Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
FAJRI NOVA
2013730
JAKARTA
2016
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Strata satu (S1)
FAJRI NOVA
2013730035
JAKARTA
2016
Laporan Tugas Akhir/Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua
sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan benar.
NIM : 2013730035
Tanda Tangan :
Tanggal :
NIM : 2013730109
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Muhammadiyah Jakarta berhak menyimpan,
mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis, pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal :
Yang menyatakan,
Fajri Nova
Abstrak
Latar Belakang. Tinea pedis atau ringworm of the foot adalah infeksi dermatofita
pada kaki, terutama pada sela jari dan telapak kaki. Tinea pedis merupakan infeksi
jamur yang paling sering terjadi. Paling banyak ditemukan diantara jari ke-4 dan
ke-5, dan seringkali meluas ke bawah jari dan sela jari-jari lain.
Abstract
Aim. To determine their relationship with the incidence of Tinea pedis Tinea
pedis knowledge of the behavior usage habits socks and shoes.
LEMBAR PERSETUJUAN
Pada hari :
Tanggal :
Pembimbing Utama
(dr.Rayhana, M.Biomed. )
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
6. Mas wahyu agung dan Mbak farah, selaku staff laboratorium yang telah
banyak memberikan bantuan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian tepat waktu.
7. Seluruh dosen, staff, dan karyawan di lingkungan Fakultas Kedokteran dan
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta atas bantuannya slama ini.
8. Larasati, Syeli santriawati, Siti Halimah intan.p yang telah membantu
penulisan dan melakukan penelitian kerokkan kulit.
9. Sahabat – sahabat yang terus memberikan semangat, dorongan,dan
motivasi serta sabar dalam mendengarkan keluh kesah penulis selama
proses pembuatan skripsi yaitu: Larasati, Syeli santriawati, Siti Halimah
intan.p , Ilta Nunik, Nurul Imaniar, Dina Nurhasanah, dan Indri
parameswari.
10. Teman satu pembimbing yang memberikan motivasi dan semangat dalam
proses penulisan skripsi ini yaitu : Ferdi.R , Fauzio.k, Faishal.N, Febian,
dan Ghani M.S.
11. Keluarga besar angkatan 2013 ( FRONTALE ) yang tidak bisa disebutkan
satu persatu yang banyak menemani kegiatan penulis selama menjalankan
kuliah di Universitas Muhammadiyah Jakarta.
12. Letkol Dwi Baliono, SH selaku ayah, dan anggota TNI yang telah
memberikan inspirasi dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
13. Pimpinan TNI PUSPOMAD yang telah mengizinkan penulis untuk
melakukan penelitian.
14. Anggota TNI PUSPOMAD yang telah bersedia menjadi responden untuk
penelitian.
15. Semua pihak yang tidak disebutkan satu persatu yang telah membantu
penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari seluruh penulisan skripsi ini jauh dari kata sempurna,
karna kesempurnaan hanya milik Allah SWT dan kesalahan hanya milik
penulis. Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat dan dapat menambah
ilmu pengetahuan.
Wassalamualaikum, Wr.Wb
Penulis
(Fajri Nova )
DAFTAR ISI
PENATALAKSANAAN .................................................................................. 15
PENCEGAHAN ............................................................................................... 19
PROGNOSIS .................................................................................................... 20
DEFINISI PERSONAL HYGIENE.......................................................................... 20
DEFINISI PENGETAHUAN ................................................................................... 21
TINGKATAN PENGETAHUAN ............................................................................ 22
B. Kerangka Teori ................................................................................................... 24
C. Kerangka Konsep................................................................................................ 24
D. Hipotesis Penelitian ............................................................................................. 25
E. Pertanyaan Penelitian ......................................................................................... 25
BAB III ................................................................................................................. 26
METODE PENELITIAN ...................................................................................... 26
A. Jenis dan Desain Penelitian ................................................................................ 26
B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................... 26
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .................................................. 26
VARIABEL SAMPLE...................................................................................... 26
Definisi operasional .......................................................................................... 27
D. Populasi dan Sampel ........................................................................................... 29
1. Populasi ............................................................................................................. 29
2. Sampel............................................................................................................... 29
E. Pengujian Instrument Penelitian ....................................................................... 30
1. Uji Validitas ...................................................................................................... 30
2. Uji Reliabilitas .................................................................................................. 32
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 32
G. Teknik Pengolahan Data ................................................................................ 32
1. Editting.............................................................................................................. 32
2. Coding ............................................................................................................... 32
3. Prosessing ......................................................................................................... 33
4. Cleaning ............................................................................................................ 33
H. Penyajian Data ................................................................................................ 33
ANALISA DATA ................................................................................................. 33
a. ANALISA UNIVARIAT .................................................................................. 33
Daftar Tabel
Daftar Skema
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari
lingkungan hidup manusia, dan merupakan organ yang esensial dan vital serta
cermin kesehatan dan kehidupan.19 Kulit juga sangat kompleks, elastis dan
sensitif, bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras dan juga bergantung
pada lokasi tubuh. .19
Penyakit jamur dapat hidup dan berkembang biak ditempat lembab, dan
tidak bersih pada setiap manusia. Penyakit kulit dapat menyerang keseluruh
atau sebagian tubuh tertentu.20 Penyakit kulit dapat menyerang siapa saja
terutama mereka yang tidak memperhatikan kebersihan diri.20 Kejadian
penyakit kulit pada anggota kepolisian merupakan suatu hal yang harus
dihindari atau dicegah oleh para anggota kepolisian agar tidak mengganggu
aktifitas dan produktifitas kerja .20 Adapun hadist yang mengatakan tidak ada
penyakit yang tidak dapat disembuhkan, hadist nya yaitu :
َ ف فَأ َ ْن
َّ ت ال
ِ شافي َ ْ ب ْالبَأ
ِ س ا ْش ِ َّاللّ ُه َّم َربَّ الن
ِ اس ا َ ْذ ِه
َ الَ ِشفَا َء ِإالَّ ِشفَا ُؤ َك ِشفَا ًء الَ يُغَاد ُِر
سق
ALLAHUMMA ROBBANNASI ADZHIBILBA' SA ISYFI
ANTASYSYAFI LA SYIFAUKA SYIFA' AN LA YUGHODIRU
SAQOMA.
