Vous êtes sur la page 1sur 21

ASKEP APENDISITIS APLIKASI NANDA NIC NOC

PENGKAJIAN
Adapun pemeriksaan yang dilakukan pada kasus apendisitis berdasarkan NANDA
(North American Nursing Diagnosis Association), 2015:
a. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi: Akan tampak adanya tanda pembengkakan (swelling), rongga perut dimana
dinding perut tampak mengencang (distensi).
Normal: Tidak tampak terjadinya distensi atau penegangan pada abdomen.
2) Palpasi: Dibagian perut kanan bawah akan terasa nyeri (Blumbeng Sign) yang mana
merupakan kunci dari diagnosis apendsitis akut.
Normal: Tidak teraba atau klien tidak memberikan respon nyeri.
3) Dengan tindakan tungkai dan paha kanan ditekuk kuat / tungkai di angkat tingi-tinggi,
maka rasa nyeri akan semakin parah (Psoas Sign).
Normal: Jika dilakukan pemeriksaan ini, klien tidak akan merasa nyeri.
4) Kecurigaan adanya peradangan usus buntu semakin parah apabila pemeriksaan dubur
dan vagina terasa nyeri.
Normal: Jika dilakukan pemeriksaan ini, klien tidak akan merasa nyeri.
5) Suhu dubur atau rectal yang lebih tinggi dari suhu ketiak, lebih menunjang lagi adanya
radang usus buntu.
Normal: Suhu ketiak lebih tinggi dibandng dengan suhu dubur ata vagina.

b. Pemeriksaan Laboratorium
Di lihat dari kenaikan leukosit 10.000-18.000/mm3, bila lebih maka sudah terjadi
perforasi.
Normal: Tidak terjadinya peningkatan leukosit melebihi batas normal.
c. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan USG
Normal: Tidak tampak ada peradangan pada bagian Mc. Burney.
2) Foto polos
Normal: Tidak tampak ada kelainan pada organ.
DIAGNOSE KEPERAWATAN YANG MUNGKIN DAPAT MUNCUL PADA PASIEN
APENDISITIS
Berdasarkan diagnosa Apendiktomi yang menggunakan pendekatan (NANDA,
2015):
a. Nyeri berhubungan dengan peradangan pada apendiks/post apendiks.
b. Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan akumulasi secret.
c. Hipertermi berhubungan dengan penyakit atau trauma insisi.
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia.
e. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan Distensi abdomen.
f. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan terputusnya ujung saraf.
g. Defisit perawatan diri berhubungan dengan adanya rasa nyeri post op.
h. Ansietas berhubungan dengan ketidaktahuan pasien terhadap tindakan/penyakit.
i. Risiko infeksi berhubungan dengan adanya jalan masuk kuman melalui luka insisi.
j. Risiko kekurangan cairan berhubungan dengan mual dan muntah.
k. Risiko ketidakefektifan gastrointestinal berhubungan dengan adanya perforasi

INTERVENSI KEPERAWATAN PADA PASIEN APENDISITIS

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN (INTERVENSI BEDASARKAN NANDA, 2015)

a. Nyeri akut berhubungan dengan peradangan pada apendiks/post apendiks.

