Vous êtes sur la page 1sur 9

Buletin Veteriner Udayana Vol. 3 No.1.

:51-59
ISSN : 2085-2495 Pebruari 2011

STRATEGI PENCEGAHAN PENYAKIT INEFEKSIUS PADA PETERNAKAN


BROILER BERBASIS LABORATORIUM

(LABORATORY BASED STRATEGIES PREVENTION OF LIVESTOCK INFECTION


DISEASES)

Ida Bagus Komang Ardana

Lab. Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Hewan, Unud, Rumah Sakit Hewan Pendidikan,

Jln Raya Sesetan, Gang Markisa VI/8, Denpasar E-mail : ardana.idabagus@Gmail.Com

ABSTRAK

Penyakit infeksius pada broiler masih merupakan masalah yang menimbulkan kerugian
ekonomis yang sangat besar berupa kinerja perusahan peternakan broiler menjadi rendah
(morbiditas dan mortalitas yang tinggi, laju pertumbuhan lambat, efisiensi penggunaan
pakan menjadi rendah , dan kontinuitas produksi daging menjadi rendah), biaya pengobatan
meningkat, harus melakukan dekontaminasi (pembersihan dan desinfeksi) dan vaksinasi
ulang. Kegagalan akibat serangan penyakit yang terjadi pada broiler disebabkan oleh para
peternak belum menerapkan program pencegahan penyakit secara terpadu .Pada tulisan
ini diuraikan suatu strategi pencegahan penyakit secara terpadu yang meliputi tindakan
biosekuriti, tindakan vaksinasi dan tindaskan medikasi yang berbasis laboratorium.

ABSTRACT

Infectious diseases in broilers remain a problem caused huge economic losses in the form;
performance (high mortality and mobidity, slow growth rate, bad feed conversion ratio
(FCR), and low meat production), increaase medical costs, should perform
decontamination (cleaning and disinfection) and revaccination. Failure on due to disease
that occurs in broilers caused by the breeder has not completely make handling the disease
is due to lack of management for prevention the disease. This paper proposed a strategy for
disease prevention by promoting bio-security measures, vaccination and medication-based
laboratory.

PENDAHULUAN penyakit tidak selamanya berhasil, bila


infeksinya ringan hewan akan tetap
Ketika mahluk hidup lahir ke dunia
nampak sehat secara fisik, namun kalau
ini, pertahanan yang telah dipersiapkan
infeksinya berat maka mahluk hidup itu
untuk menjaga tubuh dari serangan bibit
akan menunjukkan gejala sakit, sepeti

51
Buletin Veteriner Udayana Vol. 3 No.1. :51-59
ISSN : 2085-2495 Pebruari 2011

diare, ngorok, gatal gatal dan gejala


lainnya. Pada infeksi ringan yang terjadi
pada usus akan menimbulkan penebalan
pada dinding usus, yang akan
menimbulkan mahluk hidup tersebut akan
lambat pertumbuhannya dan mudah
TINJAUAN PUSTAKA
terserang berbagai penyakit. Kerugian
usaha peternakan broiler di Biosecurity
Indonesiadisebabkan oleh serangan
penyakit infeksius seperti penyakit yang Biosecurity/biosekuriti adalah semua tind

