Vous êtes sur la page 1sur 25

BAB I

PENDAHULUAN

Kehamilan kembar atau kehamilan multipel ialah suatu kehamilan dengan dua

janin atau lebih. Kehamilan multipel dapat berupa kehamilan ganda/ gemelli (2

janin), triplet ( 3 janin ), kuadruplet ( 4 janin ), quintiplet ( 5 janin ) dan seterusnya

dengan frekuensi kejadian yang semakin jarang sesuai dengan hukum Hellin.

Kehamilan tersebut selalu menarik perhatian wanita itu sendiri, dokter dan

masyarakat pada umumnya.

Kehamilan kembar mempengaruhi ibu dan janin, di antaranya adalah

kebutuhan akan zat-zat ibu bertambah sehingga dapat menyebabkan anemia dan

defisiensi zat-zat lainnya terhadap janin, yaitu usia kehamilan bertambah singkat

dengan bertambahnya jumlah janin pada kehamilan kembar: 25% pada kehamilan

gemelli, 50% pada triplet, 75% pada quadruplet, yang akan lahir 4 minggu sebelum

cukup bulan. Jadi kemungkinan terjadinya bayi prematur juga akan tinggi. Persalinan

dengan kehamilan kembar memiliki resiko lebih tinggi dari pada persalinan dengan

janin satu atau tunggal. Semakin banyak jumlah janin yang dikandung ibu, semakin

tinggi resiko yang akan ditanggung ibu.1

Insiden dari kehamilan multiple telah meningkat dengan pasti selama lebih

dari 30 tahun. Alasan untuk hal ini adalah kemajuan dalam bidang obat-obatan

reproduksi serta sejumlah besar ibu hamil berusia lanjut yang memiliki insiden

kehamilan multiple yang lebih tinggi. Morbiditas dan mortalitas mengalami

peningkatan yang nyata pada kehamilan dengan janin ganda, oleh karena itu

1
mempertimbangkan kehamilan ganda sebagai kehamilan dengan komplikasi

bukanlah hal yang berlebihan. Berat badan lahir rendah dan prematuritas adalah

penyebab utama dari tingginya morbiditas dan mortalitas prenatal pada kehamilan

kembar. Untuk alasan tersebut, kehamilan kembar dianggap sebagai kehamilan yang

beresiko tinggi.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. KEHAMILAN KEMBAR

1.1.1. Definisi

Kehamilan kembar atau kehamilan multiple adalah suatu kehamilan

dengan dua janin atau lebih. Kehamilan multiple dapat berupa kehamilan ganda /

gemelli (2 janin), triplet (3 janin), kuadruplet (4 janin), quintuplet (5 janin) dan

seterusnya. Kehamilan multiple terjadi jika dua atau lebih ovum dilepaskan dan

dibuahi (dizigotik) atau jika satu ovum yang dibuahi membelah secara dini hingga

membentuk dua embrio (monozigotik). 2

Superfetasi adalah fertilisasi dan perkembangan ovum ketika janin telah

berada di dalam uterus, atau fertilisasi 2 buah telur tidak pada siklus yang sama.

Superfetasi masih belum dibuktikan pada manusia. Sedangkan superfekundasi

adalah fertilisasi ovum melalui inseminasi setelah ovum difertilisasi, atau

fertilisasi telur pada waktu berdekatan tapi tidak pada koitus yang sama.

Superfekundasi dapat terjadi pada manusia, karena dalam kepustakaan

diceritakan mengenai seorang ibu kulit putih yang melahirkan anak seorang kulit

putih dan seorang anak mulato pada suatu persalinan kembar.3

3
Gambar 1.Kehamilan kembar (Gemelli)

1.1.2. Epidemologi

Frekuensi kembar monozigotik relative konstan di suluruh dunia,

yaitusekitar 4 per 1000 kelahiran. Sebaliknya, frekuensi kembar dizigotik

bervariasi dalam setiap ras di suatu negara dan dipengaruhi oleh usia ibu

(meningkat dari 3 per 1000 kelahiran pada ibu berusia di atas 20 tahun hingga 14

per 1000 kelahiran pada ibu berusia 35 – 40 tahun) serta paritas. Di Indonesia,

terdapat satu kasus kembar siam untuk setiap 200.000 kelahiran 1,4.

a. Ras

Angka kelahiran kembar mendekati 1 dari 90 kehamilan di AmerikaUtara.