Tinea Pedis adalah infeksi kulit pada sela jari kaki dan telapak kaki yang
disebabkan oleh jamur atau yang lebih dikenal sebagai Tinea pedis atau
ringworm of the foot. Tinea pedis disebabkan oleh Trichophyton rubrum yang
sering memberikan kelainan menahun.6 21
Tinea pedis sering menyerang
orang dewasa yang bekerja ditempat basah seperti tukang cuci, petani atau
orang yang setiap hari harus memakai sepatu tertutup misalnya
tentara,satpam,dan polisi.10 Selain karena pemakaian sepatu tertutup untuk
waktu yang lama, bertambahnya kelembaban karena keringat, pecahnya kulit
karena mekanis, dan paparan terhadap jamur merupakan faktor risiko yang
menyebabkan terjadinya Tinea pedis dikarnakan Kondisi lingkungan yang
lembab dan panas di sela-sela jari kaki.10
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas peneliti menarik sebuah
rumusan masalah yaitu “Apakah adanya hubungan insiden Tinea pedis
dengan pengetahuan Tinea pedis terhadap perilaku kebiasaan penggunaan
kaus kaki dan sepatu pada anggota TNI PUSPOMAD Jakarta?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui adanya hubungan insiden Tinea pedis dengan pengetahuan
Tinea pedis terhadap perilaku kebiasaan penggunaan kaus kaki dan sepatu
pada anggota TNI PUSPOMAD.
2. Tujuan Khusus
Mengetahui insiden Tinea pedis pada penggunaan kaus kaki dan sepatu
tertutup pada anggota TNI PUSPOMAD.
Mengetahui pengetahuan tentang Tinea Pedis terhadap perilaku kebiasaan
penggunaan kaus kaki dan sepatu pada anggota TNI PUSPOMAD.
Mengetahui adanya perilaku kebiasaan pemakaian kaus kaki dan sepatu
tertutup dengan Tinea pedis pada pengetahuan mengenai Tinea Pedis pada
anggota TNI PUSPOMAD.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi anggota TNI
Menambah pengetahuan anggota TNI PUSPOMAD mengenai penyakit
tinea pedis tanda – tanda, pencegahan, dan cara mengatasinya.
Memperbaiki perilaku kebiasaan penggunaan kaus kaki dan sepatu pada
anggota TNI PUSPOMAD.
1. Bagi peneliti
Mengetahui pengetahuan dan bertambahnya wawasan mengenai Tinea
Pedis.
2. Bagi PUSPOMAD
Dapat menjadi masukan tentang penyakit infeksi jamur pada anggota
TNI, sehingga di masa yang akan datang akan ada suatu program
kesehatan di PUSPOMAD berkaitan dengan penyakit Tinea Pedis.
3. Bagi institusi
Sebagai refrensi tambahan di perpustakaan yang dapat dimanfaatkan
oleh seluruh mahasiswa Progam Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran
dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
b. Sampel
Sampel merupakan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh
populasi.36 Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian anggota TNI
PUSPOMAD yang dianggap mewakili seluruh populasi, sample
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. JAMUR
Mikologi berasal dari bahasa Yunani mykes adalah jamur dan logos
adalah ilmu. Menurut Alexopoulos et al. (1996), sebenarnya Istilah yang
tepat adalah mycetology, karena mykes berdasarkan tatabahasa Yunani
adalah myceto.25 Fungi dalam bahasa Latin juga berarti jamur. Jamur
merupakan mikroorganisme eukariotik dengan tingkat biologisnya yang
lebih tinggi dibandingkan dengan bakteri.25 Habitat hidupnya terutama di
alam seperti air dan tanah sebagai jamur saprofit.26 Kehidupan jamur
memerlukan suasana lingkungan dengan kelembapan yang tinggi.
Meskipun demikian, jamur dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan,
sehingga jamur dapat hidup di gurun pasir yang kering dan panas.26
Jamur dapat tumbuh dengan baik pada suhu kamar 25 - 30°C, dengan
kelembaban 60%.9 Walaupun demikian ada beberapa jamur patogen yang
dapat tumbuh pada 45 - 50°C, oleh karenanya sensitivitas jamur terhadap
suhu dapat digunakan untuk identifikasi spesies.9 Jamur menyukai kondisi
asam dengan pH 5,5 – 6,5 / 6,8.9
1. Parasit obligat Merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada
inangnya, sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya,
Pneumonia carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita
AIDS).28
2. Parasit fakultatif adalah jamur yang bersifat parasit jika
mendapatkan inang yang sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak
mendapatkan inang yang cocok.28
3. Saprofit Merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat
organik yang mati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari
organisme yang telah mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh.
