Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Pendahuluan
24
Jurnal Mutiara Kesehatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Edisi Juni 2005
Metode Penelitian
25
siswa (Tabel Perhitungan Sampel dari belajar dibanding dengan nilai
WHO) atau dibulatkan menjadi 400 sebelum belajar. Adapun persentase
siswa. Sampel ini diperoleh dengan tertinggi dari nilai konsentrasi
mengacak seluruh SD di Kecamatan termasuk dalam kriteria "baik" pada
Medan Kota Medan, sehingga diperoleh sebelum maupun sesudah belajar.
5 SD. Dari masing-masing SD tersebut 4.Keluhan
dilakukan pengumpulan data terhadap Pola gangguan kesehatan (berupa
siswa kelas tiga dan empat sehingga keluhan) anak sekolah yang berkaitan
dengan perkiraan untuk tiap kelas dengan meja dan kursi sekolah
terdapat 40 siswa, maka untuk masing- diperoleh dari jawaban kuesioner
masing SD diperoleh 80 siswa, sehingga terhadap anak. Dari berbagai keluhan
untuk jumlah seluruhnya akan diperoleh yang dirasakan oleh anak, persentase
400 siswa. terbesar terdapat pada keluhan sakit
Data yang telah terkumpul berupa pusing sebesar 74,7%, lengan
dilakukan analisa secara kualitatif dan pegal/sakit sebesar 72,3%, anak
kuantitatif dengan menggunakan merasa lelah sebesar 65,4%, dan leher
program SPSS for Windows dan sakit/pegal sebesar 61,3%.
deskriptif narasi. Adanya ketidaksesuaian antara ukuran
antropometri meja dan kursi sekolah
dengan ukuran antropometri tubuh
Hasil anak sekolah dasar, khususnya kelas 3
dan 4 diasumsikan dampaknya dapat
Hasil penelitian dapat menyebabkan pengaruh terhadap
dikelompokkan sebagai berikut: kelelahan, konsentrasi, dan keluhan
1.Antropometri serta sikap tubuh yang tidak
Hasil pengukuran antropometri meja ergonomis (menulis sambil berdiri).
dan kursi sekolah serta antropometri
tubuh anak sekolah dasar kelas tiga Diskusi
dan empat dibandingkan untuk
mengetahui kesesuaiannya. Berdasar pada hasil penelitian
Berdasarkan hasil perbandingan itu yang telah dilakukan didapatkan fakta-
terungkap adanya katidak sesuaian fakta bahwa dengan cara melihat
(tidak ergonomis tidak sesuai) antara keadaan nyata atau sebenamya, jelas
meja kursi sekolah dengan postur sekali terlihat adanya ketidak sesuaian
tubuh anak sekolah. Ketidaksesuaian antara meja dan kursi sekolah dengan
yang jelas sekali terlihat adalah pada ukuran tubuh anak sekolah dasar. Meja
tinggi meja sebesar 100% dan kursi sekolah yang digunakan tampak terlalu
sekolah (tinggi alas duduk) dan lebar tinggi untuk ukuran anak SD. Kondisi
alas duduk sebesar 81,11 tersebut menyebabkan tubuh anak
2.Kelelahan berusaha untuk menyesuaikan dengan
Hasil pengukuran kelelahan dengan meja serta kursi sekolah yang
menggunakan Reaction Timer yang dipakainya. Oleh karena itu, posisi anak
dilakukan sebelum dan sesudah pada waktu belajar (menulis dan
belajar menunjukkan bahwa terdapat membaca buku) menjadi tidak nyaman
peningkatan waktu yang dibutuhkan (tidak ergonomis), seperti misalnya
oleh anak sekolah untuk merespon menulis sambil berdiri, membaca buku
terhadap rangsang suara sebesar 20% dengan jarak mata yang terlalu dekat,
dan cahaya sebesar 19,9%. sikap anak pada waktu menulis di meja
3.Konsentrasi membentuk posisi tubuh
Hasil pengukuran konsentrasi dengan bengkok/miring.
