Vous êtes sur la page 1sur 6

MODEL KESETIMBANGAN ADSORPSI Cr DENGAN RUMPUT LAUT

Enny Kriswiyanti A.1 dan Y.C. Danarto 2


Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik UNS

Abstract : The negative effect of industries growth is their waste that generates
contamination to environment. Cr in water above the concentration’s limit is one kind of the
waste. The adsortion of Cr from aqueous solutions by algae biomass was studied. The aim
of this research was to find the exact adsorption isotherm model to predict the single system
adsorption by algae biomass. The batch sorption experiments was carried out in a stirred
reactor equipped by thermometer, electric heater and condensor. Weighted amounts (15 to
20 g) of algae were intoduced into the reactor, to which 250 ml of Cr solution were added.
The amount of Cr accumulated on algae was calculated as the difference between rhe
amount present in control experiments and that remaining in solution after equilibrium with
biomass After the equlibrium was attained, the Cr concentration was analized using AAS.
The variables, observed in this experiment were the temperature and pH of the solution.
Three adsorption isotherm models, namely Henry isotherm model, Freundlich isotherm model
and Langmuir isotherm model were fitted to the experimental data. The result got Freundlich
isotherm model which had least average relative error.

Keywords : Algae,Adsorption, Isotherm model

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA


Indonesia merupakan negara berkembang Rumput Laut
yang sedang melaksanakan pembangunan Istilah rumput laut sudah lazim dikenal
industri. Dengan semakin berkembangnya dalam dunia perdagangan. Istilah ini merupakan
industri, seperti industri kertas, tekstil , terjemahan dari kata “ seaweeds”. Pemberian
penyamak kulit dan sebagainya, maka semakin nama rumput laut ini sebenarnya kurang tepat,
banyak pula logam berat yang dibuang sebagai karena secara botanis ganggang tidak termasuk
limbah. Logam yang dimaksud adalah timbal dalam golongan rumput (graminae). Nama
(Pb), kromium (Cr), tembaga (Cu), kadmium ganggang sendiri sebenarnya berasal dari
(Cd), nikel (Ni), dan seng (Zn). Beberapa bahasa jawa, yang menamakan semua
metode kimia maupun biologis telah dicoba tumbuhan air dengan sebutan ganggang
untuk mengambil logam berat yang terdapat di (Sadhori, 1995)
dalam limbah, diantaranya adsorpsi, pertukaran Rumput laut dikenal pertama kali oleh
ion, dan pemisahan dengan membran. Proses bangsa Cina kira-kira tahun 2700 SM. Di masa
adsorpsi lebih banyak digunakan karena lebih itu. Rumput laut digunakan untuk sayuran dan
ekonomis. obat-obatan. Pada tahun 65 SM, bangsa
Kebanyakan adsorben yang digunakan Romawi menggunakannya sebagai bahan baku
dalam proses adsorpsi adalah alumina, karbon kosmetik. Namun dari waktu ke waktu
aktif, silica gel, dan zeolit. Dewasa ini sedang pengetahuan tentang rumpul laut pun semakin
digalakkan penelitian mengenai penggunaan berkembang.(Tim Penulis PS, 1997)
adsorben alternatif yang berasal dari alam, Pengolahan rumput laut dapat
dimana selain memiliki kemampuan adsorpsi menghasilkan agar-agar, karaginan dan algin
yang baik juga ekonomis. tergantung kandungan yang terdapat di dalam
Salah satu adsorben alternatif yang rumput laut.
menjanjikan adalah alga (rumput laut) karena Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
disamping tersedia luas di hampir setiap tempat rumput laut juga dapat digunakan sebagai
juga harganya yang relatif murah. Penelitian- adsorben logam berat. Jalali, et.al (2002)
penelitian mengenai biosorpsi sudah banyak menyelidiki beberapa jenis rumput laut untuk
dilakukan. mengambil logam Pb dan menunjukkan hasil
Pada penelitian ini diharapkan dapat yang menjanjikan. Adhiya, et.al (2002)
memberikan manfaat bagi penanganan limbah menggunakan biomassa Chlamydomonas
industri logam berat terutama yang mengandung reinhardtii untuk mengikat logam Cd dalam
Cr. Sehingga pencemaran lingkungan sedapat larutan sedang Aldor et.al (1995) meneliti
mungkin dapat dihindari. mengenai proses desorpsi logam Cd dengan
adsorben Sargassum sp.

