Vous êtes sur la page 1sur 5

BAB II

PEMBAHASAN

Abad Renaisan (Abad ke 15)


2.1 Latar Belakang Peradaban Renaisan
Istilah Renaissance berasal dari bahasa Perancis yang berarti kebangkitan kembali, yang lahir
kembali adalah kebudayaan Yunani dan Romawi Kuno, setelah berabad-abad dikubur oleh
masyarakat abad pertengahan dibawah pimpinan gereja.[1]Oleh sejarawan, istilah tersebut
digunakan untuk menunjukkan berbagai periode kebangkitan intelektual, khususnya yang
terjadi di Eropa. Orang yang pertama kali menggunakan istilah tersebut ialah Jules Michelet,
sejarawan Perancis terkenal. Menurutnya, Renaissance adalah periode penemuan manusia
dan dunia, bukan sekedar sebagai kebangkitan kembali yang merupakan permulaan
kebangkitan modern. Dan bila dikaitkan dengan keadaan, Renaissance adalah masa antara
zaman pertengahan dan zaman modern yang dapat dipandang sebagai masa peralihan yang
ditandai oleh terjadinya sejumlah kekacauan dalam bidang pemikiran.
Awal mula dari suatu masa baru ditandai oleh suatu usaha besar dari seorang tokoh utama
filsafat modern, yaitu Descartes (1596-1650 M) untuk memberikan kepada filsafat suatu
bangunan yang baru. Dalam bidang filsafat, zaman Reanissansekurang menghasilkan karya
penting bila dibandingkan dengan bidang seni dan sains. Namun diantara perkembangan itu,
terjadi pula perkembangan dalam bidang filsafat.
Sejak itu dan juga telah dimulai sebelumnya, yaitu sejak permulaanRenaissance,
sebenarnya Individualisme dan Humanisme telah
dicanangkan.Humanisme dan Individualisme merupakan ciri Renaissance yang
penting.Humanisme adalah pandangan bahwa manusia mampu mengatur dunia dan dirinya.
Ini suatu pandangan yang tidak menyenangkan orang-orang beragama. Oleh karena itu,
zaman itu sering disebut juga sebagai zaman Humanisme, maksudnya manusia diangkat dari
abad pertengahan yang menganggap manusia kurang dihargai sebagai manusia.
Ciri utama Renaissance ialah humanisme, individualisme, lepas dari agama (tidak mau diatur
oleh agama), empirisme dan rasionalisme. Hasil dari watak itu ialah berkembangnya
pengetahuan rasional.
Filsafat berkembang bukan pada zaman Renaissance, akan tetapi filsafat berkembang pada
zaman modern. Pada zaman modern, filsafat didahului oleh zamanRenaissance. Sebenarnya,
secara esensial zaman Renaissance dalam filsafat tidak berbeda dengan zaman modern
karena cirri-ciri filsafat Renaissance ada pada filsafat modern. Tokoh pertama filsafat modern
ialah Descartes. Beliau mengungkapkan bahwasannya dalam filsafat modern, kita akan
menemukan ciri-ciri Renaissance tersebut, yaitu menghidupkan kembali rasionalisme Yunani
(Renaissance),individualisme, humanisme dan lepas dari aturan-aturan agama. Sekalipun
demikian, para ahli lebih senang menyebut Descartes sebagai tokoh rasionalisme.
Masa pakaian Renaissance Abad Pertengahan berlangsung –15 . Pada awal periode ini
pakaian untuk pria dan wanita adalah sederhana dan tidak canggih dengan panjang tunik gaya
pakaian yang terbuat dari wol dipakai oleh kedua jenis kelamin. Tunik dikenakan oleh laki-

Perkembangan Kostum Eropa Di Masa Renaisan dan Abad XVII-XVIII | 1


laki sering berikat dan dikenakan dengan jubah atau mantel over-garmen sementara
perempuan selalu mengenakan gaun panjang sampai ke lantai mirip dengan tunik pria tetapi
dengan lengan ketat.
Pria mengenakan topi atau kerudung dan wanita menikah menutupi kepala mereka dengan
kerudung linen atau dengan potongan kepala yang dikenal sebagai wimples tetapi perempuan
muda yang belum menikah mengenakan rambut panjang mereka longgar. Baik pria maupun
wanita terus memakai selang panjang dan menunjuk sepatu kulit.
Dimulai pada abad ke- ada lebih banyak variasi dan eksperimen dalam pakaian Renaissance
Abad Pertengahan. Peningkatan perdagangan internasional membawa pilihan yang lebih luas
tekstil ke Barat dan kelas baru pedagang kaya itu muncul. Banyak sejarawan melihat periode
ini sebagai awal dari fashion modern ketika pakaian dipotong dan dijahit untuk menekankan
bentuk tubuh sementara tombol dan hantaman disediakan cocok ketat. Bangsawan adalah
yang pertama untuk menantang gaya lama dan mulai memakai pakaian yang lebih pendek
akhirnya tiba di siluet doublet hip-panjang pendek dan selang ketat.

