Vous êtes sur la page 1sur 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bursa efek Indonesia merupakan suatu tempat dimana masyarakat dapat
melakukan kegiatan pasar modal antara perusahaan yang go public dengan para
investor yang ingin menanamkan modalnya. Dalam upaya untuk meyakinkan
investor agar tertarik untuk menanamkan modalnya, setiap perusahaan yang
terdaftar di BEI harus membuat laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut
akan menjadi sumber informasi bagi para investor mengenai kondisi keuangan
dari suatu perusahaan.
Sebuah penyampaian informasi harus memiliki unsur tepat waktu.
Penerbitan laporan tidak seharusnya mengalami keterlambatan. Dalam
penerapannya, seharusnya seorang auditor dapat memberikan hasil auditnya
sesuai dengan ketepatan waktu dalam menyampaikan laporan audit.
Profesionalisme seorang auditor dibuktikan dengan tingkat kemahirannya
dalam melakukan pemeriksaan serta penerapan struktur pengendalian, ada
beberapa elemen dari profesionalisme tersebut yaitu ketaatan terhadap kode
etik, pengetahuan, keterampilan, disiplin ilmu, hubungan komunikasi, dan
pendidikan berkelanjutan (Grefita, 2011 dalam Dianawati, 2013). Seorang
akuntan publik juga harus mempertahankan kualitas audit yang akan
diberikannya agar dapat dikatakan profesional. Salah satu kompetensi dari
seorang auditor yaitu memperoleh bukti yang dapat menyatakan kebenaran
atas laporan keuangan klien. Tetapi untuk memperoleh bukti yang kompeten,
menurut Henry (dalam Simamora) sebuah bukti dapat dikatakan kompeten
apabila bukti tersebut sah dan relevan dan memenuhi tiga kualitas yaitu
independensi sumber bukti, efektivitas pengendalian internal dan pengetahuan
pribadi langsung auditor.
Namun, pada prakteknya tidak jarang ditemukan adanya audit delay.
Terbitnya laporan keuangan suatu perusahaan juga berdasarkan ketepatan
waktu seorang auditor dalam menerbitkan hasil auditnya. Menurut Mujiyanto

1
(2011) audit delay merupakan lamanya waktu penyelesaian audit terhitung
mulai dari tanggal penutupan buku sampai dengan tanggal diterbitkannya
laporan audit, semakin lama auditor melakukan pekerjaannya maka semakin
panjang audit delay. Audit delay dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal
maupun internal perusahaan.
Rachmawati (2008) mengungkapkan hasil penelitian bahwa faktor
eksternal dan internal perusahaan (profitabilitas, solvabilitas, auditor internal,
ukuran perusahaan dan KAP memiliki pengaruh yang sama terhadap audit
delay dan timeliness.
Andi Kartika (2011) melakukan penelitian terhadap perusahaan
manufaktur di BEI dan menemukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
audit delay secara positif dan signifikan yaitu solvabilitas. Sedangkan
profabilitas, ukuran KAP dan opini audit tidak berpengaruh terhadap audit
delay.
Felisiane (2012) melakukan penelitian terkait faktor yang mempengaruhi
audit delat pada perusahaan di sektor keuangan dengan menggunakan variabel
independen ukuran perusahaan, profitabilitas, debt to equity, kontijensi, ukuran
KAP dan opini auditor terhadap audit delay dan menemukan bahwa hanya
ukuran KAP yang memberikan pengaruh negatid terhadap audit delay secara
signifikan karena salah satu contoh yang di ambil yaitu KAP Big Four yang
sudah memiliki reputasi sehingga menghindari terjadinya audit delay untuk
menjaga reputasi tersebut.
Muhammad Azhari (2014) melakukan kembali penelitian terkait faktor-
faktor yang mempengaruhi audit delay pada perusahaan perbankan yang
terdaftar di BEI. Hasil penelitiannya juga mengatakan bahwa faktor yang
mempengaruhi audit delay adalah ukuran perusahaan dan struktur kepemilikan
saham.
Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fina dan Shiddiq
(2014) yang menemukan bahwa faktor yang berpengaruh secara signifikan
terhadap audit delay yaitu besaran komite audit, ukuran perusahaan dan opini
auditor.

