Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Gagal Jantung (Heart Failure) adalah suatu keadaan yang serius, dimana jumlah darah
yang dipompa oleh jantung setiap menitnya (cardiac output, curah jantung) tidak mampu
memenuhi kebutuhan normal tubuh akan oksigen dan zat-zat makanan.Kadang orang salah
mengartikan gagal jantung sebagai berhentinya jantung. Sebenarnya istilah gagal jantung
menunjukkan berkurangnya kemampuan jantung untuk mempertahankan beban kerjanya.
Jadi gagal jantung adalah suatu kegagalan pemompaan (di mana cardiac output tidak
mencukupi kebutuhan metabolik tubuh) sedangkan tekanan pengisian ke dalam jantung
masih cukup tinggi,mekanisme yang mendasar tentang gagal jantung termasuk kerusakan
sifat kontraktilitas jantung yang berkurang dan vetrikel tidak mampu memompa keluar darah
sebanyak yang masuk selama diastole. Hal ini menyebabkan volume diastolic akhir ventrikel
secara progresif bertambah. Hal yangterjadi sebagai akibat akhir dari gangguan jantung ini
adalah jantung tidak dapat mencukupi kebutuhan oksigen pada sebagi organ.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
A. DEFINISI
Penyakit Gagal Jantung yang dalam istilah medisnya disebut dengan "Heart Failure atau
Cardiac Failure", merupakan suatu keadaan darurat medis dimana jumlah darah yang
dipompa oleh jantung seseorang setiap menitnya {curah jantung (cardiac output)} tidak
mampu memenuhi kebutuhan normal metabolisme tubuh.
Gagal jantung kongestif terjadi sewaktu kontraktilitas jantung berkurang dan vetrikel
tidak mampu memompa keluar darah sebanyak yang masuk selama diastole. Hal ini
menyebabkan volume diastolic akhir ventrikel secara progresif bertambah. (Elizabeth J.
Corwin)
Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap nutrien dan oksigen. Mekanisme
yang mendasar tentang gagal jantung termasuk kerusakan sifat kontraktil dari jantung, yang
mengarah pada curah jantung kurang dari normal. Kondisi umum yang mendasari termasuk
aterosklerosis, hipertensi atrial, dan penyakit inflamasi atau degeneratif otot
jantung. Sejumlah faktor sistemik dapat menunjang perkembangan dan keparahan dari gagal
jantung. Peningkatan laju metabolic ( misalnya ;demam, koma, tiroktoksikosis), hipoksia dan
anemia membutuhkan suatu peningkatan curah jantung untuk memenuhi kebutuhan
oksigen.(Diane C. Baughman dan Jo Ann C. Hockley, 2000)
Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologi adanya kelainan fungsi jantung
berakibat jantung gagal memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
jaringan dan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian tekanan pengisian
ventrikel kiri (Braundwald )
Jadi gagal jantung adalah suatu kegagalan pemompaan (di mana cardiac output tidak
mencukupi kebutuhan metabolik tubuh) sedangkan tekanan pengisian ke dalam jantung
masih cukup tinggi,mekanisme yang mendasar tentang gagal jantung termasuk kerusakan
sifat kontraktilitas jantung yang berkurang dan vetrikel tidak mampu memompa keluar darah
sebanyak yang masuk selama diastole. Hal ini menyebabkan volume diastolic akhir ventrikel
secara progresif bertambah. Hal yang terjadi sebagai akibat akhir dari gangguan jantung ini
adalah jantung tidak dapat mencukupi kebutuhan oksigen pada sebagi organ.
B. EPIDEMIOLOGI
Insiden penyakit gagal jantung semakin meningkat sesuai dengan meningkatnya usia
harapan hidup, salah satunya gagal jantung kronis sebagai penyakit utama kematian di negara
industri dan negara-negara berkembang. Penyakit gagal jantung meningkat sesuai dengan
usia, berkisar kurang dari l % pada usia kurang dari 50 tahun hingga 5% pada usia 50-70
Tahun dan 10% pada usia 70 tahun ke atas. Penyakit gagal jantung sangatlah buruk jika
penyebab yang mendasarinya tidak segera ditangani, hampir 50% penderita gagal jantung
meninggal dalam kurun waktu 4 Tahun. 50% penderita stadium akhir meninggal dalam kurun
waktu 1 Tahun, di Indonesia prevalensi gagal jantung secara nasional belum ada sebagai
gambaran di Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo Jakarta, pada tahun 2006 diruang rawat
jalan dan inap didapat 3,23% kasus gagal jantung dari total 11,711 pasien, sedangkan di
Amerika pada tahun 1999 terdapat kenaikan kasus gagal jantung dari 577.000 pasien menjadi
871.000 pasien. Gagal jantung merupakan penyebab kematian kardiovaskuler, dan kondisi
seperti ini juga menurunkan kualitas hidup, karena itu peburukan akut pada gagal jantung
kronik harus di cegah secara dini, pada lansia diperkirakan 10% pasien di atas 75 Tahun
menderita gagal jantung, angka kematian pada gagal jantung kronik mencapai 50% dalam 5
tahun setelah pertama kali penyakit itu terdiagnosis, (Kompas, 9 juni 2007).