Perkembangan Kostum Eropa Di Masa Renaisan dan Abad XVII-XVIII | 2


2.2 Tata Kostum Renaisan

A. Renaisan Italia (1480-1510)


Kostum gaya Gotik tidak pernah diterima secara menyeluruh di kawasan selatan pegunungan
Alpen. Di abad ke – 15 ialah di tahun 1450, laki-laki italia memakai jubah panjang yang
menyelimuti tubuh, ialah semacam paenula. Laki-laki muda mengenakan jas tutup ketast
pada pinggang namun menampilkan bahu yang bidang. Bahu bidang ini semakin diberi aksen
dengan penampilan lengan pof yang besar menggelembung.
Melengkapi kostum ini adalah celana panjang ketat pembentuk tubuh bagian bawah bahu
bidang diperoleh dengan membeiarkan lipit-lipit dalam yang berawal dari pingang berarah
keatas. Kerung lengan besar pof dilingkari bantalan-bantalan lonjong ialah mahoitres.
Sepatu tidak lagi panjang dan lacnip. Alas kaki ini kini ramping membungkus kaki. Tutup
kepala beraneka ragam. Terdapat topi pipih bundar yang dilengkapi sindlebinde, topi
berbentuk pot bunga terbalik topi kecil pas kepala dan berbagai bentuk sorban.
Kostum perempuan renaisan di Italia abad 15 adalah pinggang tinggi, ialah garis pinggang
tepat di bawah dada. Pibngang ini hadir bersaman dengan kostum panjang penyapu lantai
yang dilengkapi ekor yang panjang pula mirip gaun Borgoundia, namum tanpa decolete
berbentuk V. Di Italia perempuan tampil berkerudung adakalanya rambut ditarik kebelakang
menjauhi dahi dan samping kepala, ditata berupa jalinan kecil-kecil, dan diikat dengan bahan
transparan. Di bagian kedua abad ke – 15 bebrapa pengaruh renaisan mulai tampak. Bahan-
bahan bermotif menggantikan bahan polos.

B. Renaisan Jerman (1510-1550)

Kostum renaisan Jerman adalah indah dan mengesankan. Kostum tersebut menampilkan
pengunan bahan, gaya, dan warna yang memukau. [pada saat bersamaan menghadirkan pula
style yang berwibawa, rancah santai (casual elegant), dan nyaman. Berbagai belahan, sayatan,
dan gelembungan masih digemari. Kostum tertutup ketat pada leher.
Kesan yang dihadirkan kostum renaisan jerman, terutama kostum laki-laki, adalah lebar.
Jenis kostum yang dapat menghadirkan kesan ini adalah semacam jubah pendek longar
seletutu berlengan pendek ialah chamrre senantiasa diberi lapisan dalam (voering) bulu
hewan dan dikenakan dengan santai membiarkan lipit-lipit lebar jatuh lepas.
Penampilan laki-laki renaisan jerman adalah praktis dan terkensan gesit. Lelaki tersebut
mengenakan celana lebar selutut. Celana ini nyaris tidak terlihat karena tertutupi semacam
pourpoint, ialah baju luar terbuat dari bahan berat yang agak ketat pada pinggang dan
berlengan lebar. Dari pinggang baju ini melebar berpola lingkar (klok) penampilan tersebut
diatas dilengkapi dengan penggunaan chmarre. Chmarre ini dikenakan terbuka senhingga
terkesan gesit. Sepasang kaus kaki menutupi kaki hingga ke paha. Alas kaki adalah sepatu
lebar tanpa hak, dikenal sebagai “moncong lembu” (koeienmuilen) tutup kepala adalah baret
gepeng lebar. Janggut dipelihara melingkar, ialah dari telinga ke telinga.

Perkembangan Kostum Eropa Di Masa Renaisan dan Abad XVII-XVIII | 3


Kostum perempuan renaisan jerman adalah suatu gaun panjang menyapu lantai. Gaun ini
terbuka di depan sehingga mengungkapan baju dalam yang halus dan mewah. Kerung leher
adalah dalam dan persegi memperlihatkan kemeja dalam halus dan mewah berlipit-lipit.
Lengan gaun adalah panjang dan lebar (manches flottantes) tutup kepala yang melengkapi
penampilan peremouan renaisan jerman adalah suatu kap linen kaku kecil. Acap kali kap ini
dipadukan dengan kerudung berwearna gelap yang disematkan pada bagian belakangnya.

