Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
Pembimbing :
MEDAN
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan kasus ini, untuk
melengkapi persyaratan Kepanitraan Klinik Senior SMF NEUROLOGI Rumah
Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan dengan judul “Cephalgia”
Penulis
i
DAFTAR ISI
2.1 Cephalgia...............................................................................................2
ii
3.11 Pemeriksaan koordinasi.....................................................................15
3.21 Terapi.................................................................................................20
3.23 Prognosa............................................................................................21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 CEPHALGIA
2.2 ETIOLOGI
2
hipertensi. Sedangkan Nyeri kronik timbul karena migrain, nyeri kepala claster,
nyeri kepala tipe-tension, cervical spine disease, sinusitis dan dental disease.
A . Migrain
dengan serangan nyeri yang berlangsung 4-72 jam, biasanya mengenai satu sisi
atau sebelah kepala, sifatnya berdenyut, dan intensitas nyeri sedang sampai
berat.
migrain.
3
Patofisiologi migrain
atau migrain.
Nyeri kepala tipe tegang adalah manifestasi dari reaksi tubuh terhadap
Nyeri kepala ini dapat berlangsung selama 30 menit sampai tujuh hari. Cirinya
adalah rasa nyeri yang menekan atau menjepit dengan intensitas ringan sampai
Patofisiologi tension
otot-otot leher dan kepala yang menyebabkan tekanan pada serabut saraf dan
4
kontriksi pembuluh darah pada dasar leher yang akan semakin menambah
reaksi yang tidak disadari terhadap stress. Tidur dengan letak leher yang tidak
Nyeri kepala klaster (cluster headache) adalah nyeri kepala hebat yang
periodik dan proksimal, biasanya terlokalisir di orbita, berlangsung singkat (15
menit sampai 2 jam) tanpa gejala prodromal (IHS, 2014). Nyeri kepala klaster
dapat berlangsung selama 15-180 menit. Sakit kepala ini sering terjadi pada laki-
laki, dan terjadi beberapa kali sehari dalam berminggu-minggu kemudian diikuti
masa interval tanpa nyeri.
Patofisiologi klaster
5
d. Nyeri kepala yang berkaitan dengan substansi atau withdrawalnya
fase yang umum terjadi pada penderita migrain, tetapi semuanya tidak selalu
euphoria, perasaan lelah, letih, dan lesu. Gejala ini muncul beberapa jam atau
hari sebelum fase sakit kepala. Fase ini menandakan penderita akan terjadi
serangan migrain.
serangan migrain. Fase ini muncul bertahap selama 5-20 menit dan bertahan
menyebar secara difus kea rah posterior. Serangan berlangsung selama 4-72
6
jam pada orang dewasa, sedangkan pada anak-anak berlangsung 1-48 jam.
Intensitas nyeri berkisar dari sedang sampai berat dan dapat menggangu dalam
aktivitas sehari-hari .
d. Fase postdromal. seseorang yang mengalami migrai mungkin akan
merasa lelah, iritabel, konsentrasi terganggu, dan perubahan mood. Orang lain
mungkin akan merasa segar atau euphoria setelah serangan sedangkan yang
Gejala klinis yang dapat ditemukan yaitu nyeri hebat di daerah kulit
kadang disertai vertigo. Nyeri dimulai dari belakang kepala dan leher atas
seperti mendesak atau tertekan. Rasa nyeri ini biasanya di ikuti dengan gejala
depresi, ansietas, mual, muntah atau sensitive terhadap cahaya dan suara.
Tanda dan gejala nyeri kepala klaster berupa sakit yang biasanya
terdapat di sekitar mata, dan dapat menjalar pada area lain di wajah, kepala,
leher dan pundak. Sakit pada satu sisi, kegelisahan, keluar air mata secara
berlebihan dan mata merah sebagai efek sampingnya (Muttaqin, 2008). Nyeri
kepala jenis ini biasanya terjadi sekali atau dua kali sehari dan terletak disekitar
salah satu mata. Mata yang terkena biasanya menjadi merah, meradang dan
berair. Hidung pada sisi yang terkena dapat menjadi tersumbat atau terasa
2.4 PENATALAKSANAAN
7
Nyeri kepala dapat diobati dengan preparat asetilsalisilat dan jika nyeri
kepala sangat berat dapat diberikan preparat ergot (ergotamin atau
dihidroergotamin). Bila perlu dapat diberikan intravena dengan dosis 1mg
dihidroergotaminmetan sulfat atau ergotamine 0,5 mg. Preparat Cafergot
(mengandung kafein 100 mg dan 1 mg ergotamine) diberikan 2 tablet pada saat
timbul serangan dan diulangi ½ jam berikutnya.
