Vous êtes sur la page 1sur 6

1

RINGKASAN
Tingkat kemacetan di Indonesia semakin meningkat terutama didaerah
metropolitan, industri, dan pariwisata. Menurut Mayer et al (1984) kerugian yang diderita
akibat dari masalah kemacetan apabila dikualifikasikan dalam satuan moneter sangat
besar, yaitu kerugian karena waktu semakin lama, biaya operasi kendaraan menjadi
lebih besar, dan polusi kendaraan yang dihasilkan makin bertambah. Kota Malang
sebagai kota wisata, pendidikan, dan industri tidak lepas dari permasalahan kemacetan.
Pembangunan jalan tidak dapat direalisasikan karena jumlah lahan yang semakin
menurun dan terdapat pasar-pasar tradisional warga setempat yang tidak dapat
diganggu keberadaannya. Hal ini semakin diperparah dengan jumlah kendaraan,
kunjungan wisatawan dan para pelajar yang menempuh pendidikan yang mengalami
peningkatan, sehingga semakin memperparah kemacetan.
Karya tulis ini bertujuan untuk menyusun rancangan dan mengetahui solusi yang
tepat untuk mengatasi masalah kemacetan di Kota Malang. Gagasan ini ditulis dengan
analisis melalui studi literatur melalui buku dan internet serta pengumpulan data
berupa data statistik maupun landasan teori yang terkait. Solusi dari permasalahan
tersebut disusun secara logis berdasarkan kearifan lokal, peraturan pemerintah,
hasil statistik, keadaan lingkungan Kota Malang, dan pengetahuan yang dimiliki penulis.
Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa angkutan umum berpotensi untuk
mengurangi jumlah pengguna kendaraan pribadi, namun peminatnya semakin
berkurang. Cable Car merupakan kereta udara yang terbukti mampu mengatasi masalah
kemacetan karena cepat, daya angkutnya besar dan tidak memerlukan pembukaan
lahan. Berdasarkan konsep tersebut, terciptalah sebuah gagasan MCCT (Malang
Cable Car Transportation). MCCT akan dibangun di beberapa daerah kota malang
yaitu daerah yang sering mengalami kemacetan. Bila dibandingkan dengan mobil,
pengguna MCCT dapat menghemat waktu sehingga dapat mengunjungi banyak
lokasi wisata dan beberapa sekolah maupun kampus. MCCT memberi kenyamanan
penumpang yang berkebutuhan khusus. Selain itu, MCCT juga dirancang ramah
lingkungan yaitu adanya panel surya yang dapat menyerap sinar matahari menjadi sumber
energi sehingga tidak menimbulkan polusi . MCCT diharapkan dapat mengatasi kemacetan
di Kota Malang serta wisatawan dapat menikmati seluruh objek wisata yang ada di
Malang karena lebih cepat dan mudah. Konsep MCCT dapat diterapkan sebagai
solusi masalah kemacetan di kota malang membantu masyarakat dalam penyediaan
transportasi.
2

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengelolaan transportasi di Indonesia saat ini belum cukup baik. Hal ini dapat dilihat
dari tingkat kemacetan beberapa daerah di Indonesia semakin meningkat terutama di
daerah metropolitan, daerah industri dan daerah pariwisata. Kemacetan adalah situasi atau
keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya
jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan sehingga menyebabkan terjadinya antrian.
Kemacetan memiliki dampak yang merugikan bagi pengguna jalan. Menurut Mayer
et al (1984), kerugian yang diderita akibat dari masalah kemacetan apabila
dikualifikasikan dalam satuan moneter sangat besar, yaitu kerugian karena waktu semakin
lama, biaya operasi kendaraan menjadi lebih besar, dan polusi kendaraan yang dihasilkan
makin bertambah. Salah satu daerah yang memiliki tingkat kemacetan yang tinggi
adalah Kota Malang (Gambar 1).

(1a) (1b)

Gambar 1. Kemacetan di Kota Malang, (a) Kemacetan di Jalan


Mayjen Panjaitan Malang (Sumber: kompasiana.com), (b) Kemacetan
di sekitar Jalan Soekarno-Hatta Malang (Sumber:
nusantaranews.com)

