Vous êtes sur la page 1sur 8

LAPORAN TUTOR FARAKOTERAPI

KASUS 1

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Farmakoterpi

Dosen Pengampu : Drs. Muharam P, M.Si.,Apt

Kelas 3 B
Kelompok 1

Aa Ringga
Aulia Nuraeni
Dede Yuliasih
Dessy Amalia Damayanty
Gina Violita
Melfa Ristia
Hilda fitria K

SI FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAKTI TUNAS HUSADA
TASIKMALAYA
2018
Study case

Tn Z seorang supir online sering kali mengeluhkan sakit dada, kemudian pergi ke dokter dan
didiagnosa angina pectoris. Selain diberikan GTN spray 400 µg, Tn Z juga disarankan untuk
tidak bekerja terlalu keras, dan memperhatikan waktu istirahat. Namun kebiasaan merokok
Tn Z belum bisa dihilangkan, saat ini masih merokok sekitar 5 batang per hari.

Selang beberapa lama,Tn Z masih sering mengalami sakit dada meskipun sudah diberikan
GTN spray. Selain itu Tn Z juga mengeluh sakit kepala.

Apa yang anda sarankan sebagai apoteker ?

1. Problem Medik
Angina pektoris
Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan
sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang sering kali
menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang
bilaaktifitas berhenti.
Angina Pektoris adalah rasa tidak enak di dada sebagai akibat dari suatu iskemik
miokard tanpa adnya infark.
MACAM ANGINA PEKTORIS
a. Angina pectoris stabil
- Sakit dada timbul setelah melakukan aktivitas.
- Lamanya serangan biasanya kurang dari 10 menit.
- Bersifat stabil tidak ada perubahan serangan dalam angina selama 30 hari.
- Pada phisical assessment tidak selalu membantu dalam menegakkan diagnosa.
b. Angina pectoris tidak stabil.
- Angina yang baru pertama kali atau angina stabil dengan karakteristik frekuensi
berat dan lamanya meningkat.
- Timbul waktu istirahat/kerja ringan.
- Fisical assessment tidak membantu.
- EKG: Deviasi segment ST depresi atau elevasi.
c. Angina variant
Angina yang terjadi spontan umumnya waktu istirahat dan pada waktu aktifitas
ringan. Biasanya terjadi karena spasme arteri koroner EKG deviasi segment ST depresi
atau elevasi yang timbul pada waktu serangan yang kemudian normal setelah serangan
selesai.
2. Etiologi
- Arterosklerosis adalah kondisi di mana simpanan lemak, atau plak, terbentuk di dalam
dinding pembuluh darah. Aterosklerosis yang melibatkan arteri mensuplai jantung
dikenal sebagai penyakit arteri koroner. Plak dapat memblokir aliran darah
melalui arteri. Jaringan yang biasanya menerima darah dari arteri ini kemudian mulai
mengalami kerusakan akibat kekurangan oksigen. Ketika jantung tidak memiliki
oksigen yang cukup, akan meresponnya dengan menyebabkan rasa sakit dan
ketidaknyamanan yang dikenal sebagai angina
- Angina pektoris stabil terjadi karena suplai oksigen yang dibawa oleh aliran darah
koroner tidak mencukupi kebutuhan oksigen miokardium. Hal ini terjadi bila
kebutuhan oksigen miokardium meningkat (misalnya karena kerja fisik, emosi,
tirotoksikosis, hipertensi), atau bila aliran darah koroner berkurang (misalnya pada
spasme atau trombus koroner) atau bila terjadi keduanya.
3. Epidemiologi
Di Amerika Serikat, kurang lebih 50% dari Penderita Jantung Koroner (PJK)
mempunyai manifestasi angina pektoris. Jumlah angina pektoris sulit diketahui.
Dilaporkan bahwa insiden angina pektoris pertahun pada penderita di atas 3 tahun sebesar
213 penderita per 100.000 penduduk.
4. Patogenesis
Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada ketidak adekuatan suply
oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekauan arteri dan penyempitan
lumen arteri koroner (aterosklerosis koroner).
Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan oksigen juga
meningkat. Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat maka arteri koroner
berdilatasi dan mengalirkan lebih banyak darah dan oksigen ke otot jantung. Namun
apabila arteri koroner mengalami penyempitan akibat aterosklerosis dan tidak dapat
berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi
iskemik (kekurangan suplai darah) miokardium. Adanya endotel yang cedera
mengakibatkan hilangnya produksi No (nitrat Oksida) yang berfungsi untuk menghambat
berbagai zat yang reaktif. Dengan tidak adanya fungsi ini dapat menyababkan otot polos
berkontraksi dan timbul spasmus koroner yang memperberat penyempitan lumen karena
suplai oksigen ke miokard berkurang.
Penyempitan atau blok ini belum menimbulkan gejala yang begitu nampak bila
belum mencapai 75 %. Bila penyempitan lebih dari 75 % serta dipicu dengan aktifitas
berlebihan maka suplai darah ke koroner akan berkurang. Sel-sel miokardium
menggunakan glikogen anaerob untuk memenuhi kebutuhan energi mereka. Metabolisme
ini menghasilkan asam laktat yang menurunkan pH miokardium dan menimbulkan nyeri.
Apabila kenutuhan energi sel-sel jantung berkurang, maka suplai oksigen menjadi adekuat
dan sel-sel otot kembali fosforilasi oksidatif untuk membentuk energi. Proses ini tidak
menghasilkan asam laktat. Dengan hilangnya asam laktat nyeri akan reda
5. Patofisiologi
Angina pectoris merupakan sindrom klinis yang disebabkan oleh aliran darah ke
arteri miokard berkurang sehingga ketidakseimbangan terjadi antara suplay O2 ke
miokardium yang dapat menimbulkan iskemia, yang dapat menimbulkan nyeri yang
kemungkinan akibat dari perubahan metabolisme aerobik menjadi anaerob yang
menghasilkan asam laktat yang merangsang timbulnya nyeri.
Berkurangnya aliran darah pembuluh darah koroner ini dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, antara lain penyempitan akibat proses aterosklerosis, spasme pembuluh
darah koroner, stenosis aorta, ataupun kebutuhan metabolik yang bertambah seperti yang
dapat dijumpai pada hiperti roid, anemia berat, takikardia paroksismal dengan irama
ventrikular yang cepat
6. Faktor resiko
- Genetik
- Usia
- Faktor makanan
- Emotional stress
- Kelebihan aktivitas/kelelahan
- Exertional (gerak badan yang kurang)/ kurang olahraga
- Merokok
- Memiliki penyakit hipertensi,kolesterol dan diabetes mellitus

