Vous êtes sur la page 1sur 89

HUBUNGAN INSIDEN TINEA PEDIS TERHADAP

PENGETAHUAN TINEA PEDIS DAN PERILAKU


KEBIASAAN PEMAKAIAN KAUS KAKI DAN SEPATU
TERTUTUP PADA ANGGOTA TNI PUSPOMAD JAKARTA
PADA TAHUN 2016.

LAPORAN TUGAS AKHIR/SKRIPSI

FAJRI NOVA

2013730

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

JAKARTA

2016

Universitas Muhammadiyah Jakarta


HUBUNGAN INSIDEN TINEA PEDIS TERHADAP
PENGETAHUAN TINEA PEDIS DAN PERILAKU
KEBIASAAN PEMAKAIAN KAUS KAKI DAN SEPATU
TERTUTUP PADA ANGGOTA TNI PUSPOMAD JAKARTA
PADA TAHUN 2016.

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Strata satu (S1)

LAPORAN TUGAS AKHIR/SKRIPSI

FAJRI NOVA

2013730035

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

JAKARTA

2016

Universitas Muhammadiyah Jakarta


ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Laporan Tugas Akhir/Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua
sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan benar.

Nama : Fajri Nova

NIM : 2013730035

Tanda Tangan :

Tanggal :

Universitas Muhammadiyah Jakarta


iii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR


UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Muhammadiyah Jakarta, saya yang bertanda


tangan dibawah ini:

Nama : Fajri Nova

NIM : 2013730109

Program Studi : Kedokteran

Fakultas : Kedokteran dan Kesehatan

Jenis Karya : Laporan Tugas Akhir/Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Muhammadiyah Jakarta Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non
exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah yang berjudul:

“Hubungan Insiden Tinea Pedis terhadap Pengetahuan Tinea pedis dan


perilaku Kebiasaan Pemakaian Kaus Kaki dan Sepatu Tertutup pada Anggota
TNI PUSPOMAD Jakarta tahun 2016.”

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Muhammadiyah Jakarta berhak menyimpan,
mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis, pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta

Pada tanggal :

Yang menyatakan,

Fajri Nova

Universitas Muhammadiyah Jakarta


iv

Hubungan Insiden Tinea Pedis terhadap Pengetahuan Tinea pedis


dan perilaku Kebiasaan Pemakaian Kaus Kaki dan Sepatu
Tertutup pada Anggota TNI PUSPOMAD Jakarta tahun 2016

Fajri Nova*, Rayhana**

*Mahasiswa Prodi Kedokteran, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan, Universitas


Muhammadiyah Jakarta

**Dosen Prodi Kedokteran, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan, Universitas


Muhammadiyah JakartaAbstrak

Abstrak

Latar Belakang. Tinea pedis atau ringworm of the foot adalah infeksi dermatofita
pada kaki, terutama pada sela jari dan telapak kaki. Tinea pedis merupakan infeksi
jamur yang paling sering terjadi. Paling banyak ditemukan diantara jari ke-4 dan
ke-5, dan seringkali meluas ke bawah jari dan sela jari-jari lain.

Tujuan. Untuk mengetahui adanya hubungan insiden Tinea pedis dengan


pengetahuan Tinea pedis terhadap perilaku kebiasaan penggunaan kaus kaki dan
sepatu.

Metode. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan


metode deskriptif korelasional, dengan teknik Total Sampling didapatkan 50
responden.

Hasil. Uji chi-square menyatakan terdapat hubungan signifikan antara insiden


tinea pedis dengan pengetahuan tinea pedis pada anggota TNI, dengan nilai p
0,008 dan adanya hubungan signifikan antara insiden tinea pedis dengan perilaku
kebiasaan pemakaian kaus kaki dan sepatu tertutup pada anggota TNI, dengan
nilai p 0,020. Semua variabel yang digunakan pada tes mempunyai hubungan
yang signifikan dengan insiden tinea pedis pada anggota TNI, hasil uji chi-square
kurang dari p 0,05

Simpulan. Insiden tinea pedis mempunyai hubungan yang bermakna dengan


pengetahuan tinea pedis dan perilaku kebiasaan pemakaian kaus kaki dan sepatu
tertutup pada anggota TNI. Diharapkan pimpinan TNI dapat memberikan
dukungan yang baik untuk mencegah terjadi tinea pedis pada anggota TNI.

Kata Kunci : Insiden tinea pedis, Pengetahuan tinea pedis, Perilaku


kebiasaan pemakaian kaus kaki dan sepatu, dan anggota TNI.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


v

The incidence of Tinea Pedis relationship against Tinea pedis


Knowledge and Usage Habits behavior Socks and Shoes Closed at
TNI PUSPOMAD Jakarta 2016
Nova Fajri*, Rayhana**

* Students Prodi Medicine, Faculty of Medicine and Health, University of


Muhammadiyah Jakarta

* Lecturer Prodi Medicine, Faculty of Medicine and Health, University of


Muhammadiyah Jakarta

Abstract

Background. Tinea pedis or ringworm of the foot is a dermatophyte infection of


the feet, especially on the toes and soles of the feet. Tinea pedis is a fungal
infection that most often occur. Most are found between the fingers to the 4th and
5th, and often extends to the bottom of the finger and between the fingers of the
other.

Aim. To determine their relationship with the incidence of Tinea pedis Tinea
pedis knowledge of the behavior usage habits socks and shoes.

Method. This study uses a quantitative approach using descriptive correlational


methods, techniques Total Sampling obtained 50 respondents.

Results. Chi-square test states there is a significant association between the


incidence of tinea pedis with knowledge of tinea pedis on members of the
military, with p value of 0.008 and the existence of a significant relationship
between the incidence of tinea pedis with habitual behavior use socks and closed
shoes on members of the military, with p value of 0.020. All the variables used in
the test had a significant relationship with the incidence of tinea pedis on members
of the military, the results of chi-square test p less than 0.05.

Conclusions. The incidence of tinea pedis have a meaningful relationship with


tinea pedis knowledge and usage habits of behavior socks and closed shoes at
TNI. TNI leadership is expected to provide good support to prevent tinea pedis
occurred at TNI.

Keywords: The incidence of tinea pedis, tinea pedis Knowledge, Behavior


usage habits socks and shoes, and members of the TNI.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


vi

LEMBAR PERSETUJUAN

Disetujui untuk diajukan pada Sidang Tugas Akhir/Skripsi di Program


Studi Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Pada hari :

Tanggal :

Pembimbing Utama

(dr.Rayhana, M.Biomed. )

Universitas Muhammadiyah Jakarta


vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis ucapkan atas


khadirat Allah SWT karena berkat rahmat, nikmat, dan karunianya serta hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubunngan Insiden
Tinea Pedis Terhadap Pengetahuan Tinea Pedis Dan Prilaku Kebersihan Diri,
Pemakaian Kaus Kaki Dan Sepatu Tertutup Pada Anggota TNI PUSPOMAD
Kota Jakarta Pusat’’ yang penulis ajukan sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi Strata satu ( S1) di Program Studi Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Jakarta. Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya
dari zaman jahiliyah ke zaman yang penuh ilmu pengetahuan sampai hari ini.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan banyak motivasi dan


dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Mama dan Papa penulis, yang selalu menyayangi, membantu, memberi


dukungan dan membimbing penulis hingga saat ini. Terima kasih atas
segala doa yang telah dipanjatkan selama ini sehingga penulis dapat
melaksanakan kuliah dengan baik dan menyelesaikan skripsi ini tepat
waktu. Terima kasih atas segalanya.
2. dr. Slamet Sudi Santoso, MPd.Ked, selaku dekan Fakultas Kedokteran dan
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
3. dr. Tri Ariguntar Wikaningtyas, Sp.PK, selaku ketua Program Studi
Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Jakarta.
4. dr. Rayhana, M.Biomed, selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan
sabar memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu.
5. dr. Abdul Baktiansyah, Sp.OK, selaku dosen yang telah menyempati diri
untuk membimbing penulis dan selalu memberikan masukan, dukungan,
dan bantuan selama skripsi.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


viii

6. Mas wahyu agung dan Mbak farah, selaku staff laboratorium yang telah
banyak memberikan bantuan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian tepat waktu.
7. Seluruh dosen, staff, dan karyawan di lingkungan Fakultas Kedokteran dan
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta atas bantuannya slama ini.
8. Larasati, Syeli santriawati, Siti Halimah intan.p yang telah membantu
penulisan dan melakukan penelitian kerokkan kulit.
9. Sahabat – sahabat yang terus memberikan semangat, dorongan,dan
motivasi serta sabar dalam mendengarkan keluh kesah penulis selama
proses pembuatan skripsi yaitu: Larasati, Syeli santriawati, Siti Halimah
intan.p , Ilta Nunik, Nurul Imaniar, Dina Nurhasanah, dan Indri
parameswari.
10. Teman satu pembimbing yang memberikan motivasi dan semangat dalam
proses penulisan skripsi ini yaitu : Ferdi.R , Fauzio.k, Faishal.N, Febian,
dan Ghani M.S.
11. Keluarga besar angkatan 2013 ( FRONTALE ) yang tidak bisa disebutkan
satu persatu yang banyak menemani kegiatan penulis selama menjalankan
kuliah di Universitas Muhammadiyah Jakarta.
12. Letkol Dwi Baliono, SH selaku ayah, dan anggota TNI yang telah
memberikan inspirasi dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
13. Pimpinan TNI PUSPOMAD yang telah mengizinkan penulis untuk
melakukan penelitian.
14. Anggota TNI PUSPOMAD yang telah bersedia menjadi responden untuk
penelitian.
15. Semua pihak yang tidak disebutkan satu persatu yang telah membantu
penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


ix

Penulis menyadari seluruh penulisan skripsi ini jauh dari kata sempurna,
karna kesempurnaan hanya milik Allah SWT dan kesalahan hanya milik
penulis. Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat dan dapat menambah
ilmu pengetahuan.

Wassalamualaikum, Wr.Wb

Jakarta, November 2016

Penulis

(Fajri Nova )

Universitas Muhammadiyah Jakarta


x

DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................... ii


LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
Daftar Tabel ......................................................................................................... xiii
Daftar Skema........................................................................................................ xiv
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 3
1. Tujuan Umum ................................................................................................... 3
2. Tujuan Khusus .................................................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 3
E. Ruang Lingkup Penelitian.................................................................................... 4
1. Waktu dan tempat ............................................................................................... 4
2. Populasi dan sampel ............................................................................................ 4
3. Keterbatasan sumber daya .................................................................................. 5
BAB II ..................................................................................................................... 6
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 6
A. Landasan Teori ..................................................................................................... 6
 ETIOLOGI PENYAKIT JAMUR PADA KULIT .............................................. 8
 KLASIFIKASI DERMATOFITOSIS ................................................................. 8
 TINEA PEDIS .................................................................................................... 9
 EPIDEMIOLOGI ................................................................................................ 9
 PATOFISIOLOGI............................................................................................. 10
 FAKTOR RESIKO ........................................................................................... 11
 GEJALA KLINIS ............................................................................................. 11
 DIAGNOSIS ..................................................................................................... 13
 DIAGNOSIS BANDING .................................................................................. 14

Universitas Muhammadiyah Jakarta


xi

 PENATALAKSANAAN .................................................................................. 15
 PENCEGAHAN ............................................................................................... 19
 PROGNOSIS .................................................................................................... 20
DEFINISI PERSONAL HYGIENE.......................................................................... 20
DEFINISI PENGETAHUAN ................................................................................... 21
TINGKATAN PENGETAHUAN ............................................................................ 22
B. Kerangka Teori ................................................................................................... 24
C. Kerangka Konsep................................................................................................ 24
D. Hipotesis Penelitian ............................................................................................. 25
E. Pertanyaan Penelitian ......................................................................................... 25
BAB III ................................................................................................................. 26
METODE PENELITIAN ...................................................................................... 26
A. Jenis dan Desain Penelitian ................................................................................ 26
B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................... 26
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .................................................. 26
 VARIABEL SAMPLE...................................................................................... 26
 Definisi operasional .......................................................................................... 27
D. Populasi dan Sampel ........................................................................................... 29
1. Populasi ............................................................................................................. 29
2. Sampel............................................................................................................... 29
E. Pengujian Instrument Penelitian ....................................................................... 30
1. Uji Validitas ...................................................................................................... 30
2. Uji Reliabilitas .................................................................................................. 32
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 32
G. Teknik Pengolahan Data ................................................................................ 32
1. Editting.............................................................................................................. 32
2. Coding ............................................................................................................... 32
3. Prosessing ......................................................................................................... 33
4. Cleaning ............................................................................................................ 33
H. Penyajian Data ................................................................................................ 33
 ANALISA DATA ................................................................................................. 33
a. ANALISA UNIVARIAT .................................................................................. 33

Universitas Muhammadiyah Jakarta


xii

b. ANALISA BIVARIAT ..................................................................................... 34


BAB IV ................................................................................................................. 35
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................... 35
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ............................................................... 35
B. Hasil Penelitian.................................................................................................... 35
1. Analisis Univariat ............................................................................................. 35
2. Analisis Bivariat................................................................................................ 38
C. Pembahasan ......................................................................................................... 42
1. Penafsiran dan Pembahasan Hasil Penelitian.................................................... 42
BAB V................................................................................................................... 46
SIMPULAN DAN SARAN .................................................................................. 46
A. Simpulan .............................................................................................................. 46
B. Saran .................................................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 49
Lampiran 1 ............................................................................................................ 53
Lampiran 2 ............................................................................................................ 54
............................................................................................................................... 54
Lampiran 3 ............................................................................................................ 55
Lampiran 5 ............................................................................................................ 60
Lampiran 6 ............................................................................................................ 65
Lampiran 7 ............................................................................................................ 67
Lampiran 8 ............................................................................................................ 74
Riwayat Hidup ...................................................................................................... 74

Universitas Muhammadiyah Jakarta


xiii

Daftar Tabel

Tabel 3.1 .......................................................................................................... 27

Tabel 4.1 .......................................................................................................... 36

Tabel 4.2 .......................................................................................................... 36

Tabel 4.3 .......................................................................................................... 37

Tabel 4.4 .......................................................................................................... 38

Tabel 4.5 .......................................................................................................... 39

Tabel 4.6 .......................................................................................................... 40

Tabel 4.7 .......................................................................................................... 41

Universitas Muhammadiyah Jakarta


xiv

Daftar Skema

Gambar 2.1 ...................................................................................................... 12

Gambar 2.2 ...................................................................................................... 12

Gambar 2.3 ...................................................................................................... 13

Gambar 2.4 ...................................................................................................... 14

Gambar 2.5 ...................................................................................................... 24

Gambar 2.6 ...................................................................................................... 24

Universitas Muhammadiyah Jakarta


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari
lingkungan hidup manusia, dan merupakan organ yang esensial dan vital serta
cermin kesehatan dan kehidupan.19 Kulit juga sangat kompleks, elastis dan
sensitif, bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras dan juga bergantung
pada lokasi tubuh. .19

Penyakit jamur dapat hidup dan berkembang biak ditempat lembab, dan
tidak bersih pada setiap manusia. Penyakit kulit dapat menyerang keseluruh
atau sebagian tubuh tertentu.20 Penyakit kulit dapat menyerang siapa saja
terutama mereka yang tidak memperhatikan kebersihan diri.20 Kejadian
penyakit kulit pada anggota kepolisian merupakan suatu hal yang harus
dihindari atau dicegah oleh para anggota kepolisian agar tidak mengganggu
aktifitas dan produktifitas kerja .20 Adapun hadist yang mengatakan tidak ada
penyakit yang tidak dapat disembuhkan, hadist nya yaitu :

َ ‫ف فَأ َ ْن‬
َّ ‫ت ال‬
ِ ‫شافي‬ َ ْ ‫ب ْالبَأ‬
ِ ‫س ا ْش‬ ِ َّ‫اللّ ُه َّم َربَّ الن‬
ِ ‫اس ا َ ْذ ِه‬
َ ‫الَ ِشفَا َء ِإالَّ ِشفَا ُؤ َك ِشفَا ًء الَ يُغَاد ُِر‬
‫سق‬
ALLAHUMMA ROBBANNASI ADZHIBILBA' SA ISYFI
ANTASYSYAFI LA SYIFAUKA SYIFA' AN LA YUGHODIRU
SAQOMA.