C. ETIOLOGI
Penyebab gagal jantung mencakup apapun yang menyebabkan peningkatan volume
plasma sampai derajat tertentu sehingga volume diastolic akhir meregangkan serat-serat
ventrikel melebihi panjang optimumnya. Penyebab tersering adalah cedera pada jantung itu
sendiri yang memulai siklus kegagalan dengan mengurangi kekuatan kontraksi jantung.
Akibat buruk dari menurunnya kontraktilitas, mulai terjadi akumulasi volume darah di
ventrikel.Penyebab gagal jantung yang terdapat di jantung antara lain :
Terjadinya gagal jantung dapat disebabkan :
1. Disfungsi miokard (kegagalan miokardial)
2. Beban tekanan berlebihan-pembebanan sistolik (systolic overload).Beban sistolik yang
berlebihan diluar kemampuan ventrikel (systolic overload) menyebabkan hambatan pada
pengosongan ventrikel sehingga menurunkan curah ventrikel atau isi sekuncup.
\ 3.Beban volume berlebihan-pembebanan diastolic (diastolic overload)
Preload yang berlebihan dan melampaui kapasitas ventrikel (diastolic overload) akan
menyebabkan volum dan tekanan pada akhir diastolic dalam ventrikel meninggi. Prinsip
Frank Starling ; curah jantung mula-mula akan meningkat sesuai dengan besarnya
regangan otot jantung, tetapi bila beban terus bertambah sampai melampaui batas tertentu,
maka curah jantung justru akan menurun kembali.
4. Peningkatan kebutuhan metabolic-peningkatan kebutuhan yang berlebihan (demand
overload).Beban kebutuhan metabolic meningkat melebihi kemampuan daya kerja
jantung di mana jantung sudah bekerja maksimal, maka akan terjadi keadaan gagal
jantung walaupun curah jantung sudah cukup tinggi tetapi tidak mampu untuk memenuhi
kebutuhan sirkulasi tubuh.
5. Gangguan pengisian (hambatan input).
Hambatan pada pengisian ventrikel karena gangguan aliran masuk ke dalam ventrikel atau
pada aliran balik vena/venous return akan menyebabkan pengeluaran atau output ventrikel
berkurang dan curah jantung menurun.
6. Kelainan Otot Jantung
Gagal jantung paling sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung, menyebabkan
menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab kelainan fungsi otot
mencakup arterosklerosis koroner, hipertensi arterial dan penyakit otot degeneratif atau
inflamasi.
7. Aterosklerosis Koroner
Mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadi
hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat). Infark miokardium (kematian sel
jantung) biasanya mendahului terjadinya gagal jantung.
8.Hipertensi Sistemik / Pulmonal
Meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertropi serabut otot
jantung.
9. Peradangan dan Penyakit Miokardium
Berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung,
menyebabkan kontraktilitas menurun.
10. Penyakit jantung
Penyakit jantung lain seperti stenosis katup semilunar, temponade perikardium, perikarditis
konstruktif, stenosis katup AV.
11. Faktor sistemik
Faktor sistemik seperti hipoksia dan anemia yang memerlukan peningkatan curah jantung untuk
memenuhi kebutuhan oksigen sistemik. Hipoksia atau anemia juga dapat menurunkan suplai
oksigen ke jantung. Asidosis dan abnormalitas elektrolit juga dapat menurunkan kontraktilitas
jantung.
Semua situasi diatas dapat menyebabkan gagal jantung kiri atau kanan. Penyebab yang
spesifik untuk gagal jantung kanan antara lain:
a. Gagal jantung kiri
b. Hipertensi paru
c. PPOM
Terdapat 4 perubahan yang berpengaruh langsung pada kapasitas curah jantung dalam
menghadapi beban :
1.) Menurunnya respons terhadap stimulasi beta adrenergik akibat bertambahnya usia. Etiologi
belum diketahui pasti. Akibatnya adalah denyut jantung menurun dan kontraktilitas terbatas
saat menghadapi beban.
2.) Dinding pembuluh darah menjadi lebih kaku pada usia lanjut karena bertambahnya jaringan
ikat kolagen pada tunika media dan adventisia arteri sedang dan besar. Akibatnya tahanan
pembuluh darah (impedance) meningkat,yaitu afterload meningkat karena itu sering
terjadi hipertensi sistolik terisolasi.
3.) Selain itu terjadi kekakuan pada jantung sehingga compliance jantung berkurang. Beberapa
faktor penyebabnya: jaringan ikat interstitial meningkat, hipertrofi miosit
kompensatoris karena banyak sel yang apoptosis (mati) dan relaksasi miosit terlambat
karena gangguan pembebasan ion non-kalsium.
4.) Metabolisme energi di mitokondria berubah pada usia lanjut.
Keempat faktor ini pada usia lanjut akan mengubah struktur, fungsi, fisiologi bersama-sama
menurunkan cadangan kardiovaskular dan meningkatkan terjadinya gagal jantung pada usia
lanjut.
D. PATOFISIOLOGI
Kelainan fungsi otot jantung disebabkan oleh aterosklerosis koroner, hipertensi arterial
dan penyakit otot degeneratif atau inflamasi. Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi
miokardium karena terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis
(akibat penumpukan asam laktat). Infark Miokardium biasanya mendahului terjadinya gagal
jantung. Hipertensi sistemik/ pulmonal (peningkatan afterload) meningkatkan beban kerja
jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung. Efek tersebut
(hipertrofi miokard) dapat dianggap sebagai mekanisme kompensasi karena akan
meningkatkan kontraktilitas jantung. Tetapi untuk alasan tidak jelas, hipertrofi otot jantung
tadi tidak dapat berfungsi secara normal, dan akhrinya terjadi gagal jantung.
