Vous êtes sur la page 1sur 13

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP EKLAMSI

A.PENGERTIAN
Eklamsi Adalah Penyakit Akut Dengan Kejang Dan Coma Pada Wanita Hamil Dan Dalam Nifas
Dengan Hipertensi, Oedema Dan Proteinuria (Obtetri Patologi,R. Sulaeman Sastrowinata, 1981).
B.INSIDEN
Eklamsi Lebih Sering Terjadi Pada Primigravidarum Dari Pada Multipara (Obtetri Patologi,R.
Sulaeman Sastrowinata, 1981 ).
C. PATOFISIOLOGI
Peredarah Dinding Rahim Berkurang(Ischaemia Rahim)

Placenta Atau Decidua Mengeluarkan Zat-Zat Yang Menyebabkan Spasme (Ischaemia


Uteroplacenta) Dan Hipertensi

Eklamsi

Mata Terpaku
Kepala Dipalingkan Ke Satu Sisi
Kejang-Kejang Halus Terlihat Pada Muka
(Invasi)

Badan Kaku
Kadang Episthotonus
(Kontraksi/Kejang Tonis)

Kejang Hilang Timbul


Rahang Membuka Dan Menutup
Mata Membuka Dan Menutup
Otot-Otot Badan Dan Muka Berkontraksi Dan Berelaksasi
1
Kejang Kuat Terjadi Dan Kadang Lidah Tergigit
Ludah Berbuih Bercampur Darah Keluar Dari Mulut
Mata Merah, Muka Biru
(Konvulsi/Kejangclonis)
-Tensi Tinggisekitar 180/110 Mmhg
-Nadi Kuat Berisi-Keadaan Buruk Nadi Menjadi Kecildan Cepat
Demam,Pernafasan Cepat, Sianosisproteinuria Dan Oedema

Coma
Amnesia Retrigrad Post Koma

D.PROGNOSIS
1. Koma Lama
2. Nadi Diatas 120
3. Suhu Diatas 39C
4. Tensi Diatas 200 Mmhg
5. Lebih Dari 10 Serangan
6. Proteinuria 10 Gram Sehari Atau Lebih
7. Tidak Adanya Edema
E.(GEJALA-GEJALA YANG MEMBERATKAN PROGNOSA OLEH EDEN)
 Oedema Paru Dan Apopleksi Merupakan Keadaan Yang Biasanya Mendahului
Kematian.
 Jika Deuresi Lebih Dari 800 Cc Dalam 24 Jam Atau 200 Cc Tiap 6 Jam Maka Prognosa
Agak Membaik.
 Sebaliknya Oliguri Dan Uri Merupakan Gejala Yang Buruk.
 Multipara Usia Diatas 35 Keadaan Waktu Mrs Mempengaruhi Prognosa Lebih Buruk.
F.PEMERIKSAAN
Involusi Adalah Perubahan Yang Merupakan Proses Kembalinya Alat Kandungan Atau
Uterus Dan Jalan Lahir Setelah Bayi Dilahirkan Hingga Mencapai Keadaan Seperti Sebelum
Hamil.