Kota Malang merupakan lokasi strategis karena memiliki daya tarik bagi penduduk
dari luar kota. Menurut Adisasmita (2013, h.4) akibatnya arus urbanisasi dari daerah
pedesaan ke kota menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi. Contohnya di Kota
Malang, tahun 2010 tercatat jumlah penduduk sebesar 820.243 jiwa dan tahun 2011
sebesar 894.653 jiwa. Hal ini memicu terjadinya kepadatan penduduk di Kota Malang.
Karena luas Kota Malang hanya 110,06 km2 dan berada di tengah-tengah Kabupaten
Malang. Sehingga muncul permasalahan publik, mulai dari berkurangnya ruang terbuka
hijau, perubahan bentuk tata ruang kota, hingga yang sering dialami yaitu kemacetan lalu
lintas. Pada dasarnya faktor utama penyebab kemacetan di Kota Malang adalah kapasitas
jalan raya yang tidak seimbang dengan peningkatan jumlah kendaraan bermotor. Menurut
Ekawati et al (2013) jumlah penjualan sepeda motor untuk wilayah Malang Kota sebesar
1.700-1.800 unit/per bulan tahun 2013. Apabila jumlah penjualan per bulan dikalikan satu
3

tahun, maka diperkirakan terjual 20.400 unit/per tahun. Sedangkan menurut data (BPS
Kota Malang, 2013) jumlah penjualan kendaraan roda empat yang bisa mencapai 7.000
unit/per bulan. Sehingga kita dapat membayangkan jumlah kendaraan yang keluar setiap
harinya di Kota Malang, tanpa ada penambahan kapasitas jalan raya.

Ternyata kemacetan lalu lintas memberi dampak terhadap masyarakat yang dapat
dilihat dari segi waktu, biaya, dan lingkungan. Menurut Ekawati et al (2011) Berdasarkan
waktu, kemacetan menyebabkan waktu tempuh perjalanan lebih lama dan mejadi sering
terlambat terutama saat masuk kerja atau berangkat sekolah. Dampak kemacetan
berdasarkan biaya, menyebabkan boros bensin. Sedangkan dari segi lingkungan,
kemacetan menimbulkan polusi udara meningkat dan berpengaruh pula terhadap
lingkungan sosial. Karena masyarakat merasa terganggu dengan suara kendaraan atau
biasa disebut polusi suara.
Transportasi umum seperti angkutan umum berpotensi untuk mengurangi jumlah
kendaraan pribadi agar tidak terjadi kemacetan, namun jumlahnya selalu mengalami
penurunan akibat penurunan minat penumpang.. Kereta udara atau gondola (Cable
car) merupakan jenis angkutan massal yang terbukti dalam mengatasi
kemacetan dan pembangunannya tidak membutuhkan pembukaan lahan. Cable
Car memiliki keunggulan lain yaitu ramah lingkungan dan tidak menimbulkan polusi
udara dan suara.
MCCT (Malang Cable car transportation) merupakan solusi untuk mengatasi
permasalahan kemacetan dan penyediaan transportasi di kota malang yang
mengutamakan Kesehatan Lingkungan Kota Malang. Kemacetan merupakan
permasalahan yang dapat diselesaikan, hanya saja membutuhkan kesadaran serta
tanggung jawab bersama masyarakat luas dan pemerintah.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan pengajuan gagasan ini adalah:
1. Untuk menyusun rancangan MCCT dalam mengatasi masalah kemacetan
di Kota Malang
2. Untuk mengetahui konsep MCCT dalam mengatasi masalah
kemacetan dan Polusi udara dan suara di Kota Malang

1.3 Manfaat
Gagasan ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pemerintah dan
masyarakat, seperti :
1. Memberikan solusi masalah kemacetan di Kota Malang yang
mempertimbangkan kesehatan lingkungan
2. Sebagai inovasi baru transportasi yang memiliki daya tarik wisata.

2. GAGASAN
4

2.1 Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan


Sebagai salah satu kota pendidikan dan kota wisata di Jawa Timur, Kota Malang pada
tahun 2019 mendatang, diprediksi akan terancam terjadi kemacetan total. Prediksi tersebut
dilihat dari kinerja Pemkot yang sampai kini belum ada upaya perencanaan pembuatan
jaringan jalan untuk tahun 2010-2030.
Tercatat jumlah kendaraan yang arus balik yang masuk dan keluar wilayah kabupaten
Kota Malang, mengalami peningkatan. Dari pantauan Satuan Lalulintas (Satlantas) Polres
Malang di tiga titik jumlah kendaraan yang terdata sebanyak 10.577 kendaraan setiap
jamnya. Dan Jumlah kendaraan bermotor di Kota Malang terus bertambah, seakan tidak
dapat dibendung lagi. Data yang dikeluarkan oleh (Bappeda Propinsi Jawa Timur, 2002 )
jumlah kendaraan bermotor di Kota Malang mencapai angka 170.146 buah. Pada tahun
berikutnya, jumlah kendaraan bermotor bertambah menjadi 187.753 buah. Artinya, dalam
jangka waktu satu tahun kendaraan bermotor di Kota Malang bertambah menjadi 17.607
buah (Dispenda Kota Malang, 2003). Nampaknya pertambahan jumlah kendaraan
bermotor itu berjalan linear. Hal itu bisa kita lihat dari kecenderungan pertambahan jumlah
kendaraan bermotor di Indonesia, yang terus menerus mengalami penambahan jumlah.
Jika di kalkulasikan dengan rata rata pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor yakni
15.000 per tahunnya, jumlah kendaraan di tahun 2018 saat ini sudah mencapai 365.753
unit kendaraan bermotor. Jika dilihat dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2018, Jumlah
kendaraan bermotor di malang sudah mengalami peningkatan melebihi seratus persen.
Jumlah penduduk turut memengaruhi tingkat penggunaan kendaraan di Kota Malang.
Tingginya Penduduk menunjukkan peningkatan mobilisasi di daerah pendidikan dan
wisata yang menjadi salah satu penyebab kemacetan.

