Vous êtes sur la page 1sur 11

Ca Colon

PENGERTIAN
Tumor adalah suatu benjolan atau struktur yang menempati area tertentu
pada tubuh, dan merupakan neoplasma yang dapat bersifat jinak atau ganas (FKUI,
2008 : 268).
Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang
tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya,
baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau
dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak
teratur ini menyebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang
mengontrol pembagian sel, dan fungsi lainnya (Gale, 2000 : 177).
Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal/neoplasma
yang muncul dari jaringan epithelial dari colon (Brooker, 2001 : 72).
Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam
permukaan usus besar atau rektum (Boyle & Langman, 2000 : 805).
Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada kolon dan
menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000 : 143).
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kanker kolon
adalah suatu pertumbuhan tumor yang bersifat ganas dan merusak sel DNA dan jaringan
sehat disekitar kolon (usus besar).

C. ETIOLOGI
Terdapat beberapa etiologi utama kanker yaitu:
1. Diet : kebiasaan mengkonsumsi makanan yang rendah serat (sayur-sayuran, buah-buahan),
kebiasaan makan makanan berlemak tinggi dan sumber protein hewani.
2. Kelainan kolon
a. Adenoma di kolon : degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma.
b. Familial poliposis : polip di usus mengalami degenerasi maligna menjadi karsinoma
c. Kondisi ulserative : Penderita colitis ulserativa menahun mempunyai risiko terkena
karsinoma kolon.
3. Genetik : Anak yang berasal dari orangtua yang menderita karsinoma kolon mempunyai
frekuensi 3 ½ kali lebih banyak daripada anak – anak yang orangtuanya sehat (FKUI, 2001 :
207).
4. Radiasi dan paparan zat kimia dan senyawa lain yang berpotensi menimbulkan reaksi
karsinogenik.

D. PATOFISIOLOGI
Kanker kolon dan rektum terutama (95%) adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel usus)
dimulai sebagai polop jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup sertamerusak jaringan
normal serta meluas ke dalam struktur sekitarnya. Sel kanker dapatterlepas dari tumor primer dan
menyebar ke dalam tubuh yang lain (paling sering ke hati).
Tumor yang berupa massa polipoid besar, tumbuh ke dalam lumen dan dengan cepat meluas
ke sekitar usus sebagai cincin anular. Lesi anular lebih sering terjadi pada bagian rektosigmoid,
sedangkan polipoid atau lesi yang datar lebih sering terdapat pada sekum dan kolon asendens.
Secara histologis, hampir semua kanker usus besar adalah adenokarsinoma (terdiri atas epitel
kelenjar ) dan dapat mensekresi mukus yang jumlahnya berbeda – beda. Tumor dapat menyebar:
a) secara infiltratif langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung kemih
b) melalui pembuluh limfe ke kelenjar perikolon dan Mesokolon
c) melalui aliran darah, biasanya ke hati karena kolon mengalirkan darah ke sistem portal.
Prognosis relatif baik bila lesi terbatas pada mukosa dan submukosa pada saat reseksi dilakukan,
dan jauh lebih jelek bila terjadi metastasis ke kelenjar limfe.

F. MANIFESTASI KLINIS
Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit dan fungsi segmen usus
tempat kanker berlokasi. Gejala paling menonjol adalah perubahan kebiasaan defekasi. Pasase
darah dalam feses adalah gejala paling umum kedua. Gejala dapat juga mencakup anemia yang
tidak diketahu penyebabnya, anoreksia, penurunan berat badan dan keletihan. Gejala yang sering
dihubungkan dengan lesi sebelah kanan adalah nyeri dangkal abdomen dan melena (feses hitam
seperti ter). Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kiri adalah yang berhubungan
dengan obstruksi (nyeri abdomen dan kram, penipisan feses, konstipasi dan distensi) serta
adanya datah merah segar dalam feses.