Sebagian besar jamur saprofit mengeluarkan enzim hidrolase pada
substrat makanan untuk mendekomposisi molekul kompleks
menjadi molekul sederhana sehingga mudah diserap oleh hifa.
Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap bahan-bahan organik
dalam bentuk sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya.28
KLASIFIKASI DERMATOFITOSIS
Dermatofitosis disebut juga dengan istilah infeksi “tinea” yang
dikelompokkan lebih lanjut berdasarkan lokasi infeksinya, yaitu : 30
TINEA PEDIS
Salah satu infeksi kulit pada sela jari kaki dan telapak kaki yang
disebabkan oleh jamur atau yang lebih dikenal sebagai tinea pedis atau
Athlete’s foot maupun ringworm of the foot.10 Tinea pedis disebabkan oleh
Trichophyton rubrum yang sering memberikan kelainan menahun.10 Tinea
pedis sering menyerang orang dewasa yang bekerja ditempat basah seperti
tukang cuci, petani atau orang yang setiap hari harus memakai sepatu
tertutup misalnya tentara dan polisi.10
EPIDEMIOLOGI
Tinea pedis merupakan kelainan dermatofitosis terbanyak di
dunia.22 Dilaporkan 70 % dari populasi pasien Tinea pedis yang paling
banyak menyerang laki – laki dibandingkan dengan perempuan, serta tidak
ditentukan dan dipengaruhi oleh etnik atau ras tertentu.22 Pada Tinea pedis
tidak ditemukan hubungan sebagai penyebab kematian.22
kasus yang paling sering dijumpai (Dep/ SMF Kesehatan Kulit dan
Kelamin RS Dr. Sardjito, 2004).8 Berdasarkan data statistik di RS. Dr. M
Jamil Padang, insiden relatif dari beberapa tipe klinis dermatofitosis
adalah tinea kruris (33%), tinea korporis (18%), tinea pedis (16%), tinea
kapitis (14%), tinea manum (9%), dan tinea unguium (9%) (Wong,
2000).8Sedangkan, berdasarkan data statistik Poliklinik Kulit dan Kelamin
RSUD Dr. Moewardi Surakarta diperoleh jumlah kunjungan kasus 10
besar penyakit di poli tersebut meliputi acne (19%), dermatitis kontak
alergi (16%), tinea kruris (12%), neurodermatitis (11%), tinea versikolor
(10%), skabies (7%), urtikaria (5%), dan keloid (4%) (Bagian/ SMF I.P
Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Moewardi, 2011).8
PATOFISIOLOGI
FAKTOR RESIKO
Tinea pedis yang mempunyai nama lain Athlete's foot, ring worm of
the foot atau kutu air, (padahal bukan betul-betul kutu, melainkan kapang
jamur yang menyukai bagian kulit yang sering dibiarkan basah dan
lembab).11 Beberapa faktor lain penyebab Tinea pedis adalah pemakaian
sepatu tertutup untuk waktu yang lama dalam berkerja, sering berkontak
dengan tanah dan air, bertambahnya kelembaban karena keringat,
temperatur tinggi, menurunnya sistem imun, personal hygiene, dan paparan
terhadap jamur disuatu tempat.12
GEJALA KLINIS
DIAGNOSIS
sebagai teknik skrining awal. Teknik ini hanya memiliki sensitivitas hingga
40% dan spesifisitas hingga 70%. Hasil negatif palsu dapat terjadi hingga
pada l5% kasus, bahkan bila secara klinis sangat khas untuk
dermatofitosis.14 Sensitivitas, spesifisitas, dan hasil negatif palsu
pemeriksaan mikroskopik sediaan langsung dengan kalium hidroksida
(KOH) pada dermatofitosis sangat bervariasi.13 Pemeriksaan mikroskopik
sediaan langsung KOH memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang lebih
rendah serta hasil negatif palsu sekitar l5%- 30%, namun teknik ini
memiliki kelebihan tidak membutuhkan peralatan yang spesifik, lebih
murah dan jauh lebih cepat bila dibandingkan dengan kultur.13
DIAGNOSIS BANDING
2. Dermatitis atopik
Dermatitis atopik dapat menyebabkan skuamasi kering yang
disertai gatal di bagian punggung kaki. Atau yang lebih dikenal
sebagai eksim, timbul pada penderita dengan riwayat atopi
(urtikaria, rinitis alergika,” hay fever” dan asma).6 10
3. Psoriasis pustulosa
Psoriasis pustulosa merupakan penyakit yang diturunkan (cacat
herediter yang menyebabkan over produksi keratin), bersifat
kronik yang dapat terjadi pada setiap usia. Penyakit inflamasi
noninfeksius yang kronik pada kulit di mana produksi sel-sel
epidermis terjadi dengan kecepatan ± enam hingga sembilan kali
lebih besar dari pada kecepatan yang normal.18 Berupa plak
bersisik putih yang terdapat pada daerah lutut, siku, dan kulit
kepala. Juga dapat dijumpai di jari-jari tangan dan jari-jari kaki
memperlihatkan plak-plak yang licin dan merah dengan
permukaan yang mengalami maserasi.6 10
PENATALAKSANAAN
efektif untuk pengobatan infeksi pada kulit kepala dan kuku, infeksi
pada tubuh yang kronik dan luas, infeksi pada straum korneum yang
tebal seperti telapak tangan dan kaki.2 39 44
Efek samping yang dapat ditimbulkan oleh obat anti topikal lebih
sedikit dibandingkan obat anti jamur sistemik. 2 39 44 Jenis golongan obat
anti jamur topikal yang sering digunakan yaitu :
yang diberikan pada pasien tinea pedis 2 kali sehari, digunakan selama
2 – 4 minggu. Pada obat Amorolfin biasanya diberikan dengan dosis 1
kali sehari selama > 6 bulan. 2 39 44
Gliseofulvin
Griseofulvin merupakan antibiotik anti jamur yang berasal dari
spesies Penicillium mold. Pada tahun 1959, pertama kali
diketahui obat ini efektif untuk pengobatan anti jamur pada
manusia. Griseofulfin merupakan obat pertama kali yang
diberikan secara oral untuk pengobatan Dermatofitosis.