Insiden lebih tinggi terjadi di Afrika yaitu 1 dari 20 kelahiran. Di Asia gemelli

jarang terjadi. Di Jepang misalnya 1 per 155 kelahiran 6.

b. Hereditas

Wanita kembar non-identik memberikan kemungkinan bayi kembar 1 dari 60

kelahiran. Sebaliknya seorang ayah yang kembar non-identik memiliki

kemungkinan bayi kembar hanya 1 dari 125 kelahiran 5.

4
c. Usia maternal dan riwayat kehamilan

Wanita berusia 35 – 40 tahun dengan empat anak atau lebih, memiliki

kemungkinan melahirkan anak kembar tiga kali lipat dibanding wanita berusia

20 tahun 4.

d. Tinggi dan berat badan ibu

Kembar non-identik lebih sering terjadi pada wanita bertubuh besar dan tinggi

dibandingkan pada wanita yang bertubuh kecil. Hal ini mungkin lebih terkait

dengan status gizi daripada ukuran tubuh itu sendiri 7

e. Obat-obat penyubur dan kemajuan teknologi

Kehamilan multipel lebih sering terjadi pada wanita yang mengkonsumsi

obat-obat fertilitas selama menjalani induksi ovulasi. Konsumsi clomiphene

citrate memiliki kemungkinan melahirkan anak kembar 5 – 12% dan kurang

dari 1%memperoleh kehamilan triplet atau lebih. Hampir 20% kehamilan

akibat konsumsi gonadotropin merupakan kehamilan kembar ganda dan

sekitar 5% merupakan kembar triplet atau lebih. Risiko kehamilan kembar

juga meningkat pada proses transfer embrio dan superovulasi.7

1.1.3. Fisiologi

Kehamilan kembar atau gemelli memiliki fisiologi sebagai berikut: 6

a. Berat badan satu janin kehamilan kembar rata-rata 1000 gr lebih ringan dari

janin tunggal.

5
b. Berat badan bayi baru lahir biasanya pada kembar dua di bawah 2500 gr,

triplet di bawah 2000 gr, quadriplet di bawah 1500 gr, dan quintuplet dibawah

1000 gr.

c. Berat badan masing-masing janin dari kehamilan kembar tidak sama,

umumnya berselisih antara 50 sampai 1000 gram, dan karena pembagian

sirkulasi darah tidak sama, maka yang satu lebih kurang tumbuh dari yang

lainnya.

d. Pada kehamilan ganda monozigotik

 Pembuluh darah janin yang satu beranastomosis dengan janin yang lain,

karena itu setelah bayi satu lahir tali pusat harus diikat untuk menghindari

perdarahan.

 Karena itu janin yang satu dapat terganggu pertumbuhannya dan menjadi

monstrum, seperti akardiakus, dan kelainan lainnya.

 Dapat terjadi sindroma transfusi fetal, pada janin yang mendapat darah

lebih banyak terjadi hidramnion, polistemia, edema dan pertumbuhan yang

baik. Sedangkan janin kedua terlihat kecil, anemis, dehidrasi, oligohidrami

dan mikrokardia, karena kurang mendapat darah.

e. Pada kehamilan kembar dizigotik

 Dapat terjadi satu janin meninggal dan yang satu tumbuh sampai cukup

bulan.

6
 Janin yang mati bisa diresorbsi (kalau pada kehamilan muda), atau pada

kehamilan yang agak tua, janin jadi pipih yang disebut fetus papyraseus

atau kompresus.

1.1.4. Etiologi

Bangsa, hereditas, umur, dan paritas hanya mempunyai pengaruh terhadap

kehamilan kembar yang berasal dari 2 telur. Juga obat klomid dan hormon

gonadotropin yang dipergunakan untuk menimbulkan ovulasi dilaporkan

menyebabkan kehamilan dizigotik. Faktor-faktor tersebut dan mungkin pula

faktor lain dengan mekanisme tertentu menyebabkan matangnya 2 atau lebih

folikel de. Graaf atau terbentuknya 2 ovum atau lebih dalam satu folikel.

