Vous êtes sur la page 1sur 114

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG

PERSALINAN TERHADAP KECEMASAN PRIMIGRAVIDA


TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIPUTAT

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh:

DWI PRASTIKA

1113104000046

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2017 M/1438 H
LEMBAR PERNYATAAN

ii
SCHOOL OF NURSING
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY JAKARTA

Undergraduate Thesis, June 2017

Dwi Prastika, Student Number: 1113104000046

The Influences of Health Education about Labour toward Anxiety of III


Trimester Primigravid Pregnancy in Puskesmas Ciputat

xvii+ 66pages + 9 tables + 4 chart + 6attachments

ABSTRACT
The first pregnancy for a mother (primigravid) is one of the periods of crisis in her
life. In the third trimester (28-40 weeks), anxiety before the labor of primigravida
mothers will appear. Pregnant women who experience anxiety during pregnancy will
increase the risk of mother's emotional imbalance after childbirth. Continuous anxiety
in pregnant women has an impact on infants and pregnant women such as placental
abruption, low birth weight, risk of delayed motor development and mental fetus,
colic in newborn and prematurity. The aims of this study is to find out the influence
of health education about labour toward anxiety ofIII trimester primigravid. This
quasi-experimental study used the method of pre and post test without control with
purposive sampling technique conducted on 17 pregnant women primigravidIII
trimester in Puskesmas Ciputat. Anxiety was measured using a HARS (Hamilton
Anxiety Rating Scale) questionnaire. The results of the study showed a decrease in
anxiety score between before and after treatment (p = 0.000). So, it can be concluded
that the provision of health education about labor can reduce the anxiety of pregnant
women primigravida third trimester in the face of labor. The results of this study
suggest that research conducted related to other interventions that may have an effect
on the anxiety reduction of pregnant women primigravida trimester III.
Keywords : Anxiety, Primigravid, Health Education

Reference : 70(2002-2015)

iii
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi, Juni 2017

Dwi Prastika, NIM : 1113104000046

Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Persalinan terhadap Kecemasan


Primigravida Trimester III di Puskesmas Ciputat

xvii + 66halaman + 9 tabel + 4 bagan+ 6lampiran

ABSTRAK
Kehamilan pertama bagi seorang ibu (primigravida) merupakan salah satu periode
krisis dalam kehidupannya. Pada trimester ketiga (28-40 minggu), kecemasan
menjelang persalinan ibu primigravida akan muncul. Ibu hamil yang mengalami
kecemasan selama kehamilan akan meningkatkan resiko ketidakseimbangan
emosional ibu setelah melahirkan. Kecemasan yang terjadi secara terus menerus pada
ibu hamil berdampak pada bayi maupun ibu hamil seperti solusio plasenta, berat
badan lahir rendah, resiko keterlambatan perkembangan motorik dan mental janin,
kolik pada bayi baru lahir dan prematuritas. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh pemberian pendidikan kesehatan tentang persalinan terhadap
kecemasan primigravida trimester III. Penelitian eksperimen semu ini menggunakan
metode pre and post test without control dengan teknik purposive sampling yang
dilakukan pada 17 ibu hamil primigravida trimester III di Puskesmas Ciputat.
Kecemasan diukur menggunakan kuesioner HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale).
Hasil penelitian didapatkan adanya penurunan skor kecemasan antara sebelum dan
sesudah perlakuan (p = 0,000). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian
pendidikan kesehatan tentang persalinan dengan metode ceramah dapat menurunkan
kecemasan ibu hamil primigravida trimester III dalam menghadapi persalinan. Hasil
penelitian ini menyarankan agar dilakukan penelitian terkait intervensi lain yang
dimungkinkan bisa berpengaruh terhadap penurunan kecemasan ibu hamil
primigravida trimester III.

Kata Kunci : Kecemasan, Primigravida, Pendidikan Kesehatan

Referensi : 70(tahun 2002-2015)

iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN

v
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

vi
LEMBAR PENGESAHAN

vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Dwi Prastika

TTL : Rasau Jaya, 28 Maret 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Dusun Jadi Mulya, RT/RW 003/002, Desa Tinum Baru,


Kecamatan Tempunak, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat

No. Hp : 085750566499

Email : dwiprastika28@gmail.com

Fakultas/Jurusan : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Program Studi Ilmu Keperawatan

PENDIDIKAN

1. SDN No.11 Kecamatan Tempunak 2001-2007


2. MTS Al-Ma’arif III Sintang 2007-2011
3. MA Al-Ma’arif Sintang 2011-2013
4. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2013-sekarang

viii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirabbil’alamiin, tiada kata yang indah untuk diucapkan, selain

puji dan syukur ke hadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,

serta inayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan

judul Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Persalinan terhadap Kecemasan

Primigravida Trimester III di Puskesmas Ciputat.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak mengalami kesulitan

dan tantangan yang tak terkira, namun berkat pertolongan-Mu Ya Allah serta bantuan

dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan

baik.

Saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, S.KM.,M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Maulina Handayani, S.Kp.,MSC, selaku Ketua Program Studi dan Ernawati,

S.Kp, M.Kep., Sp.KMB selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN SyarifHidayatullah Jakarta.

3. Puspita Palupi, M.Kep, Ns.Sp.Kep.Mat selaku pembimbing 1 dan Ns. Waras

Budi Utomo, S.Kep, MKM selaku pembimbing 2, terima kasih sebesar-

besarnya untuk beliau yang telah meluangkan waktu serta memberi arahan

ix
dan bimbingan dengan sabar kepada saya selama proses pembuatan skripsi

ini.

4. Ratna Pelawati, S.Kp, M.Biomed selaku Dosen Pembimbing Akademik,

terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah membimbing, dan

memberi motivasi selama hampir 3,5 tahun duduk di bangku kuliah.

5. Kementerian Agama RI yang telah memberikan beasiswa penuh selama

proses perkuliahan, tanpa beasiswa tersebut saya belum tentu bisamenikmati

indahnya kuliah di PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Orang tua saya tercinta, Bapak Ahmad Saroni, S.Pd dan Ibu Sukemi yang

telah mendidik, mencurah.kan semua kasih sayang yang tiada tara,

mendo’akan keberhasilan, serta memberikan bantuan baik moril maupun

materiil tak terhingga kepada saya. Tak lupa, Adikku, Januarsyah Akbar,

seluruh keluarga, serta Teguh Suharjo yang selalu memberikan semangattanpa

henti dan putus asa

7. Saudara-saudaraku CSSMoRA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya

angkatan 2013 yang telah memberikan ilmu dan pengalaman tak terhingga.

8. Sahabat-sahabat seperjuangan tercinta PSIK angkatan 2013, dan sahabatku

TOAK yang senantiasa berbagi suka duka, canda tawa, ilmu dan pengalaman

berharga selama pembelajaran kuliah maupun dalam proses kegiatan lainnya.

x
9. Serta seluruh pihak yang telah mendukung kelancaran skripsi ini hingga

selesai.

Atas bantuan serta segala dukungan yang telah diberikan, semoga Allah SWT.

senantiasa membalas dengan pahala yang berlimpah. Sangat besar harapan saya

skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun para pembaca. Semoga kita semua

senantiasa diberikan petunjuk, limpahan rahmat, hidayah, serta inayah yang tak

terhingga oleh Allah SWT.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Ciputat, Juni 2017

Penulis

xi
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................................... ii


ABSTRACT ................................................................................................................. iii
ABSTRAK ................................................................................................................... iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................................................... v
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ......................................................................... vi
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................ vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ................................................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................... xii
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xv
DAFTAR BAGAN .................................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 6
C. Tujuan ............................................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 7
E. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................. 10
A. Kehamilan ....................................................................................................... 10
B. Persalinan ........................................................................................................ 15
C. Primigravida .................................................................................................... 18
D. Kecemasan ...................................................................................................... 19
E. Pendidikan Kesehatan ..................................................................................... 28
F. Penelitian Terkait ............................................................................................ 32

xii
G. Kerangka Teori................................................................................................ 35
BAB III . KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL 36
A. Kerangka Konsep ............................................................................................ 36
B. Hipotesis.......................................................................................................... 37
C. Definisi Operasional........................................................................................ 37
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ................................................................... 38
A. Desain Penelitian ............................................................................................. 38
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................................... 39
C. Populasi dan Sampel ....................................................................................... 40
D. Instrumen Penelitian........................................................................................ 41
E. Prosedur Penelitian.......................................................................................... 43
F. Pengolahan Data.............................................................................................. 44
G. Analisa Data .................................................................................................... 46
H. Etika Penelitian ............................................................................................... 47
BAB V HASIL PENELITIAN ................................................................................... 49
A. Gambaran Lokasi Penelitian ........................................................................... 49
B. Karakteristik Responden ................................................................................. 50
C. Kecemasan ...................................................................................................... 52
BAB VI PEMBAHASAN ........................................................................................... 58
A. Pembahasan Hasil ........................................................................................... 58
B. Keterbatasan Penelitian ................................................................................... 63
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 65
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 65
B. Saran ................................................................................................................ 66
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 66
LAMPIRAN

xiii
DAFTAR SINGKATAN

HRS-A : Hamilton Rating Scalefor Anxiety

HARS : Hamilton Anxiety Rating Scale

UIN : Universitas Islam Negeri

SD : Standar Deviasi

ANA : American Nurse’s Association

TB : Tuberkulosis

USG : Ultrasonografi

SMP : Sekolah Menengah Pertama

SMA : Sekolah Menengah Atas

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional ................................................................................... 37


Tabel 4.1 Kisi-kisi Kuesioner Tingkat Kecemasan HARS ......................................... 42
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Usia Responden ......................................................... 50
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden .............................................. 51
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Usia Kehamilan Responden ...................................... 52
Tabel 5.4 Gambaran Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Trimester III Berdasarkan
usia .............................................................................................................. 52
Tabel 5.5 Gambaran Rata-rata Kecemasan Responden Sebelum dan Sesudah
Diberikan Intervensi Pendidikan ................................................................ 53
Tabel 5.6 Distribusi Hasil Normalitas Kecemasan Primigravida Trimester III
Sebelum dan Sesudah diberikan Pendidikan Kesehatan ............................ 54
Tabel 5.7 Analisa Beda Rata-rata Kecemasan Primigravida Trimester III Sebelum dan
Sesudah Pendidikan Kesehatan tentang Persalinan .................................... 55

xv
DAFTAR BAGAN

2.1 Rentang Respon Kecemasan…………………………………………………...27


2.2 Kerangka Teori…………………………………………………………………35
3.1 Kerangka Konsep………………………………………………………………36
4.1 Desain Penelitian……………………………………………………………….39

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumen Perizinan

Lampiran 2. Informed Consent

Lampiran 3. Kuesioner Kecemasan HARS

Lampiran 4. Satuan Acara Penyuluhan

Lampiran 5. Media PowerPoint

Lampiran 6. Hasil Analisis

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan adalah proses alamiah yang dialami oleh setiap wanita dalam

siklus reproduksi. Kehamilan dimulai dari konsepsi dan berakhir dengan

permulaan persalinan. Selama kehamilan ini terjadi perubahan-perubahan, baik

perut, fisik maupun psikologi ibu (Varney, 2007). Masa kehamilan dimulai dari

konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40

minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifuddin,

2008). Kehamilan itu sendiri, dikelompokkan menjadi tiga (III) trimester, yaitu

trimester I (0-12 minggu), trimester II (13-27 minggu), dan trimester III (28-40

minggu) (Bahiyatun, 2010). Kehamilan diikuti oleh perkembangan janin dalam

rahim yang disertai dengan berbagai mekanisme sehingga menimbulkan

perubahan fisiologis maupun psikologis (Janah, 2013).

Kehamilan pertama bagi seorang ibu (primigravida) merupakan salah satu

periode krisis dalam kehidupannya (Sulistyorini, 2007). Primigravida sering

memiliki pikiran yang mengganggu, sebagai pengembangan reaksi kecemasan

terhadap cerita yang diperolehnya. Hal itu menyebabkan muncul ketakutan-

ketakutan pada ibu primigravida yang belum memiliki pengalaman bersalin. Ibu

hamil menjadi mudah marah atau tersinggung, gelisah, tidak mampu memusatkan

perhatian, ragu-ragu, bahkan kemungkinan ingin lari dari kenyataan hidup. Pada

1
2

trimester ketiga (28-40 minggu), kecemasan menjelang persalinan ibu

primigravida akan muncul. Pada usia kandungan tujuh bulan keatas ini, tingkat

kecemasan ibu hamil semakin intensif seiring dengan mendekatnya kelahiran bayi

pertamanya. Di samping itu, trimester ini merupakan masa berisiko tinggi

kejadian bayi prematur sehingga menyebabkan tingginya kecemasan pada ibu

hamil (Wulandari, 2006).Ketika ibu merasa sangat cemas menghadapi persalinan,

secara otomatis otak mengatur dan mempersiapkan tubuh untuk merasa sakit,

akibatnya saat persalinan nanti persepsi nyeri semakin meningkat (Danuatmaja,

2008).

Pada periode trimester ketiga timbul sindroma persalinan (childbirth

syndrome), sindrom persalinan ini menimbulkan rasa cemas seperti apakah proses

persalinan akan berjalan dengan selamat baik bagi janin maupun bagi dirinya.

Kondisi ini dapat menimbulkan perasaan takut melahirkan, cemas, sedih, stress

dan depresi yang menambah beban bagi perempuan hamil (Sujiono, 2004).

Kecemasan yang terjadi secara terus menerus pada ibu hamil berdampak pada

bayi maupun ibu hamil seperti solusio plasenta, berat badan lahir rendah, dan

prematuritas (Schetter dan Lynlee, 2012).

Ibu hamil yang mengalami kecemasan selama kehamilan akan meningkatkan

resiko ketidakseimbangan emosional ibu setelah melahirkan. Kecemasan selama

kehamilan terkait dengan depresi postpartum dan juga lemahnya ikatan (bonding)

dengan bayi. Cemas selama kehamilan juga meningkatkan resiko keterlambatan

perkembangan motorik dan mental janin, serta dapat menyebabkan colic pada
3

bayi baru lahir (Bakshi, 2008). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sunarno dkk

(2013) didapatkan hasil yaitu, sebanyak 59,4% responden mengalami kecemasan

dan 56,2 % responden mengalami persalinan lama pada kala I-kala II. Dari

penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa ibu dalam menjalani proses

persalinan yang mengalami kecemasan mempunyai peluang 12,5 kali untuk

terjadi persalinan lama dibandingkan dengan ibu yang tidak mengalami

kecemasan.

Penelitian di Indonesia pada tahun 2012 hampir 76,8% ibu mengalami

kecemasan pada akhir kehamilan, kecemasan ibu 80% diantaranya dialami oleh

ibu primigravida, sedangkan 20% dialami oleh ibu yang multigravida, baik

dengan riwayat persalinan normal ataupun dengan riwayat persalinan dengan SC.

Berdasarkan laporan tahunan di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2012, hampir

73,5% ibu mengalami kecemasan pada akhir kehamilan. Hal ini, merupakan salah

satu faktor psikologis yang mempengaruhi kelancaran proses dalam persalinan

(Dinkes Jatim, 2012 dalam Janah, 2013).

