Vous êtes sur la page 1sur 15

TUGAS INDIVIDU TEORI AKUNTANSI

Ringkasan : TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

Dosen Pembina : Dr. Kasman Arifin MM. Ak., CA

Disusun Oleh :

M. Fauzan Nazi

155311019

Fakultas Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Universitas Islam Riau
Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan, yang merupakan suatu
ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang
bersangkutan.

Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan:

“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan
yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat
disajikan dalam berbagai cara seperti misal, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana),
catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan
tersebut, misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan
pengaruh perubahan harga”

Dari pengertian diatas laporan keuangan dibuat sebagai bagian dari proses pelaporan
keuangan yang lengkap, dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang
dibebankan kepada manajemen.

Penyusunan laporan keuangan disiapkan mulai dari berbagai sumber data, terdiri dari faktur-
faktur, bon-bon, nota kredit, salinan faktur penjualan, laporan bank dan sebagainya. Data
yang asli bukan saja digunakan untuk mengisi buku perkiraan, tetapi dapat juga dipakai untuk
membuktikan keabsahan transaksi.

Menurut saya, tujuan dibuatnya laporan keuangan adalah untuk mengetahui bagaimana
berjalannya operasi atau kegiatan suatu perusahaan pada setiap periode yang mana pada
setiap harinya berbeda – beda transaksi dan kejadian. Lporan keuangan juga sebagai alat
untuk sebuah perusahaan yang ingin mengembangkan daan mampu bersaing lebih dengan
semua perusahaan di dunia dengan mempertunjukkan atau menyelesaikan laporan keuangan
dari perusahaan itu sendiri,

Laporan keuangan terdiri dari:

– Neraca, menginformasikan posisi keuangan pada saat tertentu, yang tercermin pada jumlah
harta yang dimiliki, jumlah kewajiban, dan modal perusahaan.

– Perhitungan laba rugi, menginformasikan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode
tertentu.

– Laporan arus kas, menginformasikan perubahan dalam posisi keuangan sebagai akibat dari
kegiatan usaha, pembelanjaan, dan investasi selama periode yang bersangkutan.

-Catatan atas laporan keuangan, menginformasikan kebijaksanaan akuntansi yang


mempengaruhi posisi keuangan dari hasil keuangan perusahaan.

Laporan keuangan diharapkan disajikan secara layak, jelas, dan lengkap, yang
mengungkapkan kenyataan-kenyataan ekonomi mengenai eksistensi dan operasi perusahaan
tersebut. Dalam menyusun laporan keuangan, akuntansi dihadapkan dengan kemungkinan
bahaya penyimpangan (bias), salah penafsiran dan ketidaktepatan. Untuk meminimkan
bahaya ini, profesi akuntansi telah berupaya untuk mengembangkan suatu
barang tubuh teori ini. Setiap akuntansi atau perusahaan harus menyesuaikan diri terhadap
praktik akuntansi dan pelaporan dari setiap perusahaan tertentu.

Pengertian Laporan Keuangan Menurut pakar & ahlinya

Pengertian Laporan Keuangan

Dalam upaya untuk membuat keputusan yang rasional, pihak ekstern perusahaan maupun
pihak intern perusahaan seharusnya menggunakan suatu alat yang mampu menganalisis
laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan yang bersangkutan. Di bawah ini
merupakan pengertian laporan keuangan dari beberapa ahli, antara lain :

Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, dalam buku Analisis Laporan Keuangan
(2002:63), Laporan Keuangan adalah laporan yang diharapkan bisa memberi informasi
mengenai perusahaan, dan digabungkan dengan informasi yang lain, seperti industri, kondisi
ekonomi, bisa memberikan gambaran yang lebih baik mengenai prospek dan risiko
perusahaan.

Dalam Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Laporan Keuangan adalah :

“Laporan yang menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang
diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonominya”. (IAI,
2002 : par 47)

Menurut Sofyan S. Harahap, dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan (2006:105),
laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha
suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Laporan Keuangan adalah
:

1. Merupakan produk akuntansi yang penting dan dapat digunakan untuk membuat
keputusan-keputusan ekonomi bagi pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan.

2. Merupakan potret perusahaan, yaitu dapat menggambarkan kinerja keuangan maupun


kinerja manajemen perusahaan, apakah dalam kondisi yang baik atau tidak.

