Vous êtes sur la page 1sur 6

JURNAL PENGABDIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

ISSN: 2549-8347 (Online), ISNN: 2579-9126 (Print)


Volume 2 No. 1 Maret 2018

PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PENGOLAHAN


KOMODITI KELAPA

THE TRAINING AND MENTORING OF COCONUT


COMMODITY PROCESSING
1)
Hendarmin, 2)Metasari Kartika, 3)Wenny Pebrianti
1,2,3)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Tanjungpura
Jl. Prof.Dr.H.Hadari Nawawi Pontianak
email: metasarikartika@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan kegiatan Ipteks Bagi Masyarakat Desa Kalimas Melalui Diversifikasi Komoditi Kelapa
bekerjasama dengan kedua mitra yakni Kelompok Tani Jaya Mas dan Kelompok PKK Desa Kalimas
adalah meningkatkan pendapatan mitra dengan cara memproduksi dan memasarkan produk dari
diversifikasi komoditi kelapa (nata de coco). Permasalahan yang dihadapi mitra pertama yaitu
Kelompok Tani Jaya Mas adalah tidak mengetahui diversifikasi komoditi kelapa, pendapatan petani
kelapa yang rendah, tidak mengetahui cara pemasaran produk dan memiliki sikap yang pasrah
terhadap keadaan. Sedangkan permasalahan yang dihadapi mitra kedua yaitu Kelompok PKK Desa
Kalimas adalah kurangnya jenis kegiatan produktif dan tidak mengetahui cara pemasaran produk.
Berangkat dari permasalahan tersebut kedua mitra sepakat akan mengolah bagian kelapa yang selama
ini dibuang begitu saja (air kelapa) padahal dapat diproduksi menjadi produk turunan yang bernilai
ekonomi (produk nata de coco). Oleh karenanya, metode pelaksanaan yang dilakukan dalam kegiatan
ini adalah : (1) memberikan informasi hasil penelitian terkait produk unggulan daerah , (2) pelatihan
dan pendampingan softskill yakni mengenai motivasi kerja dan creative thinking, (3) pelatihan dan
pendampingan pembuatan nata de coco,dan (4) pelatihan dan pendampingan pemasaran. Hasil dari
kegiatan adalah meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan mitra, terciptanya produk nata Kalimas,
publikasi pada media massa, serta adanya email dan akun instagram untuk memasarkan produk secara
online.

Kata kunci: Diversifikasi, Kelapa, Nata, Pelatihan, Pendampingan.

ABSTRACT
The objective of Science and Technology activity for community of Kalimas Village through
Coconut Commodity Diversification in collaboration with both partners, which are Jaya Mas Farmer
Group and Family Welfare Program Group of Kalimas village, is to increase the partners’ income by
producing and marketing coconut commodity diversification product (nata de coco). The problems
faced by the first partner, Jaya Mas Farmer Group, are the lack of knowledge about coconut commodity
diversification, the low coconut farmer income, the lack of knowledge in marketing the products, and
their surrender behavior of current condition. While the problems faced by the second partner, Family
Welfare Program Group of Kalimas Village, are the lack of productive activities and uninformed about
how to market the products. Based on these problems, both parties agreed to process a part of coconut
that is wasted (the coconut water) that is in fact, economically valuable if produced into its derivate
product (nata de coco product). Thus, the executing methods used in this activity are: (1) give the
information of study result related to the featured product in that area, (2) workshop and supervision of
soft skill about work motivation and creative thinking, (3) workshop and supervision of nata de
coconata de coco production, and (4) workshop and supervision related to marketing. The result of this
activity is the improvement in knowledge and skill of these partners, the creation of nata Kalimas
product, publication using mass media, as well as Instagram and e-mail account for marketing product
online.