2
Proses Involusi Terjadi Karena Adanya:
 Autolysis
Autolysis Yaitu Penghancuran Jaringan Otot-Otot Uterus Yang Tumbuh Karena
Adanya Hiperplasi, Dan Jaringan Otot Yang Membesar Menjadi Lebih Panjang Sepuluh
Kali Dan Menjadi Lima Kali Lebih Tebal Dari Sewaktu Masa Hamil Akan Susut Kembali
Mencapai Keadaan Semula. Penghancuran Jaringan Tersebut Akan Diserap Oleh Darah
Kemudian Dikeluarkan Oleh Ginjal Yang Menyebabkan Ibu Mengalami Beser Kencing
Setelah Melahirkan.
Aktifitas Otot-Otot Yaitu Adanya Kontrasi Dan Retraksi Dari Otot-Otot Setelah
Anak Lahir Yang Diperlukan Untuk Menjepit Pembuluh Darah Yang Pecah Karena
Adanya Pelepasan Plasenta Dan Berguna Untuk Mengeluarkan Isi Uterus Yang Tidak
Berguna. Karena Kontraksi Dan Retraksi Menyebabkan Terganggunya Peredaran Darah
Uterus Yang Mengakibatkan Jaringan Otot Kurang Zat Yang Diperlukan Sehingga
Ukuran Jaringan Otot Menjadi Lebih Kecil.
 Ischemia
Ischemia Yaitu Kekurangan Darah Pada Uterus Yang Menyebabkan Atropi Pada Jaringan
Otot Uterus.
 Involusi Pada Alat Kandungan Meliputi:
 Uterus
Setelah Plasenta Lahir Uterus Merupakan Alat Yang Keras, Karena Kontraksi Dan
Retraksi Otot-Ototnya.
 Perubahan Uterus Setelah Melahirkan Dapat Dilihat Pada Tabel Dibawah Ini.

3
Tabel 2.1 Tabel Perubahan Uterus Setelah Melahirkan
Diameter Bekas
Involusi Tfu Berat Uterus Melekat Keadaan Cervix
Plasenta
Setelah Sepusat 1000 Gr 12,5 Lembik
Pladsenta
Lahir Pertengahan Pusat 500 Gr 7,5 Cm Dapat Dilalui 2
1 Minggu Symphisis Jari
Tak Teraba 350 Gr 5 Cm
2 Minggu Sebesar Hamil 2 50 Gr 2,5 Cm Dapat Dimasuki 1
6 Minggu Minggu Jari
Normal 30 Gr
8 Minggu
Sumber: Rustam Muchtar, 1998
 Involusi Tempat Plasenta
Pada Permulaan Nifas Bekas Plasenta Mengandung Banyak Pembuluh Darah
Besar Yang Tersumbat Oleh Trombus. Luka Bekas Implantasi Plasenta Tidak
Meninggalkan Parut Karena Dilepaskan Dari Dasarnya Dengan Pertumbuhan
Endometrium Baru Dibawah Permukaan Luka. Endometrium Ini Tumbuh Dari Pinggir
Luka Dan Juga Sisa-Sisa Kelenjar Pada Dasar Luka. (Sulaiman S, 1983l: 121)
 Perubahan Pembuluh Darah Rahim
Dalam Kehamilan, Uterus Mempunyai Banyak Pembuluh Darah Yang Besar,
Tetapi Karena Setelah Persalinan Tidak Diperlukan Lagi Peredaran Darah Yang Banyak
Maka Arteri Harus Mengecil Lagi Dalam Masa Nifas.
 Perubahan Pada Cervix Dan Vagina
Beberapa Hari Setelah Persalinan Ostium Eksternum Dapat Dilalui Oleh 2 Jari,
Pada Akhir Minggu Pertama Dapat Dilalui Oleh 1 Jari Saja. Karena Hiperplasi Ini Dan
Karena Karena Retraksi Dari Cervix, Robekan Cervix Jadi Sembuh. Vagina Yang Sangat
Diregang Waktu Persalinan, Lambat Laun Mencapai Ukuran Yang Normal. Pada Minggu
Ke 3 Post Partum Ruggae Mulai Nampak Kembali.
Rasa Sakit Yang Disebut After Pains ( Meriang Atau Mules-Mules) Disebabkan