Hal-hal yang dicemaskan oleh primigravida diantaranya cemas akan nyeri saat

melahirkan, cemas bila nanti dijahit, serta cemas terjadi komplikasi pada saat

persalinan sehingga menimbulkan kematian (Aprillia, 2010). Terdapat berbagai

faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan ibu primigravida, beberapa

diantaranya yaitu usia, tingkat pendidikan, pekerjaan dan paritas ibu hamil

(Sundeen, 2007). Penelitian Magrifoh (2011) menyatakan faktor-faktor yang

berhubungan dengan kecemasan yaitu pengetahuan, psikologi, ekonomi,


4

pengalaman, dukungan keluarga serta dukungan suami. Ibu hamil dengan usia

kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun merupakan usia hamil resiko tinggi

karena dapat terjadi kelainan atau gangguan pada janin, sehingga dapat

menimbulkan kecemasan pada ibu hamil tersebut (Handayani, 2015).

Kecemasan sering disebabkan oleh ketidaktahuan akan sesuatu atau trauma

karena memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan sebelumnya. Menjelang

hari-hari terakhir sebelum melahirkan, seorang calon ibu sering kali dilanda

kecemasan menghadapi persalinan, hal ini dialami oleh calon ibu yang akan

melahirkan bayi pertamanya ataupun yang telah mengalami trauma ketika

melahirkan sebelumnya. Saat cemas pikiran akan melahirkan banyak imaji yang

akan memperburuk kecemasan (Sindhu, 2009).

Pengetahuan yang terbatas pada ibu primigravida tentang persalinan

meningkatkan kecemasan (Gayathri et al., 2010). Untuk menghilangkan rasa

cemas tersebut harus di tanamkan kerja sama antara pasien dengan tenaga

kesehatan dan diberikan informasi kepada ibu hamil selama kehamilan (Dahro,

2008). Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan adalah

dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang persiapan persalinan dan

proses melahirkan (Bobak et al., 2005) serta manajemen nyeri selama melahirkan

(Soet et al., 2003) sehingga kecemasan ibu berkurang dan lebih siap dalam

menghadapi persalinan.

Pendidikan kesehatan pada hakikatnya ialah suatu kegiatan untuk

menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu


5

untuk memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang baik (Notoatmodjo,

2007). Penelitian Effendy (2011) menyatakan bahwa meningkatnya kasus partus

lama karena kecemasan/takut dalam menghadapi persalinan dimana ibu tidak

mendapatkan informasi yang cukup tentang persalinan sehingga pengetahuannya

kurang.Hasil penelitian yang dilakukan oleh Janah (2013), bahwa ibu hamil

mengalami kecemasan berat menghadapi persalinan dimana dari 19 responden

sebelum dilakukan penyuluhan didapatkan hampir setengah responden memiliki

cemas berat sebanyak 11 responden (35,5%), sebaliknya setelah penyuluhan

hampir setengah respoden memiliki kecemasan ringan sebanyak 14 responden

(45,2%), dan tidak ada responden yang mengalami cemas berat dan berat sekali.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Diyono dkk (2014) yang berjudul

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Pra Bedah terhadap Tingkat Kecemasan Pasien

Pra Bedah di Rumah Sakit Dr. Oen Surakarta, pendidikan kesehatan berpengaruh

secara signifikan menurunkan kecemasan pada pasien dengan hasil t-test 0,000.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan dkk (2013) menunjukkan hasil

bahwa tingkat kecemasan responden pre operasi hernia setelah diberikan

pendidikan kesehatan terdapat penurunan rata-rata kecemasan 50%. Hal ini juga

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fachrudin (2009), dengan hasil

bahwa gambaran tingkat kecemasan pasien pre operasi laparatomi di RSUD

Sunan Kalijaga Demak setelah diberikan pendidikan kesehatan sebagian besar

adalah mengalami cemas ringan.


6

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Ciputat dari 4 ibu

hamil primigravida trimester III yang diwawancaradidapatkan mengalami

kecemasan sebanyak 3 orang. Kecemasan yang dialami oleh ibu primigravida

diantaranya disebabkan karena baru pertama kali akan mengalami persalinan,

takut tidak bisa melahirkan normal, takut terjadi hal yang tidak diinginkan pada

bayinya, dan takut akan nyeri persalinan. Hasil wawancara dengan salah satu

petugas kesehatan di Puskesmas Ciputat menyatakan bahwa ibu hamil hamil yang

melakukan pemeriksaan rata-rata mengungkapkan merasa cemas menjelang

persalinan terutama ibu hamil primigravida. Sehingga peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian pengaruh pendidikan kesehatan tentang persalinan terhadap

kecemasan primigravida trimester III di Puskesmas Ciputat.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas dapat diketahui bahwa

76,8% ibu mengalami kecemasan pada akhir kehamilan, kecemasan ibu 80%

diantaranya dialami oleh ibu primigravida, sedangkan 20% dialami oleh ibu yang

multigravida, baik dengan riwayat persalinan normal ataupun dengan riwayat

persalinan dengan SC. Kecemasan lebih banyak dialami oleh primigravida

dibandingkan dengan multigravida. Kecemasan primigravida selama kehamilan

disebabkan oleh persepsi ibu yang kurang tepat mengenai proses persalinan yang

dipersepsikan sebagai proses menakutkan dan menimbulkan rasa sakit yang luar

biasa. Hal tersebut menunjukkan pentingnya pendidikan kesehatan tentang


7

persalinan agar kecemasan pada primigravida menurun dan tidak mempengaruhi

kelancaran proses dalam persalinan.

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah, maka dirumuskan penelitian ini, baik tujuan

umum maupun khusus:

1. Tujuan Umum

Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

pemberian pendidikan kesehatan tentang persalinan terhadap tingkat

kecemasan ibu primigravida trimester III.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Diketahui karakteristik ibu hamil primigravida trimester III di Puskesmas

Ciputat

b. Diketahui tingkat kecemasan primigravida trimester III di Puskesmas

Ciputat sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang persalinan

c. Diketahui tingkat kecemasan primigravida trimester III di Puskesmas

Ciputat setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang persalinan

d. Diketahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang persalinan terhadap

tingkat kecemasan primigravida trimester III di Puskesmas Ciputat.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:


8

1. Bagi Pelayanan Keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi perawat dalam

menjalankan perannya sebagai pendidik kesehatan dan penyuluh kesehatan

dalam melaksanalan program penyuluhan atau pendidikan kesehatan bagi ibu

primigravida tentang persalinan.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk

pengembangan program dan diintegrasikan pada mata ajar keperawatan

maternitas.

3. Bagi Ibu Primigravida

Penelitian ini diharapkan dapat membantu ibu primigravida trimester

III dalam mengurangi kecemasannyamenghadapi persalinan.

4. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian

lain yang berkaitan dengan kecemasan pada kehamilan ibu primigravida.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan

tentang persalinan terhadap kecemasan ibu hamil primigravida trimester III dalam

menghadapi persalinan di Puskesmas Ciputat. Populasi pada penelitian ini adalah


9

ibu hamil yang melakukan antenatal care di puskesmas Ciputat. Penelitian ini

dilakukan dengan desain kuasi eksperimental rancangan pre and post test without

control. Data yang dikumpulkan merupakan data primer yang diperoleh dengan

cara mengajukan pertanyaan melalui kuesioner yang akan dijawab oleh ibu hamil

primigravida trimester III.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan merupakan suatu proses berkesinambungan dari proses

terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur), bermigrasinya spermatozoa dan ovum,

konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi pada uterus, pembentukan plasenta

dan terjadinya pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam rahim sehingga

sampai persalianan atau aterm (Manuaba, 2010). Kehamilan merupakan masa

gestasi dari periode akhir menstruasi sampai persalinan dimana usia normal

kehamilan sekitar 40 minggu atau 280 hari (Brooker, 2009). Kehamilan

adalah hal yang luar biasa karena menyangkut perubahan fisiologis, biologis,

dan psikis yang mengubah hidup seorang perempuan (Maulana, 2009).

Kehamilan juga merupakan suatu perubahan hormonal, yang merupakan

bagian dari respon ibu terhadap kehamilan yang dapat menimbulkan stress,

dan perubahan mood, hampir sama seperti saat mereka akan menstruasi atau

selama menopause (Bobak, 2005).

2. Perubahan Fisiologis dan Adaptasi Psikologis Kehamilan pada Trimester III

a. Perubahan Fisiologis pada Trimester III

Perubahan-perubahan fisik selama ibu hamil dapat dijelaskan sebagai


berikut (Handayani, 2011):

10
11

1) Sakit Bagian Tubuh Belakang

Sakit pada bagian tubuh belakang (punggung-pinggang), karena

meningkatnya beban berat dari bayi dalam kandungan yang dapat

mempengaruhi postur tubuh sehingga menyebabkan tekanan ke arah

tulang belakang.

2) Konstipasi

Pada trimester ini sering terjadi konstipasi karena tekanan rahim yang

membesar kearah usus selain perubahan hormon progesterone.

3) Pernafasan

Karena adanya perubahan hormonal yang memengaruhi aliran darah

ke paru-paru, pada kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu hamil akan

merasa susah bernapas. Ini juga didukung oleh adanya tekanan rahim

yang membesar yang berada di bawah diafragma (yang membatasi

perut dan dada). Setelah kepala bayi turun kerongga panggul ini

biasanya 2-3 minggu sebelum persalinan pada ibu yang baru pertama

kali hamil akan merasakan lega dan bernapas lebih mudah, dan rasa

panas diperut biasanya juga ikut hilang, karena berkurangnya tekanan

bagian tubuh bayi dibawah diafragma / tulang iga ibu.

4) Sering Buang Air Kecil

Pembesaran rahim ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan

makin menekan kandungan kencing ibu hamil.


12

5) Varises

Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan

menekan daerah panggul dan vena di kaki, yang mengakibatkan vena

menonjol, dan dapat juga terjadi di daerah vulva vagina. Pada akhir

kehamilan, kepala bayi juga akan menekan vena daerah panggul yang

akan memperburuk varises. Varises juga dipengaruhi faktor keturunan.

6) Kontraksi Perut

Braxton-Hicks atau kontraksi palsu ini berupa rasa sakit di bagian

perut yang ringan, tidak teratur, dan akan hilang bila ibu hamil duduk

atau istirahat.

7) Bengkak (oedem)

Perut dan bayi yang kian membesar selama kehamilan akan

meningkatkan tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki ibu

hamil, dan kadang membuat tangan membengkak. Ini disebut edema,

yang disebabkan oleh perubahan hormonal yang menyebabkan retensi

cairan.

8) Kram pada Kaki

Kram kaki ini timbul karena sirkulasi darah yang menurun, atau

karena kekurangan kalsium.

b. Adaptasi Psikologis pada Trimester III

Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak

menarik. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi lahir tidak tepat waktu .
13

takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,

khawatir akan keselamatannya. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam

keadaan tidak normal, bermimpi yang mencerminkan keprihatinannya dan

kekhawatirannya. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya. Merasa

kehilangan perhatian. Perasaan mudah terluka (sensitive) dan libido

menurun(Handayani, 2011).

3. Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Kehamilan

Faktor yang mempengaruhi kecemasan ibu hamil dalam menghadapi

persalinan antara lain (Astria, 2009):

a. Usia

Usia di bawah 20 tahun memiliki kecenderungan belum mengalami

kematangan emosi (Utami, 2009). Menurut Tobing (2007) kehamilan di

umur kurang dari 20 tahun bisa menimbulkan masalah, karena kondisi

fisik belum 100% siap. Untuk umur yang dianggap paling aman menjalani

kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun. Di rentang usia ini kondisi

fisik wanita dalam keadaan prima. Sedangkan setelah umur 35 tahun,

sebagian wanita digolongkan pada kehamilan berisiko tinggi terhadap

kelainan bawaan dan adanya penyulit pada waktu persalinan (Astria,

2009).

b. Graviditas

Graviditas atau jumlah kehamilan yang pernah di alami oleh ibu

berpengaruh terhadap kecemasan. Bagi primigravida, kehamilan yang


14

dialami merupakan pengalaman pertama kali , sehingga trimester ketiga

dirasakan semakin mencemaskan karena semakin dekat dengan proses

persalinan (Sambara, 2014)

c. Tingkat Pendidikan

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka mereka dapat berfikir

secara rasional dan menahan emosi mereka dengan baik sehingga

kecemasan dapat berkurang (Astria, 2009)

d. Pekerjaan

Ibu hamil yang bekerja menunjukkan adanya interaksi ibu hamil dalam

masyarakat luat dan keaktifan pada organisasi, sehingga ibu hamil yang

bekerja akan memiliki pengetahuan yang lebih tinggi dan lebih cepat

mendapat informasi daripada ibu yang tidak bekerja (Astria, 2009).

e. Status Kesehatan

Status kesehatan dapat diketahui dengan memeriksakan kehamilan ke

pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk memantau kemajuan

kehamilan, peningkatan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental

ibu hamil. Kehamilan dengan komplikasi akan berisiko mengalami

kecemasan dua kali dari kehamilan tanpa komplikasi (Astria, 2009).


15

B. Persalinan

1. Pengertian

Persalinan adalah proses dimana janin, plasenta dan selaput ketuban

keluar dari uterus ibu (Depkes, 2008). Sedangkan menurut Sumarah (2009),

persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke

jalan lahir. Menurut Varneys (2003) dalam Rahayu (2016) persalinan adalah

serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup

bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan

selaput janin dari tubuh ibu.

2. Tanda Persalinan

Adapun tanda-tanda persalinan adalah: ibu merasakan ingin mengedan

bersamaan dengan terjadinya kontraksi, ibu merasakan makin meningkatnya

tekanan pada rectum dan vagina, perineum terlihat menonjol, vulva vagina

dan sfingter ani terlihat membuka dan peningkatan pengeluaran lendir dan

darah (Depkes RI, 2004)

3. Tahapan Persalinan

Persalinan dibagi menjadi tiga tahapan atau langkah. Beberapa

lembaga memperbanyak dan membagi tahap ketiga, menambahkan tahap

keempat, atau tahap uterine (Hamilton, 2004).