Kemungkinan pertama dibuktikan dengan ditemukannya 21 korpora lutea

pada kehamilan kembar. 6

Pada fertilisasi in vitro dapat pula terjadi kehamilan kembar, jika

telur yang diperoleh dapat dibuahi lebih dari satu dan jika semua embrio

yang kemudian dimasukkan ke dalam rongga rahim ibu tumbuh berkembang

lebih dari satu. Pada kembar yang berasal dari satu telur, faktor bangsa,

hereditas, umur dan paritas tidak atau sedikit sekali mempengaruhi

terjadinya kehamilan kembar itu. Diperkirakan sebabnya ialah faktor

penghambat pada masa pertumbuhan dini hasil konsepsi. 2,4.

Faktor penghambat yang mempengaruhi segmentasi sebelum blastula

terbentuk, menghasilkan kehamilan kembar dengan 2 amnion, 2 korion, dan 2

plasenta seperti pada kehamilan kembar dizigotik. Bila faktor penghambat

7
terjadi setelah blastula tetapi sebelum amnion terbentuk, maka akan terjadi

kehamilan kembar dengan 2 amnion, sebelum primitive streak tampak, maka

akan terjadi kehamilan kembar dengan 1 amnion. Setelah primitive streak

terbentuk, maka akan terjadi kembar dalam berbagai bentuk.4

1.1.5. Klasifikasi Kehamilan Kembar

a. Kehamilan kembar monozigotik.

Kehamilan kembar yang terjadi dari satu telur disebut kembar

monozigotik atau disebut juga identik, homolog, atau uniovuler. Jenis

kehamilan kedua anak sama, rupanya sama atau bayangan cermin;

mata, kuping, gigi, rambut, kulit dan ukuran antropologik sama. Sidik

jari dan telapak sama, atau terbalik satu terhadap lainnya. Satu bayi

kembar mungkin kidal dan yang lainnya biasa karena lokasi daerah

motorik di korteks serebri pada kedua bayi berlawanan. Kira-kira satu

per tiga kehamilan kembar monozigotik mempunyai 2 amnion, 2 korion,

dan 2 plasenta. Kadang-kadang 2 plasenta tersebut menjadi satu.

Keadaan ini tidak dapat dibedakan dengan kembar dizigotik. Dua

pertiga mempunyai 1 plasenta, I korion, dan 2 amnion. Pada

kehamilan monoamniotik, kematian bayi sangat tinggi karena lilitan

tali pusat 6.

8
Gambar 2.Pembuahan monozigot dan dizigot

b. Kehamilan kembar dizigotik.

Kira-kira dua pertiga kehamilan kembar dizigotik yang berasal dari

2 telur; disebut juga heterolog, binovuler, atau fratenal. Jenis kelamin

sama atau berbeda, berbeda seperti anak-anak lain dalam keluarga.

Kembar dizigotik mempunyai 2 plasenta 2 korion dan 2 amnion.

Kadang-kadang 2 plasenta menjadi satu. 5

9
Gambar 3. Korion dan amnion pada gemelli

c. Conjoined twin, Superfekundasi dan Superfetasi

Conjoined twins atau kembar Siam adalah kembar dimana janin melekat

satu dengan yang lainnya. Misalnya torakofagus (dada dengan dada),

abdomenofagus (perlekatan kedua abdomen), kraniofagus (kedua kepala).

Superfekundasi adalah pembuahan dua telur yang dikeluarkan pada ovulasi

yang sama pada 2 koitus yang dilakukan dengan jarak waktu pendek.

Kehamilan demikian ini sukar dibedakan dengan kehamilan kembar

dizigotik. Pada tahun 1910 oleh Archer dilaporkan bahwa seorang wanita

kulit putih yang melakukan koitus berturut-turut dengan seorang kulit

putih dan kemudian dengan seorang Negro melahirkan bayi kembar

dengan satu bayi berwarna putih dan yang lainnya berupa mullato.