Tes Alpha menunjukkan bahwa nilai Keadaan tersebut menimbulkan
("score") lebih tinggi pada sesudah berbagai keluhan yang berkaitan dengan
26
Jurnal Mutiara Kesehatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Edisi Juni 2005
sikap duduk pada waktu proses belajar menunjukkan hasil nilai ("score") yang
mengajar, yang dalarn penelitian ini lebih tinggi pada waktu tes sesudah
ditunjukkan dengan adanya penurunan aktivitas dibandingkan dengan sebelum
derajat kesehatan anak seperti adanya aktivitas. Ketidaksesuaian meja dan
berbagai keluhan sakit atau pegal pada kursi sekolah pada penelitian ini belum
bagian tubuh anak sekolah. Apabila menimbulkan pengaruh terhadap
keadaan meja dan kursi sekolah yang konsentrasi anak karena lama waktu
tidak sesuai dengan tubuh anak sekolah yang dibutuhkan untuk aktivitas anak
berlangsung dalam jangka waktu lama tidak terpenuhi L+ 3 jam). Sedangkan
(selama proses belajar di SD), hasil penelitian diasumsikan bahwa hasil
dikhawatirkan akibatnya akan tes konsentrasi seharusnya sesuai
berpengaruh kepada gangguan anak dengan hasil tes kelelahan, yaitu adanya
dalam belajarnya ("learning disability"). penurunan konsentrasi karena adanya
Gangguan kesehatan yang kelelahan yang meningkat. Untuk
merupakan dampak negatif dad mendapatkan hasil yang baik seharusnya
penggunaan meja kursi yang tidak sesuai dilakukan tes dengan lama waktu
dengan ukuran tubuh anak antara lain aktivitas anak yang lebih panjang dan
adalah kelelahan pada anak sekolah. didukung oleh lingkungan fisik yang lain
Sarana sekolah yang tidak ergonomis (ketenangan) dalam mengerjakan tes
(tidak sesuai) dengan ukuran tubuh anak tersebut. Tingkat konsentrasi anak pada
diasumsikan menimbulkan kelelahan penelitian ini menunjukkan kriteria
lebih dini (menambah fingkat "baik" untuk tes sebelum dan sesudah
keleiahan), yang seharusnya dapat aktivitas.
dipertahankan/dikurangi. Hasil Adanya ketidaksesuaian antara
penelitian ini menunjukkan adanya sarana sekolah dengan ukuran tubuh
perbedaan waktu untuk menerima anak juga didukung dengan hasil
rangsang sebelurn dan sesudah belajar kuesioner mengenai gangguan kesehatan
(P=0,001) yang berarti adanya kelelahan berupa yang dirasakan oleh anak (secara
anak untuk semua anak yang diukur dari subyektif). Tidak sesuainya ukuran
5 sekolah dasar. Dari 2 jenis rangsangan antropometri meja kursi dengan ukuran
yang diberikan pada anak berupa antropometri anak, terutama pada
rangsangan suara dan cahaya, hasilnya tinggi meja dan kursi. Kondisi tersebut
sernua menunjukkan adanya menimbulkan keluhan seperti lengan
peningkatan waktu yang dibutuhkan sakit atau pegal (72,3%) dikarenakan
untuk menerima kedua jenis rangsangan ukuran meja tedalu tinggi dan karena
tersebut yaitu sebesar 20% untuk suara sikap pada waktu menulis yang salah
dan 19,9% untuk cahaya. Meskipun menjadikan jarak antara mata dengan
kelelahan fisik secara umum ini bukan tulisan atau meja menjadi dekat,
hanya disebabkan oleh faktor sarana sehingga menimbulkan keluhan pusing
sekolah saja, tetapi dapat juga (74,7%). Meskipun demikian keluhan
dipengaruhi oleh faktor kondisi fisik pusing dapat dipengaruhi oleh berbagai
anak sendid maupun oleh jenis aktivitas faktor lain.
anak sebelum diukur. Sikap dan perilaku dalam proses
Adapun ketidaksesuaian antara belajar mengajar tampak tidak nyaman
meja kursi sekolah dengan ukuran tubuh dan kadang-kadang menulis dilakukan
anak sekolah, pada penelitian ini belum sambil berdid, sebagai akibat dari meja
menunjukkan pengaruhnya terhadap kursi yang tidak ergonomis (tidak
konsentrasi anak. Hasil analisa statistik sesuai). Kondisi tersebut menimbulkan
menunjukkan adanya perbedaan nilai berbagai keluhan seperti leher
(score) konsentrasi antara sebelum sakit/pegal (61,3%), bahu pegal/sakit
belajar dengan sesudah belajar (57%), tangan dan jari pegal/sakit (52, 1
(P=0,015). Hasil tes konsentrasi justru %) serta siku sakit (46%).
