Vous êtes sur la page 1sur 19

ASKEP IBU NIFAS DENGAN MASALAH LAKTASI

“Bendungan ASI”

DisusunOleh :
1. Mamik Sri Hidayati (201604031)
2. Ranaldi Mulyo Sandi (201604046)

Program Studi D3 Keperawatan


STIKes BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugrah darinya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Masalah Laktasi pada Ibu Nifas” meskipun
masih banyak kekurangan didalamnya. Dalam makalah ini kami mengulas tentang
Asuhan Keperawatan ibu nifas dengan masalah laktasi.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari bahwa makalah yang kami
buat ini masih terdapat kekurangandan jauh dari kata sempurna. Kami berharap
adanya kritik, saran ataupun usulan demi memperbaiki makalah yang telah kami
buat, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah di susun ini berguna bagi diri sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran
untuk memperbaiki makalah ini jika ada waktu.

Mojokerto, 3 April 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1. LatarBelakang .......................................................................................... 1
1.2. RumusanMasalah ..................................................................................... 1
1.3. Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 3
2.1. Pengertian Nifas ....................................................................................... 3
2.2. Laktasi ...................................................................................................... 5
a. Pengertian Laktasi .................................................................................... 5
b. Fisiologi Laktasi ....................................................................................... 5
c. Masalah dalam Laktasi ............................................................................. 6
2.3. Bendungan Air Susu Ibu .......................................................................... 7
a. Pengertian ................................................................................................. 7
b. Etiologi ..................................................................................................... 7
c. Tanda dan Gejala ...................................................................................... 8
d. Pathway .................................................................................................... 9
e. Pencegahan ............................................................................................... 9
f. penatalaksanaan ...................................................................................... 10
2.4. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ............................................... 10
A. Pengkajian .............................................................................................. 10
B. Diagnosa ................................................................................................. 14
C. Intervensi .................................................................................................... 14
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 15
3.1. Kesimpulan ............................................................................................. 15
3.2. Saran ....................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16

ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang
Masa Nifas adalah masa yang dimulai setelah plasenta kluar dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula.
Biasanya berlangsung selama 6-8 minggu.

Payudara adalah organ yang sangat penting bagi wanita untuk


mempertahankan kelangsungan hidup keturunannya karenannya ASI
merupakan sumber makanan bayi yang penting terutama pada bulan –bulan
pertamanya .

Segera susui bayi maksimal setengah jam pertama setelah


persalinan. Hal ini merupakan titik awal yang penting apakah bayi nanti
akan cukup mendapatkan ASI atau tidak. Ini di dasari oleh peran hormon
pembuat ASI, antara lain hormon prolaktin. Hormon prolaktin dalam
peredaran darah ibu akan menurun setelah satu jam persalinan yang
disebabkan oleh lepasnya plasenta. Sebagai upaya untuk tetap
mempertahankan prolaktin untuk terus memproduksi ASI. Kosongnya
simpanan ASI mengakibatkan semakin besar produksinya untuk mengisi
ketika “lumbung” ASI yang kosong dan hormon prolaktin akan terus tinggi
dalam peredaran darah. Apabila bayi tidak menghisap puting susu pada
setengah jam persalinan, hormon prolaktin akan turut dan sulit merangsang
sehingga ASI baru akan keluar pada hari ketiga atau lebih.
1.2. RumusanMasalah
1. Apa pengertian nifas?
2. Apa pengertian laktasi ?
3. Bagaimana cara menanggani masalah laktasi ?
4. Apa saja Masalah Masalah laktasi?
5. Apa itu Bendungan asi?
6. Cara Mencegah Bendunngan asi?

