Vous êtes sur la page 1sur 21

ESAI

AZAZ PERANCANGAN ARSITEKTUR 1

TUGAS UTS

OLEH:

DISMAS Y.D METAFINDO

NIM: 1606090109

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

TEKNIK ARSITEKTUR

2016/2017
BAB 1
TAUTAN

Tautan merupakan seluruh situasi latar belakang atau lingkungan yang


relevan dengan suatu kejadian atau hasil kerja. Tautan berpengaruh langsung pada
bentuk bangunan yaitu mengaitkan pengaturan unsur bangunan pada keadaan di
tempat bangunan akan didirikan. Arsitektur harus tanggap terhadap konteks fisik dari
tapaknya dan permasalahan ruang di sekitarnya. Sebuah bangunan dapat dikaitkan
dengan tapaknya dalam beberapa cara yaitu bangunan dapat menyatu dengan rona
lingkungan sekitar atau berusaha mendominasi lingkungan sekitar.

Dalam mendesain suatu bangunan tautan selalu berkaitan dengan kondisi


lokasi atau site yang ada dimana seorang arsitek mendesain suatu bangunan
menyesuaikan pada kondisi site.
Tautan selalu menerima pengaruh dari luar, dengan kata lain kondisi site
pasti selalu mempengaruhi model atau bentuk bangunan.

Potensi site dan bangunan harus sesuai agar dapat menyesuaikan pertalian
atau hubungan tautan dengan usur lainya.
Dalam mengatur ruang secara geometri tautan juga berfungsi mengatur
ruang langsung berkaitan dengan ruang lainya. Sedangkan keteraturan kegiatan
dalam rung dalah hasil sampingan dari keteraturan geometri.
Bangunan harus di sesuaikan dengan tautanya, sehingga perancang dapat
menghubungkan hubuangan bangunan terhadap tautanya dan tuntutan hubunganya
dengan unsur usur yang ada dalam proses mendesain. Serta segala aktifitas atau
kegiatan kegiatan dalam banguan pula dapat saling berkaitan atau berhubungan.

Misalkan seperti contoh berikut ini :

Pada gambar diatas, dapat dilihat aktifitas didalam ruangan yang


memperoleh view keluaar ruangan. Dan pada aktifitas kedua dapat dilihat bagamana
bangunan dapat menyesuaikan keadaan terhadap pengaruh dari luar yakni
kebisingan.
Jarak Pandang
Jarak pandang dapat mempengaruhi penampilan dan posisi aktual suatu
bidang dalam ruang. Misalnya, tekstur yang kasar jika dilihat dari jarak jauh dapat
tampak relatif halus, namun setelah dilihat dari dekat barulah jelas kekerasan
teksturnya.
Pada aktifitas ini dapat dilahat bagaimana penerapan tautan dimanfaatkan
dalam litasan yang memiliki kemiringan atau kontur yang ada.

Pada kegiatan atau konsep keempat diatas, aktifitas pencapaian sebuah


kendaraan yang memiliki ruang tersendiri di luar ruangan sehingga kendaraan
tersebut hanya menempati ruangnya sendiri tanpa harus mempengaruhi atau
mengganggu aktifitas unsur yang lainya.
Pada aktifitas kelima, memiliki bukaan terhadap cahaya matahari yang di
desain melewati fentilasi dengan memperhatikan bagaimana masuknya cahaya
sehingga dapat memberikan penerengan dalam ruangan pada siang hari. Cahaya
mempengaruhi persepsi terhadap tekstur dan sebaliknya cahaya juga dipengaruhi
oleh tekstur yang disinarinya. Kesan yang ditimbulkan tekstur akan sedikit banyak
mempengaruhi karakter sebuah objek.

