Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Halaman | 1
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
Halaman | 3
Metoda tak langsung bagi pengukuran debit memerlukan penentuan tinggi tekanan, perbedaan
tekanan atau kecepatan dibeberapa dititik pada suatu penampang dan dengan besaran
perhitungan debit. Metode pengukuran aliran yang paling teliti adalah penentuan gravimerik
atau penentuan volumetrik dengan berat atau volume diukur atau penentuan dengan
mempergunakan tangki yang dikalibrasikan untuk selang waktu yang diukur. Pada prinsipnya
besar aliran fluida dapat diukur melalui : kecepatan (velocity), berat (massanya) , luas bidang
yang dilaluinya dan volumenya
Gambar 1 Venturimeter
Prinsip Kerja Venturimeter tanpa manometer ini berdasar pada Asas Bernoulli
yang berbunyi: Pada pipa mendatar (horizontal), tekanan fluida yang paling besar
adalah pada bagian kelajuan alirnya paling kecil, dan tekanan paling kecil adalah pada
bagian kelajuan alirnya paling besar.
Venturi meter Fluida yang mengalir dalam pipa mempunyai massa jenis ρ.
Kecepatan fluida mengalir pada pipa sebelah kanan, maka tekanan pada pipa sebelah
kiri lebih besar. Perbedaan tekanan fluida di dua tempat tersebut diukur oleh manometer
yang diisi dengan fluida dengan massa jenis ρ’ dan manometer menunjukkan bahwa
perbedaan ketinggian permukaan fluida di kedua sisi adalah H. Dengan menggunakan
Halaman | 4
persamaan kontinuitas dan Persamaan Bernouli, diperoleh :Menghitung kelajuan cairan
dalam pipa memakai venturimeter tanpa manometer Persamaan Bernoulli adalah dan
kontinuitas A1.v1 = A2.v2, maka Cairan mengalir pada mendatar maka h1 = h2
sehingga,
P1 – P2 = ½ .ρ.(v22– v12)_____(1)
Maka pada tabung fluida diam, maka tekanan hidrostatisnya : P1 = ρ.g.hA
dan P2 = ρ.g.hB
maka P1 – P2 = ρ.g(hA –hB ) = ρ.g.h —– (2)
Keterangan:
V : kelajuan gas, satuan (m/s)
V1 : kecepatan fluida pada pipa yang besar satuannya (m/s)
h : beda tinggi air raksa, satuan (m)
A1 : luas penampang pipa yang besar satuannya (m2)
A2 : luas penampang pipa yang kecil (pipa manometer) satuannya (m2)
ρ : massa jenis gas, satuannya (Kg/m3)
Halaman | 5
2.7.1.2 . Flow Nozzle
Flow Nozzle sama halnya dengan plat orifice yaitu terpasang diantara dua flensa. Flow
Nozzle biasa digunakan untuk aliran fluida yang kecil. Karena flow nozzle mempunyai lubang
lebih besar dan kehilangan tekanan lebih kecil daripada plat orifice sehinga flow nozzle dipakai
untuk fluida kecepatan tinggi pada temperatur tinggi dan untuk penyediaan air ketel. Flow
nozzle ini merupakan alat primer dari pengukuran aliran yang berfungsi untuk mendapatkan
beda tekanannya. Sedangkan alat untuk menunjukkan besaran aliran fluida yang diukur atau
alat sekundernya adalah berupa manometer. Pada flow nozzle kecepatan bertambah dan
tekanan semakin berkurang seperti dalam venturi meter. Dan aliran fluida akan keluar secara
bebas setelah melewati lubang flow nozzle sama seperti pada plat orifice. Flow nozzle terdiri
dari dua bagian utama yang melengkung pada silinder.
Halaman | 6
Nama pitot tubes datang dari konsensip Henry de Pitot pada tahun 1732. Pitot tubes
mengukur besaran aliran fluida dengan jalan menghasilkan beda tekanan yang diberikan oleh
kecepatan fluida itu sendiri dapat dilihat pada Gambar diatas, pitot tubes membutuhkan dua
lubang pengukuran tekanan untuk menghasilkan suatu beda tekanan. Pada pitot tubes ini
biasanya fluida yang digunakan adalah jenis cairan dan gas. Pitot tubes terbuat dari stainless
steel dan kuningan. Kegunaan Pitot Tube yaitu : mengukur tekanan fluida pada wind tunnel.
dan menghitung profil kecepatan aliran pada pipa.
Aplikasi Pitot Tube
o Mengukur kecepatan pada pesawat (airspeed).
o Altimeter pesawat.
o Mengukur tekanan fluida pada wind tunnel (terowongan angin).