3. Merupakan rangkaian aktivitas ekonomi perusahaan yang diklasifikasikan, pada periode


tertentu.

4. Merupakan ringkasan dari suatu proses transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama
periode yang bersangkutan.
Macam – Macam Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan melibatkan penggunaan berbagai macam laporan keuangan yang
terdiri atas bagian tertentu mengenai suatu informasi yang penting. Sebenarnya laporan
keuangan banyak macamnya, namun yang akan penulis bahas di sini hanyalah laporan
keuangan yang pokok saja, yaitu neraca dan laporan rugi laba.

1 Laporan Neraca

Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, dalam buku Analisis Laporan Keuangan
(2002:63), Neraca adalah laporan yang meringkas posisi keuangan suatu perusahaan pada
tanggal tertentu. Neraca menampilkan sumber daya ekonomis (asset), kewajiban ekonomis
(hutang), modal saham, dan hubungan antar item tersebut.

Menurut Sofyan S. Harahap, dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan (2006:107),
Laporan Neraca, yang disebut juga dengan laporan posisi keuangan perusahaan, adalah
laporan yang menggambarkan posisi aktiva, kewajiban dan modal pada saat tertentu.

Neraca itu sendiri mempunyai elemen-elemen antara lain sebagai berikut :

1.Aktiva (Assets, Harta)

Aktiva adalah sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Aktiva biasanya
terdiri dari :

2. Aktiva Lancar

Meliputi kas dan aktiva lain yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan dengan
uang tunai. Aktiva lancar disajikan di neraca berdasarkan urutan likuiditasnya, dimulai dari
akun yang paling likuid. Yang termasuk dalam aktiva lancar, yaitu kas, surat berharga,
piutang usaha, persediaan barang dagangan, dan lainnya.

2. Aktiva Tetap

Merupakan aktiva tetap perusahaan yang secara fisik tidak dapat dinyatakan dan biasanya
memiliki tingkat ketidakpastian yang tinggi mengenai manfaatnya dimasa yang akan dating.
Aktiva tetap antara lain : peralatan, mesin, bangungan, dan lainnya.

3. Aktiva Lain-Lain

Pos-pos yang tidak dapat secara layak digolongkan ke dalam aktiva lancar maupun aktiva
tetap perusahaan, antara lain : hak paten, nama baik ( goodwill ), dan lainnya.

4. Hutang ( Liabilities )

Hutang adalah kewajiban-kewajiban yang harus dilunasi oleh suatu perusahaan. Hutang
biasanya terbagi menjadi :

a. Hutang Lancar
adalah kewajiban-kewajiban yang harus segera dilunasi oleh perusahaan dengan penggunaan
aktiva lancar atau dengan pembentukan kewajiban lancar lainnya dalam jangka waktu tidak
lebih dari satu tahun. Yang termasuk hutang lancar adalah hutang dagang, hutang gaji, hutang
biaya, serta hutang lancar lainnya.

b..Hutang Jangka Panjang

Adalah kewajiban-kewajiban yang tidak diharapkan untuk segera dilunasi dalam siklus
operasi normal perusahaan, tetapi pengembaliannya dilakukan dalam jangka waktu lebih dari
satu tahun. Yang termasuk hutang jangka panjang adalah hutang hipotek, hutang obligasi,
dan hutang jangka panjang lainnya.

5. Modal

Modal pada hakikatnya adalah hak pemilik perusahaan atas kekayaan perusahaan. Yang
termasuk elemen dalam modal antara lain modal saham, laba ditahan, dan elemen modal
lainnya.

Bentuk Penyajian Neraca:

Menurut Sofyan S.Harahap (2006:112), dalam menyajikan neraca dapat dibagi dalam tiga
bentuk sebagai:

1. Bentuk Neraca Staffel atau Report Form

Neraca ini dilaporkan satu halaman vertical. Disebelah atas dicantumkan total aktiva dan
dibawahnya disajikan pos kewajiban dan pos modal.

2. Bentuk Neraca Skontro atau Account Form

Disini aktiva disajikan di sebelah kiri ( di Inggris, di kanan) dan kewajiban serta modal
ditempatkan disebelah kanan, sehingga penyajiannya sebelah menyebelah.