C. Renaisan Spanyol (1550-1600)


Kostum renaisan Spanyol sangat menonjolkan bentuk-bentuk geometris. Tubuh manusia
dibalut dengan bentuk bola, tabung, lingkaran, dan lain-lain. Kostum Spanyol menghadirkan
tubuh manusia sebagai sebuah boneka kaku yang di hias dan di semarakkan dengan berbagai
ornamen dan dekorasi hasil tinggi teknik jahit.
Sekitar 1550-1579 lelaki renaisan Spanyol mengenakan celana pof yang lebar pendek. Celana
ini sangat menggelembung dengan bantuan berbagai bahan bervolume seperti rambut kuda,
kapas, dan bahan sejenisnya. Celana pof ini semakin besar menggelembung. Sebagai
pelengkap dikenakan jubah pendek berbentuk cape.
Kaos kaki yang menutupi kaki hingga ke paha dari periode renaisan Jerman tetap dipakai.
Namun alas kaki ini berujung runcing. Dan hingga kini baret tersebut tidak lagi gepeng tetapi
agak menggelembung.
Kostum perempuan renaisan Spanyol periode 1550-1579 tampil ramping pada pinggang
untuk ini digunakan sejenis corsage yang meruncing pada bagian perut. Lengan pada kostum
panjang dan sempit pada bagian manset. Pada lubang kerung atas dilingkarkan gulung-
gulungan bantanl ialah mahoitres.
Sebagai pelengkap dikenakan chamarre pendek. Adakalanya juga sebuah cape bahu yang
dikenal sebagai collet.

D. Abad XVII dan XVIII


1. Latar belakang Abad XVII dan XVIII
Latar belakang Abad XVII dan XVIII dan ke -18 menampilkan beberapa periode yang
mengungkapkan gaya-gaya yang khas. Periode ini adalah Barok (1620)-(1715), Regence
(1715)-(1730),Rokoko (1730)- (1770), dan Louis xvi (1770)- (1795).
2. Tata Kostum abad XVII dan XVIII
Di awal abad ke-17 Negeri Belanda adalah kawasan yang berprestasi dalam kegiatan
niaganya.
A. Barok
Di masa barok gaun tidak lagi di kenakan di atas suatu kerangka. Kini beberapa rok di
kenakan sekaligus berlapis-lapis untuk memperoleh lingkar tubuh yang di kehendaki. Kerah
di periode Barok adalah rebah dan terbuat dari renda atau brokat dan dikanji kaku. Lengan

Perkembangan Kostum Eropa Di Masa Renaisan dan Abad XVII-XVIII | 4


periode barok adalah besar dengan manset-manset brokat lebar yang ditekuk kembalidiikat
dengan pita pada siku-siku lengan. Sementara untuk kostum laki-laki terdiri dari sebuah
celana panjang,agak komprang pada bagian pinggul namun berangsur-angsur licin dan
ramping ke bawah.
B. Regence
Gaun dimasa regence adalah berbentuk corong. Gaun ini agak ketat di bagian pundak dan
semakin longgar dan lebar ke bawah, contouche. Contouche dikenakan seperti kaftan, ialah
dari bagian tengah pundak ke bawah, dihias dengan lipit hadap panjang (plis watteau).
C. Rokoko
Pakaian perempuan rokoko memiliki kerung leher persegi. Gaun terdiri dari suatu rok dalam
jupe dan gaun luar yang terbuka. Lengan tiga perempat yang ketat di lengkapi dengan
kerutan-kerutan renda.
Pakaian laki-laki mengikuti siluat pakaian perempuan. Bentuk celemek pada rompi dan jas
dilapisi dengan kanvas,rambut kuda atau kertas. Rambut pada laki-laki diikat dengan pita
pada bagian bagian belakang kepala. Wig laki-laki membiarkan dahi terbuka dan wig tersebut
sama seperti pada perempuan ditaburi bedak putih.
D. Louis XVI (1770-1795)
Gaya berpakaian perempuan dengan menampilkan paniers raksasa kini hanya diperuntukkan
pada upacara formal. Pada masa menjelang penobatan louis xvi tata rambut sedemikian
besarnya sehingga perempuan tidak sanggup lagi memikulnya. Konstruksi bangunan tata
rambut sangat rumit. Hasil karya ini juga dihias dengan pita-pita ,bulu-bulu burung, bunga-
bunga, dan kain tulle.
Pakaian laki-laki sekitar tahun-70an abad ke -18 terdiri dari justeau corps yang di lengkapi
dengan manset- manset besar dan saku-saku berklep lebar
Sekitar 1780 perempuan Paris berdandan gaya inggris, a l’anglaise. Rambut panjang
berombak dan keriting jatuh pada bahu dan ditaburi bedak abu-abu.
Kostum laki-laki dan kostum sport menunggang kuda sangat mempengaruhi gaya berpakaian
perempuan masa sekitar 1780 ini. Mereka memakai topi tinggi khas laki-laki diatas dandanan
rambut yang abu-abu. Laki-laki yang berdandan a l’anglaise di sekitar tahun 1780 adalah
sepatu boot atau laars. Kaos kaki sutera hingga lutut dan sepatu renda tidak di gemari lagi.

Perkembangan Kostum Eropa Di Masa Renaisan dan Abad XVII-XVIII | 5

Vous aimerez peut-être aussi