Gejala yang dihubungkan dengan lesi rektal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap
setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian serta feses berdarah.
a) Colon Asendens : nyeri, adanya massa, perubahan peristaltik usus, anemia
b) Colon Transversum : nyeri, obstruksi, perubahan pergerakan usus dan anemia.
c) Colon Desendens : nyeri, perubahan pergerakan usus, terdapat darah merah terang pada
feses, obstruksi.
d) Rectum : terdapat darah di dalam feses, perubahan peristaltik usus, ketidaknyamanan rectal.
J. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a) Endoskopi : pemeriksaan endoskopi perlu dilakukan baik sigmoidoskopi maupun


kolonoskopi.
b) Radiologis : Pemeriksan radiologis yang dapat dilakukan antara lain adalah foto
dada dan foto kolon (barium enema). Foto dada dilakukan untuk melihat apakah ada
metastasis kanker ke paru.
c) Ultrasonografi (USG) : Sulit dilakukan untuk memeriksa kanker pada kolon,
tetapi digunakan untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker ke kelenjar getah bening di
abdomen dan hati.
d) Histopatologi : Biopsy digunakan untuk menegakkan diagnosis. Gambar
histopatologis karsinoma kolon adalah adenokarsinoma dan perlu ditentukan diferensiansi
sel.
e) Laboratorium : Pemeriksaan Hb penting untuk memeriksa kemungkinan pasien
mengalami perdarahan (FKUI, 2001 : 210).

H. PENATALAKSANAAN MEDIS
Bila sudah pasti karsinoma kolon, maka kemungkinan pengobatan adalah sebagai berikut
:
1. Pembedahan (Operasi)
Operasi adalah penangan yang paling efektif dan cepat untuk tumor yang
diketahui lebih awal dan masih belum metastatis, tetapi tidak menjamin semua sel
kanker telah terbuang. Oleh sebab itu dokter bedah biasanya juga menghilangkan
sebagian besar jaringan sehat yang mengelilingi sekitar kanker.

prognosis
Prognosis pasien yang terkena kanker kolon lebih baik bila lesi masih terbatas pada mukosa dan
submukosa pada saat operasi; dan jauh lebih buruk bila telah terjadi penyebaran di luar usus
(metastasis) ke kelenjar limfe, hepar. paru, dan organ-organ lain.

Pencegahan Ca Colon

Tindakan terbaik yang dapat dilakukan untuk mencegah Ca Colon adalah dengan rajin
mengkonsumsi serat (biji-bijian, buah-buahan dan sayuran). Hindari makanan yang berbahan
pewarna, pengawet, alcohol dan rokok. Banyak minum air putih dan hindari stress.

Selain itu penting bagi yang berusia diatas 50 tahun untuk rajin melakukan skrining kanker usus
melalui teropong usus (Kolonoskopi) sebagai bagian dari periodic check up. Selain itu juga dapat
dilakukan dengan meminum supplemen vitamin dan herbal, seperti Typhonium Plus® untuk
meningkatkan daya tahan tubuh.
2. Penyinaran (Radioterapi)
Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi
misalnya sinar X, atau sinar gamma, difokuskan untuk merusak daerah
yang ditumbuhi tumor, merusak genetic, sehingga membunuh kanker.
Terapi radiasi merusak sel-sel yang pembelahan dirinya cepat, antara
alin sel kanker, sel kulit, sel dinding lambung & usus, sel darah. Kerusakan
sel tubuh menyebabkan lemas, perubahan kulit dan kehilangan nafsu
makan.
3. kemotherapy
Chemotherapy memakai obat antikanker yang kuat, dapat masuk
ke dalam sirkulasi darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang
telah menyebar. Obat chemotherapy ini ada kira-kira 50 jenis. Biasanya di
injeksi atau dimakan, pada umumnya lebih dari satu macam obat, karena
digabungkan akan memberikan efek yang lebih bagus (FKUI, 2001 : 211).

BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan
secara menyeluruh (Boedihartono, 1994 : 10). Berdasarkan klasifikasi
Doenges dkk. (2000) riwayat keperawatan yang perlu dikaji adalah:
1. Aktivitas/istirahat:
Gejala:
ü Kelemahan, kelelahan/keletihan
ü Perubahan pola istirahat/tidur malam hari; adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi tidur misalnya nyeri, ansietas dan berkeringat malam hari.
ü Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan, tingkat stres
tinggi.
2. Sirkulasi:
Gejala: Palpitasi, nyeri dada pada aktivitas
Tanda: Dapat terjadi perubahan denyut nadi dan tekanan darah.
3. Integritas ego:
Gejala:
ü Faktor stres (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stres
(merokok, minum alkohol, menunda pengobatan, keyakinan religius/spiritual)
ü Masalah terhadap perubahan penampilan (alopesia, lesi cacat, pembedahan)
ü Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak
bermakna, rasa bersalah, kehilangan kontrol, depresi.
Tanda: Menyangkal, menarik diri, marah.
4. Eliminasi:
Gejala: Perubahan pola defekasi, darah pada feses, nyeri pada defekasi
Tanda:
ü Perubahan bising usus, distensi abdomen
ü TEraba massa pada abdomen kuadran kanan bawah
5. Makanan/cairan:
Gejala:
ü Riwayat kebiasaan diet buruk (rendah serat, tinggi lemak, pemakaian zat aditif dan
bahan pengawet)
ü Anoreksia, mual, muntah
ü Intoleransi makanan
Tanda: Penurunan berat badan, berkurangnya massa otot
6. Nyeri/ketidaknyamanan:
Gejala: Gejala nyeri bervariasi dari tidak ada, ringan sampai berat tergantung proses
penyakit
7. Keamanan:
Gejala: Komplikasi pembedahan dan atau efek sitostika.
Tanda: Demam, lekopenia, trombositopenia, anemia
8. Interaksi sosial
Gejala:
ü Lemahnya sistem pendukung (keluarga, kerabat, lingkungan)
ü Masalah perubahan peran sosial yang berhubungan dengan perubahan status
kesehatan.
9. Penyuluhan/pembelajaran:
ü Riwayat kanker dalam keluarga
ü Masalah metastase penyakit dan gejala-gejalanya
ü Kebutuhan terapi pembedahan, radiasi dan sitostatika.
ü Masalah pemenuhan kebutuhan/aktivitas sehari-hari

B. Prioritas Masalah Keperawatan


1. Dukungan proses adaptasi dan kemandirian
2. Meningkatkan kenyamanan
3. Mempertahankan fungsi fisiologis optimal
4. Mencegah komplikasi
5. Memberikan informasi tentang penyakit, perawatan dan kebutuhan terapi.

C. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan semua data pengkajian, diagnosa keperawatan utama mencakup
yang berikut :

1. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah dan dehidrasi


2. Diare b/d inflamasi, iritasi, malabsorbsi usus atau penyempitan parsial lumen
usus sekunder terhadap proses keganasan usus.
Ditandai dengan:
a. Peningkatan bunyi usus/peristaltic
b. Peningkatan defekasi cair
c. Perubahan warna feses
d. Nyeri/kram abdomen
3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kompresi jaringan sekunder
akibat obstruksi
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien,
status hipermetabolik sekunder terhadap proses keganasan usus.
Ditandai dengan:
a. Penurunan berat badan, penurunan lemak subkutan/massa otot, tonus otot
buruk
b. Peningkatan bunyi usus
c. Konjungtiva dan membran mukosa pucat
d. Mual, muntah, diare
5. Konstipasi berhubungan dengan lesi obstruksi
6. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan insisi bedah (abdomen dan
perianal), pembentukan stoma, dan kontaminasi fekal terhadap kulit periostomal
7. Ansietas berhubungan dengan rencana pembedahan dan diagnosis kanker
8. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kolostomi
9. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan b/d
kurang pemaparan dan atau kesalahan interpretasi informasi.
Ditandai dengan:
a. Mengajukan pertanyaan, meminta informasi atau kesalahan pernyataan konsep
b. Tidak akurat mengikuti instruksi
c. Terjadi komplikasi/eksaserbasi yang dapat dicegah