3. Bentuk Yang menyajikan posisi Keuangan (Financial Position form)

Dalam bentuk ini, posisi keuangan tidak dilaporkan sepeti dalam bentuk sebelumnya yang
berpedoman pada persamaan akuntansi.Dalam bentuk ini, pertama-tama dicantumkan aktiva
lancar dikurangi hutang lancar, dan hasil pengurangannya diketahui sebagai modal kerja.
Modal kerja ditambah aktiva tetap dan aktiva lainnya, kemudian dikurangi hutang jangka
panjang maka akan diperoleh modal pemilik.

Laporan Laba Rugi

Menurut A.J. Keown, dkk, dalam buku Dasar-dasar Manajemen Keuangan, yang
diterjemahkan oleh Chaerul D. Djakman (2004:80), laporan rugi laba adalah laporan utnuk
periode tertentu yang terdiri atas penerimaan bersih dikurangi beban periode itu.

Menurut Sofyan S.Harahap, dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan (2006:73),
Laba rugi menggambarkan hasil yang diperoleh atau diterima oleh perusahan selama satu
periode tertentu, serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan hasil tersebut. Hasil
dikurangi biaya-biaya merupakan laba atau rugi. Kalau hasil lebih besar dari biaya berarti
laba,sebaliknya, kalau hasil lebih kecil dari biaya-biaya, berarti rugi.

Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, dalam buku Analisa Laporan Keuangan
(2002:56), Laporan LabaRugi adalah lebih meringkaskan hasil dari kegiatan perusahaan
selama periode akuntansi tertentu.

Laporan Laba/Rugi sendiri punya elemen-elemen antara lain sebagai berikut :

1. Pendapatan

Adalah aliran masuk atau kenaikan aktiva suatu perusahan atau penyelesaian kewajiban
(kompensasi keduanya) selama periode tertentu, yang timbul dari penjualan barang-barang,
penyerahan jasa, dan elemen pendapatan lainnya.

2. Biaya

Adalah kenaikan dalam ekuitas atau penggunaan selama periode tertentu yang timbuln dari
penjualan barang, penyerahan jas, dan lainnya.

3. Keuntungan

Adalah kenaikan dalam aktiva bersih yang timbul dari transaksi-transaksi atau kejadian lain
dank arena kondisi-kondisi yang mempengaruhi aktiva bersih.

4. Kerugian

Adalah penurunan dari aktiva bersih yang timbul dari trnsaksi-transaksi atau kegiatan lain
dan kondisi yang mempengaruhi aktiva bersih.

Kelemahan Laporan Keuangan

Menurut Sofyan S. Harahap, dalam buku Analisa Kritis atas Laporan Keuangan (2006:17),
kelemahan laporan keuangan diantaranya sebagai berikut :

1. Laporan Keuangan bersifat Historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah
lewat, bukan masa kini

2. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai
pertimbangan

3. Laporan keuangan bersifat konservatif dalm menghadapi ketidakpastian

4. Laporan Keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa/ transaksi
daripada bentuk hukumnya (Formalitas)

5. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis dan pemakai laporan
keuangan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang
dilaporkan
6. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan, umumnya
diabaikan.

Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Analisis keuangan adalah usaha untuk menemukan kelemahan kinerja keuangan yang dapat
menimbulkan masalah dimasa yang akan datang dan untuk menentukan kekuatan kinerja
keuangan yang dapat diandalkan. Peralatan analisis yang digunakan untuk menemukan
kelemahan dan kekuatan tersebut adalah laporan keuangan yang mencakup neraca, laporan
laba rugi, aliran kas serta laporan sumber dan penggunaan dana (Martin, 2002:481).

Analisis keuangan melibatkan penggunaan berbagai laporan keuangan, yaitu (1) Neraca
merupakan ringkasan aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada satu titik tertentu, biasanya
pada akhir tahun. (2) Laporan Laba Rugi terditi dari penghasilan dan biata perusahaan pada
periode waktu tertentu, biasanya untuk satu tahun takwim. Dari kedua laporan tersebut,
beberapa laporan turunan dapat dihasilkan seperti laporan laba ditahan, laporan sumber dan
penggunaan dana dan laporan arus kas (Van Horne and Wachowichz, 2004:128).

