Vous êtes sur la page 1sur 6

ANGIN MATAHARI

Seperti halnya angin di Bumi, di lingkungan Matahari – Bumi juga ada angin yang
disebut dengan angin matahari. Angin matahari berasal dari korona Matahari. Angin matahari
atau angin surya adalah aliran konstan dari partikel-partikel yang dikeluarkan bagian atas
atmosfer matahari yang bergerak ke seluruh tata surya. Partikel-partikel tersebut memeliki
energi yang tinggi namun proses pergerakannya keluar medan grafitasi matahari dengan
kecepatan tinggi belum bisa dimengerti secara sempurna. Bila angin di Bumi dapat dirasakan
karena perbedaan tekanan udara, maka berbeda dengan angin Matahari. Dengan kerapatan
yang sangat rendah - yaitu pada orbit Bumi terdeteksi kerapatannya ratarata 7,1 partikel/cm3
– angin matahari tidak dapat dirasakan hembusannya langsung seperti halnya angin di Bumi.
Namun demikian arah hembusan angin matahari dapat menyebabkan komet tampak memiliki
ekor dan mempengaruhi bentuk medan magnet ruang antar planet. Aliran angin matahari
membentuk putaran seperti semburan air di taman karena rotasi matahari.

Angin matahari tersusun oleh komponen utama elektron berenergi tinggi dan proton.
Korona, lapis terluar di atmosfer Matahari, mencapai suhu yang sangat tinggi, lebih dari dua
juta Fahrenheit (atau 1,1 juta Celcius). Akibat suhu tinggi pada korona, terciptalah energi
termal yang tinggi.

Meskipun berasal dari Matahari, angin matahari dapat berbeda kecepatan dan
komposisinya. Angin matahari terdiri dari dua komponen yaitu angin matahari berkecepatan
rendah dan angin matahari berkecepatan tinggi. Angin matahari berkecepatan rendah
memiliki kecepatan sekitar 400 km/detik dengan temperatur 1,4 juta (K) sampai 1,6 juta K
dan komposisinya mirip dengan komponen korona. Sebaliknya, angin matahari berkecepatan
tinggi umumnya memiliki kecepatan sekitar 750 km/detik dengan temperatur 800.000 K dan
komposisinya menyerupai komposisi fotosfer matahari. Angin matahari berkecepatan rendah
dua kali lebih padat dan lebih bervariasi kerapatannya dibandingkan dengan angin matahari
berkecepatan tinggi.
Meskipun kerapatan massa angin Matahari sangat rendah, angin Matahari dapat
mempengaruhi bumi dalam beberapa hal. Pengaruh ini muncul ketika terjadi interaksi antara
partikel-partikel bermuatan listrik dari angin Matahari dengan medan magnetik Bumi. Seperti
telah diketahui bahwa ketika partikel bermuatan listrik melintasi daerah medan magnet
dengan arah gerak membentuk sudut dengan arah medan magnet, maka partikel tersebut akan
dibelokkan (disimpangkan). Selain itu akibat adanya interaksi partikel bermuatan yang
bergerak dalam medan magnet Bumi, maka akan dihasilkan suatu arus listrik induksi.
Ketika proton-proton dan elektron-elektron berkecepatan tinggi dari angin Matahari
melintasi medan magnet Bumi, kebanyakan dari partikel tersebut dibelokkan untuk
seterusnya bergerak mengitari Bumi, meninggalkan suatu daerah yang menyerupai komet di
sekitar Bumi, yang biasa disebut Magnetosphere. Dengan demikian, medan magnet Bumi
bertindak sebagai suatu perisai pelindung untuk menjaga agar sebagian besar partikelpartikel
berenergi tinggi tidak mencapai permukaan Bumi. Sebagai efek dari pergerakan partikel-
partikel bermuatan listrik mengelilingi Bumi akan timbul arus listrik di sekitar Bumi. Melalui
serangkaian proses interaksi yang cukup kompleks, beberapa diantara partikel bermuatan
tersebut mampu menembus ke dalam Magnetosphere. Beberapa partikel yang menembus
magnetosphere tersebut berkumpul dalam beberapa zone di sekitar Bumi. Arus listrik yang
dibangkitkan akan memberikan energi untuk mermpercepat beberapa partikel ini untuk
kembali menuju Bumi dengan arah gerak sejajar dengan garis-garis gaya magnetik Bumi
yang mengarah dari kutub utara magnetik ke kutub selatan. Partikel-partikel ini kemudian
menabrak atmosfer Bumi bagian atas, mengionisasi beberapa atom dam molekul yang berada
di atmosfer dan mengeksitasi atom-atom dan molekul-molekul lainnya ke tingkat energi yang
lebih tinggi (keadaan eksitasi). Ketika atom-atom ini kembali ke keadaan dasarnya, maka
atom-atom dan molekul-molekul ini akan membebaskan energi radiasi berupa energi cahaya
(foton) dengan panjang gelombang tertentu. Gelombang-gelombang cahaya tampak yang
diradiasikan akan membentuk aurora yang dapat dilihat dari tempat-tempat yang memiliki
lintang tinggi di Bumi seperti di kutub utara atau kutub selatan Bumi. Aurora yang terlihat
dari kutub utara dinamai aurora Borealis atau cahaya utara yang indah, sedangkan yang
terlihat dari kutub selatan dinamai aurora Australis.
Aurora Borealis