16

a. Kala I

Kala I berlangsung dari awal gejala sampai serviks berdilatasi sempurna

(10 cm). termasuk awal fase laten, di mana kontraksi masih tak teratur

atau sangat lemah; fase aktif, dimana kontraksi menjadi lebih sering, lebih

lama, dan lebih kuat; dan fase transisi yang singkat, yang terjadi tepat

sebelum dilatasi dan pendataran sempurna. Lamanya kala I rata-rata 6

sampai 18 jam pada primipara dan 2 sampai 10 jam pada multipara,

dengan variasi individu yang sangat besar.

b. Kala II

Kala II diawali dengan dilatasi sempurna serviks dan diakhiri dengan

kelahiran bayi. Kontraksi pada kala ini biasanya sangat kuat. Kemampuan

ibu untuk menggunakan otot-otot abdomennya dan posisi bagian

presentasi mempengaruhi durasi kala II. Pada multipara kala II berakhir

sekitar 20 menit. Pada primipara menghabiskan waktu sampai 2 jam untuk

bayi melewati serviks yang berdilatasi dan jalan lahir.

c. Kala III

Kala III diawali dengan keluarnya bayi dari uterus dan diakhiri dengan

keluarnya plasenta. Proses ini biasanya berakhir hanya beberapa menit

baik pada multipara maupun primipara.

d. Kala IV

Disebut sebagai kala IV diawali dengan keluarnya plasenta dan berakhir

ketika uterus tidak relaksasi lagi, yaitu saat bahaya hemoragic postpartum
17

telah lewat. Kala IV mungkin menjadi lebih panjang pada multipara

daripada primipara, tetapi biasanya rata-rata dari 4 sampai 12 jam.

Secara umum, persalinan bagi primipara dua kali lebih lama daripada

multipara. (persalinan pada wanita yang tidak melahirkan lagi selama 10

tahun hampir sama dengan yang terjadi pada primipara). Tentu saja,

lamanya waktu persalinan pada setiap wanita tergantung pada ukuran jalan

lahir yang berhubungan dengan bayi, jumlah kehamilan sebelumnya,

posisi bayi, dan kualitas kontraksi uterus.

4. Kecemasan dalam Menghadapi Persalinan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan dalam menghadapi

persalinan adalah(Kartono, 2007):

a. Takut Mati

Takut mati baik atas dirinya maupun bayi yang akan dilahirkannya. Hal

ini wajar, sebab dalam persalinan kerap kali disertai pendarahan dan

kesakitan-kesakitan hebat, bahkan risiko terburuk yang dapat dialami

adalah kematian.

b. Trauma Kelahiran

Trauma kelahiran merupakan ketakutan akan berpisahnya bayi dari rahim

ibunya dan seolah calon ibu menjadi tidak mampu untuk menjaga

keselamatan bayinya, setelah bayinya ada di luar rahimnya.


18

c. Perasaan Bersalah

Perasaan bersalah atau berdosa ini ditunjukkan calon ibu yang hendak

melahirkan, kepada ibunya. Perasaan ini erat hubungannya dengan

ketakutan akan mati saat individu tersebut melahirkan bayinya.

d. Ketakutan Riil

Ketakutan-ketakutan lain yang dirasakan ibu menjelang persalinan

anaknya adalah:

1) Takut apabila bayi yang akan dilahirkan dalam kondisi yang tidak

normal atau cacat.

2) Takut apabila bayi yang dilahirkan akan bernasib buruk akibat dosa

ibu itu di masa lalu.

3) Takut apabila beban hidupnya akan semakin berat akibat keberadaan

bayinya.

4) Muncul elemen ketakutan yang tidak disadari kalau ibu tersebut

berpisah dengan bayinya.

5) Takut kehilangan bayinya.

C. Primigravida

Wanita hamil, apalagi seorang primigravida (pertama kali hamil), hampir

semuanya mengalami kekhawatiran, kecemasan, dan ketakutan baik selama

hamil, saat menghadapi persalinan, maupun setelah persalinan. Kecemasan yang

mereka rasakan umumnya berkisar mulai dari khawatir tidak bisa menjaga
19

kehamilan sehingga janin tidak bisa tumbuh sempurna, khawatir keguguran, takut

sakit saat melahirkan, takut bila nanti dijahit, bahkan lebih ekstrim lagi mereka

takut terjadi komplikasi pada saat persalinan sehingga dapat menimbulkan

kematian. Kadang kekhawatiran yang tidak rasional pun sering kali muncul dalam

benak ibu hamil, apalagi pada ibu primigravida atau secundi (pernah hamil

sebelumnya) yang pernah merasakan trauma persalinan, yang biasanya

mengalami kecemasan saat mendekati hari H. bagi sebagian wanita, proses

melahirkan identik dengan peristiwa yang menaakutkan, menyakitkan, dan lebih

menegangkan dibanding peristiwa mana pun dalam kehidupan (Aprillia, 2010).

D. Kecemasan

1. Pengertian

Kecemasan atau ansietas adanya rasa khawatir, takut yang tidak jelas

sebabnya (Gunarsa, 2008). Kecemasan merupakan respon emosional terhadap

suatu penilaian (Stuart dan Laraia, 2005). Kecemasan timbul oleh bahaya dari

luar maupun dari diri sendiri, pada umumnya ancaman itu samar-samar

(Gunarsa dan Singgih, 2008).

Ansietas merupakan istilah yang sering digunakan dalam kehidupan

sehari-hari, yakni menggambarkan keadaan kekhawatiran, kegelisahan yang

tidak menentu, atau reaksi ketakutan dan tidak tenteram yang terkadang

disertai berbagai keluhan fisik. Ansietas merupakan respons emosional dan

penilaian individu yang subjektif yang dipengaruhi oleh alam bawah sadar
20

dan belum diketahui secara khusus factor penyebabnya (Ernawati, dkk, 2009

dalam Pieter dkk, 2011)

Ansietas atau kecemasan adalah respons individu terhadap suatu

keadaan yang tidak menyenangkandan dialami oleh semua makhluk hidup.

Ansietas merupakan pengalaman emosi dan subjektif tanpa ada objek yang

spesifik sehingga orang merasakan suatu perasaan was-was (khawatir) seolah-

olah ada sesuatu yang buruk akan terjadi dan pada umumnya disertai gejala-

gejala otonomik yang berlangsung beberapa waktu (Stuart dan Laraia, 1998

dalam Pieter dkk, 2011)

2. Etiologi Kecemasan

Penyebab timbulnya kecemasan dapat ditinjau dari 2 faktor yaitu:

a. Faktor internal, yaitu tidak memiliki keyakinan akan kemampuan diri.

b. Faktor eksternal dari lingkungan seperti ketidaknyamanan akan

kemampuan diri, threat (ancaman), conflict (pertentangan), fear

(ketakutan), unfulfilled need (kebutuhan yang tidak terpenuhi) (Videbeck,

2008).

3. Faktor Predisposisi

Berbagai teori yang dikembangkan untuk menjelaskan penyebab

ansietas adalah:

a. Berdasarkan pandangan psikoanalitik yang dikemukakan oleh Sigmund

Freud, ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen

kepribadian id dan superego. Id mewakili dorongan insting dan impuls


21

primitive individu, sedangkan superego mencerminkan hati nurani

seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya individu. Ego atau

Aku, berfungsi sebagai mediator antara tuntutan id dan superego. Menurut

teori psikoanalitik ansietas merupakan konflik emosional yang terjadi

antara id dan superego, yang berfungsi memperingatkan ego tentang

sesuatu bahaya yang perlu diatasi (Purwanto, 2015)

b. Pandangan interpersonal yang dikemukakan oleh Sullivan, ansietas timbul

dari perasaan takut dari tidak adanya penerimaan dan penolakan

interpersonal. Hal ini juga berhubungan dengan trauma perkembangan

seperti perpisahan, kehilangan yang menimbulkan individu tidak berdaya.

Seseorang dengan harga diri rendah biasanya sangat mudah mengalami

perkembangan ansietas berat (Purwanto, 2015).

c. Menurut pandangan teori perilaku, ansietas dianggap sebagai produk

frustasi, yakni segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang

mencapai tujuan yang dia inginkan. Semakin tinggi frustasi yang dialami,

maka akan semakin besar tingkat ansietasnya. Sumber-sumber frustasi

adalah pada usaha pemenuhan kebutuhan, kondisi fisik individu dan

lingkungan(Pieter dkk, 2011).

d. Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal

yang biasanya terjadi dalam suatu keluarga. Teori ini juga tumpang tindih

antara gangguan ansietas dengan depresi (Purwanto, 2015).


22

e. Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus

untuk benzodiazepins. Reseptor ini mungkin membantu mengatur

ansietas. Penghambat asam aminobutirat-gama neuroregulator (GABA)

juga mempunyai peran penting dalam mekanisme biologis berhubungan

dengan ansietas, sebagaimana halnya dengan endorphin. Selain itu, telah

dibuktikan bahwa kesehatan umum seseorang mempunyai akibat nyata

sebagai predisposisi ansietas. Ansietas mungkin disertai dengan gangguan

fisik selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi

stressor (Purwanto, 2015).

4. Pencetus

Menurut Suliswati (2005), Faktor presipitasi meliputi:

a. Ancaman terhadap integritas fisik, ketegangan yang mengancam integritas

fisik meliputi:

1) Sumber internal, meliputi kegagalan mekanisme fisiologi sistem imun,

regulasi suhu tubuh, dan perubahan biologis normal.

2) Sumber eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus dan bakteri,

polutan lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi, dan tidak

adekuatnya tempat tinggal.

b. Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal.

1) Sumber internal, meliputi kesulitan dalam berhubungan interpersonal

di rumah, di tempat kerja, dan penyesuaian terhadap peran baru.


23

Berbagai ancaman terhadap integritas fisik juga dapat mengancam

harga diri.

2) Sumber eksternal, meliputi kehilangan orang yang dicintai, perceraian,

perubahan status pekerjaan, tekanan kelompok, dan sosial budaya.

5. Respon Kecemasan

Respon terhadap kecemasan menurut (Stuart, 2007) meliputi :

a. Respon fisiologis

1) Sistem kardiovaskuler: Palpitasi, meningkatnya tekanan darah, rasa

mau pingsan, nadi menurun.

2) Sistem pernafasn: Nafas cepat dan pendek, rasa tertekan pada dada,

nafas dangkal,perasaan tercekik, terengah-engah.

3) Sistem neuromuscular: Refleks meningkat, reaksi terkejut mata

berkedip-kedip insomnia, tremor, gelisah, wajah tegang, kelemahan

secara umum.

4) Sistem gastrointestinal: Kehilangan nafsu makan, rasa tidak nyaman

pada abdomen, mual, diare, menolak makan.

5) Sistem urinary: Tidak dapat menahan kencing, sering kencing

6) Sistem integumen: Wajah kemerahan, rasa dingin pada kulit, wajah

pucat, berkeringat seluruh tubuh.

b. Respon perilaku

Kelelahan, ketegangan fisik, tremor, bicara cepat, kurang koordinasi,

cenderung mendapat cedera, melarikan diri dari masalah, gelisah, reaksi


24

terkejut, menarik diri dari hubungan interpersonal, menghindar,

hiperventilasi, dan sangat waspada.

c. Respon kognitif

Gangguan perhatian, konsentrasi buruk, pelupa, salah dalam memberikan

penilaian, penurunan lapang persepsi, penurunan kreativitas, kebingungan,

takut cedera atau kematian, bingung, kesadaran diri, takut kehilangan

kendali, kehilangan objektivitas, preokupasi, mimpi buruk dan takut

cidera atau kematian.

d. Respon afektif

Gelisah, tidak sabar, tegang, waspada, mudah terganggu, ketakutan,

mudah tersinggung, gugup, malu, rasa bersalah, kengerian, kekhawatiran,

kecemasan dan mati rasa.

6. Pengukuran Kecemasan

Alat ukur kecemasan yang di kutip dari Hawari (2008) menggunakan HRS-A

(Hamilton Rating Scale for Anxiety), yang terdiri atas 14 komponen gejala,

yaitu:

1) Perasaan cemas (ansietas) seperti: cemas, mempunyai firasat buruk,

takut akan pikiran sendiri, dan mudah tersinggung.

2) Ketegangan seperti: merasa tegang, lesu, tidak bisa istirahat tenang,

mudah terkejut, mudah menangis, gemetar, dan gelisah


25

3) Ketakutan seperti: ketakutan pada gelap, pada orang asing, ditinggal

sendiri, pada binatang besar, pada keramaian lalu lintas, dan pada

kerumunan orang

4) Gangguan tidur seperti: sukar masuk tidur, terbnagun pada malam

hari, tidur tidak nyenyak, bangun dengan lesu, banyak mimpi-mimpi,

mengalami mimpi buruk, dan mimpi menakutkan

5) Gangguan kecerdasan seperti: sukar konsentrasi, daya ingat menurun,

dan daya ingat memburuk.

6) Perasaan depresi (murung) seperti: hilangnya minat, berkurangnya

kesenangan pada hobi, merasa sedih, bangun dini hari, perasaan

berubah-ubah sepanjang hari.

7) Gejala somatic/fisik (otot) seperti: sakit dan nyeri di otot-otot, kaku,

kedutan otot, gigi gemerutuk, dan suara tidak stabil.

8) Gejala somatic/fisik (sensorik) seperti: tinnitus (telinga berdenging),

penglihatan kabur, muka merah atau pucat, merasa lemas dan perasaan

ditusuk-tusuk.

9) Gejala kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) seperti takikardi

(denyut jantung cepat), berdebar-debar, nyeri di dada, denyut nadi

mengeras, rasa lesu/lemas seperti mau pingsan, detak jantung

menghilang berhenti sekejap.

10) Gejala respiratori (pernapasan) seperti rasa tertekan atau sempit di

dada, rasa tercekik, sering menarik nafas, dan nafas pendek/sesak.


26

11) Gejala gastrointestinal (pencernaan) seperti: sulit menelan, perut

melilit, gangguan pencernaan, nyeri sebelum dan sesudah makan,

perasaan terbakar diperut, rasa penuh atau kembung, mual, muntah,

buang air besar lembek, sukar buang air besar (konstipasi), dan

kehilangan berat badan.

12) Gejala urogenital (perkemihan dan kelamin) seperti: sering buang air

kecil, tidak dapat menahan air seni, tidak datang bulan (tidak ada

haid), darah haid berlebihan, darah haid amat sedikit, masa haid

berkepanjangan, masa haid amat pendek, haid beberapa kali dalam

sebulan, menjadi dingin (frigid), ejakulasi dini, ereksi melemah, ereksi

menghilang, dan impotensi.

13) Gejala autonom seperti: mulut kering, muka merah, mudah

berkeringat, kepala pusing, kepala terasa berat, kepala terasa sakit,

bulu-bulu berdiri.

14) Tingkah laku (sikap) pada wawancara seperti: gelisah, tidak tenang,

jadi gemetar, kerut kening, muka tegang, otot tegang/mengeras, nafas

pendek dan cepat, dan muka memerah.

Cara penilaian HRS-A dengan system scoring, yaitu: skor 0 = tidak ada

gejala, skor 1 = ringan (satu gejala), skor 2 = sedang (dua gejala), skor 3

(lebih dari dua gejala), skor 4 = sangat berat (semua gejala). Bila skor < 14

= tidak ada kecemasan, skor 14-20 = cemas ringan, skor 21-27 = cemas

sedang, skor 28-41 = cemas berat, skor 42-56 = panik.


27

7. Tingkat kecemasan

Tingkat kecemasan yang dirasakan ibu hamil berbeda-beda setiap

individu, tergantung sejauh mana ibu hamil mempresepsikan kehamilannya

(Pieter dan Lubis, 2010). Individu mempunyai kemampuan untuk berespon

terhadap suatu ancaman berbeda satu sama lain, perbedaan ini berimplikasi

terhadap perbedaan tingkat kecemasan (Asmadi, 2008). Ada empat tingkat

kecemasan yaitu: ringan, sedang, berat dan panik.