Keywords: Diversification, Coconut, Nata, Workshop, Supervision

1
Hendarmin, Metasari Kartika, Wenny Pebrianti
Pelatihan dan Pendampingan Pengolahan Komoditi Kelapa

Submited : 18 Agustus 2017 Revision : 9 Desember 2017 Accepted : 2 Maret 2018

PENDAHULUAN menghasilkan nilai tambah secara


ekonomi.
Kecamatan Sungai Kakap memiliki
beberapa komoditi unggulan yang menjadi Mitra kedua kegiatan IbM ini adalah
penopang perekonomian wilayahnya salah Kelompok PKK desa Kalimas berjumlah
satunya adalah subsektor perkebunan 30 orang namun yang aktif hanya sekitar
tanaman kelapa yang memiliki potensi 15 orang dimana rata-rata berprofesi
untuk dikembangkan menjadi produk sebagai ibu rumah tangga. Keluhan
unggulan daerah khususnya di Kecamatan ketidakaktifan sebagian ibu-ibu
Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya dikarenakan tidak terarahnya kegiatan di
dimana luas lahan perkebunan kelapa PKK. Adapun pelatihan pembuatan nata de
dalam mencapai 1005 Ha. Khusus di desa coco yang pernah dilakukan kepada ibu-
Kalimas hampir 90% masyarakat ibu PKK masih menghasilkan nata de coco
bermatapencaharian sebagai petani padi yang berkualitas rendah karena aromanya
dan kelapa sehingga terdapat 10 kelompok masih berbau. Oleh karenanya ibu-ibu
tani dimana masing-masing kelompok tani PKK mengharapkan adanya pelatihan dan
beranggotakan 25 orang. Nama-nama pendampingan kembali agar dapat
kelompok tani yang terdapat di desa menghasilkan nata de coco yang
Kalimas sebagai berikut Parmajaya, Sinar berkualitas sehingga layak untuk
Mulia, Sampurna Jaya, Jaya Mas, Nasir dipasarkan.
Muslim, Mekar Makmur, Suka Maju,
Disamping itu, Kelompok PKK
Gotong Royong, Sinar Mulia, dan Sinar
Desa Kalimas suatu waktu pernah
Makmur.
memproduksi nata de coco tetapi hanya
Berdasarkan keterangan dari Camat dijadikan sebagai konsumsi
Sungai Kakap, ketua kelompok tani Jaya sendiri/keluarga dan kelompok PKK saja
Mas dan beberapa masyarakat yang dikarenakan ketidakmampuannya
bekerja sebagai petani kelapa, kondisi yang melakukan pemasaran. Mereka
dihadapi kelompok tani saat ini adalah mengatakan bahwa tidak mengetahui cara
pengetahuan para petani yang masih memasarkan produk terlebih lagi di era
kurang, kualitas SDM petani kelapa yang ekonomi digital ini yang dapat
rendah, dan teknologi pendukung produksi memasarkan barang secara online, padahal
hasil komoditi kelapa yang masih ibu-ibu memiliki kemampuan dan keahlian
tradisional. Pengetahuan petani yang untuk menciptakan barang yang bernilai
kurang membuat mereka hanya menjual ekonomi.
buah kelapa bulat dalam rentang harga Rp
Berdasarkan situasi yang terjadi dan
1.500 - 1.900/buah dan kelapa dagang
dari hasil pertemuan dengan kedua mitra ,
(kelapa bulat yang sudah dikupas) seharga
mereka bersepakat untuk bekerja sama
Rp. 2.200 – Rp. 2500/buah. Selain kelapa
dalam mendiversifikasikan tanaman kelapa
bulat, produk turunan tanaman kelapa yang
dapat diproduksi petani hanya berupa
kopra dengan harga jualnya saat ini ini khususnya air kelapa yang dibuang
dikisaran Rp 9.000/kg. Pada tingkat harga begitu saja untuk diproduksi menjadi nata
tersebut, bagi petani cukup tinggi sehingga de coco. Selanjutnya, ibu-ibu PKK
membuat petani kelapa didesa Kalimas mengharapkan pendampingan dalam
banyak yang memproduksi kopra. Saat pemasarannya sehingga mereka dapat
produksi kopra, air kelapa hanya dibuang memasarkan hasil produksi dan dapat
begitu saja tanpa pemanfaatan kembali memecahkan permasalahan yang selama
yang sebenarnya jika diolah akan ini mereka hadapi.