Aurora Australis
Beberapa bukti adanya angin matahari ini yang dapat dirasakan ataui dilihat dari bumi
adalah badai geomagnetik berenergi tinggi yang merusak satelit dan sistem listrik, aurora
dikutub utara dan selatan, dan partikel menyerupai ekor panjang pada komet yang selalu
menjauhi matahari akibat hembusan angin matahari.

Sesekali waktu, Matahari juga akan menyemburkan ledakan hebat yang disebut 'badai
matahari', atau dikenal pula sebagai coronal mass ejections (CMEs). Dampak yang
ditimbulkan CMEs lebih kuat daripada angin matahari biasa.

Ketika angin matahari yang membawa gelombang tenaga luar biasa dari radiasi ini
sampai ke dalam sebuah planet, akan mempengaruhi medan magnetik di planet itu.

Angin matahari akan "berduel" di dalam medan magnetik Bumi, dan saat interaksi
antara aliran berkecepatan tinggi dengan aliran berkecepatan rendah ini terjadi satu sama lain,
mereka menciptakan daerah padat -- yang kita sebut sebagai co-rotating interaction regions
(CIRs), yang dapat memicu badai geomagnetik.

http://nationalgeographic.co.id/berita/2013/08/apa-itu-angin-matahari
http://belajar-sampai-mati.blogspot.co.id/2012/10/apa-yang-dimaksud-angin-
matahari.html

AKHIR HAYAT MATAHARI

Matahari merupakan salah satu bintang yang bisa di temukan di galaksi bima sakti.
Matahari terbentuk sari kabut angkasa yang terbuat dari gas dan debu, berbetuk debu dengan
materi dalam jumlah yang banyak. Muncul sekitar 5000 jt tahun yang lalu. Diameter matahari
adalah 109 kali diameter bumi. Kabut angkasa tersebut sudah jelas adalah matahari yang
terbentuk dari ledakan supernova. Yaitu bintang yang sangat besar, mati, lalu meledak. Suhu
permukaan matahari adalah 42000C. tapi di inti/ pusatnya suhunya adalah 15 juta 0C. energi
yang dipancarkan begitu jauh sampai kebumi, yang berubah menjadi beberapa bentuk
berbeda: panas, sinar, dan sinar yang tidak terlihat.