2
Sebenarnya penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi audit
delay ini sudah banyak dilakukan dengan variabel independen yang berbeda.
Namun terdapat berbagai macam perbedaan dari satu hasil penelitian dengan
hasil yang lainnya. Terdapat suatu perbedaan dalam hasil penelitian mengenai
hubungan yang signifikan antara profitabilitas dengan audit delay yang
ditemukan oleh Rachmawati (2008) sedangkan penelitian lainnya mengatakan
profitabilitas tidak memiliki hubungan yang signifikan. Selain itu, beberapa
penelitian yang telah dilakukan hanya fokus pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
atas Analisis Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay (Studi Kasus pada
Perusahaan Dagang yang Terdaftar di BEI).

1.2 Masalah Penelitian


Dalam penelitian-penelitian sebelumnya terdapat sedikit perbedaan atas
hasil penelitian yang telah dilakukan. Untuk mendapatkan hasil yang lebih
akurat akan digunakan beberapa variabel yang sedikit berbeda dari penelitian
sebelumnya. Sehingga terdapat beberapa masalah yang dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap audit delay?
2. Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit delay?
3. Bagaimana pengaruh umur perusahaan terhadap audit delay?
4. Bagaimana pengaruh ukuran KAP terhadap audit delay?
5. Bagaimana pengaruh internal auditor terhadap audit delay?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh bukti empiris
mengenai pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan,
ukuran KAP dan internal auditor terhadap audit delay.

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

3
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dimana
dapat menjadi salah satu sumber literatur yang dapat digunakan sebagai
sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan.
2. Manfaat Praktis
Berikut ini merupakan manfaat penelitian bagi beberapa pihak:
1. Bagi Penulis
Penulis dapat menambah wawasan serta dapat mengembangkan
penelitian yang akan dilakukan selanjutnya.
2. Bagi Pembaca
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan atas pustaka
bagi para pembaca.
3. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Agensi


Jensen dan Meckling (1976) mengemukakan bahwa teori keagenan
merupakan teori yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara prinsipal
dengan agen di dalam suatu perusahaan dimana antara kepemilikan dengan
pengelola dipisahkan terhadap sumber-sumber yang ada di perusahaan.
Penerapan teori agensi merupakan aturan antara kontrak atas hak dan
kewajiban masing-masing pihak berdasarkan keseluruhan manfaat.. Kontrak
tersebut merupakan aturan atas mekanisme bagi hasil baik berupa keuntungan
maupun resiko. Informasi yang dimiliki oleh seorang agen cenderung lebih
banyak dibandingkan informasi yang dimiliki oleh seorang prinsipal sehingga
beberapa konsekuensi tertentu akan mengakibatkan ketidakseimbangan karena
pertimbangan tidak dapat dilakukan.
Penelitian ini memiliki kesesuaian dengan teori agensi karena dilihat dari
konlik yang ditimbulkan akibat adanya perbedaan kepentingan atara pihak
prinsipal (pemegang saham) dan agen (manajemen perusahaan) sehingga
memberikan dampak keterlambatannya penyelesaian laporan keuangan.
Akibat dari perbedaan kepentingan tersebut yang akhirnya mendorong
terjadinya audit delay karena laporan keuangan yang diterima oleh auditor
mengalami keterlambatan.

2.2. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk
menghasilkan laba dalam suatu periode dan dikaitkan dengan penjualan, aset
atau modal perusahaan.
Dalam penelitian ini, profitabilitas diukur menggunakan Return on Assets
(ROA) yang digunakan untuk mengukur kemampuan laba bersih yang mampu
dihasilkan oleh suatu perusahaan berdasarkan tingkat aktiva tertentu. Wild,

5
John, K, K.R. Subramanyan dan Robert F. Hasley (2005 : 41) menyatakan
bahwa ROA adalah perbandingan laba sebelum pajak dengan total aset:
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑅𝑂𝐴 = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡

2.3. Ukuran Perusahaan


"Ukuran perusahaan dapat diukur berdasarkan total aset, jumlah penjualan,
rata-rata total penjualan, rata-rata total aset, dan ekuitas" (Almilia dan Devi,
2007) dalam Adinugraha (2013). Menurut Dyer dan Mc Hugh, 1975 (dalam
Halim dan Kartika, 2000) perusahaan besar lebih konsisten untuk tepat waktu
dibandingkan perusahaan kecil dalam menginformasikan laporan
keuangannya.