F. Perencanaan
1. Diagnosa Keperawatan 1 : Ansietas/ ketakutan berhubungan dengan krisis
situasi (kanker)
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan ansietas dapat berkurang atau
dapat dikontrol
Kriteria Evaluasi : (1) Menunjukkan rentang yang tepat dari perasaan dan
berkurangnya rasa takut, (2) Dapat mengungkapkan rasa takutnya, (3) Tampak
rileks dan melaporkan ansietas berkurang, ( 4) Mendemonstrasikan penggunaan
mekanisme koping efektif, ( 5) Dapat mengungkapkan pikiran dan perasaannya.

Intervensi :
1. Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan.
2. Berikan lingkungan terbuka dimana pasien merasa aman.
3. Pertahankan kontak sering dengan pasien.
4. Bantu pasien/ orang terdekat dalam mengenali rasa takut
5. Tingkatkan rasa tenang dan lingkungan tenang

2. Diagnosa Keperawatan 2 : Nyeri (akut) berhubungan dengan terputusnya


kontinuitas jaringan kulit sekunder terhadap tindakan pembedahan.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat
melaporkan penghilangan nyeri maksimal/kontrol dengan pengaruh minimal
Kriteria Evaluasi: (1) Mengungkapkan nyeri hilang atau berkurang secara
bertahap, (2) Mengungkapkan rasa nyerinya, (3) Mengikuti aturan farmakologis
yang ditentukan, (4) Mendemonstrasikan ketrampilan relaksasi, (5) Dapat
melakukan tekhnik relaksasi nafas dalam jika nyeri timbul dan tekhnik pengalihan
lainnya.

Intervensi
1. Tentukan riwayat nyeri, misalnya lokasi nyeri, frekuensi, durasi, dan
intensitas, serta tindakan penghilang yang dilakukan.
2. Berikan tindakan kenyamanan dasar dan aktivitas hiburan.
3. Dorong ketrampilan manajemen nyeri misalnya teknik relaksasi napas
dalam (dengan cara tarik nafas melalui hidung tahan sampai hitungan sepuluh lalu
hembuskan pelan -pelan melalui mulut sambil dirasakan), tertawa, musik, dan
sentuhan terapetik.
4. Evaluasi penghilangan nyeri/ kontrol.

3. Diagnosa Keperawatan 3 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan status hipermetabolik berkenaan dengan kanker .
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat
mendemonstrasikan berat badan stabil.
Kriteria Evaluasi: (1) Pengungkapan pemahaman pengaruh individual pada
masukan adekuat, (2) Berpartisipasi dalam intervensi spesifik, (3) Menunjukkan
peningkatan berat badan secara bertahap, ( 4) Tidak menunjukkan gejala mual dan
muntah.

Intervensi :
1. Pantau masukan setiap hari.
2. Timbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi.
3. Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori dan kaya nutrien dengan
masukan cairan adekuat.
4. Dorong pasien untuk makan dengan porsi kecil tetapi sering.
5. Ciptakan suasana makan yang menyenangkan.
6. Identifikasi pasien yang mengalami mual/muntah yang diantisipasi.

4. Diagnosa Keperawatan 4 : Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan


berhubungan dengan kurang adekuatnya masukan cairan.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kekurangan volume
cairan tidak terjadi.
Kriteria Evaluasi: (1) Menunjukkan keseimbangan adekuat dibuktikan oleh tanda-
tanda vital stabil, membran mukosa lembab. turgor kulit baik, (2) TTV dalam
batas normal : TD 120/80 mmHg N 80-88 x/mnt RR 16-24 x/mnt S 36-37oC. (3)
intake dan out put seimbang.