Dari Aisyah ra. Bahwasannya Nabi Muhammad SAW membacakan doa


kesembuhan kepada sebagian keluarganya dengan mengusapkan tangan
kanannya seraya berdoa, "Ya Allah, Tuhan manusia, lenyapkanlah segala
penyakit, sembuhkanlah, Engkau Tuhan yang menyembuhkan, tiada
kesembuhan kecuali kesembuhan-Mu, yaitu kesembuhan yang tidak
meninggalkan suatu penyakitpun." (HR. Bukhari dan Muslim)

Universitas Muhammadiyah Jakarta


2

Mikosis superfisial dibagi menjadi dua, yaitu dermatofitosis dan non


dermatofitosis.16 Dermatofitosis merupakan infeksi jamur dermatofita
(spesies microsporum, trichophyton, dan epidermophyton) yang menyerang
epidermis bagian superfisial (stratum korneum), kuku dan rambut.
Dermatofitosis terdiri dari tinea capitis, tinea barbae, tinea cruris, tinea pedis
et manum, tinea unguium dan tinea corporis.16 Sedangkan non dermatofitosis
terdiri dari pitiriasis versikolor piedra hitam, piedra putih, tinea nigra
palmaris, otomikosis dan kerato mikosis.16

Tinea Pedis adalah infeksi kulit pada sela jari kaki dan telapak kaki yang
disebabkan oleh jamur atau yang lebih dikenal sebagai Tinea pedis atau
ringworm of the foot. Tinea pedis disebabkan oleh Trichophyton rubrum yang
sering memberikan kelainan menahun.6 21
Tinea pedis sering menyerang
orang dewasa yang bekerja ditempat basah seperti tukang cuci, petani atau
orang yang setiap hari harus memakai sepatu tertutup misalnya
tentara,satpam,dan polisi.10 Selain karena pemakaian sepatu tertutup untuk
waktu yang lama, bertambahnya kelembaban karena keringat, pecahnya kulit
karena mekanis, dan paparan terhadap jamur merupakan faktor risiko yang
menyebabkan terjadinya Tinea pedis dikarnakan Kondisi lingkungan yang
lembab dan panas di sela-sela jari kaki.10

Tinea pedis merupakan kelainan dermatofitosis terbanyak di dunia.22


Dilaporkan 70% dari populasi menderita dari tinea pedis yang paling banyak
menyerang pada laki – laki dibanding perempuan serta tidak ditentukan dan
dipengaruhi oleh etnik atau ras tertentu.22 Pada tinea pedis tidak ditemukan
hubungan sebagai penyebab kematian.22

Prevalensi penyakit dermatofitosis di Asia mencapai 35,6% (Kumar et al,


2011).24 Di Indonesia sendiri pada tahun 2000-2004 prevalensinya mengalami
peningkatan 14,4%.24

Universitas Muhammadiyah Jakarta


3

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas peneliti menarik sebuah
rumusan masalah yaitu “Apakah adanya hubungan insiden Tinea pedis
dengan pengetahuan Tinea pedis terhadap perilaku kebiasaan penggunaan
kaus kaki dan sepatu pada anggota TNI PUSPOMAD Jakarta?”.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
 Mengetahui adanya hubungan insiden Tinea pedis dengan pengetahuan
Tinea pedis terhadap perilaku kebiasaan penggunaan kaus kaki dan sepatu
pada anggota TNI PUSPOMAD.

2. Tujuan Khusus
 Mengetahui insiden Tinea pedis pada penggunaan kaus kaki dan sepatu
tertutup pada anggota TNI PUSPOMAD.
 Mengetahui pengetahuan tentang Tinea Pedis terhadap perilaku kebiasaan
penggunaan kaus kaki dan sepatu pada anggota TNI PUSPOMAD.
 Mengetahui adanya perilaku kebiasaan pemakaian kaus kaki dan sepatu
tertutup dengan Tinea pedis pada pengetahuan mengenai Tinea Pedis pada
anggota TNI PUSPOMAD.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi anggota TNI
 Menambah pengetahuan anggota TNI PUSPOMAD mengenai penyakit
tinea pedis tanda – tanda, pencegahan, dan cara mengatasinya.
 Memperbaiki perilaku kebiasaan penggunaan kaus kaki dan sepatu pada
anggota TNI PUSPOMAD.

1. Bagi peneliti
 Mengetahui pengetahuan dan bertambahnya wawasan mengenai Tinea
Pedis.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


4

 Mengetahui hasilnya adanya pengaruh pemakaian kaus kaki dan sepatu


dengan pengetahuan mengenai Tinea Pedis pada anggota kepolisian
MABES POLRI .
 Mengetahui perilaku kebiasaan penggunaan kaus kaki dan sepatu
tertutup dengan penyakit tinea pedis.

2. Bagi PUSPOMAD
 Dapat menjadi masukan tentang penyakit infeksi jamur pada anggota
TNI, sehingga di masa yang akan datang akan ada suatu program
kesehatan di PUSPOMAD berkaitan dengan penyakit Tinea Pedis.

3. Bagi institusi
 Sebagai refrensi tambahan di perpustakaan yang dapat dimanfaatkan
oleh seluruh mahasiswa Progam Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran
dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

E. Ruang Lingkup Penelitian


1. Waktu dan tempat
Penelitian ini dilakukan di kantor TNI PUSPOMAD Jakerta. Penelitian
dilakukan pada September-November tahun 2016.
.
2. Populasi dan sampel
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang diteliti dan telah
memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh peneliti.36 Populasi dalam
penelitian terdapat 80 anggota TNI PUSPOMAD.

b. Sampel
Sampel merupakan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh
populasi.36 Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian anggota TNI
PUSPOMAD yang dianggap mewakili seluruh populasi, sample

Universitas Muhammadiyah Jakarta


5

dalam penelitian diambil dari sejumlah populasi yang memenuhi


kriteria inklusi dan eklusi.
 Kriteria inklusi
 Seluruh anggota TNI PUSPOMAD Jakarta.
 Bersedia menjadi responden.
 Kriteria eksklusi
 Anggota TNI yang berhalangan hadir pada saat penelitian.
 Anggota TNI yang tidak bersedia menjadi responden.
3. Keterbatasan sumber daya

Dalam penelitian mengenai pengetahuan tinea pedis dan pemakaian kaus


kaki dan sepatu tertutup terhadap inseiden tinea pedis pada anggota TNI
PUSPOMAD Jakarta Utara tahun 2016, data yang dikumpulkan adalah
data primer dengan menggunakan wawancara,kuesioner, observasi dan
didukung dengan menggunakan pemeriksaan mikroskopis. Penulis
menyadari bahwa adanya keterbatasan dan kelemahan dalam penelitian ini
antara lain:
a. Dari penelitian yang dilakukan,semua hasil perhitungan data dari
pengaruh satu variable dengan variable lainnya hanya dua yang
memiliki pengaruh yang bermakna yaitu pengetahuan tinea pedis
dan pemakaian kaus kaki dan sepatu tertutup terhadap insiden
tinea pedis.
b. Pada penelitian ini dilakukan penelitian hanya di satu tempat saja
sehingga terdapat keterbatasan dalam jumlah semple, hal ini
berhubungan dengan pemeriksaan kerokan kulit yang harus
segera dilakukan untuk mengetahui interpretasinya pada
mikroskop sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan
penelitian pada banyak tempat dan memaparkan hasil
interpretasikerokan kulit pada yang beresiko saja yaitu anggota
TNI tanpa melakukan perbandingan dengan pekerjaan lain.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. JAMUR

Mikologi berasal dari bahasa Yunani mykes adalah jamur dan logos
adalah ilmu. Menurut Alexopoulos et al. (1996), sebenarnya Istilah yang
tepat adalah mycetology, karena mykes berdasarkan tatabahasa Yunani
adalah myceto.25 Fungi dalam bahasa Latin juga berarti jamur. Jamur
merupakan mikroorganisme eukariotik dengan tingkat biologisnya yang
lebih tinggi dibandingkan dengan bakteri.25 Habitat hidupnya terutama di
alam seperti air dan tanah sebagai jamur saprofit.26 Kehidupan jamur
memerlukan suasana lingkungan dengan kelembapan yang tinggi.
Meskipun demikian, jamur dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan,
sehingga jamur dapat hidup di gurun pasir yang kering dan panas.26

Semua jamur mempunyai dinding sel kaku yang penting untuk


menentukan bentuknya.27 Dinding - dinding sel sebagian besar terbentuk
oleh lapisan karbohidrat, rantai-rantai panjang, polisakarida, juga
glikoprotein dan lipid. Selama infeksi, dinding sel jamur mempunyai sifat-
sifat patobiologi yang penting.1 27
Komponen permukaan dinding
memperantai penempelan jamur pada sel inang.27 Beberapa ragi dan mold
memberi melanin pada dinding sel, memberikan pigmen coklat atau hitam.
Jamur yang demikian adalah dematiaceous.2 27

Fungi merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga


bersifat heterotrof, tipe sel eukarotik.1 25
Jamur ada yang uniseluler dan
multiseluler.3 25
Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa
yang dapat membentuk anyaman bercabang-cabang (miselium).3 25

Organisme yang disebut jamur bersifat heterotrof, dinding sel spora


mengandung kitin, tidak berplastid, tidak berfotosintesis, tidak bersifat

Universitas Muhammadiyah Jakarta


7

fagotrof, umumnya memiliki hifa yang berdinding yang dapat berinti


banyak (multinukleat), atau berinti tunggal (mononukleat), dan
memperoleh nutrien dengan cara absorpsi.25

Jamur dapat tumbuh dengan baik pada suhu kamar 25 - 30°C, dengan
kelembaban 60%.9 Walaupun demikian ada beberapa jamur patogen yang
dapat tumbuh pada 45 - 50°C, oleh karenanya sensitivitas jamur terhadap
suhu dapat digunakan untuk identifikasi spesies.9 Jamur menyukai kondisi
asam dengan pH 5,5 – 6,5 / 6,8.9

Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan


organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan.
Untuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan
melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk
glikogen.1Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur
bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin,
dan senyawa kimia lainnya.1 Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya.1
Sebagai makhluk heterotrof, jamur mempunyai 3 sifat sebagai berikut :28

1. Parasit obligat Merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada
inangnya, sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya,
Pneumonia carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita
AIDS).28
2. Parasit fakultatif adalah jamur yang bersifat parasit jika
mendapatkan inang yang sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak
mendapatkan inang yang cocok.28
3. Saprofit Merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat
organik yang mati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari
organisme yang telah mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh.
Sebagian besar jamur saprofit mengeluarkan enzim hidrolase pada
substrat makanan untuk mendekomposisi molekul kompleks
menjadi molekul sederhana sehingga mudah diserap oleh hifa.
Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap bahan-bahan organik
dalam bentuk sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya.28

Universitas Muhammadiyah Jakarta


8

 ETIOLOGI PENYAKIT JAMUR PADA KULIT


Dermatomikosis adalah penyakit pada kulit, kuku, rambut, dan
mukosa yang disebabkan infeksi jamur.29 Dermatomikosis mempunyai
arti umum, yaitu semua penyakit jamur yang menyerang kulit.30

Dermatofitosis adalah infeksi jamur superfisial disebabkan oleh


dermatofita yang memiliki kemampuan untuk melekat pada keratin dan
menggunakannya sebagai sumber nutrisi, dengan menyerang jaringan
berkeratin, seperti stratum korneum pada epidermis, rambut, dan kuku.17
Dermatofita merupakan kelompok taksonomi jamur kulit superficial,
yang terdiri dari 3 genus yaitu Microsporum, Trichophyton, dan
Epidermophyton.30 Kemampuannya untuk membentuk ikatan molekuler
terhadap keratin dan menggunakannya sebagai sumber makanan
menyebabkan mereka mampu berkolonisasi pada jaringan keratin.43

 KLASIFIKASI DERMATOFITOSIS
Dermatofitosis disebut juga dengan istilah infeksi “tinea” yang
dikelompokkan lebih lanjut berdasarkan lokasi infeksinya, yaitu : 30

a. Tinea Kapitis : dermatofitosis pada kulit kepala dan rambut kepala.

b. Tinea Barbe : dermatofitosis pada dagu dan jenggot.