Pada dasarnya tautan berkaitan erat pada proses perancangan awal dalam
mendesain suatu banguan. Dengan memperhatika keadaan site atau lokasi yang di
bangu. Tautan biasanya berhubugan dengan konsep pencahyaan, konsep
penghawaan, konsep vegetasi, konsep menahan kebisingan, material yang di
gunakan dan cocok pada lingkungan atau site yang ada.
BAB 2 PELINGKUP

Elemen pembatas ruang dalam merupakan semua elemen yang dapat membentuk
pelingkup ruang. Pembatas utama ruang dalam meliputi: struktur, dinding pembatas,
sudutsudut dinding, pintu, jendela, atap, plafond, partisi, dan permukaan lantai. Elemen
pembatas ruang mempunyai dua fungsi, fungsi utamanya, yaitu:
 Pencegahan penetrasi polusi udara, suara, cahaya, penghawaan, dan debu
 Seleksi transmisi faktor lingkungan (cahaya, pemandangan, suara)
 Mendefinisikan wilayah
 Keamanan (kebakaran, binatang buas, bahaya alam, manusia, dan mesin)
 Fungsi ke dua dari elemen pembatas0 ruang, yaitu:
 Pendukung struktur bangunan
 Tempat memasang elemen pelengkap
 Tempat meletakkan elemen pengisi
Karakter penentu bentuk elemen pembatas ruang meliputi: pengaliran udara, biaya,
umur pemakaian, ketahanan terhadap api, fleksibilitas, tingkat kesulitan perawatan,
kualitasoptis, tingkat penetrasi manusia, kemampuan membawa elemen pelengkap, bentuk,
kualitassuara, kekuatan konstruksi, kualitas permukaan, konduktivitas termal, ketahanan
terhadap air, berat massa material.
Pelingkup berkenaan dengan penciptaan pelindung sekeliling ruang]
bangunan. Ketika sebuah elemen ditempatkan ke dalam bidangnya, hubungan visual
mulai muncul. Ketika elemen lain diperkenalkan ke dalam bidang itu, hubungan mulai
terbentuk antara ruang dan elemen, dan antara berbagai elemen itu sendiri.

Elemen pembentuk ruang merupakan elemen-elemen arsitektur yang


mendefinisikan pembatas ruang fisik. Elemen pembentuk ruang ini akan berguna jika
mampu membaca hubungan benda dengan alasnya, antara bentuk elemen yang
mendefinisikan ruang dan yang didefinisikan oleh ruang.

Hubungan benda dan alasnya yang terjadi ini yaitu sebagai elemen pengisi
ruang. Sebagai suatu kesatuan fungsi, elemen pembentuk dan pengisi ruang akan
menciptakan kualitas kegiatan apabila elemen pelengkap ruang seperti sistem
elektrikal dan mekanikal turut diperhatikan.
Hal paling utama daalam kaitanya denga pelinkup ialah struktur, bukaan dan
bidang pelingkup dari suatu bangunan itu sendiri.
Tiga gambar tersebut menjelaskan bagaimana struktur dinding yaang
meneruskan beban atap menuju pondasi. Dimana bidang pelingkup berpotensi pada
bagian struktur suatu bangunan. Dalam hal ini pula bidang pelingkup selalu
menghubungkan peran bidang pelingkup satu dengan bidang pelingkup yang lainya.
Dalam mendesain bidang pelingkup atap dan langit langit suatu bangunan ,
harus memperhatikan beberapa hal berikut ini:

Bidang pelingkup atap dan langit langit dapat di buat datar atau landi sesuai
dengan kebutuha raut arah ruang. Atau bentuk bidang pelingkup atap dan langit
langit juga sangat di pengaruhi oleh bentuk atau jenis ruang.
Dalam mnyusun konsep peligkup atap, perancang harus memperhatikan
konstruksi tersebut terhadap pengaruh curah huja atau sirkulasi turunya huja saat
meghantam seng. Hal ini di perhatikan agar dapat menghindari bentuk atap yang
bisa menyebapkan air hujan menjadi tergenang diatas atap.
BAB 3 FUNGSI

Fungsi adalah tingkat desain yang paling pokok. Fungsi desain yang
benar berhubungan langsung dengan tujuan yang menempati dan
menggunakan, dan dengan dimensi serta kemampuan fisiknya. Fungsi,
seperti halnya tata atur yang lain, memilikiunsur,kualitas dan penolok yang
khu

Unsur tata atur fungsi adalah kegiatan. Keberhasilan fungsi bangunan


bergantung pada bagaimana kegiatan itu diatur, yang pada gilirannya
ditentukan oleh kualitas kegiatan yang dipakai sebagai dasar untuk mengatur
Kegiatan tersebut berdasarkan pertalian yang satu dengan yang lain. Kriteria
utama untuk menilai kesuksesan desain yaitu apabila desain tersebut
berfungsi.

