Vous êtes sur la page 1sur 3

Aplikasi Penerapan Manajemen Dalam Kehidupan

Seperti yang kita ketahui bersama, dalam menjalani kehidupan sangat diperlukan penerapan
manajemen dalam hidup untuk menunjang aktivitas sehari-hari. Manajemen didefinisikan sebagai
proses perencanaa, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota
organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan
organisasi yang diterapkan.

Maka disini kami akan coba membahas contoh sederhana dari penerapan manajemen dalam
kehidupan. Pada saat ini sedang gencar-gencarnya pemerintah menggalangkan semangat untuk
berwirausaha kepada generasi muda dan juga kepada para karyawan-karyawan. Dengan berwirausaha
dapat menciptakan lapangan pekerjaan serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Disamping itu usaha-usaha tersebut dalam tujuan pokoknya yaitu memenuhi kebutuhan sehari-hari
mereka, contohnya saat ini tidak sedikit diantara karyawan swasta yang mempunyai berbagai usaha
sampingan seperti contoh seorang pegawai swasta yang merangkap sebagai pengusaha konveksi. Dalam
hal ini penerapan manajemen diperlukan untuk mengatur segala aspek dalam dua kegiatan yang berbeda
ini, jika memiliki manajemen yang baik maka tidaklah mustahil menjadi seorang karyawan yang sukses
dalam karir dan sukses dalam wirausahanya.

Disini kami mengaplikasikan kutipan teori manajemen yaitu:

Teori organisasi klasik di sampaikan oleh Henry Fayol (1841-1925) merupakan seorang
industrialis yang berasal dari perancis. Ia melihat bahwa perusahaan tambang tempatnya berkarya
nyaris mengalami kehancuran karena kekurang mampuan para manajer ketika menjadi manajer
puncak, masalah manajerial menjadi prioritas utama (siagian, 1994:38). Henry Fayol pada umumnya
dikenal dengan penemu aliran manajemen klasik, ini bukan karena dia adalah orang pertama yang
menemukan tingkah laku manajerial, namun karena dia orang pertama yang membuatnya menjadi
sistematik. Fayol percaya bahwa praktek manajemen yang mantap mempunyai pola tertentu yang dapat
diidentifikasi dan dianalisis. Dari pemahan dasar ini dia membantu membuat rancangan untuk doktrin
menajamen yang kompak, salah satu yang masih tetap memiliki kekuatan sampai saat ini.

Menjadi karyawan merangkap sebagai wiraswasta bukanlah suatu yang mustahil, mungkin
sekilas kita berpendapat bahwa hal tersebut amat sulit mengingat akan tenaga dan waktu yang terbatas,
Namun dengan manajemen yang baik hal tersebut bukanlah hanya menjadi cita-cita saja asalkan kita
dapat memanajemen waktu dan tenaga sedemikian rupa.

Suatu contoh seorang karyawan pada suatu perusahaan swasta yang mempunyai jam kerja
mulai 09.00-17.00 mulai hari Senin s/d Jumat . Disamping itu dia juga merupakan pemilik konveksi.
Agar kedua hal tersebut dapat berjalan baik maka diperlukan manajemen dalam mengatur masing-
masing kegiatan ini. Untuk itu dia harus mempergunakan waktu di luar jam kantor sebaik-baiknya
dalam mengatur usahanya tersebut. Dalam hal inipun manajemen yang baik di perlukan guna mengatur
segala macamnya agar usahanya berjalan sesuai yang diharapkan. Seperti mengatur shift dan gaji
karyawannya. Disamping harus jeli melihat perkembangan pasar dan model pakaian saat ini. Maka
dengan segala usaha dan pengelolaan yang baik bukannlah suatu hal yang sulit seseorang dapat menjadi
karyawan merangkap sebagai wiraswasta yang berhasil.
Dalam hal ini Fayol mengemukakan prinsip manajemen yang dapat diterapkan oleh pemilik
konveksi tersebut, antara lain :

1. Pembagian kerja
Semakin seorang menjadi spesialis,semakin efesien mereka dapat mengerjakan tugasnya. Pemilik
konveksi dapat membagi pekerjaan sesuai bidang yang lebih dikuasai oleh karyawannya.

2. Wewenang
Pemilik konveksi tersebut harus memberikan perintah sehingga tugas selesai. Walaupun wewenang
formal membenarkan mereka memberi perintah, pemilik konveksi tidak selalu memaksa kepatuhan
kecuali mereka juga mempunyai wewenang pribadi (seperti pengalaman yang relevan)

3. Disiplin
Karyawan perlu menghormati peraturan dan persetujuan yang telah diatur oleh pemilik konveksi.
Penerapan disiplin juga sangat diperlukan oleh pemilik konveksi dalam menjalin hubungan dengan
pemasok bahan baku, karyawan, pembeli, dan lingkungan masyarakat.

