Vous êtes sur la page 1sur 11

STUDI KEANEKARAGAMAN, KEMERATAAN DAN KAKAYAAN

INFAUNA DI KAWASAN TAMAN NASIONAL BALI BARAT

LAPORAN KKL

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekologi


Yang dibina oleh Prof. Dr. Ir. Suhadi., M.Si dan Drs. I Wayan Sumberartha, M.Sc

Disusun oleh
Ade Ayu C.M 160342606234
Benedektio Jose Cristian 160342606285
Desi Yulia Safitri 160342606202
Dewi Amalina Fithry 160342606211
Dwi Anggreini Putri 160342606287
Hana Veronica 160342606281
Roikhatul Jannah 160342606257
Rosita 160342606220
Vitri Alfia Nur A 160342606208

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
April 2018
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena


atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan
KKL studi keanekaragaman, kemerataan dan kakayaan infauna di kawasan Taman
Nasional Bali Barat. Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah untuk memenuhi
tugas Matakuliah Ekologi.
Penyelesaian Laporan KKL studi keanekaragaman, kemerataan dan
kakayaan infauna di kawasan Taman Nasional Bali Barat ini tentunya tidak lepas
dari peran pihak-pihak yang telah memberikan saran, petunjuk dan bimbingan.
Oleh karena itu, penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Suhadi, M.Si dan Drs. I Wayan Sumberartha, M.Sc selaku
dosen pengampu Matakuliah Ekologi;
2. kakak-kakak Asisten Dosen Matakuliah Ekologi;
3. pihak Departeman Kehutanan Taman Nasional Bali Barat;
4. teman-teman Jurusan Biologi 2013 dan semua yang telah membantu
sehingga tugas ini dapat terselesaikan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa Laporan KKL analisis fauna tanah dengan
metode dekantasi kering dan dekantasi basah di hutan pantai trianggulasi kawasan
Taman Nasional Alas Purwo, Banyuwangi ini masih sangat jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik, saran dan masukan dari semua
pihak

Malang, 26 April 2018

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.................................................................................
KATA PENGANTAR ..................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................
A. Latar Belakang.................................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................................
C. Manfaat............................................................................................
D. Definisi Oprasional..........................................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA........................................................................
A. Taman Nasional Bali Barat.............................................................
B. Pengertian Fauna ...........................................................................
C. Faktor Pengaruh Fauna Tanah .......................................................
BAB III METODE PENELITIAN ...............................................................
A. Waktu dan Tempat..........................................................................
B. Alat dan Bahan...............................................................................
C. Cara Kerja........................................................................................
D. Metode Analisi................................................................................
BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA....................................................
A. Data..................................................................................................
B. Analisis Data....................................................................................
BAB V PEMBAHASAN ..............................................................................
BAB VI PENUTUP......................................................................................
A. Kesimpulan......................................................................................
B. Saran...............................................................................................
DAFTAR RUJUKAN...................................................................................
LAMPIRAN ................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Taman nasional merupakan salah satu kawasan pelestarian alam yang berada
di bawah Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA),
Kementerian Kehutanan. Berdasarkan keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor.
687/Kpts-II/1989, taman nasional didefinisikan sebagai kawasan pelestarian alam
yang dikelola dengan sistem zonasi yang terdiri dari zona inti dan 2 atau zona-
zona lain yang memanfaatkan untuk tujuan ilmu pengetahuan, pariwisata dan
rekreasi. Sementara berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990, taman
nasional adalah suatu kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli,
dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu
pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi.
Taman Nasional Bali Barat terletak di ujung barat Pulau Bali, sekitar 2 km
dari pelabuhan Gilimanuk. Lokasinya berada pada 2 kabupaten, yaitu Kabupaten
Jembrana dan Kabupaten Buleleng. Taman Nasional Bali Barat merupakan
satusatunya taman nasional di Pulau Bali yang juga merupakan kawasan
pelestarian alam dengan ekosistem asli dan merupakan habitat terakhir bagi
burung Curik Bali. Taman nasional ini memiliki keanekaragaman hayati laut
berupa terumbu karang dan biota laut lainnya, memiliki vegetasi mulai dari hutan
mangroov, hutan pantai, savanna, hutan musim serta hutan hujan dataran rendah.
Sebagai salah satu destinasi pariwisata yang terdapat di Pulau Bali, potensi
Taman Nasional Bali Barat dapat dimanfaatkan sebagai lokasi-lokasi kegiatan
dengan tujuan penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan,
menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi.
Pada ekosistem daratan organisme sangat di pengaruhi oleh faktor luar atau
habitatnya. Populasi juga tergantung oleh faktor abiotik dan biotik tanah pada
lingkungan tersebut mulai dari pH, kadar organik tanah, kesuburan, intensitas
cahaya dan unsur mineral tanah. Faktor lingkungan abiotik sangat menentukan
struktur komunitas hewan-hewan yang terdapat pada satu habitat, faktor biotik
adalah hewan atau organisme yang terdapat pada satu ekossitem. Berkaitan
dengan hal itu maka diadakan observasi hewan infauna tanah dengan judul “Studi
Keanekaragaman, Kemerataan Dan Kakayaan Infauna Di Kawasan Taman
Nasional Bali Barat”

B. Tujuan
Berdasarkan latar belakang tersebut didapatkan beberapa tujuan yaitu :
1. Mengetahui kanekaragaman, kekayaan serta kemerataan infauna tanah di
Taman Nasional Bali Barat.
2. mengetahui pengaruh faktor abiotik terhadap keberadaan serta jumlah jenis
infauna tanah di Taman Nasional Bali Barat.