Model Kesetimbangan Adsorpsi Cr dengan Rumput Laut 47


(Enny Kriswiyanti A. dan Y.C. Danarto)
Khusus untuk spesies dari marga kering adsorben. Perhitungan logam yang
Sargassum ciri-ciri umumnya yaitu : bentuk terambil berdasarkan pada neraca massa sistem
thallus umumnya silindris atau gepeng, adsorpsi, yaitu logam yang berkurang dari
cabangnya rimbun menyerupai pohon di darat, larutan keseluruhan berpindah ke dalam
bentuk daun melebar, lonjong atau seperti adsorben.
pedang, mempunyai gelembung udara
V (Co − C )
(baldder), panjangnya mencapai 7 meter, warna q= (1)
thallus umumnya coklat. Sargassum tersebar s
luas di Indonesia, tumbuh di perairan yang a. Model Kesetimbangan Henry
terlindung maupun yang berombak besar pada Makin lama waktu adsorpsi, makin tinggi
habitat batu. Di Kepulauan Seribu, algae ini kadar solut di padatan. Hal ini tidak
biasa dinamakan Oseng, sementara di kukup, berlangsung tidak terus menerus. Jika
Gunung Kidul biasa dikenal dengan nama proses sudah berlangsung cukup lama
Karangan. kadar solut dalam padatan akan relatif tetap,
karena kesetimbangan cair-padat telah
Adsorpsi tercapai. Pada keadaan tersebut terdapat
Adsorpsi merupakan peristiwa hubungan matematis antara kadar solut
terkonsentrasinya suatu zat pada permukaan zat dalam cairan dengan kadar solut dalam
lain. Sistem adsorpsi adalah suatu sistem yang padatan yang dapat dianalogikan dengan
memanfaatkan kemampuan zat padat untuk hukum Henry (Bird dkk, 1976 ).
menjerap suatu zat dan penjerapan tersebut
Caf* = H. q (2)
hanya berlangsung pada permukaannya saja.
b. Model Isoterm Freundlich
Zat yang menjerap disebut adsorben sedangkan
Model Isoterm Freundlich menggunakan
ion, atom atau molekul yang dijerap disebut
asumsi bahwa adsorpsi berjalan secara
adsorbat. Adsorpsi pada padatan telah banyak
fisika. Model Isoterm Freundlich (Al-Duri,
diterapkan pada berbagai permasalahan
1995) merupakan persamaan empirik yang
lingkungan karena kemampuannnya dalam
dinyatakan dengan persamaan :
menghilangkan polutan dari suatu aliran cairan
ataupun gas.
q = kF.C1/n (3)
Adsorpsi terbagi atas dua tipe ( Treyball,
dengan kF dan n adalah konstanta
1981), yaitu :
Freundlich. kF dan n merupakan fungsi
1. Physical adsorption atau van der waals
temperatur ( Do, 1998 ) dengan persamaan
adsorption
:
Adsorpsi terjadi karena adanya tarik menarik kF = kF , ∞ exp(− kF , 0αT ) (4)
antar gaya inter molekuler antara molekul-
1
molekul padatan dengan material yang n= (5)
melayang kF , 0T
2. Chemisorption
dengan α, kF,∞ dan kF,0 adalah suatu
Adsorpsi terjadi akibat adanya interaksi
konstanta
proses kmia antara padatan dengan
c. Model Isoterm Langmuir
material yang terserap
Model Isoterm Langmuir menggunakan
Dalam keadaan nyata, fenomena
pendekatan kinetika, yaitu kesetimbangan
adsorpsi merupakan kombinasi dari adsorpsi
terjadi jika kecepatan adsorpsi sama dengan
kimia dan fisika. Kecepatan adsorpsi tidak
kecepatan desorpsi.
hanya tergantung pada perbedaan konsentrasi
Isoterm Langmuir (Al-Duri,1995) dinyatakan
dan pada luas permukaan adsorben, melainkan
dengan persamaan :
juga pada suhu, tekanan (untuk gas), ukuran qmaks bC (6)
partikel dan porositas adsorben, juga tergantung q=
pada ukuran molekul bahan yang akan (1 + bC )
Parameter qmaks menunjukkan kapasitas
diadsorpsi dan pada viskositas campuran yang
maksimum monolayer adsorben, dan
akan dipisahkan .( Alberty & Daniels, 1992)
parameter b yang disebut konstanta afinitas
Model Kesetimbangan adsorpsi
menunjukkan kekuatan ikatan molekul
Kualitas material adsorben dipertimbangkan
adsorbat pada permukaan adsorben.
sesuai dengan berapa banyak adsorbat ( logam
b merupakan fungsi temparatur (Do,1998)
berat ) yang dapat ditarik dan tersisa
dengan persamaan :
(Volesky,1999). Untuk itu biasanya ditentukan
logam yang diambil oleh biosorben sebagai  − b0 
b = b ∞ exp   (7)
jumlah satuan berat adsorbat per satuan berat  T 