disebabkan oleh virus(ND, IBD, RSS, akan yang dilakukan untuk membunuh

AI), bakteri : (E. coli, Omphalitis, mikroorganisme diluar tubuh ayam baik

protozoa (Coccidiosis ), dan jamur yang ada di lantai, di dinding maupun di

:(Aspergillosis). Kerugian tersebut juga atap yang membahayakan kesehatan

disebabkan oleh persaingan dagang yang unggas serta menyebabkan hilangnya

tidak sehat. Hasil survey menunjukkan keuntungan dengan cara menerapkan

bahwa peternakan ayam yang tingkat ketiga elemen biosekuriti yang meliputi

kebersihannya rendah sangat sering :1). Isolasi atau pemisahan kandang

terjadi kasus penyakit, dibandingkan 2).Pengendalian lalulintas dan 3).Sanitasi

dengan peternakan ayam yang


1.Isolasi/pemisahan
lingkungannya bersih dan manajemen
yang bagus. Lingkungan kandang yang Isolasi atau pemisahan lokasi peternakan
bersih dan manajemen yang bagus dapat bertujuan untuk menciptakan lingkungan
menghambat mekanisme penularan peternakan broiler terlindungi dari
penyakit. pembawa penyakit (carrier) yang
ditularkan oleh : manusia, formites,
Agar tidak membingungkan dalam
hewan lian, unggas tertular , udara , air
melakukan tindakan pencegahan terhadap
dan lain sebagainya. Tindakan nyata
semua penyakit, sebagai pegangan dapat
yang harus dilakukan adalah :1).
merujuk konsep tindakan pencegahan
Mengatur jarak minimum antara
penyakit yang meliputi : tindakan
peternakan broiler yaiu sekitar 400 – 1000
biosecurity (biosekuriti), vaksinasi dan
meter,2). Pengandangan hewan di dalam
medikasi seperti model Gambar
lingkungan yang terkendali dengan cara
.1 dibawah ini.
memasang kasa pemisah untuk menjaga
agar broiler tetap dalam kandang dan
hewan yang lain tetap diluar seperti
unggas liar,anjing,kucing,tikus dan lain

52
Buletin Veteriner Udayana Vol. 3 No.1. :51-59
ISSN : 2085-2495 Pebruari 2011

lain), 3). Pasang pagar di sekeliling sering diberi nama dekontaminasi adalah
peternakan untuk mengendalikan lalu pembuangan atau netralisasi organisme
lintas manusia dan hewan lain. 4). penyakit (virus, bakteri, parasit, jamur)
Memisahkan broiler berdasarkan melalui proses pembersihan dan
kelompok umur dan area, pada desinfeksi. Pembersihan dan desinfeksi
peternakan dengan berbagai umur 5). merupakan komponen kunci dari
Sistem manajemen all in –all out untuk biosekuriti rutin di peternakan broiler.
memutus lingkaran penyakit, dengan cara Adapun agen yang dapat mengendalikan
membersihkan dan desinfeksi seluruh organisme penyebab penyakit meliputi
kandang dan peralatannya.dan 6). : (1). deterjen berfungsi sebagai
Memisahkan unggas berdasarkan pembersih (2). desinfektan, (3). sinar
spesies. Tidak memelihara unggas dengan matahari (sinar UV) dan (4). panas (api,
spesies berbeda di satu peternakan atau uap)
satu area seperti ayam, itik atau angsa.
Pembersihan
2. Pengendalian lalulintas
Tindakan pembersihan meliputi
Tindakan pengendalian lalulintas pembuangan secara fisik materi materi
meliputi :1). Pengendalian lalulintas asing seperti ; debu, tanah, materi-materi
manusia, hewan, peralatan dan kendaraan organik misalnya kotoran, darah, sekret
yang masuk dan keluar peternakan dan dan mikroorganisme. Bila melakukan
di dalam area peternakan,2). Tidak pembersihan secara baik maka akan
mengijinkan orang dan kendaraan masuk mengurangi jumlah mikroorganisme
tanpa kepentingan, dan 3). Menerapkan sebanyak 80 % Ada dua langkah proses
pola lalulintas dipeternakan yang benar pembersihan yaitu : 1). Pembersihan
bila mengontrol broiler yaitu harus kering : yaitu menggunakan sapu, sikat,
dilakukan mulai dari broiler yang muda kain atau tekanan udara untuk
ke yang tua dan mulai yang sehat ke yang menghilangkan debu atau materi organik
sakit. kering. Hati hati terhadap resiko
aerosolisasi virus dan 2). Pembersihan
3 Sanitasi
basah yaitu menggunakan detergen/sabun
dan air, dengan cara membasahi dan
Tindakan sanitasi meliputi pembersihan
menggosok tempat yang dibersihkan
dan desinfeksi secara teratur terhadap
untuk menghilangkan materi organik serta
kandang, peralatan, dan kendaraan di
kotoran dan lemak. Pembersihan basah
peternakan dan memelihara kebersihan
mengurangi resiko terjadinya aerosolisasi.
pekerja (cuci tangan, kaki, sepatu dan lain
Hasil pembersihan semakin baik dengan
lain. Pembersihan dan desinfeksi yang
menggunakan detergen/sabun, air hangat,
53
Buletin Veteriner Udayana Vol. 3 No.1. :51-59
ISSN : 2085-2495 Pebruari 2011

penggosokan, penyikatan, pembersih Desinfektan yang efektif adalah


listrik , penguapan dan foamer (pembusa). pelarutan dan penggunaan bahan kimia
dengan benar plus waktu kontak
Desinfektan
permukaan yang cukup