4
Koktraksi Rahim Biasanya Berlangsung 3 – 4 Hari Pasca Persalinan. Perlu Diberikan
Pengertian Pada Ibu Mengenai Hal Ini Dan Bila Terlalu Mengganggu Analgesik.
( Cunningham, 430)
 Lochia
Lochia Adalah Cairan Yang Dikeluarkan Dari Uterus Melalui Vagina Dalam Masa
Nifas. Lochia Bersifat Alkalis, Jumlahnya Lebih Banyak Dari Darah Menstruasi. Lochia
Ini Berbau Anyir Dalam Keadaan Normal, Tetapi Tidak Busuk.Pengeluaran Lochia Dapat
Dibagi Berdasarkan Jumlah Dan Warnanya Yaitu Lokia Rubra Berwarna Merah Dan
Hitam Terdiri Dari Sel Desidua, Verniks Kaseosa, Rambut Lanugo, Sisa Mekonium, Sisa
Darah Dan Keluar Mulai Hari Pertama Sampai Hari Ketiga.
 Lochia Sanginolenta Berwarna Putih Bercampur Merah , Mulai Hari Ketiga
Sampai Hari Ketujuh.
 Lochia Serosa Berwarna Kekuningan Dari Hari Ketujuh Sampai Hari Keempat
Belas.
 Lochia Alba Berwarna Putih Setelah Hari Keempat Belas.(Manuaba, 1998: 193)
 Dinding Perut Dan Peritonium
Setelah Persalinan Dinding Perut Longgar Karena Diregang Begitu Lama,
Biasanya Akan Pulih Dalam 6 Minggu. Ligamen Fascia Dan Diafragma Pelvis Yang
Meregang Pada Waktu Partus Setelah Bayi Lahir Berangsur Angsur Mengecil Dan Pulih
Kembali.Tidak Jarang Uterus Jatuh Ke Belakang Menjadi Retrofleksi Karena
Ligamentum Rotundum Jadi Kendor. Untuk Memulihkan Kembali Sebaiknya Dengan
Latihan-Latihan Pasca Persalinan.( Rustam M, 1998: 130)
 Sistim Kardiovasculer
Selama Kehamilan Secara Normal Volume Darah Untuk Mengakomodasi
Penambahan Aliran Darah Yang Diperlukan Oleh Placenta Dan Pembuluh Darah Uterus.
Penurunan Dari Estrogen Mengakibatkan Diuresis Yang Menyebabkan Volume Plasma
Menurun Secara Cepat Pada Kondisi Normal. Keadaan Ini Terjadi Pada 24 Sampai 48
Jam Pertama Setelah Kelahiran. Selama Ini Klien Mengalami Sering Kencing. Penurunan
Progesteron Membantu Mengurangi Retensi Cairan Sehubungan Dengan Penambahan
Vaskularisasi Jaringan Selama Kehamilan. ( V Ruth B, 1996: 230)
 Ginjal
5
Aktifitas Ginjal Bertambah Pada Masa Nifas Karena Reduksi Dari Volume Darah Dan
Ekskresi Produk Sampah Dari Autolysis. Puncak Dari Aktifitas Ini Terjadi Pada Hari
Pertama Post Partum.( V Ruth B, 1996: 230)
 Sistim Hormonal
 Oxytoxin
Oxytoxin Disekresi Oleh Kelenjar Hipofise Posterior Dan Bereaksi Pada Otot
Uterus Dan Jaringan Payudara. Selama Kala Tiga Persalinan Aksi Oxytoxin
Menyebabkan Pelepasan Plasenta. Setelah Itu Oxytoxin Beraksi Untuk Kestabilan
Kontraksi Uterus, Memperkecil Bekas Tempat Perlekatan Plasenta Dan Mencegah
Perdarahan. Pada Wanita Yang Memilih Untuk Menyusui Bayinya, Isapan Bayi
Menstimulasi Ekskresi Oxytoxin Diamna Keadaan Ini Membantu Kelanjutan Involusi
