Vous êtes sur la page 1sur 6

ANALISA TESIS

“PROSES PEMBENTUKAN KONSEP DIRI PADA ANAK USIA SD


MELALUI KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DENGAN GURU (STUDI
KASUS SD ISLAM SABILINA)”

Karya: Fatia Sarah,


Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia, Magister Ilmu Komunikasi
Sumber: Lib.ui.ac.id

Dosen Pengampu:
Ade Rina Farida, M.Si

Disusun Oleh:
Suci Nurfaidah 11150520000030

BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
HASIL ANALISIS

Judul : “PROSES PEMBENTUKAN KONSEP DIRI PADA ANAK USIA SD


MELALUI KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DENGAN GURU (STUDI
KASUS SD ISLAM SABILINA)”

Karya: Fatia Sarah,


Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia, Magister Ilmu Komunikasi
Sumber: Lib.ui.ac.id

A. Latar Belakang

Tesis yang saya analisa berjudul “Proses Pembentukan Konsep Diri pada Anak Usia
SD Melalui Komunikasi Antarpribadi Dengan Guru (Studi Kasus SD Islam Sabilina)”,
mengkaji tentang bagaimana konsep diri anak SD terbentuk dan apa saja faktor-faktor yang
mempengaruhinya.

Dalam tulisan ini dijelaskan mengapa penulis memilih subjek penilitian ini
menggunakan siswa SD. Menurut Glasser, seorang pakar psikologi menyatakan bahwa tahap
kritis masa pendidikan adalah pada lima tahun pendidikan di SD. Sehingga pembentukan
konsep diri pada usia SD menjadi sangat penting. Konsep diri salah satunya didapat melalui
pengalaman, salah satunya dengan pengaruh orang-orang terdekatnya, yaitu orang tua dan
guru. Namun, dalam tesis ini si penulis memfokuskan pada peranan guru, karena pada usia
SD si anak cenderung akan lebih mendengarkan ucapan gurunya daripada orang tuanya.
Berbeda dengan masa kanak-kanak, dimana si anak sangat berorientasi pada orang tua.
Selain itu, peran guru juga sangat penting dalam membangun motivasi pada anak SD.

Penelitian tesis ini berada di SD Islam Sabilina. Sebuah sekolah dasar islam yang
menerapakan pendidikan berbasis akhlakul karimah dengan beberapa metode. Di sekolah
tersebut memiliki jam khusus untuk pelajaran pendidikan karakter. Para siswanya
mengintegrasikan pedidikan karakter tersebut dalam aktifitas sehari-harinya, dan pernah
mendapat gelar siswa berakhlak baik.

B. Rumusan Masalah

Fokus dalam penelitian ini ialah menganalisa pembentukan konsep diri melalui
komunikasi antar pribadi. Konsep diri yang dimaksud disini berupa gambaran seserang
tentang dirirnya. Konsep diri dapat terbentuk melalui interaksi sosial yaitu komunikasi
dengan significant other yang dalam hal ini adalah guru. Jika interaksi antara murid dan guru
terjalin dengan baik, maka akan membentuk konsep diri yang baik pula, dan begitu pula
sebaliknya.

Jadi, tesis ini mengkaji menenai 3 masalah, antara lain: 1) Faktor apa saja yang
mempengaruhi pembentukan konsep diri pada anak usia SD ?; 2) Bagaimana Komunikasi
antarpribadi yang terjalin antara guru dan murid dan pengaruhnya pada keterbukaan dirinya
melalui konsep The Johari Window ?; dan 3) Bagaimana pembentukan konsep diri seserang
dan apa saja yang dilalui anak usia SD dalam proses pembentukan dirinya ?.

