Vous êtes sur la page 1sur 4

Konstruktivisme dalam keperawatan: Suatu telaah pengantar (Yeni Rustina *) 71

TINJAUAN PUSTAKA

KONSTRUKTIVISME DALAM KEPERAWATAN: SUATU


TELAAH PENGANTAR
Yeni Rustina *

Abstrak
Keperawatan merupakan suatu disiplin yang menekankan pada partisipasi aktif klien dalam asuhan keperawatan. Hal ini selaras
dengan paradigma faham konstruktivisme. Mereka menekankan pada proses pembelajaran aktif pembelajar dalam meningkatkan
pengetahuan dan keterampilannya.

Kata kunci: konstruktivisme, paradigma, riset keperawatan

Abstract
Nursing is a discipline which emphasizes on the client’s active participation in nursing care. This is congruent with the constructivist
paradigm. They emphasize on the active learning of learners in enhancing their knowledge and skills.

Key words: constructivism, nursing research, paradigm

PENDAHULUAN KONSTRUKTIVISME SEBAGAI


Sebagai mahluk sosial, seseorang akan
SUATU PARADIGMA
berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. Dari Paradigma merupakan suatu pandangan,
proses interaksi ini akan menghasilkan berbagai perspektif umum terhadap kompleksitas dunia nyata
pengetahuan baru atau pengembangan dari (Polit & Hungler, 1999). Pendapat yang hampir
pengetahuan yang sudah mereka miliki sebelumnya. serupa dikemukakan oleh Hollaway dan Wheeler
Proses penambahan pengetahuan tersebut merupakan (1996) bahwa paradigma merupakan suatu
salah satu fenomena yang ada di sekeliling kita dan perspektif atau pendekatan yang dianut oleh suatu
dapat kita amati. Dalam mengamati dan mempelajari komunitas ilmuwan. Dari kedua definisi ini
fenomena tersebut, seseorang tidak akan terlepas dari mengandung pengertian bahwa paradigma
sudut pandangnya sehingga realitas yang dihasilkan merupakan suatu sudut pandang yang dianut oleh
yang berbeda antara satu orang dengan lainnya suatu disiplin ilmu dalam melihat suatu fenomena.
tergantung dari persepsi masing-masing. Hal ini juga Fenomena merupakan gambaran tentang suatu
mempengaruhi strategi yang digunakan dalam kejadian, situasi, proses, suatu grup kejadian atau
mempelajari fenomena tersebut. situasi (Meleis, 1997). Fenomena keperawatan
Konstruktivisme atau paradigma naturalistik adalah aspek kesehatan yang relevan dengan praktek
merupakan suatu pandangan yang menganut faham keperawatan (International Council of Nurses,
bahwa di dunia ini terdapat berbagai realitas yang 2002). Salah satu paradigma yang erat kaitannya
sifatnya lentur, dapat berubah-ubah. Seorang perawat dengan fenomena keperawatan khususnya dalam
yang meyakini faham ini akan melihat bahwa memandirikan klien adalah konstruktivisme.
pengetahuan klien akan berbeda-beda dan akan Konstruktivisme merupakan suatu filosofi
bertambah apabila klien aktif menggalinya serta (belajar) yang didasarkan pada ide bahwa
lingkungan memfasilitasinya. Dalam makalah ini akan pengetahuan dibentuk oleh pembelajar dan akhirnya
dibahas tentang konstruktivisme sebagai paradigma dan menjadi seseorang yang berpengetahuan,
aplikasinya dalam pelayanan dan riset keperawatan. berdasarkan pada aktifitas mental dan sosialnya
72 Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 9, No.2, September 2005; 71-74