Uterus Dan Pengeluaran Susu. Setelah Placenta Lahir, Sirkulasi Hcg, Estrogen,
Progesteron Dan Hormon Laktogen Placenta Menurun Cepat, Keadaan Ini Menyebabkan
Perubahan Fisiologis Pada Ibu Nifas.
 Prolaktin
Penurunan Estrogen Menyebabkan Prolaktin Yang Disekresi Oleh Glandula
Hipofise Anterior Bereaksi Pada Alveolus Payudara Dan Merangsang Produksi Susu.
Pada Wanita Yang Menyusui Kadar Prolaktin Terus Tinggi Dan Pengeluaran Fsh Di
Ovarium Ditekan. Pada Wanita Yang Tidak Menyusui Kadar Prolaktin Turun Pada Hari
Ke 14 Sampai 21 Post Partum Dan Penurunan Ini Mengakibatkan Fsh Disekresi Kelenjar
Hipofise Anterior Untuk Bereaksi Pada Ovarium Yang Menyebabkan Pengeluaran
Estrogen Dan Progesteron Dalam Kadar Normal, Perkembangan Normal Folikel De
Graaf, Ovulasi Dan Menstruasi.( V Ruth B, 1996: 231)
 Laktasi
Laktasi Dapat Diartikan Dengan Pembentukan Dan Pengeluaran Air Susu Ibu. Air
Susu Ibu Ini Merupakan Makanan Pokok , Makanan Yang Terbaik Dan Bersifat Alamiah
Bagi Bayi Yang Disediakan Oleh Ibu Yamg Baru Saja Melahirkan Bayi Akan Tersedia
Makanan Bagi Bayinya Dan Ibunya Sendiri. Selama Kehamilan Hormon Estrogen Dan
Progestron Merangsang Pertumbuhan Kelenjar Susu Sedangkan Progesteron Merangsang
Pertumbuhan Saluran Kelenjar , Kedua Hormon Ini Mengerem Lth. Setelah Plasenta
Lahir Maka Lth Dengan Bebas Dapat Merangsang Laktasi.
6
Lobus Prosterior Hypofise Mengeluarkan Oxtoxin Yang Merangsang Pengeluaran
Air Susu. Pengeluaran Air Susu Adalah Reflek Yang Ditimbulkan Oleh Rangsangan
Penghisapan Puting Susu Oleh Bayi. Rangsang Ini Menuju Ke Hypofise Dan
Menghasilkan Oxtocin Yang Menyebabkan Buah Dada Mengeluarkan Air Susunya. Pada
Hari Ke 3 Postpartum, Buah Dada Menjadi Besar, Keras Dan Nyeri. Ini Menandai
Permulaan Sekresi Air Susu, Dan Kalau Areola Mammae Dipijat, Keluarlah Cairan
Puting Dari Puting Susu. Air Susu Ibu Kurang Lebih Mengandung Protein 1-2 %, Lemak
3-5 %, Gula 6,5-8 %, Garam 0,1 – 0,2 %.
Hal Yang Mempengaruhi Susunan Air Susu Adalah Diit, Gerak Badan.
Benyaknya Air Susu Sangat Tergantung Pada Banyaknya Cairan Serta Makanan Yang
Dikonsumsi Ibu. (Obstetri Fisiologi Unpad, 1983: 318 )
1. Tanda-Tanda Vital
Perubahan Tanda-Tanda Vital Pada Massa Nifas Meliputi:
Tabel 2.2 Tabel Perubahan Tanda-Tanda Vital
Parameter Penemuan Normal Penemuan Abnormal
Tanda-Tanda Tekanan Darah < 140 / 90 Tekanan Darah > 140 / 90 Mmhg
Vital Mmhg, Mungkin Bisa Naik
Dari Tingkat Disaat Persalinan
1 – 3 Hari Post Partum. Suhu > 380 C
Suhu Tubuh < 38 0 C Denyut Nadi: > 100 X / Menit
Denyut Nadi: 60-100 X /
Menit