Rentang Respon Kecemasan

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik

Bagan 2.2 Rentang Respon Kecemasan

Sumber: Stuart dan Laira, 2005

Pada kecemasan ringan dan sedang, individu dapat memproses

informasi, belajar, dan menyelesaikan masalah. Pada tingkat ini kecemasan

mampu memotivasi pembelajaran dan perubahan tingkah laku. Tingkat

kecemasan berat dan panic, keterampilan bertahan yang lebih mengambil alih,

respon desensif, keterampilan kognitif menurun, sulit berfikir dan melakukan

pertimbangan, otot-otot menjadi tegang, tanda-tanda vital meningkat. Ketika

keadaan panic, alam psikomotor-emosional mendominasi, disertai respon

fight, flight, atau freeze , lonjakan adrenalin mengakibatkan tanda-tanda vital

meningkat (Videbeck, 2008).


28

E. Pendidikan Kesehatan

1. Pengertian

Pendidikan kesehatan merupakan serangkaian upaya yang ditujukan

untuk mempengaruhi orang lain, mulai dari individu, kelompok, keluarga dan

masyarakat agar terlaksananya perilaku hidup sehat. Sama halnya dengan

proses pembelajaran pendidikan kesehatan memiliki tujuan yang sama yaitu

terjadinya perubahan perilaku yang dipengaruhi banyak faktor diantaranya

adalah sasaran pendidikan, pelaku pendidikan, proses pendidikan dan

perubahan perilaku yang diharapkan. Pendidikan kesehatan merupakan proses

pemindahan pesan terkait masalah kesehatan terhadap berbagai tingkatan

sasaran yang didalamnya terlibat komponen-komponen pembelajaran seperti

metode, materi, media selain faktor sasaran itu sendiri (Setiawati dan

Dermawan, 2008)

2. Tujuan pendidikan kesehatan

Pendidikan kesehatan bertujuan untuk (Maulana, 2009):

a. Menjadikan kesehatan sebagai suatu yang bernilai di masyarakat. Oleh

sebab itu, pendidikan kesehatan bertanggung jawab mengarahkan cara-

cara hidup sehat menjadi kebiasaan hidup masyarakat sehari-hari.

b. Menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok

mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.


29

c. Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan

kesehatan yang ada. Adakalanya, pemanfaatan sarana pelayanan yang ada

dilakukan secara berlebihan atau justru sebaliknya, kondisi sakit, tetapi

tidak menggunakan sarana kesehatan yang ada dengan semestinya.

3. Metode Pendidikan Kesehatan Ceramah

Ceramah adalah pidato yang disampaikan oleh seorang pembicara di

depan sekelompok pengunjung atau pendengar (Maulana, 2009).

Ceramah/kuliah adalah metode memberikan informasi, motivasi, dan

pengaruh terhadap cara berfikir sasaran mengenai suatu topik. Disini pemberi

kuliah menjadi lebih tahu daripada sasaran kuliah. Semua sasaran mendengar

informasi yang sama dengan cara yang sama dalam waktu yang terbatas

(Nursalam, 2008).

Metode ini dipergunakan jika berada dalam kondisi berikut: waktu

untuk penyampaian informasi terbatas, orang yang mendengarkan sudah

termotivasi, pembicara menggunakan gambar dalam kata-kata, kelompok

terlalu besar untuk metode lain, ingin menambah atau menekankan apa yang

sudah dipelajari dan mengulangi, memperkenalkan atau mengantarkan suatu

pelajaran atau aktivitas dan sasaran dapat memahami kata-kata yang

digunakan (Simamora, 2009).

Ciri-ciri dari metode ini adalah peserta didik berjumlah besar (sasaran

berjumlah lebih dari 15 orang) (Maulana, 2009), disampaikan dengan lisan.

Kelebihannya antara lain; mudah, murah, diikuti oleh peserta yang banyak
30

(Mahfoedz & Suryani, 2007), dapat dipakai pada orang dewasa,

menghabiskan waktu dengan baik, tidak terlalu melibatkan banyak alat bantu

(Maulana, 2009). Sedangkan kelemahannya adalah kurang diketahui umpan

balik, sulit dinilai hasilnya, kegiatan pengajaran menjadi verbalisme

(Simamora, 2009), dan jika terlalu lama membuat jenuh (Djamarah, S.B.,

2000 dalam Simamora, 2009).

Ciri khas ceramah adalah ada sekelompok pendengar yang sudah

dipersiapkan, adaide yang akan disampaikan dengan lisan, pendengar

mempunyai kesempatan bertanya yang harus dijawab oleh penceramah, dan

untuk menjelaskan sesuatu dengan lisan dapat digunakan alat peraga

(Herijulianti, 2002)

Proses penggunaan metode ceramah dapat ditempuh langkah-langkah

berikut: pesiapkan tujuan yang akan dicapai, tentukan siapa yang akan

mendengarkan ceramah, tentukan dan kuasai materi yang akan disampaikan,

siapkan alat peraga yang akan digunakan, tentukan siapa yang akan diundang

dan persiapkan undangan, dan siapkan bahan yang mungkin akan dibagikan,

misalnya leaflet(Herijulianti, 2002).

4. Media yang Digunakan dalam pendidikan Kesehatan

Media pendidikan kesehatan pada hakekatnya adalah alat bantu

pendidikan. Disebut media pendidikan karena alat-alat tersebut merupakan

saluran (channel) untuk menyampaikan kesehatan karena alat-alat tersebut

digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi


31

masyarakat atau klien.Fitriani (2011) membagi media penyuluhan

berdasarkan fungsinya sebagai media pesan-pesan kesehatan menjadi 3, yakni

media cetak, media elektronik dan media papan (billboard).

a. Media Cetak

Media cetak sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan

sangat bervariasi, antara lain booklet, leaflet, flyer flipchart, rubrik dan

poster.

b. Media elektronik

Media elektronik adalah suatu media bergerak dan dinamis, dapat dilihat

dan didengar dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu

elektronik. Fitriani (2011) menyatakan bahwa media elektronik sebagai

sarana untuk menyampaikan pesan-pesan atau informasi-informasi

kesehatan, jenisnya berbeda-beda, antara lain televisi (alat bantu lihat atau

visual), radio (alat bantu dengar atau audio) dan video (alat bantu

audiovisual).

c. Media papan (Billboard)

Papan (billboard) yang dipasang di tempat-tempat umum dapat dipakai

dan diisi dengan pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan. Media

papan disini juga mencakup pesan-pesan yang ditulis pada lembaran seng

yang ditempel pada kendaraan-kendaraan umum (Fitriani, 2011).


32

F. Penelitian Terkait

1. Indasari, Zees, dan Kasim (2014), melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Pemberian Health Education tentang Proses Persalinan terhadap

Penurunan Kecemasan pada Ibu Primigravida Trimester III di Wilayah Kerja

Puskesmas Mongolato Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo”. Jenis

penelitian yang dilakukan adalah pre-experiment dengan menggunakan

metode one group pretest-posttest, populasi pada penelitian ini berjumlah 22

orang ibu hamil, sampel sebanyak 13 orang ibu hamil dengan menggunakan

teknik pengumpulan data accidental sampling. Instrument penelitian

menggunakan data primer (kuesioner). Hasil penelitian menunjukkan adanya

pengaruh pemberian health education tentang proses persalinan terhadap

penurunan kecemasan pada ibu primigravida trimester III, dengan kecemasan

ibu primigravida sebelum diberikan pendidikan kesehatan cemas berat sebesar

(61,5%), sesudah diberikan pendidikan kesehatan cemas ringan sebesar

(69,2%). Untuk analisis bivariat nilai signifikasi p=0,000 (<0,05) maka dapat

dinyatakan terdapat pengaruh.

2. Mukhoirotin,Rahmat & Siswosudarmo. (2014) melakukan penelitian dengan

judul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Kecemasan Primigravida

dalam Menghadapi Persalinan”. Penelitian ini merupakan quasy experiment

dengan pendekatan pretest-postest control group design. Subyek penelitian

adalah semua primigravida di wilayah Pusksesmas Peterongan kabupaten


33

Jombang. Sebanyak 66 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan

eksklusi direkrut. Subyek penelitian dibagi menjadi dua kelompok, kelompok

perlakuan yang mendapat pendidikan kesehatan dan booklet (n-33) dan

kelompok kontrol yang mendapat pendidikan kesehatan (n=33). Tehnik

sampling menggunakan consecutive sampling dan cluster randomized trial.

Instrumen yang digunakan untuk mengukur kecemasan adalah Zung Self-

Rating Anxiety Scale. Data diolah dengan menggunakan program computer.

Paired sample t-test dan independent sample t-test digunakan untuk analisis

statistik. Hasil penelitian skor kecemasan sebelum perlakuan adalah sebanding

antara kedua kelompok (p>0,05). Skor ini menurun secara signifikan setelah

perlakuan dari 36,79-29,79 pada kelompok perlakuan, dan dari 36,85-32,03

pada kelompok control (p>0,05). Skor setelah perlakuan terdapat perbedaan

yang signifikan antara kelompok perlakuan dan kontrol (29,79±4,14 vs

32,03±4,01, p<0,05). Pendidikan kesehatan dengan booklet lebih efektif untuk

menurunkan kecemasan primigravida dalam menghadapi persalinan

dibandingkan dengan pendidikan kesehatan saja.

3. Yossy, Dewantiningrum & Hapsari (2012), melakukan penelitian dengan

judul“Pengaruh Pemberian Pamflet Persalinan terhadap Tingkat

Pengetahuan dan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil”. Metode penelitian

experimental pre test and post test design. Data dikumpulkan dengan cara self

administred questionnaire. Sebanyak 60 ibu hamil dengan usia kehamilan ≥28

minggu yang memeriksakan kehamilan di Puskesmas Halmahera dan


34

Puskesmas Ngesrep selama April – Juni 2011 serta memenuhi kriteria inklusi

menjadi sampel dalam penelitian ini. Sampel dibagi dalam kelompok control

(n=30) dan kelompok perlakuan (n = 30). Kelompok kontrol tidak diberi

pamphlet persalinan, sedangkan kelompok perlakuan diberi pamflet

persalinan. Semua sampel mengisi dua kuesioner yaitu kuesioner pre test dan

kuesioner post test satu minggu setelahnya. Data dideskripsikan dalam bentuk

tabel dan gambar. Analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS dengan

uji t berpasangan dengan alternatif uji Wilcoxon, dan uji t tidak berpasangan

dengan uji alternatif MannWhitney. Hasil Ada perbedaan tingkat pengetahuan

yang bermakna pada ibu hamil sebelum dan sesudah pemberian pamflet

persalinan (p < 0,0001), namun tidak ada perbedaan tingkat pengetahuan yang

bermakna antara ibu hamil yang diberi dan tidak diberi pamflet persalinan (p

= 0,413). Ada perbedaan tingkat kecemasan yang bermakna pada ibu hamil

yang diberi pamflet persalinan (p = 0,001). Terdapat perbedaan tingkat

kecemasan yang bermakna pada ibu hamil yang diberi dan tidak diberi

pamflet persalinan (p = 0,014). Sebagai kesimpulan, pamflet persalinan

meningkatkan pengetahuan dan menurunkan kecemasan ibu hamil.


35

G. Kerangka Teori

Penyebab timbulnya kecemasan


dapat ditinjau dari 2 faktor yaitu:

a. Faktor internal, yaitu tidak


memiliki keyakinan akan
kemampuan diri.
b. Faktor eksternal dari Pendidikan Kesehatan
lingkungan seperti tentang persalinan
ketidaknyamanan akan
kemampuan diri, threat
(ancaman), conflict
(pertentangan), fear
(ketakutan), unfulfilled
Tingkat Kecemasan
need (kebutuhan yang tidak
terpenuhi) - Ringan
- Sedang
(Videbeck, 2008).
- Berat
( - Panik
(Stuart dan Laira,
2005)

Factor Presipitasi:
1. Perubahan fisologis
kehamilan
2. Perubahan psikologis
kehamilan
(Handayani, 2011)

Bagan 2.3 Kerangka teori

Dimodifikasi dari teori Videbeck (2008); Stuart dan Laira (2005); Handayani (2011)
BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI


OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Tahap yang penting dalam satu penelitian adalah menyusun kerangka

konsep (Nursalam, 2014). Kerangka konsep adalah model konseptual yang

berkaitan dengan bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau

menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting dalam suatu

masalah (Hidayat, 2008). Kerangka konsep dalam penelitian ini terdiri dari dua

variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen

yaitu pemberian pendidikan kesehatan tentang persalinan dan variabel dependen

yaitu skor kecemasan ibu primigravida trimester tiga.

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

Pemberian
Pretest pendidikan Posttest
tentang kesehatan tentang
skor tentang skor
kecemasan persalinan pada kecemasan
primigravida
trimester III

Berdasarkan kerangka konsep diatas peneliti ingin mengetahui apakah

pemberian pendidikan kesehatan tentang persalinan berpengaruh terhadap

perubahan skor kecemasan kehamilan primigravida trimester ketiga dalam

36
37

menghadapi persalinan atau tidak berpengaruh terhadap tingkat kecemasan

kehamilan primigravida trimester ketiga dalam menghadapi persalinan.

B. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah: terdapat perbedaan skor kecemasan

ibu hamil primigravida trimester III di Puskesmas Ciputat sebelum dan sesudah

pemberian pendidikan kesehatan tentang persalinan.

C. Definisi Operasional

Tabel3. 1
Definisi Operasional
Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Kecemasan Perasaan khawatir dalam Kuesioner HARS Data numerik Rasio
menghadapi persalinan yang
belum pernah dialami.
Gejala yang dialami yaitu:
ansietas, ketegangan,
ketakutan, gangguan tidur,
gangguan kecerdasan,
perasaan depresi, somatik,
sensorik, kardiovaskuler,
pernapasan, gastrointestinal,
urogenital, autonom,
tingkah laku.
Pendidikan Kegiatan menyampaikan Dilakukan pretest - -
kesehatan informasi dengan metode sebelum diberikan
ceramahtentang persalinan pendidikan
kesehatan dan
posttest setelah
diberikan
pendidikan
kesehatan pada
ibu primigravida
trimester III
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan metode

eksperimen semu (quasy-experiment). Quasy eksperiment adalah metode

penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan atau mengklarifikasi terjadinya

sebuah hubungan dan menjelaskan hubungan sebab akibat sehingga dapat

dijadikan sebagai dasar memprediksi sebuah fenomena (Suyanto, 2011). Menurut

Nursalam (2008) penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sebab

akibat variabel penelitian tanpa menggunakan teknik acak untuk pemilihan

responden.