2.4. Umur Perusahaan


Umur perusahaan merupakan lamanya waktu operasi yang telah dilakukan
oleh perusahaan tersebut. Umur perusahaan dihitung melalui tanggal
berdirinya perusahaan hingga saat ini.

2.5. Ukuran KAP


Pada umumnya Kantor Akuntan Publik (KAP) besar adalah KAP yang
bekerja sama dengan KAP internasional. KAP besar memiliki insentif yang
kuat untuk menyelesaikan proses audit lebih cepat sehingga dapat
mempertahankan reputasi mereka, jika tidak mereka dapat kehilangan
penugasan kembali sebagai auditor klien di tahun mendatang. Selain itu KAP
besar mempunyai lebih banyak sumber daya daripada KAP kecil, sehingga
KAP besar dapat bekerja lebih efisien dan memiliki fleksibilitas tinggi
penjadwalan untuk menyelesaikan audit tepat waktu dibandingkan KAP kecil
(Mujiyanto 2011).

6
2.6. Internal Auditor
Audit internal merupakan penilaian independen yang dirancang untuk
menambah nilai operasi suatu perusahaan yang dapat membantu perusahaan
mencapai tujuannya melalui pendekatan yang sistematis. Audit internal
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan efektivitas dan efesiensi
sebuah perusahaan melalui analisis penilaian terhadap data dan proses bisnis.

2.7. Audit Delay


Audit delay merupakan lamanya / rentang waktu penyelesaian audit yang
diukur mulai tanggal penutupan tahun buku sampai dengan tanggal
diterbitkannya laporan audit. Audit delay inilah yang dapat mempengaruhi
ketepatan informasi yang dipublikasikan, sehingga akan berpengaruh terhadap
tingkat ketidakpastian keputusan yang berdasarkan informasi yang
dipublikasikan. (Kartika : 2011).
Menurut Abdula (1996) dalam penelitian Owusu-Ansah (2000), semakin
panjang waktu yang dibutuhkan di dalam mempublikasikan laporan keuangan
tahunan sejak akhir tahun buku suatu perusahaan milik klien, maka semakin
besar pula kemungkinan informasi tersebut bocor kepada investor tertentu atau
bahkan bisa menyebabkan insider trading dan rumor-rumor lain di bursa
saham. Apabila hal ini sering terjadi maka akan mengarahkan pasar tidak dapat
lagi bekerja dengan maksimal. Dengan demikian, regulator harus menentukan
suatu regulasi yang dapat mengatur batas waktu penerbitan laporan keuangan
yang harus dipenuhi pihak emiten. Tujuannya untuk tetap menjaga reliabilitas
dan relevansi suatu informasi yang dibutuhkan oleh pihak pelaku bisnis di
pasar modal.

2.8. Penyusunan Hipotesis


2.8.1. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Audit Delay
Tingkat profitabilitas diperkirakan mempengeruhi audit delay karena
menurut Givoly & Palmon (1982) ; Rachmawati dan Mujiyanto (2008) ; Azhari
(2014) menyebutkan bahwa ketepatan waktu dan keterlambatan pengumuman

