Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Oleh :
MUHAMMAD FAKRI
NIM : 01171191
HARMAWATI
NIM : 01171181
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
demikian, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca. Akhir kata, tiada gading yang tak retak, demikin dengan makalah
ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PEDAHULUAN
A. Latar belakang 1
B. Rumusan masalah 1
C. Tujuan masalah 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan 6
B. Saran 6
DAFTAR PUSTAKA 7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami
istri dengan tujuan membentuk sebuah keluarga (rumah tangga) yang bahagia.
Sehingga Keluarga dalam arti sempit artinya yaitu sepasang suami istri dan anak-
anak yang dilahirkan dari perkawinan itu, tetapi tidak mempunyai anak juga bisa
terjadi karena pertalian darah, ataupun terjadi karena adanya sebuah perkawinan.
Hubungan keluarga ini sangat penting karena ada sangkut paut nya dengan
hubungan anak dan orang tua, hukum waris, perwalian dan pengampuan.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
C. Tujuan masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
1974 dirumuskan beberapa asas yang cukup prinsip dalam Hukum Keluarga,
yaitu:
1. Asas monogamy1
mempunyai seorang istri, seorang wanita hanya boleh mempunyai seorang suami.
tidak menikah dengan perempuan lain dan si isteri tidak menikah dengan laki-laki
lain. Jadi singkatnya monogami merupakan nikah antara seorang laki dengan
“Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak/wanita
yang yatim (bila kamu mengawininya.). maka kawinilah wanita-wanita lain yang
kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kernudian jika kamu takut tidak akan dapat
berlaku adil, maka kawinlah seorang saja, atau budak budak yang kamu miliki.
Ayat diatas mengingatkan para laki-laki jika laki-laki yang hendak melakukan
poligami tersebut khawatir atau takut tidak bisa berbuat adil terhadap wanita yang
1
Pasal 27 BW dan pasal 3 UU No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan
2
dinikahinya, maka laki-laki itu tidak boleh mengawini wanita tersebut. Ia wajib
kawin dengan wanita lain yang ia senangi, seorang istri sampai dengan empat.
dengan syarat ia marnpu berbuat adil terhadap istri-istrinva. Dan jika ia takut
tidak bisa berbuat adil terhadap istri-istrinya, maka ia hanya boleh beristri
seorang, dan ini pun ia tidak boleh berbuat zalim terhadap istrinya.
Asas Monogami telah diletakkan oleh Islam sejak 15 abad yang lalu sebagai
salah satu asas dalam Islam yang bertujuan untuk landasan dan modal utama guna
membina kehidupan rumah tangga yang harmonis, sejahtera dan bahagia. Karena
itu, hukum asal dalam perkawinan menurut Islam adalah monogami, sebab
dengan monogami akan mudah menetralisasi sifat cemburu, iri hati, dan suka
2. Asas Konsensual2
asas ini mengandung makna bahwa perkawinan dapat dikatakan sah apabila
melangsungkan perkawinan.
Asas persetujuan bulat, yakni suatu asas dimana antara suami-istri terjadi
persatuan harta benda yang dimilikinya.3
4. Asas proporsional
Asas Proporsional, suatu asas di mana hak dan kedudukan istri adalah
seimbang dengan hak dan kedudukan suami dalam kehidupan rumah tangga dan
2
Pasal 28 KUHPerdata dan pasal 6 UU No.1 Tahun 1974 tentang perkawinan
3
Pasal 119 KUH Perdata
4
Pasal 31 UU Nomor 1 Tahun 1974
3
5. Asas tidak dapat di bagi-bagi
Asas tak dapat dibagi-bagi,yaitu suatu asas yang menegaskan bahwa dalam
tiap perwalian hanya terdapat seorang wali. Pengecualian dari asas ini adalah :
1. Jika perwalian itu dilakukan oleh ibu sebagai orang tua yang hidup lebih
lama maka kalau ia kawin lagi, suaminya menjadi wali serta/wali peserta.5
bahwa seorang suami dapat beristri lebih dari seorang dengan izin dari pengadilan
setelah mendapat izin dari istrinya dengan dipenuhhinya syarat-syarat yang ketat.8
dengan ajaran islam dan hak untuk membentuk keluarga, hak untuk bebas
memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, dan hak untuk bebas dari
5
Pasal 351 KUHPerdata
6
Salim, Pengantar Hukum Perdata Tertulis (BW), (Jakarta: Sinar Grafika,2008)
7
Pasal 7 UU No.1 Tahun 1974
8
Pasal 3 ayat (2) jo Pasal 4 dan 5 UU No.1 Tahun 1974
4
2. Disyariatkan dapat berbuat adil diantara isteri-isterinya. Barangsiapa yang
belum mampu memenuhi ketentuan diatas, dia tidak boleh mengawini wanita
lebih dari satu orang. Seorang laki-laki yang sebenarnya meyakini dirinya
tidak akan mampu berbuat adil, tetapi tetap melakukan poligami, dikatakan
3. Keadilan yang diisyaratkan oleh ayat diatas mencakup keadilan dalam tempat
hanya sah apabila dilaksanakan sesuai dengan hukum agama dan kepercayaannya
masing-masing.9
adalah sah apabila dilaksanakan dan dicatat oleh pegawai pencatat sipil (kantor
perkawinan.10
9
Pasal 31 UUNo.1 Tahun 1974 tentang perkawinan
10
Zulfa Djoko Basuki,Kompilasi Bidang Hukum Kekeluargaan,( Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Hukum dan
HAM RI, Jakarta:2009)
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Asas monogamy
2. Asas konsensual
6. Asas prinsip calon suami istri harus telah matang jiwa raganya
B. Saran
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi bahasa,
sistematika penulisan, dan lain lain. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik
Kami mohon maaf atas semua kekurangan dan keterbatasan. Terima kasih
6
DAFTAR PUSTAKA