Rancangan penelitian menggunakan rancangan pre and post test without

control (Dharma, 2011). Sampel pada saat penelitian diobservasi terlebih dahulu

sebelum perlakuan, kemudian setelah diberikan perlakuan sampel diobservasi

kembali (Hidayat, 2008). Desain ini dilakukan untuk mengukur pengaruh

perlakuan (intervensi) dengan cara membandingkan hasil perubahan sebelum

intervensi dan sesudah intervensi. Desain ini dilakukan dengan memberikan pre

test (pengamatan awal terlebih dahulu sebelum diberikan intervensi, setelah itu

diberikan intervensi, kemudian dilakukan post test (pengamatan akhir) (Santoso,

2010). Bentuk rancangan penelitian ini adalah sebagai berikut:

38
39

Pretest Intervensi posttest

01 X 02

Bagan 4.1 Desain Penelitian

Hasil skor pre akan dibandingkan dengan skor post

Keterangan:

01 = skor kecemasan ibu hamil primigravida trimester III sebelum dilakukan

intervensi

X = intervensi pendidikan kesehatan tentang persalinan

02 = skor kecemasan ibu hamil primigravida trimester III setelah dilakukan

intervensi

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat dilakukannya penelitian adalah di Puskesmas Ciputat, Tangerang

Selatan.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitiandilaksanakan pada bulan April - Mei 2017.


40

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Dalam penelitian kuantitatif, populasi diartikan sebagai wilayah

generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015). Populasi penelitian ini

adalah ibu hamil yang melakukan antenatal care di Puskesmas Ciputat pada

bulan April2017. Kunjungan antenatal care di Puskesmas Ciputat tiap

bulannya kurang lebih 85 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi, yang diambil dengan

menggunakan cara-cara tertentu (Wasis, 2008). Pengambilan sampel secara

purposive yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel

diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan/masalah

dalam penelitian), sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik

populasi yang telah dikenal sebelumnya (Nursalam, 2014). Sampel yang

diambil 17 ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Ciputat pada bulan April

2017 sampai Mei 2017.

Pada penelitian eksperimen subjek sampel minimalnya mengharuskan

sekitar 10-20 subjek untuk studi yang simpel (Dempsey & Patricia, 2002).
41

Kriteria sampel meliputi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi, kriteria tersebut

menentukan dapat dan tidaknya sampel digunakan (Hidayat, 2008).

Kriteria inklusi:

a. Tidak mengonsumsi obat cemas

b. Bersedia menjadi responden

Kriteria Eksklusi:

a. Mempunyai komplikasi kehamilan

b. Tidak mengikuti pretest/posttest

c. Melahirkan pada saat proses pengambilan data

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah daftar

pertanyaan yang telah disusun untuk memperoleh data sesuai yang diinginkan

peneliti (Wasis, 2008). Kuesioner merupakan alat yang digunakan untuk

mengukur tingkat kecemasan. Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen

tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur (Dharma, 2011). Kuesioner dalam

penelitian ini menggunakan jenis kuesioner tertutup, yaitu kuesioner yang

jawaban atau isinya sudah ditentukan, sehingga subjek tidak memberikan respon-

respon atau jawaban yang lain (Sugiyono, 2015).Kuesioner yang digunakan yaitu

HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale). Kuesioner HARS merupakan

pengukuran kecemasan yang didasarkan pada munculnya gejala pada individu

yang mengalami kecemasan. Kuesioner HARS terdapat 14 gejala yang nampak


42

pada individu yang mengalami kecemasan. Setiap item yang diobservasi diberi

tingkat skor antara (Nol Present) sampai dengan 4 (severe) (Damarwati, 2012).

Penilaian skor masing-masing gejala yaitu (Nursalam, 2014):

0: tidak ada (tidak ada gejala sama sekali)

1: ringan (satu gejala dari pilihan yang ada)

2: sedang (separuh dari gejala yang ada)

3: berat (lebih dari separuh dari gejala yang ada)

4: sangat berat (semua gejala ada)

Tabel 2.4 Kisi-kisi Kuesioner Tingkat Kecemasan HARS


Variabel Gejala Kecemasan Jumlah Pertanyaan No Pertanyaan
Kecemasan 1. Cemas 1 1
2. Ketegangan 1 2
3. Ketakutan 1 3
4. Gangguan tidur 1 4
5. Gangguan kecerdasan 1 5
6. Perasaan depresi 1 6
7. Somatik 1 7
8. Sensorik 1 8
9. Kardiovaskuler 1 9
10. Pernafasan 1 10
11. Gastrointestinal 1 11
12. Urogenital 1 12
13. Autonom 1 13
14. Tingkah laku 1 14

Tabel 4.1 Kisi-kisi kuesioner tingkat kecemasan HARS


43

E. Prosedur Penelitian

Penelitian dimulai setelah proposal skripsi disetujui oleh pembimbing dan

penguji, selanjutnya peneliti melakukan prosedur administratif dan prosedur

teknis.

1. Prosedur Administratif

a. Membuat surat izin penelitian di Bidang Akademik Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang ditujukan

untuk Puskesmas Ciputat dan Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan

untuk melakukan penelitian di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota

Tangerang Selatan.

b. Mendapatkan izin dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan.

Kemudian memberikan tembusan ke Puskesmas Ciputat.

c. Mendapatkan izin melakukan penelitian di Puskesmas Ciputat.

2. Prosedur Teknik

a. Menanyai ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan di

Puskesmas Ciputat tentang usia kehamilannya dan kontak yang bisa

dihubungi.

b. Memilih responden dengan usia kehamilan ≥ 28 minggu sebagai prioritas.

c. Mengundang serta memberitahu ibu hamil primigravida trimester III

sehubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dan akan


44

diadakannya pendidikan kesehatan tentang persalinan di Puskesmas

Ciputat.

d. Menghubungi kontak ibu hamil pada malam hari dan pagi hari untuk

mengingatkan kembali tentang diadakannya pendidikan kesehatan tentang

persalinan.

e. Mengumpulkan ibu hamil primigravida trimester III di aula Puskesmas

Ciputat.

f. Menjelaskan kepada calon responden sesuai etika penelitian dan

memberikan lembar persetujuan.

g. Memberikan kuesioner pretest pada responden.

h. Memberikan pendidikan kesehatan tentang persalinan kepada responden

menggunakan metode ceramah selama .

i. Memberikankuesioner posttest pada responden.

j. Mengumpulkan data dan selanjutnya data diolah dan dianalisa.

F. Pengolahan Data

Data yang telah dikumpulkan akan diolah dengan menggunakan beberapa

tahapan. Tujuan dari pengolahan data adalah mengubah data menjadi informasi

(Wasis, 2008). Imron (2010) menyatakan bahwa sebuah data akan dapat banyak

bercerita, apabila telah dilakukan pengolahan dan analisa, sehingga dapat dengan

mudah dipahami untuk kemudian disimpulkan. Pengolahan data digunakan agar

data kasar atau data dasar tersebut dapat diorganisir, disajikan serta dianalisa
45

untuk kemudian ditarik suatu kesimpulan. Proses kegiatan pengolahan data (data

processing) terdiri dari tiga jenis kegiatan, yaitu:

1. Memeriksa data (editing)

Memeriksa data atau editting merupakan memeriksa data hasil

pengumpulan data, yang berupa kuesioner. Peneliti memeriksa data dengan

melakukan perhitungan dan penjumlahan serta koreksi hasil yang telah

peneliti dapatkan, jika data yang terdapat pada kuesioner kurang maka peneliti

meminta kepada responden untuk mengisinya dengan lengkap.

2. Memberi kode (koding)

Semua jawaban atau data hasil penelitian disederhanakan supaya pada saat

pengolahan dapat dilakukan dengan mudah. Hasil penelitian ini diberikan

simbol-simbol tertentu untuk masing-masing data yang sudah

diklasifikasikan. Peneliti memberikan kode-kode yaitu dengan memberikan

responden nomor responden sesuai dengan tahapan pengambilan, untuk

pretest peneliti memberikan kode A di depan nomor responden, untuk posttest

peneliti memberikan kode B.

3. Pemindahan Data

Setelah pemberian symbol atau pemberian kode pada jawaban kuesioner

yang dibagikan kepada responden selesai, maka data yang sudah diberi kode

dipindahkan ke dalam software untuk pengolahan data selanjutnya.

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software computer.


46

4. Tabulasi Data (tabulating)

Peneliti menyusun dan menyajikan data dalam bentuk tabel sehingga

dapat memudahkan untuk dilakukan penjumlahan.

G. Analisa Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat atau analisa deskriptif mempunyai tujuan untuk

menjelaskan dan mendeskripsikan setiap variabel yang diteliti. Data numerik

dengan menghitung mean, median, standar deviasi (SD), nilai minimal dan

maksimal (Notoadmodjo, 2010). Analisis univariat dalam penelitian ini

menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik responden yang meliputi usia,

pendidikan terakhir, usia kehamilan dan variabel kecemasan sebelum dan

sesudah intervensi.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis untuk mengetahui interaksi dua variable,

baik berupa komparatif, asosiatif maupun korelatif (Saryono, 2013). Analisa

Bivariat mempunyai tujuan untuk menganalisa hubungan dua variabel yang

diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2010). Uji t dependent

yang membandingkan skor kecemasan sebelum dan sesudah intervensi.

Kesimpulan ada perbedaan jika P value <0,05. Analisis bivariat yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu paired t-test(Dharma, 2011).


47

H. Etika Penelitian

Prinsip etik menurut ANA yang berkaitan dengan peran perawat sebagai

seorang peneliti adalah sebagai berikut (Wasis, 2008):

1. Otonomi

Peneliti memberikan hak atau kebebasan kepada calon responden untuk

memilih apakah bersedia atau tidak menjadi bagian dalam penelitian sebagai

subjek penelitian dengan menanyakan terlebih dahulu kesediaan calon

responden dengan tanpa memaksa.

2. Informed Consent

Peneliti memberikan informed consent agar responden mendapatkan

informasi tentang prosedur penelitian ini dan menentukan keputusan untuk

berpartisipasi atau tidak berpartisipasi dalam penelitian.

3. Beneficence

Peneliti berupaya agar segala tindakan yang diberikan kepada responden

adalah baik baginya, yaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang

persalinan.

4. Nonmaleficence

Peneliti mengupayakan agar responden tidak mengalami bahaya dan tidak

mengalami kerugian saat penelitian dilakukan dengan selalu menanyakan

keadaan responden saat penelitian berlangsung dan mengukur tingkat

kecemasan menggunakn kuesioner.


48

5. Confidentiality

Peneliti merahasiakan data-data yang sudah dikumpulkan. Data-data

pribadi seperti nama, nomor telepon, alamat atau data lain yang diperoleh

peneliti jaga kerahasiaannya dengan tidak mempublikasikan hal-hal yang

berkaitan dengan responden di luar kehendak responden.

6. Veracity

Peneliti menjelaskan manfaat dan efek penelitian yang melibatkan

responden dengan jujur kepada responden.

7. Justice

Peneliti berbuat adil kepada subjek penelitian dengan cara tidak membeda-

bedakan perlakuan saat prosedur penelitian berlangsung maupun pada saat

pemberian reward kepada responden.


BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini memaparkan hasil dari pengaruh pendidikan kesehatan tentang

persalinan terhadap kecemasan primigravida trimester III. Penelitian dilakukan pada

tanggal 10 Mei 2017 Di Puskesmas Ciputat dalam satu waktu dari pukul 09.00 WIB

Sampai 09.45 WIB. Penelitian ini mengambil responden sebanyak 17 orang, dengan

menggunakan satu kelompok intervensi. Sehingga total data yang diolah adalah 17

responden yang diberikan intervensi pendidikan kesehatan tentang persalinan.

A. Gambaran Lokasi Penelitian

Puskesmas Ciputat merupakan Pusat Kesehatan Masyarakat yang berada di

wilayah kecamatan Ciputat, beralamat di jalan Ki Hadjar Dewantara No. 7,

Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Terletak ± 6 km

sebelah utara Kota Tangerang Selatan. Letak Puskesmas Ciputat berbatasan

dengan:

1. Sebalah utara : wilayah kerja Puskesmas Kampung Sawah

2. Sebelah selatan : wilayah kerja Puskesmas Pamulang

3. Sebelah barat : wilayah kerja Puskesmas Pamulang

4. Sebelah Timur : wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur

Puskesmas Ciputat dibangun diatas tanah seluas 639 m2 dengan luas

bangunan ± 1200 m2 yang terdiri dari 2 lantai. Kegiatan pelayanan dipusatkan di

lantai 1, sedangkan lantai 2 difungsikan sebagai ruang kepala puskesmas, staff,

49
50

data, serta ruang rapat. Selain itu di lantai 2 juga terdapat ruang pelayanan

pengobatan TB paru, klinik sanitasi, klinik Pusat Terapi (PTRM) dan

laboratorium. Puskesmas Ciputat terdiri dari 2 kelurahan yaitu Kelurahan Ciputat

dan Kelurahan Cipayung. Pelayanan untuk ibu hamil terdiri dari pemeriksaan ibu

hamil, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan USG.

B. Karakteristik Responden

Penelitian ini dilakukan pada 17 responden yang sesuai dengan kriteria inklusi

penelitian. Hasil pengolahan data akan ditampilkan dalam bentuk tabel dan

menggunakan data numerik.

1. Usia

Pada penelitian ini menggunakan semua usia responden. Data usia responden

disajikan dalam bentuk tabel dan menggunakan data numerik. Berikut ini

adalah frekuensi berdasarkan usia responden:

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Usia Responden

Usia Jumlah Persentase (%)

< 20 Tahun 2 11,8


20-35 tahun 15 88,2
>35 tahun 0 0
Total 17 100
51

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa usia responden terbanyak masuk pada kategori

20-35 tahun sebanyak 15 orang (88,2%) sedangkan sisanya masuk kategori

<20 tahun yaitu 2 orang (11,8%).

2. Pendidikan

Pada penelitian ini menggunakan semua jenjang pendidikan responden.

Berikut ini adalah frekuensi berdasarkan pendidikan responden:

Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden

Pendidikan Jumlah Persentanse (%)

SD 0 0
SMP 3 17,6
SMA 14 82,4
PT 0 0
Total 17 100

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa jenjang pendidikan responden terbanyak yaitu

jenjang SMA dengan jumlah 14 orang (82,4%), sedangkan jenjang pendidikan

tersedikit yaitu SMP sebanyak 3 orang (17,6%).

3. Usia Kehamilan

Pada penelitian ini menggunakan responden trimester III yaitu usia kehamilan

≥ 28 minggu. Berikut ini adalah frekuensi berdasarkan usia kehamilan

responden:
52

Tabel3.3
Distribusi Frekuensi Usia Kehamilan Responden

Usia Kehamilan Jumlah Persentase (%)


28 2 11,8
29 3 17,6
30 1 5,9
32 2 11,8
33 1 5,9
34 1 5,9
36 3 17,6
37 3 17,6
38 1 5,9
Total 17 100

Dari data diatas diketahui bahwa usia kehamilan terendah yaitu 28 minggu

sebanyak 2 orang (11,8%) dan usia kehamilan tertinggi yaitu 38 minggu

sebanyak 1 orang (5,9%).

