Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Dalam hal ini puskesmas dituntut untuk selalu meningkatka keprofesionalan dari para
pegawainya serta meningkatkan fasilitas atau sarana kesehatannya untuk memberikan
kepuasan kepada masyarakat pengguna jasa layanan kesehatan. Semakin ketatnya
persaingan serta pelanggan yang semakin selective from berpengetahuan
mengharuskan puskesmas selaku salah penyedia jasa pelayanan- kesehatan untuk
selalu meningkatlan kualitas pelayanannya. Untuk dapat meningkatkan kualitas
pelayanan, terlebih dahulu harus diketahui apakah pelayanan yang telah diberian
kepada pasien atau pelanggan selama ini telah sesuai dengan harapan atau belum
Ketersediaan obat-obatan baik jenis maupun jumlahnya terbatas, alat kesehatan juga
kurang memadai, dana operasional maupun program sangat kurang dan hanya
bersumber dari persentase pengembalian retribusi Puskesmas dengan besaran yang
bervariasi di setiap kabupaten/kota, Belum tersedianya data dan informasi registrasi
vital tentang kependudukan dan program kesehatan yang saheh dan akurat, Dalam
menyelenggarakan upaya kesehatan Puskesmas, belum ditunjang oleh rencana
operasional yang baik dan mengikut sertakan pegawai serta stakeholder Puskesmas,
sehingga pelaksanaan program dan upaya Puskesmas kurang berhasil dan
berdayaguna, Manajemen Program Puskesmas belum dirumuskan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Kota sebagai pedoman dan panduan Puskesmas, Kurangnya
pembinaan dan bimbingan program dari Dinas kesehatan kabupaten kota Kurangnya
komitmen, dukungan, dan keikutsertaan lintas sektoral dalam program kesehatan
Kurangnya komitmen dan dukungan stakeholders Puskesmas terhadap program
puskesmas
Jumlah kader kesehatan masih kurang, tingginya drop out kader, adanya kejenuhan
dari kader, sulitnya mencari kader baru, kurangnya dana stimulasi kader, kurangnya
sarana kegiatan kader seperti buku pegangan kader, sarana pencatatan dan pelaporan
kegiatan kader dan sebaginya, Keterlibatan masyarakat yang merupakan andalan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan tingkat pertama belum dikembangkan secara
optimal Sampai saat ini Puskesmas kurang berhasil menumbuhkan inisiatif dan rasa
memiliki serta belum mampu mendorong kontribusi sumber daya dari masyarakat
dalam penyelenggaraan upaya Puskesmas Sistem pembiayaan Puskesmas belum
mengantisipasi arah perkembangan masa depan yakni sistem pembiayaan pra-upaya
untuk pelayanan kesehatan perorangan, Puskesmas masih belum berhasil dalam
menggali, menghimpun dan mengorganisasi partisipasi masyarakat serta membina
kemitraan dengan sektor lain yang terkait.
Secara politis program kesehatan termasuk dalam 3 (tiga) besar prioritas pembangunan,
yakni pendidikan, kesehatan, dan ekonomi Adanya komitmen dan dukungan politis dari
Pemerintah Daerah dan DPRD Kabupaten/Kota untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, Adanya Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal bidang kesehatan seperti
Pokjanal Posyandu diberbagai tingkatan administrasi pemerintahan yang merupakan
forum kerjasama lintas sektoral untuk membina, membimbing, memantau, menilai dan
mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) seperti
Posyandu, Desa Siaga, dan sebagainya, Kemajuan pengetahuan dan teknologi dalam
bidang kesehatan memberi peluang untuk mempercerat peningkatan pemerataan
pelayanan serta kualitas pelayanan Puskesmas Meningkatnya tingkat pendidikan
masyarakat merupakan peluang kesehatan; meningkatnya pengetahuan dan kesadaran
masyarakat ter a budaya masyarakat yang mendukung kegiatan pembangunan
kesehatan serta menerima perubahan dan perbaikan mutu hidup Kehidupan
masyarakat yang agamis merupakan peluang dilakukannya pendekatan keagamaan
dalam pembangunan kesehatan
Adanya peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan berupa UKBM antara lain
