
saling timbal balik, jika salah satunya meningkat yang lain menurun. Dengan menurunnya
filtrasi malalui glumelurus ginjal terdapat peningkatan kadar fosfat serum dan sebaliknya
demikian pada gagal ginjal , tubuh tidak berespon secara normal terhadap peningkatan
pada tulang dan penyakit tulang, selain itu metabolik aktif vitamin D
24
(1,25dihidrokolekalsiferol) yang secara normal dibuat di ginjal menurun seiring dengan
berkembangnya ginjal.
kronis berkaitan dengan gangguan yang mendasari,ekresi protein dan urin, dan adanya
hipertensi. Pasien yang mengekresikan secara signifikan sejumlah protein atau mengalami
peningkatan tekanan darah cenderung akan cepat memburuk dari pada mereka yang tidak
Biasanya diusahakan hingga tekanan vena jugularis sedikit meningkat dan terdapat
edema betis ringan. Pada beberapa pasien,furosemid dosis besar (2500-1000mg/hari) atau
cairan,sementara pasien lain mungkin memerlukan suplemen natrium klorida atau natrium
25
3. Diet tinggi kalori dan rendah protein
Diet rendah protein (20-40g/hri) dan tinggi kalori menghilangkan anoreksia dan
nausea dari uremia, menyebabkan penurunan ureum dan perbaikan gejala.hindari masukan
Yang sering ditemukan adalah hiperkalemia dan asidosis berat untuk mencegah
hiperkalemia dihindari masukan kalium yang besar (batasi hingga 60 mol/hari) deuretik
ACE dan obat antiinflamsinonosteroid) asidosis berat, atau kekurangan garam yang
menyebabkan pelepasan kalium dari sel dan ikut dalam kaliuresis. Deteksi melalui kadar
kalium plasma dan EKG. Gejala – gejala asidosis baru jelas bila bikarbonat plasma kurang
dari 15mol/liter biasanya terjadi pada pasien yang sangat kekurangan garam dan dapat
diperbaiki spontan dengan dehidrasi. Namun perbaikan yang cepat dapat berbahaya.
hidroksida (300-1800mg) atau kalsium karbonat (500 – 300mg) pada setiap makan. Namun
hati – hati pada toksititas obat tersebut.diberikan suplemen vitanin D dan dilakukan
Pasien uremia harus diterapi sebagai pasien imunosupresif dan diterapi lebih ketat.
Banyak obat- obatan yang harus diturunkan dosisnya karena metaboliknya toksik dan
alopurinol juga obat-obatan yang meningkatkan katabolisme dan ureum darah misalnya
26
9. Deteksi dan terapi komplikasi
hiperkalemia yang meningkat, kelebihan cairan yang meningkat, infeksi yang mengancam
Segera dipersiapkan setelah gagal ginjal kronik diteteksi. Lakukan dialisis biasanya adalah
gagal ginjal dengan gejala klinis yang jelas meski telah dilakukan terapi konservatif, atau
terjadi komplikasi.
27
BAB III
KESIMPULAN
Gagal ginjal kronik adalah kerusakan ginjal yang terjadi selama lebih dari3 bulan,
berdasarkan kelainan patologis atau petanda kerusakan ginjal sepert iproteinuria.Jika tidak
ada tanda kerusakan ginjal diagnosis penyakit ginjal kronikditegakkan jika nilai laju filtrasi
Di Amerika Serikat, kejadian dan prevalensi gagal ginjal meningkat, dan jumlah orang
dengan gagal ginjal yang dirawat dengan dialisis dan transplantasi diproyeksikan meningkat dari
340.000 di tahun 1999 dan 651.000 dalam tahun 2010. Di Indonesia berdasarkan data yang
didapatkan berdasarkan serum dan kreatinin diperkirakan pasien dengan GGK ialah sekitar
Tujuan dari terapi konservatif adalah mencegah memburuknya faal ginjal secara
28
DAFTAR PUSTAKA
1. Editorial Siti Setiawati., et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I Edisi VI. 2014.
dari:http://www.kidney.org/professionals/kdoqi/guidelines_ckd/toc.htm
Sidartawam S, Anna YZ, Ika PW, Nafriadi, Arif M, editor. Panduan Pelayanan
29