Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
I. TUJUAN
Mahasiswa diharapkan mampu menetapkan COD pada air buangan
II. PERINCIAN KERJA
Standardisasi FAS
Menetapkan COD air buangan
III. TEORI
Chemical Oxygen Demand (COD) atau Kebutuhan Oksigen Kimia adalah
jumlah oksigen (mg. O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organis yang
ada dalam 1 liter sample air, dimana pengoksidasi K2Cr2O7 digunakan sebagai
sumber oksigen (oxygen agent)
Angka COD merupakan ukuran bagi pencamaran air oleh zat-zat organis yang
secara alamiah dapat dioksidasikan melalui proses mikrobiologis, dan mengakibatkan
berkurangnya oksigen terlarut dalam air.
Analisa COD berbeda dengan analisa BOD namun perbandingan antara angka
COD dengan angka BOD dapat ditetapkan.
Jenis Air BOD/COD
Air buangan domestik (penduduk) 0,40 - 0,60
Air buangan domestik setelah pengendapan primer 0,60
Air buangan domestik setelah pengolahan secara biologis 0,20
Air sungai 0,10
Tabel perbandingan Rata-rata Angka BOD/COD beberapa jenis air
Sebagian besar zat organis melalui tes COD ini dioksidasi oleh larutan
K2Cr2O7 dalam keadaan asam yang mendidih :
ΔE
CaHbOc + Cr2O72- + H +
CO2 + H2O + Cr23+
Zat organis Ag2SO4
Warna kuning Warna hijau
Selama reaksi yang berlangsung + 2 jam ini, uap direfluk dengan alat
kondensor, agar zat organis volateli tidak lenyap keluar.
Perak sulfat Ag2SO4ditambahkan sebagai katalisator untuk mempercepat
reaksi. Sedang merkuri sulfat ditambahkan untuk menghilangkan gangguan klorida
yang pada umumnya ada di dalam buangan.
Untuk memastikan bahwa hamper semua zat organis habis teroksidasi maka
zat pengoksidasi K2Cr2O7 masih harus tersisa sesudah direfluk. K2Cr2O7 yang tersisa
di dalam larutan tersebut digunakan untuk menetukan berapa oksigen yang telah
terpakai. Sisa K2Cr2O7 tersebut ditentukan melalui titrasi dengan ferro ammonium
sulfat (FAS), dimana reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut :
K2Cr2O7
Ag2SO4
H2SO4 pekat
FAS, Fe(NH4)(SO4)2. 6H2O
Indikator ferroin
HgSO4 kistal
Aquadest
Air Sampel (air selokan di Politeknik Negeri Sriwijaya)
VII. KESELAMATAN KERJA
Gunakan peralatan keselamatan kerja seperti masker dan sarung tangan dalam
menangani larutan asam sulfat pekat.
X. DATA PERHITUNGAN
10.1. Standardisasi FAS
a. Normalisasi K2Cr2O7 secara teoritis
N= gr .
V x BE K2Cr2O7
= 0,61 gram .
0,05 liter x (294,216/6)gram/ek
= 0,61 gram .
2,4518 liter.gram/ek
= 0,248 N
b. Normalitas FAS secara teotitis
N= gr .
V x BE FAS
= 9,75 gram .
0,25 liter x 390 gram/ek
= 9,75 gram .
97,5 liter.gram/ek
= 0,1 N
XII. KESIMPULAN
Pada standardisasi FAS diperoleh normalitas FAS secara teoritis adalah 0,1 N
sedangkan normalitas FAS berdasarkan praktikum adalah 0,09979 N dengan
persentase kesalahan 0,21%. Dan diperoleh volume larutan standar FAS dalam
titrasi secara teoritis adalah 24,87 ml. Sedangkan berdasarkan praktikum
volume FAS saat titrasi adalah 24,93 ml sehingga persentase kelelahannya
0,24%
Pada penentuan COD diperoleh bahwa kandungan COD pada air selokan di
Politeknik Negeri Sriwijaya adalah 448 mg/L
XIII. PERTANYAAN
1. Apakah perbedaan antara COD dan BOD?
Jawaban:
COD adalah jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk
mengoksidasi zat-zat organik yang ada dalam 1 liter sampel air,
dimana pengoksidasinya K2Cr2O7 digunakan sebagai sumber oksigen
(Oxygen Agent)
BOD adalah suatu karakteristik yang menunjukkan jumlah oksigen
yang terlarut yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk menguasai
atau mendekomposisi bahan organik dalam kondisi aerobik.
2. Pada penetapan COD terjadi reaksi antara FAS sebagai titran dengan K2Cr2O7
sebagai analit. Termasuk titrasi apakah penetapan COD?
Jawaban:
Penetapan COD termasuk kedalam titrasi volumetrik, yaitu titran yang
dilarutkan dengan cara menambahkan sejumlah volume tertentu (larutan FAS)
sebagai titrasi yang diketahui konsentrasi (COD)
Reaksi :