Peradangan dan penyakit miokarium degeneratif berhubungan dengan gagal jantung
karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas
menurun.
Ventrikel kanan dan kiri dapat mengalami kegagalan secara terpisah. Gagal ventrikel kiri
paling sering mendahului gagal ventrikel kanan. Gagal ventrikel kiri murni sinonim dengan
edema paru akut. Karena curah ventrikel berpasangan/ sinkron, maka kegagalan salah satu
ventrikel dapat mengakibatkan penurunan perfusi jaringan.
Gagal jantung dapat dimulai dari sisi kiri atau kanan jantung. Sebagai contoh, hipertensi
sitemik yang kronis akan menyebabkan ventrikel kiri mengalami hipertrofi dan melemah.
Hipertensi paru yang berlangsung lama akan menyebabkan ventrikel kanan mengalami
hipertofi dan melemah. Letak suatu infark miokardium akan menentukan sisi jantung yang
pertama kali terkena setelah terjadi serangan jantung.
Karena ventrikel kiri yang melemah akan menyebabkan darah kembali ke atrium, lalu ke
sirkulasi paru, ventrikel kanan dan atrium kanan, maka jelaslah bahwa gagal jantung kiri
akhirnya akan menyebabkan gagal jantung kanan. Pada kenyataanya, penyebab utama gagal
jantung kanan adalah gagal jantung kiri. Karena tidak dipompa secara optimum keluar dari
sisi kanan jantung, maka darah mulai terkumpul di sistem vena perifer. Hasil akhirnya adalah
semakin berkurangnya volume darah dalam sirkulasi dan menurunnya tekanan darah serta
perburukan siklus gagal jantung.
E. KLASIFIKASI
F. MANIFESTASI KLINIS
1. Peningkatan volume intravaskular (gambaran dominan)
2. Ortopnue yaitu sesak saat berbaring
3. Dipsneu on effort (DOE) yaitu sesak bila melakukan aktifitas
4. Paroxymal noctural dipsneu (PND) yaitu sesak nafas tiba-tiba pada malam hari disertai batuk
5. Berdebar-debar
6. Lekas lelah
7. Batuk-batuk
8. Peningkatan desakan vena pulmonal (edema pulmonal) ditandai oleh batuk dan sesak nafas.
9. Peningkatan desakan vena sistemik seperti yang terlihat pada edema perifer umum dan
penambahan berat badan.
G. KOMPLIKASI
Komplikasi yang bisa terjadi ialah :
1. Trombosis vena dalam, karena pembentukan bekuan vena karena stasis darah.
2. Syok kardiogenik akibat disfungsi nyata dari jantung.
3. Toksisitas digitalis akibat pemakaian obat-obatan digitalis.
H. PEMERIKSAAN FISIK
1. Auskultasi nadi apikal, biasanya terjadi takikardi (walaupun dalam keadaan berustirahat)
2. Bunyi jantung, S1 dan S2 mungkin lemah karena menurunnya kerja pompa. Irama gallop
umum (S3 dan S4) dihasilkan sebagai aliran darah ke atrium yang distensi. Murmur dapat
menunjukkan inkompetensi / stenosis katup.
3. Palpasi nadi perifer, nadi mungkin cepat hilang atau tidak teratur untuk dipalpasi dan pulsus
alternan (denyut kuat lain dengan denyut lemah) mungkin ada.
4. Tekanan darah
5. Pemeriksaan kulit : kulit pucat (karena penurunan perfusi perifer sekunder) dan sianosis
(terjadi sebagai refraktori Gagal Jantung Kronis). Area yang sakit sering berwarna
biru/belang karena peningkatan kongesti vena
I. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK/PENUNJANG
1. EKG (elektrokardiogram): untuk mengukur kecepatan dan keteraturan denyut jantung
EKG : Hipertrofi atrial atau ventrikuler, penyimpangan aksis, iskemia san kerusakan pola
mungkin terlihat. Disritmia mis : takhikardi, fibrilasi atrial. Kenaikan segmen ST/T persisten
6 minggu atau lebih setelah imfark miokard menunjukkan adanya aneurime ventricular.
2. Echokardiogram: menggunakan gelombang suara untuk mengetahui ukuran dan bentuk
jantung, serta menilai keadaan ruang jantung dan fungsi katup jantung. Sangat bermanfaat
untuk menegakkan diagnosis gagal jantung.
3. Foto rontgen dada: untuk mengetahui adanya pembesaran jantung, penimbunan cairan di
paru-paru atau penyakit paru lainnya.
4. Tes darah BNP: untuk mengukur kadar hormon BNP (B-type natriuretic peptide) yang pada
gagal jantung akan meningkat.
5. Sonogram : Dapat menunjukkan dimensi pembesaran bilik, perubahan dalam fungsi/struktur
katub atau are penurunan kontraktilitas ventricular.