Gambar 2. Tabel jumlah penduduk kota malang dari tahun ke tahun (Sumber:
malangkota.bps.go.id/statictable/2015/03/19/440/penduduk-kota-
malang)
5

Jumlah Penduduk Kota Malang mengalami peningkatan setiap tahunnya (Gambar


2). Pada tahun 2000 dan 20003 terjadi peningkatan yang paling besar. Bila keberadaan
jumlah wisatawan mengalami peningkatan tidak disertai dengan penambahan ruas
jalan, maka tingkat kemacetan akan semakin tinggi.

2.2 Solusi yang Pernah Ditawarkan


1. Pelebaran Jalan
Rencana pelebaran jalan sulit dilaksanakan, karena wilayah di Kota Malang
sudah padat dan masyarakat menolak adanya pelebaran jalan (Gambar 3).

Gambar 3. Kondisi Jalan di Kota mlang yang Sempit dan Macet di Jalan Tlogomas
Malang (Sumber: suryamalng.com)

2. Rencana Pembangunan Jalang Tol


Pembangunan tol Malang-Pandaan (Mapan) yang merupakan salah satu solusi
mengatasi kemacetan ditargetkan oleh Pemerintah Kota bisa beroperasi pada
bulan September 2018 mendatang. Namun proyek ini membutuhkan waktu yang
lama dalam proses pembangunanya dan penyediaan infrastruktur pendukung
3. Pembangunan Monorel
Pemerintah Kota (Pemkot) Malang berencana membangun monorel untuk
mengatasi kemacetan yang secepatnya harus diatasi. Upaya Pemkot Malang ini
ditargetkan akan selesai pada tahun 2018. Pemerintah Kota (Pemkot) Malang
berencana membangun monorel untuk mengatasi kemacetan yang secepatnya harus
diatasi. Upaya Pemkot Malang ini ditargetkan akan selesai pada tahun 2018
4. Pembangunan Underpass
Untuk rencana pembangunan underpass, sudah dua kali ditawarkan Pemerintah
Kota Malang sebagai solusi atasi kemacetan. Pertama, pemkot pernah
merencanakan membangun underpass di Jalan A Yani–Jalan S Parman di
pertengahan 2014 silam. Rencana ini mendapat penolakan dari berbagai pihak
termasuk legislatif. Kedua, pemkot kembali merencakan pembangunan underpass
bagi pejalan kaki di Stasiun Kota Baru yang terhubung ke Taman Trunojoyo.
Rencana ini pun kembali mendapat kritik tajam dari legislatif.
6

Daftar pustaka

Adisasmita, Sakti Adji. (2013) Mega City & Mega Airport. Yogyakarta, Graha Ilmu

Mayer, R. R. dan E. Greenwood. 1984. Rancangan Penelitian Kebijakan Sosial.


Terjemahan Sutan Zanti Arbi dan I Wayan Ardana. 1997. Jakarta:
Rajawali
BPS Kota Malang. 2016. Data jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Kecamatan dan Jenis
Kendaraan di Kota Malang, 2015-2016
https://malangkota.bps.go.id/statictable/2017/07/21/599/jumlah-kendaraan-bermotor
menurut-kecamatan-dan-jenis-kendaraan-di-kota-malang-2015-2016.html. Dia akses 11
April Pukul 22 : 11
Ekawati, N. N. Mochammad Saleh Soeaidy, Heru Ribawanto. 2013. KAJIAN DAMPAK
PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN KOTA MALANG TERHADAP KEMACETAN LALU
LINTAS (Studi pada Dinas Perhubungan Kota Malang). Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu
Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang.
BPS Kota Malang. 2015. malangkota.bps.go.id/statictable/2015/03/19/440/penduduk-kota
malang. Diakses 13 April Pukul 22 : 11
Bappeda Propinsi Jawa Timur. 2002. bappeda.jatimprov.go.id/2002/02/03/. Diakses 13 April
Pukul 22 : 11
Dispenda Kota Malang. 2003. https://malangkota.go.id/tag/dispenda/ Diakses 13 April
Pukul 22 : 11

Vous aimerez peut-être aussi