Laporan Keuangan yang pengertiannya dapat dilihat pada keterangan sebelumnya dapat
dianalisis melalui banyak cara. Sebelum melangkah lebih jauh, analisis laporan keuangan
dapat didefinisikan bermacam-macam. Menurut Sofyan S.Harahap (2006:189), analisis
laporan keuangan terbagi menjadi dua yaitu, analisis dan laporan keuangan. Kata analisis
adalah memecahkan atau menguraikan suatu unit menjadi berbagai unit terkecil. Sedangkan
laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha
suatu perusahaaan pada ssat tertentu atau jangka waktu tertentu.

Sehingga dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa analisis laporan keuangan adalah
menguraikan pos-pos laporan keuangan maenjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat
hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mmpunyai makna antar satu dengan yang
lain antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui
kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan putusan yang
tetap.

Tujuan dan Macam-macam Analisis Laporan Keuangan

Menurut Sofyan S. Harahap, dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan (2006:18),
salah satu tugas penting setelah akhir tahun adalah menganalisa laporan keuangan perusahan.
Analisa ini didasarkan pada laporan keuangan yang sudah disusun. Tujuan analisa laporan
keuangan adalah sebagai berikut:

1. Screening

Analisa dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi perusahaan dari
laporan keuangan taanpa pergi langsung ke lapangan.

2. Understanding

Memahami perusahan, kondisi keuangan dan hasil usahanya

3. Forecasting
Analisa dilakukan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan dimas yang akan datang

4. Diagnosis

Analisa dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi, baik
dalam manajemen, operasi, keuangan atau masalah-masalah lain dalam perusahaan.

5. Evaluation

Analisa dilakukan utnuk menilai prestasi manajemen dalam mengelola perusahaan

Disamping tujuan tersebut di atas, analisa laporan keuangan juga dapat digunakan untuk
menilai kewajaran laporan keuangan yang disajikan.

Dengan melakukan analisa laporan keuangan, maka informasi yang dibaca dari laporan
keuangan akan menjadi lebih luas dan lebih dalam. Hubungan satu pos dengan pos lainnya
akan dapat menjadi indicator-indikator tentang posisi dan prestasi keuangan perusahaan, serta
menunjukan kebenaran penyusunsan laporan keuangan.

Analisa laporan keuangan dibagi oleh banyak ahli berbagai macam bentuk. Diantaranya
mengemukakan beberapa tehnik analisis sebagai berikut :

1. Cross Sectional Tehnique

1.1 Common Size Statement (Laporan bentuk awam)

1.2 Analisa rasio

1. Time series Tehnique

2. Trend Statement

2.2 Analisa Laporan Keuangan

2.3 Ukuran Variabilitas

1. Gabungan Laporan Keuangan dengan Non Keuangan

3.1 Informasi Pasar Produk

3.2 Informasi Pasar Modal

Kelemahan Analisis Laporan Keuangan

Seperti semua yang ada di dunia, karena tidak ada yang sempurna, analisis laporan keuangan
pun demikian. Analisa laporan keuangan mempunyai beberapa kelemahan yang akan
dijelaskan lebih lanjut oleh beberapa ahli.

Menurut Sofyan S. Harahap, dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan (2006:152),
ada beberapa kelemahan analisa laporan keuangan, diantaranya sebagai beriktu :
1. Analisa laporan keuangan didasarkan pada laporan keuangan. Oleh karena itu, kelemahan
laporan keuangan harus selalu diingat, agar kesimpulan dari analisa yang dilakukan itu tidak
salah.

2. Objek analisa laporan keuangan hanya laporan keuangan.

3. Objek analisa laporan keuangan adalah data histories yang menggambarkan masa lalu dan
kondisi ini bias berbeda dengan kondisi atau keadaan masa depan.

4. Laporan keuangan hasil konsolidasi atau hasil konversi mata uang asing perlu mendapat
perhatian tersendiri, karena perbedaan bias saja timbul karena masalah kurs konversi atau
metode konsolidasi.

