Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
3. Tes Kehamilan
Tes hCG ( hormone chorionic gonadotropin). Dilakukan dengan mendeteksi hormone
hCG dalam urin.kadar terendah yang memberi hasil positif yaitu 0,5 hCG per ml urin,
kadar tertinggi 500 SI hCG.
g. Meludah
Keinginan meludah yang terjadi pada ibu hamil yang terus menerus dianggap
normal sebab hal ini termasuk gejala morning sickness.
h. Peningkatan Berat Badan
Pada akhir trimester pertama wanita hamil akan merasa kesulitan memasang
kancing / rok celana panjangnya, hal ini bukan berarti ada peningkatan berat badan
yang banyak tapi karena rahim telah berkembang dan memerlukan ruang juga, dan
ini semua karena pengaruh hormon estrogen yang menyebabkan pembesaran rahim
dan hormon progresteron yang menyebabkan tubuh menahan air.
ii. Perubahan Fisik pada Trimester II
a. Perut semakin membesar
Setelah usia kehamilan 12 minggu, rahim akan membesar dan melewati
rongga panggul. Pembesaran rahim akan tumbuh sekitar 1 cm setiap minggu. Pada
kehamilan 20 minggu, bagian teratas rahim sejajar dengan pusar (umbilicus).
Setiap individu akan berbeda-beda tapi pada kebanyakan wanita, perutnya akan
mulai membesar pada kehamilan 16 minggu.
b. Sendawa dan buang angin
Sendawa dan buang angin akan sering terjadi pada ibu hamil hal ini sudah
biasa dan normal karena akibat adanya perenggangan usus selama kehamilan.
Akibat dari hal tersebut perut ibu hamil akan terasa kembung dan tidak nyaman.
e. Varises
Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan menekan
daerah panggul dan vena di kaki, yang mengakibatkan vena menonjol, dan dapat
juga terjadi di daerah vulva vagina. Pada akhir kehamilan, kepala bayi juga akan
menekan vena daerah panggul yang akan memperburuk varises. Varises juga
dipengaruhi faktor keturunan.
f. Kontraksi perut
Braxton-Hicks atau kontraksi palsu ini berupa rasa sakit di bagian perut yang
ringan, tidak teratur, dan akan hilang bila ibu hamil duduk atau istirahat.
g. Bengkak
Perut dan bayi yang kian membesar selama kehamilan akan meningkatkan
tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki ibu hamil, dan kadang membuat
tangan membengkak. Ini disebut edema, yang disebabkan oleh perubahan
hormonal yang menyebabkan retensi cairan.
D. Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur (ovulasi),
yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke dalam sel telur, waktu
persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan berjuta-juta sel mani (sperma)
bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur.
Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang mengembang oleh
tuba falofi. Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk
mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang paling mudah
dimasuki, masuklah salah satu sel mani dan kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa
ini disebut pembuahan (konsepsi = fertilitas).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh rambut getar
tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). Dari pembuahan
sampai nidasi diperlukan waktu 6 – 7 hari. Untuk menyuplai darah ke sel-sel makanan bai
mudligah dan janin, dipersiapkan uri (plasenta) jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap
kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi
(konsepsi = fertilitas), nidasi dan plasenta, (Handerson 2006)
III. PATHWAY ANC