2. Perubahan Psikologi
Perubahan Psikologi Masa Nifas Menurut Reva- Rubin Terbagi Menjadi Dalam 3 Tahap Yaitu:
 Periode Taking In
Periode Ini Terjadi Setelah 1-2 Hari Dari Persalinan.Dalam Masa Ini Terjadi Interaksi
Dan Kontak Yang Lama Antara Ayah, Ibu Dan Bayi. Hal Ini Dapat Dikatakan Sebagai
Psikis Honey Moon Yang Tidak Memerlukan Hal-Hal Yang Romantis, Masing-Masing
Saling Memperhatikan Bayinya Dan Menciptakan Hubungan Yang Baru.
 Periode Taking Hold

7
Berlangsung Pada Hari Ke – 3 Sampai Ke- 4 Post Partum. Ibu Berusaha Bertanggung
Jawab Terhadap Bayinya Dengan Berusaha Untuk Menguasai Ketrampilan Perawatan
Bayi. Pada Periode Ini Ibu Berkosentrasi Pada Pengontrolan Fungsi Tubuhnya, Misalnya
Buang Air Kecil Atau Buang Air Besar.
 Periode Letting Go
Terjadi Setelah Ibu Pulang Ke Rumah. Pada Masa Ini Ibu Mengambil Tanggung Jawab
Terhadap Bayi.( Persis Mary H, 1995)
Sedangkan Stres Emosional Pada Ibu Nifas Kadang-Kadang Dikarenakan Kekecewaan
Yang Berkaitan Dengan Mudah Tersinggung Dan Terluka Sehingga Nafsu Makan Dan
Pola Tidur Terganggu. Manifestasi Ini Disebut Dengan Post Partum Blues Dimana
Terjadi Pada Hari Ke 3-5 Post Partum.( Ibrahim C S, 1993: 50)
3.Perawatan Masa Nifas
Setelah Melahirkan, Ibu Membutuhkan Perawatan Yang Intensif Untuk Pemulihan Kondisinya
Setelah Proses Persalinan Yang Melelahkan. Dimana Perawatan Post Partum Meliputi:
1. Mobilisasi Dini
Karena Lelah Sehabis Melahirkan , Ibu Harus Istirahat Tidur Telentang Selama 8 Jam
Pasca Persalinan. Kemudian Boleh Miring Kekanan Kekiri Untuk Mencegah Terjadinya
Trombosis Dan Trombo Emboli. Pada Hari Kedua Diperbolehkan Duduk, Hari Ketiga Jalan-
Jalan Dan Hari Keempat Atau Kelima Sudah Diperbolehkan Pulang. Mobilisasi Diatas Memiliki
Variasi Tergantung Pada Komplikasi Persalinan, Nifas Dan Sembuhnya Luka-Luka.
Keuntungan Dari Mobilisasi Dini Adalah Melancarkan Pengeluaran Lochia, Mengurangi
Infeksi Purperium, Mempercepat Involusi Alat Kandungan, Melancarkan Fungsi Alat
Gastrointestinal Dan Alat Perkemihan, Meningkatkan Kelancaran Peredaran Darah Sehingga
Mempercepat Fungsi Asi Dan Pengeluaran Sisa Metabolisme.( Manuaba, 1998: 193)
2. Rawat Gabung
Perawatan Ibu Dan Bayi Dalan Satu Ruangan Bersama-Sama Sehingga Ibulebih Banyak
Memperhatikan Bayinya, Segera Dapat Memberikan Asi Sehingga Kelancaran Pengeluaran Asi
Lebih Terjamin.( Manuaba, 1998: 193)
3. Pemeriksaan Umum
Pada Ibu Nifas Pemeriksaan Umum Yang Perlu Dilakukan Antara Lain Adalah
Kesadaran Penderita, Keluhan Yang Terjadi Setelah Persalinan.
8
4. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan Khusus Pada Ibu Nifas Meliputi:
 Fisik : Tekanan Darah, Nadi Dan Suhu
 Fundus Uteri : Tinggi Fundus Uteri, Kontraksi Uterus.