1
1.3. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan Asuhan Kebidanan pada ibu nifas
2. Tujuan Khusus
Di harapkan mahasiswa mampu :
a. Melakukan pengkajian data subyektif dan obyektif
b. Interpretasi data dan menegakkan diagnosa
c. Menyusun rencana berbasis klien
d. Melaksanakan rencana asuhan
e. Mengevaluasi efektivitas asuhan

2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Nifas
Masa nifas (Puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta
keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
semula (sebelum hamil). Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu.
A. Tahapan masa Nifas
Tahapan masa nifas terbagi menjadi tiga tahapan yaitu :
1) Puerperium Dini
Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan
berjalan-jalan.
2) Puerperium Intermedial
Suatu masa kepulihan menyeluruh dari organ-organ reproduksi selama
kurang lebih 6-8 minggu.
3) Remote Puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dalam keadaan
sempurna terutama apabila ibu selama hamil atau waktu persalinan
mengalami komplikasi
B. Perubahan Sistem Reproduksi Pada Masa Nifas
Dalam masa nifas alat-alat genetalia interna maupun ekterna akan
berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan
alat-alat genetalia ini disebut involusi.
1) Involusi Uterus
Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana
uterus kembali ke keadaan sebelum hamil dengan berat hanya 60 gram.
2) Involusi tempat plasenta
Setelah persalinan, tempat plasenta merupakan tempat dengan
permukaan kasar, tidak rata dan kira-kira sebesar telapak tangan.
Dengan cepat luka ini mengecil, pada akhir minggu ke-2 hanya sebesar
3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm. pada permulaan nifas bekas
plasenta mengandung banyak pembuluh darah besar yang tersumbat
oleh thrombus, luka bekas plasenta tidak meninggalkan parut karena

3
disebabkan luka ini sembuh dengan cara dilepaskan dari dasarnya tetapi
diikuti pertumbuhan endometrium baru dibawah permukaan luka.
3) Perubahan ligament
Ligamen-ligamen dan diagfragma pelvis serta fasia yang meregang
sewaktu kehamilan dan partus, setelah jalan lahir, berangsur-angsur
menciut kembali seperti sedia kala. Tidak jarang ligamentum rotundum
menjadi kendor yang mengakibatkan letak uterus menjadi retrofleksi.
Tidak jarang pula wanita mengeluh “kandungannya turun”setelah
melahirkan karena ligamen, fasia, jaringan penunjang alat genetalia
menjadi kendor.
4) Perubahan pada Serviks
Setelah persalinan, bentuk serviks agak menyangga seperti corong
berwarna merah kehitaman. Konsistensi lunak, kadang-kadang terdapat
luka kecil. Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim
dan setelah 8 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari dan setelah 7 hari hanya
dapat dilalui 1 jari.
5) Lochea
Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai
reaksi basa atau alkalis yang dapat membuat organisme berkembang
lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada pada vagina normal.
Pengeluaran lochea dapat dibagi berdasarkan waktu dan warnanya,
diantaranya :
a) Lochea Rubra
Lochea ini muncul pada hari ke-1 sampai hari ke-3 masa setelah
melahirkan. Cairan yang keluar berwarna merah kehitaman karena
berisi darah dari perobekan atau luka pada plasenta dan serabut dari
deciduas dan chorion.
b) Lochea Sangulenta
Lochea ini berwarna putih bercampur merah karena mengandung
sisa darah dan bercampur lendir. Berlangsung dari hari ke-4 sampai
hari ke-7 setelah melahirkan.