C. Manfaat
Manfaat yang didapatkan dari observasi adalah mengetahui kanekaragaman,
kekayaan serta kemerataan infauna tanah di Taman Nasional Bali Barat dan
pengaruh faktor abiotik terhadap keberadaan serta jumlah jenis infauna tanah di
Taman Nasional Bali Barat

D. Definisi Oprasional
KKL adalah salah satu kegiatan yang masuk kedalam kegiatan belajar
mengajar yang dilakukan langsung dilapangan. KKL ini bertujuan untuk
memantapkan ilmu yang didapat pada saat pembelajaran di kelas. Salah satu
kegiatan yang dilakukan saat KKL matakuliah ekologi adalah melekuakn
peneliian tentang infauna tanah. Penelitian infauna tanah ini dilakukan dengan
metode yaitu metode dekantasi kering atau disebut juga barless Metode barles
dilakukan dengan menggunakan corong dan kassa kawat.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Taman Nasional Bali Barat


Taman Nasional Bali Barat terletak di ujung barat Pulau Bali, sekitar 2 km
dari pelabuhan Gilimanuk. Lokasinya berada pada 2 kabupaten, yaitu Kabupaten
Jembrana dan Kabupaten Buleleng dengan koordinat 8° 05' 20" – 8° 15' 25" LS
dan 114° 25' 00" – 114° 56' 30" BT
Kawasan TNBB dan sekitarnya atau biasa disebut kawasan Bali Barat
memiliki Topografi kawasan yang terdiri dari dataran landai (sebagian besar
datar), agak curam, dengan ketinggian tempat antara 0 s.d 1.414 mdpl. Terdapat 4
buah gunung yang cukup dikenal dalam kawasan, yaitu Gunung Prapat Agung
setinggi ± 310 mdpl, Gunung Banyuwedang ± 430 mdpl, Gunung Klatakan ± 698
mdpl dan Gunung Sangiang yang tertinggi yaitu ± 1002 mdpl. Di perairan laut
terdapat 4 pulau yang masuk dalam kawasan TNBB yaitu P. Menjangan ± 175 Ha,
P. Burung, P. Gadung, dan P. Kalong.

Gamabar 1. Citra satelit kawasan Taman Nasional Bali Barat

B. Pengertian Fauna Tanah


Fauna tanah adalah hewan yang menempati tanah sebagai habitatnya.
Menurut Adianto (1980) dalam Fatawi (2002) kehadiran fauna tanah pada
habitatnya tidak sama, ada yang secara temporer dan ada pula yang menetap.
Menurut Adianto (1980) dalam Fatawi (2002) fauna tanah secara umum dapat
dikelompokkan berdasarkan ukuran tubuh, ketergantungan terhadap air,
kehadirannya di tanah dan menurut tempat hidupnya
Berdasarkan ukurannya, Van Der Driff (1951) dalam Fatawi (2002) membagi
fauna tanah menjadi empat kategori sebagai berikut:
 Mikrofauna : hewan tanah yang memiliki ukuran tubuh 20-200 mikron
 Mesofauna : hewan tanah yang memiliki ukuran tubuh 200 mikron-2 mm
 Makrofauna : hewan tanah yang memiliki ukuran tubuh 2-20 mm
 Megafauna : hewan tanah yang memiliki ukuran tubuh 20-200 mm
Berdasarkan kehadirannya, fauna tanah dibagi menjadi:
 Fauna tanah yang temporer, yaitu golongan hewan tanah yang memasuki tanah
dengan tujuan bertelur, setelah menetas dan berkembang menjadi dewasa, hewan
akan keluar dari tanah. Misalnya: Diptera.
 Fauna tanah yang transien, yaitu hewan yang seluruh daur hidupnya
berlangsung di atas tanah. Misalnya: kumbang dari famili Conccinelidae.
 Fauna tanah yang periodik, yaitu hewan yang seluruh daur hidupnya ada di
dalam tanah, hanya sesekali hewan dewasa keluar dari dalam tanah untuk
mencari makanan dan setelah itu masuk kembali ke dalam tanah. Misalnya: ordo
Forficula, Chelisolches, Collembola, dan Acarina.
 Fauna tanah yang permanen, yaitu hewan yang seluruh daur hidupnya ada di
dalam tanah, dan tidak pernah keluar dari dalam tanah. Misalnya: Nematoda
tanah, Protozoa, dan Rotifera.