 Payudara : Puting Susu, Pembengkakan, Pengeluaran Asi
 Patrun Lochia : Locia Rubra, Lochia Sanginolenta, Lochia Serosa, Lochia Alba
 Luka Jahitan Episiotomi: Apakah Baik Atau Terbuka, Apakah Ada Tanda-Tanda Infeksi. (
Manuaba, 1998: 193)
5. Nasehat Yang Perlu Diberikan Saat Pulang Adalah:
 Diit
Masalah Diit Perlu Diperhatikan Karena Dapat Berpengaruh Pada Pemulihan Kesehatan
Ibu Dan Pengeluaran Asi. Makanan Harus Mengandung Gizi Seimbang Yaitu Cukup Kalori,
Protein, Cairan, Sayuran Dan Buah-Buahan.
 Pakaian
Pakaian Agak Longgar Terutama Didaerah Dada Sehingga Payudara Tidak Tertekan.
Daerah Perut Tidak Perlu Diikat Terlalu Kencang Karena Tidak Akan Mempengaruhi
Involusi. Pakaian Dalam Sebaiknya Yang Menyerap, Sehingga Lochia Tidak Menimbulkan
Iritasi Pada Daerah Sekitarnya.
Kasa Pembalut Sebaiknya Dibuang Setiap Saat Terasa Penuh Dengan Lochia,Saat Buang
Air Kecil Ataupun Setiap Buang Air Besar.
 Perawatan Vulva
Pada Tiap Klien Masa Nifas Dilakukan Perawatan Vulva Dengan Tujuan Untuk
Mencegah Terjadinya Inveksi Di Daerah Vulva, Perineum Maupun Didalam Uterus.
Perawatan Vulva Dilakukan Pada Pagi Dan Sore Hari Sebelum Mandi, Sesudah Buang Air
Kemih Atau Buang Air Besar Dan Bila Klien Merasa Tidak Nyaman Karena Lochia Berbau
Atau Ada Keluhan Rasa Nyeri. Cara Perawatan Vulva Adalah Cuci Tangan Sebelum Dan
Sesudah Melakukan Perawatan Luka, Setelah Bak Cebok Ke Arah Depan Dan Setelah Bab
Cebok Kearah Belakang, Ganti Pembalut Stiap Kali Basah Atau Setelah Bab Atau Bak ,
Setiap Kali Cebok Memakai Sabun Dan Luka Bisa Diberi Betadin.
 Miksi
Kencing Secara Spontan Sudah Harus Dapat Dilakukan Dalam 8 Jam Post Partum.
9
Kadang Kadang Wanita Sulit Kencing, Karena Spincter Uretra Mengalami Tekanan Oleh
Kepala Janin Dan Spasme Oleh Iritasi Musculus Spincter Ani Selama Persalinan. Bila
Kandung Kemih Penuh Dan Wanita Sulit Kencing Sebaiknya Dilakukan Kateterisasi. (Persis
H, 1995: 288)
 Defekasi
Buang Air Besar Harus Terjadi Pada 2-3 Hari Post Partum. Bila Belum Terjadi Dapat
Mengakibatkan Obstipasi Maka Dapat Diberikan Obat Laksans Per Oral Atau Perektal Atau
Bila Belum Berhasil Lakukan Klisma.( Persis H,1995: 288)
 Perawatan Payudara
Perawatan Payudara Telah Mulai Sejak Wanita Hamil Supaya Puting Susu Lemas, Tidak
Keras Dan Kering, Sebagai Persiapan Untuk Menyusui Bayinya. Dianjurkan Sekali Supaya
Ibu Mau Menyusui Bayinya Karena Sangat Berguna Untuk Kesehatan Bayi.Dan Segera
Setelah Lahir Ibu Sebaiknya Menyusui Bayinya Karena Dapat Membantu Proses Involusi
Serta Colostrum Mengandung Zat Antibody Yang Berguna Untuk Kekebalan Tubuh Bayi.
( Mac. Donald, 1991: 430)
 Kembalinya Datang Bulan Atau Menstruasi
Dengan Memberi Asi Kembalinya Menstruasi Sulit Diperhitungkan Dan Bersifat
