Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
B. Rumusan Masalah............................................................................................................ 2
KESIMPULAN .................................................................................................................... 17
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi Informasi, sangat
berpengaruh terhadap penyusunan dan implementasi strategi pembelajaran. Melalui
kemajuan tersebut para guru dapat menggunakan berbagai media sesuai dengan kebutuhan
dan tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan media komunikasi bukan saja dapat
mempermudah dan mengefektifkan proses pembelajaran, akan tetapi juga bisa membuat
proses pembelajaran lebih menarik.
Menurut Sanjay proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Dalam suatu
proses komunikasi selalu melibatkan tiga komponen pokok, yaitu komponen pengirim pesan
(guru), komponen penerima pesan (siswa), dan komponen pesan itu sendiri yang biasanya
berupa materi pelajaran. Kadang-kadang dalam proses pembelajaran terjadi kegagalan
komunikasi. Artinya, materi pelajaran atau pesan yang disampaikan guru tidak dapat diterima
oleh siswa dengan optimal, artinya tidak seluruh materi pelajaran dapat dipahami dengan baik
oleh siswa; lebih parah lagi siswa sebagai penerima pesan salah menangkap isi pesan yang
disampaikan. Untuk menghindari semua itu, maka guru dapat menyusun strategi
pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai media dan sumber pelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan media pembelajaran audio visual?
2. Apa manfaat dari media audio visual ?
3. Apa saja kelebihan dan kelemahan media audio visual ?
4. Bagaimana proses perancangan pembuatan media audio visual ?
5. Bagaimana cara pembuatan media audio visual ?
6. Apa saja macam-macam media audio visual ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk menjelaskan definisi media audio visual
2. Untuk mejelaskan manfaat dari media audio visual
3. Untuk menjelaskan kelebihan dan kelemahan media audio visual
4. Untuk menjelaskan proses perancangan pembuatan media audio visual
5. Untuk menjelaskan cara pembuatan media audio visual
6. Untuk menjelaskan macam-macam media audio visual
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PengertianAudio Visual
Sebelum beranjak ke pengertian media audio visual maka terlebih dahulu kita
mengetahui arti kata media itu sendiri. Apabila dilihat dari etimologi “kata media berasal dari
bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti
perantara atau pengantar, maksudnya sebagai perantara atau alat menyampaikan sesuatu” .
Sejalan dengan pendapat di atas, AECT (Association For Education Communication
Technology) dalam Arsyad mendefinisikan bahwa “ media adalah segala bentuk yang
dipergunakan untuk menyalurkan pesan informasi” . Media pembelajaran sangat beraneka
ragam. Berdasarkan hasil penelitian para ahli, ternyata media yang beraneka ragam itu
hampir semua bermanfaat. Cukup banyak jenis dan bentuk media yang telah dikenal dewasa
ini, dari yang sederhana sampai yang berteknologi tinggi, dari yang mudah dan sudah ada
secara natural sampai kepada media yang harus dirancang sendiri oleh guru. Dari ketiga jenis
media yang ada yang biasa digunakan dalam proses pembelajaran, bahwasanya media audio-
visual adalah media yang mencakup dua jenis media yaitu audio dan visual.
Jika dilihat dari perkembangan media pendidikan, pada mulanya media hanya sebagai
alat bantu guru. Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual misalnya gambar, model,
objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkret, motivasi belajar serta
mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Namun, karena terlalu memusatkan
perhatian pada alat bantu visual yang dipakainya orang kurang memperhatikan aspek desain,
pengembangan, produksi dan evaluasinya. Dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada
sekitar pertengahan abad ke-20, alat visual untuk mengkonkretkan ajaran ini dilengkapi
dengan audio sehingga kita kenal adanya audio-visual . Konsep pengajaran visual kemudian
berkembang menjadi audio-visual pada tahun 1940, istilah ini bermakna sejumlah peralatan
yang dipakai oleh para guru dalam menyampaikan konsep gagasan dan pengalaman yang
ditangkap oleh indera pandang dan pendengaran.
Sebagai media pembelajaran dalam pendidikan dan pengajaran, media audio- visual
mempunyai sifat sebagai berikut:
Kemampuan untuk meningkatkan persepsi
Kemampuan untuk meningkatkan pengertian
Kemampuan untuk meningkatkan transfer (pengalihan) belajar.