Griseofulvin merupakan obat anti jamur yang bersifat
fungistatik, berikatan pada protein mikrotubular dan
menghambat mitosis sel jamur. Griseofulvin mempunyai
aktifitas spektrum yang terbatas hanya untuk Epidermophyton
floccosum, Microsporum spesies, dan Tricophyton spesies,
yang merupakan penyebab infeksi jamur pada kulit, rambut,
dan kuku. Griseofulfin tidak efektif terhadap kandidiosis
kutaneusdan pitiriasis versikolor. Dosis obat yang diberikan
untuk dewasa 500 – 1000 mg/ hari dan untuk anak – anak
berusia ≥ 2 tahun diberikan 10 – 15 mg/hari secara oral serta
lama pengobatan pada pasien Tinea pedis diberikan selama 4 –
8 minggu. Efek samping yang dapat timbul yaitu sakit kepala,
mual, muntah, dan sakit pada abdominal. Timbulnya reaksi
Urtikaria dan erupsi kulit dapat terjadi pada sebagian pasien. 2 39
44
Ketokonazol
Ketokonazol pertama kali diperkenalkan pada tahun dan di
Amerika Serikat pada tahun 1981. Ketokonazol merupakan
obat golongan imidazol yang pertama kali diberikan secara
oral. Ketokonazol mempunyai spektrum luas dan efektif untuk
Blastomyces dermatitidis, Candida spesies, Coccidiodes
immitis, Histoplasma capsulatum, Malassezia furfur, dan
Paracoccidiodes brasiliensis. Ketokonazol efektif terhadap
dermatofit tetapi tidak efektif pada Aspergillus spesies dan
Zygomycetes. Dosis yang diberikan untuk dewasa 200 mg/hari
dan untuk anak – anak diberikan 3,3 – 6,6 mg/kgBB/ hari, lama
pengobatan untuk pasien tinea pedis selama 2 – 4 minggu. Efek
samping yang bias terjadi yaitu anoreksia, mual dan muntah
serta dapat terjadi hepatotoksik ringan tetapi kerusakan hepar
yang serius jarang terjadi. 2 39 44
Itrakonazol
Itrakonazol pertama kali diperkenalkan pada tahun 1992.
Itrakonazol mempunyai spektrum luas dan efektif untuk
Blastomyces dermatitidis, Candida spesies, Coccidiodes
immitis, Histoplasma capsulatum, Malassezia furfur,
Paracoccidiodes brasiliensis, Cryptococcus neoformans,
Scedosporium apiospermu, dan Sporothrix shecenckii.
Ketokonazol efektif terhadap dematiaceous moulds dan
dermatofit tetapi tidak efektif pada Zygomycetes. Dosis
pengobatan pada dermatofitosis adalah 100 mg/hari diberikan
selama 4 minggu. Efek samping yang dapat timbul masalah
pada gastrointersitinal seperti mual , sakit pada abdominal, dan
konstipasi. Efek samping lainnya sperti terjadinya sakit kepala,
pruritus, dan ruam alergi. 2 39 44
Terbinafin
Terbinafin merupakan anti jamur golongan alilamin yang dapat
diberikan secara oral. Pertama kali ditemukan pada tahun 1983,
di Eropa digunakan sejak tahun 1991, dan di Amerika serikat
pada tahun 1996. Terbinafin mempunyai spektrum luas dan
efektif untuk Blastomyces dermatitidis, Candida spesies,
Histoplasma capsulatum, dan Sporothrix shecenckii, serta
efektif untuk dematiaceous moulds. Dois yang diberikan untuk
dewasa 250 mg/hari selama 2 – 6 minggu untuk pengobatan
Tinea pedis. Efek samping yang dapat timbul seperti gangguan
gastrointerstinal, diare, dyspepsia, sakit di abdominal sering
dijumpai. 2 39 44
PENCEGAHAN
Selain tindakan pengobatan, tindakan pencegahan juga merupakan
tindakan yang penting dalam penanganan masalah Tinea pedis. Hal ini
bertujuan agar tidak timbulnya kekambuhan ataupun penularan penyakit.
Prinsip utama untuk melakukan pencegahan penyakit ini yaitu : 1 2 3 4 5
a. Mencuci kaki dan sela jari menggunakan sabun dan air yang
mengalir setiap hari.
b. Setelah mencuci kaki dan sela jari, segera mengeringkannya
menggunakan handuk kering dan bersih hingga benar – benar
kering.
c. Menjaga agar kaki tetap dalam keadaan kering terutama setelah
terpapar air.
d. Tidak menggunakan handuk dan alat perlengkapan mandi secara
bergantian agar tidakterjadinya penularan.
e. Tidak menggunakan sepatu yang dapat menyebabkan timbulnya
keringat berlebih dalam hal ini khususnya pada penggunakan
sepatu tertutup dalam waktu yang lama, disarankan
menggunakan sepatu dari bahan vinyl yang dapat menyerap
keringat.