(Kirschner, 2000). Pendapat ini didukung oleh lainnya. Perawat mempunyai posisi penting dalam
Smith dan Mackie (2000) bahwa suatu realitas memfasilitasi pembentukan pengetahuan dan
dibentuk oleh perpaduan antara proses kognitif dan keterampilan ini. Perawat yang menganut faham
proses sosial. Dengan demikian, hasil akhir dari konstruktivisme akan melihat klien sebagai mitra
suatu proses belajar dipengaruhi oleh faktor individu yang aktif dalam menambah pengetahuannya.
pembelajar dan kualitas interaksi dengan Sistem edukasi kesehatan di rumah sakit bergeser
lingkungan dimana mereka berada termasuk dari edukasi yang sifatnya tradisional yaitu materi
fasilitas yang tersedia. Kemampuan seseorang yang disajikan berdasarkan perspektif tenaga
dalam menyerap informasi, kualitas dan kuantitas kesehatan menjadi edukasi yang berorientasi pada
informasi yang tersedia, serta kualitas interaksi yang kebutuhan klien. Oleh karena itu dibutuhkan
dilakukan oleh pembelajar dapat mempengaruhi pendekatan yang bersifat individual, karena setiap
kualitas pengetahuan dan keterampilan yang klien mempunyai pengetahuan dasar dan kebutuhan
dibentuk. Seseorang akan mempelajari sesuatu hal yang berbeda-beda. Proses pembentukan
apabila dia tertarik atau memerlukan hal itu. Oleh pengetahuan atau keterampilan baru ini diawali
sebab itu, dalam suatu proses belajar-mengajar, dengan interaksi, kemudian membandingkan
topik yang disajikan harus semenarik mungkin agar dengan pengetahuan sebelumnya, mengkritiknya
pembelajar tertarik untuk mempelajarinya. Bandura sampai akhirnya terbentuk suatu pengetahuan atau
(1977) mengemukakan bahwa untuk meningkatkan keterampilan baru.
perhatian dan retensi pengetahuan yang diberikan, Sebagai contoh: seorang ibu yang baru saja
topik pembelajaran harus disesuaikan dengan melahirkan bayinya mungkin ibu tersebut sudah
kebutuhan pembelajar. Pernyataan ini mempunyai pengetahuan dan keterampilan cara
mengindikasikan bahwa pengkajian kebutuhan merawat bayi. Ketika dirawat di rumah sakit, ibu
pembelajaran pembelajar penting untuk dilakukan. tersebut akan mendapatkan informasi tentang
Penganut faham konstruktivisme kondisi bayi dan bagaimana merawatnya dari
(constructivist) meyakini bahwa pengetahuan dan petugas kesehatan atau orang lain di sekitarnya yang
kebenaran merupakan bentukan. Mereka mempunyai pengetahuan tentang itu. Pengetahuan
menekankan karakter pluralistik dan plastik (lentur) dan keterampilan baru yang ibu dapatkan tergantung
dari suatu realitas. Pluralistik artinya bahwa realitas dari kemampuan ibu membentuknya, serta kualitas
diekspresikan dalam berbagai simbol dan bahasa; interaksi seperti keinginan untuk bertanya atau
sementara itu, karakter plastik mengandung makna melakukan klarifikasi tentang pengetahuan yang
bahwa realitas dapat diregangkan dan dibentuk didapat, serta kelengkapan informasi yang tersedia.
sesuai dengan tujuan yang diinginkan (Schwandt, Informasi yang kurang lengkap atau tidak akurat
1994). Bentukan (konstruksi) dari suatu realitas berpotensi untuk menimbulkan kebingungan atau
didasarkan pada bagaimana cara orang itu konflik pada ibu, bahkan menghasilkan pengetahuan
membentuknya. yang salah.

KONSTRUKTIVISME DALAM KONSTRUKTIVISME DALAM RISET


PELAYANAN KEPERAWATAN KEPERAWATAN
Dalam fenomena keperawatan di tatanan Peneliti yang meyakini konstruktivisme atau
pelayanan keperawatan, kemampuan seorang klien paradigma naturalistik mempercayai bahwa untuk
dalam membentuk suatu pengetahuan atau meningkatkan pengetahuan harus dilakukan melalui
keterampilannya tergantung pada kemampuan klien proses hermaneutik dan dialektika (Guba, 1990).
it u sendiri, sehingga hasil akhir dari suatu Aspek hermaneutik terdiri dari jabaran konstruksi
pembelajaran akan berbeda antara satu klien dengan individu, sedangkan dialektika terdiri dari aktifitas
Konstruktivisme dalam keperawatan: Suatu telaah pengantar (Yeni Rustina *) 73