3
Kemampuan untuk memberikan penguatan (reinforcement) atau pengetahuan hasil
yang dicapai
Kemampuan untuk meningkatkan retensi (ingatan).
Media audio-visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.
Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media
auditif (mendengar) dan visual (melihat).Media Audiovisual merupakan sebuah alat bantu
audiovisual yang berarti bahan atau alat yang dipergunakan dalam situasi belajar untuk
membantu tulisan dan kata yang diucapkan dalam menularkan pengetahuan, sikap, dan ide.
Pengertian lain media audio-visual adalah seperangkat alat yang dapat
memproyeksikan gambar bergerak dan bersuara. Paduan anatara gambar dan suara
membentuk karakter sama dengan obyek aslinya. Alat-alat yang termasuk dalam kategori
media audio-visual adalah: televise, video-VCD,sound dan film.
4
C. Kelebihan dan Kekurangan media pembelajaran audio visul
Media audio visual mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri. Ada dua jenis
media audio visual disini yaitu audio visual gerak dan audio visual diam.
Kelebihan media audio visual gerak
1. Kelebihan dan kekurangan film sebagai media audio visual gerak.
a. Keuntungan atau manfaat film sebagai media pengajaran antara lain:
Film dapat menggambarkan suatu proses, misalnya proses pembuatan suatu
keterampilan tangan dan sebagainya.
Dapat menimbulkan kesan ruang dan waktu.
Penggambarannya bersifat 3 dimensional.
Suara yang dihasilkan dapat menimbulkan realita pada gambar dalam bentuk
ekspresi murni.
Dapat menyampaikan suara seorang ahli sekaligus melihat penampilannya.
Kalau film dan video tersebut berwarna akan dapat menambah realita objek
yang diperagakan.
Dapat menggambarkan teori sain dan animasi.
b. Kekurangan-kekurangan film sebagai berikut:
Film bersuara tidak dapat diselingi dengan keterangan-keterangan yang
diucapkan sewaktu film diputar, penghentian pemutaran akan mengganggu
konsentrasi audien.
Audien tidak akan dapat mengikuti dengan baik kalau film diputar terlalu
cepat.
Apa yang telah lewat sulit untuk diulang kecuali memutar kembali secara
keseluruhan.
Biaya pembuatan dan peralatannya cukup tinggi dan mahal.
2. Kelebihan dan kekurangan video sebagai media audio visual gerak
a. Kelebihan video
Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari rangsangan
lainnya.
Dengan alat perekam pita video sejumlah besar penonton dapt memperoleh
informasi dari ahli-ahli/spesialis.
Demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya, sehingga
dalam waktu mengajar guru dapat memusatkan perhatian dan penyajiannya.
Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang.
5
Keras lemah suara dapat diatur dan disesuaikan bila akan disisipi komentar
yang akan didengar.
Guru bisa mengatur dimana dia akan menghentikan gerakan gambar tersebut,
artinya kontrol sepenuhnya ditangan guru.
Ruangan tidak perlu digelapkan waktu menyajikannya
b. Kekurangan video
Perhatian penonton sulit dikuasai, partisipasi mereka jarang dipraktekkan.
Sifat komunikasinya yang bersifat satu arah haruslah diimbangi dengan
pencarian bentuk umpan balik yang lain.
Kurang mampu menampilkan detail dari objek yang disajikan secara sempurna.
Memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks
3. Kelebihan dan kekurangan televisi sebagai media audio visual gerak
a. Kelebihan televisi
Bersifat langsung dan nyata, serta dapat menyajikan peristiwa yang
sebenarnya.
Memperluas tinjauan kelas, melintasi berbagai daerah atau berbagai negara.
Dapat menciptakan kembali peristiwa masa lampau.
Dapat mempertunjukkan banyak hal dan banyak segi yang beraneka ragam.
Banyak mempergunakan sumber-sumber masyarakat.
Menarik minat anak.
Dapat melatih guru, baik dalam pre-service maupun dalam intervice training.
