Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Dalam melihat hubungan diantara kelima elemen tersebut terdapat beberapa asumsi yang
harus digunakan didalam hubungan diantara besarnya biaya dan volume serta laba yang akan
diperoleh, yaitu :
1. Harga jual produk yang konstan dalam cakupan yang relevan. Hal ini berarti harga jual setiap
unit produk tidak berubah walaupun terjadi perubahan volume penjualan.
2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara akurat ke
dalam elemen biaya tetap dan biaya variabel. Jumlah biaya variabel per unit konstan dan jumlah
biaya tetap total juga harus konstan.
3. Dalam perusahaan mulitiproduk, bauran penjualannya tidak berubah.
4. Jumlah unit yang diproduksi sama dengan jumlah unit yang dijual. Berarti, jumlah persediaan
tidak berubah.
Dalam referensi lain, asumsi dasar analisis cost volume profit disederhanakan menjadi (a)
semua biaya diklasifikasikan sebagai biaya variabel dan tetap, (b) fungsi jumlah biaya adalah
linier dalam kisaran relevan, (c) fungsi jumlah pendapatan adalah linier dalam kisaran relevan
dan harga jual dianggap konstan, (d) hanya terdapat satu pemicu biaya yaitu volume unit
produk / rupiah penjualan, dan (e) tidak ada persediaan. Dengan pengertian dan asumsi seperti
diatas maka jika salah satu elemen saja berubah maka hasil analisis cost volume profit pasti akan
menghasilkan kesimpulan yang berbada dan dapat menghasilkan keputusan yang berbeda juga.
Meskipun tujuan utama dari analisis ini adalah untuk melihat hubungan diantara elemen-elemen
tersebut dan pengaruhnya satu dengan yang lainnya.
Karena peran yang sangat vital, analisis cost volume profit ini dapat diterapkan dalam
banyak hal seperti menentukan harga jual produk atau jasa, memperkenalkan produk atau jasa
baru, mengganti peralatan, memutuskan apakah produk atau jasa yang ada seharusnya dibuat di
dalam perusahaan atau dibeli dari luar perusahaan, dan melakukan analisis apa yang akan
dilakukan, jika sesuatu dipilih oleh manajemen.
B. Konsep Contribution Margin
Margin kontribusi adalah jumlah yang tersisa dari pendapatan dikurangi beban variabel.
Jadi, ini adalah jumlah yang tersedia untuk menutup beban tetap dan kemudian menjadi laba
untuk periode tersebut. Margin kontribusi digunakan dulu untuk menutup beban tetap dan
sisanya akan menjadi laba. Jika margin kontribusi tidak cukup untuk menutup beban tetap
perusahaan, maka akan terjadi kerugian untuk periode tersebut. Ketika titik impas dicapai, laba
bersih akan bertambah sesuai dengan margin kontribusi per unit untuk setiap tambahan produk
yang terjual. Untuk memperkirakan pengaruh kenaikan penjaulan yang direncanakan terhadap
biaya, manajer cukup mengalikan peningkatan dalam unit yang terjual dengan margin kontribusi
yang per unit. Hasilnya akan menggambarkan peningkatan laba yang diharapkan.
Margin kontribusi adalah pendapatan penjualan dikurangi semua biaya variabel. Ini dapat
dihitung dengan menggunakan satuan mata uang atau basis per unit. Jika PT XYZ miliki
penjualan sebesar $ 750.000 dan biaya variabel sebesar $ 450.000, marjin kontribusinya adalah $
300.000. Dengan asumsi perusahaan menjual 250.000 unit selama tahun, harga per unit
penjualan adalah $ 3 dan biaya variabel total per unit adalah $ 1,80. Margin kontribusi per unit
adalah $ 1,20. Rasio margin kontribusi adalah 40%. Hal ini dapat dihitung dengan menggunakan
margin kontribusi dalam satuan mata uang atau marjin kontribusi per unit. Untuk menghitung
rasio margin kontribusi, margin kontribusi dibagi dengan jumlah penjualan atau pendapatan.