27
Sedangkan dampak negatif yang mengkoordinasikan antara Depkes
dirasakan anak karena kursi yang tidak dengan Depdikbud di daerah. Kantor
sesuai/cocok dengan ukuran tubuh Depdikbud Kecamatan Medan ikut
antara lain menimbulkan keluhan berperan dalam mengkoordinasikan
punggung pegal/sakit (54,5%), pinggang Sekolah Dasar yang terpilih sebagai
pegal/nyeri/sakit (49,2%), pantat obyek penelitian melalui kepala sekolah
pegal/sakit, (29,8%), lutut sakit pegal masing-masing.
(38,9%) dan kaki pegal/sakit (44,1%). Pembuatan instrumen penelitian
Oleh karena kondisi yang tidak nyaman dengan melibatkan unsur-unsur terkait
ini akibatnya anak akan lebih cepat (Pusat Hiperkes Depnaker dan Pusat
mengalami kelelahan/mengeluh lelah Kesegaran Jasmani dan Rekreasi,
(65,4%), sesuai dengan hasil pengukuran Depdikbud) untuk mendapatkan
tes kelelahan fisik dengan alat Reaction masukan demi kelengkapan instrumen,
Timer. yang selanjutnya dilakukan ujicoba
Sikap dan perilaku anak sekolah kepada anak sebelum digunakan untuk
dalam proses belajar mengajar tampak pengumpulan data.
tidak nyaman dengan sarana sekolah Hasil penelitin ini telah membuktikan
(meja kursi/yang tidak ergonomis). bahwa ukuran antropometri meja dan
Kondisi tersebut menyebabkan sikap kursi sekolah tidak sesuai dengan ukuran
duduk yang salah (tidak sehat/bengkok) antropometti tubuh anak sekolah dan
didukung dengan dampak negatifnya
serta cara menulis atau membaca yang seperti kelelahan dan berbagai keluhan.
dilakukan sendiri oleh siswa untuk Untuk menindaklanjuti dari hasil
mengikuti meja dan kursi yang ada. penelitian ini perlu dilakukan penelitian
Karena meja yang tedalu tinggi (12 cm lanjutan untuk dapat mendisain model
dari ukuran standar) menyebabkan anak bentuk meja dengan alas miring dan
sebentar-sebentar berdiri dan bergerak kursi yang ergonomis untuk anak sekolah
merubah posisi. Kondisi seperti ini dasar sebagat salah satu aftematif
apabila berlangsung lama dikawatirkan peningkatan kesehatan anak sekolah.
akibatnya akan mengarah pada Selanjutnya model tersebut
diujicobakan dan dievaluasi untuk
gangguan dalam belajarnya ("learning mengetahui manfaatnya.
disability"), meskipun pada penelitian
ini belum ditemukan secara pasti Kesimpulan
adanya gangguan tersebut.
Selain meja kursi sekolah yang Setelah dilakukan analisa dan
tidak sesuai (tidak ergonomis) sarana pembahasan, maka secara keseluruhan
sekolah lain yang perlu ditinjau kembali dapat ditarik kesimpulan sebagai
adalah dari faktor desain gedung berikut.
sekolah (kondisi fisik). Karena dari hasil 1. Terdapat ketidak sesuaian (tidak
pengamatan menunjukan bahwa ergonomisi tidak sesuai) antara meja
kebanyakan desain kelas belum kursi sekolah (meja=100% dan
memenuhi standar yang dapat kursi=81,11%) dengan ukuran tubuh
mendukung proses belajar mengajar. anak sekolah.
Misalnya pada letak ventilasi yang 2. Adanya peningkatan waktu yang
berkaitan dengan penerangan kelas. dibutuhkan untuk menerima
Pada pelaksanaan penelitian ini rangsang suara (20%) dan cahaya
melibatkan unsur-unsur terkait seperti (19,9%) menunjukkan adanya
Pusat Hiperkes Depnaker RI yang banyak kelelahan yang disebabkan oleh
berperan dalam pembuatan instrumen ketidak sesuaian meja kursi sekolah.
pengumpulan data serta kerjasama 3. Ketidaksesuaian meja kursi sekolah
dalam satu tim penelitian. Dinas dengan ukuran tubuh anak sekolah
Kesehatan Kota Medan ikut terlibat belum menimbulkan pengaruh
sebagai penghubung dalam terhadap konsentrasi belajar.
28
Jurnal Mutiara Kesehatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Edisi Juni 2005
Saran
Kepustakaan
29