Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
:51-59
ISSN : 2085-2495 Pebruari 2011
Lab. Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Hewan, Unud, Rumah Sakit Hewan Pendidikan,
ABSTRAK
Penyakit infeksius pada broiler masih merupakan masalah yang menimbulkan kerugian
ekonomis yang sangat besar berupa kinerja perusahan peternakan broiler menjadi rendah
(morbiditas dan mortalitas yang tinggi, laju pertumbuhan lambat, efisiensi penggunaan
pakan menjadi rendah , dan kontinuitas produksi daging menjadi rendah), biaya pengobatan
meningkat, harus melakukan dekontaminasi (pembersihan dan desinfeksi) dan vaksinasi
ulang. Kegagalan akibat serangan penyakit yang terjadi pada broiler disebabkan oleh para
peternak belum menerapkan program pencegahan penyakit secara terpadu .Pada tulisan
ini diuraikan suatu strategi pencegahan penyakit secara terpadu yang meliputi tindakan
biosekuriti, tindakan vaksinasi dan tindaskan medikasi yang berbasis laboratorium.
ABSTRACT
Infectious diseases in broilers remain a problem caused huge economic losses in the form;
performance (high mortality and mobidity, slow growth rate, bad feed conversion ratio
(FCR), and low meat production), increaase medical costs, should perform
decontamination (cleaning and disinfection) and revaccination. Failure on due to disease
that occurs in broilers caused by the breeder has not completely make handling the disease
is due to lack of management for prevention the disease. This paper proposed a strategy for
disease prevention by promoting bio-security measures, vaccination and medication-based
laboratory.
51
Buletin Veteriner Udayana Vol. 3 No.1. :51-59
ISSN : 2085-2495 Pebruari 2011
disebabkan oleh virus(ND, IBD, RSS, akan yang dilakukan untuk membunuh
AI), bakteri : (E. coli, Omphalitis, mikroorganisme diluar tubuh ayam baik
bahwa peternakan ayam yang tingkat ketiga elemen biosekuriti yang meliputi
52
Buletin Veteriner Udayana Vol. 3 No.1. :51-59
ISSN : 2085-2495 Pebruari 2011
lain), 3). Pasang pagar di sekeliling sering diberi nama dekontaminasi adalah
peternakan untuk mengendalikan lalu pembuangan atau netralisasi organisme
lintas manusia dan hewan lain. 4). penyakit (virus, bakteri, parasit, jamur)
Memisahkan broiler berdasarkan melalui proses pembersihan dan
kelompok umur dan area, pada desinfeksi. Pembersihan dan desinfeksi
peternakan dengan berbagai umur 5). merupakan komponen kunci dari
Sistem manajemen all in –all out untuk biosekuriti rutin di peternakan broiler.
memutus lingkaran penyakit, dengan cara Adapun agen yang dapat mengendalikan
membersihkan dan desinfeksi seluruh organisme penyebab penyakit meliputi
kandang dan peralatannya.dan 6). : (1). deterjen berfungsi sebagai
Memisahkan unggas berdasarkan pembersih (2). desinfektan, (3). sinar
spesies. Tidak memelihara unggas dengan matahari (sinar UV) dan (4). panas (api,
spesies berbeda di satu peternakan atau uap)
satu area seperti ayam, itik atau angsa.
Pembersihan
2. Pengendalian lalulintas
Tindakan pembersihan meliputi
Tindakan pengendalian lalulintas pembuangan secara fisik materi materi
meliputi :1). Pengendalian lalulintas asing seperti ; debu, tanah, materi-materi
manusia, hewan, peralatan dan kendaraan organik misalnya kotoran, darah, sekret
yang masuk dan keluar peternakan dan dan mikroorganisme. Bila melakukan
di dalam area peternakan,2). Tidak pembersihan secara baik maka akan
mengijinkan orang dan kendaraan masuk mengurangi jumlah mikroorganisme
tanpa kepentingan, dan 3). Menerapkan sebanyak 80 % Ada dua langkah proses
pola lalulintas dipeternakan yang benar pembersihan yaitu : 1). Pembersihan
bila mengontrol broiler yaitu harus kering : yaitu menggunakan sapu, sikat,
dilakukan mulai dari broiler yang muda kain atau tekanan udara untuk
ke yang tua dan mulai yang sehat ke yang menghilangkan debu atau materi organik
sakit. kering. Hati hati terhadap resiko
aerosolisasi virus dan 2). Pembersihan
3 Sanitasi
basah yaitu menggunakan detergen/sabun
dan air, dengan cara membasahi dan
Tindakan sanitasi meliputi pembersihan
menggosok tempat yang dibersihkan
dan desinfeksi secara teratur terhadap
untuk menghilangkan materi organik serta
kandang, peralatan, dan kendaraan di
kotoran dan lemak. Pembersihan basah
peternakan dan memelihara kebersihan
mengurangi resiko terjadinya aerosolisasi.