Indifidu. Sebagian Besar Kembalinya Menstruasi Setelah 4-6 Bulan.
 Cuti Hamil Dan Bersalin
Bagi Wanita Pekerja Menurut Undang-Undang Berhak Mengambil Cuti Hamil Dan
Bersalin Selama 3 Bulan Yaitu 1 Bulan Sebelum Bersalin Dan 2 Bulan Setelah Melahirkan.
 Mempersiapkan Untuk Metode Kb
Pemeriksaan Post Partum Merupakan Waktu Yang Tepat Untuk Membicarakan Metode
Kb Untuk Menjarangkan Atau Menghentikan Kehamilan. Oleh Karena Itu Penggunaan
Metode Kb Dibutuhkan Sebelum Haid Pertama Kembali Untuk Mencegah Kehamilan Baru.
Pada Umumnya Metode Kb Dapat Dimulai 2 Minggu Setelah Melahirkan.
 Kemugkinan Diagnosa Yang Timbul
1. Resiko Tinggi Terjadinya Cedera B/D Kejang-Kejang Berulang
2. Resiko Tinggi Terjadi Asidosis Respirasi B/D Kejang – Kejang Berulang
3. Resiko Tinggi Terjadi Oliguri Sampai Anuri B/D Hipovolaemi Karena Oedema
Meningkat
10
4. Resiko Tinggi Terjadi Gangguan Vasospasme Pembuluh Darah B/D Hipotensi Mendadak
Karena Usaha Penurunan Tensi.
 Rencana Tindakan Keperawatan
Dx. 1
Tujuan : Setelah Dilakukan Tindakan Perawatan Resiko Tinggi Terjadinya Cedera Tidak
Terjadi Dengan Kriteria : Tidak Terjadi Fraktur, Pasien Tidak Jatuh, Lidah Tidak Tergigit
Intervensi : - Fiksasi Tidak Terlalu Kencang
 Pemasangan Sudip Lidah
R : Memberikan Ruang Gerak Waktu Kejang
Menghalangi Supaya Lidah Tidak Tergigit
Dx 2
Tujuan : Setelah Dilakukan Tindakan Perawatan Dan Medis Resiko Asidosis Respirasi
Tidak Terjadi
Kriteria : Kejang Berkurang, Sianosis Tidak Ada, Nafas 20 X/Menit
Intervensi :- Berikan Obat Anti Kejang Sesuai Terapi Medis
Berikan Oksigen 2-6 Liter/ Menit
Observasi R/R Dan Nadi
R : Memberikan Ruang Gerak Bagi Paru U/Mengembang
Membantu Suplai Oksigen Sel Jaringan Tubuh
Menilai Pola Nafas Dan Kerja Jantung
Dx.3
Tujuan : Setelah Dilakuakn Tidakan Perawatan Resiko Oliguri Sampai Anuri Tidak
Terjadi
Kriteria : Urine > 30 Cc/Jam
Intervensi : -Memperbaiki Diuresi Dengan Pemberian Glukose 5%-10 %
R : Sehingga Terjadi Pengenceran Haemokonsentrasi

Dx.4
Tujuan : Setelah Dilakukan Tindakan Perawatan Dan Medis Resiko Suplai Zat-Zat Yang
Dibutuhkan Sel Tubuh Menurun Tidak Terjadi.
11
Kriteria : -Tensi Tidak Boleh Turun Lebih Dari 20 % Dalam 1 Jam (Maksimal Dari
200/120 Mmhg Menjadi 160/95 Mmhg Dalam 1 Jam).
-Tekanan Darah Tidak Boleh Kurang Dari 140/90 Mmhg.
Intervensi : Observasi Tensi Dan Nadi Pasien Setiap 1 Jam
R : Supaya Terjadi Penurunan Tensi Secara Berangsur-Angsur Sehingga Suplai Cukup
Sampai Kejaringan Dan Organ-Organ Penting.
G. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan disesuaikan dengan intervensi yang telah ditentukan.
H. EVALUASI
Evaluasi disesuaikan dengan kriteria hasil yang telah ditentukan

12
13

Vous aimerez peut-être aussi