Trimester I
Konsepsi
Fertilitas
Implantasi
Embryogenesis
Maturasi janin
Resiko infeksi
Trimester II
TRIMESTER II
Perubahan fisiologis Pe
ps
Perub.nutisi
kurang dari
kebutuhan
Deficit volume
cairan
Trimester III
TRIMESTER III
Nyeri
E. Komplikasi Kehamilan
Macam-macam komplikasi kehamilan Menurut Depkes RI (2007) yaitu, jika tidak
melaksanakan ANC sesuai aturan dikhawatirkan akan terjadi komplikasi-komplikasi yang
terbagi menjadi 3 kelompok sebagai berikut :
Komplikasi Obstetrik Langsung, meliputi :
1) Perdarahan
2) Pre-eklampsia/eklampsia
3) Kelainan Letak (Letak Lintang/Letak Sungsang)
4) Hidramnion
5) Ketuban Pecah Dini
F. Penatalaksanaan Medis
i. Diet dan Pengawasan Berat Badan
Wanita hamil dan menyusui harus betul-betul mendapat perhatian susunan
dietnya, terutama mengenai jumlah kalori, protein yang berguna untuk pertumbuhan janin
dan kesehatan ibu. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, perdarahan
pasca persalinan dan sebagainya. Sedangkan makanan berlebihan karena dianggap untuk
2 orang (ibu dan janin), dapat mengakibatkan komplikasi seperti gemuk, pre-eklamsi,
janin besar dan sebagainya (Mochtar, 19998). Anjurkan wanita tersebut makan
secukupnya saja. Bahan makanan tidak perlu mahal, akan tetapi cukup mengandung
protein baik hewani maupun nabati. Seperti diketahui, kebutuhan akan gizi selama
kehamilan meningkat. Adapun kebutuhan ini dipergunakan untuk pertumbuhan plasenta,
pertambahan volume darah, mammae yang membesar, dan metabolisme basal yang
meningkat. Sebagai pengawasan akan kecukupan gizi ini dapat dipakai kenaikan berat
badan wanita hamil tersebut. Kenaikan berat badan wanita hamil rata-rata 6,5 kg sampai
16 kg (Wiknjosastro, 2002).
ii. Merokok
Merokok adalah kebiasaan yang dilarang keras, baik saat hamil maupun tidak
hamil dan baik merokok secara pasif maupun aktif. Adalah kenyataan bahwa wanita-
wanita yang terlalu banyak merokok melahirkan anak yang lebih kecil, atau mudah
mengalami abortus dan partus prematurus. Maka dari itu, sebaiknya wanita hamil
dilarang merokok (Wiknjosastro, 2002).
iii. Obat-obatan
Jangan memberikan obat yang tidak perlu benar, terutama pada triwulan I dan II
kehamilan. Ada obat yang teratogenik sehingga dapat menimbulkan kelainan teratogenik
pada janin, misalnya thalidomide, yang sekarang telah ditarik dari peredaran
(Wiknjosastro, 2002).
iv. Kebersihan dan Pakaian
Kebersihan harus selalu dijaga pada masa kehamilan. Mandi diperlukan untuk
kebersihan/ hygiene terutama perawatan kulit, karena fungsi ekskresi dan keringat
bertambah. Dianjurkan menggunakan sabun yang lembut/ ringan. Mandi berendam tidak
dianjurkan (Mochtar, 1998). Baju hendaknya yang longgar dan mudah dipakai. Sepatu
atau alas kaki lain dengan tumit yang tinggi sebaiknya jangan dipakai, oleh karena tempat
titik berat wanita hamil berubah, sehingga mudah tergelincir atau jatuh (Wiknjosastro,
2002).
v. Koitus
Bila dalam anamnesis ada abortus sebelum kehamilan yang sekarang, sebaiknya
koitus ditunda sampai kehamilan 16 minggu. Pada waktu itu plasenta telah terbentuk,
serta kemungkinan abortus menjadi lebih kecil. Pada umumnya koitus diperbolehkan
pada masa kehamilan jika dilakukan dengan hati-hati. Pada akhir kehamilan, jika kepala
sudah masuk ke dalam rongga panggul, koitus sebaiknya dihentikan karena dapat
menimbulkan perasaan sakit dan perdarahan (Wiknjosastro, 2002).
