Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENYIMPANAN
Jangka pendek Jangka panjang
PENGINGATAN
Memunculkan kembali seperti aslinya (recall)
Perkembangan otak secara filogenetik dan
ontogenetikorganisasi sec. Longitudinal
dan lateral
A. Organisasi longitudinal
1. Lobus frontal
2. Lobus parietal
3. Lobus temporal
4. Lobus oksipital
Hemisfer kiri merupakan hemisfer dominan
orang tangan kanan (right handed)
Orang kidal 80% hemisfer dominan tetap dikiri
B. Organisasi lateral:
1. Hemisfer kiri (Hemisfer dominan right handed)
- afasia (berbahasa)
- aleksia (membaca)
- agrafia
- akalkulia
- apraksia
2. Hemisfer kanan:
fungsix: pengamatan dan perlindungan
diri
- pengabaian (neglect)
- visuospasial (persepsi)
a. pengenalan tempat
b. Pengenalan wajah
- visuomotor
a. membuat kostruksi
b. berpakaian
- afek & prosodi
Selain pembgian lobus, korteks serebri dibagi
menurut area berdasarkan fungsinya
(Brodmann47 area)
Masing-masing area dikorteks serebri
mempunyai fungsi khusus: puasat sensoris,
motoris, penglihatan, pendengaran, dll.
Pusat motoris : area Brodmann 4,6
Pengaturan sikap: area Brodmann 9, 10, 11,
12
Pengatur bicara motoris: area Brodmann 44,
45 ( Broca )
Pusat sensoris : area Brodmann 1, 2, 3
Pengertian bahasa : are Brodmann 39, 40
Pusat pendengaran : area Brodmann 41, 42
Pusat Memori
Pusat penglihatan : area Brodmann 17, 18,
19
Otak kiri bertugas mengontrol sisi tubuh
sebelah kanan dan sebaliknya otak kanan
bertugas mengontrol sisi tubuh sebelah kiri
Pada orang yang bekerja menggunakan
tangan kanan (right hand) kemampuan otak
kiri lebih terasah otak kiri lebih
mendominasi
Pusat- pusat primer= fungsi asor
- melihat benda (fissura kalkarina lobus oksipitalis)
- mendengar bunyi (girus transversus Heschl lobus
temporalis)
- rasa raba (korteks sensoris lobus parietalis)
Fungsi
- pergerakan primer (korteks motoris)
luhur
Pusat sekunder
- mengerti benda yang dilihat (di sekitar fissura
kalkarina)
-Pengertian apa yg didengar (disekitar pusat pendengaran
primer)
-Mengerti yang dirasa & diraba (dibelakang korteks
sensoris)
-Pergerakan yg dipelajari: menulis, menenun (depan
Pusat
korteks asosiasi tersier hipokampus
motoris
proses asosiasi macam2 pusat di otak ( proses
berpikir)
Pengideraan + pengertian (persepsi) fungsi
luhur
Contoh
Sistem motorik:
Gangguan pusat primer motorik: apraksi
kerusakan pusat sekunder: kehilangan
kecekatan melakukan suatu
pergerakankerusakan pusat tersier:
gangguan ide pelaksanaan gerakan
1. Girus presentralmonoplegi atau hemiplegi
2. Area Brocca disfasia
3. Area motor suplementary: paralisis kepala &
gerakan bola mata kontralateral
4. Area prefrontalgangguan tingkahlaku/kehilangan
1. Korteks sensorisgangguan sensasi postural, gerakan pasif,
lokalisasi
akurat raba halus, diskriminasi 2 titik, astereognosia
2. Girus angularis dan marginal afasia wernicke’s
3. Lobus non dominan: anosognosia, dressing apraksia, agnosis
geografikal, apraksia konstruksional
4. Lobus dominan: sindroma gerstman (disorientasi kanan dan
kiri, finger agnosia, akalkulia dan agrafia
5. Gangguan radiasio optika: homonim kuadranopsia bawah
Korteks auditori: tuli kortikal
Girus temporalmedia & inferior: gangguan memori / belajar
Lobus limbik: halusinasi olfaktori, agresif/antisosial, memori baru↓
Kerusakan radiasio optika: hemianopsi homonimkuadranopsia bagian
atas
Lesi kortikal: gejala homonim +/- kelainan makula
Halusinansi visual
Ilusi visual: distorsi bentuk, hilangnya
warna,makropsia/mikropsia
BAHASA : ALAT KOMUNIKASI
1. BAHASA VERBAL : UNGKAPAN HASIL
PEMIKIRAN/KONSEP/OPINI DENGAN MENGGUNAKAN
SIMBOL BAHASA DAN TATA BAHASA MELALUI BENTUK
LISAN MAUPUN TULISAN.