Intervensi :
1. Pantau masukan dan keluaran dan berat jenis.
2. Timbang berat badan sesuai indikasi
3. Pantau TTV
4. Dorong peningkatan masukan cairan sampai 3000 ml/hari sesuai toleransi
individu.
5. Kaji turgor kulit dan membran mukosa

5. Diagnosa Keperawatan 5: Keletihan berhubungan dengan perubahan kimia A


tubuh: efek samping obat-obatan, kemoterapi.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat
melaporkan perbaikan rasa berenergi.
Kriteria Evaluasi: ( 1) Berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan pada tingkat
kemampuan, (2) Melakukan aktivitas secara bertahap, (3) Kebutuhan nutrisi
terpenuhi.
Intervensi :
1. Rencanakan perawatan untuk memungkinkan periode istirahat.
2. Buat tujuan aktivitas realistis dengan pasien.
3. Dorong pasien untuk melakukan apa saja bila mungkin.
4. Pantau respons fisiologis terhadap aktivitas
5. Dorong masukan nutrisi.

6. Diagnosa keperawatan 6 : Risiko tinggi terhadap kerusakan kulit/jaringan


berhubungan dengan penurunan imunologis
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat
mengidentifikasi pelaksanaan yang tepat untuk kondisi khusus.
Kriteria Evaluasi: (1) Berpartisipasi dalam teknik untuk mencegah
komplikasi/meningkatkan penyembuhan cepat, (2) Tidak terdapat tanda-tanda
kerusakan integritas kulit.

Interverensi :
1. Kaji keadaan kulit dengan sering terhadap efek samping terapi kanker.
2. Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan.
3. Dorong pasien untuk menghindari menggaruk dan menepuk kulit yang kering.
4. Baliklah/ubah posisi dengan sering.
5. Anjurkan pasien untuk menghindari krim kulit apapun, salep, dan bedak kecuali
diizinkan dokter.

7. Diagnosa Keperawatan 7 : Risiko tinggi terhadap konstipasi/diare berhubungan


dengan karsinoma kolon.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat
mempertahankan konsistensi/pola defekasi umum.
Kriteria Evaluasi : (1) Mengungkapkan pemahaman tentang faktor dan
intervensi/solusi yang tepat berkenaan dengan situasi individu, (2) BAB dalam
batas normal 1-2 x/hari, (3) Menghindari makanan yang dilarang misalnya tinggi
lemak, tinggi protein dan rendah serat
Interverensi :
1. Pastikan kebiasaan eliminasi umum.
2. Kaji bising usus dan pantau gerakan usus termasuk frekuensi dan konsistensi.
3. Pantau masukan dan keluaran serta berat badan.
4. Dorong masukan adekuat, berikan makanan sedikit tapi sering dengan
makanan rendah serat.
5. Pastikan diet yang tepat; hindari makanan tinggi lemak.