Superfetasi adalah kehamilan kedua yang terjadi beberapa minggu atau

beberapa bulan setelah kehamilan pertama terjadi. Keadaan ini pada manusia

belum pernah dibuktikan, akan tetapi dapat ditemukan pada kuda. 5,6

1.1.6. Diagnosis

1.1.6.1. Gejala dan tanda

Hidramnion banyak ditemukan pada kehamilan ganda,

sehingga adanya hidramnion harus menimbulkan kewaspadaan.

Gangguan yang biasanya muncul pada kehamilan akan meningkat

pada kehamilan kembar. Efek kehamilan kembar, yaitu: tekanan pada

10
pelvis yang lebih berat dan lebih awal, nausea, sakit punggung,

varises, konstipasi, hemoroid, distensi abdominal dan kesulitan

bernafas. Aktivitas fetus lebih banyak dan persisten. Diagnosis

kehamilan kembar 75% ditemukan secara fisik. Tanda-tanda yang

harus diperhatikan pada kehamilan kembar antara lain 4,6,7 :

1. Anamnesis

 Perut lebih buncit dari semestinya sesuai dengan umur

kehamilan

 Gerakan janin lebih banyak dirasakan ibu hamil

 Uterus terasa lebih cepat membesar

 Penggunaan obat fertilitas, pernah hamil kembar atau ada

riwayat keturunan kembar

2. Inspeksi dan palpasi

 Uterus lebih besar (>4cm) dibandingkan usia kehamilannya;

 Gerakan janin terasa lebih sering

 Berat badan ibu bertambah secara signifikan, namun bukan

disebabkan oleh edema atau obesitas;

 Polihidramnion;

 Ballotement lebih dari satu fetus;

 Banyak bagian kecil yang teraba;

 Uterus terdiri dari tiga bagian besar janin.

11
3. Auskultasi

 Terdengarnya denyut jantung janin yang letaknya berjauhan

dengan perbedaan kecepatan setidaknya 10 dpm;

1.1.6.2. Laboratorium

Nilai hematokrit dan hemoglobin serta jumlah sel darah merah

menurun, berhubungan dengan peningkatan volume darah. Anemia mikrositik

hipokrom sering kali muncul pada kehamilan kembar. Pada trimester kedua,

kebutuhan fetus terhadap besi (Fe) melebihi kemampuan maternal untuk

mensuplai Fe.

Pada kehamilan kembar, chorionic gonadotropin pada urin, estriol dan

pregnanendiol meningkat. Kehamilan kembar juga dapat didiagnosis dengan

pemeriksaan peningkatan serum alfa fetoprotein ibu, meskipun pemeriksaan

ini tidak berdiri sendiri.

1.1.6.3. Ultrasonografi

Kemungkinan suatu kehamilan kembar dapat diketahui sejak usia 5

minggu, dengan melihat jumlah kantung gestasi di dalam kavum uteri.

Diagnosis definitif kehamilan kembar baru boleh ditegakkan bila terlihat lebih

dari satu mudigah yang menunjukkan aktivitas denyut jantung. Jenis

korionisitas dan amnionisitas kehamilan paling mudah diketahui pada

12
kehamilan trimester I. sampai kehamilan 10 minggu, bila terlihat 2 kantung

gestasi yang masing-masing berisi mudigah hidup, maka kehamilan tergolong

dikorionik-diamniotik (DK-DA). Bila hanya terlihat 1 kantung gestasi yang

berisi 2 mudigah hidup, maka kehamilan kembar tergolong monokorionik

(MK). Bila pada kembar MK terlihat 2 kantung amnion yang saling terpisah

dan masing-masing berisi mudigah hidup, kehamilan kembar tergolong

monokorionik-diamniotik (MK-DA); dan bila hanya terlihat 1 kantung

amnion yang berisi 2 mudigah hidup, kehamilan kembar tergolong

monokorionik monoamniotik (MK-MA).

Pada kehamilan trimester II, korionisitas kehamilan kembar dapat

diketahui dengan memeriksa jenis kelamin kedua janin, jumlah plasenta, dan

sekat pemisah kedua janin. Bila jenis kelamin berbeda atau terdapat 2 plasenta

yang letaknya terpisah, menunjukkan kehamilan kembar DK-DA; akan tetapi

bila dijumpai keadaan yang sebaliknya belum berarti kehamilan kembar MK.