C. Teori
Tesis ini mencantumkan tiga teori yang digunakan, yaitu teori interaksi
simbolik menurut George Herbert Mead, konsep diri (yang terdiri dari definisi,
faktor pembentuk, dan tahapan pembentukan konsep diri), dan komunikasi
antapribadi guru dan anak usia SD serta keterbukaan dirinya.
Interaksi Simbolik menurut George Herbert Mead ialah bahwa komunikasi
manusia berlangsung melalui pertukaran simbol-simbol serta pemaknaan simbol-
simbol tersebut. Mead bahwa kunci dari komunikasi ialah simbol, itulah yang
membedakan manusia dengan binatang karena manusia dapat mengartikan
simbol-simbol. Arti dari simbol-simbol itu dipahami dan disepakati oleh sesama
manusia melalui situasi sosial.
Mead berpendapat bahwa Self bukanlah objek namun suatu proses sadar yang
mempunyai kemampuan berfikir, antara lain; mampu memberi jawaban terhadap
dirinya seperti orang lain memberi jawaban; mampu memberi jawaban mengenai
aturan, norma, atau hukum yang memberi jawaban padanya; mampu mengambil
bagian dirinya pada percakapan dengan orang lain; mampu menyadari apa yang
sedang dikatakan dan kemampuan menggunakan kesadaran untuk menentukan
apa yang dia lakukan di fase selanjutnya.
Dalam tesis ini dikemukakan ada 4 fase dalam perkembangan diri manusia
yang dikutip ari Joel M Caron dan Mead, yaitu The Preparation Stage, The Play
Stage, The Game Stage, dan Generalized other. Tahap Preaparation adalah tahap
persiapan, disini akan mucul sense of self ketika si anak mulai mengerti dirinya
sendiri ketika namanya dipanggil. Tahap play stage seorang anak mulai
menjalankan peran orang disekelilingnya. Tahap game stage ia tidak hanya tahu
peran yang dijalaninya tetapi juga peran yang dijalani orang lain. Pada generalized
others manusia sudah menjadi diri dewasa yang berinteraksi secara kompleks dan
beragam.
Teori yang dipakai selajutnya adalah konsep diri. Teori ini digunakan karena
dalam komunikasi antarpribadi sangat membutuhkan pemahaman psikologis diri
manusia. Dalam prses pemahaman komunikasi antarpribadi, seserang menerima
pesan dan memahaminya berdasakan persepsi diri.
Konsep diri ialah gambaran seserang tentang dirinya baik dalam segi fisik,
psikolgis, maupun sosial yang diperleh melalui interaksi dengan orang lain dan
kesadaran seseorang terhadap dirinya. Dalam konsep diri dijelaskan ada konsep
diri negatif dan positif. Konsep diri yang negatif menurut William J Brooks
antara lain peka terhadap kritik, responsif terhadap pujian, memiliki sikap
hiperkritis, cenderung merasa tidak disenangi rang lain, dan pesimis dalam
berkompetisi. Sementara konsep diri positif antara lain ia percaya akan
kemampuannya, ia merasa setara dengan orang lain, menerima pujian tanpa rasa
malu, peka terhadap kebutuhan orang, serta mampu memperbaiki dirinya.
Terbentuknya konsep diri dipengaruhi oleh usia, penampilan, gender, budaya,
kedewasaan emosinal, pendidikan, hubungan, orientasi seksual, dan pengalaman
hidup. Cara pembentukan konsep diri diawali dengan pemahaman akan diri
sendiri, harapan akan diri sendiri, serta evaluasi diri sendiri.
Teori ketiga ialah Komunikasi antarpribadi. Komunikasi antarpribadi akan
terjadi apabila ada pengungkapan diri yang bersangkutan. Semakin dekat seserang
semakin banyak open area(informasi tentang diri kita yang diketahui orang lain)
yang terbuka. Semakin banyaknya open area yang terbuka maka semakin
menguntukan komunikasi antarpribadi yang dilakukan.
Dalam tesis ini dihubungkan antara konsep diri dengan komunikasi
antarpribadi. Orang berperilaku dan berinteraksi dengan orang lain konsisten
