Vous êtes sur la page 1sur 11

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA KLIEN DENGAN MASALAH KEPERAWATAN JIWA


HARGA DIRI RENDAH

Disusun Oleh :

Nama : SALMA DEVIYANA


NIM : S16179
Kelas : S16C

PROGRAM SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2018
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA KLIEN DENGAN MASALAH KEPERAWATAN JIWA
HARGA DIRI RENDAH

A. Masalah Utama
Harga Diri Rendah

B. Proses Terjadinya Masalah


1. Definisi
Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berarti,
rendah diri, yang menjadikan evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri (keliat, 2011). Harga diri rendah situasional merupakan
perkembangan persepsi negatif tentang harga diri sebagai respons seseorang
terhadap situasi yang sedang dialami. (Wilkinson, 2012).
Harga diri rendah merupakan evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau
kemampuan diri yang negative terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri
dan harga diri, merasa gagal dalam mencapai keinginan(Herman, 2011).
Gangguan harga diri dapat dijabarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap
diri sendiri, yang menjadikan hilangnya rasa percaya diri seseorang karena
merasa tidak mampu dalam mencapai keinginan.(Fitria, 2009).
2. Tanda dan Gejala
Menurut Carpenito, L.J (1998 : 352); Keliat, B.A (1994 : 20)
a subjektif
1) Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat
tindakan terhadap penyakit. Misalnya : malu dan sedih karena rambut
jadi botak setelah mendapat terapi sinar pada kanker
2) Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi
jika saya segera ke rumah sakit, menyalahkan/ mengejek dan
mengkritik diri sendiri.
3) Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak
mampu, saya orang bodoh dan tidak tahu apa-apa
4) Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin
bertemu dengan orang lain, lebih suka sendiri.
5) Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya
tentang memilih alternatif tindakan.
6) Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang
suram, mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.
b Objektif
1) Kurang spontan ketika diajak bicara
2) Apatis
3) Ekspresi wajah kosong
4) Komunikasi menurun/tidak ada kounikasi
5) Berbicara dengan suara pelan dan tidak ada kontak mata saat
merbicara
(kliat, 2007)
3. Penyebab Terjadinya Masalah
a Faktor Predisposisi
1) gangguan cita tubuh
a) kehilangan tau kerusakan bagian tubuh
b) perubahan ukuran ,bentuk dan penaptilan tubuh
c) proses patologik penyakit dan dampaknya terhadap stutuk atau
fungsi tubuh
2) gangguan harga diri
a) penolakan dari orang lain/kurang penghargaan
b) pola asuh salah
c) tidak mampu mencapai standar yang ditentukan
b Faktor Presipitasi
1) trauma (penganiyaan seksual dan psikologis)
2) ketegangan peran
3) citra tubuh yang tidak sesuai
4) perasaan negative mengenai dirinya sendiri
4. Akibat Terjadinya Masalah
Harga diri rendah dapat membuat klien menjdai tidak mau maupun tidak
mampu bergaul dengan orang lain dan terjadinya isolasi sosial : menarik diri.
Isolasi sosial menarik diri adalah gangguan kepribadian yang tidak fleksibel
pada tingkah laku yang maladaptive, mengganggu fungsi seseorang dalam
hubungan sosial (DEPKES RI, 1998 : 336).
C. Pohon Masalah

D. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji


1 Masalah keperawatan
a Resiko isolasi social : menarik diri
b Gangguan konsep diri : harga diri rendah
2 data yang perlu dikaji
a Resiko isolasi social : menarik diri
1) Data subjektif
Klien mengatakan klien tidak mampu mengungkapkan perasaan
2) Data objektif
Klien menarik diri
b Gangguan konsep diri : harga diri rendah
1) Data subjektif
Mengungkapkan perasaan malu pada diri sendiri dan mengkritik diri
sendiri
2) Data objektif
Klien lebih suka menyendiri