NO Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Interve


1 Nyeri berhubungan dengan NOC: NIC
peradangan pada a. Pain level a. Pain management
apendiks/post apendiks. b. Pain Control 1. Lakukan pengkaji
c. Comfort level\ komperehensif
Batasan karakteristik: Kriteria Hasil: karakteristtik, duras
a. Perubahan selera makan a. Mampu mengontrol nyeri (tahu dan faktor presipitasi
b. Perubhana tekanan darah penyebab nyeri, mampu 2. Gunakan komunika
c. Perubahan frekuensi menggunakan tekhnik mengetahui pengalam
jantung nonfarmakologis, mencari 3. Observasi reaksi
d. Perubahan frekuensi bantuan), ketidaknyamanan
pernapasan b. Melaporkan nyeri berkurang 4. Kaji kultur yang m
e. Diaforesis dengan menggunakan nyeri
f. Perilaku distraksi manajemen nyeri, 5. Evaluasi respon nyer
g. Mengekspresikan c. Mampu mengenali nyeri (skala, 6. Bantu pasien dan ke
perilaku (merengek, intensitas, frekuensi dan tanda), dan menemukan duk
menagis) d. Menyatakan rasa nyaman 7. Kontrol lingkung
h. sikap tubuh melindungi setelah nyer berkurang mempengaruhi nyeri
i. Gangguan tidur pencahayaan, dan ke
j. Melaporkan nyeri secara 8. Kaji tipe dan su
verbal menentukan interven
k. Perubahan posisi 9. Ajarkan tekhnik
(relaksasi genggam j
10. Berikan analgetik
nyeri
11. Tingkatkan istiraha
12. Evaluasi keefektifa
13. Monitor penerima
mmanajemen nyeri
b. Analgesik Admistration
1. Tentukan karakterist
derajat nyeri sebelum
2. Cek instruksi dokte
dosis dan frekuensi
3. Pilih analgesic ya
kombinasi dari analg
lebih dari satu
4. Tentukan pilihan anl
dan berat nyerinya
5. Tentukan anlgesik pi
dan dosis optimal,
6. Monitor vital sign s
pemberian anlgesik p
7. Berikan analgesic t
ketika nyeri.
8. Evaluasi efektivitas
gejala.
b.

Tabel 2.1
Diagnosa Nyeri Akut

b. Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan akumulasi secret.


No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
2 Ketidakefektifan jalan nafas NOC NIC
berhubungan dengan a. Respiratory status: Ventilation a. Airway Suction
akumulasi secret. b. Respiratory status: Airway 1. Pastikan kebutuhan oral
patency suctioning
Batasan karakteristik: Kriteria Hasil: 2. Auskultasi suara nafas se
a. Tidak ada batuk a. Mendemonstrasikan batuk sesudah suction
b. Suara nafas tambahan efektif dan suara nafas yang 3. Informasikan ada pasien d
c. Perubahan irama nafas bersih, tidak ada sianosis dan tentang suctioning
d. Sianosis dyspneu (mampu mengeluarkan 4. Minta klien untuk nafas dal
e. Kesulitan berbicara sputum, mampu bernafas suctioning
f. Penurunan bunyi nafas dengan mudah, tidak ada pursed 5. Berikan O2 melalui n
g. Dispnea lips) memfasilitasi suction nasotrak
h. Sputum dalam jumlah b. Menunjukan jalan nafas paten 6. Gunakan alat yang steril setia
yang berlebih (klien tidak merasa tercekik, tindakan
i. Batuk tidak efektif irama nafas, frekuensi nafas 7. Anjuran klien untuk istiraha
j. Ortopneu dalam rentag normal, tidak ada dalam setelah kateter dikel
k. Gelisah suara nafas abnormal) nasotrakeal
l. Mata terbuka lebar c. Mampu mengidentifikasi dan 8. Monitor status oksigen pasien
mencegah faktor yang dapat 9. Ajarkan keluarga cara melaku
menghambatjala nafas. 10. Hentikan suction dan beri
bila pasien mengalami bradik
b. Airway management
1. Buka jalan nafas, gunakan tek
atau jaw trust
2. Posisikan pasien untuk mem
ventilasi
3. Identifikasi pasien bila
menggunakan alat bantu nafa
4. Pasang mayo bila perlu
5. lakukan fisioterapi dada bila p
6. Keluarkan secret dengan
suction
7. Auskultasi suara nafas
8. Lakukan suction pada mayo b
9. Berikan bronkodiator bila per
10. Berikan pelembab udara m
kassa basah NaCl
11. Monitor status respirasi dan
Tabel 2.2
Diagnosa Ketidakefektifan Jalan Nafas

c. Hipertermi berhubungan dengan penyakit atau trauma insisi.


