Vous êtes sur la page 1sur 5

LEMBAR ALGORHITMA ASSESSMENT

Buatlah algorhitma assessment fisioterapi berdasarkan pengamatan dan perlakuan anda terhadap kasus yang anda
tangani
Nama Pasien : Tn. D Umur : 61 tahun Jenis Kelamin : laki-laki

History Taking :
Pasien mengalami kelemahan dari bawah putting susu
hingga kedua tungkai

Inspeksi :
Pasien di pasangi infuse, keteter dan saat tidur terlentang terlihat kaki cenderung dorso fleksi
ankle dan vertebra semi lateral fleksi kanan serta tidak bisa menggerakkan kedua tungkainya.

Pemeriksaan fisik

Tes gerak aktif/pasif : Palpasi : Tes nurologis Tes spesifik & pengukuran
Tidak mampu Tidak ada *Tonus otot: nilai 2 *Tes keseimbangan( tidak mampu
dilakukan nyeri tekan *Reflex patologis : dilakukan
Babynski : positif *Tes koordinasi (tidak mampu di
*Reflex fisiologisnya: positif lakukan untuk extremitas inferior)
*Sensoris: dirasakan *MMT (nilai 2- )
*Area dermatom : dirasakan *Tes motorik : tidak mampu
dilakukan
*Tes kognitif : baik
*skala morse: >45 : Resiko tinggi

Menentukan tempat spondylitis TB + metastase bone


diseasedengan MRI CT-.scan,Foto thorax

Diagnosa ICF :
“Gangguan Motor Function, UMN Et Causa Paraparese
Post Spondylitis TB + Metastasi Bone Disease”

Makassar, ..........................................

Clinical Educator,

____________________________
LEMBAR INTERVENSI FISIOTERAPI

Tulislah berbagai jenis pendekatan intervensi fisioterapi yang diberikan oleh CE bersama dengan mahasiswa
praktikan

Nama Pasien : Tn. D


Umur : 61 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Diagnosa Fisioterapi : “Gangguan Motor Function, UMN Et Causa Paraparese Post Spondylitis TB +
Metastasi Bone Disease”

Jenis Intervensi Tujuan Intervensi Alasan Klinis


Komunikasi untuk menghilangkan rasa Komunikasi terapeutik yaitu memberikan
terapeutik khawatir dan kecemasan motivasi dan penjelasan mengenai pengobatan
mengenai penyakit yang dialami yang bisa diberikan untuk penyembuhan pasien.
pasien.
Positioning Untuk mencegah dekubitus Dengan melakukan positioning maka resiko akan
terkena komplikasi akibat berbaring lama
menjadi berkurang dan bertujuan untuk
mencegah dekubitus.
Breathing untuk memperbaiki pola nafas dan Breathing exercise adalah suatu intervensi
exercise sesak pasien. mendasar untuk pencegahan atau penanganan
yang komprehensif pada impairment yang
berhubungan dengan gangguan pernafasan akut
maupun kronis
untuk memelihara ROM dan Passive ROM exercise dapat merangsang otot
Passive ROM mencegah kontraktur. yang mengalami gangguandan meningkatkan
exercise ROM agar kembali ke fungsi normalnya .
Strengthening Untuk menguatkan otot-otot Dengan adanya tahanan isotonic yang diberikan
Extremitas extremitas superior oleh fisioterapi maupun pasien dapat
Superior merangsang otot untuk berkontraksi dan dapat
meningkatkan kekuatan otot tersebut.

Makassar, ..........................................

Clinical Educator,

___________________________
LEMBAR INTERVENSI FISIOTERAPI
Tulislah rekomendasi pendekatan intervensi fisioterapi sesuai dengan Evidence Based Practice dan Clinical
Reasoning

Nama Pasien : Ny. R


Umur : 41 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Diagnosa Fisioterapi : Paraplegi
Jenis Intervensi Tujuan Intervensi Alasan Klinis
pencegahan disfungsi dengan Terapi latihan adalah salah satu upaya pengobatan
pengembangan, peningkatan, dalamfisioterapi yang pelaksanaannya dengan
Terapi Latihan perbaikan atau pemeliharaan menggunakan pelatihan –pelatihan gerak tubuh baik
1. Active dari kekuatan dan daya tahan secara aktif maupun secara pasif. Secara umumtujuan
Assisted otot, kemampuan terapi latihan meliputi pencegahan disfungsi dengan
Exercise kardiovaskuler, mobilitas dan pengembangan, peningkatan, perbaikan atau
2. Bridging
fleksibilitas jaringan lunak, pemeliharaan dari kekuatan dan daya tahan otot,
atau
stabilitas, rileksasi, kemampuan kardiovaskuler, mobilitas
mengang
kat pantat
koordinasi keseimbangan dan danfleksibilitas jaringan lunak, stabilitas, rileksasi,
kemampuan fungsional koordinasi keseimbangandan kemampuan fungsional
(Kisner, 1996).
TENSadalah suatu prosedur elektrik dengan
TENS Untuk merangsang saraf penerapan intensitas dan frekuensitertentu pada kulit
melaui permukaan kulit dengan maksud untuk mendapatkan efek
analgetik.TENS ditemukan sebagai suatu alat yang
paling efektif untuk memodulasi nyeri.

Untuk penetrasi yang hanya Infra Red merupakan alternatif terapi yang
berada pada tingkat mempunyai penetrasi yang hanya berada pada tingkat
IRR superfisial jaringan superfisial jaringan saja. Diharapkan agar terjadi efek
analgesik, efek anti imflamasi, efek sedatif,
peningkatan suhu jaringan, efek rileksasi otot
sehingga intensitas spasme menurun, dan efek
vasodilatasi agar terjadi peningkatan blood flow.

Makassar, ..........................................

Clinical Educator, Preceptor,

_____________________________ ____________________________
LEMBAR BAGAN ICF

Buatlah bagan ICF sesuai dengan problematik yang ditemukan berdasarkan hasil assessment terhadap kasus
anda tangani

Nama Pasien : Tn. D


Umur : 61 tahun
Jenis Kelamin :Laki-laki

Kondisi/Penyakit :
“Gangguan Motor Function, UMN Et Causa
Paraparese Post Spondylitis TB + Suspek Metastasi
Bone Disease ”

Impairment Acivity Limitation Participation Restriction


(Body structure and function)
 Keterbatasan  Adanya hambatan
 Kelemahan anggota melakukan aktivitas
melakukan ADL/IADL
gerak trunk dan sosial pasien dengan
(transfer, toileting,
extremitas inferior keluarga dan masyarakat
berjalan, fecal, urinary,
mandi) dan tidak dapat bekerja

Makassar, ..........................................

Clinical Educator,

____________________________
LEMBAR ALGORHITMA ASSESSMENT

Buatlah algorhitma assessment fisioterapi berdasarkan Evidence Based Practice dan Clinical Practice
Guidelines terhadap kasus yang anda tangani
Nama Pasien : Ny. R Umur :41 tahun Jenis Kelamin : perempuan

HistoryTaking :
Pasien mengalami kelemahan pada kedua tungkai dan tidak bisa
merasakan BAB dan BAK.

Inspeksi :
pasien duduk di kursi roda, terlihat kaki pasien lunglai dan lemah, terpasang korset lumbal pasien tidak
bisa transfer dan ambulansi secara mandiri pasien tidak bisa berpisah sendiri dari kursi roda ke bed,
pasien tidak bisa berjalan, dan anggota gerak bawah tidak bisa digerakkan secara aktif.

Pemeriksaan fisik

Tes gerak aktif/pasif : Tes nurologis Tes spesifik & pengukuran


Palpasi :
Tidak ada *Tonus otot: hypertonus *Tes kognitif (baik)
Tidak ada nyeri
keterbatasan dan * Reflex patologis : negatif *tes koordinasi : tidak mampu
tekan,spasme otot
tidak ada nyeri *Reflex fisiologisnya: negatif dilakukan
dan suhu di batas
*Sensoris: tidak dirasakan *tes reflex : APR dan KPR : tidak
normal
ada
*tes ROM : tidak dapat dilakukan
*MMT : nilai 0
*tes motorik : tidak dapat
digerakkan

Diagnosa ICF :
Paraparese post operasi tulang
belakang

Makassar, ..........................................

Clinical Educator, Preceptor,

_____________________________ ____________________________

Vous aimerez peut-être aussi