Untuk membantu memahami dan pada akhirnya memenuhi fungsi,


maka seorang arsitek harus memahami benar semua kegiatan pemesan,
sehingga kegiatan diatur berdasarkan persyaratan yang menempati atau
menggunakan, persyaratan aktivitas yang berlangsung dan persyaratan
furnishing. Metode ini di butuhkan unsur , kualitas serta penolok. Untuk
melihat seberapa besar atau banyaknya ruang yang hendak di rancang.

Hal ini karena, ruang dirancang sebagai tempat untuk berbagai


kegiatan seperti gerak / aktivitas manusia maupun mesin baik itu didalam,
didekat atau diluar bangunan. karena kegiatan tersebut maka harus ada
kesesuaian baik statis (diam) atau dinamis (gerak) antara bentuk dan dimensi
ruang dan dimensi tubuh manusia.

Dimensi tubuh manusia baik struktural atau fungsional akan bervariasi


sesuai dengan sifat aktivitas yang dilakukan dan situasi sosialnya, namun
dimensi tubuh manusia yang digunakan bersifat umum atau bersifat rata-rata
untuk memenuhi kebutuhan spesifik yang menggunakannya karena
perubahan fisik tertentu. Sifat umum yaitu kondisi normal dengan variasi jenis
kelamin, usia, kelompok ras, bahkan dari satu individu dengan individu yang
lain.

Melalui dimensi-dimensi ini, kegiatan diatur pertaliannya dengan


kegiatan lain. Kegiatan tertentu mungkin perlu berhubungan sangat dekat
atau berbatasan satu sama lain, sementara yang lainnya perlu agak jauh atau
terisolasi karena privasi.

Kegiatan tertentu memerlukan persyaratan ruang yang spesifik,


sedangkan yang lain lebih fleksibel atau dapat menggunakan ruang yang
sama. Kegiatan merupakan bagian dari kerja pemesan, dengan kerja
tersebut yang mendapatkan hasil dari kerja itu sendiri.

Arsitek harus menyimak cara kerja pemesan untuk menentukan hasil


kegiatan dan menentukan mana kegiatan utama dan mana yang bukan
sesuai dengan urutan pentingnya bagi tujuan pemesan,fungsi bangunan
tergantung pada kegiatan yang di atur dan di tentukan oleh kualitas dari
dasar mengatur,kegiatan banyak mempunyai kualitas yang dapat di gunakan
untuk mengatur kegiatan tersebut berdasarkan satu dengan yang lainnya.
kualitas yang di pilih untuk di atur di tentukan oleh titik berat
permasalahannya, cara mengtur kegiatan di dasarkan pada kualitas yang di
pilih. Penolok fungsi umumnya menyangkut pengelompokan kegiatan
berdasarkan kesamaan kualitas dan pengaturan kegiatan menurut runtunan
kerjanya.

Pengelompokan kegiaatan dan penentuan dapat di lakukan menurut


arah tegak pada potongan atau arah datar pada denah. Runtunan kerja atau
tata kegiatan bias berupa perangkat kejadian yang berluang, tak tentu, atau
bertalian, didalam atau disekitar bangunan .
Adapun metoda dasar yang di pakai untuk mempelajari pertalian
antara kegiatan yakni:

 Diagram bongkah,

yang dapat melambangkan bagian dari kegiatan, atau kelompok


kegiatan. Perbandingan ukuran bongkah harus seimbang dengan daerah
yang diperlukan untuk menampung kegiatan menurut perhitungan kasar.
Pada diagram bongkah, ketebalan garis penghubung menunjukan pentingnya
hubungan antar kegiatan yang kelak letaknya dalam bangunan bersebelahan.
 Diagram matriks,

yakni merangsang penemuan berbagai macam pertalian yang diingini


diantara kegiatan.
 Diagram gerak,

biasanya menurut lintasan dan bongkol kerja setiap orang serta


pertalian diantara mereka.
 Jalur kritis,
Pertalian antar kegiatan yang telah diatur, dapat dipakai untuk mengatur
pertaliaan antara ruang. .

Vous aimerez peut-être aussi