Fase pertama matahari adalah protobintang. Fase ini terjadi sekitar 5 miliyar tahun
yang lalu. Ketika awan dan gas berkumpul membentuk bola pijar raksasa yang panas.
Material-material terus menerus berdatangan ke bola pijar tersebut menambah massa dan
kehangatannya. Bagi Matahari kita, maupun bintang-bintang dengan massa yang sama
dengan Matahari kita, fase protobintang akan berakhir setelah sekitar 100.000 tahun dari
sejak pertama terbentuk. Setelah itu, protobintang akan berhenti tumbuh dan cakram material
di sekitarnya akan hancur oleh radiasi.

Fase selanjutnya adalah, jika protobintang tidak berhasil memperoleh cukup massa,
maka ia akan menjadi bintang gagal; sebuah katai cokelat akan terbentuk. Benda-benda kecil
yang malang ini adalah objek subbintang yang tidak mampu mempertahankan reaksi fusi
hidrogen di inti mereka, karena massa mereka tidak mencukupi.

Sebuah katai cokelat terlalu besar untuk disebut planet, tapi sayangnya terlalu kecil untuk
disebut bintang. Sampai tahun 1995, mereka hanya sebuah konsep teoritis. Namun sekarang
para astronom telah banyak menemukan katai cokelat. Lain halnya bila sang protobintnag
tadi mendapatkan massa yang cukup besar, maka ia akan mampu menyatukan atom hidrogen
menjadi helium.

Fase kedua adalah reaksi fusi pertama yaitu ketika massa matahari sudah cukup besar untuk
membentuk reaksi fusi. Sebuah reaksi dimana empat atom hidrogen bersatu membentuk
helium dan energi.

Fase ketiga adalah matahari yang sekarang kita lihat. Matahari terus memfusikan hidrogen
menjadi helium sampai miliaran tahun hingga stabil. Setiap 100 juta tahun kecerahan
matahari akan bertambah fase ini akan bertahan selama 5 miliyar tahun dari sekarang setelah
itu hidrogen pada matahari akan habis.

Fase keempat adalah raksasa merah. Raksasa merah adalah bintang yang sekarat dan
merupakan salah satu tahap terakhir dari evolusi bintang tersebut. Dalam waktu beberapa
miliar tahun lagi, Matahari kita akan mengembang menjadi raksasa merah, diameternya akan
membesar sehingga kemudian melahap planet-planet mulai dari Merkurius hingga Mars
Matahari yang mengembang menjadi raksasa merah ini terjadi akibat menelan planet
merkurius dan venus. Energi dari bintang yang sekarat ini akan tersebar ke area yang lebih
luas. Bintang ini akan memiliki suhu yang lebih rendah dari sebelumnya. Perubahan suhu
tersebut menyebabkan bintang akan bersinar lebih ke arah spektrum merah; Inilah yang
memberi nama bintang tersebut raksasa merah.

Fase kelima adalah nebula planet. Setelah matahari kehabisan helium di intinya yang
tersisa adalah karbon yang tidak dapat di difusi karena tekanan di massa matahari kurang,
pada akhirnya matahari melepaskan bagian luarnya. Bagian luarnya menjadi nebula.
Fase ke enam adalah katai putih setelah nebula planet yang terbentuk sebelumnya
tidak bersinar lagi, yang bisa terlihat adalah katai putih.

Katai putih adalah inti matahari yang sangat padat meskiun ukurannya hanya sekecil bumi
tapi massanya setengah dari matahari massa sekarang. Katai putih merupakan sisa-sisa dari
bintang tua yang mati, ia memiliki struktur yang sangat padat. Satu sendok teh materi katai
putih bobotnya setara dengan seekor gajah, atau sekitar 5,5 ton. Diameter katai putih
sangatlah kecil, yakni hanya 0,01 kali Matahari kita, tapi massanya hampir setara Matahari
kita. Setelah puluhan atau bahkan ratusan miliar tahun, katai putih akan mendingin sampai
menjadi katai hitam, yang tidak bisa terlihat lagi karena ia memancarkan radiasi pada suhu
yang sama dengan latar belakang gelombang mikro kosmis.

Vous aimerez peut-être aussi