4. Kesatuan Perintah
Setiap karyawan harus menerima instruksi hanya dari pemilik konveksi ataupun orang yang
diberikan kepercayaan. Jika seseorang karyawan menjadi bawahan dari beberapa orang, akan
terjadi konflik dalam instruksi dan kekacauan dari wewenang.

5. Kesatuan dalam Pengarahan


Operasi dalam organisasi yang mempunyai obyektif sama harus diarahkan hanya oleh pemilik
konveksi tersebut menggunakan satu rencana. Dalam perusahaan konveksi tersebut tidak boleh
terdapat dua orang atau lebih yang memberikan instruksi.

6. Kepentingan Individual Dibawah Kepentingan Umum


Dalam keadaan apapun kepentingan pribadi karyawan tidak boleh didahulukan dari kepentingan
perusahaan. Pemilik konveksi harus tegas menjelasakan dan menerapkan hal ini kepada para
karyawannya.

7. Balas Jasa
Pemilik konveksi wajib memberikan kompensasi untuk pekerjaan yang telah dilakukan oleh
karyawannya dan harus adil dalam pembagiannya kepada karyawan dan pemilik konveksi.

8. Sentralisasi
Pemilik konveksi harus mempertahankan tanggung jawab akhir, tapi pada saat yang sama harus
memberikan wewenang yang cukup kepada karyawannya untuk mengerjakan tugasnya dengan
baik. Pemilik konveksi dituntut mampu untuk menemukan seberapa jauh sentralisasi dalam setiap
kasus.

9. Rantai Scalar/Garis Wewenang/Hirarki


Garis wewenang dalam sebuah perusahaan konveksi (sekaranag seringkali digambarkan dengan
rapi berupa kotak-kotak dan garis dari bagan organisasi) berjalan menurut peringkat dari pemilik
konveksi ke tingkat paling bawah dari perusahaan konveksi.

10. Susunan
Pemilik konveksi harus mampu menentukan material dan karyawan yang berbeda ditempat yang
tepat pada waktu yang tepat, terutama harus pada pekerjaan atau posisi yang paling cocok bagi
karyawan.
11. Keadilan
Pemilik konveksi harus bersahabat dan mampu bersikap adil dengan karyawannya.

12. Stabilitas Staf Organisasi


Pemilik konveksi dituntut untuk dapat memilah dan menentukan komposisi serta jumlah karyawan
demi stabilitas dalam perusahaan.

13. Inisiatif
Karyawan harus diberi kebebasan untuk memikirkan dan melaksanakan rencana mereka walaupun
beberapa kesalahan mungkin terjadi. Disini pemilik konveksi harus memiliki rasa percaya terhadap
karyawan dalam perusahaan.

14. Semangat Korps


Mempromosikan semangat tim akan memberikan rasa kesatuan dalam perusahaan. Pemilik konvesi
harus senantiasa menjalin komunikasi dengan penggunaan komunikasi verbal sebagai ganti dari
komunikasi formal tertulis kalau mungkin.

Disini juga pemilik konveksi harus menerapkan fungsi-fungsi manajemen dengan benar, yaitu
sebagai berikut :

1. Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang
dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan
cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Pemilik konveksi harus menentukan strategi dan
rencana apa yang akan ditempuh untuk mencapai target yang akan dicapai oleh usaha konveksi
yang dimilikinya.
2. Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar
menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam
melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-
tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pemilik konveksi dapat menentukan tugas apa yang harus
dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan,
siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus
diambil.
3. Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota
kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-
usaha organisasi. Pemilik konveksi harus mampu untuk mengarahkan dan menggerakkan
karyawannya agar mau bekerja dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara bersama-sama
untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah
kepemimpinan (leadership).
4. Pengevaluasian (evaluating) adalah proses pengawasan dan pengendalian performa
perusahaan untuk memastikan bahwa jalannya perusahaan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan. Pemilik konveksi dituntut untuk menemukan masalah yang ada dalam operasional
konveksinya, kemudian memecahkannya sebelum masalah itu menjadi semakin besar.

Dalam menjalani profesi tidaklah mudah untuk melakukan manajemen waktu. Terlebih apabila
memiliki dua profesi sekaligus. Sebagai karyawan dan sebagai pengusaha. Dalam hal ini tidak hanya
waktu saja yang memerlukan pengaturan yang baik. Akan tetapi penerapan teori, prinsip, serta fungsi
manajemen juga sangat perlu diterapkan.

Vous aimerez peut-être aussi