Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Batubara
mungkin karena dapat terbakar seperti halnya arang kayu (charcoal). Banyak
yang secara kimia dan fisika adalah heterogen yang mengandung unsur-
unsur karbon, hidrogen, dan oksigen sebagai unsure utama dan belerang serta
6
7
gasifikasi sempurna dari batubara dengan oksigen dan uap atau udara
Batubara berasal dari tumbuhan yang mati, kemudian tertutup oleh lapisan
karena adanya pengaruh suhu dan tekanan yang tinggi. Contohnya di Australia,
timbunan tumbuhan mati setebal 100 meter, setelah 1,6 juta tahun berubah
karangan Colin R. Wardtahun 1984, batubara adalah batuan sedimen yang dapat
tekanan dan suhu tinggi dalam waktu yang sangat lama. Batubara ialah batuan
sedimen yang secara kimia dan fisika adalah heterogen yang mengandung unsur -
unsur karbon, hidrogen, dan oksigen sebagai unsur utama dan belerang serta
nitrogen sebagai unsur tambahan zat lain, yaitu senyawa anorganik pembentuk -
ash tersebar sebagai partikel zat mineral terpisah – pisah di seluruh senyawa
batubara. Beberapa jenis batubara meleleh dan menjadi platis pabila dipanaskan,
tetapi meninggalkan suatu residu yang disebut kokas. Batubara dapat dibakar
8
cair atau hidrogenasikan untuk membuat metan. Gas sintetis atau bahan bakar
berupa gas dapat diproduksi sebagai produk utama dengan jalan gasifikasi
sempurna dari batubara dengan oksigen dan uap atau udara dan uap.
dapat dibagi menjadi proses penguraian dan proses pembatubaraan. Pada proses
penguraian, sisa – sisa tumbuhan ini berubah menjadi gas (CO2, metan, dan lain-
lain) dan air. Selain kandungan abu dalam jumlah yang kecil, tidak dijumpai lagi
berada pada lingkungan yang hampir tidak oleh udara dan ditunjang oleh
pengaruh bakteri pembusuk yang sangat kecil sehingga setelah melewati masa
geologi yang panjang, barulah sisa-sisa tumbuhan tadi perlahan terurai dan
berubah menjadi zat yang kaya akan kandungan karbon. Sebagai contoh,
misalkan saja di suatu daerah rawa atau atau di tepi pantai terdapat tumbuhan
yang tumbuh subur. Saat tumbuhan tersebut layu, mengering dan mati maka
sebagian atau keseluruhan pohon akan jatuh ke dalam air dan terendam. Setelah
itu, proses ini menjadi berulang-ulang dengan adanya tumbuhan lain yang hidup,
tumbuh, lalu mati. Proses yang berulang serta adanya tumbuhan lain yang hidup,
tumbuh, lalu mati. Proses yang berulang serta adanya jumlah tumbuhan yang
sangat banyak, akan menyebabkan timbunan sisa tumbuhan menjadi makin tebal.
Penambahan timbunan sisa tumbuhan, tidak hanya berasal dari tumbuhan yang
9
kering yang mati saja. Mungkin saja terjadi, misalnya adanya tanah longsor yang
besar yang membawa sisa-sisa tumbuhan dari tempat lain, sehingga kemudian
garis pantai akan menyebabkan perubahan pada tingkat ketinggian air yang
kemudian diikuti dengan terbawanya batuan atau pasir laut bersama aliran air
Dengan kondisi seperti itu, dimana sisa-sisa tumbuhan berada pada lingkungan
yang tidak bersentuhan dengan udara bebas, maka yang mengalami perubahan
adalah unsur - unsur yang ada pada tumbuhan asal, seperti oksigen, hidrogen,
1997”. Tanpa memandang perbedaan antara batubara yang satu dan yang
beberapa juta tahun yang silam yang menurut para ahli geologi disebut
Zaman batubara (Coal Age). Ada dua periode Zaman batubara tersebut.