C. Faktor Pengaruh Fauna Tanah


Faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaan fauna tanah adalah:
1. Struktur tanah berpengaruh pada gerakan dan penetrasi fauna tanah;
2. Kelembaban tanah dan kandungan hara berpengaruh terhadap perkembangan
dalam daur hidup;
3. Suhu tanah mempengaruhi peletakan telur;
4. Cahaya dan tata udara mempengaruhi kegiatannya
 Menurut Andayani (2001) faktor-faktor yang mempengaruhi
keanekaragaman fauna tanah antara lain:
1. Faktor biotik

a) Pertumbuhan populasi

b) Interaksi antar spesies, berupa:

1. kompetisi

2. predator

2. Faktor abiotik
a) Kelembaban tanah
b) Suhu tanah
c) pH tanah
Rahmawati (2006) untuk mendapatkan infauna tanah, dapat digunakan metode
barlese tullgren funnel dan dekantasi basah. Cara kerja Barlese Tullgren Funnel
adalah tanah sampel yang diambil ditaruh diatas saringan atau kasa nyamuk yang
telah ada didalam corong. Kemudian set barles berisi tanah ditempatkan dibawah
sinar matahari dimulai saat matahari hampir terbit. Prinsipnya hewan tanah
tersebut akan jatuh kedalam wadah penampung karenan hewan tersebut bersifat
fototaksis negatif.
BAB III
METODE

A. Waktu dan Tempat


Penelitian dilakukan pada tanggal 30-1 april 2018. Pengambilan sampel tanah
untuk metode Barleese bersamaan dengan kegiatan praktikum analisis vegetasi
pada tanggal 30 Maret 2018 dengan masing-masing 3 ulangan. Pemasangan alat
Barleese dilakukan pagi hari di kawasan bumi perkemahan Taman Nasional Bali
Barat tanggal 31 Maret 2018 dan pengambilan hasil Barleese dilaksanakan pada
sore hari. Identifikasi hewan yang ditemukan dilakukan selama 2 kali pertemuan
di ruang 109 gedung Biolog.

B. Alat dan Bahan


Alat :
 cetok/bor tanah
 kain blacu/kantong plastik besar
 kerta label
 alat tulis
 barles set
Bahan :
 Atraktan
 Alkohol
 Air

C. Cara Kerja
ambil tanah dipermukaan menggunakan cetok (max. kedalaman 5 cm)
masukkan kedalam kantong

ulangi sampai didapatkan 6 gelas air mineral


apabila tanah terlalu kering cipratkan air untuk mempertahankan
kelembapannya

berikan label yang berisi nomor transek dan plot

bawa kembali ke camp dan kumpulkan ditempat yang telah disediakan

Menyiapkan set Barleese siap dengan botol mineral yang telah berisi alkohol 70%

Memasukkan sampel tanah dalam corong pada set Barleese

Mengambil alkohol berisi hewan tanah untuk kemudian dipindah ke dalam plakon
dan ditetesi formalin sebelum di identifikasi di gedung Biologi

D. Metode Analisi
1) Indeks keanekaragaman Shanon – Wiener
H’ = Ʃ Pi ln Pi
Keterangan: Pi = n/N
H’ : Indeks keanekaragaman Shanon – Wiever
n : Jumlah masing-masing spesies
N : Jumlah total spesies dalam sampel

2) Setelah memperoleh indeks keanekaragaman Shanon–Wiener, selanjutnya


menghitung nilai indeks kemerataan (Evennes) dengan rumus:
𝐻′
𝐸=
𝐼𝑛. 𝑆
Keterangan: E : Indeks kemerataan evennes
H’ : Indeks keanekaragaman Shanon – Wiever
S : Jumlah spesies (n1, n2, n3, …..)

3) Selanjutnya dihitung nilai kekayaan dengan menggunakan rumus indeks


Richness:
𝑆−1
𝑅=
𝐼𝑛. 𝑁
Keterangan: R : Indeks Richness
S : Jumlah spesies (n1, n2, n3, …..)
N : Total individu dalam pengambilan sampel

DAFTAR RUJUKAN
Rahmawati. 2006. Study Keanekaragaman Mesofauna Tanah Di Kawasan Hutan
Wisata Alam Sibolangit. www. Journal Fauna.
Andayani, Lilis. 2001. Studi Keanekaragaman Fauna Tanah Pascaerupsi Gunung
Kelud Kecamatan Ngancar Kediri. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA
UM
Fatawi, Zaim. 2002. Studi Keanekaragaman Serangga Tanah (Epifauna) pada
Berbagai Ketinggian di Lereng Gunung Ijen Kabupaten Banyuwangi. Skripsi
tidak diterbitkan. Malang: FMIPA UM

Vous aimerez peut-être aussi