membandingkan dan membentuk pengetahuan baru pengalaman seorang ibu dalam meningkatkan
dari pengetahuan yang telah dibentuk sebelumnya. kemampuannya dalam merawat bayi, pendekatan
Hemaneutik bertujuan untuk memahami yang dapat digunakan diantaranya Etnografi atau
keterampilan, praktek, dan pengalaman sehari-hari. Fenomenologi. Kedua pendekatan kualitatif ini
Untuk memahami suatu proses pembentukan memungkinkan peneliti untuk menggali proses
pengetahuan seseorang, perlu dipilih suatu pembentukan keterampilan ibu dalam merawat
metodologi yang tepat. Metodologi merupakan bayinya. Berbagai metoda pengumpulan data yang
teori-teori atau prinsip-prinsip yang mendasari dapat digunakan di antaranya wawancara, observasi,
pemilihan dan penggunaan berbagai metoda dan catatan lapangan. Metoda-metoda ini saling
(strategi dan tehnik) pengumpulan data untuk melengkapi satu sama lain, sehingga data yang
mendapatkan hasil akhir yang diharapkan dikumpulkan lebih lengkap dan dapat memberikan
(Hollaway & Wheeler, 1996). gambaran yang lebih akurat tentang fenomena yang
sedang diteliti. Informasi yang didapatkan harus
Beberapa ciri paradigma naturalistik meliputi:
divalidasi oleh para ibu yang menjadi partisipan
menggunakan tatanan (setting) alami, peneliti
untuk mengecek kebenarannya. Data kemudian
merupakan instrumen penelitian, menggunakan
dianalisa untuk mendapatkan gambaran tentang
berbagai metoda kualitatif, menggunakan tehnik
kegiatan yang dilakukan oleh para ibu dalam
sampel purposif, interpretasi data harus divalidasi
membentuk pengetahuan dan keterampilannya.
oleh partisipan atau rekan imbangan (counterpart)
( Appleton & King, 1997; Polit & Hungler, 1999). PENUTUP
Tatanan alami sangat kaya akan informasi. Hal ini
dapat meningkatkan pemahaman yang dalam Konst ruktivisme merupakan suatu sudut
tentang suatu fenomena yang menjadi pusat pandang yang dapat memberikan arah bagi
perhat iannya. Penelit i dapat mengajukan seseorang untuk melihat suatu fenomena yang ada
pertanyaan-pertanyaan baru, sehingga selain akan di sekitarnya. Kerangka fikir konstruktivisme selaras
mendapatkan pengetahuan baru, juga dapat dengan keperawatan yang menempatkan klien
menkorfimasi penemuan sebelumnya. Informasi sebagai mitra yang akt if serta memandang
yang dihasilkan tergantung pada kemampuan pentingnya peran lingkungan dalam pro ses
peneliti dalam mengumpulkan data. Peneliti yang peningkatan kesehatan dan kemandirian klien
mampu mengumpulkan data dengan baik dapat berdasarkan potensi yang dimilikinya.
meningkatkan kelengkapan informasi. Metoda
Konstruktivisme dapat diimplementasikan pada
kualitatif dapat memberikan informasi tentang suatu
pelayanan keperawatan dan penelitian keperawatan.
proses yang sedang diamati. Data- data tersebut
Melalui pemahaman paradigma yang diterapkan
diambil dari partisipan yang sudah ditentukan
dalam pelayanan keperawatan, maka optimalitas
kriterianya, sehingga menjawab pert anyaan
hasil pelayanan keperawatan dapat dicapai dan pada
penelitian. Data hasil wawancara dibuat naskahnya
bidang penelitian keakuratan hasil penelitian dapat
dan dikembalikan kepada partisipan unt uk
dipertahankan (ENT).
divalidasi kebenaran data tersebut. Prosedur ini
harus dilakukan untuk meningkatkan keakuratan * Yeni Rustina, S.Kp., M.App.Sc., DN.Sc. : Staf
data. Setelah didapatkan masukan dari partisipan, pengajar Kelompok Keilmuan Maternitas dan
proses selanjutnya adalah analisa data yaitu Anak FIK UI
menginterpretasi fenomena yang sedang diteliti.
Salah satu contoh fenomena dalam keperawatan
adalah proses pembentukan keterampilan ibu dalam
merawat bayinya. Apabila peneliti ingin mengetahui
74 Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 9, No.2, September 2005; 71-74

KEPUSTAKAAN Holloway, I., & Wheeler, S. (1996). Qualitative re-


search for nurses. London: Blackwell. Science.
Appleton, J. V., & King, L. (1997). Constructivism:
A naturalistic methodology for nursing inquiry. Meleis, A. J. (1997). Theoretical nursing: Devel-
Advanced in Nursing, 20(2), 13-22. opment and progress (3rd ed.). Philadelphia:
Lippincott.
Bandura, A. (1977). Social learning theory. Englewood
Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Polit, D., & Hungler, B. P. (1999). Nursing research:
Principles and methods (6th ed.). Philadelphia:
Guba, E. G. (1990). The paradigm dialog. Newbury Lippincott.
Park: Sage.
Schwandt, T. A. (1994). Constructivist, interpretivist
International Council of Nurses. (2002). Interna- approach to human inquiry. In N.
tional classification for nursing practice.
Diambil pada tanggal 13 Agustus 2005 dari K. Denzin (ed.), Handbook of Qualitative Research
http://www.icn.ch/icnpupdate.htm (pp. 118-137). Thousand Oaks: Sage.

Kirschner, P. A. (2000). Using integrated electronic Smith, E. R., & Mackie, D. M. (2000). Social
learning environments for collaborative teach- psychology (2 nd ed.). USA: Psycho lo gy
ing/learning. Diambil pada tanggal 10 Agustus Press.
2003 dari http://www.ouh.nl/info-alg-english- r.

Vous aimerez peut-être aussi