E. Diagnosa Keperawatan
Resiko Bunuh diri

F. Rencana Keperawatan
Tindakan Perawatan
1 Ancaman/percobaan bunuh diri dengan diagnosa keperawatan : Risiko Bunuh
Diri
a Tindakan keperawatan untuk pasien percobaan bunuh diri.
Tujuan :
Pasien tetap aman dan selamat
Tindakan : Melindungi pasien
Untuk melindungi pasien yang mengancam atau mencoba bunuh
diri,maka saudara dapat melakukan tindakan berikut:
1) Menemani pasien terus-menerus sampai dia dapat dipindahkan
ketempat yang aman
2) Menjauhkan semua benda yang berbahaya (misalnya pisau, silet,
gelas, tali pinggang)
3) Memeriksa apakah pasien benar-benar telah meminum obatnya, jika
pasien mendapatkan obat
4) Dengan lembut menjelaskan pada pasien bahwa saudara akan
melindungi pasien sampai tidak ada keinginan bunuh diri
b Tindakan keperawatan untuk keluarga dengan pasien percobaan bunuh
diri
Tujuan: Keluarga berperan serta melindungi anggota keluarga yang
mengancam atau mencoba bunuh diri
Tindakan:
1) Menganjurkan keluarga untuk ikut mengawasi pasien serta jangan
pernah meninggalkan pasien sendirian
2) Menganjurkan keluarga untuk membantu perawat menjauhi barang-
barang berbahaya disekitar pasien
3) Mendiskusikan dengan keluarga ja untuk tidak sering melamun sendiri
4) Menjelaskan kepada keluarga pentingnya pasien minum obat secara
teratur
2 Isyarat Bunuh Diri dengan diagnosa harga diri rendah
a Tindakan keperawatan untuk pasien isyarat bunuh diri
Tujuan:
1) Pasien mendapat perlindungan dari lingkungannya
2) Pasien dapat mengungkapkan perasaanya
3) Pasien dapat meningkatkan harga dirinya
4) Pasien dapat menggunakan cara penyelesaian masalah yang baik
Tindakan keperawatan
1) Mendiskusikan tentang cara mengatasi keinginan bunuh diri, yaitu
dengan meminta bantuan dari keluarga atau teman.
2) Meningkatkan harga diri pasien, dengan cara:
a) Memberi kesempatan pasien mengungkapkan perasaannya.
b) Berikan pujian bila pasien dapat mengatakan perasaan yang
positif.
c) Meyakinkan pasien bahwa dirinya penting
d) Membicarakan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri oleh
pasien
e) Merencanakan aktifitas yang dapat pasien lakukan
3) Meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah, dengan cara:
a) Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalahnya
b) Mendiskusikan dengan pasien efektifitas masing-masing cara
penyelesaian masalah
c) Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalah yang
lebih baik
b Tindakan keperawatan untuk keluarga dengan pasien isyarat bunuh diri
Tujuan : keluarga mampu merawat pasien dengan risiko bunuh diri.
Tindakan keperawatan:
1) Mengajarkan keluarga tentang tanda dan gejala bunuh diri
a) Menanyakan keluarga tentang tanda dan gejala bunuh diri yang
penah muncul pada pasien.
b) Mendiskusikan tentang tanda dan gejala yang umumnya muncul
pada pasien berisiko bunuh diri.
2) Mengajarkan keluarga cara melindungi pasien dari perilaku bunuh
diri
3) Mendiskusikan tentang cara yang dapat dilakukan keluarga bila
pasien memperlihatkan tanda dan gejala bunuh diri.
4) Menjelaskan tentang cara-cara melindungi pasien, antara lain:

a) Memberikan tempat yang aman. Menempatkan pasien di tempat


yang mudah diawasi, jangan biarkan pasien mengunci diri di
kamarnya atau jangan meninggalkan pasien sendirian di rumah
b) Menjauhkan barang-barang yang bisa digunakan untuk bunuh
diri. Jauhkan pasien dari barang-barang yang bisa digunakan
untuk bunuh diri, seperti: tali, bahan bakar minyak / bensin, api,
pisau atau benda tajam lainnya, zat yang berbahaya seperti obat
nyamuk atau racun serangga.
5) Selalu mengadakan pengawasan dan meningkatkan pengawasan
apabila tanda dan gejala bunuh diri meningkat. Jangan pernah
melonggarkan pengawasan, walaupun pasien tidak menunjukan
tanda dan gejala untuk bunuh diri.
6) Menganjurkan keluarga untuk melaksanakan cara tersebut di atas.
DAFTAR PUSTAKA

Direja, Ade Hermawan Surya. 2011. Buku Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
Nuha Medika
Fitria, Nita. 2009. Prinsip Dasar dan dari Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Penatalaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta:
Salemba Medika
Yosep, Iyus.2009. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama
STRATEGI PELAKSANAAN 1
Pertemuan 1