Ketertarikan untuk mengetahui pendapatan, beban, dan laba berprilaku ketika volume
berubah adalah sesuatu yang lazim untuk memulai dengan menentukan titik impas perusahaan
dalam jumlah unit yang terjual. Titik impas (break-even point) adalah titik dimana total
pendapatan sama dengan total biaya atau titik dimana laba sama dengan nol (zero profit). Untuk
menentukan titik impas dalam unit (pendapatan sama dengan total biaya), maka perlu difokuskan
pada laba operasi. Dalam hal ini, yang dilakukan pertama kali adalah menentukan titik impas,
kemudian melihat bagaimana pendekatan yang telah digunakan itu dapat dikembangkan untuk
menentukan jumlah unit yang harus dijual guna menghasilkan laba yang ditargetkan.
Dalam persamaan ini, istilah laba operasi digunakan untuk menunjukkan penghasilan atau
laba sebelum pajak penghasilan (taxes). Laba operasi (operating income) hanya mencakup
pendapatan dan beban dari operasional normal perusahaan. Sedangkan, laba bersih (net income)
adalah laba operasi dikurangi pajak penghasilan. Setelah memiliki ukuran unit yang terjual, maka
dapat dikembangkanlah persamaan laba operasi dengan menyatakan pendapatan penjulan dan
beban variabel dalam jumlah unit dolar dan jumlah unit. Secara lebih spesifik, pendapatan
penjualan dinyatakan sebagai harga jual per unit dikali jumlah unit yang terjual, dan total biaya
variabel adalah biaya variabel per unit dikali jumlah unit yang terjual. Dengan demikian,
persamaan laba operasi menjadi
Laba operasi = (Harga x Jumlah unit terjual) – (Biaya Variabel per unit x jumlah unit
terjual ) – Total biaya tetap
Hal ini menunjukan bahwasanya Whittier Company mempunyai harga adalah $400 per
unit, dan biaya variabel per unit adalah $325 ($325.000/1000 unit). Biaya tetap adalah $45.000.
Maka pada titik impas, persamaan laba operasi adalah sebagai berikut:
= ($400 x Unit) – ($325 x Unit) - $45.000
= ($75 x Unit) - $45.000
$75 x Unit = $45.000
Unit = $600
Harga adalah $10 dan biaya variabel adalah $6. Tentu saja, sisanya adalah margin
kontribusi sebesar $4 ($10 - $6). Jika yang dijual adalah 10 unit, maka total biaya variabel adalah
$60 ($6 x 10 unit). Atau, karena setiap unit yang dijual menghasilkan pendapatan sebesar $10
dan membutuhkan biaya variabel $6, maka kita dapat mengatakan bahwa 60 persen dari setiap
dolar pendapatan yang dihasilkan diakibatkan oleh biaya variabel ($6/$10). Jadi, dengan
memfokuskan pada pendapatan penjualan, kita dapat memperkirakan total biaya variabel sebesar
$60 untuk pendapatan $100 (0,60 x $100).
Rasio biaya variable (variable cost ratio) sebesar 60 % pada contoh ini merupakan bagian
dari setiap dolar penjualan yang harus digunakan untuk menutup biaya variable. Rasio biaya
variable dapat dihitung dengan menggunakan data total maupun data per unit. Tentu saja,
persentase dari dolar penjualan yang tersisa setelah biaya variable tertutupi merupakan rasio
margin kontribusi. Rasio margin kontribusi (contribution margin ratio) adalah bagian dari
setiap dolar penjualan yang tersedia untuk menutup biaya tetap dan menghasilkan laba.
Berikut ini merupakan laporan Laba Rugi dari Whittier Dalam Dolar dan Persentase
Penjualan:
Dolar Persentase Penjualan
Penjualan $400.000 $100,00%
Dikurangi: Biaya Variabel ($325.000) ($81,25%)
Margin Kontribusi $75.000 $18,75%
Dikurangi: Biaya tetap ($45.000)
Laba Operasi $30.000
Rasio Biaya Variabel adalah 81,25% ($325.000/$400.000). Rasio margin kontribusi adalah
18,75% ($75.000/$400.000 atau berasal dari 100%-81,25%). Biaya tetap adalah $45.000.
Berdasar informasi tersebut, berapakah pendapatan penjualan yang harus dihasilkan Whittier
ntuk mencapai titik impas?
Jadi Whittier harus menghasilan penjualan sejumlah 240.000 untuk mencapai impas.