C. Kecemasan

1. Analisis Univariat

a. Gambaran Rata-rata Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Trimester III

berdasarkan Usia

Tabel 5.4

Gambaran Rata-rata Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Trimester


III Berdasarkan Usia

Usia n Rata-Rata Skor


Kecemasan
<20 2 26,50
20-35 15 22,00
>35 0 0
53

Dari data di atas menunjukkan bahwa rata-rata kecemasan ibu

primigravida trimester III tertinggi yaitu pada usia <20 yaitu 26,50

sedangkan pada usia 20-35 lebih kecil yaitu 22,00.

b. Gambaran Rata-rata Kecemasan Responden Sebelum dan Sesudah

Diberikan Intervensi Pendidikan Kesehatan tentang Persalinan

Tabel5.5
Gambaran Rata-rata Kecemasan Responden Sebelum dan Sesudah
Diberikan Intervensi PendidikanKesehatan tentang Persalinan

95% Confidence
Interval for
Mean
N Min-Max Mean SD Lower Upper
Sebelum 17 17-28 22,53 3,223 20,87 24,19
Intervensi
Sesudah 17 13-26 19,41 3,554 17,58 21,24
Intervensi

Berdasarkan tabel di atas rata rata skor kecemasan sebelum diberikan

intervensi adalah 22,53 dengan nilai minimum 17 dan nilai maksimum 28.

Sesudah diberikan intervensi, kecemasan menurun menjadi 19,41 dengan

nilai minimum 13 dan nilai maksimum 26. Beda rata-rata skor kecemasan

sebelum intervensidan sesudah intervensi yaitu 3,12.

2. Uji Normalitas

Sebelum dilakukan uji beda rata-rata maka dilakukan uji normalitas

untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak terdistribusi

normal. Hasil analisis uji normalitas dapat dilihat pada tabel 5.6
54

Tabel5.6
Distribusi Hasil Normalitas Kecemasan Primigravida Trimester III
Sebelum dan Sesudah diberikan Pendidikan Kesehatan

Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig.
Pretest .935 17 .265
Posttest .960 17 .639

Uji normalitas ini menggunakan uji Shapiro-Wilk karena sampel

dalam penelitian kurang dari 50 (Dahlan, 2011). Hasil uji normalitas di

atas diperoleh nilai signifikan pada pretest yaitu 0,265 (p> 0.05), dan

posttest yaitu 0,639 (p> 0.05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa

dataterdistribusi normal.

3. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengukur hubungan atau asosiasi

untuk mengukur sifat hubungan antar variabel. Hubungan antara dua

variabel tersebut dapat dilakukan dengan melakukan korelasi dan regresi.

Korelasi untuk mengukur sifat hubungan antar variabel sedangkan dengan

regresi dapat memprediksi nilai suatu variabel berdasarkan nilai variabel

lain (Hidayat dan Nina, 2011). Analisis bivariat bertujuan untuk menguji

hipotesis penelitian, yaitu apakah pemberian pendidikan kesehatan tentang

persalinan berpengaruh terhadap kecemasan ibu hamil primigravida

trimester III. Pengujian ini dilakukan dengan menganalisa perbedaan skor

kecemasan ibu hamil primigravida trimester III sebelum dan sesudah

diberikan pendidikan kesehatan tentang persalinan.


55

Tabel5.7
Analisa Beda Rata-rata Kecemasan Primigravida Trimester III
Sebelum dan Sesudah Pendidikan Kesehatan tentang Persalinan

N Mean SD t df Sig. (2 Eta-


tailed) Squared
Pretest - 17 3,118 1,054 12,199 16 0,000 0,90
Posttest

Uji analisis pada penelitian ini adalah paired t-test dengan tingkat

kesalahan alpha 0,05. Pada tabel diatas menunjukkan nilai mean sebelum

dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang persalinan adalah

3,118 dengan standar deviasi 1,054. Nilai t digunakan untuk melihat

tingkat kemaknaan, jika t hitung > t tabel maka hasil penelitian bermakna.

Nilai t hitung dibandingkan dengan t tabel pada df (16) maka didapatakan

t hitung > t tabel, hal ini membuktikan bahwa penelitian bermakna. Nilai p

dari data yang diatas di dapatkan 0,000, ini berarti lebih kecil dari nilai α

0,05 (p < 0,05), maka dapat disimpulkan adanya perbedaan kecemasan

sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan. Berdasarkan rumus

perhitungan nilai Eta Squared yang bertujuan untuk mengetahui seberapa

besar efektifitas pendidikan kesehatan yang telah diberikan didapat nilai

Eta Squared pada penelitian ini yaitu 0,90. Nilai standar dari perhitungan

Eta Squared untuk paired t-test yaitu jika nilai Eta Squared 0,01 = efek

kecil, 0,06 = efek cukup dan ≥0,14 = efek besar (Pallant, 2011). Maka

dapat disimpulkan bahwa efektifitas pendidikan kesehatan dengan metode


56

ceramah memiliki efek besar dalam menurunkan kecemasan ibu hamil

primigravida.
BAB VI

PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh pendidikan kesehatan

terhadap kecemasan primigravida trimester III di wilayah kerja Puskesmas Ciputat.

Pada bab ini peneliti akan mmembahas hasil penelitian dan keterbatasan penelitian.

Interpretasi hasil penelitian yang telah didapatkan akan dibandingkan dengan teori

atau hasil penelitian terkait. Keterbatasan penelitian akan dibahas dengan

membandingkan proses pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan dengan kondisi

ideal yang seharusnya dicapai.

A. Pembahasan Hasil

1. Rata-rata Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Trimester III berdasarkan Usia

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden berusia 20-35

tahun sebanyak 88,2%. Rata-rata kecemasan ibu hamil primigravida trimester

III pada usia <20 yaitu 26,50 dan pada usia 20-35 yaitu 22,00, hal ini

menunjukkan bahwa kecemasan tertinggi yaitu pada usia <20. Usia

reproduksi yang optimal bagi seorang ibu hamil adalah 20-35 tahun karena

pada usia tersebut rahim sudah siap menerima kehamilan, mental sudah

matang, dan mampu merawat diri (Draper, 2001 dalam Hidayat & Sumarni,

2013)

Umur ibu menentukan status fisiologis dan psikologis ibu selama

kehamilan hingga menjelang persalinan. Pada umur ideal (20-35 tahun) terjadi

57
58

kematangan subjektif yang berpengaruh terhadap status kesehatan ibu.

Kematangan kognitif dan afektif menjadi dua kombinasi sempurna

menciptakan kooping atau memvariasikan untuk mengatasi stressor. Idealnya,

ibu yang berumur 20-35 tahun mudah mengatasi stressor karena potensi

alamiah (kooping efektif) mengatasi kecemasan. Umur <20 dan >35 tahun

memungkinkan terjadi konflik dua elemen kepribadian sebagai sebuah

stressor. Keadaan yang menggambarkan kondisi actual ibu (penuh resiko)

berbeda jauh dengan yang diharapkan ibu. Kesenjangan antara kenyataan

dengan ketakutan realisasi harapan mudah memicu timbulnya kecemasan

pada ibu hamil (Hidayat & Sumarni, 2013).

2. Kecemasan Responden Sebelum diberikan Intervensi Pendidikan Kesehatan

tentang Persalinan

Kehamilan dan persalinan adalah salah satu bagian dari daur

kehidupan yang harus dijalani oleh manusia dari lahir sampai mati. Dan setiap

perubahan-perubahan yang terjadi merupakan stressor pada kehidupan

(Detiana, 2010). Semakin tua usia kehamilan, maka perhatian dan pikiran ibu

hamil mulai tertuju pada sesuatu yang dianggap klimaks, sehingga

kegelisahan dan ketakutan yang dialami ibu hamil akan semakin intensif saat

menjelang persalinan (Resmaniasih, 2014).

Penelitian ini menggunakan responden ibu primigravida trimester III.

Trimester III sering kali disebut sebagai periode menunggu, penantian dan
59

waspada dikarenakan ibu hamil tidak sabar untuk menunggu kelahiran

bayinya, mempersiapkan kelahiran dan terpusat pada kehadiran bayi. Ibu

hamil trimester III sering merasa cemas dengan alasan munculnya rasa takut

melahirkan dan kekhawatiran terhadap anak yang akan dilahirkan. Trimester

III merupakan saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan kondisi bayi yang

dilahirkan (Detiana, 2010).

Shodiqoh dan Syahrul (2014) dalam penelitiannya di Puskesmas

Talango Kabupaten Sumenep dengan responden wanita hamil trimester III

sebanyak 43 orang menghasilkan bahwa pada kelompok responden

primigravida mengalami kecemasan ringan sebanyak 6 orang (27,3%),

kecemasan sedang sebanyak 10 orang (45,4%) dan kecemasan berat sebanyak

6 orang (27,3%). Kelompok responden multigravida mengalami tingkat

kecemasan ringan sebanyak 15 orang (71,4%), kecemasan sedang sebanyak 4

orang (19,0%), dan kecemasan berat sebanyak 2 orang (9,5%). Selain itu,

Maimunah (2009) dalam penelitiannya di wilayah Kelurahan Karang Besuki,

Malang pada bulan November sampai Desember tahun 2007 menemukan

bahwa ibu hamil primigravida trimester III mengalami kecemasan seputar hal-

hal persalinan dengan persentasi terbesar 57,8% (n = 26) dengan 30

responden.

Hasil penelitian ini didapatkan bahwa semua responden yaitu ibu

primigravida trimester III mengalami kecemasan. Skor kecemasan sebelum

intervensi tertinggi yaitu 28 dan terendah yaitu 17. Hal yang sama
60

disampaikan oleh Wulandary (2014) dalam penelitiannya di Puskesmas Sibela

Mojosongo tahun 2014 pada 44 ibu hamil trimester III hanya 3 ibu hamil yang

tidak mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan, 11 ibu hamil

mengalami kecemasan sedang dan 9 ibu hamil mengalami kecemasan berat.

Hal ini meunjukkan bahwa hampir setiap ibu hamil primigravida trimester III

terjadi kecemasan selama penantian menghadapi persalinan.

Semua responden pada penelitian ini mengalami kecemasan

dikarenakan belum pernah mendapatkan pengalaman persalinan. Hasil

penelitian Palupi (2014) di Rumah Bersalin Ngudi Karanganyar tahun 2012

dengan responden 20 primigravida dan 20 multigravida mengungkapkan

bahwa semakin banyak mengalami persalinan maka tingkat kepercayaan diri

akan semakin baik dan tingkat kecemasan cenderung berkurang dengan hasil

nilai rata-rata kecemasan kelompok primigravida lebih besar yaitu 250 dan

multigravida 176.

Kecemasan ibu hamil primigravida sebelum dilakukan intervensi

pendidikan kesehatan tentang persalinan dalam penelitian ini didapatkan hasil

rata-rata kecemasannya yaitu 22,53. Kecemasan pada ibu hamil dikarenakan

persepsi ibu yang kurang tepat mengenai proses persalinan. Persalinan

dipersepsikan sebagai proses yang menakutkan dan menimbulkan rasa sakit

yang luar biasa. Hal ini membuat ibu hamil merasakan kecemasan yang hebat

menjelang kelahiran bayinya (Ilmiasih & Susanti, 2010). Seorang calon ibu

dengan kehamilan anak pertama merupakan satu perjalanan baru yang


61

ditandai dengan berbagai perubahan fisik maupun psikis sehingga timbul

berbagai masalah psikologis. Kehamilan anak pertama merupakan tahap

terjadinya disequilibrium atau ketidakseimbangan dalam kepribadian seorang

wanita dimana seorang yang dihadapkan dengan tugas dan peran baru menjadi

seorang ibu. Peristiwa yang belum pernah dialami oleh primigravida akan

menimbulkan rasa cemas, takut, gelisah, tegang bercampur was-was (Detiana,

2010).

3. Kecemasan Responden Sesudah diberikan Pendidikan Kesehatan tentang

Persalinan

Penelitian ini menemukan bahwa ada perbedaan kecemasan ibu hamil

primigravida trimester III sebelum dan sesudah diberikan intervensi

pendidikan kesehatan tentang persalinan. Rata-rata hasil kecemasan ibu hamil

primigravida trimester III setelah dilakukan intervensi pendidikan kesehatan

tentang persalinan yaitu 19,41. Rata-rata hasil kecemasan responden tersebut

mengalami penurunan setelah dilakukan intervensi pendidikan kesehatan. Hal

ini sesuai dengan hasil penelitian Indasari dkk (2014) di wilayah kerja

Puskesmas Mongolato Kabupaten Gorontalo dengan mengambil sampel 13

orang ibu hamil primigravida trimester III yaitu setelah diberikan pendidikan

kesehatan, kecemasan ibu primigravida mengalami penurunan. Penurunan

kecemasan ibu primigravida tersebut dimana dari 8 orang cemas berat dan 5

orang cemas sedang. Dari 8 orang cemas berat setelah diberikan pendidikan

kesehatan menjadi 3 orang cemas sedang, 1 orang tidak cemas dan 4 orang
62

cemas ringan. Kemudian 5 orang cemas sedang menjadi cemas ringan, dan

cemas berat 0.

Sesuai dengan metode Dick-Read, untuk mengganti rasa cemas dan

takut tentang hal yang tidak diketahui melalui pemahaman dan keyakinan,

salah satunya dengan pemberian informasi tentang persalinan dan melahirkan.

Pada umumnya ibu primigravida belum mempunyai bayangan mengenai

kejadian-kejadian yang akan dialami pada akhir kehamilannya saat persalinan

terjadi, sehingga hal ini menimbulkan kecemasan ibu dalam menghadapi

persalinan (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2005).

Aprilia (2011) menyatakan ketika seorang ibu telah mendapat

informasi atau mengetahui apa yang akan terjadi pada dirinya, cenderung akan

mengurangi rasa cemas yang dialaminya. Hal ini juga dikemukakan oleh

Musbikin (2006) bahwa untuk mempersiapkan diri dengan berbagai informasi

tentang hal-hal yang menyangkut persalinan merupakan salah satu cara

terbaik untuk menghadapi persalinan.

4. Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Persalinan terhadap Kecemasan

Primigravida Trimester III

Untuk mengatasi ataupun mengurangi tingkat kecemasan ibu dalam

menghadapi persalinan perlu adanya informasi berupa penyuluhan-

penyuluhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan terutama tentang persalinan

sehingga ibu lebih siap dalam menghadapi masa persalinan (Indasari dkk,

2014).
63

Penelitian yang dilakukan oleh Rohmah (2013) terhadap 30 responden

dengan metode non probability sampling yaitu total sampling menunjukkan

terdapat pengaruh yang signifikan sebelum dan sesudah diberikan intervensi

pendidikan kesehatan. Didapatkan hasil p value terhadap nilai α sebesar 0.000

< 0,05 dengan signifikansi 0.000 maka Ho di tolak. Hal ini berarti bahwa ada

pengaruh pendidikan kesehatan terhadap kecemasan ibu hamil primigravida

trimester III dalam kesiapan persalinan di BPS Mulyani Purwogondo

Kalinyamatan Jepara.

Data dianalisis menggunakan uji statistikpaired t-test, berdasarkan

hasil uji ini didapatkan nilai t hitung > t tabel. Berdasarkan analisis tersebut

maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian pendidikan

kesehatan terhadap skor kecemasan pada ibu primigravida trimester III di

wilayah kerja Puskesmas Ciputat.