c.Tinea Kruris : dermatofitosis pada daerah genitokrural, sekitar anus,


bokong, dan kadangkadang sampai perut bagian bawah.

d. Tinea Pedis et Manum : dermatofitosis pada kaki dan tangan.

e. Tinea Unguium : dermatofitosis pada jari tangan dan kaki

f. Tinea Korporis : dermatofitosis pada bagian lain yang tidak termasuk


bentuk 5 diatas.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


9

 TINEA PEDIS

Tinea pedis atau ringworm of the foot adalah infeksi dermatofita


pada kaki, terutama pada sela jari dan telapak kaki.10 22
Tinea pedis
merupakan infeksi jamur yang paling sering terjadi. Paling banyak
ditemukan diantara jari ke-4 dan ke-5, dan seringkali meluas ke bawah jari
dan sela jari-jari lain.10 22

Salah satu infeksi kulit pada sela jari kaki dan telapak kaki yang
disebabkan oleh jamur atau yang lebih dikenal sebagai tinea pedis atau
Athlete’s foot maupun ringworm of the foot.10 Tinea pedis disebabkan oleh
Trichophyton rubrum yang sering memberikan kelainan menahun.10 Tinea
pedis sering menyerang orang dewasa yang bekerja ditempat basah seperti
tukang cuci, petani atau orang yang setiap hari harus memakai sepatu
tertutup misalnya tentara dan polisi.10

 EPIDEMIOLOGI
Tinea pedis merupakan kelainan dermatofitosis terbanyak di
dunia.22 Dilaporkan 70 % dari populasi pasien Tinea pedis yang paling
banyak menyerang laki – laki dibandingkan dengan perempuan, serta tidak
ditentukan dan dipengaruhi oleh etnik atau ras tertentu.22 Pada Tinea pedis
tidak ditemukan hubungan sebagai penyebab kematian.22

Insidensi dan prevalensi dermatofitosis bervariasi tergantung jenis


dari dermatofitnya, usia, jenis kelamin, dan geografi.8 Di Amerika Serikat
dermatofitosis merupakan 10-20% kunjungan ke RS Arizona Regional
Medical Center Hospital bagian divisi Poli Jamur Kulit dan angka ini akan
meningkat pada daerah yang lebih panas (Odoms et al., 2000).8 Di RS
Dr.Sardjito tahun 2002-2004 berdasarkan data register Poliklinik Kulit dan
Kelamin terdapat berturut-turut 16,8%, 12,5%, dan 17,2% kasus
dermatofita dari seluruh kunjungan tahun tersebut. Data 10 besar penyakit
di Poliklinik Kulit dan Kelamin RS Dr. Sardjito tahun 2004 menunjukkan
bahwa dermatofitosis menduduki peringkat kedua sedangkan dari sub
bagian mikologi, dermatofitosis sendiri menduduki peringkat pertama atau

Universitas Muhammadiyah Jakarta


10

kasus yang paling sering dijumpai (Dep/ SMF Kesehatan Kulit dan
Kelamin RS Dr. Sardjito, 2004).8 Berdasarkan data statistik di RS. Dr. M
Jamil Padang, insiden relatif dari beberapa tipe klinis dermatofitosis
adalah tinea kruris (33%), tinea korporis (18%), tinea pedis (16%), tinea
kapitis (14%), tinea manum (9%), dan tinea unguium (9%) (Wong,
2000).8Sedangkan, berdasarkan data statistik Poliklinik Kulit dan Kelamin
RSUD Dr. Moewardi Surakarta diperoleh jumlah kunjungan kasus 10
besar penyakit di poli tersebut meliputi acne (19%), dermatitis kontak
alergi (16%), tinea kruris (12%), neurodermatitis (11%), tinea versikolor
(10%), skabies (7%), urtikaria (5%), dan keloid (4%) (Bagian/ SMF I.P
Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Moewardi, 2011).8

Kasus dermatofitosis berdasarkan jumlah kasus tahun 2012


sebanyak 65 kasus (1,61%) dari 4.023 (100%) kasus di Poliklinik Kulit
dan Kelamin RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Kasus dermatofitosis
berdasarkan klasifikasi dermatofitosis dengan jumlah terbanyak yaitu tinea
kruris 36 kasus (55,38%), tinea korporis di urutan kedua 17 kasus
(26,16%), selanjutnya tinea kapitis 6 kasus (9,23%), tinea unguium 4
kasus (6,15%), serta tinea barbe dan tinea pedis masing-masing 1 kasus
(1,54%).42

 PATOFISIOLOGI

Spesies jamur Tinea pedis tersering adalah Tricophyton rubrum,


Tricophyton mentagrophytes, Epidermophyton floccocum. Penyebaran jamur
– jamur tersebut tergangung dari sumber infeksi yaitu berasal dari manusia
lain ( anthropophilic ), hewan (zoophilic), dan dari tanah ( geophilic ).4

Pada manusia T.rubrum memiliki sifat – sifat antrophopilic.


ectothrix dan tes urase negatif.4 Selain itu, T.rubrum juga menghasilkan
keratinase yang dapat menglisiskan lapisan keratinin pada stratum korneum
sehingga dapat timbul skuama.4 Kerusakan yang terjadi pada stratum
korneum, sehingga jamur dapat menginvasi yang lebih dan dapat

Universitas Muhammadiyah Jakarta


11

menyebabkan reaksi peradangan lokal, yang menimbulkan beberapa gejala


tambahan lain seperti demam, gatal, kemerahan, dan nyeri.4 Gejala dapat
diperparah apabila terdapat infeksi sekunder.4

 FAKTOR RESIKO

Tinea pedis yang mempunyai nama lain Athlete's foot, ring worm of
the foot atau kutu air, (padahal bukan betul-betul kutu, melainkan kapang
jamur yang menyukai bagian kulit yang sering dibiarkan basah dan
lembab).11 Beberapa faktor lain penyebab Tinea pedis adalah pemakaian
sepatu tertutup untuk waktu yang lama dalam berkerja, sering berkontak
dengan tanah dan air, bertambahnya kelembaban karena keringat,
temperatur tinggi, menurunnya sistem imun, personal hygiene, dan paparan
terhadap jamur disuatu tempat.12

 GEJALA KLINIS

Tinea pedis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur


dermatofita didaerah kilit telapak tangan dan kaki, punggung tangan dan
kaki, jari-jari tangan dan kaki serta daerah interdigital.6 Penyebab tersering
T. rubrum, T. mentagrophytes, E. floccosum. Gambaran klinik ada 3 bentuk
klinis yang sering dijumpai yaitu: 6

(a) Bentuk interdigitalis berupa maserasi, deskuamasi, dan erosi pada


sela jari tampak warna keputihan basah terjadi fisura yang
dilingkari sisik halus dan tipis terasa nyeri bila disentuh, lesi dapat
meluas sampai ke kuku dan kulit jari.6 Pada kaki lesi sering mulai
dari sela jari III, IV dan V serta dapat meluas ke bawah jari (
subdigital ) dan telapak kaki.6 Kelainan kulit ini berupa kelompok
vesikel, sering disertai bau. Bila kulit yang mati dibersihkan, akan
terlihat kulit baru yang pada umumnya telah diserang jamur.6
Bentuk klinis ini dapat berlangsung bertahun – tahun dengan
menimbulkan sedikit keluhan atau tanpa keluhan.6 Pada suatu

Universitas Muhammadiyah Jakarta


12

ketika dapat disertai infeksi sekunder oleh bakteri sehingga


terjadinya selulitis, limfangitis, limfadenitis dan erysipelas,
dengan gejala – gejala konstitusi. 6

Gambar 2.1 Interdigitas tinea pedis

(b) Bentuk moccasin foot, tipe papuloskuamosa pada bentuk ini


seluruh kaki dan telapak tepi sampai punggung kaki terlihat kulit
menebal dan berskuama, eritema biasanya ringan terutama terlihat
pada bagian tepi lesi.6 Di bagian tepi lesi dapat pula dilihat papul
dan kadang – kadang vesikel. Sering terdapat di daerah tumit,
telapak kaki, dan kaki bagian lateral, dan biasanya bilateral.6

Gambar 2.2 moccasin foot Tinea pedis

Universitas Muhammadiyah Jakarta


13

(c) Bentuk subakut terlihat vesikel, vesikel pustul dan kadang –


kadang bula. Kelainan ini mula – mula terdapat di daerah sela jari,
kemudian meluas ke punggung kaki atau telapak kaki, dan jarang
pada tumit.6 Lesi – lesi ini mungkin berasal dari perluasan lesi
daerah interdigital.6 Isi vesikel tersebut meninggalkan sisik
berbentuk lingkaran yang disebut kolaret. Infeksi sekunder dapat
terjadi, sehingga dapat menyebabkan selulitis, limfangitis, dan
kadang – kadang menyerupai eriplas.6 Jamur terdapat pada bagian
atap vesikel atau bula untuk diperiksa untuk secara sediaan
langsung atau untuk dibiak. 6

Gambar 2.3 subakut Tinea pedis

 DIAGNOSIS

Diagnosis dermatofitosis yang dilakukan secara rutin adalah


pemeriksaan mikroskopik langsung dengan KOH 10 - 20%. Pada sediaan
KOH tampak hifa bersepta dan bercabang tanpa penyempitan.14
Terdapatnya hifa pada sediaan mikroskopis dengan potasium hidroksida
(KOH) dapat memastikan diagnosis dermatofitosis.14 Pemeriksaan
mikroskopik langsung untuk mengidentifikasi struktur jamur merupakan
teknik yang cepat, sederhana, terjangkau, dan telah digunakan secara luas

Universitas Muhammadiyah Jakarta


14

sebagai teknik skrining awal. Teknik ini hanya memiliki sensitivitas hingga
40% dan spesifisitas hingga 70%. Hasil negatif palsu dapat terjadi hingga
pada l5% kasus, bahkan bila secara klinis sangat khas untuk
dermatofitosis.14 Sensitivitas, spesifisitas, dan hasil negatif palsu
pemeriksaan mikroskopik sediaan langsung dengan kalium hidroksida
(KOH) pada dermatofitosis sangat bervariasi.13 Pemeriksaan mikroskopik
sediaan langsung KOH memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang lebih
rendah serta hasil negatif palsu sekitar l5%- 30%, namun teknik ini
memiliki kelebihan tidak membutuhkan peralatan yang spesifik, lebih
murah dan jauh lebih cepat bila dibandingkan dengan kultur.13

Gambar 2.4 Trichophyton rubrum

 DIAGNOSIS BANDING

Tinea pedis perlu dibedakan dengan penyakit lain di kaki, ada


beberapa diagnosis banding yang perlu diketahui, antara lain : 6 10

1. Dermatitis kontak alergi


Dermatitis kontak alergik dapat menyebabkan gatal disertai
eritema, vesikel, skuamasi terutama pada jari-jari, punggung, dan
kaki. Disebabkan oleh kontak dengan bahan yang dapat
menimbulkan reaksi alergi. 6 10

Universitas Muhammadiyah Jakarta


15

2. Dermatitis atopik
Dermatitis atopik dapat menyebabkan skuamasi kering yang
disertai gatal di bagian punggung kaki. Atau yang lebih dikenal
sebagai eksim, timbul pada penderita dengan riwayat atopi
(urtikaria, rinitis alergika,” hay fever” dan asma).6 10

3. Psoriasis pustulosa
Psoriasis pustulosa merupakan penyakit yang diturunkan (cacat
herediter yang menyebabkan over produksi keratin), bersifat
kronik yang dapat terjadi pada setiap usia. Penyakit inflamasi
noninfeksius yang kronik pada kulit di mana produksi sel-sel
epidermis terjadi dengan kecepatan ± enam hingga sembilan kali
lebih besar dari pada kecepatan yang normal.18 Berupa plak
bersisik putih yang terdapat pada daerah lutut, siku, dan kulit
kepala. Juga dapat dijumpai di jari-jari tangan dan jari-jari kaki
memperlihatkan plak-plak yang licin dan merah dengan
permukaan yang mengalami maserasi.6 10

4. Skabies pada kaki


Skabies pada kaki disebabkan oleh kutu atau tungau skabies yang
masuk ke dalam kulit manusia, menimbulkan perasan gatal.
Dapat menghinggapi badan, sela jari tangan, sela paha dan
lipatan siku.6 10

 PENATALAKSANAAN

a. OBAT ANTI JAMUR TOPIKAL

Obat anti jamur topikal digunakan untuk pengobatan infeksi lokal


pada kulit tubuh yang tidak berambut ( glabrous skin ), namun kurang

Universitas Muhammadiyah Jakarta


16

efektif untuk pengobatan infeksi pada kulit kepala dan kuku, infeksi
pada tubuh yang kronik dan luas, infeksi pada straum korneum yang
tebal seperti telapak tangan dan kaki.2 39 44

Efek samping yang dapat ditimbulkan oleh obat anti topikal lebih
sedikit dibandingkan obat anti jamur sistemik. 2 39 44 Jenis golongan obat
anti jamur topikal yang sering digunakan yaitu :

1. Golongan obat azole – imidazol contohnya : Klotrimazol,


Ekonazol, Mikonazol, Ketokonazol, Sulkonazol, Oksikonazol,
Tiokonazol, dan Sertakonazol. Obat tersebut merupakan obat
antijamur yang digunakan untuk dermatofitosis, Pitiriasis
versikolor, Kandidosis oral, Kutaneus, dan genital. Untuk
pengobatan infeksi jamur pada kulit digunakan cream 1%, dosis
dan lamanya pengobatan tergantung kondisi pasien. Biasanya
dosis yang diberikan pada pasien tinea pedis 2 kali sehari,
digunakan selama 2 – 4 minggu. 2 39 44

2. Golongan obat Alilamin dan Benzilamin contohnya: Naftifin,


Terbinafin, dan Butenafin. Obat tersebut merupakan obat anti
jamur yang digunakan untuk dermatofitosis, Pitiriasis
versikolor, Kandidosis kutaneus. Untuk pengobatan infeksi
jamur pada kulit digunakan cream 1%, dosis dan lamanya
pengobatan tergantung kondisi pasien. Biasanya dosis yang
diberikan pada pasien tinea pedis 2 kali sehari, digunakan
selama 2 – 4 minggu. Pada obat naftifin biasanya diberikan
dengan dosis 1 kali dalam seminggu. 2 39 44