4
c) Lochea Serosa
Lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum,
leukosit dan robekan atau laserasi plasenta. Muncul pada hari ke-7
sampai hari ke-14 setelah melahirkan.
d) Lochea Alba
Lochea ini berwarna putih, mengandung leukosit, sel desidua, sel
epitel, selaput lendir serviks dan serabut jaringan yang mati. Lochea
alba bias berlangsung selama 2 minggu sampai 6 minggu setelah
melahirkan.
6) Perubahan Vulva, Vagina dan Perineum
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat
besar selama proses melahirkan bayi, dan akan kembali secara bertahap
dalam 6-8 minggu setelah melahirkan. Setelah melahirkan perenium
menjadi kendur karena sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi
yang bergerak maju. Perenium akan kembali sebagian besar tonusnya
pada hari ke-5 setelah melahirkan.
2.2. Laktasi
a. Pengertian Laktasi
laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi,
disekresi, dan pengeluaran ASI sampai proses bayi menghisap dan
menelan ASI.
b. Fisiologi Laktasi
Selama masa kehamilan, hormon estrogen dan progesterone menginduksi
perkembangan alveoli dan ductus lactiferus didalam payudara, serta
merangsang produksi kolostrum. Penurunan produksi hormon akan terjadi
dengan cepat setelah plasenta dilahirkan. Hormon hipofise anterior yaitu
prolaktin yang terjadi dihambat oleh kadar estrogen dan progesteron yang
tinggi dalam darah, kini dilepaskan. Prolaktin akan mengaktifkan sel-sel
kelenjar payudara untuk memproduksi ASI. Setelah pelepasan ASI, akan
memberikan rangsangan sentuhan pada payudara (bayi menghisap)
sehingga merangsang produksi oksitosin yang mempengaruhi sel-sel

5
mioepitelial yang mengelilingi alveoli mammae sehingga alveoli tersebut
berkontraksi dan mengeluarkan air susu yang sudah disekresikan oleh
kelenjar mammae. Pada saat bayi menghisap, ASI didalam sinus tertekan
keluar ke mulut bayi. Gerakan tersebut dinamakan let down reflect atau
pelepasan. Pelepasan akan dipacu tanpa rangsangan hisapan, tapi dapat
terjadi bila ibu mendengar bayi menangis atau sekedar memikirkan tentang
bayinya.
c. Masalah dalam Laktasi
Masalah yang sering terjadi dalam pemberian ASI antara lain :
a. Puting susu terbenam
Puting payudara terbenam (retracted nipple), sehingga tidak mungkin
bayi dapat menghisap dengan baik. Keadaan ini dapat dicegah bila ibu
melakukan kontrol teratur selama kehamilan sehingga bidan atau
dokter dapat memberi perawatan dengan cara mengurut ujung puting
susu dan sedikit menariknariknyadengan jari-jari tangan atau dengan
pompa khusus.
b. Puting Susu Lecet
Rangsangan mulut bayi terhadap puting susu dapat berakibat puting
susu lecet sehingga terasa perih. Puting susu lecet dapat dikurangi
dengan cara membersihkan puting susu dengan air hangat setiap kali
selesai menyusui. Bila terjadi lecet pada sekitar puting susu jangan
diberi sabun, salep, minyak, atau segala jenis krim. Pengobatan terbaik
untuk puting susu lecet adalah dengan membuatnya senantiasa kering
dan sebanyak mungkin membiarkan payudara terkena udara bebas.
c. Payudara Bengkak
Dalam keadaan normal payudara akan terasa kencang bila tiba saatnya
bayi minum, karena kelenjar payudara telah penuh terisi dengan ASI.
Namun apabila payudara telah kencang dan untuk beberapa waktu
tidak dihisap oleh bayi atau dipompa, maka payudara mengalami
pembengkakan yang menekan saluran ASI sehingga terasa sangat
tegang dan sakit.

6
d. Mastitis
Mastitis (radang pada payudara) adalah infeksi jaringan payudara yang
disebabkan oleh bakteri. Gejala pada mastitis adalah payudara menjadi
merah, bengkak, terkadang diikuti rasa nyeri dan panas serta suhu
tubuh yang meningkat. Mastitis terjadi pada 1-3 minggu setelah
melahirkan yang diakibatkan oleh sumbatan saluran susu yang
berlanjut. Keadaan ini disebabkan kurangnya ASI dihisap atau
dikeluarkan, dapat juga karena penggunaan bra yang ketat, serta
penegluaran ASI yang kurang baik.
2.3. Bendungan Air Susu Ibu
a. Pengertian
Bendungan ASI adalah terjadinya pembengkakan pada payudara karena
peningkatan aliran vena dan limfe sehingga menyebabkan bendungan ASI
dan rasa nyeri disertai kenaikan suhu badan.
Bendungan ASI adalah kejadian di mana pengeluaran air susu terhalang
duktus laktoferi yang menyempit karena pembesaran vena dan pembuluh
limfe
b. Etiologi
bendungan air susu ibu disebabkan oleh :
1) Pengosongan mammae yang tidak sempurna
Selama masa laktasi, terjadi peningkatan produksi ASI yang
berlebihan. Apabila bayi sudah kenyang dan selesai menyusu dan
payudara tidak dikosongkan, maka masih terdapat sisa ASI di dalam
payudara. Sisa ASI tersebut jika tidak dikeluarkan dapat menimbulkan
bendungan ASI.
2) Hisapan bayi tidak aktif
Pada masa laktasi, jika bayi tidak aktif menghisap, maka akan
menimbulkan bendungan ASI.
3) Posisi menyusui yang tidak benar
Teknik yang salah dalam menyusui dapat mengakibatkan puting susu
menjadi lecet dan menimbulkan rasa nyeri pada saat bayi menyusu.

