Vous êtes sur la page 1sur 6

RESUME BUKU

Judul buku : La Takhaf

Penulis : Sujanarko

Penerbit : Qibla

Halaman : 137

Tahun terbit : 2013

La Takhaf
Renungkan..

Yang paling dekat dengan kehidupan kita saat ini bukanlah kesedihan atau kebahagiaan,
bukan kesuksesan atau kegagalan, bukan pula penghinaan atau pengorbanan, apalagi
kemiskinan atau kekayaan. Yang paling dekat dengan kita saat ini adalah kematian. Hal
berharga yang kita miliki di dunia ini bukanlah harta, emas, perak, berlian, atau bahkan
mutiara. Hal berharga yang kita miliki di dunia ini adalah waktu. Kedudukan tertinggi di
hadapan Allah bukan dari tinggi jabatan, banyaknya harta, atau seringnya orang
menghormati kita. Kedudukan tertinggi di hadapan Allah adalah dari kerendahan hati pada
makhluk sesama. Tempat terindah di kehidupan ini bukan terletak di taman seribu bunga
atau gedung-gedung bertingkat di tengah kota. Tempat terindah di kehidupan ini adalah
surga.

Kekayaan yang sebenarnya..

Ketahuilah, kemulian yang luar biasa adalah menjaga kekayaan yang tidak pernah sirna
untuk menutupi kekayaan yang mudah sirna. Dan, kekayaan Allah swt meliputi cahaya iman
yang terjaga keindahannya dengan pakaina takwa serta tak mungkin ada yang bisa
menyirnakan cahayanya karena ada akhlak baik yang melindunginya. Namun, bagaimana
cahaya itu berada di hati, sementara kita masih terbelenggu dengan syahwat yang
melukiskan gambar dunia dalam kehidupan kita? Atau, bagaimana cahaya yang suci itu
menyinari hati kita, padahal kelalaian masih menyelimuti diri kiita? Atau, bagaimana cahaya
itu perlahan di kedalaman hati kita untuk memancarkan cahaya ketenangan, sedang kita
belum bertobat dalam kesalahan? Mari cemerlangkan hati kita untuk kendaraan menuju
cahaya-Nya. Cahaya yang mampu diterobos oleh menggebunya semangat kita untuk
mengendalikan syahwat, tidak melalaikan apa yang sudah dituntut untuk kita, dan
menyadari kesalahan kemudian bertobat. Inilah kekayaan yang sebenarnya, kekayaan yang
tak akan pernah sirna dengan kilau dunia. Lihatlah Abdurrohman bin Auf menolak Saad bin
Abi Rabi’ yang hendak memberi setengah harta kepadanya dan salah satu kedua istri Saad
untuk dinikahinya demi menjaga cahaya imannya. Atau, Umar bin Khattab yang terlalu sibuk
mengurus kebunnya sehingga beliau lalai shalat berjamaah, kemudian beliau menjual
kebunnya demi menjaga ketakwaannya pada Allah swt.

Indahnya bersyukur..

Jika kehidupan ini menghadirkan kesedihan, untuk apakah Allah SWT memberi
kenikmatan yang membahagiakan dan tak terhitung jumlahnya di kehidupan kita? Hal ini
sudah cukup menjelaskan bahwa kesedihan itu datang dari sikap kita yang tak mau berbagi
kebahagian dengan orang lain. Bukan orang lain yang tak mau berbagi kebahagian dengan
kita. Mungkin inilah sebabnya mengapa Allah SWT berfirman “maka nikmat Tuhanmu yang
mankah yang kamu dustakan?”(QS.Ar-Rahman : 13). Di sinilah indahnya bersyukur, ia tak
hanya membawa kebahagiaan, tetapi juga menganjurkan kita untuk bermuhasabah atas
segala kesedihan yang kita rasakan agar tidak sikut kanan dan kiri untuk memenuhi
kebutuhan.

Menjadi insan kecintaan Allah SWT..