6. Skan jantung : Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan pergerakan dinding.
7. Kateterisasi jantung : Tekanan bnormal merupakan indikasi dan membantu membedakan
gagal jantung sisi kanan verus sisi kiri, dan stenosi katup atau insufisiensi, Juga mengkaji
potensi arteri kororner. Zat kontras disuntikkan kedalam ventrikel menunjukkan ukuran
bnormal dan ejeksi fraksi/perubahan kontrktilitas.
J. PENATALAKSANAAN
1.Farmakologi
K. PENCEGAHAN
Kunci untuk mencegah gagal jantung adalah mengurangi faktor-faktor risiko Anda. Anda
dapat mengontrol atau menghilangkan banyak faktor-faktor risiko penyakit jantung - tekanan
darah tinggi dan penyakit arteri koroner, misalnya - dengan melakukan perubahan gaya hidup
bersama dengan bantuan obat apa pun yang diperlukan.
Perubahan gaya hidup dapat Anda buat untuk membantu mencegah gagal jantung meliputi:
1. Tidak merokok
2. Mengendalikan kondisi tertentu, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi
dan diabetes
3. Tetap aktif secara fisik
4. Makan makanan yang sehat
5. Menjaga berat badan yang sehat
6. Mengurangi dan mengelola stres
Pada sebagian kecil pasien, gagal jantung yang berat terjadi pada hari/ minggu-minggu
pertama pasca lahir, misalnya sindrom hipoplasia jantung kiri, atresia aorta, koarktasio aorta
atau anomali total drainase vena pulmonalis dengan obstruksi. Terhadap mereka, terapi
medikmentosa saja sulit memberikan hasil, tindakan invasif diperlukan segera setelah pasien
stabil. Kegagalan untuk melakukan operasi pada golongan pasien ini hampir selalu akan
berakhir dengan kematian.
1. Pada gagal jantung akibat PJB yang kurang berat, pendekatan awal adalah dengan terapi
medis adekuat, bila ini terlihat menolong maka dapat diteruskan sambil menunggu saat yang
baik untuk koreksi bedah.
2. Pada pasien penyakit jantung rematik yang berat yang disertai gagal jantung, obat-obat gagal
jantung terus diberikan sementara pasien memperoleh profilaksis sekunder, pengobatan
dengan profilaksis sekunder mungkin dapat memperbaiki keadaan jantung.
M. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN PRIMER
a. Airway
Batuk dengan atau tanpa sputum, penggunaan bantuan otot pernafasan, oksigen, dll
b. Breathing
Dispnea saat aktifitas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa bantal
c. Circulation
Riwayat HT IM akut, GJK sebelumnya, penyakit katub jantung, anemia, syok dll. Tekanan
darah, nadi, frekuensi jantung, irama jantung, nadi apical, bunyi jantung S3, gallop, nadi
perifer berkurang, perubahan dalam denyutan nadi juguralis, warna kulit, kebiruan punggung,
kuku pucat atau sianosis, hepar ada pembesaran, bunyi nafas krakles atau ronchi, oedema
2. Pengkajian Sekunder
a. Aktifitas/istirahat Keletihan, insomnia, nyeri dada dengan aktifitas, gelisah, dispnea saat
istirahat atau aktifitas, perubahan status mental, tanda vital berubah saat beraktifitas.
b. Integritas ego : Ansietas, stress, marah, takut dan mudah tersinggung
c. Eliminasi
Gejala penurunan berkemih, urin berwarna pekat, berkemih pada malam hari, diare /
konstipasi
d. Makanan / cairan
Kehilangan nafsu makan, mual, muntah, penambahan BB signifikan. Pembengkakan
ekstremitas bawah, diit tinggi garam penggunaan diuretic distensi abdomen, oedema umum,
dll
e. Hygiene : Keletihan selama aktifitas perawatan diri, penampilan kurang
f. Neurosensori
Kelemahan, pusing, lethargi, perubahan perilaku dan mudah tersinggung
g. Nyeri/kenyamanan
Nyeri dada akut- kronik, nyeri abdomen, sakit pada otot, gelisah
h. Interaksi social : penurunan Aktifitas yang biasa dilakukan
i. Pemeriksaan Diagnostik
Foto torax dapat mengungkapkan Adanya pembesaran jantung, oedema atau efusi pleura
yang menegaskan diagnosa CHF
EKG dapat mengungkapkan adanya tachicardi, hipertrofi bilik jantung dan iskemi (jika
disebabkan AMI)
j. Pemeriksaan Lab meliputi : Elektrolit serum yang mengungkapkan kadar natrium yang
rendah sehingga hasil hemodelusi darah dari adanya kelebihan retensi air, K, Na, Cl, Ureum,
gula darah
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Pada Tn.An umur 50 tahun dengan diagnosa Gagal Jantung
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. An
Umur : 50 th
Agama : -
Jenis Kelamin : Laki - laki
Status : Menikah
Pendidikan : -
Pekerjaan : -
Suku Bangsa : Suku Badui
Diagnosa Medis : Gagal Jantung
2. Status kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
1) Keluhan utama
Klien mengatakkan lemas,sesak apabila berbaring(ortopnea) dan mudah lelah.
2) Alasan masuk rumah sakit dan perjalan penyakit saat ini
Klien datang ke UGD dengan keluhan lemas,sesak apabila berbaring(ortopnea) dan mudah
lelah.
3) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya :
Istri pasien langsung membawa pasien ke UGD.
d. Diagnosa Medis
Diagnosa Medis : Gagal Jantung
4. Pengkajian Fisik
a. TTV
Nadi :110x/menit
RR : 30x/menit
TD : -
Suhu : -
b. Keadaan Fisik
5. Pemeriksaan Penunjang
Tidak terkaji
A. ANALISA DATA
No DATA ETIOLOGI MASALAH
(Sesuai dengan
patofisiologi)
1. DS : Pasien mengatakkan Gagal pompa Pola nafas tidak
sesak apabila ventrikel kanan efektif
berbaring(ortopnea)
Do : Pasien terlihat sesak
RR : 30x/menit
Bendungan atrium
kanan
bendungan vena
sistemik
hepatomegali
mendesak
diafragma
sesak nafas
Pola nafas tidak
efektif
2. DS : Istri pasien Ketidak seimbangan
Kebiasaan
mengatakkan pasien suka nutrisi lebih dari
mengkonsumsi
makanan daging dan jarang kebutuhan
daging
olahraga.
DO : Pasien terlihat obesitas
Jarang olahraga
BB : 85kg
TB : 160 cm
ketidakseimbangan
energi antara kalori
yang dikonsumsi
dan kalori
dikeluarkan
Kurangnya
DO :istri pasien terlihat
pengetahuan
bingung dan bertanya.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
C. RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan hasil
1. Gangguan pola Setelah diberikan
1. Monitor kedalaman 1.Mengetahui pergerakan
nafas berhubungan asuhan keperawatan pernafasan, frekuensi, dada simetris atau
dengansesak nafas selama 3x24 jam dan ekspansi dada. tidak.pergerakan dada
diharapkan tidak simetris
Pola nafas efektif mengindikasikan
dengan kriteria hasil
2. Catat upaya terjadinya gangguan pola
: pernafasan termasuk nafas.
- RR Normal(12- penggunaan otot 2.Penggunaan otot bantu
20x/menit) Bantu nafas nafas mengindikasikan
- Nadi Normal(80- 3. Auskultasi bunyi bahwa suplai O2 tidak
100x/menit) nafas dan catat bila adekuat.
-tidak ada bunyi ada bunyi nafas
nafas tambahan tambahan 3.Bunyi nafas tambahan
-penggunaan otot menunjukkan
bantu pernafasan.
-GDA normal 4. Pantau tanda vital
(tekanan darah, nadi,
frekuensi,
pernafasan). 4.Tanda vital menunjukan
keadaan umum pasien.
Pada pasien dengan
gangguan pernafasan TTV
5. Kolaborasi meningkat maka perlu
pemberian Oksigen dilakukan tindakan segera.
dan pemeriksaan px
GDA 5.Pasien dengan gangguan
nafas membutuhkan
oksigen yang
adekuat.GDA untuk
mengetahui konsentrasi
O2 dalam darah.
A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini banyak gaya hidup yang salah dapat melahirkan masalah juga pada kesehatan
di kemudian hari.Contohnya saja Gagal Jantung yang diakibatkan karena penyakit gagal
jantung semakin meningkat sesuai dengan meningkatnya usia harapan hidup, salah satunya
gagal jantung kronis sebagai penyakit utama kematian di negara industri dan negara-negara
berkembang. Maka dari itu makalah ini di buat agar mahasiswa lebih mengenal apa itu Gagal
Jantung dan dapat mengendalikan serta mencegah secara dini.
B. TUJUAN UMUM
Setelah dilakukan penyuluhan selama kurang lebih 45 menit tentang penyakit Gagal
Jantung diharapkan sasaran penyuluhan dapat mengerti apa itu Gagal Jantung dan apa
penyebab serta gejalanya diberikan kepada penderita.
C. TUJUAN KHUSUS
Setelah proses penyuluhan selesai diharapkan :
1. Peserta mampu menjelaskan pengertian gagal jantung
2. Peserta mampu menjelaskan epidemiologi gagal jantung
3. Peserta mampu menjelaskan penyebab/faktor predisposisi gagal jantung
4. Peserta mampu menjelaskan patofisiologi gagal jantung
5. Peserta dapat menjelaskan gejala klinis gagal jantung
6. Peserta mampu menjelaskan pemeriksaan fisik gagal jantung
7. Peserta mampu menjelaskan terapi dan tindakan penanganan gagal jantung
8. Peserta mampu menjelaskan health education untuk suku Badui mengenai penyakit gagal
jantung.
D. METODE
1.Ceramah
2.Diskusi/tanya jawab
MEDIA
1. Leaflet
2. Flip Chart.
3. Laptop
4. LCD
E. ISI MATERI (Terlampir)
1. Menjelaskan pengertian gagal jantung
2. Menjelaskan epidemiologi gagal jantung
3. Menjelaskan penyebab/faktor predisposisi gagal jantung
4. Menjelaskan patofisiologi gagal jantung
5. Menjelaskan gejala klinis gagal jantung
6. Menjelaskan pemeriksaan fisik gagal jantung
7. Menjelaskan pemeriksaan diagnosis gagal jantung
8. Menjelaskan terapi dan tindakan penanganan gagal jantung
9. Menjelaskan health education untuk suku Badui mengenai penyakit gagal jantung.
F. Pengorganisasian
1. Penyaji : Widya Paramesthi I Gusti Agung
2. Moderator : Yuliana Astari Ni Made
3. Sekretaris : Yuliana Astari Ni Made
4. Fasilitator : Yuni Ari Utami Ni Putu
5. Fasilitator : Yudi Antara Adi I Kadek
6. Fasilitator : Wiswantara Pande Nyoman
G. PROSES PELAKSANAAN
NO Kegiatan Waktu
Penyuluh Peserta
1 Pembukaan: 3
a. Salam pembukaan - Menjawab salam Menit
b. Perkenalan - Memperhatikan
c. Mengkomunikasikan tujuan - Memperhatikan.