5. Kelemahan analisa laporan keuangan.

Tehnik analisa rasio merupakan sebagian dari konsep analisa laporan keuangan.
Tehnik analisa rasio memiliki kelemahan sebagai berikut :

1. Rasio diambil dari data akuntansi yang juga memiliki sifat tersendiri yang harus diketahui,
dan memerlukan tafsiran tersendiri. Dan Bukan tidak mungkin data akuntansi itu sendiri
mengandung data manipulasi atau kesalahan lainnya. Perbedaan yang sama-sama boleh
dalam akuntansi misalnya perbedaan metode penyusutan akan memberikan data keuangan
yang berbeda, penilaian persediaan, periode akuntansi, dan lain-lain.

2. Dalam menilai suatu rasio baik atau buruk, analisis harus hati-hati. Turn Over yang tinggi
belum tentu baik. Mungkin perusahaan melakukan obral besar-besaran dan cenderung mau
bangkrut atau mungkin jenis perusahaannya berbeda. Rasio Turn Over untuk supermarket
berbeda sekali dengan perusahaan dealer mobil mewah.

3. Membandingkan dengan “ Industrial Ratio” (yagn belum ada di Indonesia) harus hati-hati.
Karena banyak trick yang digunakan manajemen untuk memperbaiki rasio.

4. Harus juga disadari bahwa laporan keuangan yang dianalisa tidak menggambarkan
perubahan nilai uang dan tenaga belinya.

5. Hati-hati terhadap kemungkinan adnaya window dressing, income smoothing atau laporan
konsolidasi.

Alat Pengukur Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat
secara terus menerus oleh manajemen (Helfert, 2003:67). Untuk menilai kinerja perusahaan
perlu dilibatkan analisis dampak keuangan kumulatif dan ekonomi dari keputusan, dan
mempertimbangkannya dengan menggunakan ukuran komparatif.

Alat kinerja keuangan yang hingga saat ini masih banyak digunakan adalah rasio keuangan,
seperti Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA), atau Return On Investment
(ROI). Analisis Rasio Keuangan sangat bermanfaat bagi stakeholder, yaitu dalam hal : (1)
Memberikan dasar dalam meramalkan prospek perusahaan pada masa yang akan dating, (2)
Memberikan petunjuk atau gejala – gejala yang timbul dari informasi yang disajika, dan (3)
Memudahkan dalam menginterprestasikan laporan keuangan (Miswanto, 2003:81). Jika
dicermati secara seksama penilaian kinerja dengan menggunakan rasio keuangan
mengandung keterbatasan yang sangat fundamental. Beberapa keterbatasan tersebut antara
lain : (1) Rasio Keuangan tidak disesuaikan dengan tingkat harga, (2) Rasio Keuangan sulit
digunakan sebagai pembanding antar perusahaan sejenis jika terdapat perbedaan metode
akuntansinya dan (3) Rasio Keuangan hanya menggambarkan kondisi sesaat, yaitu pada
tanggal laporan keuangan dan periode pelaporan keuangan (Munawir, 2002:65).

Rasio Keuangan adalah suatu bentuk rumusan matematis yang menunjukkan hubungan
diantara variable – variable yang terdapat dalam laporan keuangan (Miswanto, 2003:81).
Dalam analisis rasio keuangan terdapat beberapa kategori yang terdiri dari rasio likuiditas,
solvabilitas, profitabilitas, aktivitas dan nilai pasar. Khusus rasio nilai pasar ini berlaku untuk
perusahaan yang sudah go public.

Pengambilan Keputusan

Setiap tindakan yang dilakukan orang sebenarnya sudah melalui proses pengambilan
keputusan. Proses pengambilan keputusan ini didasarkan pada informasi. Dalam proses
pengambilan keputusan yang baik, peranan model dan informasi sangat penting. Semakin
banyak dan akurat informasi mestinya semakin baik keputusan yang diambil. Dalam dunia
bisnis, keputusan yang salah akan menghasilkan kerugian bagi perusahaan. Sedangkan
keputusan yang benar akan menghasilkan keuntungan (laba) bagi perusahaan.

Menurut Sofyan S. Harahap, dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan (2006:39),
Pengambilan Keputusan adalah “Proses memilih satu alternatif daari beberapa alternatif yang
ada”. Pengambilan keputusan ini harus dapat dilakukan oleh semua orang dalam perusahaan
jika kita ingin perusahaan menjadi besar.