48 E K U I L I B R I U M Vol. 6 No. 2 Juli 2007: 47-52


METODE PENELITIAN Penentuan waktu kesetimbangan
Bahan yang digunakan larutan logam Cr 5 dilakukan dengan mengambil 500 ml larutan Cr
ppm, larutan HCl 0,1 N dan rumput laut dan 15 gr rumput laut kemudian dimasukkan ke
Rangkaian alat yang digunakan seperti dalam labu leher tiga. Mengaduk campuran
pada gambar 1. pada kecepatan putar 200 rpm dan mengambil
sampel tiap 10 menit kemudian dianalisa
dengan AAS sehingga didapatkan konsentrasi
yang relatif konstan.
Percobaan penentuan parameter pada
variasi suhu dan pH dilakukan sebagai berikut
:Merangkai alat seperti pada gambar 1.
Mengambil 250 ml larutan Cr dan 10 gr rumput
laut kemudian dimasukkan pada labu leher tiga.
Mengaduk campuran selama 60 menit pada
suhu 30 °C. Menyaring campuran tersebut
kemudian dianalisa dengan AAS. Mengulangi
percobaan di atas untuk berbagai variasi suhu
(35, 40, dan 45 °C ) dan pH (1, 3, 5, dan 7)
dengan variasi berat rumput laut 15 gr, 20 gr
dengan variasi suhu. Pada variasi pH, larutan Cr
sebelum dimasukkan ke labu leher tiga terlebih
Keterangan : dahului ditambahkan dengan HCl 0.1N sampai
1. Larutan Cr dan rumput laut pada pH yang diinginkan.
2. Labu leher tiga
3. Motor pengaduk
HASIL DAN PEMBAHASAN
4. Termometer
5. Pemanas mantel 1. Penentuan waktu kesetimbangan

Gambar 1. Rangkaian Alat


4.5
4
Penyiapan bahan dilaukan dengan 3.5
mengeringkan rumput laut yang telah 3
C (mg/L)

dibersihkan dengan air. Rumput laut yang telah 2.5


kering tersebut kemudian dicuci dengan larutan 2
1.5
HCl 0.1N yang dipanaskan pada suhu 50 °C, 1
kemudian dicuci kembali dengan air. 0.5
Mengeringkan kembali rumput laut dalam oven 0
10 20 30 40 50 60 70
pada suhu 60 °C selama ± 24 jam (sampai
kering). t (mnt)

2. Konsentrasi Cr pada berbagai variasi pH


Gambar 2. Grafik waktu kesetimbangan dan suhu
logam Cr
0,10
Suhu 35 C
Suhu 30 C
Suhu 40 C 0,08
0,08 Suhu 45 C pH 2
pH 3
q (mg/g)

pH 5
0,06 pH 6
0,06
q (mg/g)