d. Membagikan Leaflet
2 Kegiatan Inti Penyuluhan - Menyimak
Menyampaikan materi tentang: dan memperhatikan
1. Pengertian gagal jantung - Penyuluhan
2. epidimiologi gagal jantung
3. penyebab/faktor predisposisi gagal 9
jantung Menit
4. patofisiologi gagal jantung
5. gejala klinis gagal jantung
6. pemeriksaan fisik gagal jantung
7. pemeriksaan diagnosis gagal jantung
8. terapi dan tindakan penanganan gagal
jantung
9. Menjelaskan health education untuk suku Menanyakan hal-hal
Badui mengenai penyakit gagal jantung. yang belum jelas
3 Penutup
a. Menyimpulkan materi yang telah Bersama penyuluh 3
didiskusikan menyimpulkan Menit
b. Melakukan evaluasi penyuluhan materi
Mengakhiri kegiatan penyuluhan dengan
salam
H. SETTING TEMPAT
TEMBOK
DENAH TEMPAT
FASILITATOR
I. EVALUASI KEGIATAN
1. Evaluasi Standar Struktur
a. Persiapan Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan yaitu :
1) LCD
2) Leaflet
b. Persiapan Materi
Materi disiapkan dalam bentuk makalah (materi terlampir)
c. Peserta
Peserta yang akan menghadiri penyuluhan ini semua mahasiswa Stikes Wira Medika PPNI
Bali.
2. Evaluasi Standart Proses
a. Penyuluhan mengenai gagal jantung berlangsung lancar dan peserta penyuluhan mengerti
tentang penyuluhan yang diberikan.
b. Di dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh dengan peserta
yang menerima penyuluhan.
c. Kehadiran peserta diharapkan sekitar 90 % dan tidak ada yang meninggalkan tempat saat
penyuluhan berlangsung.
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta penyuluhan mengerti 80 % dari apa yang telah disampaikan dengan kriteria mampu
menjawab pertanyaan yang akan diberikan oleh penyuluh.
b. Peserta mampu menjelaskan kembali pengertian gagal jantung.
c. Peserta mampu menyebutkan dan menjelaskan penyebab dan proses terjadinya gagal
jantung.
d. Peserta mampu menjelaskan patofisiologi gagal jantung.
e. Peserta dapat menjelaskan gejala klinis gagal jantung.
f. Peserta mampu menjelaskan pemeriksaan fisik gagal jantung.
j. Peserta mampu menjelaskan terapi dan tindakan penanganan gagal jantung
k. Peserta mampu menjelaskan health education untuk suku Badui mengenai penyakit gagal
jantung
ISI MATERI PENYULUHAN KESEHATAN
TENTANG GAGAL JANTUNG
A. Definisi
Penyakit Gagal Jantung yang dalam istilah medisnya disebut dengan "Heart Failure atau
Cardiac Failure", merupakan suatu keadaan darurat medis dimana jumlah darah yang
dipompa oleh jantung seseorang setiap menitnya (curah jantung/cardiac output) tidak mampu
memenuhi kebutuhan normal metabolisme tubuh.
Suatu kegagalan jantung dalam memompa darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh
(Purnawan Junadi, 1982).
1. Gejala klinis
Tanda serta gejala penyakit gagal jantung dapat dibedakan berdasarkan bagian mana dari
jantung itu yang mengalami gangguan pemompaan darah, lebih jelasnya sebagai berikut :
a. Gagal jantung sebelah kiri ; menyebabkan pengumpulan cairan di dalam paru-paru (edema
pulmoner), yang menyebabkan sesak nafas yang hebat. Pada awalnya sesak nafas hanya
dirasakan saat seseorang melakukan aktivitas, tetapi sejalan dengan memburuknya penyakit
maka sesak nafas juga akan timbul pada saat penderita tidak melakukan aktivitas. Sedangkan
tanda lainnya adalah cepat letih (fatigue), gelisah/cemas (anxity), detak jantung cepat
(tachycardia), batuk-batuk serta irama degub jantung tidak teratur (Arrhythmia).
b. Sedangkan Gagal jantung sebelah kanan ; cenderung mengakibatkan pengumpulan darah
yang mengalir ke bagian kanan jantung. Sehingga hal ini menyebabkan pembengkakan di
kaki, pergelangan kaki, tungkai, perut (ascites) dan hati (hepatomegaly). Tanda lainnya
adalah mual, muntah, keletihan, detak jantung cepat serta sering buang air kecil (urin)
dimalam hari (Nocturia).