8
BAB III
STATUS PASIEN
MAHASISWA SMF ILMU NEUROLOGI RSUPM
9
3.5 Anamnesa Sosial
Kelahiran dan Pertumbuhan : Tidak jelas
Imunisasi : Tidak jelas
Pendidikan : Tamat SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Perkawinan : Menikah
b. Cranium
Bentuk : Bulat simetris
Palpasi : Tidak dilakukan pemeriksaan
Perkusi : Tidak dilakukan pemeriksaan
Auskultasi : Tidak dilakukan pemeriksaan
Transluminasi : Tidak dilakukan pemeriksaan
c. Rangsangan meningeal
Kaku Kuduk : Tidak dijumpai
Brudzinsky I : Tidak dijumpai
Brudzinsky II : Tidak dijumpai
Tanda Kernig : Tidak dijumpai
e. Saraf-saraf otak
a. Nervus I (Olfactorius)
10
Normosmia
b. Nervus II (Opticus)
OD OS
Gerakan bola
mata ke Medial
(+) (+)
Pupil
Lebar ±3 mm ±3 mm
11
d. Nervus IV (Troclearis)
OD OS
e. Nervus V (Trigeminus)
a. Motorik
1. Membuka dan menutup mata : Dalam batas normal
2. Palpasi otot masseter dan temporalis : Dalam batas
normal
3. Kekuatan gigitan : Dalam batas normal
4. Menggerakkan rahang: Dalam batas normal
b. Sensorik
1. Kulit : Dalam batas normal
2. Selaput lendir : Dalam batas normal
3. Refleks kornea : Positif
4. Refleks masster : Dalam batas normal
f. Nervus VI (Abducens)
OD OS
12
Kerut kening Dalam batas normal
b. Sensorik
Pengecapan 2/3 lidah depan : Tidak dilakukan pemeriksaan
Produksi kelenjar ludah : (+)
i. Nervus IX (Glosofaringeus)
Palatum mole : Simetris
Uvula : Berada di tengah
Disatria : Dijumpai
Pengecapan1/3 belakang lidah : Tidak dilakukan
pemeriksaan
j. Nervus X (Vagus)
Disfagia : Tidak dijumpai
Refleks muntah : Dalam batas normal
k. Nervus XI (Asesorius)
Kanan Kiri
13
Menolehkan kepala Dalam batas normal
Kekuatan Otot
Ekstremitas superior
Fleksi 3/3/3/3/3 2/2/2/2/2
Ekstensi 3/3/3/3/3 2/2/2/2/2
Ekstremitas Inferior
Fleksi 3/3/3/3/3 2/2/2/2/2
Ekstensi 3/3/3/3/3 2/2/2/2/2
Sikap
Duduk : Baik
Berdiri : Tidak bisa
Berbaring : Baik
14
h. Tic : Tidak dijumpai
3.10 Refleks
a. Refleks Fisiologis
Kanan Kiri
b. Refleks Patologis
Kanan Kiri
15
3.11 Koordinasi
Lenggang : Tidak dilakukan pemeriksaan
Bicara : Dalam Batas Normal
Menulis : Tidak dilakukan pemeriksaan
3.12 Vegetatif
Miksi : Dalam batas normal
Defekasi : Dalam batas normal
Potensidan libido : Tidak dilakukan pemeriksaan
3.13 Vertebrae
Bentuk : Normal, Scoliosis (-), Lordosis (-), Kifosis
(-)
Pergerakan leher : Dalam batas normal
Pergerakan Pinggang : Dalam batas normal
Laseque - +
Cross Laseque - -
Nafziger - -
Lermithe - -
16
Kesadaran Kualitatif : Compos mentis
Ingatan Baru : Baik
Ingatan Lama : Baik
Orientasi
Diri : Baik
Tempat : Baik
Situasi : Baik
Intelegensia : Tidak dilakukan pemeriksaan
Daya pertimbangan : Tidak dilakukan pemeriksaan
Reaksi Emosi : Tidak dilakukan pemeriksaan
Apraksia : Baik
Agnosia : Baik
b. Pemeriksaan Neurologi
Nervus I : Normosmia
Nervus II : Tidak dilakukan pemeriksaan
Nervus III : Refleks cahaya (+/+), pupil isokor, gerakan
bola mata (+)
Nervus IV : Dapat menggerakkan bola mata ke medial
Nervus V : Dapat mengunyah
17
Nervus VI : Dapat menggerakkan bola mata kearah
lateral
Nervus VII : Tidak dapat tersenyum, kerutan dahi (+)
Nervus VIII : Tidak dilakukan pemeriksaan
Nervus IX : Tidak dilakukan pemeriksaan
Nervus X : Dapat menelan
Nervus XI : Dapat mengangkat bahu dan menolehkan
leher
Nervus XII : Dapat menjulurkan lidah
c. Kekuatan Otot
Ekstremitas Superior
Kanan ESF : 3/3/3/3/3 kiri ESF: 2/2/2/2/2
ESE : 3/3/3/3/3 ESE: 2/2/2/2/2
Ekstremitas Inferior
Kanan ESF : 3/3/3/3/3 Kiri ESF:2/2/2/2/2
EIE : 3/3/3/3/3 EIE:2/2/2/2/2
d.Refleks
Kanan Kiri
Refleks Fisiologis
Refleks Patologis
18
Klonus Lutut (-) (-)
3.21 TERAPI
IVFD RL 20 gtt/menit
Inj. Ranitidine 1 amp/12 jam
Inj Ketorolac 1 amp/12 jam
Inj Furosemide 1 amp / 12 jam
Omeprazole tab 2x1
Betahistin 6 mg 3x1
Mono 10,20%
Eos 2,90
2. Kimia Klinik
Tidak dilakukan pemeriksaan
b. Pemeriksaan Penunjang
EKG :
CT- Scan :
19
3.23 Prognosa
Dubia ad Bonam
20
3.24 FOLLOW UP PASIEN
21
BAB III
KESIMPULAN
22
DAFTAR PUSTAKA
Dinata, C. A., Y., Safrita, & S., Sastri, 2013, Gambaran Faktor Risiko dan
Tipe Stroke pada Pasien Rawat Inap di Bagian Penyakit Dalam RSUD
Kabupaten Solok Selatan Periode 1 Januari 2010 - 31 Juni 2012.J. Kes
And; 2(2).
23