0,04

0,04
0,02
0 1 2 3 4
C (m g/L)
0,02
Gambar 3. Grafik hubungan konsentrasi Cr 0 1 2 3 4
di larutan (C) dan konsentrasi Cr di padatan C (m g/L)
(q) pada berbagai variasi suhu dan berat
adsorben Gambar 4. Grafik hubungan konsentrasi Cr
di larutan (C) dan konsentrasi Cr di padatan

Model Kesetimbangan Adsorpsi Cr dengan Rumput Laut 49


(Enny Kriswiyanti A. dan Y.C. Danarto)
(q) pada berbagai variasi pH dan berat -2
adsorben 25 30 35 40 45 50

3. Model kesetimbangan -3

 Model kesetimbangan Henry

ln kf
ln kf = 0,0994T - 7,1792
-4
Tabel 1. Data konstanta Henry (H) pada
berbagai variasi pH dan suhu
Variasi suhu ( pH 6 ) Variasi pH ( suhu 30 C ) -5
T
T Ralat H pH Ralat H
(˚C) (%) (%) Gambar 5. Grafik hubungan kf dan T pada
Model Isoterm Freundlich
30 3.8662 58.237 2 6.9477 25.672
35 1.9784 44.03 3 21.6683 30.019
40 5.7158 30.323 5 7.0609 44.069  Model Isoterm Langmuir
45 17.6159 14.233 6 3.8662 58.237
Tabel 4. Data Parameter Isoterm Langmuir
 Model Isoterm Freundlich pada variasi suhu (pH = 6)
Parameter Isoterm
Tabel 2. Data Parameter Isoterm Freundlich Suhu Ralat rerata Langmuir
pada variasi suhu (pH = 6) (˚C) (%)
qmaks b
T Parameter 30 73.2370 0.0162 0.9442
Ralat (%)
(˚C) kf N 35 67.5597 0.0230 1.0143
30 4.1644 0.0162 0.9441 40 54.0505 0.0378 1.2997
35 1.9529 0.0230 1.0143 45 36.9329 0.0720 1.6872
40 2.7428 0.0378 1.2997
45 9.4294 0.0720 1.6872 Tabel 5. Data Parameter Isoterm Langmuir
pada variasi pH (suhu = 30 °C)
Ralat Parameter Isoterm
Tabel 3. Data Parameter Isoterm Freundlich
pH rerata Langmuir
pada variasi pH (suhu = 30 °C)
(%) qmaks b
Parameter
pH Ralat (%) 2 48.5869 0.0452 1.4328
kf N
2 1.6156 0.0452 1.4328 3 33.0655 0.0463 2.5047
5 51.8112 0.0230 1.0143
3 13.3710 0.0463 2.5047
6 73.2676 0.0162 0.9433
5 0.1921 0.0306 1.5899
6 4.1592 0.0162 0.9433 Hubungan b dan T pada model Isoterm
Langmuir dapat dinyatakan dengan persamaan :
Hubungan kf dan T pada Model Isoterm  − 51 , 726 
b = 4 , 9367 exp  
Freundlich dapat dinyatakan dengan  T 
persamaan:
k f = 7 , 6228 × 10 − 4 exp (0 , 0994 T ) dengan ralat 0,60
0,50
7,344 %
Sedangkan hubungan n dan T dinyatakan 0,40 ln b = -51,726 (1/T) + 1,5967
1 0,30 R2 = 0,888
dengan persamaan: n =
ln b