A. PROSES KEPERAWATAN
1 Kondisi klien
a. Klien tampak gelisah
b. Klien sering melamun
c. Terkadang klien sering menangis
2 Diagnosa Keperawatan
Harga Diri Rendah
3 Tujuan SP 1
a. Pasien dapat mengidentifikasi aspek positifnya
b. Pasien dapat menilai kemampuan yang masih dapat diguanakan
c. Pasien dapat melakukan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki
d. Pasien dapat mengetahuai cara untuk meningkatankan rasa percaya diri
4 SP 1 Pasien
Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien, membantu
pasien menilai kemampuan yang masih dapat diguanakan, membantu pasien
memilih atau menentapkan kemampuan yang akan dilatih, melatih
kemampuan yang sudah dipilih dan menyuun jadwal kegiatan pelaksanaan
kemapuan yang telah dilatih dalam rencana harian.
Tinadakan Keperawatan
a. Dorong individu untuk mengekspresikan persaannya, khusussnya
mengenai pikiran, persaan dan pandangan dirinya, dulu dan saat ini,
harapan yang di inginkan diwujudkan terhadap dirinya sendiri.
b. Diskusikan aspek positif
c. Bantu psien untuk menilai kemampuan yang masih diguankan
d. Bantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan
kemampuan klien
e. Melatih klien sesuai dengan kemampuan yang dipilih
f. Menganjurkan klien memasukkan kegiatan kedalam jadwal harian

B. STRATEGI KOMUNIKASI
1 Fase Orientas i
a Salam Terapeutik
“Selamat pagi? Perkenalkan nama saya perawat X, saya senangnya
dipanggil X saya adalah mahasiswa STIKes KUSUMA HUSADA yang
akan merawat bapak atau ibu. Nama bapak atau ibu siapa ya? Bapak atau
ibu senangnya dipanggil apa? Oh jadi bapak atau ibu senagnya dipanggil P
saja?”
b Validasi atau Evaluasi
“Bagaimana persaan bapak/ibu hari ini? Saya lihat dri tadi bapak
melamun? Ada yang sedang dipikirkan ?”
c Kontrak
“Bagaiamana kalau kita ngobro-ngobrol dulu pak? Mau berapa lama kira-
kira ngobrolnya? Ok jadi bapak maunya kita ngobrol-ngobrol 20 menit.
Baiklah mau dimana kita ngobrolnya bapak? Oh, jadi kita ngobrolnya
diruangan kita saja”
2 Fase Kerja
“Apa yanga bapak pikirkan selama ini?”
“Oh jadi bapak berfikir bahwa hidup bapak sudah tidak bergun lagi dan pinggin
mengakhiri hidup bapak.”
“Mengapa nyonya S berkata demikian?”
“Biasanya kalau dirumah bapak ngapain saja? Punya hobby apa saja?”
“Oh jadi bapak senang bermain terus dan menyapu.”
“Dari hobi yang sudah bapak sebutkan tadi mana saja yang mungkin dan dapat
kita lakukan sekarang?”
“Bagaimana jika bapak menyapu?”
“Jadi bapak P bersedia mau menyapu, kira-kira mau menyapu dimana?”
“Oh jadi bapak mau menyapu diruang makan disini”.
“Sebentar saya sediakan peralatannya ya pak.”
“Kira-kira bapak mau menyapu ditemani perawat atau tidak?”
“Wah bersih sekali hasil sapuannya pak
“Kira-kiara besok bapak mau menyapu berapa kali sehari?”
”Oh bagus kalau mau 2 kali sehari bagaimana kalau suster buatakan jadwal buat
bapak?”
“Apakah bapak mau? Oke jadi bapak bersedia ya dibuatkan jadwalnya”.
3 Fase Terminasi
“Bagaiamana persaan bapak setelah kita bercakap-cakap?”
“Wah ternyata bapak punya banyak kelebihan salah satunya tadi menyapu dan
hasil sapuannya bersih lho.”
“Baik besok kita akan beretemu kembali untuk ngobrol-ngobrol kembali”
“Kira-kira besok bapak mau kita ketemu jam berapa?”
“baik, jadi bapak maunya kita ketemu jam 10.00WIB dan tempatnya diruang
ini saja.”
“Baik bapak sampai jumpa besok”

Vous aimerez peut-être aussi