Tindakan dan bersyukur merupakan kebenaran yang membuktikan bahwa kita sedang
berada pada perjuangan untuk meraih kebaikan dalam hidup. Oleh karena itu, kesetiaan kita
memenangkan kebaikan adalah pengukur kesetiaan kita kepada Allah SWT. Karena, jika kita
ingin menggebirakan Allah, gembirakanlah Dia dengan menjadi insan kebanggaan-Nya, yaitu
insan yang berbuar baik, yang menyembah-Nya, yang melakukan tindakan dan bersyukur.

Kekuatan tindakan..

Jangan terlalu takut akan adanya kegagalan karena hal itu akan membuat kita tertidur
pulas dalam bayang-bayang semu, segerelah beranjak dari tempat tidur dan ambil langkah
pertama untuk bertindak.

Kunci keberhasilan..

Kunci keberhasilan berada dalam pikiran yang kita miliki serta tindakan yang kita lakukan
untuk mengisi waktu di masa kini dan hidup di masa kini. Bukan masa lalu, juga bukan masa
depan.
Jangan lupa..

Sebelum kita benar-benar terjatuh dalam jurang kesedihan, kecemasan, dan kegundahan
ketika musibah datang menghampiri, ingatlah bahwa semua itu untuk mengingatkan yang
telah terlupa. Cobalah melihat ke dalam hati kita, apakah ia masih memiliki cahaya terang
dari pancaran ayat AlQur’an atau tidak? Karena mungkin selama ini kita lupa
melantukannya. Atau, coba lihat kekuataan dalam diri kita, apakah ia masih memiliki
keterampilan dan ketekunan untuk mengalahkan rasa malas atau tidak? Kerena mungkin
selama ini kita lupa bahwa rasa malas itulah yang menjadikan kekuataan kita tak berharga.
Dan, cobalah lihat pikiran kita, apakah ia berada di sisi negatif atau positif? Karena mungkin
selama ini kita terlupa dan membiarkannya berada di sisi negatif, hingga membuat
kehidupan kita tak indah lagi.

Putus asa adalah..

Di setiap kehidupan memang terdapat kecenderungan untuk menghadirkan sikap putus


asa. Jalan terbaik yang mampu menahan perih dalam jiwa dan raga di tengah keputusan
dalam diri adalah hati yang tetap setia untuk berprasangka baik pada Sang MahaKuasa dan
pikiran selalu berada pada pola pikir positif.

Tak ada yang hilang, bersabarlah!

Hampir semua kehidupan selalu menyajikan pilihan. Dan, pilahan yang membahagiakan
dalam kehidupan berawal dari kesabaran. Oleh karena itu sabar adalah tujuan kita untuk
menharap adanya Allah SWT bersama kita. Sabar adalah pelengkap bagi kekurangan yang
kita miliki. sabar adalah pemberi nilai-nilai baik bagi jiwa yang disebut beruntung.

Makna kekurangan..

Bersyukurlah jika Allah SWT menciptakan kita dengan banyak kekurangan. Karena,
kelebihan itu hanya di dapatkan setelah kita mengetahui kekurangan diri sendiri. Oleh
karena itu, jangan ragu untuk bertindak. Apalagi menjadikan kekurangan yang dimiliki
sebagai alasan untuk bertindak. Cara terbaik untuk maggali kekuatan dalam diri adalah
melakukan tindakan dengan kesungguhan. Galilah terus maka kita akan menemukan
sumber kekuatan yang tak pernah berhenti mengalir.

Tinggalkan kecemasan

Seperti malam yang gelap tanpa bintang, itulah sebuah keberhasilan tanpa kesabaran.
Nikmatilah hari yang ada di masa kini dan jangan mencemaskan masa depan yang belum
jelas oleh kita, biarkan masa depan ada di tangan Allah.

Tinggalkan kemarahan dan ketamakan


Hal terbesar yang mungkin kita temui dari proses kehidupan adalah ketika berlaku baik
maka akhir dari kehidupan pun akan baik. Namun, yang terpenting dalam sebuah proses
tersebut bukanlah pada akhir dari kehidupan, melainkan pada perjalanan untuk berlaku baik
dikehidupan. Obati segala kemarahan dalam diri dengan ketenangan, dan obati ketamakan
dengan qona’ah. Mari kita tumbuhkan sifat qona’ah dalam hati. Qona’ah adalah menerima
pemberian Allah SWT dengan senang hati.