B. Keterbatasan Penelitian

Terdapat beberapa keterbatasan dalam penyusunan penelitian ini yang diakui

belum dapat terpenuhi dan menjadikan kekurangan dalam penelitian ini. Adapun

keterbatasan dalam penelitian ini adalah:

1. Pada waktu memberikan pendidikan kesehatan peneliti tidak membacakan

tata tertib kepada responden untuk mematikan HP dan tidak diperbolehkan

memainkan HP selama pendidkan kesehatan berlangsung, sehingga masih ada

ibu hamil yang memainkan HP.


64

2. Pengukuran kecemasan hanya dilakukan sekali yaitu setelah diberikan

pendidikan kesehatan dan tidak dilakukan pengukuran lagi sehingga tidak bisa

mengetahui apakah kecemasan responden tetap menurun atau meningkat.


BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Ibu hamil primigravida trimester III di Puskesmas Ciputat yang menjadi

sampel pada umumnya mengalami kecemasan sebelum diberikan pendidikan

kesehatan tentang persalinan.

2. Rata-rata kecemasan ibu primigravida trimester III tertinggi adalah pada usia

<20 yaitu 26,50 sedangkan pada usia 20-35 lebih kecil yaitu 22,00.

3. Skor kecemasan ibu hamil primiravida trimester III sebelum diberikan

intervensi pendidikan kesehatan tentang persalinan tertinggi yaitu 28 dan

terendah 17, dengan rata-rata skor kecemasan yaitu 22,53.

4. Skor kecemasan ibu hamil primigravida trimester III sesudah diberikan

intervensi pendidikan kesehatan tentang persalinan tertinggi yaitu 26 dan

terendah 13, dengan rata rata skor kecemasan 19,41

5. Hasil penelitian ini yaitu terdapat perbedaan skor kecemasan pada ibu hamil

primigravida setelah diberikan intervensi pendidikan kesehatan tentang

persalinan.

6. Pemberian intervensi pendidikan kesehatan tentang persalinan dapat

menurunkan skor kecemasanpada ibu hamil primigravida trimester III.

65
66

B. Saran

1. Bagi Pelayanan Kesehatan

Bagi pelayanan kesehatan khususnya puskesmas diharapkan memberikan

informasi yang jelas kepada ibu hamil melalui pendidikan kesehatan dan

konseling seputar persalinan kepada ibu hamil primigravida trimester III agar

ibu mengetahui apa saja yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan menjelang

persalinan.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Terdapat beberapa saran untuk penelitian selanjutnya yang dapat diambil dari

penyusunan penelitian ini yaitu; apabila tertarik akan melakukan penelitian

dengan topik pengaruh pendidikan kesehatan terhadap kecemasan

primigravida trimester III disarankan menggunakan metode penelitian yang

berbeda dari yang peneliti ambil, salah satu contohnya dengan menggunakan

kelompok kontrol sehingga dapat lebih menguji keefektifan dari pendidikan

kesehatan yang dilakukan, atau meneliti intervensi lain yang dimungkinkan

bisa berpengaruh menurunkan kecemasan ibu hamil primigravida.

3. Bagi Ibu Hamil

Diharapkan agar menyampaikan semua keluhan terkait dengan persalinan

kepada petugas kesehatan, sehingga dapat mengurangi kecemasan yang

dirasakan.
DAFTAR PUSTAKA

Aprillia, Y. 2010. Hipnostetri Rileks, Nyaman dan Aman Saat Hamil dan Melahirkan.
Jakarta: Gagas Media

Asmadi. 2008. Teknik Prosedur Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan


Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika

Astria, Yonne, Irma N, & Catur R. 2009. Hubungan Karakteristik Ibu Hamil
Trimester III dengan Kecemasan dalam Menghadapi Persalinan di Poliklinik
Kebidanan dan Kandungan Rumah Sakit X jakarta. Jurnal Unpad. Volume 10
No. XIX Oktober 2008-Februari 2009

Bahiyatun. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC
Bakshi, R. 2008. Tokophobia : Fear of Pregnancy and Childbirth.
Bobak, IM, et all. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas (Maternity Nursing).
Jakarta: EGC

Brooker, Chris. 2009. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta: EGC


Dahlan, Sopiyudin. 2011. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 5. Jakarta:
Salemba Medika
Dahro, Achmad., 2008. Psikologi Kebidanan : Analisis Perilaku Wanita Untuk
Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika.

Danuatmaja, B. 2008. Persalinan Normal tanpa Rasa Sakit. Jakarta: Puspa Swara

Depkes RI. 2008. Asuhan Persalinan Normal. JNPK-KR. Jakarta.


Depkes RI. 2004. Sistem Kesehatan Nasional 2004. Jakarta
Detiana, Prilia. 2010. Hamil Aman dan Nyaman di Atas Usia 30 Tahun. Yogyakarta:
Pressindo

Dampsey, Patricia Ann & Arthur D.Dempsey.2002. Riset Keperawatan: Buku Ajar
dan Latihan Edisi 4. Jakarta : EGC

Dharma, Kusuma Kelana. 2011. Metodologi Penelitian Keperawatan: Panduan


Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta: Trans InfoMedia

67
Diyono; Herminto. B & Pertiwi, D.H. 2014. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Pra
Bedah Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Pra Bedah di Rumah Sakit Dr.
Oen Surakarta. Kosala JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

Fitriani, S. 2011. Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu


Gayathri et al. 2010. ”Effectiveness of Planned Teaching Program on Knowledge and
Reducing Anxiety about Labor among Primigravide in Selected Hospitals of
Beigaum, Karnataka

Gunarsa, Singgih D, dan Singgih, Gunarsa. 2008. Psikologi Keperawatan. Jakarta:


Gunung Mulia

Hamilton, Persis Mary. 2004. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas ed. 6. Jakarta:


EGC

Handayani, Reska. 2015. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tinggkat


Kecemasan Menjelang Persalinan Pada Ibu Primigravida Trimester III Di
Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Padang Tahun 2012. Ners Jurnal
Keperawatan, Volume 11, No. 1, Maret 2015: 62-71

Handayani, Sri. 2011. Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Gosyen Publishing


Hawari, Dadang. 2008. Manajemen Stress, Cemas dan Depresi. Jakarta: FK
Universitas Indonesia

Herijulianti, Eliza, dkk. 2002. Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta: EGC


Hidayat, Alimul Aziz. 2008. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa
Data. Jakarta: Salemba Medika

Hidayat, Taufik dan Istiadah Nina. 2011. Panduan Lengkap Menguasai SPSS 19
Untuk Mengolah Data Statistik Penelitian. Jakarta: Mediakita

Ilmiasih, R & Susanti, H. 2010. Pengaruh tehnik Hypnobirthing terhadap Tingkat


Kecemasan Ibu Hmil Pada Masa Persiapan Menghadapi Persalinan. Malang:
Universitas Muhamadiyah Malang

Imron. 2010. Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan. Jakarta: Sagung Seto

Indasari, Melanti, R.F. Zees, V.N. Kasim, 2014. Pengaruh Pemberian Health
Education tentang Proses Persalinan terhadap Penurunan Kecemasan pada
Ibu Primigravida Trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Mongolato
Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Artikel
Jannah, M. 2013. Pengaruh Penyuluhan Persiapan Persalinan Terhadap Tingkat
Kecemasan Primigravida Dalam Menghadapi Persalinan (Wilayah Kerja
Puskesmas Badas Kabupaten Kediri) Tahun 2013. Jurnal: STIKes Bhakti
Mulia Pare Kediri.

Kartono, K. 2007. Psikologi Wanita (jilid 2):Mengenal Wanita sebagai Ibu dan
Nenek. Bandung: Mandar Maju

Mahfoedz, Ircham & Eko suryani. 2007. Pendidikan Kesehatan Promosi Kesehatan
Cetakan ke-5. Yogyakarta: Penerbit Erlangga

Manuaba, Ida Bagus G, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana. Jakarta: EGC

Manuaba, I. B. G., 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC


Maulana, Heri D.J. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC
Mukhoirotin, I. Rahmat, R. Siswosudarmo. 2014. Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Terhadap Kecemasan Primigravida Dalam Menghadapi Persalinan
Musbukin, I.2006.Persiapan Menghadapi Persalinan dari Perencanaan Kehamilan
Sampai Mendidik Anak. Yogyakarta: Mitra Pustaka
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka
Cipta

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka


Cipta

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan


Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika

Nursalam. 2014. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis Edisi


3. Jakarta: Salemba Medika

Pallant, Julie Florence. 2011. SPSS Survival Manual: A Step By Step Guide To Data
Analysis Using SPSS. Australia : Allen & Urwin

Palupi, Fitria H. 2014. Perbedaan Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida dengan


Multigravida dalam Menghadapi Persalinan Kala I di Rumah Bersalin Ngudi
Saras jaten Karanganyar. Jurnal KesMaDaSka. Vol. 5,No. 1
Pieter, H.Z, Bethsaida J, & Marti, S. 2011. Pengantar Psikopatologi untuk
Keperawatan. Jakarta: Kencana

Pieter dan Lubis. 2010. Pengantar Psikologi untuk Kebidanan. Jakarta: Kecana
Prenada Media

Purwanto, Teguh. 2015. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Resmaniasih, Ketut. 2014. Pengaruh Teknik Pernapasan Diafragma Terhadap
Kecemasan Pada Ibu Hamil Trimester III. Masters thesis, Program
Pascasarjana Undip

Rohmah, Siti. 2013. Pengaruh Pemberian Pendidikan Kesehatan terhadap Tingkat


Kecemasan Ibu Hamil Primigravida TM III dalam Kesiapan Persalinan di
BPS Mulyani Purwogondo Kalinyamatan Jepara. Jurnal Cakrawala Galuh,
Vol. 2,No. 5

Setiawati.S & Dermawan.C. 2008. Penuntun Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga.


Cetakan 1, Edisi 2. Jakarta : Trans Info Media

Saifuddin. 2008. Pelayanan Kesehatan Materna dan Neonatal. Jakarta: Bina Pustaka
Santoso, Singgih. 2010. Kupas Tuntas Riset Eksperimen dengan Excel 2007 dan
Minitab 15. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Schetter, Christine D, & Lynlee Tanner. 2012. ”Anxiety, Depression and Stress in
Pregnancy: Implication for Mother, Children, Research, and Practice
(Abstrak)” Curren Opinion in Psychiatry, vol 25 issue 2

Shodiqoh, Eka Roisa & Fahriani Syahrul. 2014 . Perbedaan Tingkat Kecemasan
dalam Menghadapi Persalinan antara Primigravida dan Multigravida. Jurnal
Berkala Epidemiologi, Vol. 2,No. 1

Simamora, Roymond H. 2009. Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta:


EGC

Sindhu, P. 2009. Yoga untuk Kehamilan. Bandung: Qanita

Stuart, G. W., Laraia, M. T. 2005. Principles and practice of psychiatric nursing. (8th
ed.). St. Louis : Mosby

Stuart, G.W & Sundeen, S.J. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa,Edisi 5. Jakarta:
EGC
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta

Sujiono, Bambang & Nuraini Yuliani. 2004. Seri Mengembangkan Potensi Bawaan
Anak Persiapan dan Saat Kehamilan. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Suliswati. (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.


Sulistyorini, RR. I. R. 2007. Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan
Kecemasan Ibu Hamil Menghadapi Kelahiran Anak Pertama Pada Masa
Triwulan Ketiga.Skripsi

Sumarah, dkk. 2009. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Bersalin). Jakarta: Fitramaya.

Sunarno, R.D, N.L.P Ariastuti, & N. Marettina. 2013. Hubungan antara Tingkat
Kecemasan dengan Lama Persalinan Kala I-Kala II pada Ibu Primigravida di
Rumah Bersalin Mardi Rahayu Semarang. Jurnal . Stikes Telogorejo

Suyanto. 2011. Metodologi dan Aplikasi Penelitian Keperawatan.Yogyakarta : Nuha


Medika

Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 2. Jakarta: EGC

Videbeck, Sheila L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC


Wasis. 2008. Pedoman Riset Praktis untuk Profesi Perawat. Jakarta: EGC
Wulandari, P. Y. 2006. Efektivitas Senam Hamil Sebagai Pelayanan Prenatal Dalam
Menurunkan Kecemasan Menghadapi Persalinan Pertama. Surabaya:
Universitas Airlangga

Wulandary, Putri. 2014. Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Trimester III
dalam Menghadapi Persalinan di Puskesmas Sibela Mojosongo. Karya Tulis
Ilmiah, STIK Kusuma Husada Surakarta

Yossy Catarina BNS, J. Dewantiningrum, R. Hapsari. 2012. Pengaruh Pemberian


Pamflet Persalinan terhadap Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Kecemasan
Ibu Hamil. Majalah Obstetri & Ginekologi, Vol. 20, No. 3 September-
Desember 2012: 111-116
LAMPIRAN
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

No. responden : (diisi oleh peneliti)

Nama :

Alamat :

No. HP :

Dengan ini saya menyatakan bersedia / tidak bersedia *) untuk ikut dalam
penelitian mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta:

Nama : Dwi Prastika

NIM : 1113104000046

Judul : Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Persalinan Terhadap


Kecemasan Primigravida Trimester III Di Wilayah Kerja Puskesmas
Ciputat

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan suka rela tanpa ada paksaan
dari pihak manapun untuk dipergunakan bila perlu dan data mengenai penelitian ini
akan dirahasiakan.

Ciputat, Mei 2017


Hormat saya,
*) coret bila perlu

(……………………………)
LEMBAR KUESIONER

A. Data Demografi Responden/Subjek


Isilah semua pernyataan yang ada titik-titiknya berdasarkan kondisi Anda yang
sebenarnya.