Dengan pendekatan rumus unit impas yang dikembangkan, dapat diperoleh nilai penjualan impas
dengan rumus:
Jika sisi kiri dan sisi kanan kita kalikan dengan harga, maka sisi kiri Unit Impas x Harga
adalah merupakan pendapatan penjualan pada saat impas
Dalam Kasus Whittier, besarnya penjualan yang harus dihasilkan pada titik impas dapat dihitung
sebagai berikut:
Penjualan Impas = Biaya Tetap/Rasio Margin Kontribusi
Penjualan Impas = $45.000/0,1875
Penjualan Impas = $240.000
E. Analisis Multiproduk
Analisis biaya volume laba cukup mudah diterapkan dalam pengaturan produk tunggal.
Namun, kebanyakan perusahaan memproduksi dan menjual sejumlah produk atau jasa.
Meskipun kompleksitas konseptual dari analisis CVP lebih tinggi dalam situasi multiproduk,
pengoperasiannya tidak berbeda jauh.
Beban tetap langsung (direct fixed expenses) adalah biaya tetap yang dapat ditelusuri ke
setiap produk dan akan hilang jika produk tersebut tidak ada.
Beban tetap umum adalah biaya tetap yang tidak dapat ditelusuri ke produk dan akan
tetap muncul meskipun salah satu produk ditelusuri.
Contoh Whittier Company telah memutuskan untuk menawarkan dua model mesin
pemotong rumput, yaitu mesin manual dengan harga $400/unit dan mesin otomatis dengan harga
$800/unit. Departemen pemasaran yakin bahwa 1.200 mesin pemotong rumput manual dan 800
mesin pemotong rumput otomatis dapat terjual tahun depan. Proyeksi Laporan Laba Rugi terlihat
sebagai berikut:
Grafik laba volume (profit volume grafh) menggambarkan hubungan antara laba dan volume
penjualan secara visual. Grafik laba volume merupakan grafik dari persamaan laba operasi [laba
operasi = (harga x unit) – (biaya variable per unit x unit) – biaya tetap]. Dalam grafik ini, laba operasi
merupakan variable terikat dan unit merupakan variable bebas. Nilai variable bebas biasanya diukur
pada sumbu horizontal dan nilai variable terikat pada sumbu vertical.
Agar pembahasan terlihat nyata, maka seperangkat data sederhana akan digunakan. Anggaplah
bahwa Tycon Company memproduksi suatu prooduk tunggal dengan data biaya dan harga sebagai
berikut:
Dengan menggunakan data tersebut, laba operasi dapat dinyatakan sebagai berikut:
Dapat membuat grafik dengan meletakkan unit di sepanjang sumbu horizontal dan laba (rugi) operasi
di sepanjang sumbu vertikal. Dua titik diperlukan untuk menggambarkan suatu persamaan linier.
Meskipun dua titik manapun dapat digunakan, kedua titik yang ssering digunakan adalah titik-titik
yang menggambarkan volume penjualan nol dan laba nol. Jika unit yang terjual adalah nol, maka
Tyson mengalami kerugian operasional sebesar $100 (atau laba -$100). Karena itu, titik yang
menggambarkan volume penjualan nol adalah (0, -$100). Dengan kata lain, jika tidak ada penjualan
yang dilakukan, perusahaan mengalami kerugian sebesar total biaya tetap. Jika laba operasi 0, maka
unit yang terjual sama dengan 20.
Grafik biaya volume laba (cost volume profit graph) menggambarkan hubungan antara biaya,
volume dan laba. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih terperinci, perlu dibuat grafik dengan dua
garis terpisah : garis total pendapatan dan garis total biaya. Tiap-tiap garis ini mempunyai dua
persamaan berikut:
Grafik laba volume dan biaya volume laba yang baru diilustrasikan mengandalkan
beberapa asumsi penting. Berikut beberapa dari asumsi tersebut:
1. Analisis mengasumsikan fungsi pendapatan dan fungsi biaya berbentuk linear
2. Analisis mengasumsikan harga, total biaya tetap, dan biaya variabel per unit dapat
diidentifikasikan secara akurat dan tetap konstan sepanjang tentang relevan
3. Analisis mengasumsikan apa yang diproduksikan dapat dijual
4. Untuk analisis multiproduk, diasumsikan bauran penjualan diketahui
5. Diasumsikan harga jual dan biaya diketahui secara pasti
Mowen, Hansen. 2009. Akuntansi Manajerial Buku 2 Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat.