Vous êtes sur la page 1sur 8

Nurullita, T.dkk.

Perbedaan Waktu Reaksi pada Usia…

PERBEDAAN WAKTU REAKSI PADA USIA LANJUT DENGAN


HIPOTENSI ORTOSTATIK DAN TANPA
HIPOTENSI ORTOSTATIK
Penelitian Observasional di Panti Sosial Tresna Werdha “Budi Sejahtera”
Banjarbaru dan Martapura

Tika Nurullita1, Fakhrurrazy2, Triawanti3


1
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran,
Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin,
2
Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran, Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin.
3
Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran, Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin.

Email korespondensi: tikanurullita@gmail.com

ABSTRACT: Orthostatic hypotension is a common problem in the elderly. High


incidence of orthostatic hypotension in elderly associated with decreased baroreceptor
sensitivity and declining elasticity and muscle strength inferior. This study aims to determine
the differences in reaction time in the elderly with and without orthostatic hypotension in
Panti Sosial Tresna Werdha “Budi Sejahtera” Banjarbaru and Martapura. This study was an
observational study with cross sectional analytical and decision-purposive sampling
technique. Data will be tested for normality prior to the Kolmogorov-Smirnov test for
normality. Data analysis using unpaired t test. The results of the study the average reaction
time of 30 elderly people with orthostatic hypotension is 2.069 seconds and 30 elderly people
without orthostatic hypotension is 1.775 seconds. The results of the Kolmogorov-Smirnov
normality test p =0.919 indicates the data are normally. The results of the analysis of the
unpaired t test p =0.022 (p <0.05) indicate that there are significant differences. The results
that the reaction time in the elderly with orthostatic hypotension longer than without
orthostatic hypotension in Panti Sosial Tresna Werdha “Budi Sejahtera” Banjarbaru and
Martapura.

Keywords: orthostatic hypotension, the elderly, reaction time

ABSTRAK: Hipotensi ortostatik merupakan masalah yang sering ditemukan pada usia
lanjut. Tingginya kasus hipotensi ortostatik pada usia lanjut berkaitan dengan penurunan
sensitivitas baroreseptor dan menurunnya daya elastisitas serta kekuatan otot inferior.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan waktu reaksi pada usia lanjut dengan
hipotensi ortostatik dan tanpa hipotensi ortostatik di Panti Sosial Tresna Werdha “Budi
Sejahtera” Banjarbaru dan Martapura. Penelitian ini menggunakan metode observasional
analitik dengan pendekatan cross sectional dan teknik pengambilan purpossive sampling.
Data akan diuji normalitas terlebih dahulu dengan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov.

205
Berkala Kedokteran, Vol.11, No.2, Sep 2015: 205-212

Analisis data menggunakan uji t tidak berpasangan. Hasil penelitian waktu reaksi rata-rata
pada 30 orang usia lanjut dengan hipotensi ortostatik adalah 2,069 detik dan 30 orang usia
lanjut tanpa hipotensi ortostatik adalah 1,775 detik. Hasil uji normalitas Kolmogorov-
Smirnov P=0,919 menunjukkan data terdistribusi normal. Hasil analisis uji t tidak
berpasangan P=0,022 (p<0,05) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna.
Kesimpulan bahwa waktu reaksi pada usia lanjut dengan hipotensi ortostatik lebih panjang
dibandingkan tanpa hipotensi ortostatik di Panti Sosial Tresna Werdha “Budi Sejahtera”
Banjarbaru dan Martapura.

Kata-kata kunci: hipotensi ortostatik, usia lanjut, waktu reaksi

206
Nurullita, T.dkk. Perbedaan Waktu Reaksi pada Usia…

PENDAHULUAN diabetes melitus 7. Pada populasi usia


Harapan hidup manusia yang lanjut, hipotensi ortostatik merupakan
semakin meningkat mulai abad dua faktor risiko terjadinya jatuh berulang
8
puluh ini disebabkan oleh .
meningkatnya sanitasi 1. Menurut data Penyebab hipotensi ortostatik
WHO (World Health Organization), meliputi penyakit saraf seperti
pada tahun 2020 Indonesia neuropati, istirahat di tempat tidur
diperkirakan mengalami peningkatan dalam waktu yang lama, irama jantung
jumlah warga yang berusia lanjut yang tidak teratur, sehingga terjadi
mencapai 25,5 juta jiwa 2. Semakin kerusakan saraf yang mengganggu
bertambah usia, maka semakin banyak refleks dalam mengontrol tekanan
terjadi perubahan pada berbagai sistem darah. Pada kondisi fisiologis,
dalam tubuh. Perubahan yang terjadi pembuluh darah berespon terhadap
cenderung mengarah pada perubahan gravitasi dengan berkontraksi, tapi
penurunan berbagai fungsi organ. sebaliknya pada hipotensi ortostatik
Peningkatan jumlah orang berusia pembuluh darah tidak dapat
lanjut diikuti dengan peningkatan menyesuaikan diri terhadap perubahan
jumlah morbiditas dan mortalitas. posisi dari berbaring menjadi berdiri
Banyak penyakit yang menyebabkan sehingga terjadi penurunan tekanan
morbiditas dan mortalitas pada usia darah 9.
lanjut diantaranya adalah hipotensi Tingginya kasus hipotensi
ortostatik 3. ortostatik pada usia lanjut berkaitan
Hipotensi ortostatik merupakan dengan penurunan sensitivitas
masalah yang sering ditemukan pada baroreseptor dan menurunnya daya
usia lanjut. Penyakit penyerta pada elastisitas serta kekuatan otot-otot
usia lanjut diketahui berpotensi ekstremitas. Salah satu parameter yang
mengakibatkan timbulnya hipotensi digunakan untuk mengetahui
ortostatik (4). Hipotensi ortostatik penurunannya adalah dengan melihat
didefinisikan sebagai turunnya tekanan waktu reaksi seseorang 10.
darah sistolik ≥ 20 mmHg atau Waktu reaksi adalah interval
turunnya tekanan darah diastolik ≥ 10 waktu antara stimulus yang diterima
mmHg pada perubahan posisi dan pemberian respons di bawah
berbaring ke posisi berdiri selama 3 kondisi bahwa subjek telah
menit. Hipotensi ortostatik merupakan diinstruksikan untuk merespons
masalah kesehatan yang sering secepat mungkin. Waktu reaksi ini
ditemukan pada usia lanjut dengan digunakan untuk mengevaluasi
prevalensi berkisar 4% sampai 33% kecepatan pemprosesan sistem saraf
dan angka prevalensi meningkat sesuai pusat dan koordinasi antara sistem
usia 5. sensorik dan motorik. Berbagai faktor
Hipotensi ortostatik merupakan yang dapat mempengaruhi waktu
faktor risiko terjadinya jatuh, sinkop, reaksi pada manusia adalah usia, jenis
dan gejala iskemia organ 6. Berbagai kelamin, tangan kiri atau kanan,
faktor yang berhubungan dengan kelelahan, puasa, dan aktivitas fisik 11.
hipotensi ortostatik meliputi usia, obat Waktu reaksi menjadi lebih
anti hipertensi, hipertensi, stroke, dan panjang (lambat) pada saat kelelahan,

207
Berkala Kedokteran, Vol.11, No.2, Sep 2015: 205-212

gangguan saraf, ketegangan mental, stetoskop, kursi, meja, dan laptop yang
sakit, kedukaan dan dalam keadaan telah terpasang program Kosinki’s time
bimbang (menimbang-nimbang untuk reaction software yang dipublikasikan
menentukan pikiran). Sebaliknya oleh Freeman Publishing Company.
waktu reaksi menjadi pendek (cepat) Variabel bebas pada penelitian ini
misalnya karena kenaikan intensitas adalah hipotensi ortostatik dan tidak
rangsangan dan latihan 12. Dengan hipotensi ortostatik. Variabel terikat
demikian maka perlu dilakukan pada penelitian ini adalah waktu
penelitian mengenai perbandingan reaksi. Variabel pengganggu pada
waktu reaksi pada usia lanjut dengan penelitian ini adalah:makanan dan
hipotensi ortostatik dan tanpa hipotensi minuman serta gangguan visus.
ortostatik. Prosedur penelitian ini adalah sebelum
pengambilan data, calon peneliti
METODE PENELITIAN menjelaskan kepada subjek penelitian
Penelitian ini merupakan tentang tujuan penelitian dan manfaat
penelitian dengan metode diadakannya penelitian ini. Subjek
observasional analitik yang diambil dari Panti Sosial Tresna
menggunakan pendekatan cross Werdha “Budi Sejahtera” Banjarbaru
sectional. Populasi yang diambil untuk dan Martapura. Selanjutnya subjek
penelitian ini adalah pada usia lanjut penelitian diminta mengisi informed
yang mengalami hipotensi ortostatik consent sesuai persyaratan yang
dan pada usia lanjut tanpa hipotensi ditetapkan calon peneliti. Cara kerja
ortostatik. Sampel penelitian diambil dalam penelitian ini adalah sampel
dari seluruh populasi dengan besar penelitian diukur tekanan darah dan
sampel minimal 30 orang dengan 15 waktu reaksinya dengan waktu reaksi
orang laki-laki dan 15 orang sederhana menggunakan Kosinki’s
perempuan. Jumlah sampel ini time reaction software dengan cara X
mengikuti teori Gay dan Diehl yang at a known location. Data yang
menyatakan bahwa untuk studi diperoleh kemudian dicatat
komparatif kausatif, minimal sampel berdasarkan hasil nilai waktu reaksi.
30 orang untuk masing-masing grup 13. Data yang didapatkan dari setiap
Masing-masing kelompok kelompok dianalisis secara statistik
menggunakan metode purposive menggunakan program komputer
sampling yang sesuai dengan kriteria dengan tingkat kepercayaan 95%. Data
inklusi yaitu:berusia 60 tahun atau diuji normalitas terlebih dahulu dengan
lebih, tidak bekerja, tidak uji normalitas Kolmogorov Smirnov.
mengkonsumsi obat-obatan yang Apabila data terdistribusi normal, data
mempengaruhi waktu reaksi, tidak ada dianalisis menggunakan metode
riwayat penyakit neurologis seperti statistik uji t tidak berpasangan. Jika
Parkinson, tidak tremor dan kidal, tidak memenuhi syarat, maka
serta bersedia mengikuti penelitian. dilakukan terlebih dahulu transformasi
dengan menandatangani lembaran data.
informed consent.
Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tensimeter,

208
Nurullita, T.dkk. Perbedaan Waktu Reaksi pada Usia…

HASIL DAN PEMBAHASAN Banjarbaru dan Martapura dapat


Penelitian ini telah dilaksanakan diketahui dengan melakukan analisis t-
di Panti Sosial Tresna Werdha “Budi test tidak berpasangan. Setelah
Sejahtera” di Banjarbaru dan dilakukan uji normalitas dengan
Martapura selama 1 bulan yaitu bulan menggunakan Kolmogorov Smirnov
Juni 2014 dengan melibatkan dua didapatkan hasil 0,919 yang berarti
kelompok, yaitu kelompok usia lanjut data terdistribusi normal, maka
dengan hipotensi ortostatik berjumlah digunakan t-test tidak berpasangan.
30 orang dan kelompok usia lanjut Hasil pengukuran waktu reaksi
tanpa hipotensi ortostatik berjumlah 30 rata-rata pada pada 30 orang usia
orang. lanjut dengan hipotensi ortostatik dan
Perbandingan nilai waktu reaksi 30 orang tanpa hipotensi ortostatik di
yang dilakukan pada usia lanjut Panti Sosial Tresna Werdha ‘‘Budi
dengan hipotensi ortostatik dan tanpa Sejahtera” Banjarbaru dan Martapura
hipotensi ortostatik di Panti Sosial dapat dinilai pada table berikut.
Tresna Werdha ‘‘Budi Sejahtera”

Tabel Hasil Analisis Waktu pada Usia Lanjut dengan Hipotensi Ortostatik dan Tanpa
Hipotensi Ortostatik di Panti Sosial Tresna Werdha Landaan Ulin dan
Martapura
Waktu reaksi
Kelompok Jenis kelamin Jumlah Nilai P
rata-rata (detik)

Hipotensi 15 perempuan
30 orang 2,069
Ortostatik 15 laki-laki 0,022⃰

Tanpa Hipotensi 15 perempuan


30 orang 1,775
Ortostatik 15 laki-laki

Pada tabel didapatkan nilai panjang dibandingkan dengan waktu


waktu reaksi rata-rata pada 30 orang reaksi pada usia lanjut tanpa hipotensi
usia lanjut dengan hipotensi ortostatik ortostatik. Pada t-tes tidak
2,069 detik, sedangkan pada 30 orang berpasangan, diperoleh angka p
usia lanjut tanpa hipotensi ortostatik =0,022. Karena nilai p <0,05 dapat
1,775 detik. Secara umum hasil disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
penelitian waktu reaksi pada usia bermakna antara waktu reaksi pada
lanjut dengan hipotensi ortostatik usia lanjut dengan hipotensi ortostatik
berkisar antara 1,121-2,766 detik. dan tanpa hipotensi ortostatik di Panti
Waktu reaksi rata-rata pada usia lanjut Sosial Tresna Werdha ‘‘Budi
tanpa hipotensi ortostatik 0,988-2,731 Sejahtera” Banjarbaru dan Martapura.
detik. Hasil tersebut menunjukkan waktu
Dari data yang ditampilkan, rata- reaksi pada usia lanjut dengan
rata waktu reaksi pada usia lanjut hipotensi ortostatik lebih panjang
dengan hipotensi ortostatik lebih secara bermakna dari pada pada usia

209
Berkala Kedokteran, Vol.11, No.2, Sep 2015: 205-212

lanjut tanpa hipotensi ortostatik. Hal disebabkan oleh hipotensi ortostatik


ini mendukung hipotesis bahwa waktu pada usia lanjut berkaitan dengan
reaksi waktu reaksi pada usia lanjut penurunan sensitivitas baroreseptor
dengan hipotensi ortostatik lebih dan menurunnya daya elastisitas serta
panjang dibandingkan tanpa hipotensi kekuatan otot-otot ekstremitas 10.
ortostatik. Perubahan patologis yang terjadi pada
Menurut Setiati et al. faktor yang usia lanjut menyebabkan terjadinya
menyebabkan hipotensi ortostatik kegagalan atau penurunan fungsi
selain usia adalah hipertensi dan refleks otonom yang menjadi
penggunaan obat anti hipertensi. Pada timbulnya hipotensi ortostatik dan
penderita hipertensi telah terbukti melambatnya waktu reaksi 16.
berhubungan dengan gangguan Pada kondisi fisiologis,
sensitivitas baroreseptor. Peningkatan pembuluh darah berespon terhadap
tekanan darah dan durasi dari gravitasi dengan berkontraksi, tapi
hipertensi menyebabkan penurunan sebaliknya pada hipotensi ortostatik
sensitivitas baroreseptor yang sebagian pembuluh darah tidak dapat
bertangggung jawab untuk hipotensi menyesuaikan diri terhadap perubahan
ortostatik (5). Menurut Suhr et al. yang posisi dari berbaring menjadi berdiri
meneliti tentang hubungan tekanan sehingga terjadi penurunan tekanan
darah terhadap fungsi kognitif darah 9. Hal ini terjadi akibat dari
menunjukkan bahwa fungsi kognitif perubahan pembuluh darah dan
menurun pada seseorang yang penurunan curah jantung akibat
menderita hipertensi (14). Menurut pengumpulan darah pada anggota
Setianingrum, waktu reaksi pada tubuh bagian bawah yang cenderung
penderita hipertensi lebih panjang mengurangi darah ke otak sehingga
dibandingkan dengan normotensi. Hal membuat pembuluh darah kurang
ini disebabkan karena penurunan efisien dalam memproduksi respons
fungsi kognitif akibat gangguan aliran lalai yang dibutuhkan untuk
darah ke otak serta ke jaringan pada meningkatkan aliran darah ke otak
penderita hipertensi 15. khususnya pada daerah untuk
Hipotensi ortostatik merupakan menanggapi tugas kognitif.
masalah yang sering ditemukan pada Pengaruhnya terhadap waktu reaksi
usia lanjut. Penyakit penyerta pada dapat dilihat dari penurunan fungsi
usia lanjut diketahui berpotensi kognitif, salah satunya kecepatan
16
mengakibatkan timbulnya hipotensi psikomotorik . Gangguan
ortostatik 4. Berbagai faktor yang psikomotorik ini mempengaruhi gerak
berhubungan dengan hipotensi refleks seseorang dan mengakibatkan
ortostatik meliputi usia, obat anti waktu reaksi lebih panjang seperti
hipertensi, hipertensi, stroke, dan yang terjadi pada penelitian ini.
diabetes melitus 7. Penelitian ini masih memiliki
Pada usia lanjut yang mengalami keterbatasan dalam pelaksanaannya,
hipotensi ortostatik memiliki waktu yaitu waktu pemeriksaan yang tidak
reaksi yang lebih panjang semuanya dilakukan pada pagi hari.
dibandingkan pada usia lanjut tanpa
hipotensi ortostatik. Hal ini dapat

210
Nurullita, T.dkk. Perbedaan Waktu Reaksi pada Usia…

PENUTUP Y, Weinstein T, Grinblat J and E


Hasil penelitian didapatkan Grossma. Orthostatic hypotension
nilai waktu reaksi rata-rata pada usia in the elderly: are the diagnostic
lanjut dengan hipotensi ortostatik criteria adequate? Journal of
sebesar 2,069 detik dan pada usia Human Hypertension 2004; 18:
lanjut tanpa hipotensi ortostatik 301–305.
sebesar 1,775 detik. Waktu reaksi pada 5. Setiati S, Sutrisna B and
usia lanjut dengan hipotensi ortostatik Prodjusudjadi W. The prevalence
lebih panjang secara bermakna of orthostatic hypotension and its
dibandingkan pada usia lanjut tanpa risk factors among 40 years and
hipotensi ortostatik di Panti Sosial above adult population in
Tresna Werdha “Budi Sejahtera” Indonesia. Med J Indonens 2004;
Banjarbaru dan Martapura. 13: 180-9.
Hipotensi ortostatik telah 6. Irvine DJ and White M. The
diketahui dapat memperpanjang waktu importance of accurately assessing
reaksi sehingga disarankan kepada orthostatic hypotension.
pengurus panti untuk melakukan Geriatric Nursing 2004; 25(2): 99-
pemeriksaan tekanan darah secara 101.
berkala serta mengenali tanda dan 7. Hartono M and Kusuma I.
gejala hipotensi ortostatik pada usia Hipotensi ortostatik. Cermin Dunia
lanjut yang menderita hipotensi Kedokteran 1997; 20(5): 333-339.
ortostatik. Untuk perbaikan dan 8. Plazak P and W Plazak.
penyempurnaan penelitian selanjutnya, Orthostatic hypotension in elderly
peneliti menyarankan perlu dilakukan women with congestive heart
deteksi dini gangguan fungsi kognitif failure. J Aging 2001; 13(5): 378-
pada usia lanjut. 84.
9. Isselbacher. Harrison principle of
DAFTAR PUSTAKA internal medicine. Edisi 9. Jakarta:
1. Sclater A and Alagiakrishnan K. EGC, 1981.
Orthostatic hypotension: a primary 10. Darmojo B. Geriatri ilmu
care primer for assessment and kesehatan usia lanjut. Edisi ke-
treatment. J Geriatrics 2004; 59: empat. Jakarta: Balai Penerbit
68-70. FKUI, 2009.
2. World Health Organization. 11. Van BJ and G Neely. Performance
International classification of on a simple reaction time task
functioning, disability and health. while sleep depriped. Perceptual
Geneva: World Health and Motor Skills 2006; 102(2);
Organization, 2001. 589-600.
3. Benvenuto LJ and Krakoff LR. 12. Der G and Deary IJ. Age and and
Morbidity and mortality of sex differences in reaction time in
orthostatic hypotension: adulthood: results from the united
implications for management of kingdom health and lifestyle
cardiovascular disease. Am J survey. Psychology and Aging
Hypertens 2011; 24(2): 135-44. 2006; 21: 62-73.
4. Weiss A, Chagnac A, Beloosesky 13. Gay LR, PL Diehl. Research

211
Berkala Kedokteran, Vol.11, No.2, Sep 2015: 205-212

methods for business and reaksi antara hipertensi dan


management. London: Macmillan normotensi pada pekerja PT.
Publishing Company, 1992. Basirih Industrial Banjarmasin.
14. Suhr JA, C Jesse, Stewart, et al. Banjarmasin: Fakultas Kedokteran
The relationship between bold Unlam, 2012.
pressure and cognitive 16. Hajjar I. Postural blood pressure
performance in the third national changes and orthostatic
health and nutrition examination hypotension in the elderly patient:
survey (NHANES III). impact of antihypertensive
Psycosomatic Medicine 2004; 66: medications. J Drugs Aging 2005;
291-297. 22(1): 55-68.
15. Setianingrum R. Perbedaan waktu

212

Vous aimerez peut-être aussi