No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria hasil Interve
3. Hipertermi berhubungan NOC : NIC
dengan penyakit atau trauma Thermoregulation a. Fever Treattment
insisi. 1. Monitor suhu seserin
Kriteria Hasil : 2. Monitor IWL
Batasan karakteristik : a. Suhu tubuh dalam rentang 3. Monitor warna dan s
a. Konvulsi normal 4. Monitor tekanan dara
b. Kulit kemerahan b. Nadi dan RR dalam rentang 5. Monitor penurunan t
c. Peningkatan suhu tubuh normal 6. Monitor WBC, Hb, d
diatas kisaran normal c. Tidak ada perubahan warna 7. Monitor intake dan o
d. Kejang kulit dan tidak ada pusing 8. Berikan anti piretik
e. Takikardi 9. Berikan pengobata
f. Takipnea demam
g. Kulit terasa hangat 10. Selimuti pasien
11. Berikan tapid spong
12. Kolaborasi dalam
intravena
13. Kompres pasien p
aksila
14. Tingkatkan sirkulas
15. Berikan pengobata
menggigil
b. Temperature regulation
1. Monitor suhu minim
2. Rencanakan monitor
3. Monitor TD, nadi da
4. Monitor warna dan s
5. Monitor tanda-tand
hipotermi
6. Tingkatkan intake ca
7. Selimuti pasien
hilangnya kehangata
8. Ajarkan kepada
mencegah keletihan
9. Diskusikan tentang p
suhu dan kemungki
kedinginan
10. Beritahukan tentan
keletihan dan pen
yang diperlukan
11. Berikan anti piretik
c. Vital sign monitor
1. Monitor TD, nadi, R
2. Catat adanya fluktua
3. Auskultasi TD pad
bandingkan
4. Monitor TD, nadi,
dan sesudah aktivitas
5. Monitor kualitas dar
6. Monitor frekuensi
pernafasan
7. Monitor suara paru
Tabel 2.3
Diagnosa Hipertermi
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia.

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Interve


4. Ketidakseimbangan nutrisi NOC NIC
kurang dari kebutuhan a. Nutritional status a. Nutrition management
berhubungan dengan b. Nutritional status : food and 1. Kaji adanya alergi ma
anoreksia. fluid intake 2. Kolaborasi dengan
c. Nutritional status : nutrient menentukan jumlah k
Batasan karakteristik : intake weight control. dibutuhkan pasien
a. Kram abdomen 3. Anjurkan pa
b. Nyeri abdomen Kriteria hasil : meningkatkanprotein d
c. Menghindari makanan a. Adanya peningkatan berat 4. Berikan substansi gula
d. Berat badan 20% atau badan sesuai dengan tujuan 5. Yakinkan diet yang d
lebih dibawah berat badan b. Berat badan sesuai dengan tinggi serat untuk men
ideal tinggi badan 6. Berikan makanan y
e. Kerapuhan kapiler c. Mampu mengidentifikasi dikonsultasikan denga
f. Diare kebutuhan nutrisi 7. Ajarkan pasien bagaim
g. Kehilangan rambut d. Tidak ada tanda-tanda mal makanan harian
berlebihan nutrisi 8. Monitor jumlah nut
h. Bising usus hiperaktif e. Menunjukkan peningkatan kalori
i. Kurang makanan fungsi pengecapan dari menelan 9. Kaji kemampuan pasie
j. Kurang informasi f. Tidak terjadi penurunan berat nutrisi yang dibutuhka
k. Kurang minat pada badan yang berarti b. Nutrition monitoring
makanan 1. BB pasien dalam bata
l. Penurunan berat badan 2. Monitor adanya penur
dengan asupan makanan 3. Monitor tipe dan jumla
adekuat dilakukan
m. Tonus otot menurun 4. Monitor turgor kulit
n. Cepat kenyang setelah 5. Monitor kulit keri
makan pigmentasi
o. Sariawan rongga mulut 6. Jadwalkan pengobata
tidak dilakukan pada s
7. Monitor mual dan mu
8. Monitor pertumbuhan
9. Monitor kemerahan, p
jaringan konjungtiva
10. Monitor kalori dan
Tabel 2.4
Diagnosa Ketidakseimbangan Nutrisi

e. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan Distensi abdomen.