Masyarakat diajak berpartisipasi dalam rangka meningkatkan perhatian
mereka terhadap sekolah
b. Kekurangan televisi
Televisi hanya mampu menyajikan komunikasi satu arah.
Televisi pada saat disiarkan akan berjalan terus dan tidak ada kesempatan
untuk memahami pesan-pesan nya sesuai dengan kemampuan individual siswa.
Guru tidak memiliki kesempatan untuk merevisi tayangan TV sebelum
disiarkan.
Layar pesawat televisi tidak mampu menjangkau kelas besar sehingga sulit
bagi semua siswa untuk melihat secara rinci gambar yang disiarkan.
Kekhawatiran muncul bahwa siswa tidak memiliki hubungan pribadi dengan
guru, dan siswa bisa jadi bersifat pasif selama penayangan.
6
Kelebihan dan kekurangan media audio visual diam
1. Kelebihan dan kekurangan film bingkai sebagai media audio visual diam.
a. Kelebihan film bingkai sebagai media pendidikan adalah:
Materi pelajaran yang sama dapat disebarkan ke seluruh siswa secara serentak.
Perhatian anak-anak dapat dipussatkan pada satu butir tertentu.
Fungsi berfikir penonton dirangsang dan dikembangkan secara bebas.
Film bingkai berada di bawah kontrol guru.
Dapat dilakukan secara klasikal maupun individu.
Penyimpanannya mudah (praktis).
Dapat mengatasi keterbatasan keterbatasan ruang, waktu dan indera.
Mudah direvisi/diperbaiki, baik visual maupun audionya.
Relatif sederhana dan murah dibandingkan dengan media TV atau film.
Program dibuat dalam waktu singkat.
b. Kekurangan film bingkai suara adalah:
Program film bingki yang terdiri dari gambar-gambar lepas mudah hilang atau
tertukar apabila penyimpanannya kurang baik.
Hanya mampu menyajikan objek-objek secara diam (still).
Penggunaan program slide suara memerlukan ruangan yang gelap, apabila
tidak gelap makagambar yang diproyeksikan kurang jelas.
Dibangdingkan dengan gambar, foto, bagan atau papan flannel pembuatan film
bingkai jauh lebih mahal biayanya.
2. Kelebihan dan kekurangan film rangkai
a. Kelebihan film rangkai yaitu:
Kecepatan penyajian film rangkai bisa diatur
Film rangkai dapat mempersatukan berbagai media pendidikan yang berbeda
dalam satu rangkai
Ukuran gambar sudah pasti
Penyimpanannya mudah
Reproduksinya dalam jumlah besar relatif lebih mudah
Dapat untuk belajar kelompok maupun individual
b. Kelemahan yang pokok dibandingkan dengan film bingkai adalah bahwa film
rangkai sulit diedit atau direvisi karena sudah merupakan satu rangkaian, sukar
dibuat sendiri secara lokal dan memerlukan peralatan laboraturium yang dapat
mengubah film bingkai ke film rangkai
7
D. Proses Perencanaan Pembuatan Media Pembelajaran Audio Visual
Dalam proses perencanaan pembuatan media audio visual ada beberapa langkah yang
harus dikerjakan, diantaranya :
1. Menentukan gaya gambar
Gaya gambar yang terdapat dalam media audio visual dapat berupa film bebas
ataupun yang sudah ditentukan, karena tidak ada patokan tertentu, tergantung
kreatifitas
2. Membuat sketsa gambar
Gambar sketsa disini sebaiknya disesuaikan dengan materi yang akan di buat
animasi ataupun background yang digunakan. Dalam menggambar isi bisa langsung
di program flash atau dengan software lain seperti adobe photoshop, coreldraw, dan
lainnya.
3. Mengimpor sketsa gambar
Setelah sketsa selesai selanjutnya dalah mengimpor gambar tersebut ke
macromedia flash dengan cara membuka File > Import > Import to stage, lalu ppilih
gambar yang akan dimasukkan, pilih Open.
8
hari yang menarik untuk difilmkan, cerita rakyat atau dongeng, biografi seorang terkenal
atau berjasa. Adaptasi dari cerita di komik, cerpen, atau novel, dari kajian musik, dll.
b. Skenario
Adalah sebuah naskah yang nantinya akan di pentaskan ataupun di gambarkan
pemain pada sebuah pertunjukan. Ada dua tugas utama penulis skenario yaitu
menentukan plot yang menarik dan menciptakan karakter yang unik. Jika penulis naskah
sulit mengarang suatu cerita, maka dapat mengambil cerita dari cerpen, novel ataupun
film yang sudah ada dengan diberi adaptasi yang lain.
c. Breakdown Skenario
Setelah naskah disusun maka perlu diadakan Breakdown naskah yang memuat
seluruh informasi detail yang dibutuhkan tiap scene harus ada. Breakdown naskah
dilakukan untuk mempelajari rincian cerita yang akan dibuat film.
d. Rencana Biaya
Biaya adalah hal yang sangat vital untuk kelangsungan proses produksi sebuah
pembuatan film pendek ini.
e. Mencari Tim Produksi
Secara garis besar beberapa posisi yang dibutuhkan adalah Produser (promotor
yang pertama kali), penulis skenario, sutradara, cameramen, pemain, tim property dan
editor.
f. Jadwal Produksi
Jadwal produksi dibuat setelah ada breakdown skenario, jadwal yang tersusun
baik akan memperlancar dan menghemat seluruh tenaga serta biaya produksi. Jadwal atau
working schedule disusun secara rinci dan detail, kapan, siapa saja , biaya dan peralatan
apa saja yang diperlukan, dimana serta batas waktunya. Termasuk jadwal pengambilan
gambar juga, scene dan shot keberapa yang harus diambil kapan dan dimana serta
artisnya siapa. Lokasi sangat menentukan jadwal pengambilan gambar. Hal-hal yang
perlu diperhatikan saat menyusun alokasi biaya: Penggandaan naskah skenario film untuk
kru dan pemain, penyediaan kaset video, penyediaan CD blank sejumlah yang diinginkan,
penyediaan property, kostum, make-up, honor untuk pemain, konsumsi, akomodasi dan
transportasi, menyewa alat jika tidak tersedia.
g. Hunting Lokasi
Memilih dan mencari lokasi atau setting pengambilan gambar sesuai naskah.
Untuk pengambilan gambar di tempat umum, biasanya memerlukan surat ijin. Akan
sangat menggangggu jalannya shooting, jika dalam pertengahan shooting tiba-tiba diusir
9
karena tidak ijin terlebih dahulu. Dalam hunting lokasi perlu diperhatikan berbagai resiko,
seperti akomodasi, transportasi, keamanan saat shooting, tersedianya sumber listik,dll.
Setting yang telah ditentukan skenario harus betul-betl layak dan tidak menyulitkan pda
saat produksi. Jika biaya produksi kecil, maka tidak perlu tempat yang jauh.
h. Menyiapkan Kostum dan Property
Memilih dan mencari pakaian yang akan dikenakan tokoh cerita beserta
propertinya. Kostum dapat diperoleh dengan mendatangkan desainer khusus ataupun
cukup membeli atau menyewa namun disesuaikan dengan cerita skenario. Kelengkapan
produksi menjadi tanggung jawab tim property dan artistik.
i. Menyiapkan Peralatan
Untuk mendapatkan hasil film/video yang baik maka diperlukan peralatan yang
lengkap dan berkualitas. Peralatan yang diperlukan (dalam film minimalis) :
Clipboard.
Proyektor.
Lampu.
Kabel Roll.
TV Monitor.
Kamera video S-VHS atau Handycam.
Pita/Tape.
Mikrophone clip-on wireless.
Tripod Kamera.
Tripod Lampu.
j. Casting Pemain
Memilih dan mencari pemain yang memerankan tokoh dalam cerita film. Dapat
dipilih langsung ataupun dicasting terlebih dahulu. Casting dapat diumumkan secara luas
atau cukup diberitahu lewat rekan-rekan saja. Pemilihan pemain selain diperhatikan dari
segi kemampuannya juga dari segi budget/pembiayaan yang dimiliki.