Desinfektan didefinisikan sebagai bahan


Beberapa jenis bahan yang berfungsi
kimia atau pengaruh fisika yang
sebagai desinfektan dijelaskan di bawah
digunakan untuk mencegah terjadinya
ini : 1) Golongan “aldehid” antara
infeksi atau pencemaran jasad renik
lain formaldehid, glutaraldehid dan
seperti bakteri dan virus, sertauntuk
glioksal. dosis 0,1 mL/m3 atau 0,1
membunuh (germisidal) atau
mg/L.2) Golongan alkohol antara
menghambat pertumbuhannya
lain etanol, propanol dan isopropanol
(germistatis) sehingga menurunkan
konsentrasi 70-90 %. 3).Golongan
jumlah mikroorganisme atau kuman
pengoksidasi ada dua yaitu peroksida dan
penyakit lainnya. Faktor-faktor yang
peroksigenantara lain hidrogen peroksida,
mempengaruhi aktivitas disinfektan
asam perasetik, kalium peroksomono
antara lain : konsentrasi agen
sulfat, natrium perborat, benzoil
antimicrobial, jumlah dan lokasi
peroksida, kalium permanganat
mikroorganisma, temperatur, pH, bahan
konsentrasi 0,02 %, (4). Golongan
organis, kesadahan air dan tipe organisme
“halogen”. Golongan ini yang umum
digunakan adalah berbasis iodium seperti
Bahan kimia tertentu merupakan zat aktif
larutaniodium, iodofor, povidon iodium,
dalam proses desinfeksi dan sangat
dan yang mengandung gugus halogen
menentukan efektivitas dan fungsi serta
terutama chlor seperti natrium hipoklorit,
target mikroorganime yang akan
klor dioksida, natrium klorit dan
dimatikan Idealnya disinfektan
kloramin konsentrasi 1-5 %.(5).
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut
Golongan “fenol” antara lain fenol,
: aktifitas Broad Spectrum solubilitas,
kresol, para kloro xylenol (6). Golongan
stabilitas, non– toksik, homogenitas, tidak
Garamantara lain amonium kuarterner
terpengaruh oleh faktor lingkungan,
yang meliputi benzalkonium klorida(DES
kemampuan penetrasi, aman, bersifat
HP), bensatonium klorida, dan
deodorizing, bersifat detergen, ekonomis,
setilpiridinium klorida. Cocok untuk
mudah didapat, mudah di gunakan,
desinfeksi virus AI, bakteri vegetatif, dan
memiliki aksi residual dan biodegradable
lipovirus (parvo virus) terutama untuk
desinfeksi peralatannya. dan (7).
Golongan “biguanida” antara lain
klorheksidin. Klorheksidin

54
Buletin Veteriner Udayana Vol. 3 No.1. :51-59
ISSN : 2085-2495 Pebruari 2011

Perhitungan dalam memakai ada pertanyaan yaitu ‘apakah kegiatan itu


desinfektan berhasil? untuk itu perlu dilakukan
pengecekan ada tidaknya kuman di
1. Menghitung wilayah yang akan
lingkungan kandang. Sampel yang
didisinfeksi. Penghitungan untuk mencari
diambil berupa kotoran ayam, swab yang
luas wilayah penyemprotan termasuk
telah dioleskan di beberapa sudut dinding
semua dinding, lantai dan langit-langit,
kandang, lantai, rumput sertasampel air
mengikuti bebrapa langkah yaitu :
di kandang. Sampel tersebut dimasukkan
ke dalam termos yang berisi es,
Langkah 1. Menghitung luas lantai
kemudiam dikirim ke laboratorium
kandang broiler : Panjang (m) x Lebar
virologi, bakteriologi dan parasitologi.
(m)
Kepada laboratorium tersebut dimintakan
Langkah 2. Menghitung luas ruangan untuk mengisolasi virus ND, Gumboro,
kandang (termasuk semua dinding, lantai AI , IB (Laboratorium virologi), E.coli,
dan awan-awan) : Luas lantai x 2,5 = luas Mycoplasma sp, Haemophilus sp,
permukaan semua dinding Salmonella sp (Laboratorium
bakteriologi), telur cacing, Emeria sp
2. Menghitung jumlah larutan campuran (Laboratorium parasitologi). Bila hasil
yang diperlukan (berdasarkan rata-rata laboratorium menunjukkan positif ada
2
300 ml per 1 m Jika ingin menggunakan kuman maka kegiatan biosekuriti diulangi
300 ml (0,3 lt) campuran larutan untuk
lagi.
tiap meter persegi permuakan :
Vaksinasi
2
Luas ruangan A m x 300 ml (0,3 lt) =
jumlah air yang digunakan Jenis penyakit yang termasuk dalam
program vaksinasi broiler adalah :
3. Tingkat pengenceran yang benar Mareks – di hatchery setelah menetas,
sesuai dengan rekomendasi pabrik
New Castle Disease, Infectious
Bronchitis, Avian Encephalomyelitis,
Misalnya dalam label disinfektan DES
Infectious Bursal Disease/ gumboro/IBD,
HP tertera 10 :100 (1%)
Fowl Pox, Infectious Laryngotracheitis
Maka pengenceran 10% = tambahkan 10 dan Avian Influenza (Flu Burung). Hal
ml DES HP dalam setiap 100 ml air penting yang harus dilakukan untuk
menunjang keberhasilan vaksinasi yaitu :
Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan Laboratorium dan Program
vaksinasi.
Walaupun kegiatan biosekuriti telah
dilakukan dengan baik, akan tetapi masih