No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

5 Gangguan rasa nyaman NOC NIC


berhubungan dengan Distensi a. Sleep deprivation a. Anxiety reduction
abdomen. b. Comort, readlines or enchanced. 1. Gunakan pendekatan yang menenangkan
2. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap
Batasan karakteristik : Kriteria hasil : pelaku pasien
a. Ansietas a. Mampu mengontrol kecemasan 3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang
b. Menangis b. Status lingkungan yang nyaman dirasakan selama prosedur
c. Gangguan pola tidur c. Mengontrol nyeri 4. Pahami perspektif pasien terhadap situasi
d. Takut d. Kualitas tidur dan istirahat stres
e. Ketidakmampuan untuk adekuat 5. Temani pasien untuk memberikan keamanan
rileks e. Agresi pengendalian diri dan mengurangi takut
f. Iritabilitas f. Respon terhadap pengobatan 6. Berikan obat untuk mengurangi kecemasan
g. Merintih g. Kontrol gejala
h. Melaporkan merasa dingin h. Status kenyamanan meningkat
i. Melaprkan merasa panas i. Support sosial
j. Melaporkan perasaan tidak j. Keinginan untuk hidup
nyaman
k. Melaporkan geja distress
l. Melaporkan rasa gatal

Tabel 2.5
Gangguan Rasa Nyaman

f. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan terputusnya ujung saraf.


NO Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Interven

6 Kerusakan integritas jaringan NOC NIC


berhubungan dengan a. Tissue integrity: skin and a. Pressure ulcer prevention
terputusnya ujung saraf. muccous 1. Anjurkan pasien untu
b. Wound healing: Primary and longgar
Batasan Karakteristik: secondary intention. 2. Jaga kulit agar tetap k
a. Kerusakan jaringan 3. Mobilisasi pasien seta
(Misal: kornea, membrane Kriteria Hasil: 4. leskan lotion atau m
mukosa, integument, dan a. Perfusi jaringan normal daerah yang tertekan
subkutan) b. Tidak ada tanda-tanda infeksi 5. Monitor kulit adanya k
b. Kerusakan jaringan c. Ketebalan dan tekstur jaringan 6. Monitor status nutrisi
normal 7. Observasi luka
d. Menunjukan pemahaman dalam 8. Ajarkan keluarga
proses perbaikan kulit dan perawatan luka
mencegah terjadinya cedere 9. Cegah kontaminasi fes
e. Menunjukan proses 10. Lakukan tekhik pe
penyembuhan luka prinsip steril
11. Berikan posisi yang
pada luka
12. Hindari kerutan
tidurMandikan pasien

Tabel 2.6
Diagnosa Kerusakan Integritas Jaringan

g. Defisit perawatan diri berhubungan dengan adanya rasa nyeri post op.
NO Diagnosa Tujuan dan Kriteri Hasil Intervensi