D. Patofisiologi
Jantung yang normal dapat berespons terhadap peningkatan kebutuhan metabolisme yang
menggunakan mekanisme kompensasi yang bervariasi untuk mempertahankan kardiak
output. Ini mungkin meliputi: respons sistem syaraf simpatetik terhadap baro reseptor atau
kemoreseptor, pengencangan dan pelebaran otot jantung untuk menyesuikan terhadap
peningkatan volume, vasokonstyrinksi arteri renal dan aktivasi sistem renin angiotensin serta
respon terhadap serum-serum sodium dan regulasi ADH dari reabsorbsi cairan.
Kegagalan mekanisme kompensasi di percepat oleh adanya volume darah sirkulasi yang
di pompakan untuk menentang peningkatan resisitensi vaskuler oleh pengencangan jantung.
Kecepatan jantung memperpendeka waktu pengisian ventrikel dan arteri koronaria,
menurunnya kardiak ouput menyebabkan berkurangnya oksigenasi pada miokard.
Peningkatan tekanan dinding pembuluh darah akibat dilatasi menyebabkan peningkatan
tunutan oksigen dan pembesaran jantung (hipertropi) terutama pada jantung iskemik atau
kerusakan, yang menyebabkan kegagalan mekanisme pemompaan.
E. Pemeriksaan fisik
1.Auskultasi nadi apikal, biasanya terjadi takikardi (walaupun dalam keadaan berustirahat)
2.Bunyi jantung, S1 dan S2 mungkin lemah karena menurunnya kerja pompa. Irama gallop
umum (S3 dan S4) dihasilkan sebagai aliran darah ke atrium yang distensi. Murmur dapat
menunjukkan inkompetensi / stenosis katup.
3.Palpasi nadi perifer, nadi mungkin cepat hilang atau tidak teratur untuk dipalpasi dan pulsus
alternan (denyut kuat lain dengan denyut lemah) mungkin ada.
4.Tekanan darah
5.Pemeriksaan kulit : kulit pucat (karena penurunan perfusi perifer sekunder) dan sianosis
(terjadi sebagai refraktori Gagal Jantung Kronis). Area yang sakit sering berwarna
biru/belang karena peningkatan kongesti vena
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan gagal jantung kongestif dengan sasaran :
1. Untuk menurunkan kerja jantung
2. Untuk meningkatkan curah jantung dan kontraktilitas miokard
3. Untuk menurunkan retensi garam dan air.
a. Tirah baring
Tirah baring mengurangi kerja jantung, meningkatkan tenaga cadangan jantung dan
menurunkan tekanan darah dengan menurunkan volume intra vaskuler melalui induksi
diuresis berbaring.
b. Oksigen
Pemenuhan oksigen akan mengurangi demand miokard dan membantu memenuhi kebutuhan
oksigen tubuh.
c. Diet
Pengaturan diet membuat kerja dan ketegangan otot jantung minimal. Selain itu pembatasan
natrium ditujukan untuk mencegah, mengatur, atau mengurangi edema.
d. Revaskularisasi koroner
e. Transplantasi jantung
f. Kardoimioplasti
Tn. Andi merupakan seseorang yang bersuku bangsa Badui. maka dia kebanyakan
menutup diri dari pengaruh dunia luar dan secara ketat menjaga cara hidup mereka yang
tradisional. Sebagai seseorang yang masih memegang teguh adat istiadatnya, maka tugas kita
sebagai seorang perawat dalam memberikan health education tersebut bisa dibilang tidak
gampang. Kita harus pandai-pandai menerangkan bagaimana penyakitnya tersebut memang
benar-benar penyakit medis (penyakit Tn.Andi adalah gagal jantung) dan bukan akibat dari
roh-roh atau penyebab non medis lainnya. Karena seperti yang telah kita ketahui, bahwa suku
badui merupakan suku yang masih menerapkan aturan menolak terhadap pengaruh luar. Hal
itu kerap membuat mental kita sebagai tenaga kesehatan menjadi jatuh. Untuk masalah
pengobatan mereka juga lebih mempercayai dukun ketimbang pengobatan modern.
Berikan penyuluhan kesehatan secara halus dan dengan bahasa Indonesia yang dapat
dimengerti oleh Tn. Andi. Apalagi mengingat usia Tn. Andi yang sudah 50 tahun, maka
komunikasi sangat dituntut dalam memberikan penyuluhan ini.
a. Anjurkan Tn. Andi untuk cukup beristirahat baik secara fisik maupun emosional. Jelaskan
dengan perlahan kepadanya bahwa istirahat akan mempengaruhi kerja jantung dan tekanan
darah. Istirahat juga mempengaruhi kerja otot pernafasan sehingga penggunaan tabung
oksigen bisa diminimalisasi, mengingat suku badui jarang menerapkan teknologi walaupum
itu umtuk kesehatannya.
b. Anjurkan Tn. Andi untuk beristirahat dengan posisi kepalanya agak dinaikkan (20-30cm).