Pada kehamilan DK, sekat pemisah terlihat tebal (terdiri atas 2 lapisan amnion

dan 2 lapisan korion); sedangkan pada kembar MK-DA sekat pemisah terlihat

tipis (hanya terdiri atas 2 lapisan amnion). Sekat pemisah pada MK-DA

seringkali sangat tipis sehingga sulit diidentifikasi.8

13
Gambar 4.Kembar dizigot pada kehamilan 6 minggu dilihat dengan

ultrasonografi

1.1.6.4. Diagnosis pasti

Diagnosis pasti gemelli adalah jika ditemukan: 6

 Terabanya 2 kepala, 2 bokong, dan satu/dua punggung;

 Terdengarnya dua denyut jantung yang letaknya berjauhan dengan

perbedaan kecepatan minimum 10 denyut per menit;

 Sonogram pada trimester pertama

 Roentgen foto abdomen. Namun cara ini sudah jarang dilakukan

karena adanya bahaya penyinaran

1.1.7. Manifestasi Klinik

Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga melewati

batas toleransinya dan seringkali terjadi partus prematurus. Usia kehamilan makin

pendek dengan makin banyaknya janin pada kehamilan kembar. Kira-kira 25%

14
bayi kembar, 50% bayi triplet, dan 75% bayi kuadruplet lahir 4 minggu

sebelum kehamilannya cukup-bulan. Lama kehamilan rata-rata untuk

kehamilan kembar 260 hari, triplet 246 hari dan kuadruplet 235 hari. 5,6

Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan kembar bertambah,

sehingga dapat menyebabkan anemia dan penyakit defisiensi lain. Frekuensi

hidramnion kira-kira sepuluh kali lebih besar pada kehamilan kembar

daripada kehamilan tunggal. Hidramnion menyebabkan uterus regang, sehingga

dapat menyebabkan partus prematurus, inersia uteri, atau perdarahan

postpartum. 5

Frekuensi pre-eklampsia dan eklampsia juga dilaporkan lebih sering pada

kehamilan kembar. Hal ini diterangkan dengan penjelasan bahwa keregangan

uterus yang berlebihan menyebabkan iskemia uteri. Solusio plasenta dapat

terjadi setelah bayi pertama lahir, sehingga menyebabkan salah satu faktor

kematian yang tinggi bagi janin kedua. Keluhan karena tekanan uterus yang

besar dapat terjadi, seperti sesak napas, sering kencing, edema, dan varises pada

tungkai bawah dan vulva. 5

Berhubung uterus regang secara berlebihan, ada kecenderungan terjadinya

inersia uteri. Tetapi, keadaan ini diimbangi oleh bayi yang relatif lebih kecil,

sehingga lamanya persalinan tidak banyak berbeda dari persalinan kehamilan

tunggal. 6

15
1.1.8. Penanganan persalinan

Kehamilan kembar perlu perhatian khusus. Rekomendasi untuk

penatalaksanaan intrapartum meliputi hal berikut[4t]: tersedianya tenaga

professional yang mendampingi proses persalinan, tersedia produk darah untuk

transfusi, dan tersedianya obstetrisian yang mampu mengidentifikasi bagian

janin intrauterine dan melakukan manipulasi intrauterine. Pemberian ampsilin 2

gram juga disiapkan setiap 6 jam jika terjadi persalinan premature untuk

mencegah infeksi neonatus. Alangkah lebih baik jika di rumah sakit juga

tersedia ultrasonografi. Pada saat persalinan juga memerlukan dokter anastesi

yang dapat dipanggil jika diperlukan. 6,7

1.1.8.1. Sebelum persalinan 3

 Perawatan prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar dan

mencegah komplikasi yang timbul, dan bila diagnosis telah ditegakkan

pemeriksaan ulangan harus lebih sering (1× seminggu pada kehamilan lebih

dari 32 minggu)

 Setelah kehamilan 30 minggu, koitus dan perjalanan jauh sebaiknya dihindari,

karena akan merangsang partus prematurus.