2
JPPM ISSN: 2549 – 8347 (Online)
ISNN: 2579 – 9126 (Print)
Vol. 2 No. 1 Maret 2018
Hendarmin, Metasari Kartika, Wenny Pebrianti
Pelatihan dan Pendampingan Pengolahan Komoditi Kelapa

Masing-masing mitra memiliki Untuk permasalahan mitra kedua


permasalahan yang dihadapi. Untuk mitra yaitu kelompok PKK Desa Kalimas hanya
pertama yakni kelompok tani Jaya Mas mengalami dua permasalahan utama yakni
memiliki beberapa permasalahan utama adalah sebagai berikut :
yaitu :
1. Jenis kegiatan produktif kelompok PKK
1. Masih rendahnya tingkat pendapatan masih kurang.
petani kelapa.
Kegiatan yang sering dilakukan hanya
Jika rata-rata petani memiliki lahan ± 1 sebatas kegiatan arisan ibu-ibu PKK.
ha maka dapat menghasilkan kelapa
Kalaupun ada kegiatan, kegiatan
sebanyak 1.000 buah. Jika dijual pada
tersebut tidak terarah karena
harga Rp 1.500 maka pendapatan petani
ketidakaktifan 50% dari jumlah anggota
sebesar Rp 1.500.000/3 bulan
sebanyak 30 orang. Ada juga pelatihan
disebabkan buah kelapa dapat dipanen
tetapi hanya saat itu saja, sehingga
buahnya pertiga bulan. Sehingga
anggota PKK bingung saat ada masalah
perbulannya pendapatan petani hanya
jika mempraktekkan sendiri. Sehingga
sekitar Rp 500.000 sedangkan
yang mereka butuhkan ternyata bukan
tanggungan anggota keluarga untuk 1
hanya pelatihan sesaat tetapi
KK yaitu 4 – 6 orang.
pendampingan.
2. Tidak adanya informasi mengenai
2. Tidak mengetahui cara pemasaran.
diversifikasi komoditi kelapa.
Hal ini menjadi masalah utama yang
Akibat tidak adanya informasi, saat ini
dihadapi kelompok PKK desa Kalimas.
air kelapa dibuang saja kehalaman
Hasil dari beberapa kegiatan produksi
rumah atau dapur tanpa pemikiran
antara lain pembuatan kerajinan tas dan
bahwa air kelapa ini dapat
nata de cocohanya dijual antar anggota
dimanfaatkan kembali.
kelompok saja dikarenakan tidak
3. Tidak mengetahui cara memasarkan mengetahui cara memasarkannya baik
jika dilakukan diversifikasi produk. secara konvensional maupun secara
online.
Petani kelapa tidak tahu cara
memasarkan jika memproduksi produk Oleh karena itu tujuan kegiatan IbM
turunan komoditi kelapa. Pembuatan Desa Kalimas Melalui Diversifikasi
nata de coco yang dilakukan petani Komoditi Kelapa bekerjasama dengan
hanya untuk digunakan sendiri terutama Kelompok Tani Jaya Mas dan Kelompok
pada bulan ramadhan dan perayaan hari PKK Desa Kalimas adalah meningkatkan
raya. pendapatan mitra dengan cara
memproduksi dan memasarkan produk dari
4. Kualitas SDM petani tergolong rendah.