PROGNOSIS
2.PERSONAL HYGIENE
7. Kondisi fisik atau psikis, yaitu pada keadaan tertentu atau sakit
kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan
untuk melakukannya.35
4. PENGETAHUAN
DEFINISI PENGETAHUAN
TINGKATAN PENGETAHUAN
Tingkatan Pengetahuan Ada 6 (enam) tingkatan pengetahuan yang
dicakup dalam domain kognitif, yaitu: 36
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat
ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari
keseluruhan bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan
yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang
tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan,
menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.36
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real
(sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi
atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.36
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di
dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu
sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan
kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),
membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.36
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-
formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat
merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan, dan
sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang
telah ada. 36
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang
ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah
ada.36
B. Kerangka Teori
Perilaku Personal
hygiene
Tinea Pedis
C. Kerangka Konsep
Perilaku
Tinea Pedis
Tingkat
Pengetahuan
D. Hipotesis Penelitian
Ho : Tidak ada hubungan insiden Tinea Pedis dengan pengetahuan Tinea
Pedis terhadap perilaku kebiasaan penggunaan kaus kaki dan sepatu
tertutup pada anggota TNI PUSPOMAD.
Ha : Ada hubungan insiden Tinea Pedis dengan pengetahuan Tinea Pedis
terhadap perilaku kebiasaan penggunaan kaus kaki dan sepatu tertutup
pada anggota TNI PUSPOMAD.
E. Pertanyaan Penelitian
1. Apakah adanya hubungan insiden Tinea pedis dengan pengetahuan Tinea
pedis terhadap perilaku kebiasaan penggunaan kaus kaki dan sepatu pada
anggota TNI PUSPOMAD Jakarta?
2. Berapa banyak insiden Tinea Pedis yang terjadi pada anggota TNI
PUSPOMAD Jakarta?
3. Bagaimana pengetahuan Tinea Pedis pada anggota TNI PUSPOMAD
Jakarta ?
4. Bagaimana perilaku kebiasaan dalam kebersihan diri, pemakaian kaus kaki
dan sepatu tertutup pada anggota TNI PUSPOMAD Jakarta?
METODE PENELITIAN
suatu saat berada bersama dengan variabel lain, variabel yang terakhir ini
berubah (atau diduga berubah) dalam variasinya. Variabel yang berubah
karena variabel bebas tersebut dinamai variabel tergantung (disebut juga
variabel terpengaruh, variabel tak bebas, efek, dependen dan
sebagainya).38
Berdasarkan pada kerangka konsep penelitian, maka peneliti
mengelompokkan variabel menjadi dua bagian, yaitu:
1. Variabel Independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan Tinea Pedis
dan perilaku kebiasaan penggunaan kaus kaki serta sepatu tertutup.
2. Variabel dependen yaitu insiden Tinea Pedis.
Definisi operasional
Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel
yang diamati/diteliti, perlu sekali variabel-variabel tersebut diberi
batasan atau definisi operasional. Definisi operasional ini juga
bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan
terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta pengembangan
instrumen (alat ukur). Untuk memudahkan, biasanya definisi
operasional itu disajikan dalam bentuk matrix yang terdiri dari kolom-
kolom.36
Definisi Operasional
Definisi Skala
Variabel Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
Tinea Ditemukannya Pemeriksaan Waawancara 2 ) Negatif (
Nominal
pedis adanya gejala tinea fisik dan mengenai tidak ada
2. Sampel
Sampel merupakan objek yang diteliti dan dianggap mewakili
seluruh populasi.36 Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian anggota
TNI PUSPOMAD yang dianggap mewakili seluruh populasi, sample
dalam penelitian diambil dari sejumlah populasi yang memenuhi kriteria
inklusi dan eklusi. Adapun kriteria inklusi dan ekslusi adalah sebagai
berikut:
a. Kriteria inklusi
Perempuan hamil
Bersedia menjadi responden
b. Kriteria eksklusi
Perempuan tidak hamil
Tidak bersedia menjadi responden
kurang : 0-3
baik : 4-6
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat
ukur dapat dipercaya atau diandalkan, yang menunjukan bahwa
pengukuran itu konsisten atau dapat dipercaya.36
2. Coding
Tahap mengubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka.