 Mengingat ada kemungkinan gestosis, dianjurkan konsumsi makanan rendah-

garam; agar tidak sesak napas, ibu dianjurkan makan dalam porsi kecil.

 Untuk mencegah anemia, ibu rutin diberi garam besi.

16
 Pemakaian korset gurita yang tidak terlalu ketat diperbolehkan, supaya terasa

lebih ringan.

 Periksa darah lengkap, Hb, dan golongan darah.3

1.1.8.2. Presentasi dan posisi

Pada kehamilan kembar, dokter harus mampu menghadapi semua

kombinasi presentasi janin. Presentasi yang paling sering adalah kepala-

kepala (45%), kepala-bokong (35%), bokong-bokong (10%), kepala-lintang

(6%) dan lain-lain (4%) 3. Hal yang perlu menjadi perhatian adalah posisi ini

selain kepala-kepala adalah tidak stabil baik sebelum maupun selama proses

persalinan.6

Jika presentasi janin adalah kepala-kepala dan tidak ada komplikasi,

dapat dilakukan partus pervaginam. Jika presentasi janin kepala-

bokong,maka janin pertama dapat partus vaginam dan janin kedua dapat

dilakukan versi luar sehingga presentasinya kepala kemudian dilakukan partus

pervaginam atau dilakukan persalinan sungsang. Apabila presentasi janin

pertama bukan kepala, kedua janin dilahirkan per abdominam. 10

1.1.8.2 Proses persalinan

Kala I diperlakukan seperti biasa jika bayi I letaknya

memanjang/membujur. Karena sebagian besar persalinan kembar adalah

17
premature, maka pemakaian sedatif perlu dibatasi. Episiotomi mediolateral

dikerjakan untuk memperpendek kala II dan mengurangi tekanan pada bayi.

Setelah bayi pertama lahir, segera dilakukan pemeriksaan luar vaginal untuk

mengetahui letak dan keadaan janin kedua. Jika letak janin memanjang,

selaput ketuban dipecahkan dan air ketuban dialirkan perlahan untuk

menghindari prolaps funikuli. Ibu dianjurkan meneran atau dilakukan tekanan

terkendali pada fundus uteri agar bagian bawah janin masuk dalam panggul.

Janin kedua turun dengan cepat sampai ke dasar panggul dan lahir spontan

karena jalan lahir telah dilalui bayi pertama. 11

Jika janin kedua dalam posisi lintang, denyut jantung janin tidak

teratur,terjadi prolaps funikuli, solusio plasenta atau persalinan spontan tidak

terjadi dalam 15 menit, maka janin perlu dilahirkan dengan tindakan obstetric

karena risiko akan meningkat dengan meningkatnya waktu. Dalam hal letak

lintang dicoba mengadakan versi luar, namun jika tidak berhasil maka segera

dilakukan versi-ekstraksi tanpa narkosis. Pada janin dengan letak memanjang

dapat dilakukan ekstraksi cunam pada letak kepala dan ekstraksi kaki pada

letak sungsang. Seksio sesaria dapat dilakukan pada kehamilan kembar atas

indikasi janin pertama letak lintang, prolaps funikuli dan plasenta previa.

Masuknya dua bagian besar dari janin ke dalam panggul sangat luas.