3. Golongan anti jamur topikal lainnya ontohnya: Amorolfin, Siklopiroks,


dan Haloprogin. Obat tersebut merupakan obat anti jamur yang
digunakan untuk Dermatofitosis, Pitiriasis versikolor, Kandidosis
kutaneus, Tinea pedis, Tinea kororis, Tinea kruris, dan Onikomikosis.
Untuk pengobatan infeksi jamur pada kulit digunakan cream 1%, dosis
dan lamanya pengobatan tergantung kondisi pasien. Biasanya dosis

Universitas Muhammadiyah Jakarta


17

yang diberikan pada pasien tinea pedis 2 kali sehari, digunakan selama
2 – 4 minggu. Pada obat Amorolfin biasanya diberikan dengan dosis 1
kali sehari selama > 6 bulan. 2 39 44

b. OBAT ANTI JAMUR SISTEMIK

Pemberian obat anti jamur sistemik digunakan untuk pengobatan


infeksi jamur superfisial dan sistemik ( deep mikosis ), obat – obatan
tersebut yaitu : 2 39 44

 Gliseofulvin
Griseofulvin merupakan antibiotik anti jamur yang berasal dari
spesies Penicillium mold. Pada tahun 1959, pertama kali
diketahui obat ini efektif untuk pengobatan anti jamur pada
manusia. Griseofulfin merupakan obat pertama kali yang
diberikan secara oral untuk pengobatan Dermatofitosis.
Griseofulvin merupakan obat anti jamur yang bersifat
fungistatik, berikatan pada protein mikrotubular dan
menghambat mitosis sel jamur. Griseofulvin mempunyai
aktifitas spektrum yang terbatas hanya untuk Epidermophyton
floccosum, Microsporum spesies, dan Tricophyton spesies,
yang merupakan penyebab infeksi jamur pada kulit, rambut,
dan kuku. Griseofulfin tidak efektif terhadap kandidiosis
kutaneusdan pitiriasis versikolor. Dosis obat yang diberikan
untuk dewasa 500 – 1000 mg/ hari dan untuk anak – anak
berusia ≥ 2 tahun diberikan 10 – 15 mg/hari secara oral serta
lama pengobatan pada pasien Tinea pedis diberikan selama 4 –
8 minggu. Efek samping yang dapat timbul yaitu sakit kepala,
mual, muntah, dan sakit pada abdominal. Timbulnya reaksi
Urtikaria dan erupsi kulit dapat terjadi pada sebagian pasien. 2 39
44

Universitas Muhammadiyah Jakarta


18

 Ketokonazol
Ketokonazol pertama kali diperkenalkan pada tahun dan di
Amerika Serikat pada tahun 1981. Ketokonazol merupakan
obat golongan imidazol yang pertama kali diberikan secara
oral. Ketokonazol mempunyai spektrum luas dan efektif untuk
Blastomyces dermatitidis, Candida spesies, Coccidiodes
immitis, Histoplasma capsulatum, Malassezia furfur, dan
Paracoccidiodes brasiliensis. Ketokonazol efektif terhadap
dermatofit tetapi tidak efektif pada Aspergillus spesies dan
Zygomycetes. Dosis yang diberikan untuk dewasa 200 mg/hari
dan untuk anak – anak diberikan 3,3 – 6,6 mg/kgBB/ hari, lama
pengobatan untuk pasien tinea pedis selama 2 – 4 minggu. Efek
samping yang bias terjadi yaitu anoreksia, mual dan muntah
serta dapat terjadi hepatotoksik ringan tetapi kerusakan hepar
yang serius jarang terjadi. 2 39 44

 Itrakonazol
Itrakonazol pertama kali diperkenalkan pada tahun 1992.
Itrakonazol mempunyai spektrum luas dan efektif untuk
Blastomyces dermatitidis, Candida spesies, Coccidiodes
immitis, Histoplasma capsulatum, Malassezia furfur,
Paracoccidiodes brasiliensis, Cryptococcus neoformans,
Scedosporium apiospermu, dan Sporothrix shecenckii.
Ketokonazol efektif terhadap dematiaceous moulds dan
dermatofit tetapi tidak efektif pada Zygomycetes. Dosis
pengobatan pada dermatofitosis adalah 100 mg/hari diberikan
selama 4 minggu. Efek samping yang dapat timbul masalah
pada gastrointersitinal seperti mual , sakit pada abdominal, dan
konstipasi. Efek samping lainnya sperti terjadinya sakit kepala,
pruritus, dan ruam alergi. 2 39 44

Universitas Muhammadiyah Jakarta


19

 Terbinafin
Terbinafin merupakan anti jamur golongan alilamin yang dapat
diberikan secara oral. Pertama kali ditemukan pada tahun 1983,
di Eropa digunakan sejak tahun 1991, dan di Amerika serikat
pada tahun 1996. Terbinafin mempunyai spektrum luas dan
efektif untuk Blastomyces dermatitidis, Candida spesies,
Histoplasma capsulatum, dan Sporothrix shecenckii, serta
efektif untuk dematiaceous moulds. Dois yang diberikan untuk
dewasa 250 mg/hari selama 2 – 6 minggu untuk pengobatan
Tinea pedis. Efek samping yang dapat timbul seperti gangguan
gastrointerstinal, diare, dyspepsia, sakit di abdominal sering
dijumpai. 2 39 44

 PENCEGAHAN
Selain tindakan pengobatan, tindakan pencegahan juga merupakan
tindakan yang penting dalam penanganan masalah Tinea pedis. Hal ini
bertujuan agar tidak timbulnya kekambuhan ataupun penularan penyakit.
Prinsip utama untuk melakukan pencegahan penyakit ini yaitu : 1 2 3 4 5

a. Mencuci kaki dan sela jari menggunakan sabun dan air yang
mengalir setiap hari.
b. Setelah mencuci kaki dan sela jari, segera mengeringkannya
menggunakan handuk kering dan bersih hingga benar – benar
kering.
c. Menjaga agar kaki tetap dalam keadaan kering terutama setelah
terpapar air.
d. Tidak menggunakan handuk dan alat perlengkapan mandi secara
bergantian agar tidakterjadinya penularan.
e. Tidak menggunakan sepatu yang dapat menyebabkan timbulnya
keringat berlebih dalam hal ini khususnya pada penggunakan
sepatu tertutup dalam waktu yang lama, disarankan
menggunakan sepatu dari bahan vinyl yang dapat menyerap
keringat.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


20

f. Memakai kaus kaki yang dapat menyerap keringat dan mengganti


kaus kaki setelah dipakai setiap hari.
g. Tidak menggunakan kaus kaki dalam keadaan kaki masih basah.

 PROGNOSIS

Tinea pedis pada umumnya memiliki prognosis yang baik. Beberapa


minggu setelah pengobatan dapat menyembuhkan tinea pedis, baik akut
maupun kronik. Kasus yang lebih berat dapat diobati dengan pengobatan
oral. Walaupun dengan pengobatan yang baik, tetapi bila tidak dilakukan
pencegahan maka pasien dapat terkena reinfeksi.15 16 17

2.PERSONAL HYGIENE

DEFINISI PERSONAL HYGIENE

Personal hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan


untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis.33
Personal hygiene adalah perawatan diri dimana individu mempertahankan
kesehatannya, dan dipengaruhi oleh nilai serta keterampilan.34 personal
hygiene adalah upaya seseorang dalam memelihara kebersihan dan
kesehatan dirinya untuk memperoleh kesejahteraan fisik dan psikologis.
Pemenuhan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan individu,
keamanan, dan kesehatan. Kebutuhan personal hygiene ini diperlukan baik
pada orang sehat maupun pada orang sakit. Praktik personal hygiene
bertujuan untuk peningkatan kesehatan dimana kulit merupakan garis tubuh
pertama dari pertahanan melawan infeksi. Dengan implementasi tindakan
hygiene pasien, atau membantu anggota keluarga untuk melakukan tindakan
itu maka akan menambah tingkat kesembuhan pasien.34 35

3.FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSONAL HYGIENE

Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah: 35

Universitas Muhammadiyah Jakarta


21

1. Body image, yaitu gambaran individu terhadap dirinya yang


mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan adanya
perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan
dirinya.35

2. Praktik sosial, yaitu pada anak – anak selalu dimanja dalam


kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola
personal hygiene.35

3. Status sosial ekonomi, yaitu personal hygiene memerlukan alat dan


bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang
semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.35

4. Pengetahuan, yaitu pengetahuan mengenai personal hygiene sangat


penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan
kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia
harus menjaga kebersihan kakinya.35

5. Budaya, yaitu pada sebagian masyarakat jika individu sakit


tertentu tidak boleh mandi.35

6. Kebiasaan seseorang, yaitu ada kebiasaan orang yang


menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti
penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.35

7. Kondisi fisik atau psikis, yaitu pada keadaan tertentu atau sakit
kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan
untuk melakukannya.35

4. PENGETAHUAN

DEFINISI PENGETAHUAN

Pengertian Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau


hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya

Universitas Muhammadiyah Jakarta


22

(mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada


waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut
sangat dipengaruhi intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.
Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera
pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata).36

Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal.


Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana
diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut
akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu
ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah
mutlak berpengetahuan rendah pula. Pengetahuan seseorang tentang
suatu objek mengandung dua aspek, yaitu aspek positif dan negatif.
Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang semakin
banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan
menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu.37

TINGKATAN PENGETAHUAN
Tingkatan Pengetahuan Ada 6 (enam) tingkatan pengetahuan yang
dicakup dalam domain kognitif, yaitu: 36

a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat
ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari
keseluruhan bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan
yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang
tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan,
menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.36

b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

Universitas Muhammadiyah Jakarta


23

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang


telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan
sebagainya terhadap objek yang dipelajari.36

c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real
(sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi
atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.36

d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di
dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu
sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan
kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),
membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.36

e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-
formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat
merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan, dan
sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang
telah ada. 36

Universitas Muhammadiyah Jakarta


24

f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang
ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah
ada.36

B. Kerangka Teori

Perilaku Personal
hygiene

Tingkat pengetahuan Faktor Risiko Insiden Tinea Pedis

Tinea Pedis

Gambar 2.5 Kerangka Teori

C. Kerangka Konsep

Perilaku

Tinea Pedis
Tingkat
Pengetahuan

Gambar 2.6 Kerangka Konsep

Universitas Muhammadiyah Jakarta


25

D. Hipotesis Penelitian
 Ho : Tidak ada hubungan insiden Tinea Pedis dengan pengetahuan Tinea
Pedis terhadap perilaku kebiasaan penggunaan kaus kaki dan sepatu
tertutup pada anggota TNI PUSPOMAD.
 Ha : Ada hubungan insiden Tinea Pedis dengan pengetahuan Tinea Pedis
terhadap perilaku kebiasaan penggunaan kaus kaki dan sepatu tertutup
pada anggota TNI PUSPOMAD.

E. Pertanyaan Penelitian
1. Apakah adanya hubungan insiden Tinea pedis dengan pengetahuan Tinea
pedis terhadap perilaku kebiasaan penggunaan kaus kaki dan sepatu pada
anggota TNI PUSPOMAD Jakarta?
2. Berapa banyak insiden Tinea Pedis yang terjadi pada anggota TNI
PUSPOMAD Jakarta?
3. Bagaimana pengetahuan Tinea Pedis pada anggota TNI PUSPOMAD
Jakarta ?
4. Bagaimana perilaku kebiasaan dalam kebersihan diri, pemakaian kaus kaki
dan sepatu tertutup pada anggota TNI PUSPOMAD Jakarta?

Universitas Muhammadiyah Jakarta


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian


Desian penelitian yang digunakan adalah desain deskriptif analitik dengan
pendekatan studi potong lintang (cross sectional) yaitu suatu subjek
penelitian hanya diobservasikan sekali saja dan pengukuran dilakukan
sekaligus pada suatu saat yang sama.36 Peneliti melakukan penelitian hanya
satu kali pada anggota TNI PUSPOMAD tanpa melakukan follow up lebih
lanjut. Data yang dilakukan dengan pemberian questioner dan observasi
langsung apakah ada atau tidaknya gejala klinis Tinea Pedis,dan kemudian di
dukung dengan pemeriksaan mikroskop dengan larutan KOH 10%.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di kantor TNI PUSPOMAD Jakerta. Penelitian
dilakukan pada September-November tahun 2016.

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional


 VARIABEL SAMPLE
Variabel sering diartikan sebagai: “konsep yang mempunyai
variabilitas”. Sedang konsep sendiri secara sederhana dapat diberi
pengertian sebagai penggambaran atau abstraksi dari suatu fenomena
tertentu. Konsep yang berupa apapun, asal mempunyai ciri yang
bervariasi maka dapat disebut variabel. Dengan demikian, secara
sederhana variabel dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang
bervariasi.38
Secara garis besar terdapat dua macam variabel penelitian, yaitu
variabel yang mempengaruhi dan variabel yang dipengaruhi. Variabel
bebas (disebut juga variabel pengaruh, variabel perlakuan, kausa,
treatment, independen dan sebagainya) adalah variabel yang bila dalam

Universitas Muhammadiyah Jakarta


27

suatu saat berada bersama dengan variabel lain, variabel yang terakhir ini
berubah (atau diduga berubah) dalam variasinya. Variabel yang berubah
karena variabel bebas tersebut dinamai variabel tergantung (disebut juga
variabel terpengaruh, variabel tak bebas, efek, dependen dan
sebagainya).38
Berdasarkan pada kerangka konsep penelitian, maka peneliti
mengelompokkan variabel menjadi dua bagian, yaitu:
1. Variabel Independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan Tinea Pedis
dan perilaku kebiasaan penggunaan kaus kaki serta sepatu tertutup.
2. Variabel dependen yaitu insiden Tinea Pedis.