Coding bermanfaat untuk mempermudah saat melakukan analisa data
dan mempercepat pemasukkan data penelitian. Kuisioner yang telah
dilakukan proses editing terkait pengecekan terhadap kelengkapan
3. Prosessing
Tahap memasukkan (entry) data kuisioner yang telah diisi oleh
responden ke paket komputer. Data kuisioner yang telah dilakukan
proses editing (pengecekkan kelengkapan data) dan coding (pengubahan
data yang berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka) akan
dilanjutkan dengan memasukkan hasil editing ke program computer.6
4. Cleaning
Tahap melakukan pengecekkan kembali data yang sudah dimasukkan
ke paket komputer. Setelah data hasil penelitian mengalami proses
editing, coding, dan telah dimasukkan ke paket komputer (processing),
maka langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah mengecek
kembali kelengkapan data yang sudah dimasukkan ke dalam paket
komputer sehingga memudahkan peneliti untuk melakukan tahap analisa
data.6
H. Penyajian Data
ANALISA DATA
a. ANALISA UNIVARIAT
Analisis univariat bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik
masing-masing variabel yang diteliti. Analisis univariat dilakukan
pada variabel dependen yaitu insiden Tinea Pedis dan variabel
independen yaitu pengetahuan Tinea pedis dan prilaku penggunaan
kaus kaki dan sepatu.45
b. ANALISA BIVARIAT
Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan dan berkorelasi. Analisis bivariat bertujuan untuk
melihat hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen. Untuk melihat hubungan masing-masing variabel,
dilakukan uji statistik. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi-
square (X2). 45
Analisis menggunakan chi square untuk menguji hipotesis antara
variabel yang berdata kategorik dan kategorik. Uji chi square
dalam penelitian ini menggunakan perangkat lunak komputer SPSS
16.45 Adapun variabel yang diuji dalam penelitian ini adalah
variabel independen yaitu pengetahuan Tinea pedis dan prilaku
penggunaan kaus kaki dan sepatu tertutup , Variabel dependen yaitu
insiden Tinea Pedis. Untuk mengetahui distribusi kuantitas X2 maka
menggunakan rumus sebagai berikut: 45
X2 = ∑ (O-E)2
E
O = Nilai Observasi
E = Nilai Ekspektasi
Sedangkan untuk mengetahui p value tergantung pada besarnya
derajat kebebasan (degree of freedom) yang dinyatakan dalam: 45
df = (b-1) (k-1)
dimana b = jumlah baris di dalam
k = jumlah kolom di dalam tabel silang
Hasil uji chi square dapat dilihat pada kotak chi square test pada
perangkat lunak komputer .45
BAB IV
B. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
Analisa univariat digunakan untuk mengetahui prevalensi dari
variabel – variable yang diteliti yaitu insiden tinea pedis, usia,
pengetahuan tinea pedis, perilaku kebersihan diri, pemakaian kaus kaki
dan sepatu tertutup.
a. Usia
Distribusi usia pada anggota TNI PUSPOMAD kota Jakarta
pusat Tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Usia
Tidak ada 4 8%
Total 50 100%
2. Analisis Bivariat
2 variabel yang bermakna. Sedangkan, jika p > α maka artinya tidak ada
hubungan atau pengaruh yang bermakna OR ( Odds Ratio) untuk
menyatakan seberapa besar risiko antara salah satu variable terhadap
variable dependen.
USIA OR CI P
KARAKTERISTIK USIA 20- USIA 35- 95% VALU
34 50 Total E
INSIDEN TINEA ADA 27 19 46 0.046 – 0.523
PEDIS 4.908
TIDA 3 1 4 0.474
K
ADA
Total 30 20 50
B PERILAKU OR CI P
e KEBERSIHAN DIRI,
r PEMAKAIAN KAUS
KARAKTERISTIK
d KAKI DAN SEPATU
a TERTUTUP
s
BAIK KURANG Total 95% VALUE
a
INSIDEN TINEA ADA 10 36 46 0.093 0.009 – 0.020
r
PEDIS 0.990
k
TIDAK 3 1 4
a
ADA
n
Total 13 37 50
C. Pembahasan
A. Simpulan
B. Saran
3. Bagi peneliti
a. penelitian ini hanya terbatas pada satu pekerjaan saja
yaitu TNI, diharapkan peneliti selanjutnya dapat
mengambil sample yang berbeda pekerjaan sebagai
tambahan dan variasi.
b. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan
penelitian dengan variable yang sudah ada seperti usia,
hygiene seseorang,dan pengetahun dengan jumlah
sample yang banyak dan dengan variable tambahan
seperti pendidikan, jenis kelamin, dan faktor ekonomi.
Untuk dilihat ada atau tidaknya hubungan terhadap
tinea pedis.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://eprints.ung.ac.id/6173/3/2012-1-48401-821309011-bab2-11082012105823.pdf ,
tanggal 19 september 2016 , jam 13 : 13 pm
2. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/51085/4/Chapter%20II.pdf , tanggal 19
september 2016, jam 13 : 13 pm.
3. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20870/4/Chapter%20II.pdf , tanggal 19
september 2016, jam 13 : 13 pm.
4. http://library.upnvj.ac.id/pdf/4s1kedokteran/207311032/bab%202.pdf , tanggal 19
september 2016, jam 16 : 20 pm.
5. http://eprints.ums.ac.id/18645/4/BAB_I.pdf , tanggal 20 september , jam 20 : 18 pm.
6. Budimulja, U,dkk : mikosis. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, Jakarta FK UI. 2016 : 103–
109.
7. https://core.ac.uk/download/pdf/11715767.pdf , tanggal 20 september , jam 20 : 50 pm.
8. http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/viewFile/536/537, tanggal 20
september , jam 23:08 am.
9. Subakir. Mikologi kedokteran. FK Undip, Semarang, 2005: 1, 5, 11.
10. Perdoski. Dermatofitosis superfisialis. balai penerbit FKUI, Jakarta, 2001:3-5, 40-45.
11. Nadesul, H. 10 hal penting tentang jamur. 2005. www.mediacastore.com
12. Soekandar, TM. Angka kejadian dan pola jamur penyebab Tinea pedis di asrama Brimob
Semarang , Ilmu kesehatan kulit dan kelamin FK Undip, 2004: 1-6.