7
laba tahunan dipengaruhi oleh isi laporan keuangan. Apabila isi dari laporan
keuangan tersebut baik, maka penyampaian laporan keuangan akan tepat
waktu. Namun apabila sebaliknya, maka penyampaian laporan keuangan
cenderung mengalami keterlambatan. Sehingga dapat diasumsikan bahwa
hipotesis alternatif yang dapat diuji sebagai berikut:
H1 : Profitabilitas memiliki pengaruh positif terhadap audit delay
2.8.2. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Delay
Muhammad Azhari (2014) mengungkapkan bahwa "semakin besar
perusahaan maka semakin kompleks persoalan yang dihadapi perusahaan,
seperti makin banyaknya cabang yang dimiliki, semakin besar juga volume
penjualan yang secara keseluruhan memberikan dampak pada audit delay".
Semakin banyaknya volume penjualan maka semakin kompleks juga laporan
keuangan yang akan disusun sehingga akan mengakibatkan keterlambatan.
Berdasarkan teori tersebut maka hipotesis yang dapat diuji sebagai berikut:
H2 : Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap audit delay
2.8.3. Pengaruh Umur Perusahaan Terhadap Audit Delay
Umur perusahaan memiliki hubungan yang signifikan terhadap audit delay,
karena semakin tua umur sebuah perusahaan maka semakin profesional juga
kinerja dari perusahaan tersebut. Menurut Muhammad Azhari (2014) dalam
hipotesanya mengatakan "umur perusahaan berpengaruh positif terhadap audit
delay. Semakin lama perusahaan beroperasi maka pada umumnya semakin
berkembang perusahaan tersebut. Sejalan dengan perkembangan perusahaan
maka semakin kompleks permasalahan yang dihadapi termasuk juga dalam
penyelesaian laporan keuangan yang semakin lama". Berdasarkan teori
tersebut, maka hipotesis yang dapat disusun sebagai berikut:
H3 : Umur Perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap audit delay
2.8.4. Pengaruh Ukuran KAP Terhadap Audit Delay
Sebuah perusahaan yang bekerjasama dengan KAP yang sudah tergolong
besar, maka profesionalitasnya akan terjamin sehingga penyelesaian laporan
audit oleh akuntan publik dalam KAP tersebut akan mempengaruhi ketepatan
waktunya dalam memberikan laporan. Menurut Yuliana dan Ardiati (2004),

8
the big four umumnya memiliki sumber daya yang lebih besar, baik itu dari
segi kompetensi, keahlian, dan kemampuan auditor maupun fasilitas, sistem
dan prosedur pengauditan yang digunakan dibandingkan non big four sehingga
mereka dapat menyelesaikan pekerjaan audit lebih efektif dan efisien.
Berdasarkan teori tersebut maka hipotesis yang dapat disusun sebagai berikut:
H4 : Ukuran KAP memiliki pengaruh positif terhadap audit delay
2.8.5. Pengaruh Internal Auditor Terhadap Audit Delay
Dalam penelitiannya, Rachmawati (2008) menemukan bahwa "Faktor
internal dan eksternal perusahaan seperti Profitabilitas, Solvabilitas, Internal
Auditor, Size Perusahaan, dan KAP secara bersama-sama memiliki pengaruh
yang signifikan baik terhadap Audit Delay maupun Timelines". Dengan adanya
internal auditor maka audit eksternal yang bertanggung jawab atas pemberian
opini terhadap laporan perusahaan tersebut akan lebih mudah. Berdasarkan
teori tersebut maka dhipoteses yang dapat disusun sebagai berikut:
H5 : Pengaruh Internal Auditor memiliki pengaruh positif terhadap audit
delay

2.9 Research Model


Setiap laporan keuangan perusahaan yang akan dipubliskasikan di BEI
harus di audit oleh akuntan publik agar memiliki opini audit atas laporan
keuangan tersebut sehingga dapat membantu investor untuk menentukan
perusahaan mana yang akan mereka tanam modalnya. Namun, setelah laporan
keuangan diterbitkan, opini auditor selalu mengalami keterlambatan.
Keterlambatan ini diasumsikan dipengaruhi oleh beberapa variabel terkait
profitabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan, ukuran KAP dan auditor
internal. Berdasarkan situasi tersebut, model penelitian sebagai berikut:

9
Theory Agency

Factors Affecting Audit Delay

List of Trading Company in IDX 2014-2016

Independent Variable Dependent Variable

Profitability

Company Size

Company's Age Audit Delay

CPA Firm Size

Internal Auditor

10
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Data dan Sumber Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder merupakan data yang diambil dari pihak ketiga yang dapat diakses
melalui internet, pencarian dokumen dan informasi lainnya yang
dipublikasikan oleh perusahaan terkait. Sumber data diambil dari laporan
keuangan dan laporan audit dari perusahaan dagang yang terdaftar di BEI
selama periode 2014 - 2016.