Kesulitan Dalam Pengambialan Keputusan

Pengambilan keputusan ini sangat sulit karena beberapa sifat, factor atau keadaan yang
melingkupinya yang dijelaskan sebagai berikut :

1. Certainly: Kemungkinan akibat yang akan timbul diketahui pasti. Misalnya jika
dimasukkan bahan yang salah produksi pasti rusak.

2. Risk: Kemungkinan akibatnya diketahui tetapi tidak jumlah nilainya. Misalnya


memproduksi barang jenis baru.

3. Uncertainly: Kemungkinan yang timbul tidak diketahui dan tidak pasti, alternative, dan
akibatnya juga serba tidak pasti. Misalnya membuka perusahaan (bisnis lain yang baru).

Penulis lain mencatat beberapa kesulitan mengambil keputusan ini yaitu :

1. Variabel serba tidak pasti, karna menyangkut persoalan kini dan yang akan datang;

2. Lingkungan yang terus berubah dan tidak pasti;

3. Input dan output juga tidak pasti;


4. Kompleksitas lingkungan;

5. Dinamika masyarakat;

6. Persaingan dan;

7. Risiko yang ada;

Metode Pengambilan Keputusan

Menurut Sofyan S. Harahap, dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan (2006:41),
Untuk mengambila keputusan dapat menggunakan metode sebagai berikut :

1. Rational Model

Dalam metode ini kita menggunakan pendekatan rasional dan akal, bukan berdasarkan
subyektif.

2. Behavioral Model

Dalam metode ini pengambilan keputusan diambil jika informasi tidak lengkap dan jika pun
ada mungkin tidak akurat.

3. Irrational Model

Keputusan dibuat cepat, seperti gerakan refleksi, dengan menggunakan media subyektif yang
ada dan terus dicari alasan rasionalnya belakangan.

Prosedur Pengambilan Keputusan

Proses pengambilan keputusan adalah kegiatan memilih tindakan yang tepat dari beberapa
alternative yang dianggap tepat untuk menyelesaikan suatu persoalan. Umumnya proseddur
yang sebaiknya diikuti dalam proses pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

1. Penetapan sasaran atau tujuan yang akan dicapai.

2. Perincian tujuan dalam pola atau kelompok yang operasional.

3. Menyusun tindakan alternatif (courses of Actions) yang akan dipilih, untuk mewujudkan
tujuan yang ditetapkan.

4. Menilai masing-masing tindakan alternatif tersebut.

5. Memilih tindakan yang terbaik sebagai keputusan sementara.

6. Menginventarisasikan akibat-akibat sampingan yang tidak baik dari keputusan sementara


itu.

7. Menetapkan keputusan sementara menjadi keputusan terakhir dengan menyusun rencana


pelaksanaan (rencana implementasi).
Pengertian analisis keuangan system Du Pont

Menurut Bambang Riyanto, dalm bukunya Dasar-dasar pembelanjaan perusahaan yang sering
disebut sebagai “ Du Pont System” adalah suatu system analisis yang dimaksudkan untuk
menunjukan hubungan antara “ Return On Investment, Assets Turn Over “, dan “Profit
Margin”. ROI adalah rasio keuntungan neto sesudah pajak dengan jumlah investasi (aktiva)
sehingga dalam Du Pont System diperhitungkan juga bnga dan pajak.

Menurut J. C. Van Horne & J. M. Wachowicz, Jr, dalam buku prinsip-prinsip Manajemen
Keuangan, yang diterjemahkan oleh Heru Sutojo, Sistem Du Pont adalah system yang
menggunakan pendekatan tertentu terhadap analisis rasio untuk mengevaluasi efektifitas
perusahaan.

Menurut Sofyan S . Harahap, dalam buku Analisa Kritis Laporan Keuangan, Du Pont
memiliki cara sendiri dalm menganalisa laporannya. Caranya hamper sama dengan analisa
laporan keuangan biasa, namun pendektannya lebih integrative dan menggunakan komposisi
laporan keuangan sebagai elemen analisisnya.

Menurut Mamduh M. Hanafi & Abdul Halim (2002:90), Analisa Du Pont adalah analisis
yang menghubungkan tiga macam rasio sekaligus, yaitu ROI, Profit Margin & Asset Turn
Over.