55
Buletin Veteriner Udayana Vol. 3 No.1. :51-59
ISSN : 2085-2495 Pebruari 2011

Pemeriksaan Laboratorium pertama. Hanya saja untuk menjamin


ayam sehat, yaitu harus bebas cacing,
Pemeriksaan laboratorium yang penting
bebas penyebab koksidiosis, bebas
dilakukan untuk menunjang keberhasilan
bakteri dan bebas virus, maka 3 – 7 hari
vaksinasi adalah pemeriksaan serologis
sebelum melakukan vaksinasi ayam
dan isolasi bibit penyakit yang ada pada
diberikan antibiotika (enrochick) selama
tubuh ayam. Menurut ahli immunologi
3 (tiga hari).(membebaskan ayam dari
menyatakan bahwa keberhasilan
infeksi bakterial).Sedangkan untuk
vaksinasi sangat tergantung dari
membebaskan ayam dari infeksi
konsentrasi/ titer antibodi dan atau ada
penyebab koksidiosis (Emeria spp) pada
tidaknya bibit penyakit dalam tubuh. Bila
broiler maka minggu ke-3 ayam
titer anti bodi tinggi dan atau ada infeksi
diberikan preparat sulfa, atau toltasuril
penyakit dalam tubuh ayam kemudian
(Kepcox).
dilakukan vaksinasi dengan vaksin yang
sama dengan jenis penyakit yang Oleh karena vaksinasi dilakukan pada
menginfeksi ayam tersebut maka anti ayam yang sehat, dimana sehat ternak
bodi yang terbentuk rendah, sehingga broiler adalah bebas dari infekasi , maka
tidak protektif . Oleh karena itu sebelum disamping tes serologis dan pemeriksaan
melakukan vaksinasi sepatutnya kuman maka perlu juga diketahui masa
melakukan sekrening dengan melakukan inkubasi dan perjalanan penyakit (Tabel
pemeriksaan serologis dan melakukan .1) untuk menentukan program vaksinasi
pemeriksaan ada tidaknya kuman dalam yang tepat.
tubuh ayam, kecuali untuk vaksinasi
Tabel : .1 Masa inkubasi dan perjalanan penyakit

Nama penyakit Masa inkubasi Perjalanan penyakit


AI 3 – 5 hari 10 – 14 hari
Pox 4 – 10 hari Lambat dan lama
IB 17 – 36 jam 10 – 14 hari
ILT 2 – 12 hari 7 – 14 hari
ND 5 – 7 hari 10 – 14 hari
SHS 3 – 5 hari 5 – 10 hari
Mycoplasma 3 – 10 hari Lambat dan kronis
Coryza Beberapa jam – 3 hari Beberapa hari – 3 bulan
Aspergillosis Beberapa jam – 10 hari 2-6 mg akut, 1 bulan kronis

Sumber : Biosecurity dan pengenalan penyakit (Anonim, 2005)