Kesulitan ini diatas dengan mendorong kepala atau bokong yang belum

masuk benar ke dalam rongga panggul keatas untuk memungkinkan janin

yang lain lahir lebih dulu.11

18
Kesulitan lain yang mungkin terjadi adalah interlocking. Janin pertama

dalam letak sungsang dan janin kedua dalam presentasi kepala. Setelah

bokong lahir, dagu janin pertama tersangkut pada leher janin kedua. Jika

keadaan ini tidak dapat dilepaskan, dilakukan dekapitasi atau seksio sesaria.10

Segera setelah bayi kedua lahir, ibu disuntikkan oksitosin 10 IU IM

dan tinggi fundus uteri diawasi. Jika tampak tanda-tanda plasenta lepas, maka

plasenta dilahirkan dan diberi 0,2 mg methergin. Bila perlu infus oksitosi 10

IU dalam 500cc glukosa. Kala IV diawasi secara cermat dan cukup lama agar

perdarahan post partum dapat diketahui dini dan dapat segera ditangani.3,10,11

1.1.8.3. Interval kelahiran

Interval antara lahirnya bayi pertama dan kedua biasanya 5 – 15 menit,

dengan waktu rata-rata 11 menit. Kelahiran bayi kedua yang kurang dari 5

menit setelah bayi pertama akan menimbulkan trauma persalinan. Sementara

kelahiran bayi kedua yang lebih dari 30 menit dapat menimbulkan insufisiensi

uteroplasental, karena berkurangnya volume uterus dan juga dapat terjadi

solusio plasenta sebelum bayi dilahirkan.11

1.1.9. Komplikasi

Komplikasi pada ibu dan janin pada keadaan hamil kembar lebih besar

dibandingkan dengan kehamilan tunggal. Angka kematian parinatal pada

19
kehamilan kembar cukup tinggi. Kembar monozigotik 2,5 kali lebih tinggi dari

pada angka kematian kembar dizigotik. Risiko terjadinya abortus pada salah satu

fetus atau keduanya tinggi. Pada trimester pertama kehamilan reabsorbsi satu

janin atau keduanya mungkin terjadi. Anemia sering kali ditemukan pada

kehamilan kembar karena kebutuhan nutrisi yang tinggi serta peningkatan

volume plasma yang tidak sebanding dengan peningkatan sel darah merah

mengakibatkan kadar hemoglobin menjadi turun. 10

Pada tahun 2006, angka kejadian persalinan prematur di Amerika (umur

kehamilan 37 minggu) pada kehamilan kembar sebesar 61%. Angka ini jauh

melampaui kehamilan tunggal premature yaitu sebesar 11% 11.

Frekuensi terjadinya hipertensi, preklamsia dan eklamsia meningkat pada

kehamilan kembar. Perdarahan antepartum karena permukaan plasenta yang

jelek pada kehamilan kembar sehingga plasenta mudah terlepas. Kematian yang

paling umum terjadi pada salah satu janin adalah membelitnya tali pusar. Bahaya

yang perlu diperhatikan pada kematian satu janin adalah koagulopati konsumtif

berat yang dapat mengakibatkan disseminated intravascular coaglopathy.

Berat badan lahir rendah lebih sering ditemukan pada kehamilan kembar

dari pada kehamilan tunggal. Sebanyak 59% dari kelahiran kembar memiliki

berat badan lahir rendah (< 2500 g). Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan janin

yang terbatas serta persalinan preterm. Pada kehamilan kembar juga

memungkinkan terjadi hambatan pertumbuhan intra urin. Pada kehamilan

dizigotik, perbedaan ukuran yang mencolok biasanya disebabkan oleh plasentasi

yang tidak sama. Satu tempat plasenta menerima suplai darah yang lebih baik

20
dibandingkan yang lainnya. Perbedaan ukuran juga bisa disebabkan oleh

abnormalitas umbilicius.4

Twin to twin transfusion syndrome (TTTS) adalah suatu keadaan dimana

terjadi transfusi darah intrauterin dari janin ke janin yang lain pada kehamilan

kembar. TTTS merupakan komplikasi dari kehamilan kembar monokorionik

dimana dari gambaran sonografi terlihat ditemukan polihidramnion pada satu

kantong dan oligohidramnion pada kantong yang lainnya pada suatu kehamilan

ganda monochorionik-diamniotik. TTTS merupakan akibat dari ketidak-

seimbangan yang kronis dari transfusi antar janin kembar yang terjadi melalui

anastomosis pembuluh plasenta pada kehamilan kembar monochorion. Janin

donor akan menjadi anemis, oligiri, dan mengalami pertumbuhan yang

terhambat, sedangkan janin penerima (resipien) menjadi polisitemia, poliuria,

hipervolemia, dan potensial menjadi hidropik.11

Gambar 5. Transfusi pada Twin to Twins Sindrom

21
1.1.10. Prognosis

Bahaya bagi ibu dengan kehamilan kembar lebih tinggi dari pada

kehamilan tunggal. Hal ini dikarenakan pada kehamilan kembar, ibu lebih sering

mengalami anemia, pre-eklampsia, operasi obstetric dan perdarahan postpasrtum

sehingga prognosis untuk ibu lebih jelek bila dibandingkan pada kehamilan

tunggal, dimana resiko terjadi toksemia gravidarum, hidramnion, anemia,

pertolongan obstetri operatif dan perdarahan post partum lebih tinggi. Angka

kematian perinatal tinggi terutama karena premature, prolaps tali pusat, solusio

plasenta dan tindakan obstetrik karena kelainan letak janin.7

Kematian bayi kedua lebih tinggi dari pada bayi pertama karena lebih

sering terjadi gangguan sirkulasi plasenta setelah bayi pertama lahir, lebih

banyak terjadi prolapsus funikuli, solusio plasenta, serta kelainan letak pada janin

kedua.7

BAB III

KESIMPULAN

Kehamilan kembar merupakan suatu kehamilan dimana terdapat dua atau

lebih embrio atau janin sekaligus. Kehamilan ganda terjadi, apabila dua atau lebih

ovum dilepaskan dan dibuahi atau apabila satu ovum yang dibuahi membelah secara

dini sehingga membentuk dua embrio yang sama pada stadium massa sel dalam satu

atau lebih. Jenis kehamilan ganda ada dua yaitu kembar monozigotik dan kehamilan

22
dizigotik, adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu faktor ras, keturunan,

umur dan paritas, nutrisi, dan infertilitas. Gejala yang dihadapi ibu biasanya ibu

mengalami sesak nafas, sering BAK, gerak banyak, edema dan varises, hiperemesis,

preeklamsi-eklampsia, dan hidramnion. Pada kehamilan kembar perlu diantisipasi

untuk terjadinya kelainan- kelainan pada ibu dan janin sehingga perlu pengawasan

yang lebih intensif dengan cara menganjurkan ibu melakukan pemeriksaan kehamilan

lebih sering agar bisa dideteksi secara dini perkembangan ibu dan janin serta

kelainan-kelainan yang ditimbulkan akibat kehamilan kembar.

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

1. Fletcher GE. Multiple births. 2009. Available at URL

http://emedicine.medscape.com

23
2. Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC, Westrom

KD. Kehamilan Multi Janin. Dalam: Hatono A, Suyono YJ. Pendit BU.

Obstetri Williams.Volume 1 edisi 21. Jakarta: Penerbit buku kedokteran

EGC, 2006.

3. Prof. Dr. Djamhoer M, Prof. Dr. Firman FW, Prof. Dr. Jusuf SE.

Kehamilan kembar. Dalam: Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan

Reproduksi. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran ECG.Edisi 3, 2013.

4. Liewellyn-Jones D. Kelainan presentasi janin. Dalam: Hadyanto, editor

edisi bahasa Indonesia. Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi. Edisi 6.

Hipokrates, Jakarta. 2002

5. Kliegman RM. Kehamilan multiple. Dalam: Wahab AS, editor bahasa

Indonesia. Ilmu kesehatan anak. Volume 1 edisi 15. Jakarta: Penerbit

buku kedokteran EGC, 2000.

6. Winknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T. Ilmu Kebidanan Edisi

ketiga. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2006

7. Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstetri Jilid I. Obstetri fisiologi. Jakarta:

EGC. 1998

24
8. Prof. dr. Abdul Bari S. Ultrasonografi dalam Obstetri. Dalam: Ilmu

Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Edisi keempat. Jakarta: PT Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2010.

9. PernollL. Multiple Pregnancy. Decherney AH, Pernoll ML.Current

obstetric and gynecology diagnosis and treatment.Edisi 8.United State of

America: Appletonand Lange, 1994

10. Thomas Jefferson University Hospital. Care and Managemant of

Multiple Pregnancy. Last update: 2007.

http://jeffersonhospital.org/Content.asp?PageID=P08022.

11. Cunningham FG, Normant FG, Kenneth JL, et al. Multiple Pregnancy.

Williams Obstetrics, 22nd edition.United State of America: McGraw-Hill

Companies, 2005

25

Vous aimerez peut-être aussi