diversifikasi komoditi kelapa (nata de


Kualitas SDM petani sangat
coco).
mempengaruhi kreatifitas dalam
diversifikasi komoditi kelapa ini. Saat METODE
ini petani kelapa di desa Kalimas rata-
Metode pelaksanaan pada kegiatan
rata pendidikan hanya SD dan sikap
IbM Desa Kalimas Melalui Diversifikasi
selalu menerima apa adanya
Komoditi Kelapa yang bermitra dengan
menyebabkan tidak adanya inovasi
Kelompok Tani Jaya Mas dan Kelompok
yang dapat dilakukan.
PKK Desa Kalimas adalah dengan
memberikan informasi, pelatihan, dan

3
JPPM ISSN: 2549 – 8347 (Online)
ISNN: 2579 – 9126 (Print)
Vol. 2 No. 1 Maret 2018
Hendarmin, Metasari Kartika, Wenny Pebrianti
Pelatihan dan Pendampingan Pengolahan Komoditi Kelapa

pendampingan. Tahapan pelaksanaannya kelapa mudah tumbuh di berbagai kondisi


sebagai berikut: (1) transfer informasi dibandingkan dengan tanaman lain. Akan
kepada Kelompok Tani Jaya Mas dan tetapi, komoditas kelapa di Kecamatan
Kelompok PKK Desa Kalimas mengenai Sungai Kakap memiliki beberapa
diversifikasi komoditi kelapa. Tujuan kelemahan yaitu tingkat produktivitas hasil
kegiatan ini adalah mitra pertanian yang masih rendah, pemasaran
mengetahuidiversifikasi darikomoditi yang terbatas, minimnya produk turunan
kelapa,sehingga tidakmembuang hasil kelapa. Hal ini juga terjadi di Desa
bagiankelapa yang dapatmemberikan Kalimas yang merupakan salah satu dari
nilaitambah secara ekonomi; (2) pelatihan tiga belas desa di Kecamatan Sungai
soft skillyang bertujuan memberikan Kakap. Untuk itu, kedepannya diperlukan
motivasi dalam bekerja, berusaha, dan diversifikasi dari komoditi kelapa yang ada
berfikir kreatif; (3) pelatihan dan di Desa Kalimas. Beberapa diversifikasi
pendampingan pembuatan nata de coco. kelapa dapat berupa nata de coco, matras,
Tujuan kegiatan ini adalah terciptanya satu kecap, VCO, briket, kosmetik, bahan
produk unggulan mitra yakni nata de coco; bangunan, furniture dan bahan kerajinan.
dan (4) pelatihan dan pendampingan cara Sentuhan kreativitas akan membuat kelapa
pemasaran. Tujuannya adalah mitra memiliki nilai tambah secara ekonomi.
mendapatkan ilmu mengenai strategi
Pada kegiatan perdana IbM juga
pemasaran baik secara offline maupun
dilakukan pelatihan softskill dengan tema
online.
creative thinkingdan motivasi. Narasumber
pelatihan dari Pusat Inkubator Bisnis,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tanjungpura. Hasilnya dari kegiatan
transfer informasi dan pelatihan softskill
Hasil dari beberapa tahapan
adalah para mitra bangga memiliki
pelaksanaan pada kegiatanIbM Desa
kekayaan SDA di Desa Kalimas dan
Kalimas Melalui Diversifikasi Komoditi
menyadari pentingnya diversifikasi dari
Kelapa sebagai berikut:
kelapa yang menjadi komoditi unggulan
1. Meningkatnya pengetahuan mitra daerah. Pada akhirnya para mitra
mengenai diversifikasi komoditi kelapa. termotivasi untuk memberikan nilai
Sebelum kegiatan IbM diadakan, tambah pada air kelapa yang selama ini
mitra hanya menjual komoditi kelapa dari dibuang menjadi nata de coco.
Desa Kalimas dalam bentuk kelapa bulat, 2. Meningkatnya ketrampilan mitra
kelapa dagang, dan kopra. Oleh karena itu dalam mengolah air kelapa menjadi nata
kegiatan perdana yang dilakukan adalah de coco yang siap untuk dikonsumsi.