7. Penatalaksanaan
a. Non farmakologi
1. Berhenti merokok
2. Menurunkan berat badan
3. Melakukan olahraga dengan teratur
4. Mengatur kadar gula darah
5. Hindari stress
b. Farmakologi
1. GTN spray 400 µg
Dosis :
Semprot satu atau dua semprotan di bawah lidah ketika merasakan gejala sakit karena
angina (nyeri dada). Segera tutup mulut setelah menggunakan semprotan. Nyeri dada
akan berkurang dalam satu menit atau lebih . Jika dosis pertama tidak bekerja, maka
lakukan semprotan lagi lima menit kemudian.
Mekanisme kerja : Gliseril Trinitrat Bekerja dengan relaksasi otot polos, menghasilkan
efek vasodilator pada vena perifer dan arteri dengan efek lebih menonjol pada vena,
terutama mengurangi kebutuhan oksigen jantung dengan menurunkan preload, sedikit
dapat mengurangi afterload, melebarkan arteri koroner dan meningkatkan aliran
kolateral ke daerah iskemik.
Efek samping seperti pusing dan kulit kemerahan mungkin akan terjadi. Hindari
mengonsumsi alkohol, mengoperasikan alat berat, atau menyetir saat dalam
pengobatan ini.
2. Aspirin,
Dosis :
Untuk serangan jantung : 75 - 325 mg/hari.
Termasuk golongan obat antiplatelet (pengencer darah) yang berfungsi untuk
meredakan atau menghindari penggumpalan darah, dan menekan risiko serangan
jantung. Efek samping yang mungkin dialami adalah iritasi pada perut, mual dan
masalah pencernaan. Hindari pemberian obat ini pada anak-anak atau remaja berusia
16 tahun ke bawah sebelum berkonsultasi dengan dokter.
3. Obat penghambat beta (beta blocker),
Contohnya Atenolol, dosis :
Oral,
Angina, 100 mg sehari dalam 1 atau 2 dosis.
Membantu menurunkan tekanan darah dengan menghambat efek hormon epinephrine
atau adrenalin yang dapat meningkatkan denyut jantung secara berlebihan. Obat ini
juga membantu melebarkan pembuluh darah dan melancarkan aliran darah. Efek
samping yang mungkin dialami adalah mudah lelah, diare, mual, dan keringat dingin.
4. Obat anti pembekuan darah,
Contohnya Warfarin, dosis :
Pengobatan dan pencegahan deep vein thrombosis (DVT)Umumnya dimulai
dengan dosis 5 atau 10 mg/hari dengan dosis rumatan (maintenance) 3-9 mg/hari,
disesuaikan dengan pemeriksaan INR dari darah.
Digunakan untuk menghambat pembekuan darah dengan cara mencegah sel platelet
darah menempel. Efek samping yang mungkin dialami adalah pusing hebat,
pendarahan, rambut rontok, dan memar pada kulit.
5. Obat penghambat kanal kalsium (calcium channer blockers).
Contohnya Amlodipine, dosis :
Dosis dan aturan pakai: Angina dosis awal 1x sehari 2,5mg, dosis maksimum 1x
sehari 10mg.
Obat ini berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah dengan merelaksasi otot dinding
arteri. Efek samping yang mungkin dialami adalah wajah kemerahan, pusing, dan
mudah lelah.
6. Statin,
Contohnya Simvastatin, dosis :
Untuk mengurangi resiko kardiovaskular :
Dewasa dengan risiko tinggi: 20-40 mg satu kali sehari. Dewasa dengan risiko
menengah: 10 mg satu kali sehari.
Digunakan untuk menghambat enzim pembuat kolesterol dalam hati dan menekan
risiko terjadinya serangan jantung atau stroke. Obat ini juga membantu tubuh meresap
kolesterol yang terakumulasi sebagai plak yang menempel di dinding arteri, dan
memberikan efek positif lainnya. Efek samping yang mungkin dialami adalah
konstipasi, diare, dan nyeri perut.
7. Obat enzim pengubah angiotensin (ACE inhibitors),
Contohnya Lisinopril, dosis :
- Gagal Jantung
Dewasa: dosis awal 2,5 - 40 mg sekali sehari.

- Pasca serangan jantung


Dewasa: 5-10 mg per hari. Lisinopril, Dosis :

Bekerja dengan menghambat hormon angiotensin II sebagai pemicu penyempitan


pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah dalam tubuh. Obat ini dapat
mengurangi pasokan darah ke ginjal, karena itu sangat disarankan untuk memeriksa
kondisi ginjal melalui tes darah dan urine sebelum dan saat mengonsumsi obat ini.
Efek samping yang mungkin dialami adalah pusing, mudah lelah, dan batuk kering
yang umumnya hanya bersifat sementara.
8. Ivabradine.
Dosis :
Dewasa: PO- awal: dosis yang direkomendasikan adalah 5mg dua kali sehari.
Tingkatkan hingga 7.5 mg dua kali sehari setelah 3-4 minggu bila diperlukan.
Dapat dikurangi hingga 2.5-5 mg dua kali sehari bila diperlukan
Obat ini menurunkan kecepatan denyut jantung seperti obat penghambat beta, tetapi
memiliki tingkat keamanan lebih bagi penderita infeksi paru, atau penyakit lainnya
yang tidak diperbolehkan mengonsumsi obat penghambat beta. Efek samping yang
mungkin dialami adalah penglihatan buram atau silau untuk beberapa saat. Penderita
disarankan untuk tidak mengemudi setelah mengonsumsi obat ini.
9. Ranolazine,
Dosis :
- Melalui mulut (per oral) 500 mg 2 kali sehari.
- Dosis maksimum: 2000 mg/hari
Digunakan untuk melemaskan otot jantung dan meningkatkan aliran darah. Obat ini
umumnya diresepkan bagi penderita gagal jantung dan artimia karena tidak
mempengaruhi kecepatan denyut jantung. Efek samping yang mungkin dialami adalah
pusing, mudah lemas, dan konstipasi.
10. Nicorandril.
Dosis :
- Melalui mulut (per oral) 10-20 mg, 2 kali sehari
- Dosis maksimum: 30 mg melalui mulut (per oral), sebanyak 2 kali sehari.
Obat ini mengandung penggerak kanal kalium yang berfungsi melebarkan pembuluh
arteri dan melancarkan peredaran darah menuju jantung. Nicorandil umumnya
digunakan sebagai pengganti obat penghambat kanal kalsium bagi penderita dengan
kondisi medis tertentu. Efek samping yang mungkin dialami adalah mual dan pusing.

8. Saran Sebagai Apoteker


Pasien harus berhenti merokok dan menjauhi asap rokok karena merokok dapat
menyebabkan takikardi dan naiknya tekanan darah sehingga menyebabkan jantung bekerja
keras. Tidak boleh bekerja terlalu keras dan harus cukup istirahat. Harus mengonsumsi
makanan bergizi dan rendah lemak dalam porsi kecil, melakukan olahraga sesuai petunjuk
dokter, dan menjaga kadar glukosa bagi penderita diabates. Perubahan gaya hidup
disarankan bukan hanya pada saat pengobatan, tetapi untuk jangka panjang agar serangan
angina pektoris berkurang atau berhenti sepenuhnya.
9. Kesimpulan
Untuk tuan Z yang di diagnosa angina pectoris pengobatannya bisa diberikan GTN spray
400 µg. Pada saat mengkonsumsi obat ini mungkin akan terjadi efek samping seperti
pusing dan kulit kemerahan. Oleh karena itu penderita harus menghindari mengonsumsi
alkohol, mengoperasikan alat berat,atau menyetir saat dalam pengobatan ini.

Vous aimerez peut-être aussi