 Definisi operasional
Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel
yang diamati/diteliti, perlu sekali variabel-variabel tersebut diberi
batasan atau definisi operasional. Definisi operasional ini juga
bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan
terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta pengembangan
instrumen (alat ukur). Untuk memudahkan, biasanya definisi
operasional itu disajikan dalam bentuk matrix yang terdiri dari kolom-
kolom.36

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Definisi Operasional

Definisi Skala
Variabel Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
Tinea Ditemukannya Pemeriksaan Waawancara 2 ) Negatif (
Nominal
pedis adanya gejala tinea fisik dan mengenai tidak ada

Universitas Muhammadiyah Jakarta


28

pedis, adanya spora pemeriksaan gejala klinis ),bila tidak


maupun hifa mikroskop dan ditemukan
Pengamatan gejala klinis
dengan dan spora
mikroskop atau hifa.
1)Positif
(ada ), bila
ditemukan
gejala klinis
dan spora
atau hifa.
pengetahu Wawasan yang Kuesioner Angket 1) Ya Nominal
an Tinea dimiliki responden 0) tidak
Pedis tentang penyakit
Tinea Pedis
kebiasaan Praktik pemakaian Kuesioner Angket 1) YA Nominal
perilaku kaus kaki oleh 0) tidak
pemakaia responden pada
n kaus saat waktu kerja
kaki dan berlangsung dan
sepatu praktik pemakaian
tertutup sepatu sehari – hari
oleh responden.
yang memenuhi
persyaratan :
a. Banyaknya sepatu
yang dipakai
b. Frekuensi
mengganti sepatu
c. Kebiasaan mencuci
sepatu

Universitas Muhammadiyah Jakarta


29

D. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang diteliti dan telah
memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh peneliti.36 Populasi dalam
penelitian terdapat 80 anggota TNI PUSPOMAD.

2. Sampel
Sampel merupakan objek yang diteliti dan dianggap mewakili
seluruh populasi.36 Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian anggota
TNI PUSPOMAD yang dianggap mewakili seluruh populasi, sample
dalam penelitian diambil dari sejumlah populasi yang memenuhi kriteria
inklusi dan eklusi. Adapun kriteria inklusi dan ekslusi adalah sebagai
berikut:

a. Kriteria inklusi
 Perempuan hamil
 Bersedia menjadi responden
b. Kriteria eksklusi
 Perempuan tidak hamil
 Tidak bersedia menjadi responden

3. Teknik pengambilan sample


Berdasarkan data yang diperoleh dari personalia anggota TNI
PUSPOMAD, tercatat 80 orang anggota TNI dan akan dilakukan uji
validasi 30 orang anggota TNI, sehingga sample yang akan diuji sebanyak
50 orang anggota TNI. Sampel pada penelitian ini didapatkan dengan
menggunakan metode total sampling, yakni suatu metode pengambilan
sampel dengan cara mengambil keseluruhan populasi sehingga jumlah
sampel dalam penelitian ini berjumlah 50 orang anggota TNI.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


30

E. Pengujian Instrument Penelitian


1. Uji Validitas
Uji validitas instrumen (kuesioner) dilakukan dengan menggunakan
korelasi product momen.36 Ketentuan hasil pengujinya adalah apabila
diperoleh nilai r hitung lebih besar dari r tabel. Maka item pertanyaan
tersebut dinyatakan valid.36
Kuesioner pengetahuan dan perilaku diadopsi dari (Adly, Nova, 2015)
diadopsi dari terdiri dari 10 pertanyaan.40 Dalam penelitiannya tentang
tinea pedis terhadap perilaku dan pengetahuan, serta ditambahkan dengan
beberapa pertanyaan tambahan.
Kuesioner ini digunakan untuk mengkaji data demografi yaitu
informasi data responden. Kuesioner ini terkait nomor responden, nama
responden, usia, serta alamat responden.
a. Kuesioner Pengetahuan Tinea Pedis
Kuesioner pengetahuan Tinea Pedis diadopsi dari (Nova. K
dan Adly,2015) terdiri dari 6 pertanyaan ditambah dari pertanyaan
tambahan, dengan kategori jawaban YA atau TIDAK.40
Kuesioner disusun dalam bentuk peertanyaan positif,
dengan 2 pilihan alternatif jawaban yang terdiri dari YA atau
TIDAK. Bobot nilai yang diberikan untuk setiap pertanyaan adalah
1 dan 0,dimana jawaban YA diberi nilai 1 dan TIDAK diberi nilai
0. Dengan pertanyaan sebanyak14, maka nilai tertinggi yang
mungkin didapat adalah 14 dan nilai terendah adalah 0.
Kuesioner pengetahuan Tinea Pedis diadopsi dari (Nova. K
dan Adly,2012) terdiri dari 6 pertanyaan ditambah dari pertanyaan
tambahan, sehingga pada kuesioner pengetahuan Tinea Pedis
memiliki 14 pertanyaan.40 Kuesioner tersebut memiliki kategori
jawaban YA atau TIDAK. Setelah dilakukan tes validasi kuesioner
yang dinyatakan valid 7 pertanyaan. Kategori yang akan dibuat
adalah Kurang, Cukup dan Baik. Maka pengetahuan dikategorikan
dengan interval sebagai berikut:

Universitas Muhammadiyah Jakarta


31

Pengetahuan kurang : 0-3

Pengetahuan baik : 4-7

b. Kuesioner Kebersihan diri,Prilaku pemakaian kaus kaki dan sepatu


tertutup

Kuesioner Kebersihan diri,Prilaku pemakaian kaus kaki dan


sepatu tertutup diadopsi dari (Muhammad baihaqy,2014) terdiri
dari 8 pertanyaan ditambah 5 pertanyaan tambahan, dengan
kategori jawaban YA atau TIDAK.51

Kuesioner disusun dalam bentuk peertanyaan positif,


dengan 2 pilihan alternatif jawaban yang terdiri dari YA atau
TIDAK. Bobot nilai yang diberikan untuk setiap pertanyaan adalah
1 dan 0,dimana jawaban YA diberi nilai 1 dan TIDAK diberi nilai
0. Dengan pertanyaan sebanyak13, maka nilai tertinggi yang
mungkin didapat adalah 13 dan nilai terendah adalah 0.

Sedangkan Kuesioner Kebersihan diri,Prilaku pemakaian


kaus kaki dan sepatu tertutup diadopsi dari (Muhammad
baihaqy,2014) terdiri dari 8 pertanyaan ditambah 5 pertanyaan
sehingga pada kuesioner Kebersihan diri,Prilaku pemakaian kaus
kaki dan sepatu tertutup memiliki 13 pertanyaan. Kuesioner
tersebut memiliki kategori jawaban YA atau TIDAK. Setelah
dilakukan tes validasi kuesioner yang dinyatakan valid 6
pertanyaan. Kategori yang akan dibuat adalah Kurang, Cukup dan
Baik. Maka prilaku dikategorikan dengan interval sebagai berikut:

kurang : 0-3

baik : 4-6

Universitas Muhammadiyah Jakarta


32

2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat
ukur dapat dipercaya atau diandalkan, yang menunjukan bahwa
pengukuran itu konsisten atau dapat dipercaya.36

F. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data penelitian berdasarkan prosedur teknik pengukuran
yang terdiri dari:
 Kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai pengetahuan Tinea
Pedis dan pemakaian kaus kaki serta sepatu tertutup.
 Penelitian laboratorium kerokan kulit dengan menggunakan
KOH 10%.

G. Teknik Pengolahan Data


Pengolahan data merupakan salah satu langkah yang penting dalam
penelitian karena data yang diperoleh langsung dari penelitian yang masih
mentah, belum memberikan informasi jelas, dan belum siap untuk disajikan.
Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini dengan sistem
pengolahan data manual dengan langkah-langkah sebagai berikut.6
1. Editting
Tahap melakukan pengecekan kuisioner dengan memastikkan
kelengkapan, kejelasan, relevansi, dan konsistensi jawaban responden.
Pengecekan kuisioner dilakukan setiap kali peneliti menerima hasil
kuisioner yang telah diisi oleh responden dengan melakukan checklist
pada lembar pengecekan kuisioner.6

2. Coding
Tahap mengubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka.
Coding bermanfaat untuk mempermudah saat melakukan analisa data
dan mempercepat pemasukkan data penelitian. Kuisioner yang telah
dilakukan proses editing terkait pengecekan terhadap kelengkapan

Universitas Muhammadiyah Jakarta


33

informasi yang telah diberikan oleh responden, selanjutnya akan


dilakukan pengubahan dari data yang berbentuk huruf menjadi data yang
berbentuk angka.6

3. Prosessing
Tahap memasukkan (entry) data kuisioner yang telah diisi oleh
responden ke paket komputer. Data kuisioner yang telah dilakukan
proses editing (pengecekkan kelengkapan data) dan coding (pengubahan
data yang berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka) akan
dilanjutkan dengan memasukkan hasil editing ke program computer.6

4. Cleaning
Tahap melakukan pengecekkan kembali data yang sudah dimasukkan
ke paket komputer. Setelah data hasil penelitian mengalami proses
editing, coding, dan telah dimasukkan ke paket komputer (processing),
maka langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah mengecek
kembali kelengkapan data yang sudah dimasukkan ke dalam paket
komputer sehingga memudahkan peneliti untuk melakukan tahap analisa
data.6

H. Penyajian Data

 ANALISA DATA

a. ANALISA UNIVARIAT
Analisis univariat bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik
masing-masing variabel yang diteliti. Analisis univariat dilakukan
pada variabel dependen yaitu insiden Tinea Pedis dan variabel
independen yaitu pengetahuan Tinea pedis dan prilaku penggunaan
kaus kaki dan sepatu.45

Universitas Muhammadiyah Jakarta


34

b. ANALISA BIVARIAT
Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan dan berkorelasi. Analisis bivariat bertujuan untuk
melihat hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen. Untuk melihat hubungan masing-masing variabel,
dilakukan uji statistik. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi-
square (X2). 45
Analisis menggunakan chi square untuk menguji hipotesis antara
variabel yang berdata kategorik dan kategorik. Uji chi square
dalam penelitian ini menggunakan perangkat lunak komputer SPSS
16.45 Adapun variabel yang diuji dalam penelitian ini adalah
variabel independen yaitu pengetahuan Tinea pedis dan prilaku
penggunaan kaus kaki dan sepatu tertutup , Variabel dependen yaitu
insiden Tinea Pedis. Untuk mengetahui distribusi kuantitas X2 maka
menggunakan rumus sebagai berikut: 45
X2 = ∑ (O-E)2
E
O = Nilai Observasi
E = Nilai Ekspektasi
Sedangkan untuk mengetahui p value tergantung pada besarnya
derajat kebebasan (degree of freedom) yang dinyatakan dalam: 45
df = (b-1) (k-1)
dimana b = jumlah baris di dalam
k = jumlah kolom di dalam tabel silang
Hasil uji chi square dapat dilihat pada kotak chi square test pada
perangkat lunak komputer .45

Universitas Muhammadiyah Jakarta


35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Pusat Polisi Militer Angkatan Darat (Puspomad) merupakan salah satu


fungsi teknis militer umum TNI AD dan bagian dari Puspom TNI yang
berperan menyelenggarakan bantuan administrasi kepada satuan-satuan
jajaran TNI AD sebagai perwujudan dan pembinaan melalui penyelenggaraan
fungsi-fungsi Polisi Militer.

Dengan pekerjaan mereka tidak menutup kemungkinan adanya gangguan


kesehatan pada setiap anggota TNI PUSPOMAD. Gangguan kesehatan bias
terjadi karena tempat pekerjaan, pemakaian seragam, dan yang lainnya. Salah
satu factor gangguan kesehatan yang sering dialami oleh anggota TNI yaitu
karena pemakaian seragam yang terus menerus. Pemakaian seragam yang
memakan cukup banyak waktu biasanya mengakibatkan adanya pertumbuhan
jamur oleh karena keadaan tubuh yang lembab. Sehingga, TNI PUSPOMAD
Kota Jakarta pusat menjadi tempat penelitian yang karna belum ada dilakukan
penelitian yang terkait tentang pengaruh pemakaian kaus kaki dan sepatu
tertutup terhadap insiden tinea pedis.

B. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
Analisa univariat digunakan untuk mengetahui prevalensi dari
variabel – variable yang diteliti yaitu insiden tinea pedis, usia,
pengetahuan tinea pedis, perilaku kebersihan diri, pemakaian kaus kaki
dan sepatu tertutup.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


36

a. Usia
Distribusi usia pada anggota TNI PUSPOMAD kota Jakarta
pusat Tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Usia

Usia Jumlah Presentase (%)


20 – 34 30 60 %
35 – 50 20 40 %
Total 50 100%

Berdasarkan table diatas, distribusi usia pada anggota TNI


PUSPOMAD Jakarta Pusat Tahun 2016 dikategorikan menjadi
pengetahuan baik,dan pengetahuan kurang. Kategori tersebut
dinyatakan berdasarkan hasil pertanyaan yang diajukan oleh
responden. Hasilnya adalah sebanyak 30 anggota TNI (60 %)
memiliki usia antara 20 – 34 tahun , dan 20 anggota TNI (40 %)
yang memiliki usia antara 35 – 50 tahun.

b. Insiden Tinea Pedis


Distribusi Insiden Tinea Pedis pada anggota TNI
PUSPOMAD Kota Jakarta pusat Tahun 2016 dapat dilihat pada
table berikut :

Tabel 4.2 Insiden Tinea Pedis

Insiden Tinea Pedis Jumlah Presentase (%)


Ada 46 92%

Tidak ada 4 8%

Total 50 100%

Universitas Muhammadiyah Jakarta


37

Berdasarkan table diatas, distribusi Insiden Tinea Pedis


pada anggota TNI PUSPOMAD Jakarta Pusat Tahun 2016
dikategorikan menjadi ada atau tidaknya spora,hifa atau jamur pada
pemeriksaan mikroskop. Kategori tersebut dinyatakan berdasarkan
hasil pertanyaan yang diajukan oleh responden. Hasilnya adalah
sebanyak 46 anggota TNI (92%) ditemukan (spora, hifa, dan
jamur) pada pemeriksaan mikroskop, dan 4 anggota TNI (8%)
yang tidak ditemukan adanya ( spora, hifa, dan jamur) pada
pemeriksaan mikroskop.

c. Pengetahuan Tinea Pedis


Distribusi pengetahuan Tinea Pedis pada anggota TNI
PUSPOMAD kota Jakarta pusat Tahun 2016 dapat dilihat pada
table berikut:
Tabel 4.3 Pengetahuan Tinea Pedis

Pengetahuan Tinea Jumlah Presentase (%)


Pedis
Baik 24 44%
Kurang 26 56%
Total 50 100%

Berdasarkan table diatas, distribusi pengetahuan Tinea


Pedis pada anggota TNI PUSPOMAD Jakarta Pusat Tahun 2016
dikategorikan menjadi pengetahuan baik,dan pengetahuan kurang.
Kategori tersebut dinyatakan berdasarkan hasil pertanyaan yang
diajukan oleh responden. Hasilnya adalah sebanyak 24 anggota
TNI (44%) memiliki pengetahuan yang baik, dan 26 anggota TNI
(56%) yang memiliki pengetahuan yang kurang.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


38

d. Perilaku Kebiasaan Kebersihan Diri, Pemakaian Kaus Kaki Dan


Sepatu Tertutup

Distribusi prilaku kebersihan dan pemakaian kaus kaki serta


sepatu tertutup pada anggota TNI PUSPOMAD kota Jakarta pusat
Tahun 2016 dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 4.4 Perilaku Kebiasaan Kebersihan Diri, Pemakaian Kaus


Kaki Dan Sepatu Tertutup

Perilaku kebersihan diri Jumlah Presentase (%)


dan kaus kaki serta sepatu
tertutup
Baik 13 26%
Kurang 37 74%
Total 50 100%

Berdasarkan table diatas distribusi perilaku kebersihan diri


dan kaus kaki serta sepatu tertutup pada anggota TNI PUSPOMAD
Jakarta Pusat Tahun 2016 dikategorikan menjadi perilaku baik, dan
perilaku kurang. Kategori tersebut dinyatakan berdasarkan hasil
pertanyaan yang diajukan oleh responden. Hasilnya adalah
sebanyak 13 anggota TNI (26%) memiliki perilaku yang baik, dan
37 anggota TNI (74%) yang memiliki perilaku yang kurang.