Lengan bawahnya juga harus disokong dengan bantal untuk mengurangi kelelahan otot bahu
akibat berat lengan yang menarik secara terus-menerus. Berikan kenyaman kepada Tn. Andi.
c. Anjurkan untuk berfikir positif dan menghilangkan kecemasannya. Jelaskan ke Tn. Andi
bahwa jika ia terus-terusan cemas, maka itu akan mempengaruhi pernafasannya sehingga ia
akan sulit bernafas terutama pada malam hari karena hal ini akan semakin memburuk pada
saat malam hari.
d. Ajak Tn. Andi untuk bercerita tentang hal-hal yang disukainya atau tentang kehidupannya,
karena hal tersebut bias mengurangi stress yang dialami Tn. Andi. Tapi yang perlu diingat,
jangan menanyakan hal-hal yang dapat menyinggung perasaan Tn. Andi karena suku badui
memiliki prinsip untuk menjaga rahasia yang ada didaerahnya ataupun yang ada di dirinya
dan keluarganya. Stress dapat mengurangi porsi istirahat bagi Tn. Andi sehingga proses
untuk penyembuhannya pun semakin lama.
e. Jika keadaan Tn. Andi sudah membaik, ia dibimbing untuk secara bertahap kembali ke gaya
hidup sebelum ia sakit. Tetapi tentu saja gaya hidup yang tidak baik harus dihilangkan,
misalnya suka makan daging dan jarang berolahraga. Aktifitasnya juga harus direncanakan
agar terhindar dari kelelahan. Libatkan Tn. Andi dalam menjaga kesehatannya untuk
menhindari kekambuhan, karena kekambuhan biasa terjadi akibat tidak mematuhi terapi yang
dianjurkan, seperti tidak mampu mematuhi terapi pengobatan dengan tepat, melanggar
pembatasan diet, melakukan aktifitas fisik yang berlebihan.
Jika kita mampu menguasai emosi kita dalam pemberian Health Education, maka hal itu
akan tidak menjadi masalah yang rumit. Pelajari terlebih dahulu watak suku badui seperti
apa, gunakan komunikasi terapeutik yang baik, dan usahakan untuk melakukan pendekatan
hingga Tn. Andi dapat menerima kehadiran kita sebagai tenaga kesehatan yang akan
membantu kesembuhannya. Dengan demikian pemberian Health Education ke Tn.Andi akan
berjalan lancar dan ia akan mencapai kesembuhannya. Jangan lupa untuk melibatkan
keluarga dari Tn. Andi. tanamkan pikiran-pikiran positif bahwa kita sebagai tenaga kesehatan
hanya ingin membantu proses kesembuhan Tn. Andi. walaupun mereka sulit untuk
menerima, karena tentu saja tidak sesuai dengan aturan adat daerah mereka, tapi dengan
penanaman keyakinan yang baik tanpa menyinggung adat istiadatnya, tentu saja mereka akan
menerimanya dengan baik.
BAB V
KESIMPULAN
Gagal jantung adalah suatu keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompakan
darah secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi untuk metabolisme jaringan tubuh,
sedangkan tekanan pengisian ke dalam jantung masih cukup tinggi. Manifestasi klinik yang
akan timbul,yaitupeningkSatan volume intravaskular (gambaran dominan),ortopnue yaitu
sesak saat berbaring,dipsneu on effort (doe) yaitu sesak bila melakukan aktifitas,paroxymal
noctural dipsneu (pnd) yaitu sesak nafas tiba-tiba pada malam hari disertai batuk,berdebar-
debar,lekas lelah,batuk-batuk.
Insiden penyakit gagal jantung semakin meningkat sesuai dengan meningkatnya usia
harapan hidup, salah satunya gagal jantung kronis sebagai penyakit utama kematian di negara
industri dan negara-negara berkembang. Penyebab gagal jantung mencakup apapun yang
menyebabkan peningkatan volume plasma sampai derajat tertentu sehingga volume diastolic
akhir meregangkan serat-serat ventrikel melebihi panjang optimumnya. Penyebab tersering
adalah cedera pada jantung itu sendiri yang memulai siklus kegagalan dengan mengurangi
kekuatan kontraksi jantung. Akibat buruk dari menurunnya kontraktilitas, mulai terjadi
akumulasi volume darah di ventrikel.
Health education yang kita berikan kepada Tn.An dari suku badui, karena sebagai
seseorang yang masih memegang teguh adat istiadatnya, Tn An lebih percaya pengobatan
dukun ketimbang pengobatan modern.Maka tugas kita sebagai seorang perawat dalam
memberikan health education tersebut bisa dibilang tidak gampang. Kita harus pandai-pandai
menerangkan bagaimana penyakitnya tersebut memang benar-benar penyakit medis (penyakit
Tn.Andi adalah gagal jantung) dan bukan akibat dari roh-roh atau penyebab non medis
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Brunner & Suddarth. 2007. Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 Vol II. Jakarta : EGC
2. Doenges Mariliynn E. dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3. Jakarata : EGC
3. http//:www,askepgagaljantung,com
4. Kasuari, Asuhan Keperawatan Sistem Pencernaan dan Kardiovaskuler Dengan Pendekatan
Patofisiology, Magelang, Poltekes Semarang PSIK Magelang, 2002
5. Long, B.C. Essential of medical – surgical nursing : A nursing process approach. Volume 2.
Alih bahasa : Yayasan IAPK. Bandung: IAPK Padjajaran; 1996 (Buku asli diterbitkan tahun
1989)
6. Lynda Juall Carpenito. Handbook Of Nursing Diagnosis. Edisi 8. Jakarta : EGC ; 2001
7. Sandra M. Nettina , Pedoman Praktik Keperawatan, Jakarta, EGC, 2002
8. Sudoyono Aru W. dkk. 2009. Ilmu Penyakit Dalam jilid II edisi V. Jakarta : Internal
Publishing
9. Udjianti Wajan Juni. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta : Salemba Medika