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan
dagang yang terdaftar di BEI selama periode 2014-2016. Dalam penelitian ini
sampel ditentukan menggunakan purposive sampling. Sampel dalam penelitian
ini merupakan perusahaan-perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai
berikut:
1. Perusahaan yang bergerak pada sektor perusahaan dagang eceran
2. Perusahaan memiliki laporan keuangan yang telah di audit selama
periode tahun 2014-2016
3. Perusahaan yang memiliki data lengkap untuk penelitian

3.3. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel


Dalam penelitian ini menggunakan lima variabel independen dan variabel
dependen.
3.3.1. Variabel Terikat
Variabel bebas merupakan audit delay yang merupakan jangka waktu
yang dihitung sejak tanggal penutupan buku 31 Desember sampai dengan
tanggal terbitnya laporan auditor independen yang disertai tanda tangan
auditor yang memberikan pendapatnya.
3.3.2. Variabel Bebas

11
Variabel bebas merupakan variabel yang dapat memberikan pengaruh
terhadap variabel lain. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu profitabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan, ukuran KAP dan
auditor internal:
3.3.2.1. Profitabilitas
Return On Aset dihitung dari laba bersih dibagi dengan total aset.
Perusahaan dengan tingkat ROA yang tinggi diduga memiliki audit delay
lebih pendek. Rumus ROA sebagai berikut:
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑅𝑂𝐴 = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
3.3.2.2. Ukuran Perusahaan
Dalam penelitian ini, perhitungan ukuran perusahaan yang
digunakan untuk mengukur perusahaan adalah total aktiva dari
perusahaan tersebut.
3.3.2.3. Umur Perusahaan
Umur perusahaan dinilai berdasarkan perusahaan tersebut terdaftar
di BEI
3.3.2.4. Ukuran Kantor Akuntan Publik
KAP yang dinilai besar merupakan KAP yang berafiliasi dengan
kelompok KAP Internasional yang tergolong dalam Big Four
(Affiliate of Ernst & Young, Affiliate of Deloitte, Affiliate of KPMG
dan Affiliate of Price Waterhouse Cooper).
Skala 1 akan diberikan untuk perusahaan yang diaudit oleh KAP
dalam kelompok Big Four dan skala 0 akan diberikan pada perusahaan
yang diaudit oleh KAP selain kelompok Big Four.
3.3.2.5. Internal Auditor
Perusahaan yang memiliki auditor internal akan diberikan skala 1,
sedangkan yang tidak memiliki auditor internal akan diberikan skala
0.

3.4. Metode Pengumpulan Data

12
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya dan
bukan diusahakan sendiri oleh penulis atau peneliti (Sudjana, 1996:52).
Adapun data yang digunakan yaitu laporan keuangan perusahaan dan laporan
audit masing-masing perusahaan yang terdapat opini akuntan publik mulai dari
tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 berdasarkan catatan perusahaan yang
dipublikasikan di BEI.

3.5. Alat Uji Statistik


Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Muhammad
Azhari (2014), model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
regresi linier berganda, yang dirumuskan sebagai berikut:

AD = α + β1PROF + β2SIZE + β3UP + β4UKAP + β5IA + e

Keterangan:

AD = Audit Delay

PROF = Profitabilitas

SIZE = Ukuran Perusahaan

UP = Umur Perusahaan

UKAP = Ukuran KAP

IA = Internal Auditor

Kemudian untuk melakukan uji hipotesis seperti yang dilakukan oleh


peneliti sebelumnya, akan dilakukan Uji Hipotesis yang terdiri dari Uji
Kecocokan Model dan Uji Koefisien Determinasi.

a) Uji Kecocokan Model

13
Pengujian ini dilakukan untuk menguji tingkat kelayakan model dari
veriabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang kemudian
akan dianalisis.

- H0 :β1 = β2 = β3 = β4 = β5= β6 = 0(terdapatkecocokanmodel)

- H1 : bj ≠ 0 (tidak terdapat kecocokan model)

Sehingga digunakan tingkat signifikan 0,05, apabila nilai


probabilitas > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya model
analisis yang digunakan tidak cocok. Namun apabila nilai probabilitas <
0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya model analisis yang
digunakan cocok (Azhari, 2014).

b) 
 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian ini dilakukan untuk menentukan kemampuan model


analisis dalam menerangkan variasi variabel independen. Adapun nilai
koefisien determinasi yaitu antara nol dan satu. Apabila nilai (R2) kecil
berarti variabel-variabel independen kemampuan menjelaskan variabel
dependen terbatas. Namun apabila mendekati satu (1) artinya variabel
independen mampu menjelaskan informasi yang dibutuhkan untuk
melakukan prediksi terhadap variabel dependen (Ghozali, 2009 dalam
(Azhari, 2014)).

14

Vous aimerez peut-être aussi