Selanjutnya produk diberi label dengan


transfer informasi dari hasil penelitian namaNata Kalimas.
Hendarmin dan Kartika (2016),
bahwasanya berdasarkan pendekatan rantai Berdasarkan hasil penelitian
nilai (value chain) dan analisis SWOT, Wardanu & Uliyanti (2015) dan Kusuma
kelapa merupakan komoditas unggulan (2012) pengolahan nata de coco layak
daerah di Kecamatan Sungai Kakap untuk dilakukan berdasarkan perhitungan
Kabupaten Kubu Raya. kelayakan usaha secara ekonomi. Untuk
itu, mitra harus mampu memiliki
Beberapa kelebihan yang dimiliki ketrampilan dalam membuat nata yang
adalah sumberdaya alam (produk kelapa berkualitas agar siap dan sehat untuk
yang melimpah), tersedianya tenaga kerja, dikonsumsi.Pada kegiatan IbM ini

4
JPPM ISSN: 2549 – 8347 (Online)
ISNN: 2579 – 9126 (Print)
Vol. 2 No. 1 Maret 2018
Hendarmin, Metasari Kartika, Wenny Pebrianti
Pelatihan dan Pendampingan Pengolahan Komoditi Kelapa

dilakukan pelatihan dan pendampingan memberikan cita rasa tersendiri setelah


pembuatan nata dan starter ditambahkan nata de coco. Pemilihan air
nata.Narasumber pelatihan adalah dosen serbat ini hasil dari diskusi para mitra agar
dari prodi Ilmu Teknologi Pangan Fakultas minuman nata produksiKalimas memiliki
Pertanian Universitas Tanjungpura. ciri tersendiri, pada akhirnya produk ini
Pendampingan dilakukan tiga kali hingga pun dinamakan NATA KALIMAS.
mitra dapat secara mandiri memproduksi Adanya email dan akun instagram untuk
nata. Pembuatan nata mengacu pada memasarkan produk secara online.
penelitian Ariyanti, Purwanto & Suherman
Setelah mitra mampu membuat
(2014) dimana menggunakan penerapan
minuman nata, mitra diberikan pelatihan
produksi bersih yakni pemanfaatan kotoran
dan pendampingan pemasaran. Tujuannya
hasil penyaringan, pembersihan kulit nata
agar hasil produk yang telah dibuat dapat
dan nata reject untuk pembuatan pupuk,
dipasarkan dan mampu bersaing dengan
penggunaan kembali air bekas sisa
produk sejenis sehingga akan
perendaman nata, air pembersihan nata dan
meningkatkan pendapatan mitra. Pada
air bekas pencucian botol serta nampan,
pelatihan pemasaran, narasumber dari Tim
penjualan koran bekas penutup nampan
IbM menyarankan mitra agar tidak hanya
fermentasi kepada pihak ketiga, dan
menjual produknya secara konvensional
pemanfaatan kembali sisa cairan
atau offline.
fermentasi untuk pembuatan starter.
Ada beberapa kendala yang Mitra harus mencoba untuk
dihadapi yakni lokasi pembuatan awalnya memasarkan produknya secara online,
di aula Kantor Desa Kalimas sehingga dikarenakan berdasarkan survei yang
mitra ibu-ibu PKK harus sering ke kantor dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara
desa untuk mengontrol nata yang Jaringan Internet Indonesia
didiamkan, frekuensi untuk sering ke (APJII)sepanjang 2016 menemukan bahwa
kantor desa dikeluhkan karena masalah 132,7 juta orang Indonesia telah terhubung
jarak dan kesibukan mereka sebagai ibu ke internet dengan total penduduk
rumah tangga. Namun, beberapa ibu-ibu Indonesia sendiri sebanyak 256,2 juta
PKK tetap semangat mengikuti proses ini. orang (Kompas, 2016).Berarti 51,8% orang
Sehingga yang pada awalnya mitra tidak Indonesia telah terhubung ke internet dan
memiliki ketrampilan membuat nata, ini peluang besar untuk memasarkan yang
setelah kegiatan ini mitra dapat membuat tak ada sekat ruang dan waktu. Konsumen
dengan hasil yang baik dimana nata yang nantinya bisa saja tidak hanya dari dalam
dipanen tidak berbau seperti yang negeri namun juga bisa dari luar negeri.
dikeluhkan sebelumnya. Hasil panen nata