7
Akibatnya ibu tidak mau menyusui bayinya dan terjadi bendungan
ASI.
4) Puting susu yang terbenam
Puting susu yang terbenam akan menyulitkan bayi dalam menyusu,
karena bayi tidak dapat menghisap puting dan areola.Akibatnya bayi
tidak mau menyusu dan terjadi bendungan ASI.
5) Puting susu terlalu panjang
Puting susu yang panjang menimbulkan kesulitan pada saat bayi
menyusu karena bayi tidak dapat menghisap areola dan merangsang
sinus laktiferus untuk mengeluarkan ASI. Akibatnya ASI tertahan dan
menimbulkan bendungan ASI.
c. Tanda dan Gejala
 Mammae ibu terasa panas
 Mammae bengkok dan keras
 Nyeri pada perabaan
 Suhu tubuh tidak naik
 Puting susu bisa mendatar sehingga dapat menyukarkan bayi untuk
menyusu
 Biasanya terjadi pada hari 3-5 masa nifas
 Menyerang kedua payudara

8
d. Pathway
Kadar estrogen dan progesteron menurun

sesudah bayi lahir dan plasenta kluar

Hipotalamus menghalangi kluarnya pituitary lactogenic hormone


(prolaktin) waktu hamil tidak dikeluarkan lagi

Sekresi prolaktin oleh hipofisis

Alveolus-alveolus kelenjar mammae terisi dengan ASI

Jika bayi tidak menusu dengan baik / kelenjar tidak dikosongkan sempurna

Terjadi bendungan ASI

e. Pencegahan
1. Massase Payudara untuk Pemeliharaan Payudara Perawatan payudara
adalah suatu cara yang dilakukan Untuk merawat payudara agar air
susu keluar dengan lancar.
2. Pijat Oksitosin
Pijat oksitosin adalah menjaga kebersihan dan menjaga kelancaran
aliran ASI
3. Mengubah ubah posisi menyusui
4. Menggunakan bra yang menyangga, bukan yang menekan
5. Melakukan pengosongan payudara
Pengosongan payudara perlu dilakukan agar payudara tidak terasa
penuh untuk mengurangi bendungan ASI serta memperlancar produksi
ASI. Pengosongan payudaraatau pengeluaran ASI dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu :

9
a) Pengeluaran ASI dengan tangan
b) Pengeluaran ASI dengan pompa
f. penatalaksanaan
 Jika ibu menyusui dan bayi dan bayi tidak menyusu, bantulah
memerah air susu dengan tangan dan pompa
 Jika menyusui dan bayi mampu menyusu
a. Bantu agar ibu menyusui lebih sering pada kedua payudara tiap
kali menyusui
b. Berikan penyuluhan cara menyusui yang baik
c. Mengurangi nyeri sebelum menyusui seperti memberi kompres
hangat, massase dan memeras dengan cara manual sebelum
memberi asi.
 Jika ibu tidak menyusui
a. Berikan bebat dan bra yang ketat
b. Kompres dengan air dingin pada dada untuk mengurangi bengkak
dan nyeri
c. Evaluasi 3 hari
d. Kolaborasi dengan tim farmasi untuk memberikan obat untuk
membendung sementara produksi ASI