13. Paramata NR, Maidin A, Massi N. The Comparison of Sensitivity Test of Itraconazole
Agent The Causes of Dermatophytosis in Glabrous Skin In Makassar. Makassar: Bagian
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanudin. Makassar; 2009.
14. Abdelal EB, Shalaby MAS, Abdo HM, Alzafarany MA, Abubakr AA. Detection of
dermatophytes in clinically normal extracrural sites in patients with tinea cruris. The Gulf
Journal of Dermatology and Venereology. 2013; (20)1: 31-9.
15. Unandar B. Mikosis. In. Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editors. Ilmu penyakit kulit dan
kelamin. 5th ed. Jakarta: Balai penerbitan FKUI; 2007. p. 89- 104.
16. Sobera JO, Elewski BE. Fungal diseases. In. Bolognia JL, Jorizzo JL, Rapini RP,
editors. Dermatology volume 1. 2nd ed. US: Mosby Elsevier; 2003. p.
17. Verma S, Heffernan MP. In. Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS,
Leffel DJ, editors. Fitzpatrick’s dermatology in general medicine. 7th ed. New York:
McGraw-Hill; 2008. p.1807-21.
18. N. Viter P. Bertus,dkk , Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 3, Nomor 2, Mei-Agustus 2015.
19. Wasitaatmadja,S,M. Anatomi Kulit dan Faal Kulit. ed. 6 Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Jakarta:2010,Balai Penerbit FKUI.
20. Palilati,Sriyati B.2014.Hubungan Antara Higiene Pribadi Dan Penggunaan Alat
Pelindung Diri dengan Kejadian Penyakit Kulit Pada Pekerja Pengangkut Sampaah Di
Kota GorontaloTahun 2012.Universitas Negri Gorontal.
21. Prince S. A., at all, 2005, Pathofisiologi Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit, Buku
Kedokteran, EGC, Jakarta 2005.
22. Robbins,M.Courtney.,2009.Dermatofitosis,http://emedicine.medscape.com/article/10916
84-overview, diakses tanggal 16 Juni 2011.
23. Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. Buku ajar patologi. 7 nd ed , Vol. 1 dan 2. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2007 .
24. Hidayat,2009. Metodologi penelitian kesehatan.jakarta:bineka cipta.
25. Gandjar dkk . 2006. MIKOLOGI: Dasar dan Terapan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
pp: 25-26
26. Kumala W, 2006, Mikologi dasar kedokteran, Diagnosis Laboratorium, Penerbit
Universitas Trisakti, Jakarta, pp. 27-28.
27. Brooks GF,Butel JS,Morse SA.Mikrobiologi kedokteran.Alih Bahasa. Mudihardi E,
Kuntaman,WasitoEB et al. Jakarta: Salemba Medika, 2005: 317-27.
28. Sumarsih, S. 2003. Mikrobiologi Dasar. Yogyakarta : UPN Veteran.
29. Marwali Harahap, 2000. Ilmu penyakit kulit. Jakarta : Hipokrates.
30. Djuanda, Adhi., 2005 dan 2010. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin,. Ed.4. Jakarta ; FKUI.
31. Verma,S., Heffernan, M.P., 2008. Superfisial Fungal Infection: Dermatophytosis,
Onychomycosis, Tinea Nigra, Piedra. Dalam: Wolff, K. (eds). Fitzpatrick’s Dermatology
in General Medicine. Vol.II. Ed.7. United States: McgrawHill, 1807-1821.
32. Mubarak,wahid iqbal.2008.Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi
dalam Praktik.Jakarta: ECG.
33. Alimul, A. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Salemba Medika.
34. Pratiwi & Noviar, “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Siswa terhadap PHBS di SDN
Ngebel Kec. Kasihan Kabupaten Bantul, Yogyakarta. 2008.
35. Perry, potter. 2006. Fundamental keprawatan: konsep,proses, dan praktik.Jakarta: EGC.
36. Notoatmodjo, S. 2003,2005 dan 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
37. Wawan, A dan Dewi, M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan , Sikap dan Perilaku
Manusia.Yogyakarta : Nuha Medika.
38. Pratiknya, A.W. 2011. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan.
PT. Raja Gradindo Persada.Jakarta.
39. Bahry,Bahroelim.2012.Farmakologi dan terapi.Edisi 5.Jakarta:Badan Penerbit FK UI.
40. Nova.k.2015.Pengaruh Pemakaian Sepatu Kerja Terhadap Insiden Tinea Pedis Pada
Anggota Polisi Polsek Bantar Gerbang Kota Bekasi.Tanggerang.
41. Wulandari,ratna.2015.Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Penyakit Tinea Pedis
Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Pada Petani Desa Jembrung.Surakarta.
42. Bertus NVP, Pandaleke HEJ, Kapantow GM. Profil Dermatofitosis di Poliklinik Kulit
dan Kelamin RSUP Prof. DR. R. D. Kandou Manado Periode Januari-Desember 2012.
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic/article/view/8862.
tanggal 14 november 2016 pukul 10 : 49 wib
43. http://digilib.unila.ac.id/6648/19/BAB%20II.pdf. tanggal 14 november 2016 pukul 10 :
49 wib .
44. Ramona.2008. pengobatan dermatomikosis.universitas Sumatra.
45. Santoso, S. 2006. Menguasai Statistik di Era Informasi dengan SPSS 14. PT. Elex Media
Komputindo. Jakarta.