56
Buletin Veteriner Udayana Vol. 3 No.1. :51-59
ISSN : 2085-2495 Pebruari 2011

Program vaksinasi peternakan. Secara umum susunan


program vaksinasi pada broiler di
Susunan program vaksinasi disesuaikan
Bali seperti Tabel 2 dibawah ini.
dengan penyakit yang ada diwilayah

Tabel 2 Program vaksinasi pada Broiler kondisi normal

Umur (hari) Vaksin Aplikasi


4 ND Lasota Tetes Mata
7 Gumboro ringan Tetes mulut
11 AI 0,25 ml subkutan
14 Gumboro berat Minum atau tetes mulut
21 ND + IB Tetes mata atau Minum

Tabel 3. Reaksi vaksinasi

Vaksinasi Reaksi setelah vaksinasi


Infectious Bronchitis 3 – 5 hari
Newcastle Disease 5 – 7 hari
IBD 1 – 4 hari

bervasiasi tergantung jenis vaksinnya


Walaupun susunan jenis vaksin telah
(Tabel .3)
dibuat dengan benar, akan tetapi peternak
sering mengalami kegagalan, ayam yang Reaksi vaksin tidak berbahaya bagi
telah divaksin ND justru terinfeksi virus keselamatan ayam, oleh karena itu tidak
ND. Salah satu penyebabnya adalah perlu terlalu dihiraukan, karena akan
peternak tidak memperhatikan hilang dalam 2-4 hari. Bila gejala
pelaksanaan vaksinasi. Ada tahapan berlanjut maka perlu dilakukan
kegiatan yang harus dilakukan peternak pemeriksaan terhadap infeksi lain dan
sebelum melakukan vaksinasi. diatasi sepatutnya.
Keberhasilan vaksinasi sangat ditentukan
Medikasi
oleh kesehatan ayam, kualitas vaksin dan
pelaksanaan vaksinasi.
Program medikasi adalah suatu
tindakan pemberian suplemen dan
Reaksi vaksinasi
antibakterial atau antifungi atau anti
Setiap melakukan vaksinasi akan timbul parasit pada ayam secara terprogram
reaksi vaksinasi dengan gejala bervariasi untuk menjaga kondisi kesehatan ayam
untuk masing masing jenis vaksin. Pada dan membunuh mikroorganisme yang ada
ayam reaksi vaksinasi yang sering muncul dalam tubuh ayam yang secara fisik
berupa gejala pernapasan, dengan lama tampak sehat .

57
Buletin Veteriner Udayana Vol. 3 No.1. :51-59
ISSN : 2085-2495 Pebruari 2011

Anak ayam yang baru tiba di kandang lain). Untuk menyelamatkan anak ayam
brooder, kemungkinan telah mengalami dari kondisi stres dan serangan
stress dan terpapar oleh bakteri patogen bakteri tanpa jasa menggunakan
baik yang tertular secara vertikal laboratorium, maka perlu dibuatkan
memelalui induk (seperti mycoplasma, program medikasi seperti Tabel 4. Bila
pullorum) maupun terkontaminasi dari memakai jasa laboratorium maka
alat penetasan dan selama perjalanan dari pemberiannya tergantung jenis kuman
pembibitan sampai dikandang (seperti : dan waktu ditemukannya.
E.coli, steptoccoccus, dan lain
Tabel 4. Program Modifikasi Broiler
Strain Ayam :…………………. Masuk Tanggal :…………………… Jumlah
……….. Ekor
Pemilik :….
Tanggal Umur Produk Dosis Keterangan
(hari)
1- 6 Enrochick Powder (enrofloksasin) 20 gr/hr Antibakterial
(Pagi : 7.000 -12.00)
Superfite Forte (vitamin elektrolit) 20 gr/hr Anti stress
(Siang:12.000-17.000)
7-9 Superfite forte 50
gram/hr
11,12,13 HEMIDOX antibiotika
75ngr/hr
15,16,17 HENCOX/KEPCOX(antikoksidiosis)
22,23,24 HEMIDOX (antibakteria) 100 gr/hr
Pemberian obat sebagai medikasi harus staphiloccus sp, Sterptococcus, atau kirim
memperhatikan dosis, waktu dan 2-3 ekor untuk isolasi Mycoplasma sp.
lamapemberian, tidak jarang pemberian Bila hasil pemeriksaan Laboratorium
obat sebagai medikasi tidak berhasil, dapat diselesaikan 2-3 hari maka
karena waktu pemberiaannya tidak tepat. bemberian antibiotika mulai umur 1 hari
dapat diundur mulai umur 4 hari, agar
Pemeriksaan laboratorium
lebih tepat jenis antibiotika untuk
membunuh bakteria. Bila tidak ada
Keberhasilan program medikasi sangat
laboratorium yang bisa menyelesaikan
ditunjang oleh pemeriksaan laboratorium,
pemeriksaan dalam 2-3 hari maka sangat
agar menjadi efektif dan efisien. Teknis
terpaksa pemberian antibiotika tanpa
pelaksanaannya adalah
meninggu hasil laboratorium.
1. Ketika DOC ditebar maka ambil 2. Sebelum memberikan medikasi
swab yang dioleskan diduburnya, terhadap Emeria sp (koksidiosis), maka
kemudian dikirim ke laboratorium untuk perlu dilakukan pemeriksaan feses untuk
isolasi bakteri E.coli, salmonella, mengetahui ada tidaknya protozoa