2. Analisis Bivariat

Analisi bivariat dilakukan untuk menguji penngaruh variable


dependen, yaitu insiden Tinea Pedis, terhadap pengetahuan Tinea Pedis
dan perilaku pemakaian kaus kaki dan sepatu tertutup.

Penelitian ini menggunakan uji statistic Chi Square dengan derajat


kepercayaan 95% ( CI 95%) dengan p=0,05.Apabila p < α, maka terdapat

Universitas Muhammadiyah Jakarta


39

2 variabel yang bermakna. Sedangkan, jika p > α maka artinya tidak ada
hubungan atau pengaruh yang bermakna OR ( Odds Ratio) untuk
menyatakan seberapa besar risiko antara salah satu variable terhadap
variable dependen.

a. Hubungan Usia Responden Terhadap Insiden Tinea Pedis


Hasil analisis usia terhadap insiden Tinea Pedis pada anggota
TNI PUSPOMAD kota Jakarta Pusat tahun 2016 dapat dilihat pada
table berikut :

Tabel 4.5 Usia Responen dengan Insiden Tinea Pedis

USIA OR CI P
KARAKTERISTIK USIA 20- USIA 35- 95% VALU
34 50 Total E
INSIDEN TINEA ADA 27 19 46 0.046 – 0.523
PEDIS 4.908
TIDA 3 1 4 0.474
K
ADA
Total 30 20 50

Hubungan Hasil analisis pengetahuan Tinea Pedis terhadap


Insiden Tinea Pedis diperoleh hasil yaitu anggota TNI yang usia 20
-34 terdapat 27 orang yang terkena Tinea Pedis dan anggota TNI
yang usia 35 -50 terdapat 19 orang yang terkena Tinea Pedis. Uji
statistik menghasilkan P = 0.523 ( P> 0.05) dan CI 95% : 0.046 –
4.908. Oleh kareana itu, pada penelitian ini tidak ada pengaruh
signifikan antara usia responden terhadap Insiden Tinea Pedis.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


40

b. Hubungan Pengetahuan Tinea Pedis Terhadap Insiden Tinea Pedis

Hasil analisis pengetahuan Tinea Pedis terhadap insiden


Tinea Pedis pada anggota TNI PUSPOMAD kota Jakarta Pusat
tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.6 Pengetahuan Tinea Pedis dan Insiden Tinea


Pedis
c. n
T PENGETAHUAN OR CI P
a TINEA PEDIS
KARAKTERISTIK
b
KURAN 95% VALUE
e
BAIK G Total
l
INSIDEN TINEA ADA 8 38 46 0.006 – 0.008
PEDIS 0.764
4
TIDA 3 1 4 0.070
.
K
1
ADA
1
Total 11 39 50

Hasil analisis pengetahuan Tinea Pedis terhadap Insiden


Tinea Pedis diperoleh hasil yaitu anggota TNI yang
pengetahuannya baik terdapat 8 orang yang terkena Tinea Pedis
dan anggota TNI yang pengetahuannya kurang terdapat 38 orang
yang terkena Tinea Pedis. Uji statistik menghasilkan P = 0.008 (
P< 0.05) dan CI 95% : 0.006 – 0.764. Oleh kareana itu, pada
penelitian ini ada pengaruh signifikan antara pengetahuan Tinea
Pedis terhadap Insiden Tinea Pedis.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


41

c. Hubungan Perilaku Kebersihan Diri, Kebiasaan Pemakaian Kaus


Kaki dan Sepatu Tertutup

Hasil analisis perilaku kebersihan diri,pemakaian kaus kaki


dan sepatu tertutup terhadap insiden Tinea Pedis pada anggota
TNI PUSPOMAD kota Jakarta Pusat tahun 2016 dapat dilihat
pada table berikut :

Tabel 4.7 Perilaku Kebersihan Diri, Kebiasaan Pemakaian


Kaus Kaki dan Sepatu Tertutup

B PERILAKU OR CI P
e KEBERSIHAN DIRI,
r PEMAKAIAN KAUS
KARAKTERISTIK
d KAKI DAN SEPATU
a TERTUTUP
s
BAIK KURANG Total 95% VALUE
a
INSIDEN TINEA ADA 10 36 46 0.093 0.009 – 0.020
r
PEDIS 0.990
k
TIDAK 3 1 4
a
ADA
n
Total 13 37 50

Hasil analisis perilaku kebersihan diri,pemakaian kaus kaki


dan sepatu tertutup terhadap Insiden Tinea Pedis diperoleh hasil
yaitu anggota TNI yang perilakunya baik terdapat 10 orang yang
terkena Tinea Pedis dan anggota TNI yang pengetahuannya
kurang terdapat 36 orang yang terkena Tinea Pedis. Uji statistik
menghasilkan P = 0.020 ( P< 0.05) dan CI 95% : 0.009 – 0.990.
Oleh kareana itu, pada penelitian ini ada pengaruh signifikan

Universitas Muhammadiyah Jakarta


42

antara perilaku kebersihan diri,pemakaian kaus kaki dan sepatu


tertutup terhadap Insiden Tinea Pedis.

C. Pembahasan

1. Penafsiran dan Pembahasan Hasil Penelitian

a. Pembahasan Analisis Univariat

 Insiden Tinea Pedis Pada Responden

Berdasarkan hasil penelitian dari 50 responden yang menjadi


sample dalam penelitian ini didapatkan yang positif sebanyak 46
responden ( 92%), sedangkan 4 responden (8%) negatif tinea pedis.
Ada perbedaan hasil dengan penelitian yang menyatakan
bahwa di dapatkan insiden tinea pedis positif sebanyak 44 orang (
69,8%) dan yang negatif terdapat 19 orang (30,2% ), adanya perbedaan
kemungkinan disebabkan karna adanya perbedaan jumlah responden.40

 Usia Terhadap Insiden Tinea Pedis

Pada usia dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu usia 20 – 34


tahun dan usia 35 – 50 tahun. Distibusi responden berdasarkan usia
pada tabel 4.2 menunjukan bahwa usia responden terbanyak adalah
usia 20 – 34 tahun yaitu 30 responden ( 60%), sedangkan pada usia 35
– 50 tahun yaitu sebanyak 20 responden ( 40 %).
Ada perbedaan hasil dengan penelitian yang menyatakan
bahwa di dapatkan usia ≤ 37 tahun sebanyak 30 orang ( 47,6%) dan
usia > 37 tahun terdapat 33 orang (52,4% ), adanya perbedaan
disebabkan karna adanya perbedaan jumlah responden.40

Universitas Muhammadiyah Jakarta


43

 Pengetahuan Tinea Pedis Terhadap Insiden Tinea Pedis

Pada pengetahuan tinea pedis dapat dikategorikan menjadi 2


kategori yaitu pengetahuan baik dan pengetahuan kurang. Distribusi
responden berdasarkan pengetahuan tinea pedis pada tabel 4.3
menunjukkan bahwa responden yang mempunyai pengetahuan baik 24
orang (48%), sedangkan pada responden yang memiliki pengetahuan
yang kurang sebanyak 26 orang (52%).
Ada perbedaan hasil dengan penelitian ( Adly,2015) yang
menyatakan bahwa di dapatkan pengetahuan Tinea pedis baik
sebanyak 24 orang ( 54,5%) dan pengetahuan yang kurang terdapat 20
orang (45,5% ), adanya perbedaan disebabkan karna adanya perbedaan
jumlah responden.

 Perilaku Kebersihan Diri, Pemakaian Kaus Kaki Dan Sepatu Tertutup


terhadap Insiden Tinea Pedis

Pada perilaku kebersihan diri, pemakaian kaus kaki dan sepatu


tertutup dapat dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu perilaku baik dan
perilaku kurang. Distribusi responden berdasarkan perilaku kebersihan
diri, pemakaian kaus kaki dan sepatu tertutup pada tabel 4.4
menunjukkan bahwa responden yang mempunyai perilaku baik 13
orang (26%), sedangkan pada responden yang memiliki perilaku yang
kurang sebanyak 37 orang (74%).
Ada perbedaan hasil dengan penelitian ( Adly,2015) yang
menyatakan bahwa di dapatkan penilaian perilaku dibagi menjadi 3
yaitu kebersihan tubuh, pemakaian kaus kaki dan pemakaian sepatu.
Perilaku kebersihan tubuh baik sebanyak 41 orang ( 93,2%) dan
perilaku kebersihan tubuh yang kurang terdapat 3 orang (6,8% ),
Prilaku pemakaian kaus kaki baik sebanyak 26 orang (59,1%) dan
perilaku pemakaian kaus kaki yang kurang terdapat 18 orang (40,9% ),
Prilaku pemakaian sepatu baik sebanyak 25 orang (56,8%) dan

Universitas Muhammadiyah Jakarta


44

perilaku pemakaian sepatu yang kurang terdapat 19 orang (43,2% ),


adanya perbedaan disebabkan karna adanya perbedaan jumlah
responden dan penilaian dalam kuesioner.

b.Pembahasan analisi bivariat

 Pengaruh Usia Terhadap Insiden Tinea Pedis

Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa tidak terdapat


pengaruh yang bermakna antara usia terhadap insiden tinea pedis
pada responden yaitu P = 0.523 (P> 0.05) dan CI 95% : 0.046 –
4.908. ( 40%).
Tidak Sesuai dengan penelitian yang menunjukkan adanya
kejadian tinea pedis paling banyak pada usia 50 -70 tahun (76,7%).41
Adanya perbedaan dengan penelitian yang dilakukan menunjukan
tidak adanya pengaruh yang bermakna antara usia responden
terhadap insiden tinea pedis dengan hasil P = 0,011 dan CI : 1.186 –
110.853.40
Tinea pedis bisa menyerang semua umur termasuk usia antara
50 sampai 70 tahun.46 47
Seiring bertambahnya usia maka akan
menurunnya daya tahan 7 tubuh seseorang dan bisa juga disertai
penyakit degeneratif, dimana hal itu merupakan faktor predisposisi
infeksi jamur.48

 Pengetahuan Tinea Pedis Terhadap Insiden Tinea Pedis

Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa terdapat


pengaruh yang bermakna antara pengetahuan tinea pedis terhadap
insiden tinea pedis pada responden yaitu P= 0.008 ( P< 0.05) dan CI
95% : 0.006 – 0.764.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


45

Tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan, adanya


kejadian tinea pedis yang disebabkan oleh pengetahuan yang kurang
sebanyak 13,3 % dan ditemukan p value = 0,000 (p< 0,05).41
Wawan dan Dewi (2010) menyatakan bahwa pengetahuan
responden dapat diubah dengan strategi persuasif yaitu dengan
memberikan pendidikan kesehatan dengan berbagai metode salah
satunya dengan metode ceramah dan memberikan leaflet.49

 Perilaku Kebersihan Diri, Pemakaian Kaus Kaki Dan Sepatu


Tertutup

Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa terdapat


pengaruh yang bermakna antara perilaku kebersihan diri, pemakaian
kaus kaki dan sepatu tertutup pada responden yaitu P= 0.008 ( P<
0.05) dan CI 95% : 0.006 – 0.764. ( 72%)
Adanya perbedaan dengan penelitian yang dilakukan
menunjukan tidak adanya pengaruh yang bermakna antara perilaku
kebersihan diri terhadap insiden tinea pedis dengan hasil P = 0,001
dan CI : 2.037 – 21.816.40
Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh TM Sri
Redjeki Soekandar (2013) dengan penelitian yang berjudul
“Prevalensi dan Faktor Resiko Terjadi Tinea Pedis Pada Pekerja
Pabrik Tekstil” menunjukkan adanya kejadian tinea pedis yang
disebabkan oleh perilaku yang buruk dalam kebersihan diri,
pemakaian kaus kaki dan sepatu tertutup (70%). 50
Sesuai dengan pembahasan sebelumnya pada bab II
dijelaskan bahwa praktik memakai sepatu tertutup dan kaus kaki
dalam waktu yang lama dapat menjadi faktor risiko terkena Tinea
pedis. Praktik memakai sepatu tertutup dan kaus kaki dalam waktu
yang lama dapat menyebabkan kulit di sekitar kaki lembab karena
produksi keringat yang berlebih. Hal inilah yang mendukung jamur
tumbuh dengan subur.11 12

Universitas Muhammadiyah Jakarta


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 50 anggota


TNI PUSPOMAD Kota Jakarta Pusat tahun 2016 dan pembajasan dari bab
sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
 Insiden tinea pedis pada anggota TNI PUSPOMAD Kota Jakarta
Pusat tahun 2016 adalah 92%.
 Usia responden terhadap insiden tinea pedis terbanyak pada anggota
TNI PUSPOMAD Kota Jakarta Pusat tahun 2016 adalah pada usia
20 – 34 tahun sebanyak 30 respoden ( 60 %).
 Anggota TNI PUSPOMAD yang memiliki pengetahuan tinea pedis
yang kurang sebanyak 26 responden ( 52%).
 Anggota TNI PUSPOMAD yang memiliki perilaku kevbersihan diri,
kebiasaan pemakaian kaus kaki dan sepatu tertutup yang kurang baik
sebanyak 37 responden ( 74%).
 Terdapat pengaruh signifikan antara pengetahuan tinea pedis
terhadap insiden tinea pedis pada anggota TNI PUSPOMAD Kota
Jakarta Pusat tahun 2016 dengan p value 0,008.
 Terdapat pengaruh signifikan antara perilaku kebersihan diri,
pemakaian kaus kaki dan sepatu tertutup terhadap insiden tinea pedis
pada anggota TNI PUSPOMAD Kota Jakarta Pusat tahun 2016
dengan p value 0,020.
 Pada variabel usia dinyatakan tidak signifikan terhadap insiden tinea
pedis pada anggota TNI PUSPOMAD Kota Jakarta Pusat tahun
2016.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


47

 Islam senantiasa mengajarkan agar umat manusia menjaga


kebersihan dan lingkungan. Sebagaimana berdasarkan hadist
riwayat:

ٌ ‫َظفُ ْوا فَ ِانَّهُ الَيَ ْد ُح ُل ْال َجنَّةَ االَّ ن َِظي‬


٠ ‫ْف‬ َّ ‫ْف فَتَن‬
ٌ ‫ا َالِ ْس ََل ُم ن َِظي‬
﴾ ‫﴿ﺮﻭاﻩ البيهق‬
Artinya : “Agama Islam itu (agama) yang bersih, maka
hendaklah kamu menjaga kebersihan, karena sesungguhnya
tidak akan masuk surga kecuali orang-orang yang
bersih”. (HR. Baihaqy)

ِ ‫ظافَةٌ ِمنَ االِ ْي َم‬


﴾‫﴿ﺮواﻩ احمد‬٠‫ان‬ َ َّ‫اَلن‬

Artinya : “Kebersihan itu sebagian dari iman”. (HR.