G. Pelaksanaan
Pekasanaan atau tindakan keperawatan yang merupakan komponen dari proses
keperawatan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang
diperlukan untuk mencapai hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan
dilakukan dan diselesaikan. Pelaksanaan merupakan rencana tindakan yang telah
dilakukan, dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal.
Pelaksanaan mencakup: melakukan, membantu atau mengarahkan kinerja aktifitas
kehidupan sehari-hari, memberikan arahan perawatan untuk mencapai tujuan yang
berpusat pada pasien, menyelia dan mengevaluasi kerja anggota staf, dan
mencatat serta melakukan pertukaran informasi yang relevan dengan perawatan
kesehatan pasien yang berkelanjutan.
Komponen pelaksanaan dari proses keperawatan klien dengan Ca Kolon:
Untuk Diagnosa Keparawatan
Pelaksanaannya adalah : Mendorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan
perasaan, memberikan lingkungan terbuka dimana pasien merasa aman,
mempertahankan kontak sering dengan pasien, membantu pasien/orng yang
terdekat mengenali rasa takut, meningkatkan rasa tenang dan lingkungan yang
tenang.
Diagnosa Keperawatan
Pelaksanaannya adalah : Menentukan riwayat nyeri, misalnya lokasi nyeri,
frekuensi, durai, dan intensitas, serta tindakan yang dilakukan, mendorong
keterampilan manajemen nyeri misalnya tehnik relaksasi nafas dalam (dengan
cara tarik nafas melelui hidung tahan sampai hitungan sepuluh lalu hembuskan
pelan-pelan melalui mulut sambil dirasakan), tertawa, musik dan sentuhan
terampik, evaluasi penghilangan nyeri/kontrol.
Diagnosa Keperawatan
Pelaksanaannya adalah : Memantau masukkan setiap hari, menimbang berat
badan setiap hari atau sesuai indikasi, mendorong pasien untuk makan diet tinggi
kalori dan kaya nutrien dengan masukkan cairan adekuat, mendorong pasien
untuk makan dengan porsi kecil tapi sering, menciptakan suasana makan yang
menyenangkan, mengidentifikasi pasien yang mengalami mual/muntah yang
diantisipasi.
Diagnosa Keperawatan
Pelaksanaannya adalah : Memantau masukkan dan keluaran berat jenis,
menimbang berat badan sesuai indikasi, memantau TTV, mendorong peningkatan
masukkan cairan sampai 3000 ml/hari sesuai toleransi individu, mengkaji turgor
kulit dan membran mukosa.

Diagnosa Keperwatan
Pelaksanaannya adalah : Merencanakan perawatan untuk memungkinkan periode
istirahat, membuat tujuan aktivitas realistis dengan pasien, mendorong pasien
untuk melekukan apasaja bila mungkin, memantau respon fisiologis terhadap
aktivitas, mendorong masukan nutrisi.
Diagnosa Keperwatan
Pelaskanaannya adalah: Mengkaji kulit dengan sering terhadap efek samping
terapi kanker, memandikan dengan air hangat dan sabun ringan, mendorong
pasien untuk menghindari, menggaruk dan menepuk kulit yang kering, merubah
posisi dengan sering, menganjurkan pasien untuk menghindari krim kulit apapun,
salep dan bedak kecuali diijinkan dokter.
Diagnosa Keperwatan
Pelaksanaannya : adalah memastikan kebiasaan eliminasi umum, mengkaji bising
usus dan pantau gerakan usus termasuk frekuensi dan konsistensi, memantau
masukan dan keluaran serta berat badan, mendorong masukan adekuat, berikan
makanan sedikit tapi sering dengan makanan rendah sisa, memastikan diet yang
tepat, hindari makanan tinggi lemak.

H. Evaluasi
Evaluasi adalah proses penilaian tujuan serta pengkajian ulang rencana
keperawatan. Evaluasi juga merupakan proses yang mengukur seberapa jauh
tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai berdasarkan standar / kriteria yang
telah ditetapkan. Selama evaluasi perawat kearah terbaik untuk memenuhi
kebutuhan pasien.

Perawat harus menyadari bahwa evaluasi adalah dinamis dan berubah terus,
bergantung pada diagnosa keperawatan dan kondisi pasien.

Prinsip evaluasi diantarnya adalah obyektifitas : mengukur keadaan yang


sebenarnya, dimana keputusannya sama dengan keputusan orang banyak.
Realibilitas : ketepatan, hasil ukuran yang diperoleh bila diulang oleh orang lain
hasil itu tetap sama. Validitas : mengukur dengan tepat, mengukur apa yang akan
diukur sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dan menggunakan kriteria
pengukur yang tepat.
Evaluasi terhadap tindakan diagnosa keperawatan : Ansietas/ketakutan
berhubungan dengan krisis situasi (kanker)
Kriteria evaluasi : (1) Menunjukkan rentang yang tepat dari perasaan dan
berkurangnya rasa takut, (2) Dapat mengungkapkan rasa takutnya, (3) Tampak
rileks dan melaporkan ansietas berkurang, (4) Mendemonstrasikan penggunaan
mekanisme koping efektif, (5) Dapat mengungkapkan pikiran dan perasaannya.