Yang pertama, Zaman pra-Tertier, dimulai 345 juta tahun yang silam
(selama Periode Karbon) dan berakhir pada 280 juta tahun yang silam.
10
Zaman batubara yang kedua, Era Eosen-Miosen, dimulai sekitar 100 juta
tahun yang silam dan berakhir 45 juta tahun yang silam. Tabel 2.1
menunjukkan pembagian zaman dalam geologi, dan dari sini dapat dilihat
Quarternary.
CENOZOIC QUATERNARY
65 jt yl-
sekarang TERTIARY
Umur batubara
kedua 100-45 jt yl CRETACEOUS
MESOZOIC
245-65 jtyl JURASSIC
TRIASSIC
PERMIAN
345-200 jt
PENNSYLVANIAN
CARBON
IFEROUS
batubara
pertama
Umur
PALEOOIC MISSISSIPPAN
yl
570-245 jt yl
DEVONIAN
SILURIAN
ORDOVICIAN
CAMBRIAN
PRECAMBRIAN
‹ 570 jt yl
tekanan, suhu dan waktu, batubara umumnya dibagi dalam lima kelas:
e) Peat (Gambut), berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta
coal, lignite.
dan tekanan telah dipaksakan oleh suatu faktor waktu yang masif.
menguap.
aktivitas tektonik,
rank ;
dehidrogenasi batubara ;
rank.
14
Value (GCV) dan Nett Calorific Value (NCV) atau kadang disebut
(LHV).
Bakar Minyak atau gas, sehingga rentang nilai antara HHV dan
c) Moisture
d) Volatile Matter
ASTM D3175.
ASTM D3172).
16
desain Pulverizer.
mempunyai sejumlah hal dasar penting tanpa melihat ukuran PLTU, yaitu
dan bunker batubara PLTU. Ada dua cara penyimpanan batubara, yaitu
ini.
17
Penumpukan
“Mati”
2.3 Kegiatan utama penataan dan perawatan stockpile batubara pada PLTU
diperlukan suatu rencana dan strategi yang efektif dan efisien dalam
Melainkan bertindak sebagai pemakai itu sendiri yang harus menjaga kualitas
mengalami kontaminasi dan tak sesuai spesifikasi mesin pembakaran maka hal
pembangkitan. Logika umumnya adalah ketika dalam merebus air yang bersih
maka air itu akan semakin berkualitas ketimbang air selokan yang direbus lalu
menghasilkan bau dan menggangu pernapasan. Hal serupa inilah yang akan
18
berlaku jika bahan bakar tak sesuai spesifikasi mesin pembakaran pada
PLTU.
rencana, dan efisien berarti bahwa tugas yang telah dilaksanakan secara
gas.
kualitas yang menjadi target bagi suatu power plant tidak hanya
dari satu boiler akibat dari sifat – sifat abu yang kurang baik,
stockpile .
adalah :
a. Fine coal yang mungkin terbawa oleh air, baik yang berasal
maupun manusia.
dikelola :
main produk.
sebagai berikut :
pepohonan tersebut.
stockpile.
a. Batubara
terbakar.
Ukuran butir
aliran udara.
mengalirkan air.
angin.
stacker reclaimer.
loader.
33
yaitu:
pile.
1. Sistem LIFO (Last In First Out) yaitu di mana batubara yang terakhir
2. Sistem FIFO (First In First Out) yaitu di mana batubara yang pertama kali
ini terkendala dengan masalah kualitas. Ada kalanya batubara yang sudah
pada saat tidak ada alasan kualitas karena di antara langkah pencegahan
batubara atau batubara yang panas dapat dilakukan upaya dengan urutan
sebagai berikut:
1. Gali dan ambil batubara yang terbakar atau panas agar panas yang
evaluasi dan pengendalian resiko dan bahaya potensial yang ada ditempat
tempat kerja dan lingkungan kerja. Untuk tempat kerja dengan resiko
bahaya tertentu perlu dilakukan audit keselamatan kerja serta berbagai analisis
Manajemen K3;