7 Defisit perawatan diri NOC NIC


berhubungan dengan adanya a. Activity tolerenrancy a. Self Care Assistence: Bathing/Hyg
rasa nyeri post op. b. mobility: physical impaired 1. Pertimbangkan budaya
c. Self care deficit hygiene mempromosikan perawatan dir
Batasan Karakterisik: d. Sensory perception: auditory 2. Tempat handuk, deodorant da
a. Ketidakmampuan dalam disturbed. mandi ditaruh disamping temp
mengakses kamar mandi Kriteria hasil kamar mandi.
b. Ketidakmampuan a. Perawatan diri ostomi: 3. Pertimbangkan usia pas
mengeringkan tubuh tindakan pribadi dalam memromisan perawatan diri
c. Ketidakmampuan dalam mempertahan ostomi untuk 4. Menyediakan lngkungan yan
merasakan bagian tubuh eliminasi dengan memastikan hangat,
d. Ketidakmampuan dalam b. Perawatan diri: aktivitas personal
merasakan hubungan perawatan fisik dan pribadi 5. Memfasilitasi alat untuk menyi
spasial secara mandiri 6. Memfasilitasi alat yang dibut
e. Ketidakmampuan dalam c. Peawatan diri mandi: mampu mandi
menjangkau sumber air untuk membersihkan diri 7. Memfasilitasi pemeliharaan rut
f. Ketidakampuan dalam sendiri secara mandiri pasien tidur, isyarat sebelum tid
mengatur air mandi d. Perawatan diri hygiene 8. Memberikan bantuan sam
g. Ketidkmampuan dalam e. Perawatan diri oral hygiene sepenuhnya dapat men
membasuh tubuh f. kebersihan. perawatan diri.

Tabel 2.7
Diagnosa Defisit Perawatan Diri

h. Ansietas berhubungan dengan ketidaktahuan pasien terhadap tindakan/penyakit.


Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Ansietas berhubungan dengan NOC NIC
ketidaktahuan pasien a. Ansiety self-control a. Anxiety Reduction
terhadap tindakan/penyakit. b. Coping. 1. Gunakan pendekatan yang menenangkan
2. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pa
Batasan karalteristik : Kriteria hasil : 3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang diras
a. Perilaku : a. Klien mampu mengidentifikasi selama prosedur
1. Penurunan dan mengungkapkan gejala 4. Temani pasien untuk memberikan ketenan
produktivitas cemas keamanan dan mengurangi rasa takut
2. Gerakan yang ireleven b. Mengidentifikasi, 5. Berikan obat untuk mengurangi kecemasan.
3. Gelisah mengungkapkan dan
4. Melihat sepintas menunjukkan teknik untuk
5. Insomnia mengontrol cemas
6. Kontak mata yang c. Vital sign dalam batas normal
buruk d. Postur tubuh, ekspresi wajah,
7. Mengekspresikan bahasa tubuh dan aktivitas
kekhawatir menunjukkan
8. Tampak waspada

b. Affektif :
1. Gelisah
2. Kesedihan yang
mendalam
3. Ketakutan
4. Perasaan tidak adekuat
5. Berfokus pada diri
sendiri
6. Peningkatan
kewaspadaan
7. Iritabilitas
8. Khawatir

c. Fisiologi :
1. Wajah tegang, tangan
tremor
2. Peningkatan keringat
3. Peningkatan
ketegangan
4. Gemetar, tremor
5. Suara bergetar

d. Simpatik
1. Anoreksia
2. Diare, mulut kering
3. Wajah merah
4. Jantung berdebar-debar
5. Peningkatan TD
Tabel 2.8
Diagnosa Ansietas

i. Risiko infeksi berhubungan dengan adanya jalan masuk kuman melalui luka insisi.

N Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi


o. Keperawatan Hasil
9 Risiko infeksi NOC NIC
berhubungan a. Imune status a. Infection control(kontrol infeksi)
dengan adanya b. Knowledge : 1. Bersihkan lingkungan setelah dipakai
jalan masuk kuman infection control pasien lain
melalui luka insisi. c. Risk control. 2. Pertahankan teknik isolasi
3. Batasi pengunjung bila perlu
Faktor-faktor Kriteria hasil : 4. Gunakan sabun antimikrobia untuk
resiko : a. Klien bebas dari cuci tangan
1. Penyakit kronis tanda dan gejala 5. Cuci tangan setiap sebelum dan
2. Diabetes infeksi sesudah tindakan keperawatan
mellitus b. Mendeskripsikan 6. Gunakan baju, sarung tangan sebagai
3. Obesitas proses penularan alat pelindung
4. Pengetahuan penyakit, faktor 7. Pertahankan lingkungan aseptik
yang tidak yang mempengaruhi selama pemasangan alat.
cukup untuk penularan serta 8. Monitor tanda dan gejala infeksi
menghindari penatalaksanaannya sistemik dan lokal
pemanjanan c. Menunjukkan 9. Monitor terhadap kerentanan infeksi
patogen kemampuan untuk 10. Batasi pengunjung
5. Pertahanan mencegah timbulnya 11. Dorong klien untuk mengonsumsi
tubuh primer infeksi antibiotic sesuai resep
yang tidak d. Jumlah leukosit 12. Ajarkan pasein dan keluarga akan
adekuat dalam batas normal tanda dan gejala infeksi
6. Ketidakadekuat e. Menunjukkan 13. Ajarkan cara menghndari infeksi
an pertahanan perilakku hidup 14. Laporkan kecurigaan infeksi.
sekunder sehat
7. Imunosepresi
(imunitas yang
didapat tidak
adekuat)
8. Penurunan
haemoglobin

Tabel 2.9
Diagnosa Risiko Infeksi

j. Risiko kekurangan cairan berhubungan dengan mual dan muntah.

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil In


10 Risiko kekurangan cairan NOC NIC
berhubungan dengan mual a. Fluid balance a. Fluid management
dan muntah. b. Hydration 1. Timbang popok atau p
Batasan Karakteristik: c. Nutritional status : food and 2. Pertahankan catatan in
a. Perubahan status mental fluid intake 3. Monitor status hidras
b. Penurunan tekanan darah nadi adekuat, tekanan
c. Penurunan tekanan nadi Kriteria hasil : 4. Monitor vital sign
d. Penurunan volume nadi a. Mempertahankan urine output 5. Monitor masukan m
e. Penurunan turgor kulit sesuai dengan usia dan BB, BJ kalori harian
f. Penurunan turgor lidah urine normal, HT normal 6. Kolaborasi cairan IV
g. Penurunan haluaran urin b. Tekanan darah, nadi, suhu tubuh 7. Monitor status nutrisi
h. Penurunan pengisian vena dalam batas normal 8. Berikan cairan IV pad
i. Membran mukosa kering c. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, 9. Dorong masukan oral
j. Kulit kering elastisitas turgor kulit baik, 10. Berikan penggantian
k. Peningkatan hematokrit membran mukosa lembab, tidak b. Hypovolemia Managemen
ada rasa haus yang berlebihan. 1. Monitor status cairan t
2. Pelihara IV line
3. Monitor tingkat Hb da
4. Monitor tanda vital
5. Monitor respon pasien
6. Monitor berat badan

Tabel 2.10
Diagnosa Risiko Kekurangan Cairan

k. Risiko ketidakefektifan gastrointestinal berhubungan dengan adanya perforasi.