2.4. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian
a. Identitas
Meliputi nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku bangsa,
bahasa, status perkawinan, pekerjaan, pendidikan.
b. Keluhan utama
Pada umumnya klien mengeluh payudara terasa tegang dan nyeri.
c. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan terdahulu

10
Penyakit kronis atau menular dan menurun seperti jantung,
hipertensi, DM, TBC, Hepatitis, penyakit kelamin atau abortus,
riwayat lalu tidak pernah menderita.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat pada post partum didapatkan payudaranya terasa tegang
dan nyeri karena belum ditetekan ke bayinya.
3. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah penyakit keturunan dalam keluarga seperti adanya
penyakit jantung, hipertensi, DM, keturunan bayi kembar, TBC,
hepatitis, penyakit kelamin dan abortus. Memungkinkan penyakit
tersebut ditularkan pada klien.
4. Riwayat psikososial
Pada klien nifas biasanya cemas bagaimana cara merawat bayinya,
berat badan yang semakin meningkat dan membuat harga dirinya
rendah.
d. Pola-pola fungsi kesehatan
1. Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat
Karena kurangnya pengetahuan klien tentang bendungan ASI dan
cara pencegahannya, penanganan serta perawatannya dan
kurangnya menjaga kebersihan tubuhnya akan menimbulkan
masalah dalam perawatan tubuhnya akan menimbulkan masalah
dalam perawatan dirinya.
2. Pola nutrisi dan metabolism
Pada klien nifas biasanya terjadi peningkatan nafsu makan karena
pengaruh dari keinginan menyusui bayinya.
3. Pola aktifitas
Klien dapat melakuakan aktifitas seperti biasanya, terbatas apa
aktifitas ringan, tidak membutuhkan tenaga banyak, cepat lelah,
cepat lesu. Pada klien nifas di dapatkan keterbatasan aktifitas
karena mengalami kelemahan dan nyeri.

11
4. Pola eleminasi
Pada penderita post partum sering terjadi adanya perasaan
sering/sudah kencing selama nifas yang ditimbulkan karenya
terjadinya oedema dari trigono yang menimbulkan obstruksi dari
uretra sehingga sering terjadi konstipasi karena penderita takut
untuk melakukan BAB.
5. Pola tidur dan istirahat
Pada klien nifas terjadi perubahan pada pola istirahat dan tidur
karena adanya kehadiran bayi dan nyeri epis setelah persalinan.
6. Pola hubungan peran
Peran klien dalam keuarga meliputi hubungan klien dengan
keluarga dan orang lain.
7. Pola penanggulangan stress
Biasanya klien sering melamun dan merasa cemas atas bendungan
ASInya dan cara menetek yang benar.
8. Pola sensori dan kognitif
Pola sensori klien nifas merasakan nyeri pada perineum akibat.
Luka jahitan dan nyeri perut akibat involusi uteri. Pada pola
kognitif klien nifas primipara terjadi kurang pengetahuan tentang
cara merawat bayi.
9. Pola persepsi dan konsep diri
Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan kehamilannya, lebih-
lebih menjelang persalinan dampak psikologis, klien terjadi
perubahan konsep diri antara lain body image dan ideal diri
10. Pola produksi seksual
Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan
seksual/fungsi dari seksual yang tidak adekuat karena adanya
proses persalinan dan nifas.