Evaluasi terhadap tindakan diagnosa keperawatan nyeri (akut) berhubungan


dengan terputusnya kontinuitas jaringan skunder terhadap tindakan pembedahan.
Kriteria evaluasi: (1) Mengungkapkan nyeri hilang atau berkurang secara
bertahap, (2) Mengungkapkan rasa nyerinya, (3) Mengikuti aturan farmakologis
yang ditentukan, (4) Mendemonstrasikan ketrampilan relaksasi, (5) Dapat
melakukan tekhnik relaksasi nafas dalam jika nyeri timbul dan tekhnik pengalihan
lainnya.
Evaluasi terhadap tindakan diagnosa keperawatan: Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan status hipermetabolik berkenaan dengan
kanker.
Kriteria evaluasi: (1) Pengungkapan pemahaman pengaruh individual pada
masukan adekuat, (2) Berpartisipasi dalam intervensi spesifik, (3) Menunjukkan
peningkatan berat badan secara bertahap, ( 4) Tidak menunjukkan gejala mual dan
muntah.

Evaluasi terhadap tindakan diagnosa keperawatan: Risiko tinggi terhadap


kekurangan volume cairan berhubungan dengan kurang masukan cairan.
Kriteria evaluasi: (1) Menunjukkan keseimbangan adekuat dibuktikan oleh tanda-
tanda vital stabil, membran mukosa lembab. turgor kulit baik, (2) TTV dalam
batas normal : TD 120/80 mmHg N 80-88 x/mnt RR 16-24 x/mnt S 36-37oC. (3)
intake dan out put seimbang.

Evaluasi terhadap tindakan diagnosa keparawatan: Keletihan berhubungan dengan


perubahan kimia A tubuh: efek samping obat-obatan, kemoterapi.
Kriteria evaluasi: (1) Berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan pada tingkat
kemampuan, (2) Melakukan aktivitas secara bertahap, (3) Kebutuhan nutrisi
terpenuhi.

Evaluasi terhadap tindakan diagnosa keperawatan: Risiko tinggi terhadap


kerusakan kulit/jaringan berhubungan dengan penurunan imunologis
Kriteria evaluasi: (1) Berpartisipasi dalam teknik untuk mencegah
komplikasi/meningkatkan penyembuhan cepat, (2) Tidak terdapat tanda-tanda
kerusakan integritas kulit.

Diagnosa Keperawatan 7 : Risiko tinggi terhadap konstipasi/diare berhubungan


dengan karsinoma kolon.
Kriteria evaluasi: (1) Mengungkapkan pemahaman tentang faktor dan
intervensi/solusi yang tepat berkenaan dengan situasi individu, (2) BAB dalam
batas normal 1-2 x/hari, (3) Menghindari makanan yang dilarang misalnya tinggi
lemak, tinggi protein dan rendah serat.

DAFTAR PUSTAKA

Prayuda, Hendi. 2012. Askep Ca Colon.


http://excyborg.blogspot.com/2012/04/askep-ca-colon.html

http://hidayat2.wordpress.com/2009/07/14/askep-ca-colon/

Yusuf, David. 2012. http://penyakit-dan-


caraperawatan.blogspot.com/2010/12/asuhan-keperawatan-kanker-ca-colon.html
Ginting. 2011. http://gintingleo.blogspot.com/2011/05/asuhan-keperawatan-klien-
dengan-ca.html

Vous aimerez peut-être aussi