pekerja (cuci tangan, kaki, sepatu dan lain
Hasil pembersihan semakin baik dengan
lain. Pembersihan dan desinfeksi yang
menggunakan detergen/sabun, air hangat,
53
Buletin Veteriner Udayana Vol. 3 No.1. :51-59
ISSN : 2085-2495 Pebruari 2011
54
Buletin Veteriner Udayana Vol. 3 No.1. :51-59
ISSN : 2085-2495 Pebruari 2011
55
Buletin Veteriner Udayana Vol. 3 No.1. :51-59
ISSN : 2085-2495 Pebruari 2011
56
Buletin Veteriner Udayana Vol. 3 No.1. :51-59
ISSN : 2085-2495 Pebruari 2011
57
Buletin Veteriner Udayana Vol. 3 No.1. :51-59
ISSN : 2085-2495 Pebruari 2011
Anak ayam yang baru tiba di kandang lain). Untuk menyelamatkan anak ayam
brooder, kemungkinan telah mengalami dari kondisi stres dan serangan
stress dan terpapar oleh bakteri patogen bakteri tanpa jasa menggunakan
baik yang tertular secara vertikal laboratorium, maka perlu dibuatkan
memelalui induk (seperti mycoplasma, program medikasi seperti Tabel 4. Bila
pullorum) maupun terkontaminasi dari memakai jasa laboratorium maka
alat penetasan dan selama perjalanan dari pemberiannya tergantung jenis kuman
pembibitan sampai dikandang (seperti : dan waktu ditemukannya.
E.coli, steptoccoccus, dan lain
Tabel 4. Program Modifikasi Broiler
Strain Ayam :…………………. Masuk Tanggal :…………………… Jumlah
……….. Ekor
Pemilik :….
Tanggal Umur Produk Dosis Keterangan
(hari)
1- 6 Enrochick Powder (enrofloksasin) 20 gr/hr Antibakterial
(Pagi : 7.000 -12.00)
Superfite Forte (vitamin elektrolit) 20 gr/hr Anti stress
(Siang:12.000-17.000)
7-9 Superfite forte 50
gram/hr
11,12,13 HEMIDOX antibiotika
75ngr/hr
15,16,17 HENCOX/KEPCOX(antikoksidiosis)
22,23,24 HEMIDOX (antibakteria) 100 gr/hr
Pemberian obat sebagai medikasi harus staphiloccus sp, Sterptococcus, atau kirim
memperhatikan dosis, waktu dan 2-3 ekor untuk isolasi Mycoplasma sp.
lamapemberian, tidak jarang pemberian Bila hasil pemeriksaan Laboratorium
obat sebagai medikasi tidak berhasil, dapat diselesaikan 2-3 hari maka
karena waktu pemberiaannya tidak tepat. bemberian antibiotika mulai umur 1 hari
dapat diundur mulai umur 4 hari, agar
Pemeriksaan laboratorium
lebih tepat jenis antibiotika untuk
membunuh bakteria. Bila tidak ada
Keberhasilan program medikasi sangat
laboratorium yang bisa menyelesaikan
ditunjang oleh pemeriksaan laboratorium,
pemeriksaan dalam 2-3 hari maka sangat
agar menjadi efektif dan efisien. Teknis
terpaksa pemberian antibiotika tanpa
pelaksanaannya adalah
meninggu hasil laboratorium.
1. Ketika DOC ditebar maka ambil 2. Sebelum memberikan medikasi
swab yang dioleskan diduburnya, terhadap Emeria sp (koksidiosis), maka
kemudian dikirim ke laboratorium untuk perlu dilakukan pemeriksaan feses untuk
isolasi bakteri E.coli, salmonella, mengetahui ada tidaknya protozoa
58
Buletin Veteriner Udayana Vol. 3 No.1. :51-59
ISSN : 2085-2495 Pebruari 2011
59