58
Buletin Veteriner Udayana Vol. 3 No.1. :51-59
ISSN : 2085-2495 Pebruari 2011

tersebut. Caranya ambil kotoran ayam DAFTAR PUSTAKA


10-20 gram pada beberapa sudut kandang, Allen,.T D., Hari Hartadi, Soedomo
kemudian kirim ke laboratorium Reksohadiprodjo, Soeharto
Prawirokusumo dan Soekanto
Parasitologi FKH unud atau laboratorium Lebdosoekojo. 1989. Ilmu Makanan
yang terdekat unuk peneguhan diagnosa Ternak Dasar. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Emeria Spp.Setelah ditetapkan hasil
Ardana I,B dan D.K. Arya Putra 2008.
positif ada Emeria spp maka baru Ternak Babi, (Manajemen
diberikan obatnya yang cocok. Reproduksi, Produksi dan
Penyakit).Cetakan I. Udayana
Universyty Press,Denpasar – Bali
SIMPULAN DAN SARAN
Ardana I.B 2009. Ternak Broiler
Simpulan (Manajemen Produksi dan
Strategi pencegahan penyakit pada Penyakit). Cetakan I. Swasta Nulus.
Denpasar- Bali.
peternakan broiler meliputi ;
Ardana I.B 2009. Ternak Petelur
1. Melakukan tindakan bioskuriti agar (Manajemen Produksi dan
agen penyakit tidak masuk ke dalam Penyakit). Cetakan I. Swasta Nulus.
tubuh ayam Denpasar- Bali.
2. Melakukan tindakan vaksinasi, agar Ardana I.B 2010. Buku Ajar. Patologi
apa bila agen penyakit bisa masuk ke Klinik Veteriner (Gangguan Cairan
Tubuh dan Sistem Endokrin).
dalam tubuh ayam akan dimusnahkan
Cetakan I. Swasta Nulus. Denpasar-
oleh antibodi (zat kebal) yang dibentuk Bali.
oleh vaksin
Dapatkan Nutrisi yang Sederhana
3. Melakukan tindakan medikasi agar Mencegah Pandemi Flu Burung,
agen penyakit yang dapat masuk ke dalam 2006. CP Bulletin Service No. 62/
tubuh ayam yang tidak dapat Tahun VII
dimusnahkan oleh antibody, agar di Informasi dan Teknik Beternak.2008,
musnahkan oleh medikamentosa seperti Juni. Info Medion,06.32
antibiotika, anti helmin, dan zat kimia Johari,S. 2004. Sukses Beternak Ayam
lainnya Ras Petelur., Agromediapustaka
Jakarta
4. Untuk memastikan semua tindakan
tersebut berhasil maka pemeriksaan Optimalkan produksi saat heat stress.
laboraturium wajib dilakukan 2006,Juli. Info Medion. 07,18
Rasid T.S. 2006. Stress panas.
Saran
Infovet,146,64
Bila peternak ingin ayamnya selamat dari Setiawan A. 2006. Bagaimana
serangan penyakit infeksi, maka tindakan Menghitung Dosis ?.CP. Bulletin
bioskuriti, vaksinasi dan medikasi wajib Service. N0.82/Tahun VII
dilakukan. Yonathan Rahardjo, Tatang Eko
Priambodo, Darmanung Siswantoro
dan Fajar Adi Purnama. 2002.
Mengendalikan Penyakit Unggas.
Perpustakaan Nasional. Jakarta.

59

Vous aimerez peut-être aussi