Vous êtes sur la page 1sur 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hiperpituitari adalah ekskresi berlebihan hormon hipofisis
anterior, hiperpituitari biasanya mengenai hanya satu jenis hormon
hipofisis. Hormon-hormon hipofisis lainnya sering dikeluarkan
dalam kadar yang lebih mudah.
Pituitari ( hipofisis ) adalah sebuah kelenjar kecil yang
terletak pada sela tursika, suatu bagian bertulang pada dasar
tengkorak.

A. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah membuat makalah Hiperpituitari ini dapat membuat kita
untuk menuju pada proses pendekatan keperawatan.
2. Tujuan Khusus
 Agar dapat meningkatkan kualitas minat dalam
menyusun suatu materi menjadi suatu pembelajaran atau
pengalaman belajar kelompok.
 Mempelajari dan memahami diagnosa yang ada yaitu
Hiperpituitari

1
BAB II
KONSEP DASAR
1. Definisi
Hiperpituitari adalah ekskresi berlebihan hormon hipofisis
anterior, hiperpituitari biasanya mengenai hanya satu jenis hormon
hipofisis. Hormon-hormon hipofisis lainnya sering dikeluarkan
dalam kadar yang lebih mudah.
Pituitari ( hipofisis ) adalah sebuah kelenjar kecil yang
terletak pada sela tursika, suatu bagian bertulang pada dasar
tengkorak.
2. Etiologi
Hampir semua kasus-kasus hipersekresi hipofisis anterior
disebabkan oleh hiperfungsi primer akibat neoplasma jinak tipe sel
tunggal ( adenoma hipofisis ).
Hiperpituitari dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar hipofisis
atau hipotalamus. Penyebab mencakup :
 Adenoma primer salah satu jenis sell penghasil hormon,
biasanya sel penghasil GH, ACTH, atau prolaktin.
 Tidak adanya umpan balik dari kelenjar sasaran, misalnya
peningkatan kadar TSH terjadi apabila sekresi HT oleh kelenjar
tiroid menurun atau tidak ada.
3. Patologi
Secara makroskopis, ukuran adenoma hipofisis sangat
bervariasi dari ukuran yang mikroskopik hingga sangat besar.
Mikroadenoma ( diameter < 1 cm ) sering ditemukan pada autopsy
kelenjar, tetapi maknanya tidak jelas.
4. Gambaran klinis
A. Pengaruh lokal : Pembesaran sela tursika dapat dideteksi
dengan pemeriksaan radiology dan merupakan manifestasi
paling awal neoplasma hipofisis.
B. Efek sistemik akibat kelebihan hormon :

2
1. Hiperprolaktinemia yaitu hormon yang paling sering
dihasilkan oleh adenoma hipofisis adalah prolaktin.
2. Kelebihan hormon pertumbuhan meningkatnya kadar
hormon pertumbuhan menyebabkan peningkatan
pertumbuhan pada hampir semua jaringan tubuh.
3. Kelebihan kortikotropin ( ACTH )
4. Kelebihan tirotropin ( TSH ) dan gonadotropin kelainan ini
sangat jarang.

5. Pengobatan
Pengobatan adenoma hipofisis yang cukup besar untuk
menimbulkan tanda-tanda penekanan adalah pengangkatan secara
pembedahan.
Pengobatan mikroadenoma akibat sekresi prolaktin
berlebihan yang menimbulkan penyakit bermakna adalah dengan
dopamine agonis bromokriptin.

3
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Hiperpituitari adalah ekskresi berlebihan hormon hipofisis
anterior, hiperpituitari biasanya mengenai hanya satu jenis hormon
hipofisis. Hormon-hormon hipofisis lainnya sering dikeluarkan
dalam kadar yang lebih mudah.
Hampir semua kasus-kasus hipersekresi hipofisis anterior
disebabkan oleh hiperfungsi primer akibat neoplasma jinak tipe sel
tunggal ( adenoma hipofisis ).