sesuai dengan konsep dirinya. Percaya diri harus ditmbuhkan untuk melakukan
komunikasi, dalam peningkatan kepercayaan diri dibangun melalui penumbuhan
konsep diri
D. Hasil Penelitian
Hasil dari penelitian ini menunjukkan ada kaitan yang kuat antara
pembentukan konsep diri anak melalui komunikasi antarpribadi dengan guru.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini ialah studi kasus,
dengan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan studi
dokumen atau karya yang berkaitan dengan kasus yang diteliti. Informan dalam
penelitian terdiri atas siswa SD Islam Sabilina, Kepala Sekolah, guru, dan wali
kelas.
Bentuk konsep diri yang ditemukan di SD Islam Sabilina, konsep diri positif
yang ditemukan ialah amanah, hemat, sabar, toleransi, empati, mandiri, berani,
hormat dan santun.
Selain itu, ditemukan karakteristik knsep diri negatif dan psitif dalam diri siwa
SD Islam Sabilina menurut William J Brooks, konsep diri negatif antara lain peka
terhadap kritik, responsif terhadap pujian, memiliki sikap hiperkritis, cenderung
merasa tidak disenangi rang lain, dan pesimis dalam berkompetisi. Sementara
knsep diri positif antara lain ia percaya akan kemampuannya, ia merasa setara
dengan orang lain, menerima pujian tanpa rasa malu, peka terhadap kebutuhan
orang, serta mampu memperbaiki dirinya.
Guru SD Islam Sabilina, dianggap penting dalam menumbuhkan konsep diri
anak. Guru-guru di sekolah tersebut harus memiliki karakter, etitude dan
kecerdasan spiritual. Selain itu, sebelum mengajar, guru mendapatkan pelatihan
komunikasi afektif, komunikasi produktif, psikolgi perkembangan, dll. Guru-guru
juga harus mengajar dengan menggunakan hati.
Budaya yang dikembangkan di seklah ialah budanya peduli dan tolong
menolong. Sekolah juga menanamkan nilai islam dengan mata perlajaran agama
yang cukup banyak. Hubungan yang terjalin antara guru dan murid juga dibangun
dengan baik. Ada yang memiliki hubungan dekat berdasarkan kesamaan minat,
Adapula peran guru di sekolah tidak hanya sebagai guru, tetapi sebagai teman,
kakak, dan orang tua.
Temuan dalam Tesis ini ialah adanya peran signifikan guru terhadap konsep
diri anak melalui komunikasi antarpribadi. Prosesnya melaui komuniaksi dan
intens dan mendalam, sehingga semakin banyak open area yang terbuka, dan guru
dapat lebih mengenal siswanya. Namun konsep diri yang negatif dari guru juga
dapat memperngaruhi konsep diri siswanya.
Komunikasi antarpribadi yang intes dalam SD Islam Sabilina juga disebabkan
karena jumlam murid dalam setiap kelas sebanyak 24 siwsa saja dengan 2 orang
guru yang siap mendampingi mereka. Selain itu guru prgram studi juga
berpengaruh agar kmunikasi dan pendampingan berjalan maksimal
E. Kelebihan dan Kekuranga Tesis
Tesis ini memiliki kelebihan yaitu penjabaran teori yang jelas, serta
pemaparan hasil penelitian yang lengkap dengan membaginya kedalam poin-poin
sehingga lebih mudah memahami hasil temuan dalam penelitian. Selain itu,
peneliti menggunakan metode kualitatif dan melakukan pengamatan yang
mendalam selama penelitian.

Kekurangan dalam tesis ini menurut saya, hasil dalam tesis ini tidak murni
merpakan pengaruh dari guru saja akan tetapi konsep diri siswa SD Islam Sabilina
dipengaruhi oleh banyak faktor lain terutama orang tua. Contohnya, ada informan
yang menyebutkan ia diajarkan leh ibunya untuk membantu setiap orang yang
membutuhkan pertolongan. Hal itu menunjukan, konsep diri siswa tersebut sudah
dibangun dalam lingkungan rumah melalui peran orang tuanya.

Vous aimerez peut-être aussi