2. Tahap Produksi
a. Tata Setting
Set construction atau tata setting merupakan bagunan latar belakang untuk
keperluan pengambilan gambar. Setting tidak selalu berbentuk bangunan dekorasi tetapi
10
lebih menekankan bagaimana membuat suasana ruang mendukung dan mempertegas latar
peristiwa sehingga mengantarkan alur cerita secara menarik.
b. Tata Suara
Untuk menghasilkan suara yang baik maka diperlukan jenis mikrofon yang tepat
dan berkualitas. Jenis mirofon yang digunakan adalah yang mudah dibawa, peka terhadap
sumber suara, dan mampu meredam noise (gangguan suara) di dalam dan di luar ruangan.
c. Tata Cahaya
Penataan cahaya dalam produksi film sangat menentukan bagus tidaknya kualitas
teknik film tersebut. Seperti fotografi, film juga dapat diibaratkan melukis dengan
menggunakan cahaya. Jika tidak ada cahaya sedikitpun maka kamera tidak akan dapat
merekam objek. Penataan cahaya dengan menggunakan kamera video cukup
memperhatikan perbandingan Hi light (bagian ruang yang paling terang) dan shade
(bagian yang tergelap) agar tidak terlalu tinggi atau biasa disebut hight contrast. Sebagai
contoh jika pengambilan gambar dengan latar belakang lebih terang dibandingkan dengan
artist yang sedang melakukan acting, kita dapat gunakan reflektor untuk menambah
cahaya.
Reflektor dapat dibuat sendiri dengan menggunakan styrofoam atau aluminium
foil yang ditempelkan di karton tebal atau triplek, dan ukurannya disesuaikan dengan
kebutuhan. Perlu diperhatikan karakteristik tata cahaya dalam kaitannya dengan kamera
yang digunakan. Lebih baik sesuai ketentuan buku petunjuk kamera minimal lighting
yang disarankan. Jika melebihi batasan atau dipaksakan maka gambar akan terihat seperti
pecah dan tampak titik-titik yang menandakan cahaya under.
Perlu diperhatikan juga tentang standart warna pencahayaan film yang dibuat yang
disebut white balance. Disebut white balance karena memang untuk mencari standar
warna putih di dalam atau di luar ruangan, karena warna putih mengandung semua unsur
warna cahaya.
d. Tata Kostum
Pakaian yang dikenakan pemain disesuaikan dengan isi cerita. Pengambilan
gambar dapat dilakukan tidak sesuai nomor urut adegan, dapat meloncat dari scene satu
ke yang lain. Hal ini dilakukan agar lebih mudah, yaitu dengan mengambil seluruh shot
yang terjadi pada lokasi yang sama. Oleh karenanya sangat erlu mengidentifikasi kostum
pemain. Jangan sampai adegan yang terjadi berurutan mengalami pergantian kostum.
Untuk mengantisipasinya maka sebelum pengambilan gambar dimulai para pemain difoto
dengan kamera digital terlebih dahulu atau dicatat kostum apa yang dipakai. Tatanan
11
rambut, riasan, kostum dan asesoris yang dikenakan dapat dilihat pada hasil foto dan
berguna untuk shot selanjutnya.
e. Tata Rias
Tata rias pada produksi film berpatokan pada skenario. Tidak hanya pada wajah
tetapi juga pada seluruh anggota badan. Tidak membuat untuk lebih cantik atau tampan
tetapi lebih ditekankan pada karakter tokoh. Jadi unsur manipulasi sangat berperan pada
teknik tata rias, disesuaikan pula bagaimana efeknya pada saat pengambilan gambar
dengan kamera. Membuat tampak tua, tampak sakit, tampak jahat/baik, dll.
12
juga manusia biasa yang pasti tidak luput dari kelalaian. Maka kegiatan review ini sangat
membantu tercapainya kesempurnaan hasil akhir suatu film.
c. Presentasi dan Evaluasi
Setelah pemutaran film secara intern dan hasilnya dirasa telah menarik dan sesuai
dengan gambaran skenario, maka film dievaluasi bersama-sama dengan kalangan yang
lebih luas. Kegiatan evaluasi ini dapat melibatkan :
Ahli Sinematografi.
Untuk mengupas film dari segi atau unsur dramatikalnya.
Ahli Produksi Film.
Untuk mengupas film dari segi teknik, baik pengambilan gambar, angle, teknik
lighting, dll.
Ahli Editing Film (Editor).
Untuk mengupas dari segi teknik editingnya.
Penonton/penikmat film.
Penonton biasanya dapat lebih kritis dari para ahli atau pekerja film. Hal ini
dikarenakan mereka mengupas dari sudut pandang seorang penikmat film yang
mungkin masih awam dalam pembuatan film.[7]
13
Sesuai dengan tema pembelajaran
Dapat menarik minat siswa
Benar dan autentik
Up to date dalam setting, pakaian dan lingkungan
Sesuai dengan tigkat kematangan siswa
Perbendaharaan bahasa yang benar .
b. Video
Video sebagai media audio-visual yang menampilkan gerak, semakin lama
semakin populer dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan bisa bersifat fakta maupun
fiktif, bisa bersifat informative, edukatif maupun instruksional. Sebagian besar tugas film
dapat digantikan oleh video. Tapi tidak berarti bahwa video akan menggantikan
kedudukan film. Media video merupakan salah satu jenis media audio visual, selain film
yang banyak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran.
c. Televisi
Selain film dan video, televisi adalah media yang menyampaikan pesan-pesan
pembelajaran secara audio-visual dengan disertai unsur gerak. Televisi dalam
pengertiannya berasal dari dua kata, yaitu tele (bahasa Yunani), yang berarti jauh, dan
visi (bahasa Latin), berarti penglihatan.
Television (bahasa Inggris) bermakna melihat jauh. Kata melihat jauh
mengandung makna bahwa gambar yang diproduksi pada satu tempat (stasiun televisi)
yang dapat dilihat di tempat lain melalui sebuah perangkat penerima yang disebut televisi
minitor atau televisi set.
Televisi merupakan suatu perlengkapan elektronik yang pada dasarnya sama
dengan gambar hidup yang terdiri dari gambar dan suara. Dengan demikian peranan TV
baik sebagai gambar hidup atau radio yang dapat menampilkan gambar yang dapat dilihat
dan menghasilkan suara yang dapat didengar pada waktu yang sama.
Televisi sebagai lembaga penyiaran, telah banyak dimanfaatkan untuk
kepentingan pendidikan dan pengajaran. Banyak siaran televisi yang khusus
menginformasikan atau menyiarkan pesan-pesan materi pendidikan dan pengajaran, yang
disebut televisi pendidikan (educational television).
Menurut Darwanto (via Sukiman, 2011: 195), acara siaran pendidikan yang disiarkan
melalui televisi, ada dua klasifikasi, yaitu:
14
a. Siaran pendidikan sekolah (school broadcasting)
Yang menjadi sasaran acara ini adalah para murid sekolah, dari tingkat taman kanak-
kanak sampai dengan para mahasiswa di perguruan tinggi. Siaran langsung dikirim ke
sekolah-sekolah yang bersangkutan. Dengan demikian, acara siaran pendidikan jenis ini erat
sekali hubungannya dengan kurikulum sekolah yang berlaku pada tahun ajaran itu. Ini berarti
bahwa stasiun penyiaran yang bersangkutan melakukan kerjasama dengan Departemen
Pendidikan Nasional.
Hal yang diharapkan dari siaran pendidikan untuk sekolah ini tentu saja disesuaikan
dengan landasan dan tujuan pendidikan dari negara yang bersangkutan. Karena acara siaran
pendidikan untuk sekolah mengacu kepada kurikulum, tentu akan memberikan pengaruh
secara langsung kepada anak-anak tentang:
Menimbulkan keinginan kepada anak-anak untuk mencoba menggali pengetahuan sesuai
dengan pola pikir mereka.
Membantu anak-anak atas sesuatu pengertian yang sebelumnya belum pernah dialami.
Merangsang untuk menumbuhkan hasrat dan menggali hubungan antara kegiatan belajar
dengan keadaan sekitarnya.
Merangsang anak-anak untuk berkeinginan menjadi seorang cendekiawan.
Dengan adanya tujuan yang ingin dicapai seperti tersebut di atas, acara pendidikan
untuk sekolah merupakan inti dari siaran pendidikan pada umumnya. Karena itu, setiap usaha
harus diarahkan untuk mempersiapkan bahan-bahan pendidikan, agar acara itu dapat
disajikan dengan baik dan sejalan dengan landasan dan tujuan pendidikan nasional, dengan
prioritas utama menyajikan bahan-bahan yang mampu mendorong kegiatan belajar dengan
baik.
b. Siaran pendidikan sepanjang masa (life long education)
Berbeda dengan siaran pendidikan yang berlandaskan kurikulum sekolah, acara
pendidikan yang termasuk dalam klasifikasi ini dilandasi oleh nilai-nilai pendidikan yang
menjadi sasaran khalayak umum. Hanya saja khalayak umum dibagi menurut tingkatan
tertentu, misalnya: usia, jenis kelamin, agama, pendidikan, dan sebagainya. Televisi sebagai
media pendidikan dan pengajaran tentu tidak terlepas dari kelebihan dan kekurangannya.
Kelebihan dan kekurangan media televisi menurut Sanaky adalah sebagai berikut:
1) Kelebihan media televisi sebagai berikut:
15
a. Memiliki daya jangkauan yang lebih luas.
b. Memiliki daya tarik yang besar, karena memiliki sifat audio visual.
c. Dapat mengatasi batas ruang dan waktu.
d. Dapat menginformasikan pesan-pesan yang aktual.
e. Dapat menampilkan obyek belajar seperti benda atau kejadian aslinya.
f. Membantu pengajar memperluas referensi dan pengalaman.
g. Sebutan televisi sebagai jendela dunia, membawa khalayak untuk dapat melihat secara
langsung peristiwa, suasana, dan situasi tempat, kota, daerah-daerah di belahan dunia.
16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Media audio-visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis
media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media
auditif (mendengar) dan visual (melihat). Media Audiovisual merupakan sebuah alat
bantu audiovisual yang berarti bahan atau alat yang dipergunakan dalam situasi belajar
untuk membantu tulisan dan kata yang diucapkan dalam menularkan pengetahuan, sikap,
dan ide.
2. Proses Perencanaan Pembuatan Media Pembelajaran Audio Visual terdiri dari :
a. Menentukan gaya gambar
b. Membuat sketsa gambar
c. Mengimpor sketsa gambar
3. Cara membuat media Audio Visual terdiri dari beberapa tahap, yaitu :
a. Tahap Pra Produksi
b. Tahap Produksi
c. Tahap Pasca Produksi
4. Macam-macam Media Audio Visual
a. Audio-Visual Murni
b. Audio-Visual tidak murni
B. SARAN
Bagi Guru : dengan adanya makalah ini diharapkan bagi tenaga pendidik untuk media
audiovisual sebagai bahan ajar untuk meningkatkan memanfaatkan
pemebelajaran yang efektif dalam kelas.
Bagi Pembaca : setelah membaca makalah ini semoga pengetahuan tentang media audio
visual lebih jelas dan bermanfaat bagi dunia pendidikan.
17
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
Hujair, Sanaky, Media Pembelajaran, SafiriaInsania Press, Yogyakarta, 2010
Sadiman, Arif,Media Pembelajaran, RajawaliPers, Jakarta,1996
Syukur NC, Fatah, TeknologiPendidikan,Rasail, Semarang, 2005
B. INTERNET
http://sharingmediapembelajaran.blogspot.com/2012/05/media-pembelajaran-
berbasisaudio.html
http://faizal-ahsan.blogspot.com/2014/09/media-pembelajaran-pembuatan-audio.html
http://arsipmakalah.blogspot.com/2008/11/macam-macammedia- pembelajaran.html/
http://sharingmediapembelajaran.blogspot.com/2012/05/media-pembelajaran-berbasis-
audio.html
Sanaky Hujair, Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2010),hlm.102
Ibid, hlm.124
Arif Sadiman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 1996), hlm.95-95
Arif S. Sadiman, Op.Cit., hlm.105
Fatah Syukur NC, Teknologi Pendidikan, (Semarang: Rasail, 2005), hlm. 150-152
http://faizal-ahsan.blogspot.com/2014/09/media-pembelajaran-pembuatan-audio.html
http://arsipmakalah.blogspot.com/2008/11/macam-macammedia- pembelajaran.html
18