Halaman | 7
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Halaman | 8
BAB IV
DATA PENGAMATAN
Halaman | 9
BAB V
HASIL PERHITUNGAN DATA
4
ERROR
0
0 20 40 60 80 100 120
NILAI STANDAR
Halaman | 10
5.2 Kurva Kalibrasi Hubungan antara Penunjukan Instrumen yang Diuji dan Nilai
Standar :
R² = 0,9951
80
Naik
60
Turun Turun
40 y = 1,0026x - 3,732
R² = 0,9966 Linear (Naik)
20 Linear (Turun)
0
0 20 40 60 80 100 120
Nilai Standar
5.4.1 Akurasi
Variabel Terukur
Nilai Standar 25 50 75 100
Persentasi Span
Nilai Standar 25 50 75 100
Akurasi (%) 7,94 5,13 4 10,26
Halaman | 11
Persentasi Skala Maksimum
Nilai Standar Akurasi (%)
25 5,96 %
50 3,85 %
75 3,00 %
100 7,70 %
5.4.2 Presisi
5.4.3 Histeresis
Halaman | 12
5.4.4 Ketidakpastian tipe B
Σ(y − yc)²
𝑘𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑝𝑎𝑠𝑡𝑖𝑎𝑛 = √
𝑛−2
86,895
𝑘𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑝𝑎𝑠𝑡𝑖𝑎𝑛 = √
7−2
86,895
𝑘𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑝𝑎𝑠𝑡𝑖𝑎𝑛 = √
5
𝐾𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑝𝑎𝑠𝑡𝑖𝑎𝑛 = ±4,16
Halaman | 13
BAB VI
PEMBAHASAN
Ketidakpastian yang dihasilkan cukup besar dapat terjadi karena saat pemindahan aliran air
kedalam gelas ukur 100 mL kurang tanggap dan perhitungan waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai 100 mL tidak terlalu tepat sehingga dapat mempengaruhi nilai akurasi pada percobaan
ini.
Halaman | 14
6.2. Oleh Nabila Luthfi Rachmalia (NIM 161411081)
Pada praktikum kali ini dilakukan kalibrasi aliran yang bertujuan untuk mengetahui
nilai ketelitian (presisi), ketepatan (akurasi), nilai histeresis dan nilai ketidakpastian dari
instrument rotameter. Kalibrasi merupakan salah satu proses membandingkan antara
pengukuran yang dilakukan dengan nilai standar yang telah diketahui.
Dalam praktikum dilakukan pengukuran laju alir pada instrumen flow meter.
Pengukuran yang digunakan yaitu pengukuran naik dan turun. Pengukuran naik adalah
pengukuran yang dilakukan pada rotameter saat nilai standar instrumen ukur mengalami
kenaikan (25-100 L/jam). Sedangkan pengukuran turun adalah pengukuran yang
dilakukan pada rotameter saat nilai standar instrumen ukur mengalami penurunan (100-25
L/jam). Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali run agar didapat nilai akurasi, presisi,
dan histeresis dari alat tersebut.
Percobaan yang dilakukan yaitu menghitung waktu yang diperlukan setiap volume
100 mL air pada beberapa nilai laju alir. Alat yang digunakan untuk mengatur laju alir
yaitu rotameter. Pada percobaan menggunakan variasi laju alir 25, 50, 75 dan 100 L/jam.
Setelah didapat data instrumen yang diuji pada setiap run, dibuat kurva kalibrasi untuk
error, kurva kalibrasi hubungan instrumen yang diuji terhadap nilai standar, persamaan
regresinya, nilai akurasi, presisi, histeresis, ketidakpastian tipe B dan ketidakpastian tipe
A.
Berdasarkan pengolahan data didapat :
Variabel terukur = ± 7,7
Persentasi span = 10,26 %
Akurasi
Persentasi skala maksimum =
7,7 %
Presisi 0,057963
Histeresis 1,74
Ketidakpastian Tipe A ±4,16
Ketidakpastian Tipe B ±7,7
y = 0,9907x – 2,457 ; R² =
Persamaan Regresi Linier Naik
0,9951
y = 1,0026x – 3,732 ; R² =
Persamaan Regresi Linier Turun
0,9966
Halaman | 15
Pada pengukuran naik dan turun terjadi perbedaan yang lumayan jauh dan juga
rendahnya nilai presisi dan tingginya nilai akurasi menandakan bahwa alat dalam kondisi
kurang baik hal ini dikarenakan ada kesalahan yang terjadi pada saat praktikum yaitu tidak
samanya kecepatan memulai stowatch dengan kecepatan memasukkan air pertama kali ke
gelas ukur, sehingga nilai pada instrumen yang diuji memiliki perbedaan yang lumayan
jauh dengan nilai standarnya.
Halaman | 16
BAB VII
SIMPULAN
1. Praktikan telah melakukan kalibrasi alat pengendali aliran. Kalibrasi aliran adalah suatu
tindakan yang dilakukan untuk memastikan bahwa adanya nilai zero, span, akurasi, dari
sebuah alat ukur aliran haruslah sesuai dengan nilai standar yang sebenarnya pada alat
pengendalian aliran.
Halaman | 17
DAFTAR PUSTAKA
Halaman | 18