Tersenyumlah!

Jadilah orang baik yang senantiasa menjaga keserasian alam dengan senyuman dan
serahkan diri kita sepenuhnya pada Allah swt agar kita tak merasakan sedih. Hiduplah
dengan hati yang bersih dan pikiran jernih, agar setiap langkah yang kita lakukan membawa
kebaikan pada diri sendiri, oranglain, alam, bahkan Allah tuhan semesta alam.

Cemburulah pada tempatnya!

Kecemburuaan yang kamu rasakan tak lantas membuatmu kecewa terhadap orang yang
kamu cintai dan tak harus membuatmu marah kepada orang yang kamu cinta. Jangan
sekalipun memperkeruh hati dengan kekecewaan dan jangan pula mematikan pikiran
dengan kemarahan. Sadarilah, Allah SWT tak akan pernah berhenti memercikkan rintik-
rintik kebahagian dari atas langit kepada hidup kita, selama hati kita masih jernih dan pikiran
tetap hidup. Dan, kecemburuan yang hanya akan membuat kita bahagia serta selalu bahagia
adalah cemburu dengan orang-orang yang berakhlak baik. Karena, semakin kita berusaha
untuk menambah akhlak dalam diri, semakin terang pula pancaran cahaya kebahagiaan
dalam diri. Kecemburuan Allah SWT terhadap kita inilah yang akan membuat kita selalu
bahagia.

Hentiakan khayalan..

Jangan menunggu kehangatan mentari di malam hari. Dan, jangan menanti indahnya
cahaya bintang di siang hari. Tinta ynag dituliskan Allah SWT tentang perputaran bumi di
atas porosnya telah kering. Allah SWT menetapkan keberadaan siang dan malam silih
berganti dan di antara siang terdapat mentari di malam hari dan bintang di siang hari adalah
sebuah penantian yang bodoh dan konyol karena keberadaannya hanya dalam angan-angan
kosong belaka. Kini, diujung tanduk tempat di mana kita berdiri ada jurang keterpurukan,
lantas apa yang akan kita lakukan? Membiarkan diri untuk terus berangan-angan hingga
malam lalu membuat lemas dan bum! Terjatuh ke bawah, atau menggunakan hukum
perubahan dengan segera melangkah menjauhinya?

Jangan mengharapkan ucapan ”terima kasih” dari orang lain..

Tetaplah kita berlaku baik kepada orang di sekitar, meskipun terkadang diabaikan dan
dilecehkan. Karena sungguh, kesetiaan kita untuk berbuat baik kepada mereka yang
mengabaikan dan melecehkan kebaikan kita adalah awal naiknya derajat kita di hadapan
Allah SWT. Bukankah orang yang ingat itu lebih baik dari orang yang lupa? Oleh karena itu,
ingatlah selalu kebaikan orang lain dan jangan lupa ucapkan “terima kasih” kepada mereka.
Dan, jika setiap jengkal kebaikan yang kita lakukan kepada orang lain dibalas oleh Allah SWT
dengan menaikkan derajat kita dihadapan-Nya, maka seberapa tinggikah derajat kita di
hadapan Allah SWT. Karenanya, mari bersama kita tingkatkan kebaikan kepada orang lain
dan jangan berharap adanya ucapan “ terima kasih ” dari mereka. Namun, janganlah lupa
untuk mengucapkan terima kasih kepada siapa saja yang berlaku baik kepada kita. Lalu,
perhatikan apa yang terjadi.

Terbang bersama impian..

Bukanlah sebuah kebetulan jika apa yang kita impikan belum kita dapatkan. Ia adalah
kehendak Allah SWT untuk mengakhiri mimpi-mimpi dalam khayalan kita. Dan, segera
setelah khayalan itu menghilang, Allah SWT ingin kita menciptakan kebenaran untuk
mencapai sebuah impian, yakni setia melakukan dengan keberanian. Bukankah kita sebagai
pemimpin harus menjadi contoh yang baik bagi mereka yang berani meninggalkan segala
ketakutan dan keraguan yang ada dalam diri. Lalu kepaklah kedua sayap untuk terbang dan
jangan hiraukan peluru-peluru tajam yang mengancam keselamatan. Terbang tinggilah
bersama datangnya balasan kebaikan dari Allah SWT.

Ikhlas..

Alam semesta yang diciptakan Allah SWT dengan baik telah mengajarkan kita tentang
makna keikhlasan saat menerima takdir Allah SWT. Karena keikhlasan adalah sumber
ketenangan yang membawa kebaikan. Lihatlah bagaimana pepohonan ikhlas merasakan
dinginnya hujan demi tumbuhnya buah-buahan, kayu ikhlas dibakar untuk memberi
kehangatan bagi sekitar, dan tanah ikhlas merasakan panasnya lava demi kesuburan. Dan
kita juga akan melihat buah dari keikhlasan, yakni merasa tentram dan bahagia di setiap
detik saat menjalani takdir dari Allah SWT.

Berbuat baik dan hilangkan perbedaan sosial..

Terdapat kecenderungan dalam kehidupan manusia untuk membedakan status sosial


dalam kehidupan mereka. Dan, tak jarang pula di dalam perbedaan status sosial tersebut
timbul pengucilan kepada yang cacat, penghinaan kepada yang miskin, dan
ketidakpercayaan kepada orang yang baru dikenal. Maka itu, hentiakan adanya perbedaan
atatus sosial dalam setiap kehidupan kita dan berbuat baiklah kepada siapapun, sehingga itu
bisa menjadikan kita sebagai ahli kebaikan di hadapan Allah SWT. Dan ingatlah, tujuan Allah
SWT menciptakan keindahan di alam semesta ini.

Ambil kesempatan..

Mengambil kesempatan bukanlah suatu pilihan, ia adalah sumber pengetahuan yang


memberi kita dua pelajaran. Pertama, memberi keberhasilan. Dan yang kedua, memberi
pengalaman. orang-orang yang berani mengambil kesempatan memiliki dua keajaiban
untuk menciptakan sesuatu yang kecil menjadi besar, sesuatu yang tak berharga menjadi
luar biasa. Pertama melalui pengalamnnya dan yang kedua melalui keberanian. Maka, baik
buruknya kehidupan kita tergantung dari banyak sedikitnya kesempatan yang kita ambil.

Mengejar keridhaan Ilahi..

Beberapa orang terjebak dalam panjangnya kehidupan yang menghadirkan berbagai


peristiwa. Hingga banyak orang yang merasa gusar dengan hadirnya kehendak Allah yang
membuat mereka cemas. Padahal, kita tak akan sanggup melawan kehendak Allah yang
datang bak sebuah badai yang menerjang semua harapan, cita, dan keinginan. Serta kita
juga tak bisa menghadang kehendak Allah SWT yang datang bak hujan yang akan
menenggalamkan dalam lautan kesedihan. Namun, disini yang harus kita lakukan mengejar
keridhaan Ilahi dengan cara menerima kehendak Allah SWT dengan senang hati melalui
kesabaran dan ketabahan.

Sekaranglah saatnya!

Sekarang saatnya untuk membuka mata. Lihatlah mereka yang miskin, yang tetap
berusaha untuk menghadapi kemiskinan dengan kesabaran dan keyakinan, walaupun
mereka tahu itu tak mudah. Dan, jarang mereka harus mengencangkan ikat pinggang untuk
menahan lapar. Sekarang saatnya untuk tak lagi mengeluh dengan seringnya cobaan yang
datang, karena itu tak lebih hebat dari hati dan pikiran yang kita dikaruniakan Tuhan dalam
diri kita. Sekarang saatnya berhenti bersedih dengan banyaknya masalah, karena itu semua
tak lebih berbahaya dibanding dengan kebesaran Sang MahaKuasa. Sekarang saatnya tak
lagi cemas dengan adanya hinaan, karena itu akan membuat kita hina selama ada
kerendahan hati dalam diri.

Ridha Tunisa Amalia

Vous aimerez peut-être aussi