Menurut A. J. Keown, dkk (2004:102), analisa du Pont adalh system rasio keuangan yang
dirancang untuk menyelidiki determninan rasio pengembalian ekuitas pemegang saham dan
pengembalian aktiva

Jenis-jenis Laporan Keuangan

Sesuai dengan definisi akuntansi sebagai suatu kegiatan yang meliputi proses pencatatan
sampai dengan penganalisaan data-data keuangan perusahaan, produk (out put) yang
dihasilkan kegiatan tersebut berupa pelaporan

Abaya New Florakeuangan. Pelaporan keuangan ini terdiri dari pelaporan keuangan yang
khusus digunakan untuk kepentingan internal perusahaan saja dan juga pelaporan keuangan
yang ditujukan untuk kepentingan pihak eksternal perusahaan.

Jenis pelaporan keuangan berikut ini dapat dikategorikan sebagai pelaporan keuangan yang
terutama ditujukan untuk kepentingan pihak eksternal perusahaan. Meskipun demikian pihak
internal juga memerlukannya. Pelaporan keuangan ini lazim disebut dengan laporan
keuangan, yang meliputi:

1. Laporan Laba Rugi yaitu laporan keuangan yang memberikan informasi tentang hasil
kegiatan operasi perusahaan (laba atau rugi) selama satu kurun waktu (periode) tertentu.

2. Laporan Ekuitas yaitu laporan keuangan yang memberikan informasi tentang perubahan
ekuitas pemilik atau modal selama kurun waktu (periode) tertentu.

3. Neraca yaitu laporan keuangan yang memberkan informasi tentang aset, kewajiban dan
ekuitas perusahaan pada saat (tanggal) tertentu.
4. Laporan Arus Kas yaitu laporan keuangan yang memberikan informasi tentang penerimaan
dan pembayaran kas perusahaan selama kurun waktu (periode) tertentu.

5. Catatan atas Laporan Keuangan yaitu berupa informasi baik yang bersifat keuangan
maupun non keuangan yang bertujuan untuk memberikan penjelasan tentang kebijakan
kebijakan akuntansi yang digunakan oleh perusahaan, rincian pos pos laporan keuangan,
penjelasan kontrak-kontrak utang perusahaan dan lain-lain.

Pengguna laporan keuangan

Laporan keuangan diperlukan oleh pihak-puhak yang berkepentingan terhadap kinerja


perusahaan seperti pemegang saham, pimpinan, investor, bank pemerintah (kantor pajak), dan
sebagainya. Para pengguna laporan keuangan digolongkan menjadi dua yaitu, pihak internal
dan pihak eksternal.

1. Pihak Internal

Pihak internal ialah pihak yang berhubungan langsung dengan operasi perusahaan sehari-hari,
misalnya pemimpin perusahaan (manajer). Manajer sebagai pengelola perusahaan dan yang
bertanggung jawab atas jalannya perusahaan. Banyaknya jenis data yang dibutuhkan oleh
seorang manajer tergantung dari besar kecil perusahaan yang dikelolanya. Informasi ini
dibutuhkan oleh manajeruntuk mengevaluasi kegiatan usaha yang akan dijalankan.

2. Pihak Eksternal

Pihak eksternal ialah pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan, tetapi tidak terlibat
secara langsung dalam membuat berbagai keputusan dan kebijakan operasional perusahaan.
Pihak eksternal diantaranya sebagai berikut:

A. Pemillik perusahaan, memerlukan informasi akuntansi pada waktu tertentu untuk


mengetahui posisi keuangan perusahaannya.

B. Investor & pemegang saham, memerlukan informasi akuntansi untuk mengetahui status
keuangan dan prospek perusahaan yang akan datang. Informasi ini dijadikan pertimbangan
dasar untuk menanamkan modal atau tidak pada perusahaan tersebut.

C. Kreditor, memerlukan informasi akuntansi untuk menilai kemampuan perusahaan dalam


melunasi hutangnya.

D. Pemerintah, berkepentingan terhadap informasi akuntansi suatu perusahaan berkaitan


dengan masalah perpajakan. Dari laporan keuangan yang ada, pemerintah dapat menentukan
jumlah pajak dan penetapan pajak dari perusahaan tersebut.

E. Karyawan, memerlukan informasi akuntansi untuk mengetahui profitabilitas dan


akuntabilitas perusahaan tempat mereka bekerja.