vi. Perawatan Gigi
Pada triwulan pertama wanita hamil mengalami enek dan muntah (morning
sickness). Keadaan ini menyebabkan perawatan gigi tidak diperhatikan dengan baik,
sehingga timbul karies, gingivitis, dan sebagainya. Bila kerusakan gigi ini tidak
diperhatikan dengan baik, hal itu dapat mengakibatkan komplikasi, seperti nefritis,
septicemia sepsis peurperalis, oleh karena infeksi di rongga mulut, misalnya pulpitis yang
telah menahun, dapat menjadi sarang infeksi yang dapat menyebar kemana-mana. Maka
dari itu bila keadaan mengijinkan, tiap wanita hamil harus memeriksakan giginya secara
teratur sewaktu hamil (Wiknjosastro, 2002).
vii. Imunisasi
Tiap wanita hamil yang akan berpergian ke luar negeri dan di dalam negeri
dibolehkan mengambil vaksinasi ulangan terhadap cacar, kolera, dan tifus. Dahulu di
Indonesia pencacaran merupakan suatu keharusan, maka untuk wanita hamil pencacaran
merupakan pencacaran ulang dan tidak membahayakan. Tapi bila ada wabah, maka
pencacaran walaupun untuk pertama kali tetap dilakukan untuk melindungi ibu dan janin.
Virus vaksin dapat melintasi plasenta dan dapat menimbulkan kerusakan-kerusakan pada
macam-macam alat dan plasenta. Biasanya infeksi transplasenta hanya terjadi pada
wanita hamil yang baru pertama sekali dicacar. Maka dari itu, dianjurkan agar pencacaran
pertama sebaiknya dilakukan sebelum tua kehamilan melewati 20 minggu. Untuk
melindungi janin yang akan dilahirkan terhadap tetanus neonatonum dewasa ini
dianjurkan untuk diberikan toxoid tetanus pada ibu hamil (Wiknjosastro, 2002).
viii. Perawatan Payudara
Payudara merupakan sumber air susu ibu yang akan menjadi makanan utama bagi
bayi, karena itu, jauh sebelumnya harus sudah dirawat. Kutang yang dipakai harus sesuai
besar payudara, yang sifatnya adalah menyokong payudara dari bawah, bukan menekan
dari depan. Dua bulan sekali dilakukan massage, kolostrum dikeluarkan untuk mencegah
penyumbatan. Untuk mencegah putting susu kering dan mudah pecah, maka putting susu
dan areola payudara dirawat baik-baik dengan dibersihkan menggunakan air sabun dan
biocream atau alcohol. Bila puting susu masuk ke dalam, hal ini diperbaiki dengan jalan
menarik-narik keluar (Mochtar, 2008).
d. Anjurkan klien
mempertahankan
masukan/haluaran, tes urin dan
penurunan BB setiap hari.
d. Anjurkan meninggikan
Perubahan Pasien mengerti akan terjadi ekstremitas secara periodic selama
eliminasi perubahan eliminasi urin selama sehari.
urin kehamilan , Setelah dilakukan
tindaka keperawatan
Dengan kriteria hasil : a. Berikan informasi tentang
Klien mengerti tentang perubahan perkemihan
perubahan perkemihan sehubungan dengan trimester
selama kehamilan denga ketiga.
tri semester ketiga
Pasien mengerti perlunya b. Berikan informasi mengenaia
masukan cairan sesuai perlunya masukan cairan 6 – 8
kebutuhan gelas sehari.
DAFTAR PUSTAKA
Asrinah, dkk 2010, Asuhan kebidanan : masa kehamilan, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad Bandung. (2000). Obstetri Fisiology. Bandung:
Elemen.
Hadi, RA 2009, Kupas tuntas kehamilan dan melahirkan, Vivo Publisher, Ungaran.
Haen Forer. 2009). Perawatan Maternitas Edisi 2: Jakarta: EGC.
Muchtar Rustam.(2008). Sinopsis Obstetri fisiologi Obstetri Patologi Edisi: 2. Jakarta: EGC.
Manuaba, IBG 2008, Buku ajar patologi obstetri untuk mahasiswa kebidanan, EGC, Jakarta
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan
Kriteria Hasil NOC. Diterjemahkan oleh: Widyawati, dkk. Jakarta. EGC.