1. Usia : ______ tahun


2. Pendidikan Terakhir : [ ]SD [ ]SMP [ ]SMA [ ] SMK [ ] Perguruan Tinggi
3. Usia Kehamilan : ______ minggu
4. Kehamilan ke- : ______

B. Skala Kecemasan Hamilton


Petunjuk pengisian:
Berilah tanda checklist (√) pada setiap kolom jawaban yang tersedia dibawah ini
sesuai dengan gejala-gejala kecemasan yang anda alami.
No. Pernyataan Skor diisi oleh
peneliti
1. Perasaancemas yang andaalami:
Perasaan Khawatir
Membayangkan kondisi yang lebih buruk
Takut akan pikirannya sendiri
Mudah tersinggung
tidak ada gejala sama sekali
2. Ketegangan yang anda alami berupa:
Rasa tegang
Lesu
Mudah terkejut
Tidak dapat istirahat tenang
Mudah menangis
Gemetar
Gelisah
Tidak ada gejala sama sekali
v
v
3. Ketakutan yang anda alami :
Takut gelap
Takut terhadap orang asing
v Takut seorang diri
vv Takut binatang besar
vv Takut terhadap keramaian lalulintas
v Takut terhadap kerumunan orang banyak
v Tidak ada gejala sama sekali
v
4. Gangguan tidur yang anda alami:
v Sukar memulai tidur
Terbangun di malam hari
v Tidur tidak nyenyak
v Mimpi buruk
vv Tidak ada gejala sama sekali
vv
5. Gangguan Kecerdasan anda :
vv Daya konsentrasi buruk
v Sulit berkonsentrasi
vv Tidak ada gejala sama sekali
6. Bila vanda merasa tertekan, maka anda akan:
vv Kehilangan minat atau kemauan
v Sedih
vv Bangun dini hari
v Berkurangnya kesukaan pada hobi
vv Perasaan berubah-ubah sepanjang hari
vv Tidak ada gejala sama sekali
7. Gangguan vv somatic atau gangguan otot yang anda alami :
v Nyeriotot
v Kaku
vv Kedutan otot
v Gigi gemerutuk
vv Suara tidak stabil
vv Tidak ada gejala sama sekali
vv
8. Gangguan vv sensorik atau gangguan dari penerimaan rangsang
yang anda rasakan: v
v Tangan berdenyut
Penglihatan kabur
v Muka merah dan pucat
v Merasa lemah
vv Perasaan seperti ditusuk-tusuk
vv Tidak ada gejala sama sekali
vv
vv
v
v
9. Gangguan kardiovaskular atau gangguan peredaran darah yang
anda rasakan:
Denyut nadi cepat
Dada berdebar-debar
v Nyeri dada
v Denyut nadi mengeras
vv Rasa lemah seperti mau pingsan
vv Tidak ada gejala samasekali
vv
10. Gangguan v pernapasan yang anda rasakan:
v Rasa tertekan di dada
v Perasaan seperti tercekik
v Merasa napas pendek atau sesak
v Sering menarik napas panjang
vv Tidak ada gejala sama sekali
vv
11. Gangguan vv gastrointestinal atau gangguan saluran pencernaan
yangvanda alami:
v Sulitmenelan
Mual
v Berat badan menurun
v Konstipasi atau sulit BAB
vv Perut melilit
vv Nyeri lambung sebelum dan sesudah makan
vv Rasa panas diperut
vv Perut terasa penuh atau kembung
vv Tidak ada gejala sama sekali
12. Gangguan vv Urogenitalia atau gangguan saluran kencing dan
kelamin v
v yang anda rasakan:
v Sering kencing
v Tidak dapat menahan kencing
v Menstruasi yang tidak teratur
v Nafsu seksual menurun
vv Tidak ada gejala sama sekali
vv
13 Gangguan vv vegetative otonomi atau ganggan ketidakseimbangan
tubuh v yang anda alami:
v Mulut kering
Muka pucat
v Mata merah
v Mudah berkeringat
vv Pusing atau sakit kepala
vv
vv
v
v
Bulu roma bendiri
Tidak ada gejala sama sekali
14 v
Tingkah laku yang anda rasakan:
v Gelisah
v Tidak tenang
vv Jari gemetar
v Mengerutkan dahi
vv Muka tegang
vv Napas pendek dan cepat
vv Muka merah
vv Sering menelan ludah
vv Tidak ada gejala sama sekali
vv
v
v
v
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERSALINAN


TERHADAP KECEMASAN PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III DI
PUSKESMAS CIPUTAT

Oleh:

DWI PRASTIKA

1113104000046

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2017 M/1438 H
Satuan Acara Penyuluhan

Pokok Pembahasan : Persalinan

Sasaran : Ibu hamil primigravida trimester III

Hari/Tanggal : Rabu, 10 Mei 2017

Waktu : 09.00-10.00 WIB

Tempat : Aula Puskesmas Ciputat

Penyuluh : Dwi Prastika

1. Tujuan Intruksional Umum


Setelah dilakukan penyuluhan dan mendapat penjelasan tentang persalinan
selama 20 menit, diharapkan kecemasan ibu hamil primigravida trimester III
dapat berkurang.
2. Tujuan Instrusional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang persalinan diharapkan peserta
memahami tentang:
a. Pengertian persalinan
b. Persiapan sebelum persalinan
c. Tanda-tanda persalinan
d. Penjelasan tahap-tahap persalinan
e. Cara mengurangi rasa nyeri saat kontraksi
f. Tanda bahaya persalinan
3. Materi (terlampir)
a. Pengertian persalinan, persiapan sebelum persalinan
b. Tanda-tanda persalinan, tahap-tahap persalinan
c. Tanda bahaya persalinan
4. Media/alat yang digunakan
 PowerPoint
5. Metode
 Ceramah
 Tanya jawab
6. Proses Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Respon Waktu
1. Pendahuluan Membalas salam 5 menit
 Menyampaikan salam Memberi respon
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan
 Kontrak waktu
2. Pemberian kuesioner sebelum intervensi Memberi respon 10 menit
(pretest) Mengisi kuesioner
pretest
3. Inti Mendengarkan dengan 20 menit
a. Menjelaskan pengertian penuh perhatian
persalinan,
b. Menjelaskan persiapan sebelum
persalinan
c. Menjelaskan tanda-tanda
persalinan
d. Menjelaskan tahap-tahap
persalinan
e. Menjelaskan cara mengurangi
rasa nyeri saat kontraksi
f. Menjelaskan tanda bahaya
persalinan
4. Penutup Mengungkapkan 15 menit
 Mengevaluasi perasaan peserta perasaan setelah
setelah mengikuti penyuluhan mengikuti penyuluhan
 Tanya jawab Menanyakan yang
belum jelas
5.  Mengisi kuesioner kembali Mengisi kuesioner 10 menit
(posttest) posttest
 Memberi salam penutup Membalas salam

7. Materi
a. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses dimana janin, plasenta dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu (Depkes, 2008). Sedangkan menurut Varneys
(2003) persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan
pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul
dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu(Rahayu,
2016).
b. Persiapan Sebelum Persalinan
Menurut Depkes RI, (2011), persiapan persalinan meliputi antara lain :
1) Tanyakan kepada bidan atau dokter tanggal perkiraan persalinan
2) Siapkan tabungan untuk biaya persalinan
3) Suami, keluarga dan masyarakat menyiapkan kendaraan jika sewaktu-
waktu diperlukan
4) Rencana melahirkan ditolong oleh bidan atau dokter di fasilitas
pelayanan kesehatan
5) Rencana ikut KB, tanyakan caranya kepada petugas kesehatan
6) Siapkan orang yang bersedia menjadi donoor darah jika sewaktu-
waktu diperlukan.
DepKes RI. 2011. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Depkes RI dan
JICA (Japan International Cooperation Agency)
c. Tanda-Tanda Persalinan
Menurut Sulistyawati dan Nugraheni (2010) tanda-tanda masuk dalam
persalinan adalah terjadinya his karakter persalinan dari his persalinan
yaitu:
1) Pengeluaran cairan
2) Pinggang terasa sakit menjalar ke depan
3) Sifat his teratur, interval makin pendek, dan kekuatan makin besar
4) Terjadi perubahan pada serviks
5) Jika pasien menambah aktivitasnya, misalnya dengan berjalan maka
kekurangannya
6) Pengeluaran lendir dan darah (penandaan persalinan)

Dengan adanya his persalinan, terjadinya perubahan pada serviks yang


menimbulkan pendataran dan pembukaan yang menyebabkan selaput
lendir yang terdapat pada kanalis servikalis terlepas sehingga perdarahan
karena kapiler pembuluh darah pecah.

d. Tanda Bahaya Persalinan


1) Perdarahan lewat jalan lahir
2) Tali pusar atau tangan bayi keluar dari jalan lahir
3) Ibu mengalami kejang
4) Ibu tidak kuat mengejan
5) Air ketuban keruh dan berbau
6) Ibu gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat
7) Keluar cairan ketuban dari jalan lahir sebelum kehamilan cukup umur
8) Janin tidak bergerak atau pergerakannya jarang selama 12 jam.
e. Tahap-Tahap Persalinan
Persalinan dibagi menjadi tiga tahapan atau langkah. Beberapa
lembaga memperbanyak dan membagi tahap ketiga, menambahkan tahap
keempat, atau tahap uterine (Hamilton, 2004).
1) Kala I
Kala I berlangsung dari awal gejala sampai serviks berdilatasi
sempurna (10 cm). termasuk awal fase laten, di mana kontraksi masih
tak teratur atau sangat lemah; fase aktif, dimana kontraksi menjadi
lebih sering, lebih lama, dan lebih kuat; dan fase transisi yang singkat,
yang terjadi tepat sebelum dilatasi dan pendataran sempurna. Lamanya
kala I rata-rata 6 sampai 18 jam pada primipara dan 2 sampai 10 jam
pada multipara, dengan variasi individu yang sangat besar.
2) Kala II
Kala II diawali dengan dilatasi sempurna serviks dan diakhiri dengan
kelahiran bayi. Kontraksi pada kala ini biasanya sangat kuat.
Kemampuan ibu untuk menggunakan otot-otot abdomennya dan posisi
bagian presentasi mempengaruhi durasi kala II. Pada multipara kala II
berakhir sekitar 20 menit. Pada primipara menghabiskan waktu sampai
2 jam untuk bayi melewati serviks yang berdilatasi dan jalan lahir.
3) Kala III
Kala III diawali dengan keluarnya bayi dari uterus dan diakhiri dengan
keluarnya plasenta. Proses ini biasanya berakhir hanya beberapa menit
baik pada multipara maupun primipara.
4) Kala IV
Disebut sebagai kala IV diawali dengan keluarnya plasenta dan
berakhir ketika uterus tidak relaksasi lagi, yaitu saat bahaya hemoragic
postpartum telah lewat. Kala IV mungkin menjadi lebih panjang pada
multipara daripada primipara, tetapi biasanya rata-rata dari 4 sampai
12 jam.
Secara umum, persalinan bagi primipara dua kali lebih lama daripada
multipara. (persalinan pada wanita yang tidak melahirkan lagi selama
10 tahun hampir sama dengan yang terjadi pada primipara). Tentu
saja, lamanya waktu persalinan pada setiap wanita tergantung pada
ukuran jalan lahir yang berhubungan dengan bayi, jumlah kehamilan
sebelumnya, posisi bayi, dan kualitas kontraksi uterus.
f. Cara Mengontrol Nyeri Saat Kontraksi
1) Stimulasi Kognitif
Beberapa metode stimulasi kognitif (stimulasi mental) dari pengontrol
rasa sakit bisa dicoba. Perumpamaan (membayangkan sebuah
pengalaman menyenangkan) bisa membantu wanita dengan
mengalihkan rasa sakitnya. Menggunakan bidang focus atau meminta
wanita tersebut untuk focus pada titik/noda di dinding bisa
membantunya untuk menghilangkan rasa sakitnya. Aktivitas atau
perilaku ini memerlukan atau mengharuskan partisipasi aktif dari
wanita tersebut.
2) Stimulasi Suhu
Banyak wanita yang menyukai kehangatan pada bagian punggung,
abdomen dan perineum pada masa persalinan. Mandi air hangat, pada
bathtub dapat merelaksasi ibu hamil. Sedangkan, handuk basah yang
dingin dapat juga membuat nyaman ibu hamil, terutama saat mereka
merasa kepanasan. Handuk basah dingin dapat diletakkan pada
tempat-tempat yang ibu hamil inginkan, seperti kepala, abdomen, dan
bagian lainnya.
3) Pijatan
Pijatan di daerah punggung bagian bawah dipercaya mengurangi rasa
sakit saat melahirkan.
4) Relaksasi
Relaksasi –seni melepaskan ketegangan otot- adalah kunci dari
kenyamanan selama persalinan. Relaksasi mengurangi ketegangan dan
kelelahan yang mengintensifkan nyeri yang anda rasakan selama
persalinan dan pelahiran. Juga memungkinkan ketersediaan oksigen
dalam jumlah maksimal untuk rahim, yang juga mengurangi nyeri,
karena otot kerja (yang membuat rahim kontraksi) menjadi sakit jika
kekurangan oksigen. Selain itu, konsentrasi mental yang terjadi saat
anda secara sadar merelakskan otot membantu mengalihkan perhatian
anda dari rasa sakit waktu kontraksi dank arena itu akan mengurangi
kesadaran anda akan rasa sakit.

Daftar Pustaka

DepKes RI. 2011. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Depkes RI dan JICA (Japan
International Cooperation Agency)
Huliana, Mellyna. 2007. Panduan Menjalani Kehamilan Sehat. Jakarta: Puspa Swara
Wibisono, Hermawan & Dewi, A.B.F.K. 2009. Solusi Sehat Seputar Kehamilan.
Jakarta: AgroMedia Pustaka
Hasil Analisis
Frequency Table
catusia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid dewasawa 3 17.6 17.6 17.6

remajakh 14 82.4 82.4 100.0

Total 17 100.0 100.0

Pendidikan_Terakhir

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SMP 3 17.6 17.6 17.6

SMA 14 82.4 82.4 100.0

Total 17 100.0 100.0

Usia_Kehamilan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 28 2 11.8 11.8 11.8

29 3 17.6 17.6 29.4

30 1 5.9 5.9 35.3

32 2 11.8 11.8 47.1

33 1 5.9 5.9 52.9

34 1 5.9 5.9 58.8

36 3 17.6 17.6 76.5

37 3 17.6 17.6 94.1

38 1 5.9 5.9 100.0

Total 17 100.0 100.0


Frequencies

Statistics
skorkecemasan

N Valid 17

Missing 0

skorkecemasan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid kecemasan menurun 17 100.0 100.0 100.0

Rata-rata kecemasan pada usia 20-35 tahun


Statistics

Skor_Pretest Skor_Postest usia1

N Valid 15 15 15

Missing 0 0 0

Mean 22.00 18.80 2.00

Rata-rata kecemasan pada usia <20 tahun


Statistics

Skor_Pretest Skor_Postest usia1

N Valid 2 2 2

Missing 0 0 0

Mean 26.50 24.00 1.00


Explore

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Skor_Pretest 17 100.0% 0 .0% 17 100.0%

Skor_Postest 17 100.0% 0 .0% 17 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Skor_Pretest Mean 22.53 .782

95% Confidence Interval for Lower Bound 20.87


Mean
Upper Bound 24.19

5% Trimmed Mean 22.53

Median 23.00

Variance 10.390

Std. Deviation 3.223

Minimum 17

Maximum 28

Range 11

Interquartile Range 5

Skewness -.443 .550

Kurtosis -.581 1.063

Skor_Postest Mean 19.41 .862

95% Confidence Interval for Lower Bound 17.58


Mean Upper Bound 21.24

5% Trimmed Mean 19.40


Median 19.00

Variance 12.632

Std. Deviation 3.554

Minimum 13

Maximum 26

Range 13

Interquartile Range 6

Skewness .051 .550

Kurtosis -.798 1.063

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.


*
Skor_Pretest .146 17 .200 .935 17 .265
*
Skor_Postest .138 17 .200 .960 17 .639

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

T-test
Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence
Interval of the
Difference
Std. Std. Error Sig. (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)

Pair 1 Skor_Pretest -
3.118 1.054 .256 2.576 3.659 12.199 16 .000
Skor_Postest

Vous aimerez peut-être aussi