12
11. Pola tata nilai dan keperawatan
Biasanya saat menjelang persalinan dan sesudah persalinan klien
akan terganggu dalam hal ibadahnya karena harus bedrest totl
setelah partus sehiangga aktifitas klien dibantu oleh keluarganya.
e. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
Bagaimana bentuk kepala, kebersihan kepala, kadang-kadang
terdapat adanya closma gravidarum dan apakah ada benjolan.
2. Leher
Kadang-kadang ditemukan adanya pembesaran kelenjar gondok
karena dalam proses menelan yang salah.
3. Mata
Terkadang adanya pembengkakan pada kelopak mata, konjungtiva,
dan kadang-kadang keadaan selaput mata pucat (anemia) karena
prises persalinan yang mengalami perdarahan, sclera kuning.
4. Telinga
Biasanya bentuk telinga simetris atau tidak, bagaimana
kebersihannya adakah cairan yang keluar dari telinga.
5. Hidung
Ada polip atau tidak dan apabila pada saat ppost partum
mengalami pernafasan cuping hidung.
6. Dada
Terdapat adanya pembedaran pada payudara, adanya
hipopigmentasi aerola mamae dan papilla mamae.
7. Abdomen
Pada klien nifas, abdomen kendor kadang-kadang striac masih
terasa nyeri, fundus uteri 3 jari bawah pusat.
8. Genetalia
Pengeluaran darah campur lender, pengeluaran air ketuban, bila
terdapat pengeluaran mekonium yaitu feses yang di bentuk anak
dalam kandungan menandakan adanya kelainan letak anak.

13
9. Anus
Kadang-kadang pada klien nifas ada luka pada anus karena rupture.
10. Ekstremitas
Pemeriksaan oedema untuk melihat kelainan-kelainan karena
membesarnya uterus, kerenapenyakit jantung/ginjal.
11. Muskuluskeletal
Pada klien post partum biasanya tejadi keterbatasan gerak dan
aktifitas karena adanya luka episiotomy.
12. Tanda-tanda Vital
Apabila terjadi perdarahan pada post partum tekanan darah turun,
nadi cepat, pernafasan meningkat, suhu tubuh menurun.
B. Diagnosa
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan bendungan ASI
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
3. Cemas berhubungan dengan dengan kurangnya pengetahuan tentang
perawatan payudara
C. Intervensi
1. Teknik relaksasi akan sangat membantu mengurangi rasa nyeri
2. Kompres hangat akan membantu melancarkan peredaran darah pada
area nyeri
3. Porsi kecil tapi sering akan lebih memberikan banyak kesempatan bagi
pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya
4. Pendidikan kesehatan/penkes mengenai nutrisi akan mendorong pasien
untuk lebih memperhatikan pemenuhan kebutuhan nutrisinya
5. Jelaskan pada ibu tentang penyebab dan cara mengatasi bendungan
ASI.
6. Anjurkan ibu dan ajari ibu untuk melakukan perawatan payudara.
7. Ajari ibu meneteki yang benar.
8. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya lebih sering pada kedua
payudaranya secara bergantian.

14
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
ASI merupakan makanan lengkap bagi bayi baru lahir hingga usia
6 bulan. Komposisi Gizi dalam ASI Biasa (Matur) : Protein, Lemak,
Vitamin, Zat besi, Zat anti infeksi, Laktoferin, Faktor bifidus, Lisozim,
Taurin. laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI
diproduksi, disekresi, dan pengeluaran ASI sampai proses bayi menghisap
dan menelan ASI. Ada beberapa masalah yang sering terjadi dalam
pemberian ASI antara lain :
1. Puting susu terbenam
2. Puting Susu Lecet
3. Payudara Bengkak
4. Mastitis

3.2. Saran
a. Bagi mahasiswa
Di harapkan lebih meningkatkan pengetahuan tentang asuhan kebidanan
pada ibu nias sehingga dapat memberikan asuhan yang tepat
b. Bagi lahan praktek
Diharapkan pembimbing klinik dapat memberikan arahan kepada
mahasiswa dalam memberikan asuhan kebidanan dan memberikan
kesempatan untuk berlatih dalam menangani pasien
c. Bagi institusi
Di harapkan pembimbing institusi untuk membimbing mahasiswa dalam
pembuatan asuhan kebidanan yang komperhensif

15
DAFTAR PUSTAKA
Henderson,Christine,dkk.2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC
Prawirohardjo,Sarwono.2002. Asuhan Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBP-SP
Riordan Jan dan Kathleen. 2000. Menyusui dan Laktasi, Jakarta: EGC

16

Vous aimerez peut-être aussi