Menindaklanjuti hal tersebut, maka


selanjutnya diolah kembali agar dapat siap dibuatlah email untuk memudahkan mitra
dikonsumsi dengan ditambahkan larutan menjual melalui media sosial. Emailnya
airnya. Nata selanjutnya dikombinasikan yaitu kalimaskreatif@gmail.com . Setelah
dengan air serbat. Air serbat atau biasa membuat email, mitra didampingi untuk
disebut dengan air sepang, merupakan membuat instagram dengan nama Nata
minuman yang dibuat dari rempah-rempah Kalimas. Pada tahap awal ini media sosial
yakni kayu sepang, kayu manis, jahe, adas yang dibuat baru instagram dengan alasan
manis, cengkeh, kapulaga dan pala. Dalam kemudahan dan kecenderungan masyarakat
pembuatannya ditambahkan daun pandan. saat ini yang lebih sering mengakses
Aroma pandan dan rempah-rempah serta instagram untuk melihat gambar atau
warna air kemerahan dari kayu sepang video. Kendala yang dihadapi saat ini

5
JPPM ISSN: 2549 – 8347 (Online)
ISNN: 2579 – 9126 (Print)
Vol. 2 No. 1 Maret 2018
Hendarmin, Metasari Kartika, Wenny Pebrianti
Pelatihan dan Pendampingan Pengolahan Komoditi Kelapa

adalah mitra belum dapat menjual secara Inovasi dan Kewirausahaan, 1(2),
terus menerus sehingga penjualan melalui 113-120.
online juga tidak maksimal.
Wardanu,A.P., & Uliyanti. (2015). Analisa
Nilai Tambah dan Kelayakan
SIMPULAN Agroindustri Nata de Coco di
Kesimpulan pada kegiatan Kabupaten Ketapang Kalimantan
pengabdian ini antara lain : adanya Barat. Jurnal Teknologi dan
motivasi untuk mengembangkan potensi Industri Pertanian Indonesia,
desa dengan sentuhan kreatifitas, 07(02), 44-47
meningkatnya pengetahuan dan
ketrampilan mitra dalam mengolah air
kelapa menjadi produk nata de coco, serta
meningkatnya pengetahuan mitra dalam
memasarkan barang tidak hanya melalui
cara tradisonal tetapi juga dapat dilakukan
dengan memanfaatkan media sosial yang
ada.

DAFTAR PUSTAKA

Ariyanti,M., Purwanto.P., & Suherman,S.


(2014). Analisis Penerapan
Produksi Bersih Menuju Industri
Nata De Coco Ramah Lingkungan.
Jurnal Riset Teknologi
Pencegahan Pencemaran Industri,
5(2), 45-50.

Hendarmin, & Kartika,M. (2016). Strategi


Pengembangan Komoditas
Unggulan Daerah. Prosiding
SIGIM#1, (halaman 161-168)
UNU Kalbar

Kompas. (2016). 2016, Pengguna Internet


di Indonesia Capai 132 Juta.
Diakses dari
http://tekno.kompas.com/read/2016
/10/24/15064727/2016.pengguna.i
nternet.di.indonesia.capai.132.juta.
tanggal 18/8/2017.

Kusuma, P.T.W.W. (2012). Analisis


Kelayakan Finansial
Pengembangan Usaha Kecil
Menengah (UKM) Nata De Coco
di Sumedang, Jawa Barat. Jurnal

6
JPPM ISSN: 2549 – 8347 (Online)
ISNN: 2579 – 9126 (Print)
Vol. 2 No. 1 Maret 2018

Vous aimerez peut-être aussi