Posyandu, des, Poskesdes, Posbindu, dan lain-lain, Adanya kerjasama dan kemitraan
lintas sektoral di tingkat kecamatan, Adanya sumber dana untuk pembiayaan kesehatan
yang bersumber dari masyarakat melalui program JPKM, Dana Sehat Masyarakat,
Dana Sehat Sekolah, Dana Sosial Ibu Bersalin Dasolin), jimpitan, dana kematian, dan
sebagainya, Adanya dana stimulasi dari Pemerintah daerah untuk Dana Sosial Ibu ersa
Dasolin) yang dapat dikembangkan menjadi Dana Sehat berpola JPKM, Adanya
komitmen dan dukungan dari stakeholder serta tokoh masyarakat terhadap program
Puskesmas Kegotongroyongan masyarakat dalam pembangunan masih cukup tinggi
Adanya pertemuan rutin di desa seperti pertemuan mingguan di desa pengajian majlis
ta lime Adanya kader kesehatan, dokter kecil, Palang Merah Remaja, Paraji dan
sebagainya Adanya momentum program kesehatan yang strategis sep Gerakan
Sayang Ibu, Desa Siaga, Gerakan Terpadu Nasional, dan lain
Terjadinya krisis ekonomi yang belum sepenuhnya pulih tidak saja menambah jumlah
penduduk miskin, tetapi juga menurunkan kemampuan pemerintah dalam menyediakan
alokasi anggaran untuk pembangunan kesehatan Kedua hal tersebut di atas
merupakan ancaman Puskesmas baik dalam meningkatkan kebutuhan (demand
pelayanan kesehatan masyarakat serta meningkatkan pasokan (supply) pelayanan
kesehatan yang memadai Masih adanya anggapan bahwa pembangunan bidang
kesehatan bersifat konsumtif dan belum dipandang sebagai investasi pada peningkatan
mutu Sumber Daya Manusia (SDM sehingga anggaran yang dialokasikan kurang
memadai Peran serta dan kemitraan masyarakat belum berkembang dan
berkesinambungan seperti yang diharapkan, hal ini antara lain karena kurangnya
kemampuan dan kemauan motivasi dan adanya keterpaksaan dari masyarakat, adanay
kejenuhan kader kesehatan sebagai mitra dan motor penggerak partisipasi masyarakat,
hal ni bias mengancam terjadinya drop out kader, sulitnya mencari kader baru,
kurangnya dana stimulan kader, kurangnya sarana kegiatan kader seperti buku
pegangan kader, sarana pencatatan dan pelaporan kegiatan kader dan sebagianya
Berkembangnya pelayanan kesehatan swasta yang lebih profesional, bermutu dan
bernuansa profit merupakan ancaman terhadap pelayanan kesehatan pemerintah
termasuk Puskesmas
Jumlah tenaga kesehatan (terutama perawat dan bidan) yang melakukan praktik
swasta di wilayah kerja Puskesmas semakin bertambah Situasi ini merupakan
persaingan terselubung karena mereka juga menjual Jasa pelayanan kesehatan
Menghadapi persaingan ini, mengharuskan Puskesmas untuk meningkatkan mutu
Pelayanannya, Kurangnya penggunaan obat generik karena banyaknya pasokan obat
patent menyebabkan tingginya harga obat-obatan dan merupakan ancaman pelayanan
kesehatan terutama untuk masyarakat miskin Mobilisasi penduduk yang tinggi
menyebabkan penularan penyakit yang cepat serta perubahan lingkungan dan perilaku
sosial budaya masyarakat merupakan ancaman terhadap semakin meningkatnya
masalah kesehatan, Kebijakan pemerintah tentang pengangkatan pegawai zero growth
merupakan ancaman terhadap ketersediaan pegawai termasuk pegawai yang bertugas
di Puskesmas Puskesmas dijadikan revenue center (pusat pendapatan) untuk
meningkatkan Pendapatan Asli Darah (PAD) yang mengakibatkan upaya kesehatan
terkonsentrasi pada upaya kuratif dan rehabilitative serta mengesampingkan upaya
promotif dan preventif Pemanfaatan tenaga dan sarana kesehatan Puskesmas masih
kurang, termasuk pemanfaatan Bidan Desa, dimana Bidan Desa lebih banyak
dimanfaatkan sebagai tenaga kuratif dan kurang dimanfaatkan dalam upaya promotif
dan preventif, Masih adanya persalinan oleh dukun paraji dan belum terjalin kemitraan
antara bidan desan dan dukun paraji
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masi belum memasyarakat dan membudaya
baik PHBS rumah tangga, sarana kesehatan, institusi pendidikan, tempat kerja,
maupun tempat-tempat umum.