B SARAN
Bagi perawat yang dalam melakukan tindakan yang diberikan
harus sesuai dengan pengkajian terhadap klien. Selain itu pula
setiap adanya tindakan perlu disadari oleh intervensi yang sesuai
dengan gejala penyakit.

4
DAFTAR PUSTAKA

1. Parakrama chandrasoma, Clive R Taylor, patologi anatomi, 1995 edisi 2


buku kedokteran EGC.
2. Buku saku patofisiologi Elizabet J, corwing penerbit buku kedokteran
EGC, Jakarta 1997.

5
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat dan karuniaNyalah kami dapat menyusun
makalah yang berjudul “ HIPERPITUITARI“
Seluruh bidang pelayanan kesehatan sedang berubah tidak
satupun perubahan yang berjalan lebih cepat dibandingkan yang
terjadi dibidang perawatan akut. Dengan penambahan buku – buku
tentang keperawatan yang saat ini masih dirasakan kurang dan
tidak memungkinkan kita sebagai mahasiswa mampu mengikuti
ataupun mengimbangi perkembangan keperawatan tersebut. Oleh
karena itu untuk dapat menyeimbanginya kami sebagai mahasiswa
mengambil alternatif yaitu dengan membuat ataupun menyajikan
makalah. makalah ini kami sajikan dalam bentuk sederhana
sehingga teman – teman mahasiswa dengan mudah
mempelajarinya.
Kami sebagai penyususn menyadari sepenuhnya bahwa
makalah kami ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga kritk
dan saran dari teman – teman ataupun dosen pembimbing sangat
kami perlukan demi perbaikan makalah yang kami susun ini.
Selanjutnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan makalah kami ini penyusun mengucapkan
terima kasih.

Luwuk, Januari 2007

Penyusun

6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………….. i


DAFTAR ISI ……………………………………………… ii

BAB I
PENDAHULUAN ……………………………………………… 1
a. Latar Belakang ……………………………………………… 1
b. Tujuan ……………………………………………… 1
- Tujuan umum………………………………………………. 1
- Tujuan Khusus……………………………………………... 1

BAB II
KONSEP DASAR ……………………………………………… 2
A. Definisi ……………………………………………… 2
B. Etiologi …………………………………………….. 2
C. Patologi ……………………………………………. 2
D. Gambaran klinis ……………………………………………. 3
E. Pengobatan …………………………………………… 3
BAB III
PENUTUP……………………………………………………………… 4
A. Kesimpulan………………………………………………………….. 4
B. Saran …………………………………………….. 4

7
8
9
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa karena dengan rahmat dan
hidayahNyalah maka kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa kami
ucapkan terima kasih kepada dosen yang membantu dalam pembuatan makalah
kami ini. Kami ucapkan terima kasih kepada teman – teman yang telah

10
memberikan dukungan – dukungan dalam pembuatan hingga selesainya makalah
ini.
Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat menjawab keingintahuan
pembaca mengenai keperawatan medical bedah. Namun kami sadar bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan untuk itu kami membutuhkan
saran dan kritik demi kesempurnaan makalh kami ini.

Luwuk , Desember 2006

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………….. i


DAFTAR ISI ……………………………………………… i

11
BAB I
PENDAHULUAN ……………………………………………… ii
c. Latar Belakang ……………………………………………… ii
d. Tujuan ……………………………………………… ii

BAB II
PENJELASAN ……………………………………………… 2
A. Definisi Perawat ……………………………………………… 2
B. Fungsi …………………………………………….. 3
C. Peran ……………………………………………. 4
D. Fungsi Perawat ……………………………………………. 8

BAB III
PENUTUP………………..….…. …………………………… 9
A. Kesimpulan………………………………………………………….. 9
B. Saran …………………………………………….. 9

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….. 10

12

Vous aimerez peut-être aussi