F. Masyarakat, terutama yang berada disekitan perusahaan, karena perusahaan


berkepentingan dalam penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.
Tujuan dan fungsi laporan keuangan secara umum adalah

1. Kepatuhan dan Pengelolaan (compliance and stewardship)

Laporan keuangan digunakan untuk memberikan jaminan kepada pengguna laporan


keuangan dan pihak otoritas penguasa agar pengelolaan sumber daya sesuai dengan ketentuan
hokum dan peraturan yang ditetapkan.

2. Akuntabilitas dan Pelaporan Retrospektif (accountability and retrospective reporting)

Laporan keuangan digunakan untuk memonitor kinerja dan mengevaluasi manajemen,


memberikan dasar untuk mengamati trend antar kurun waktu, pencapaian atas tujuan yang
ditetapkan, dan membandingkannya dengan kinerja organisasi lain yang sejenis jika ada.

3. Perencanaan dan Informasi Otorisasi (planning and authorization information)

Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan dasar perencanaan kebijakan dan aktivitas
dimasa dating, juga memberikan informasi pendukung mengenai otorisasi penggunaan dana.

4.Kealangsungan organisasi (viability)

Laporan keuangan berfungsi untuk membantu pembaca dalam mementukan apakah suatu
organisasi atau unit kerja dapat meneruskan menyediakan barang dan jasa (pelayanan)
dimasa mendatang.

5.Hubungan Masyarakat (public relation)

Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan kesempatan kepada organisasi untuk


mengemukakan pernyataan atas presentasi yang dicapai kepada pemakai yang dipengaruhi
karyawan dan masyarakat, juga sebagai alat komunikasi antara public dan pihak yang
berkepentingan.

6. Sumber fakta dan gambaran (source of facts and figures)

Bagi organisasi pemerintahan, tujuan umum akuntansi dan Laporan keuangan adalah :

I. Memberikan informasi guna pembuatan keputusan ekonomi, sosial dan politik serta
sebagai bukti pertanggungjawaban dan pengelolaan.

Memberikan informasi guna mengevaluasi kinerja manajerial dan organisasional.

Laporan keuangan untuk mendukung pembuatan keputusan ekonomi, sosial, dan politik
meliputi informasi yang digunakan untuk :

a. Membandingkan kinerja keuangan actual denga yang dianggarkan.

b. Menilai kondisi keuangan dan hasil – hasil operasi.

c.Membantu meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang terkait dengan


masalah keuangan dan ketentuan lainnya.
d. Membantu dan mengevaluasi efisiensi dan efektivitas.

Dalam konteks akuntansi sektor publik, jenis informasi yang diberikan untuk pengambilan
keputusan adalah terbatas pada informasi yang bersifat financial saja. Informasi financial
disini adalah informasi yang dapat diukur dengan satuan monometer. Secara rinci tujuan
akuntansi dan laporan keuangan organisasi pemerintah adalah :

A. Menentukan dan memprediksi aliran kas, saldo neraca, dan kebutuhan sumber daya
finansial jangka pendek unit pemerintah.

B. Menentukan dan memprediksi kondisi ekonomi suatu unit pemerintah dan perubahan –
perubahan yang terjadi di dalamnya.

C. Memonitor kinerja, kesesuaiannya dengan peraturan perundang – undangan, kontrak yang


telah disepakati, dan ketentuan lain yang disyaratkan.

D.Memberikan informasi untuk perencanaan dan penganggaran, serta untuk memprediksi


pengaruh akuisisi dan alokasi sumber daya terhadap pencapaian tujuan operasional.

E .Memberikan informasi untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan organisasional

Untuk menentukan biaya program, fungsi, dan aktivitas sehingga memudahkan analisis dan
melakukan perbandingan dengan criteria yang telah ditetapkan, membandingkan dengan
kinerja periode – periode sebelumnya, dan dengan kinerja unit pemerintah lain

Untuk mengevaluasi tingkat ekonomi dan efisiensi operasi, program, aktivitas, dan fungsi
tertentu di unit pemerintah

Untuk mengevaluasi hasil suatu program, aktivitas, dan fungsi serta efektivitas terhadap
pencapaian tujuan dan target

Untuk mengevaluasi tingkat pemerataan (equality) dan keadilan (equity)

Vous aimerez peut-être aussi