46. Siregar RS. Penyakit Jamur Kulit Edisi 2. Jakarta: EGC; 2013.
47. Siregar RS. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit Edisi 2. Jakarta: EGC; 2005.
48. Gerry. (2010). Gambaran distribusi penderita penyakit Tinea imbrikata berdasarkan
keadaan sosiodemografi dan klinis di desa Teluk Pongkal kecamatan Sokan kabupaten
Melawi provinsi Kalimantan Barat tahun 2010. Jurnal kesehatan. Diunduh dari:
http://jurnal.untan.ac.id/396 7/ (diakses 14 november 2016, jam: 00:04 WIB).
49. Wawan dan Dewi, A. (2010). Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta:
Nuha Medika.
50. Soekandar TM. Angka kejadian dan pola jamur penyebab tinea pedis di asrama Brimob
Semarang. Semarang : Ilmu kesehatan kulit dan kelamin FK Undip; 2004.
51. Baihaqi,Muhammad.2014.Prevelensi dan Faktor Terjadinya Tinea Pedis pada Pekerja
Pabrik Tekstil.Universitas Dipenogoro. http//enprints.undip.ac.id/.tanggal 14 November
pukul 23:00 wib.
Lampiran 1
Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 2
Surat penelitian
Lampiran 3
Lembar Persetujuan Menjadi Responden
2016.
NIM : 20137300635
Saya bersedia menjadi responden pada penelitian ini. Saya mengerti bahwa saya
menjadi bagian dari penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui Hubungan insiden
Tinea Pedis dengan pengetahuan Tinea Pedis terhadap perilaku kebiasaan penggunaan
Saya telah diberitahukan bahwa partisipasi atau penolakan ini tidak merugikan
saya dan saya mengerti bahwa tujuan dari penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi saya
Demikian secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun. Saya
Peneliti Responden
Lampiran 4
Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
“Hubungan insiden Tinea Pedis dengan pengetahuan Tinea Pedis terhadap perilaku
kebiasaan penggunaan kaus kaki dan sepatu tertutup pada anggota TNI PUSPOMAD
1. Data Demografi
Alamat :……………………………………………
No Pertanyaan Ya Tidak
menular ?
tertutup?
jari kaki ?
kutu air?
No Pertanyaan Ya Tidak
menggunakan sabun?
kerja?
setiap hari?
hari?
hingga kering?
basah ?
sepatu tertutup?
dalam seminggu ?
Lampiran 5
Uji ReabilitasPengetahuan Tinea Pedis
Reliability
RELIABILITY
/VARIABLES=a b c d e f g h i j k l m n total
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.
Notes
[DataSet0]
N %
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.684 15
Item-Total Statistics
Uji Reabilitas Perilaku kebersihan diri, Kebiasaan pemakaian kaus kaki dan
sepatu tertutup
RELIABILITY
/VARIABLES=a b c d e f g h i j k l m total
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE
/SUMMARY=TOTAL.
Notes
[DataSet0]
N %
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.685 14
Item Statistics
a .90 .305 30
b 1.00 .000 30
c .90 .305 30
d .90 .305 30
e .90 .305 30
f .13 .346 30
g .57 .504 30
h .37 .490 30
i .90 .305 30
j .93 .254 30
k .90 .305 30
l .47 .507 30
m .83 .379 30
total 9.70 1.896 30
Item-Total Statistics
Scale Statistics
Lampiran 6
Analisa Univariat
Frequencies
Notes
[DataSet0]
Statistics
perilaku_kebersi
han_diri_pemak
aian_kauskaki_
insiden_tinea_p pengetahuan_ti dan_sepatu_tert
edis nea_pedis utup usia_responden
N Valid 50 50 50 50
Missing 0 0 0 0
Frequency Table
insiden_tinea_pedis
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
pengetahuan_tinea_pedis
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
perilaku_kebersihan_diri_pemakaian_kauskaki_dan_sepatu_tertutup
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
usia_responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Lampiran 7
Crosstabs
Notes
Dimensions Requested 2
[DataSet0]
Cases
pengetahua_tinea_pedis
insiden_Tinea_Pedis ADA 8 38 46
TIDAK ADA 3 1 4
Total 11 39 50
Chi-Square Tests
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .88.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Risk Estimate
CROSSTABS
CROSSTABS
/TABLES=insiden_Tinea_Pedis BY
perilaku_kebersihan_diri_pemakaian_kauskaki_dan_sepatu_tertutup
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ RISK
/CELLS=COUNT
/COUNT ROUND CELL.
Crosstabs
Notes
Dimensions Requested 2
[DataSet0]
Cases
insiden_Tinea_Pedis *
perilaku_kebersihan_diri_pemakaian_kauskaki_dan_sepatu_tertutup
Crosstabulation
Count
perilaku_kebersihan_diri_pemakai
an_kauskaki_dan_sepatu_tertutup
insiden_Tinea_Pedis ADA 10 36 46
TIDAK ADA 3 1 4
Total 13 37 50
Chi-Square Tests
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.04.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Crosstabs
Notes
Dimensions Requested 2
[DataSet0]
Cases
usia
insiden_Tinea_Pedis ADA 27 19 46
TIDAK ADA 3 1 4
Total 30 20 50
Chi-Square Tests
Risk Estimate
Lampiran 8
Riwayat Hidup
RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Email : nova.fajri05@gmail.com
Pendidikan