Ahmad)

B. Saran

Saran yang akan diberikan dibagi menjadi 3 kelompok yaitu saran


untuk Pimpinan TNI PUSPOMAD Kota Jakarta Pusat, anggota TNI
PUSPOMAD Kota Jakarta Pusat dan untuk peneliti selanjutnya.

1. Bagi Pimpinan TNI


a. Pimpinan sebaiknya mengadakan penyuluhan rutin
mengenai kesehatan yang kemungkinan dapat terjadi
atau biasanya terjadi pada anggota TNI khususnya tinea
pedis, dengan mendatangkan pembicara dari dokter atau
tenaga ahli medis lainnya.
b. Lebih menghimbau agar para anggota TNI menjaga
kebersihan diri dan lingkungan.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


48

2. Bagi Anggota TNI


a. Diharapkan meningkatkan kesadaran diri terhadap
penyakit kulit contohnya seperti tinea pedis.
b. Dianjurkan anggota TNI untuk menjada kebersihan diri
dengan cara mengganti kaus kaki, menjaga kaki agar
selalu kering dan setelah melakukan aktivitas segera
membersihkan kaki dan mengeringkannya.
c. Jika terdapat adanya gejala tinea pedis seperti kulit
terasa gatal, terdapat ruam merah di sela jari 4 dan 5,
sisik ataupun bintil yang berisi cairan, segera periksa ke
dokter agar tidak semakin parah.

3. Bagi peneliti
a. penelitian ini hanya terbatas pada satu pekerjaan saja
yaitu TNI, diharapkan peneliti selanjutnya dapat
mengambil sample yang berbeda pekerjaan sebagai
tambahan dan variasi.
b. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan
penelitian dengan variable yang sudah ada seperti usia,
hygiene seseorang,dan pengetahun dengan jumlah
sample yang banyak dan dengan variable tambahan
seperti pendidikan, jenis kelamin, dan faktor ekonomi.
Untuk dilihat ada atau tidaknya hubungan terhadap
tinea pedis.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


49

DAFTAR PUSTAKA
1. http://eprints.ung.ac.id/6173/3/2012-1-48401-821309011-bab2-11082012105823.pdf ,
tanggal 19 september 2016 , jam 13 : 13 pm
2. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/51085/4/Chapter%20II.pdf , tanggal 19
september 2016, jam 13 : 13 pm.
3. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20870/4/Chapter%20II.pdf , tanggal 19
september 2016, jam 13 : 13 pm.
4. http://library.upnvj.ac.id/pdf/4s1kedokteran/207311032/bab%202.pdf , tanggal 19
september 2016, jam 16 : 20 pm.
5. http://eprints.ums.ac.id/18645/4/BAB_I.pdf , tanggal 20 september , jam 20 : 18 pm.
6. Budimulja, U,dkk : mikosis. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, Jakarta FK UI. 2016 : 103–
109.
7. https://core.ac.uk/download/pdf/11715767.pdf , tanggal 20 september , jam 20 : 50 pm.
8. http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/viewFile/536/537, tanggal 20
september , jam 23:08 am.
9. Subakir. Mikologi kedokteran. FK Undip, Semarang, 2005: 1, 5, 11.
10. Perdoski. Dermatofitosis superfisialis. balai penerbit FKUI, Jakarta, 2001:3-5, 40-45.
11. Nadesul, H. 10 hal penting tentang jamur. 2005. www.mediacastore.com
12. Soekandar, TM. Angka kejadian dan pola jamur penyebab Tinea pedis di asrama Brimob
Semarang , Ilmu kesehatan kulit dan kelamin FK Undip, 2004: 1-6.
13. Paramata NR, Maidin A, Massi N. The Comparison of Sensitivity Test of Itraconazole
Agent The Causes of Dermatophytosis in Glabrous Skin In Makassar. Makassar: Bagian
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanudin. Makassar; 2009.
14. Abdelal EB, Shalaby MAS, Abdo HM, Alzafarany MA, Abubakr AA. Detection of
dermatophytes in clinically normal extracrural sites in patients with tinea cruris. The Gulf
Journal of Dermatology and Venereology. 2013; (20)1: 31-9.
15. Unandar B. Mikosis. In. Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editors. Ilmu penyakit kulit dan
kelamin. 5th ed. Jakarta: Balai penerbitan FKUI; 2007. p. 89- 104.
16. Sobera JO, Elewski BE. Fungal diseases. In. Bolognia JL, Jorizzo JL, Rapini RP,
editors. Dermatology volume 1. 2nd ed. US: Mosby Elsevier; 2003. p.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


50

17. Verma S, Heffernan MP. In. Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS,
Leffel DJ, editors. Fitzpatrick’s dermatology in general medicine. 7th ed. New York:
McGraw-Hill; 2008. p.1807-21.
18. N. Viter P. Bertus,dkk , Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 3, Nomor 2, Mei-Agustus 2015.
19. Wasitaatmadja,S,M. Anatomi Kulit dan Faal Kulit. ed. 6 Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Jakarta:2010,Balai Penerbit FKUI.
20. Palilati,Sriyati B.2014.Hubungan Antara Higiene Pribadi Dan Penggunaan Alat
Pelindung Diri dengan Kejadian Penyakit Kulit Pada Pekerja Pengangkut Sampaah Di
Kota GorontaloTahun 2012.Universitas Negri Gorontal.
21. Prince S. A., at all, 2005, Pathofisiologi Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit, Buku
Kedokteran, EGC, Jakarta 2005.
22. Robbins,M.Courtney.,2009.Dermatofitosis,http://emedicine.medscape.com/article/10916
84-overview, diakses tanggal 16 Juni 2011.
23. Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. Buku ajar patologi. 7 nd ed , Vol. 1 dan 2. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2007 .
24. Hidayat,2009. Metodologi penelitian kesehatan.jakarta:bineka cipta.
25. Gandjar dkk . 2006. MIKOLOGI: Dasar dan Terapan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
pp: 25-26
26. Kumala W, 2006, Mikologi dasar kedokteran, Diagnosis Laboratorium, Penerbit
Universitas Trisakti, Jakarta, pp. 27-28.
27. Brooks GF,Butel JS,Morse SA.Mikrobiologi kedokteran.Alih Bahasa. Mudihardi E,
Kuntaman,WasitoEB et al. Jakarta: Salemba Medika, 2005: 317-27.
28. Sumarsih, S. 2003. Mikrobiologi Dasar. Yogyakarta : UPN Veteran.
29. Marwali Harahap, 2000. Ilmu penyakit kulit. Jakarta : Hipokrates.
30. Djuanda, Adhi., 2005 dan 2010. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin,. Ed.4. Jakarta ; FKUI.
31. Verma,S., Heffernan, M.P., 2008. Superfisial Fungal Infection: Dermatophytosis,
Onychomycosis, Tinea Nigra, Piedra. Dalam: Wolff, K. (eds). Fitzpatrick’s Dermatology
in General Medicine. Vol.II. Ed.7. United States: McgrawHill, 1807-1821.
32. Mubarak,wahid iqbal.2008.Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi
dalam Praktik.Jakarta: ECG.
33. Alimul, A. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Salemba Medika.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


51

34. Pratiwi & Noviar, “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Siswa terhadap PHBS di SDN
Ngebel Kec. Kasihan Kabupaten Bantul, Yogyakarta. 2008.
35. Perry, potter. 2006. Fundamental keprawatan: konsep,proses, dan praktik.Jakarta: EGC.
36. Notoatmodjo, S. 2003,2005 dan 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
37. Wawan, A dan Dewi, M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan , Sikap dan Perilaku
Manusia.Yogyakarta : Nuha Medika.
38. Pratiknya, A.W. 2011. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan.
PT. Raja Gradindo Persada.Jakarta.
39. Bahry,Bahroelim.2012.Farmakologi dan terapi.Edisi 5.Jakarta:Badan Penerbit FK UI.
40. Nova.k.2015.Pengaruh Pemakaian Sepatu Kerja Terhadap Insiden Tinea Pedis Pada
Anggota Polisi Polsek Bantar Gerbang Kota Bekasi.Tanggerang.
41. Wulandari,ratna.2015.Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Penyakit Tinea Pedis
Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Pada Petani Desa Jembrung.Surakarta.
42. Bertus NVP, Pandaleke HEJ, Kapantow GM. Profil Dermatofitosis di Poliklinik Kulit
dan Kelamin RSUP Prof. DR. R. D. Kandou Manado Periode Januari-Desember 2012.
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic/article/view/8862.
tanggal 14 november 2016 pukul 10 : 49 wib
43. http://digilib.unila.ac.id/6648/19/BAB%20II.pdf. tanggal 14 november 2016 pukul 10 :
49 wib .
44. Ramona.2008. pengobatan dermatomikosis.universitas Sumatra.
45. Santoso, S. 2006. Menguasai Statistik di Era Informasi dengan SPSS 14. PT. Elex Media
Komputindo. Jakarta.
46. Siregar RS. Penyakit Jamur Kulit Edisi 2. Jakarta: EGC; 2013.
47. Siregar RS. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit Edisi 2. Jakarta: EGC; 2005.
48. Gerry. (2010). Gambaran distribusi penderita penyakit Tinea imbrikata berdasarkan
keadaan sosiodemografi dan klinis di desa Teluk Pongkal kecamatan Sokan kabupaten
Melawi provinsi Kalimantan Barat tahun 2010. Jurnal kesehatan. Diunduh dari:
http://jurnal.untan.ac.id/396 7/ (diakses 14 november 2016, jam: 00:04 WIB).
49. Wawan dan Dewi, A. (2010). Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta:
Nuha Medika.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


52

50. Soekandar TM. Angka kejadian dan pola jamur penyebab tinea pedis di asrama Brimob
Semarang. Semarang : Ilmu kesehatan kulit dan kelamin FK Undip; 2004.
51. Baihaqi,Muhammad.2014.Prevelensi dan Faktor Terjadinya Tinea Pedis pada Pekerja
Pabrik Tekstil.Universitas Dipenogoro. http//enprints.undip.ac.id/.tanggal 14 November
pukul 23:00 wib.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


53

Lampiran 1
Surat Permohonan Izin Penelitian

Universitas Muhammadiyah Jakarta


54

Lampiran 2
Surat penelitian

Universitas Muhammadiyah Jakarta


55

Lampiran 3
Lembar Persetujuan Menjadi Responden

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Judul Penelitian : Hubungan insiden Tinea Pedis dengan pengetahuan Tinea

Pedis terhadap perilaku kebiasaan penggunaan kaus kaki dan

sepatu tertutup pada anggota TNI PUSPOMAD Jakarta Tahun

2016.

Peneliti : Fajri Nova

NIM : 20137300635

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta

Saya bersedia menjadi responden pada penelitian ini. Saya mengerti bahwa saya

menjadi bagian dari penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui Hubungan insiden

Tinea Pedis dengan pengetahuan Tinea Pedis terhadap perilaku kebiasaan penggunaan

kaus kaki dan sepatu tertutup.

Saya telah diberitahukan bahwa partisipasi atau penolakan ini tidak merugikan

saya dan saya mengerti bahwa tujuan dari penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi saya

maupun bagi dunia kesehatan.

Demikian secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun. Saya

bersedia berperan serta dalam penelitian ini.

Jakarta, Oktober 2016

Peneliti Responden

(Fajri Nova) (…………………….)

Universitas Muhammadiyah Jakarta


56

Lampiran 4

Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

“Hubungan insiden Tinea Pedis dengan pengetahuan Tinea Pedis terhadap perilaku

kebiasaan penggunaan kaus kaki dan sepatu tertutup pada anggota TNI PUSPOMAD

Jakarta Tahun 2016”

1. Data Demografi

Nomor Responden : …………… (di isi oleh peneliti)

Nama Responden : ………………….

Usia : ….… tahun

Alamat :……………………………………………

Universitas Muhammadiyah Jakarta


57

2. PengetahuanTinea Pedis atau Kutu Air.

Berilah tanda (√) pada jawaban yang anda pilih.

No Pertanyaan Ya Tidak

1. Apakah penyakit kutu air dapat

menular ?

2. Apakah kutu air merupakan penyakit

yang disebabkan oleh jamur?

3. Apakah kutu air dapat timbul

disebabkan keringat berlebih?