− 0,01542T 0,20
0,10
0,00
0,02 0,03 0,04
-0,10
-0,20
1/T

Gambar 6. Grafik hubungan b dan T pada


Model Isoterm Langmuir

50 E K U I L I B R I U M Vol. 6 No. 2 Juli 2007: 47-52


Dari hasil percobaan dan perhitungan dimana karbon dan rumput laut mempunyai sifat
dapat diketahui bahwa rumput laut dapat yang berbeda.
digunakan sebagai adsorben pada adsorpsi Cr. Pada isoterm Langmuir harga b juga
Hal ini dapat diketahui dari 500 ml larutan Cr merupakan fungsi suhu, dimana b akan naik
dengan konsentrasi logam Cr mula-mula 5 mg/L dengan kenaikan suhu. Dari hasil penelitian
setelah diadsorpsi dengan 15 g rumput laut diperoleh harga b akan naik seiring dengan
selama 70 menit, konsentrasi logam Cr menjadi kenaikan suhu. Hal ini dapat dilihat dari tabel 6
2,667 mg/L. Dari data percobaan dapat dan gambar 6.
disimpulkan bahwa waktu kesetimbangan telah
tercapai pada waktu 60 menit karena KESIMPULAN
konsentrasi yang dicapai pada kisaran waktu Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil
tersebut relatif konstan. Hal ini dapat dilihat kesimpulan bahwa rumput laut dapat digunakan
pada gambar 2. untuk menjerap logam berat Cr dalam larutan..
Dari gambar 3 dan gambar 4 dapat dilihat Adsorpsi logam berat Cr dengan rumput laut
bahwa penjerapan akan mengalami dapat dimodelkan dengan Model Isoterm Henry,
peningkatan sejalan dengan peningkatan suhu Langmuir dan Freundlich, model yang paling
dan penurunan pH (semakin asamnya kondisi cocok adalah Model Isoterm Freundlich dengan
larutan). Hal tersebut disebabkan kenaikan suhu persamaan:
maupun penurunan pH menyebabkan rumput k f = 7 ,6228 × 10 − 4 exp (0 ,0994 T )
laut akan semakin mengembang (dibatasi dengan ralat 7,344 % dan
sebelum rumput laut tersebut menjadi bubur
1
yang sulit dipisahkan) sehingga akan n=
mempunyai kemampuan menjerap yang lebih − 0,01542T
banyak.
Adsorpsi sistem tunggal Cr dengan DAFTAR LAMBANG
rumput laut dihitung dengan Model Isoterm b , b∞, b0 : konstanta Langmuir
Henry, Freundlich, dan Langmuir dengan variasi C : konsentrasi logam dalam larutan
suhu dan pH. Variasi suhu dilakukan pada suhu pada
30, 35, 40, dan 45 °C dengan pH konstan (pH kesetimbangan, mg/L
6). Sedangkan variasi pH dilakukan pada pH 2, C0 : konsentrasi logam mula-mula
3, 5, dan 6 dengan suhu konstan 30 °C. Dari dalam
ketiga model isoterm tersebut, ternyata yang larutan, mg/L
paling baik adalah Model Isoterm Freundlich. kF, kF,∞, kF,0: konstanta isoterm Freundlich
Hal ini dibuktikan dengan nilai ralat rerata yang n : konstanta isoterm Freundlich
paling kecil. Pada Model Isoterm Freundlich q : jumlah logam yang diserap oleh
untuk variasi suhu dengan pH 6, hasil terbaik adsorben,
dicapai pada suhu 35 °C. Sementara untuk mg/g
variasi pH dengan suhu 30 °C, hasil terbaik qmaks : maksimum adsorbat yang dapat
dicapai pada pH 5. diambil,
Dari hasil percobaan dapat diketahui mg/g
bahwa adsorpsi sistem tunggal logam Cr s : jumlah adsorben yang
merupakan adsorpsi fisika. Ini dapat dilihat dari ditambahkan dalam
tiga model kesetimbangan yang diuji, ternyata basis kering, g
yang paling baik adalah Model Isoterm V : volume larutan pengontak, L
Freundlich dengan nilai ralat rerata yang paling α : konstanta Freundlich
kecil.
Pada Isoterm Freundlich jika harga n UCAPAN TERIMA KASIH
terlalu kecil atau n<10 maka isoterm akan Penulis mengucapkan terima kasih
bersifat irreversible. Secara teoritis harga kf dan kepada Eryka Aditya S, Suci Istantini dan
n pada Isoterm Freundlich akan mengalami semua pihak yang telah membantu pada
kenaikan jika suhu turun, namun dalam pelaksanaan penelitian ini
prakteknya nilai kf dan n turun. Hal ini dapat
dilihat dari tabel 2 dan gambar 5. Penurunan DAFTAR PUSTAKA
nilai kf dan n ini disebabkan karena perbedaan Adhiya, J., Chai, X., Sayre, R.T., and Traina,
adsorben yang digunakan. Pada penelitian ini S.J., 2002, "Binding of Aqueous Cadmium
digunakan biosorben rumput laut sedangkan by the Lyophilized Biomass of
hipotesa tersebut berlaku pada adsorben karbon Chlaymydomonas reinhardtii", Colloids and