No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
11 Risiko ketidakefektifan NOC NIC
gastrointestinal berhubungan a. Circulation status a. Tube care gastrointestinal
dengan adanya perforasi. b. Electrolite and acid 1. Monitor TTV
Faktor resiko : base balance 2. Monitor cairan dan elektrolit
a. Anemia c. Fluid balance 3. Monitor bising usus
b. Usia >60 tahun d. Hidration 4. Monitor irama jantung
c. Diabetes melitus e. Tissue perfusion : 5. Catat intake dan output secara akurat
d. Jenis kelamin wanita abdominal organs 6. Kaji tanda-tanda gangguan keseimbangan cairan
e. Varises gastroesofagus. Kriteria hasil : dan elektrolit sesuai instruksi dokter
a. Jumlah, warna, 7. Monitor diare
konsistensi, dan bau b. Bledding reduction gastrointestinal
feses dalam batas 1. Pantau tanda-tanda shock
normal 2. Ukur lngkar perut
b. Tidak ada nyeri perut 3. Memantau status cairan, termasuk inpu dan output
c. Bising usus normal 4. Hindari pemberian antikoagulan
d. Tekanan systole dan 5. Memantau studi koagulan, termasuk waktu
dyastole dalam rentang protrombin
normal 6. Berikan obat (missal: vasopressin)
e. Gangguan mental, 7. Menilai status gizi pasien
orientasi pengetahuan 8. Anjurkan pada keluarga atau klien menghindari
dan kekuatan otot penggunaan obat anti inflamasi (missal: aspirin,
normal ibuprofen)
f. Na, K, Cl, Ca, Mg, dan 9. Mengkoordinasikan konseling untuk pasien dan
biknat dalam batas keluarga (pendetaa, pecandu alcohol)
normal c. Bowel irrigation
g. Tidak ada bunyi naas d. Medication administration
tambahan
h. Intake output seimbang
i. Membran mukosa
lembab

Tabel 2.11
Risiko Ketidakefektifan Gastrointestnal

3.5 EVALUASI
Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana perawatan dapat
dicapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan.
(Tarwoto & Wartonah, 2011).
Untuk menentukan masalah teratasi, teratasi sebagian, tidak teratasi atau muncul
masalah baru adalah dengan cara membandingkan antara SOAP dengan tujuan, kriteria hasil
yang telah di tetapkan. Format evaluasi mengguanakan :
S : subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat dari klien setelah
tindakan diperbaiki
O : objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan, penilaian, pengukuran,
yang dilakukan oleh perawat setelah dilakukan tindakan
A : analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan objektif dengan tujuan dan
kriteria hasil, kemudian diambil kesimpulan bahwa masalah teratasi, masalah belum
teratasi, masalah teratasi sebagian, atau muncul masalah baru.
P : planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan dilakukan berdasarkan hasil
analisa, baik itu rencana diteruskan, dimodifikasi, dibatalkan ada masalah baru, selesai
(tujuan tercapai).

Intervensi Evaluasi
Resiko Infeksi Jam:
S: Pasien mengatakan tidak ada tanda infeksi
O: Menunjukan tidak ada tanda infeksi: Luka
sembuh tanpa tanda infeksi, Cairan yang keluar dari
luka tidak purulen
A: Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan
Resiko Jam:
Kekurangan S: Pasien mengatakan tidak merasa haus lagi
Cairan O: Cairan tubuh seimbang: Mempertahankan urine
output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal,
HT normal, Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam
batas normal, Tidak ada tanda-tanda dehidrasi,
elastisitas, turgor kulit, membran mukosa lembab.
A: Masalah teratasi
P: Intervensi di hentikan
Nutrisi kurang Jam:
dari kebutuhan S: Pasien mengatakan tidak merasa lapar
tubuh O: Nutrisi terpenuhi: Mempertahankan berat
badan, Toleransi terhadap diet yang dianjurkan,
Menunjukan tingkat keadekuatan tingkat energi
dan Turgor kulit baik
A: Masalah teratasi
P: Intervensi di hentikan
Nyri akut Jam:
S: Pasien mengatakan tidak nyeri lagi
O: Melaporkan berkurangnya nyeri: Melaporkan
nyeri hilang atau terkontrol dan Klien tampak
rileks, mampu tidur/istirahat
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
Sumber:

Buku DIAGNOSIS
KEPERAWATAN Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria hasil NOC, 2015

Tarwoto & Wartonah. 2011, Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan: Jakarta:
Salemba Medika.
Nurarif, Amin Huda & Hardhi Kusuma. 2015, Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC: Jogja: Mediaction Publishing.

Vous aimerez peut-être aussi