HASIL AKTIVITAS HEMISFER DOMINAN
2. BAHASA NON-VERBAL : EKSPRESI EMOSI UNTUK
MEMPERJELAS BAHASA VERBAL DENGAN :
- INTONASI
- GERAKAN MATA, KEPALA, BADAN
- ISYARAT
- BODY LANGUAGE/ BAHASA ISYARAT
HASIL AKTIVITAS HEMISFER NON-DOMINAN
1. Dua daerah reseptif (afasia sensoris)
a. Area Wernicke (area 22) untuk bahasa yang
didengar
b. Area Girus angularis (area 39) untuk bahasa
yang dilihat
2. Satu daerah ekspresif (afasia motorik) yaitu
area Broca (area 44)
Area reseptif dan ekspresi dihubungkan
melalui fasikulus arkuata untuk menjalankan
fungsi intergrasi.
Kumpulan gejala gangguan berbahasa akbt
kelainan di hemisfer kiri, tanpa gangguan organ
bicara
Area berbahasa meliputi:
- girus presentral (area Brocca) & post sentral
- girus supramarginal & angular (girus parietal
inferior)
- lobus temporalis superior (area wernicke)
daerah teritori a. serebri media
Menentukan kemungkinan letak lesi:
1. Berbicara spontan
2. Pengertian bahasa
3. Pengulangan
4. Penamaan benda
5. Membaca
6. Menulis
Analisis modalitas berbahasajenis afasia
1. Sindrom afasia broca
2. Sindrom afasia wernicke
3. Sindrom afasia global
4. Sindrom afasia konduksi
5. Sindrom afasia anomik
Afasia motoris
Kerusakan pada area Brocca
Orang tidak dapat berbicara mengutarakan
perasaan & pikirannya dalam bahasa sehari-
hari meskipun tidak gagu
Berbicara spontan tidak lancar, terbata-bata
Tata bahasa kurang sempurna
Mengerti bahasa verbal & visual
Mampu melakukan sesuatu sesuai perintah
Disertai hemiparesis/plegi kanan
Afasia sensoris
Lesi di bgn posterior girus temporal superior
(area wernicke)
Penderita kehilangan daya menangkap
pengertian bahasa sehari-hari walau tidak tuli
bicara spontan lancar tapi tidak dimengerti
Hemiparesis/plegi ±
Lesi di fasikulus arkuatus hemisfer dominan
Kemampuan mengulang bahasa jelek
Jenis afasia paling berat
Lesi luas di hemisfer dominan kiri
Bicara spontan hilang (bicara tidak lancara)
dan modalitas bahasa lainnya buruk serta
pengertian jelek
Jenis afasia paling ringan
Penamaan kata-kata benda yg jelek
Semua modalitas baik
Bicara pengertian pengula penama membac menulis
spontan ngan an a
Broca - + - - + -
Wernick +/- - - - - -
e
Global + + - + + +
Konduk + + + - + +
si
Anomik + + + - + +
Ketidakmampuan melakukan gerakan motorik
terampil (tangkas), kompleks & menurut
kehendak tanpa gangguan motorik, sensorik &
ataksia
Apraksia dgn lesi di lob. Parietal hemisfer kiri:
1. Apraksia ideomotor: tidak dapat melakukan
gerakan yang diperintahkan ttp dapat
melakukan perintah tersebut dgn spontan
2. Apraksia ideasional: ketidakmampuan
melakukan gerakan berurutan sesuai perintah
Akibat gangguan asosiasi kortikal
Penyebab : gangguan
asosiasi kortikal
Gangguan pada sistem
motorik luhur pusat
primer gerakan
Kehilangan kecekatan
melaksanakan suatu
gerakan kerusakan
pada pusat sekunder
Gangguan ide pelaksanaan
gerakankerusakan pusat
tersier
Letak lesi: lobus parietal
hemisfer dominan kiri
dapat pula di hemisfer
Kehilangan daya menulis
Letak lesi: lobus frontalis didepan pusat
motorik tangan
Kehilangan daya membaca
Bisa disertai agrafia (kerusakan daerah
occipital) atau tanpa agrafia (kerusakan
parieto-temporal)
Letak lesi: diantara pusat sekunder
penglihatan dan pusat wernicke
Ketidakmampuan untuk mengenali suatu objek
melalui interpretasi panca indra (lihat, raba dan
dengar)
Penyebab: gangguan fungsi asosiasi korteks
serebri
Jenis-jenisnya:
1. Astereognosis : gangguan pada pengenalan
benda secara taktil (pegang, raba & tekan)
2. Autopagnosia: gangguan pengenalan bagian2
tubuhnya (posteroinferior lobus parietalis)
3. Agnosia visual: hilangnya kemampuan
mengenal hubungan antara objek, gambar,
orang dan ruang
Kemampuan seseorang untuk menyimpan
informasi/pengalaman & mengemukakannya
setiap saat
Jenis memori: