Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
Kelompok 3 Non Reguler
Kelompok 3 Reguler
ANGGOTA :
KELOMPOK 5 (FLAMBOYAN)
Lailatus Somiah
Reni Widyaningsih
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn.M dengan Masalah Keperawatan Gangguan persepsi sensori :
halusinasi pendengaran dengan Diagnosa Medis Skizofrenia tak terinci di ruang wijaya kusuma RSJ Menur
Surabaya telah dikonsulkan dan disetujui untuk diseminarkan pada tanggal 07 Januari 2014.
Mengetahui,
Kepala Diklat Perawatan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayahNya kami dapat
menyelesaikan makalah seminar keperawatan jiwa dengan judul “Asuhan Keperawatan Jiwa pada Pasien
Tn.M dengan Masalah utama Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran dengan diagnosa
medis skizophrenia di Ruang Wijaya Kusuma RSJ Menur Surabaya”. Selebihnya kami mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing dan CI Ruang Wijaya Kusuma yang telah
membimbing kami dalam melakukan
penyusunan Makalah seminar ini.
Kami sebagai penyusun makalah ini menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan. Untuk itu kami mohon dengan tulus mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi kita semua dan
manfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.
Kelompok
BAB 1
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi hidup manusia menurut WHO, sehat
diartikan sebagai suatu keadaan sempurna baik fisik, mental, dan sosial serta bukan saja keadaan
terhindar dari sakit maupun kecacatan. Kesehatan jiwa menurut undang-undang No.3 tahun 1966
adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, dan emosional yang
optimal dari seseorang dan perkembangan itu selaras dengan keadaan orang lain (Teguh, 2009).
Kesehatan jiwa merupakan kondisi yang memfasilitasi secara optimal dan selaras dengan orang lain,
sehingga tercapai kemampuan menyesuaikan diri sendiri, orang lain, masyarakat, dan lingkungan
(Suliswati, 2005).
Dalam Undang-undang no.36 tahun 2009 tentang Kesehatan disebutkan bahwa setiap orang
mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau.
Disebutkan pula bahwa penderita gangguan jiwa yang terlantar, menggelandang, mengancam
keselamatan dirinya dan orang lain, mengganggu ketertiban keamanan umum wajib mendapatkan
pengobatan dan perawatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Prevalensi gangguan jiwa di Indonesia
mencapai 245 jiwa per 1000 penduduk hal ini merupakan kondisi yang sangat serius karena lebih
tinggi 2,6 kali dari ketentuan WHO. Prevalensi penderita di Indonesia adalah 0,3-1% dan bisa timbul
pada usia sekitar 18-45 tahun, namun ada juga yang baru berusia 11-12 tahun sudah menderita
gangguan jiwa. Apabila penduduk Indonesia sekitar 200 juta jiwa maka diperkirakan sekitar 2 juta
adalah penderita skizofrenia (Yosep, 2007). Skizofrenia adalah penyakit yang mempengaruhi otak dan
menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan, dan perilaku yang aneh dan terganggu.
Skizofrenia tidak dapat di definisikan sebagai penyakit tersendiri melainkan diduga sebagai suatu
Studi yang dilakukan oleh Bank Dunia (World Bank) pada tahun 1995 di beberapa Negara
menunjukkan bahwa hari-hari produktif yang hilang yang disebabkan oleh masalah kesehatan jiwa
sebesar 8,1 %. Angka ini jauh lebih tinggi dari pada dampak yang disebabkan penyakit
tuberculosis(7,2%), kanker(5,8%), penyakit jantung (4,4%) maupun malaria (2,6%). Namun pada
kenyataannya berdasarkan data Riskesdas 2007, ternyata terdapat sekitar 13.000-24.000 orang
penderita gangguan jiwa di Indonesia yang diabaikan oleh keluarganya. Sedangkan di Jawa Tengah
berdasarkan data dari Kabupaten/Kota sampai dengan Juni 2011 tercatat 3 tidak kurang 200 orang
penderita gangguan jiwa tidak dibawa ke RSJ. Hasil penghitungan data jumlah pasien pada tahun
2010 di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang dengan rumus jumlah diagnosa / jumlah gangguan
jiwa x 100% (jumlah gangguan jiwa: 3914). Pasien yang mengalami perilaku kekerasan sebanyak
1534 jiwa atau sekitar 39,2%, pasien yang mengalami gangguan persepsi halusinasi sebanyak 1606
jiwa atau sekitar 41%, pasien yang mengalami isolasi sosial : menarik diri sebanyak 457 jiwa atau
sekitar 11,7%, pasien yang mengalami waham sebanyak 111 jiwa atau sekitar 2,8%, pasien yang
mengalami gangguan konsep diri : harga diri rendah yaitu sebanyak 82 jiwa atau sekitar 2,1%,
kemudian pasien yang mengalami depresi sebanyak 662 jiwa atau sekitar 16,9%, pasien yang ingin
melakukan percobaan bunuh diri sebanyak 116 jiwa atau sekitar 2,3%, pasien yang sudah pulang dan
kambuh lagi ada 4452 jiwa atau sekitar 11,5%, pasien skizofrenia sendiri ada 3912 jiwa atau sekitar
99,99%, kemudian jumlah pasien laki-laki sekitar 2357 jiwa, sedangkan pasien yang perempuan
Berdasarkan permasalahan dan fenomena diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut: bagaimana asuhan keperawatan pada Tn.M dengan diagnosa keperawatan gangguan persepsi
1.3 Tujuan
Untuk memberikan gambaran nyata tentang pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan
Halusinasi Pendengaran
Pendengaran
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk penderita agar mempercepat penyembuhan.
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan
khususnya dalam memberikan tindakan pada pasien dengan Gangguan Persepsi Sensori :
Halusinasi Pendengaran
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi tambahan khususnya tentang asuhan
keperawatan jiwa pada pasien dengan Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran.
Hasil penelitian ini dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan mahasiswa dalam
memberikan asuhan keperawatan jiwa pada pasien dengan Gangguan Persepsi Sensori :
Halusinasi Pendengaran
BAB II
LANDASAN TEORI
4. Halusinasi Peraba
Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit. Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan
stimulus yang jelas. Contohnya rasa tersetrum listrik yang datang dari tanah, benda mati atau
orang lain.
5. Halusinasi Pengecap
Karakteristik ditandai dengan rasa mengecap seperti rasa darah, urin, faces. 6.
Halusinasi Sinestetik
Karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti rasa aliran darah vena atau
arteri, pencernaan makanan, pembentukan urin.
7. Halusinasi Kinestetik
Karakteristik ditandai dengan merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa
bergerak.
C. Penyebab
Penyebab perubahan sensori persepsi halusinasi adalah isolasi sosial. Isolasi Sosial adalah
percobaan untuk menghindar interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain.
E. Akibat
Akibat dari perubahan sensori persepsi halusinasi adalah resiko mencederai diri sendiri,
orang lain dan lingkungan adalah suatu perilaku mal adaftive dalam memanifestasikan perasaan marah
yang dialami seseorang. Perilaku tersebut dapat berupa mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
Marah sendiri merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan atau
kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman. Perasaan marah sendiri merupakan
suatu hal yang wajar sepanjang perilaku yang dimanifestasikan berada pada rentang adaptif.
Rentang Respon
Respon adaptif Respon Mal adaptif
- Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulasi nyata
Data Objektif :
- Klien terlihat lebih suka sendiri, binggung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin
mencederai diri atau ingin mengakhiri hidup, apatis, ekspresi sedih, komunikasi verbal
kurang, aktivitas menurun, menolak berhubungan, kurang memperhatikan kebersihan.
1. Identifikasi bersama klien tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi ( tidur, marah,
menyibukkan diri, dll )
R/ Upaya untuk memutus siklus halusinasinya sehingga tidak berlanjut
2. Diskusikan manfaat cara yang digunakan klien jika bermanfaat beri pujian
4. Bantu klien memilih cara dan melatih cara untuk memutuskan halusinasinya secara
bertahap misalnya dengan :
- Mengambil air wudhu dan sholat atau baca Al-Qur’an
- Membersihkan rumah atau peralatan rumah
- Mengikuti kegiatan sosial di masyarakat ( pengajian, gotong royong )
- Mengikuti kegiatan olahraga di kampung ( jika masih muda )
- Mencari teman merngobrol
R/ Memotivasi dapat meningkatkan keinginan klien untuk mencoba memilih cara
mengendalikan halusinasinya
5. Beri kesempatan klien untuk melakukan cara yang telah dipilih
R/ Memberi kesempatan pada klien untuk mencoba cara yang dipilih
6. Anjurkan klien untuk mengikuti terapi aktifitas kelompok orientasi realita dan stimulasi
persepsi
R/ Stimulasi persepsi dapat mempengaruhi perubahan intepretasi realitas akibat
halusinasi
d. Klien dapat dukungan keluarga untuk mengontrol halusinya
3. Anjurkan klien bicara kepada dokter tentang manfaat dan efek samping yang
dirasakan
R/ Dengan mengetahui efek samping, klien tahu apa yang harus dilakukan setelah
minum obat
4. Diskusikan untuk berhenti minum obat tanpa diskuksi konsultasi dengan dokter R/
Program pengobatan berjalan lancar
5. Bantu klien untuk menggunakan prinsip obat 5 tepat
R/ Dapat mengetahui prinsip penggunaan obat
DAFTAR PUSTAKA
1. Maramis, W. F. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Ed. 9. Surabaya : Airlangga University Press.
2. Rasmun. 2001. Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi Dengan Keluarga. Edisi 1.
Jakarta : CV. Sagung Seto.
3. Stuart, G. W. Sudden, S. J. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa ( Terjemahan ). Jakarta : EGC.
4. Maslim Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Rujukan Ringkas Dari PPDGJ III
5. Hawari. Dadang. 2001. Pendekatan Holistik Dengan Pada Gangguan Jiwa Skizofrenia. Jakarta :
FK UI
BAB 3
TINJAUAN KASUS
Pengkajian Keperawatan
Pengkajian dilakukan pada tanggal 01 Januari 2014 di ruangan Wijaya Kusuma RS Jiwa
Menur Surabaya. Adapun data yang didapat bahwa klien masuk rumah sakit diruangan pada
I. IDENTITAS KLIEN
k/u : px mengatakan mendengar ada yang berbisik bisik dan menyuruhnya untuk berbuat hal
3. Pengalaman
kakak pasien mengatakan bahwa px pernah dirawat di rumah sakit jiwa menur pada tahun 2011
dengan keluhan yang sama, sebelumnya px berobat ke kyai untuk sembuh akan tetapi pengobatan kurang
berhasil. Selama selang 3 tahun setelah sembuh px tidak pernah kontrol dengan tidak teratur minum
obatnya karena merasa sudah sembuh. Selama dirumah pasien marah-marah dan memukul ibunya.
Masalah Keperawatan :
IV. FISIK
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
2. Konsep diri
tidak baik karena hanya berprofesi sebagai tukang kuli bangunan. Saat di RS, px suka
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : px kurang bisa bergabung atau berinteraksi
4. Spiritual
b. Kegiatan ibadah : sudah tidak sholat sejak 3 bulan yang lalu selama dirumah, px
GENOGRAM
Keterangan : : laki - laki
: perempuan
: pasien
1. Penampilan
Tidak rapi
untuk lipatannya
3. Aktivitas Motorik:
lesu
4. Alam Perasaan
khawatir
5. Afek
Jelaskan : px bisa tersenyum dan sedih ketika diberi stimulus
Jelaskan : px lebih banyak diam diri, pandangan mata melihat ke arah lain ketika di ajak bicara.
7. Persepsi
Pendengaran
Jelaskan : px mengatakan sering mendengar bisikan bisikan yang menyuruhnya untuk berbuat
sesuatu ( misalnya disuruh memukul, disuruh untuk mensholati ibunya), saat di kaji px mondar
mandir, saat ditanya bahwa ada yang membisiki untuk pulang dan mensholati ibunya. Respon px
saat mendengar suara itu. Respon px saat mendengar suara suara itu px mengikuti perintah sura
Masalah Keperawatan :
8. Proses Pikir
9. Isi Pikir
11. Memori
Jelaskan : px ingat pernah dibawa ke kyai dan menceritakan hal hal yang pernah di
alaminya
Jelaskan : px mengatakan suara yang di dengar itu benar benar ada sehingga px
Masalah Keperawatan :
VII.KEBUTUHAN PULANG
Perawatan diri :
Makan : minimal
Jelaskan : px melakukan perawatan diri dengan di arahkan dan di bantu oleh petugas
b. Nutrisi
c. Tidur
Jelaskan : px mengatakan bahwa lamanya pasien tidur selama 5 jam. Pasien tidak mengalami
masalah dalam tidur. Saat malam hari biasanya pasien tidur sekitar pukul 19.30 sampai dengan
pukul 05.00.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
ya
DO :
- Pasien mondar-
mandir
- Pasien selalu
menyendiri kurang bisa
berinteraksi dengan
pasien lainnya
- Pasien selalu
berbicara “disuruh
pulang”
- Pasien berbicara
melantur
POHON MASALAH
5-1-14 Sp 2 S : Px mengatakan
Px mampu melakukan sudah berkurang
aktivitas yang sudah mendengar bisikan
dijadwalkan dan px sedikit cara
- Orientasi mengontrol
“ selamat pagi mas halusinansinya
fandi, bagaimana O:
keadaannya sekarang? - Ada kontak mata
“ - Wajah bersahabat
“ apa sudah makan ? ” - Px mampu
“ bagaimana mas apa mengungkapkan
aktivitas yang sudah perasaannya
kita buat kemarin - Px tampak tenang
sudah mas lakukan A : SP 3 tercapai
dengan benar ? ” P : lanjut SP 4
“Apa masih ada
terdengar bisikan
bisikan mas ? ”
- Kerja
“ bagaiman kalau kita
ulangi yang saya
ajarkan dulu mas? “ “
Iya mas bagus, coba
mas peragakan , nanti
kalau lupa saya
ingatkan lagi mas? “ “
Pertahankan cara cara
tersebut ya mas ?
“
- Terminasi
“ dilatih terus mas,
yakin mas bisa untuk
mengontrol
halusinasinya yang
mas dengar”
“baik mas, besok kita
ketemu lagi untuk
mengobrol tentang obat
yang mas biasa minum,
sekarang mas iastirahat
lagi”
LAPORAN PENDAHULUAN
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
HALUSINASI PENDENGARAN
Interaksi ke : I
Tanggal : 1 januari 2014
PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi pasien
DS : Px mengatakan mendengar bisikan-bisikan
DO : - Px tampak bingung
- Kontak mata kurang
- Px mengucapakan “ disuruh pulang “
2. Diagnose keperawatan
Gannguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
3. Tujuan khusus
Klien dapat membina hubungan saling percaya
4. Tindakan keperawatan
· Sapa klien dengan ramah, baik verbal maupun non verbal
· Perkenalkan diri dengan sopan
· Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan
· Jujur dan menepati janji
· Berikan perhatian dan sikap ramah
STRATEGI KOMUNIKASI
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat sore mas, perkenalkan nama saya amirullo ashadi, biasanya dipanggil amir,
kalu boleh tau, nam mas siapa ? mas biasanya dipanggil siapa ? mas asalnya dari
mana ? kalau saya dari Surabaya, saya mahasiswa akper sutopo yang akan merawat
mas selama di ruangan ini.
b. Evaluasi / Validasi
DS : px mampu menyebutkan nama perawat yang mengkaji
DO : px menjawab pertanyaan dengan sesuai
c. Kontrak
· Topic
Bagaimana sekarang kita mengobrol tentang mas, dan mas bisa
menceritakan masalah mas kepada saya !
· Waktu
Bagaimana kalau kita mengobrol 20 menit
· Tempat
Mas mau ngobrol dimana ? bagaimana kalau disini saja !
2. Fase kerja
Selamat sore mas fandi, bagaimana perasaan mas hari ini ? boleh saya tau pekerjaan mas
apa ? apa mas mau menceritakan kepada saya kenapa mas ada disini?
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif
Apa mas senang berbicara dengan saya? Coba mas ulangi siapa nama saya tadi?
b. Evaluasi objektif
Klien tampak lesu
c. Tindak lanjut
STRATEGI KOMUNIKASI
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat siang mas fandi, bagaimana perasaanya hari ini? Saya datang lagi untuk
menepati janji yang kemarin, apa mas ingat nama saya? Ya betul mas,
Alhamdulillah mas masih ingat nama saya.
b. Evaluasi / Validasi
Px terlihat tenang hari ini, apa sudah tidak mendengar bisikan-bisikan
c. Kontrak
· Topic
Hari ini saya akan mengajarkan mas fandi untuk latihan mengontrol
halusinasinya. Bagaimana mas?
· Waktu
Bagaimana kalau kita latihan selama 20 menit mas?
· Tempat
Bagaimana kalau kita latihan disini saja mas?
2. Fase kerja
Apakah bisikan itu terdengar terus menerus/sewaktu-waktu? Bagaimana mas untuk
mengatasi bisikan itu? Bagaimana kalau kita berlatih menghardik bisikan itu? Saat bisikan itu
terdengar langsung mas bilang “ saya tidak mau dengar “ begitu berulang-ulang. Coba mas
peragakan.
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif
Klien mau belajar mengontrol halusinasinya dan mau memperagakan ulang
menghardik halusinasinya
b. Evaluasi objektif
Klien mampu mengungkapkan halusinasinya, ada kontak mata.
c. Tindak lanjut
Dilatih terus ya mas, besok kita bertemu lagi untuk menghilangkan bisikan-bisikan
dengan cara yang kedua, bagaimana mas? Ya sudah mas istirahat lagi.
d. Kontrak yang akan datang
· Topic
Besok kita belajar cara menghilangkan bisikan-bisikan dengan cara
kedua. Bagaimana mas?
· Waktu
Besok kita ngobrol 15 menit lagi ya mas
· Tempat
Besok kita mengobrol dimana mas? Baiklah disini saja
LAPORAN PENDAHULUAN
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
HALUSINASI PENDENGARAN
Interaksi ke : III
Tanggal : 3 januari 2014
PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi pasien
DS : - Px mengatakan mendengar bisikan-bisikan
DO : - ada kontak mata
- px tampak tenang
- px mampu mengungkapkan halusinasinya
2. Diagnose keperawatan
Gannguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
3. Tujuan khusus
Px dapat mengontrol halusinasinya
4. Tindakan keperawatan
· Evaluasi kegiatan lalu ( SP I )
· Latih klien untuk berbicara dengan orang lain saat halusinasi muncul
· Masukkan dalam jadwal kegiatan klien
STRATEGI KOMUNIKASI
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi mas fandi, bagaimana kabar hari ini mas? Apa yang saya
ajarkankemarin sudah mas lakukan?
b. Evaluasi / Validasi
Bagaimana mas tidur semalem? Apakah mas sudah melakukan latihan menghardik
sura yang saya ajarkan. Apa yang mas rasakan setelah melakukan latihan
menghardik secara teratur?
c. Kontrak
· Topic
Baik mas, sesuai dengan janji kita kemarin. Hari ini kita akan latihan
mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.
· Waktu
Bagaimana kalau kita mengobrol 15 menit mas?
· Tempat
Bagaimana kalau kita mengobrol disini saja mas?
2. Fase kerja
Bagaimana kalau kita ulangi yang saya ajarkan kemarin mas? Iya bagus mas,
pertahankan seperti itu. Sekarang saya akan memberi tau mas cara kedua yaitu ketika
mas mendengar bisikan mas bisa mengobroldengan pasien lain atau bisa dengan
saya. Bagaiman mas?
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif
Px mengatakan mau mengobrol dengan temannya b.
Evaluasi objektif
Ada kontak mata, px mau mengobrol dengan orang lain
c. Tindak lanjut
Dilatih terus-menerus ya mas, apa yang saya ajarkan. Mas juga jangan suka
menyendiri. Kalau mas butuh teman mengobrol mas bisa memanggil saya
d. Kontrak yang akan datang
· Topic
Besok kita ngobrol-ngobrol lagi ya mas
· Waktu
Bagaimana kalau kita ngobrol 15 menit mas
· Tempat
Bagaimana kalau kita ngobrol di ruang depan? Baiklah kalau begitru dini saja.
LAPORAN PENDAHULUAN
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
HALUSINASI PENDENGARAN
Interaksi ke : IV
Tanggal : 4 januari 2014
PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi pasien
DS : Px mengatakan sudah berkurang mendengar bisikan-bisikannya
DO : - ada kontak mata
- px mampu mengungkapkan halusinasinya
- Px tampak tenang
- px bisa mengobrol dengan px lain
2. Diagnose keperawatan
Gannguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
3. Tujuan khusus
Px dapat mengontrol halusinasinya dengan melakukan kegiatan
4. Tindakan keperawatan
· Evaluasi kegiatan lalu ( SP II )
· Latih px untuk berinteraksi agar halusinasinya tidak muncul dengan
tahapannya
(a) Jelaskan pentingnya aktivitas yang teratur untuk mengatasi halusinasi
(b) Diskusikan aktivitas yang biasanya dilakukan px
(c) Latih px melakukan aktivitas
(d) Susunjadwal aktivitas yang telah dilatih ( dari bangun pagi s/d tidur malam
)
(e) Pantau pelaksanaan jadwal kegiatan, berikan penguatan positif kepada
pasien.
STRATEGI KOMUNIKASI
4. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi mas fandi, sudah makan tadi pagi? Makannya habis mas b.
Evaluasi / Validasi
Bagaimana mas, apa mas fandi masih mendengar suara-suara yang membisiki?
Bagus mas, apa yang saya ajarkan kemarin sudah mas lakukan? Bagaimana rasanya
setelah mengobrol dengan px lain?
c. Kontrak
· Topic
Baik mas, sesuai dengan janji saya kemarin, hari ini kita akan
mengevaluasi cara yang saya ajarkan kemarin dan mengevaluasi
kegiatan sehari-hari mas fandi selama di rumah sakit.
· Waktu
Bagaimana kalau kita mengobrol 15 menit mas?
· Tempat
Bagaimana kalau kita mengobrol di ruang depan mas
5. Fase kerja
Bagaimana kalau kita ulangi yang saya ajarkan kemarin mas? Pertahankan seperti itu ya
mas, latih secara teratur. Bagaimana mas?
Baik mas, bagaimana kalau membuat jadwal aktifitas yang mas lakukan? Kita mulai dari
rapikan tempat tidur, kemudian mandi, minum obat, makan, beriteraksi dengan
px lain
a. Evaluasi subjektif
Px mengatakan mau mengobrol dengan px lain dan ingin cepat pulang b.
Evaluasi objektif
Ada kontak mata, px bisa berinteraksi dengan px yang dikenalnya, px mampu duduk
berdampingan dengan perawat
c. Tindak lanjut
Aktifitas yang sudah dibuat tadi dilaksanakan ya mas, mas kalau bisa jangan
menyendiri ya mas, berinteraksi dengan px lain.
d. Kontrak yang akan datang
· Topic
Bagaimana kalau besok kita mengobrol lagi mas? Bahas aktifitas lain
· Waktu
Bagaimana kalau besok kita mengobrol selama 15 menit mas?
· Tempat
Besok kita mengobrol disini lagi ya pak?
LAPORAN PENDAHULUAN
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
HALUSINASI PENDENGARAN
Interaksi ke : V
Tanggal : 5 januari 2014
PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi pasien
STRATEGI KOMUNIKASI
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi mas fandi, sudah makan tadi pagi? Makannya habis mas?
b. Evaluasi / Validasi
Px terlihat tenang hari ini. Bagaiman mas. Apa aktifitas yang sudah kita buat kemarin,
sudah mas lakukan dengan benar? Apa masih ada terdengar bisikan-bisikan mas?
Kalau mas mas mendengar bisikan. Apa yang mas lakukan seperti yang saya ajarkan
dulu?
c. Kontrak
· Topic
Baik mas, mari kita bahas tentang aktifitas yang sudah mas lakukan
kemarin?
· Waktu
Bagaimana kalau kita mengobrol 15 menit mas?
· Tempat
Bagaimana kalau kita mengobrol di ruangan kemarin mas?
2. Fase kerja
Bagaimana kalau kita ulangi yang saya ajarkan dulu? Iya mas, bagus, coba peragakan mas,
nanti kalau lupa saya ingatkan lagi, pertahankan cara-cara tersebut ya mas.
a. Evaluasi subjektif
Px mengatakan sedikit lupa dengan cara mengontrol halusinasinya.
b. Evaluasi objektif
Px ada kontak mata, wajah bersahabat, px mampu mengungkapkan
perasaannya.
c. Tindak lanjut
Dilatih terus mas, yakin mas pasti bisa untuk mengontrol halusinasi yang mas
dengar.
d. Kontrak yang akan datang
· Topic
Besok kita mengobrol tentang obat yang mas minum setiap harinya
· Waktu
Bagaimana besok kalau kita mengobrol selama 10 menit mas?
· Tempat
Besok kita mengobrol disini lagi ya pak?
Ciel di 23.41
Berbagi 0
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
‹ Beranda ›
Lihat versi web
About Me
Ciel
Surabaya, Surabaya, Indonesia
SAYA ADALAH SAYA ^^
Lihat profil lengkapku