Model Kesetimbangan Adsorpsi Cr dengan Rumput Laut 51


(Enny Kriswiyanti A. dan Y.C. Danarto)
Surfaces A: Physicochem. Eng. Aspects, Adsorption", Colloids and Surfaces A:
210, 1-11 Physicochem. Eng. Aspects, 201, 191-199
Alberty, R.A. and Daniels,F., 1992, “ Kimia Krishnan, K.A. and Anirudhan, T.S., 2002,
th
Fisika”, 5 ed., Erlangga, Jakarta "Removal of Mercury(II) from Aqueous
Aldor, I., Fourest, E., and Volesky, B., 1992, Solutions and Chlor-alkali Industry Effluent
“Desorption of Cadmium from Algal by Steam Activated and Sulphurised
Biosorbent”, The Canadian Journal of Activated Carbon Prepared from Bagasse
Chemical Engineering, 73, 516-522 Pith: Kinetics and Equilibrium Studies",
Al-Duri,B., 1995, A Riview in Equilibrium in Journal of Hazardous Materials, B92, 161-
Single and Multicomponent Liquid 183
Adsorption System, Review in Chem ical Noll, K.E., Goynaris, V., and Hou,S.W., 1992,
Engineering, 11, 101-143 Adsorption Technology for Air and Water
Chmielewska, E., and Medved, J., 2001, Pollution Control, 1ed, 21-22, Lewis
“Bioaccumulation of Heavy Metals by Publisher, Inc., New York
Green Algae Cladophora glomerata in a Perry, R.H. and Green, D., 1984, "Perry's
th
Refinery Sewage Lagoon”, Croatia Chemical Engineers Handbooks", 6 ed.,
Chemica Acta, 74, 135-145 McGraw Hill Book Co., New York
Do,D.D, 1998, Adsorption Analysis : Equilibria Ravindran, V., Stevens, M.R., Badriyha, B.N.,
and Kinetics, vol 1, 64-103, Imperial, and Pirbazari, M., 1999, "Modelling the
College Press, London Sorption of Toxic Metals on Chelant-
Galiatsatou, P., Metaxas, M., and Rigopoulou, Impregnated Adsorbent", AIChE Journal,
V.K., 2002, "Adsorption of Zinc by 45, 1135-1146
Activated Carbon Prepared from Solvent Sadhori, S.N., 1995, “ Budidaya Rumput Laut”,
Extracted Olive Pulp", Journal of p. 29, Balai Pustaka, Jakarta
Hazardous Materials, B91, 187-203 Tim Penulis PS., 1997, “ Budidaya, Pengolahan
Jalali, R., Ghafourian, H., Davarpanah, S.J., and dan Pemasaran Rumput Laut”, Penebar
Sepehr, S., 2002, "Removal and Recovery Swadaya, Jakarta
of Lead Using Nonliving Biomass of Marine Treyball, R.E., 1981, Mass Transfer Operations”,
Algae", Journal of Hazardous Material, 3rd ed., McGraw-Hill, Singapore
B92, 253-262 Volesky, B., 2000, "Biosorption: Application
Juang, R.S., Wu, F.C., and Tseng, R.L., 2002, Aspects-Process Simulation Tools",
"Characterization and Use of Activated Department of Chemical Engineering,
Carbon from Bagasse for Liquid-phase McGill University, Montreal

52 E K U I L I B R I U M Vol. 6 No. 2 Juli 2007: 47-52

Vous aimerez peut-être aussi