4. Apakah faktor timbulnya kutu air

dikarenakan penggunaan sepatu

tertutup?

5. Apakah kutu air sering terjadi di sela

jari kaki ?

6. Apakah daya tahan tubuh turun dapat

beresiko terkena kutu air?

7. Apakah kebiasaan pemakaian sepatu

tertutup berisiko terkena kutu air?

8. Apakah orang menjaga kebersihan

tubuh dapat tercegah dari kutu air?

9. Apakah kutu air dapat menyebabkan

kaki terasa gatal?

10. Apakah kutu air dapat menyebabkan

kaki berbau tidak sedap ketika

Universitas Muhammadiyah Jakarta


58

membuka kaus kaki dan sepatu?

11. Apakah kutu air dapat menimbukan

sisik pada kulit ?

12. Apakah sabun antiseptik dapat

mencegah timbulnya kutu air?

13. Apakah sering mengganti kaus kaki

dapat mencegah timbulnya kutu air?

14. Apakah obat antifungi dapat mengobati

kutu air?

3. Kebersihan umum dan pemakaian kaus kaki serta sepatu tertutup.

Berilah tanda (√) pada jawaban yang anda pilih.

No Pertanyaan Ya Tidak

1. Apakah sabun yang anda gunakan saat

mandi dan mencuci tangan dan kaki

merupakan sabun antiseptik?

2. Apakah anda mencuci tangan dan kaki

setelah anda melakukan aktifitas?

3. Apakah anda mencuci tangan dan kaki

menggunakan sabun?

4. Apakah anda mengeringkan tangan dan

kaki anda menggunakan handuk atau

lap setelah mencucinya?

Universitas Muhammadiyah Jakarta


59

5. Apakah anda tetap menggunakan alas

kaki tertutup atau sepatu di luar jam

kerja?

6. Apakah anda sering bertukar sepatu

dengan orang lain?

7. Apakah anda mengganti sepatu anda

setiap hari?

8. Apakah anda memiliki kebiasaan

mencuci sepatu setelah dipakai 1 – 7

hari?

9. Apakah anda menjemur sepatu anda

hingga kering?

10. Apakah anda pernah menggunakan

kaus kaki atau sepatu dalam keadaan

basah ?

11. Apakah anda meggunakan sepatu selain

sepatu tertutup?

12. Apakah anda menggunakan kaus kaki

saat memakain sepatu?

13. Jika no 12 ( ya ) ,berapa kali mengganti a.1- 2 kali b. >3 kali

dalam seminggu ?

Universitas Muhammadiyah Jakarta


60

Lampiran 5
Uji ReabilitasPengetahuan Tinea Pedis

Reliability
RELIABILITY
/VARIABLES=a b c d e f g h i j k l m n total
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.

Notes

Output Created 21-Oct-2016 21:53:25


Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data 30
File
Matrix Input
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used Statistics are based on all cases with
valid data for all variables in the
procedure.
Syntax RELIABILITY
/VARIABLES=a b c d e f g h i j k l m n
total
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.

Resources Processor Time 00:00:00.000

Elapsed Time 00:00:00.006

[DataSet0]

Universitas Muhammadiyah Jakarta


61

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.684 15

Item-Total Statistics

Corrected Item- Cronbach's


Scale Mean if Scale Variance Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted

a 18.67 20.713 .113 .685


b 17.83 21.247 .000 .687
c 18.00 20.690 .120 .684
d 18.03 20.861 .059 .689
e 18.00 19.034 .626 .650
f 18.57 19.495 .390 .664
g 18.33 18.575 .551 .646
h 18.30 19.321 .374 .663
i 17.87 21.499 -.168 .694
j 18.10 18.231 .733 .635
k 18.03 21.413 -.088 .699
L 18.13 18.464 .640 .641
m 18.20 20.441 .128 .685
n 18.17 18.557 .595 .644
total 9.43 5.357 .997 .594

Universitas Muhammadiyah Jakarta


62

Uji Reabilitas Perilaku kebersihan diri, Kebiasaan pemakaian kaus kaki dan
sepatu tertutup
RELIABILITY
/VARIABLES=a b c d e f g h i j k l m total
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE
/SUMMARY=TOTAL.

Notes

Output Created 22-Oct-2016 21:21:50


Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data 30
File
Matrix Input
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used Statistics are based on all cases with
valid data for all variables in the
procedure.
Syntax RELIABILITY
/VARIABLES=a b c d e f g h i j k l m
total
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE
/SUMMARY=TOTAL.

Resources Processor Time 00:00:00.031

Elapsed Time 00:00:00.033

[DataSet0]

Scale: ALL VARIABLES

Universitas Muhammadiyah Jakarta


63

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.685 14

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

a .90 .305 30
b 1.00 .000 30
c .90 .305 30
d .90 .305 30
e .90 .305 30
f .13 .346 30
g .57 .504 30
h .37 .490 30
i .90 .305 30
j .93 .254 30
k .90 .305 30
l .47 .507 30
m .83 .379 30
total 9.70 1.896 30

Universitas Muhammadiyah Jakarta


64

Item-Total Statistics

Corrected Item- Cronbach's


Scale Mean if Scale Variance Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted

a 18.50 13.500 .354 .671


b 18.40 14.386 .000 .689
c 18.50 13.776 .228 .679
d 18.50 14.741 -.191 .705
e 18.50 12.672 .746 .644
f 19.27 14.064 .078 .689
g 18.83 13.385 .203 .680
h 19.03 13.895 .069 .694
i 18.50 12.672 .746 .644
j 18.47 13.154 .635 .658
k 18.50 12.672 .746 .644
l 18.93 12.547 .440 .654
m 18.57 12.806 .530 .653
total 9.70 3.597 1.000 .590

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

19.40 14.386 3.793 14

Universitas Muhammadiyah Jakarta


65

Lampiran 6
Analisa Univariat

FREQUENCIES VARIABLES=insiden_tinea_pedis pengetahuan_tinea_pedis


perilaku_kebersihan_diri_pemakaian_kauskaki_dan_sepatu_tertutup
usia_responden
/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies
Notes

Output Created 03-Nov-2016 20:51:14


Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data 50
File
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used Statistics are based on all cases with
valid data.
Syntax FREQUENCIES
VARIABLES=insiden_tinea_pedis
pengetahuan_tinea_pedis
perilaku_kebersihan_diri_pemakaian_k
auskaki_dan_sepatu_tertutup
usia_responden
/ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00.000

Elapsed Time 00:00:00.000

[DataSet0]

Universitas Muhammadiyah Jakarta


66

Statistics

perilaku_kebersi
han_diri_pemak
aian_kauskaki_
insiden_tinea_p pengetahuan_ti dan_sepatu_tert
edis nea_pedis utup usia_responden

N Valid 50 50 50 50

Missing 0 0 0 0

Frequency Table
insiden_tinea_pedis

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 46 92.0 92.0 92.0

2 4 8.0 8.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

pengetahuan_tinea_pedis

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 24 48.0 48.0 48.0

2 26 52.0 52.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

perilaku_kebersihan_diri_pemakaian_kauskaki_dan_sepatu_tertutup

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 13 26.0 26.0 26.0

2 37 74.0 74.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

usia_responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 30 60.0 60.0 60.0

2 20 40.0 40.0 100.0


Total 50 100.0 100.0

Universitas Muhammadiyah Jakarta


67

Lampiran 7

Analisis Bivariat Pengetahuan terhadap Insiden Tinea Pedis


CROSSTABS
/TABLES=insiden_Tinea_Pedis BY pengetahua_tinea_pedis
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ RISK
/CELLS=COUNT
/COUNT ROUND CELL.

Crosstabs
Notes

Output Created 01-Nov-2016 22:31:33


Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data 58
File
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used Statistics for each table are based on
all the cases with valid data in the
specified range(s) for all variables in
each table.
Syntax CROSSTABS
/TABLES=insiden_Tinea_Pedis BY
pengetahua_tinea_pedis
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ RISK
/CELLS=COUNT
/COUNT ROUND CELL.

Resources Processor Time 00:00:00.000

Elapsed Time 00:00:00.000

Dimensions Requested 2

Cells Available 174762

[DataSet0]

Universitas Muhammadiyah Jakarta


68

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

insiden_Tinea_Pedis * 50 86.2% 8 13.8% 58 100.0%


pengetahua_tinea_pedis

insiden_Tinea_Pedis * pengetahua_tinea_pedis Crosstabulation


Count

pengetahua_tinea_pedis

Baik kurang baik Total

insiden_Tinea_Pedis ADA 8 38 46

TIDAK ADA 3 1 4
Total 11 39 50

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value Df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 7.117a 1 .008


Continuity Correctionb 4.156 1 .041
Likelihood Ratio 5.685 1 .017
Fisher's Exact Test .029 .029
Linear-by-Linear Association 6.975 1 .008
N of Valid Cases 50

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .88.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for .070 .006 .764


insiden_Tinea_Pedis (ADA /
TIDAK ADA)
For cohort .232 .099 .541
pengetahua_tinea_pedis =
baik
For cohort 3.304 .602 18.134
pengetahua_tinea_pedis =
kurang baik

Universitas Muhammadiyah Jakarta


69

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for .070 .006 .764


insiden_Tinea_Pedis (ADA /
TIDAK ADA)
For cohort .232 .099 .541
pengetahua_tinea_pedis =
baik
For cohort 3.304 .602 18.134
pengetahua_tinea_pedis =
kurang baik
N of Valid Cases 50

ANALISIS BIVARIAT INSIDEN TINEA PEDIS DENGAN PERILAKU


KEBERSIHAN DIRI DAN PEMAKAIAN KAUS KAKI DAN SEPATU
TERTUTUP

CROSSTABS

CROSSTABS
/TABLES=insiden_Tinea_Pedis BY
perilaku_kebersihan_diri_pemakaian_kauskaki_dan_sepatu_tertutup
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ RISK
/CELLS=COUNT
/COUNT ROUND CELL.

Crosstabs
Notes

Output Created 01-Nov-2016 22:47:28


Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data 58
File
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


70

Cases Used Statistics for each table are based on


all the cases with valid data in the
specified range(s) for all variables in
each table.
Syntax CROSSTABS
/TABLES=insiden_Tinea_Pedis BY
perilaku_kebersihan_diri_pemakaian_k
auskaki_dan_sepatu_tertutup
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ RISK
/CELLS=COUNT
/COUNT ROUND CELL.

Resources Processor Time 00:00:00.015

Elapsed Time 00:00:00.017

Dimensions Requested 2

Cells Available 174762

[DataSet0]

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

insiden_Tinea_Pedis * 50 86.2% 8 13.8% 58 100.0%


perilaku_kebersihan_diri_pe
makaian_kauskaki_dan_sep
atu_tertutup

insiden_Tinea_Pedis *
perilaku_kebersihan_diri_pemakaian_kauskaki_dan_sepatu_tertutup
Crosstabulation
Count

perilaku_kebersihan_diri_pemakai
an_kauskaki_dan_sepatu_tertutup

baik kurang baik Total

insiden_Tinea_Pedis ADA 10 36 46

TIDAK ADA 3 1 4
Total 13 37 50

Universitas Muhammadiyah Jakarta


71

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 5.426a 1 .020


Continuity Correctionb 3.011 1 .083
Likelihood Ratio 4.637 1 .031
Fisher's Exact Test .049 .049
Linear-by-Linear Association 5.317 1 .021
N of Valid Cases 50

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.04.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for .093 .009 .990


insiden_Tinea_Pedis (ADA /
TIDAK ADA)
For cohort .290 .132 .637
perilaku_kebersihan_diri_pe
makaian_kauskaki_dan_sep
atu_tertutup = baik
For cohort 3.130 .569 17.208
perilaku_kebersihan_diri_pe
makaian_kauskaki_dan_sep
atu_tertutup = kurang baik
N of Valid Cases 50

Analisis Bivariat Usia dan Insiden Tinea Pedis


CROSSTABS
/TABLES=insiden_Tinea_Pedis BY usia
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ RISK
/CELLS=COUNT
/COUNT ROUND CELL.

Universitas Muhammadiyah Jakarta


72

Crosstabs

Notes

Output Created 01-Nov-2016 21:13:37


Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data 53
File
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used Statistics for each table are based on
all the cases with valid data in the
specified range(s) for all variables in
each table.
Syntax CROSSTABS
/TABLES=insiden_Tinea_Pedis BY
usia
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ RISK
/CELLS=COUNT
/COUNT ROUND CELL.

Resources Processor Time 00:00:00.015

Elapsed Time 00:00:00.015

Dimensions Requested 2

Cells Available 174762

[DataSet0]

Universitas Muhammadiyah Jakarta


73

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

insiden_Tinea_Pedis * usia 50 94.3% 3 5.7% 53 100.0%

insiden_Tinea_Pedis * usia Crosstabulation


Count

usia

usia 20 - 34 usia 35 - 50 Total

insiden_Tinea_Pedis ADA 27 19 46

TIDAK ADA 3 1 4
Total 30 20 50

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square .408a 1 .523


Continuity Correctionb .011 1 .915
Likelihood Ratio .431 1 .511
Fisher's Exact Test .641 .472
Linear-by-Linear Association .399 1 .527
N of Valid Cases 50
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.60.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for .474 .046 4.908


insiden_Tinea_Pedis (ADA /
TIDAK ADA)
For cohort usia = usia 20 – .783 .423 1.448
34
For cohort usia = usia 35 – 1.652 .292 9.338
50
N of Valid Cases 50

Universitas Muhammadiyah Jakarta


74

Lampiran 8
Riwayat Hidup

RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Fajri Nova

Tempat Lahir : Jakarta

Tanggal Lahir : 29 November 1995

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jalan kalibata tengah x no.13 rt 014/06 ,komplek


pomade,pasar minggu, Jakarta selatan.

No. Telp : 081294028952

Email : nova.fajri05@gmail.com

Pendidikan

2000 – 2001 : TK Wijaya Kusuma

2001 – 2007 : SD Negeri 09 Pagi Kalibata Jakarta

2007 – 2010 : SMP Negeri 182 Jakarta

2010 – 2013 : SMA Negeri 93 Jakarta

2013 - sekarang : Universitas Muhammadiyah Jakarta, FKK, PSPD

Universitas Muhammadiyah Jakarta

Vous aimerez peut-être aussi