Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Luka bakar dapat dialami oleh siapa saja,dan dapat terjadi dimana saja baik
dirumah,tempat kerja,bahkan dimana saja. Penyebab luka bakar bermacam-macam bisa
berupa api,cairan panas,uap panas bahkan bahan kimia,aliran listrik,dll.
Luka bakar yang terjadi akan menimbulkan kondisi kerusakan kulit selain itu juga
mempengaruhi berbagai sistem tubuh.Cidera luka bakar terutama pada luka bakar yang
dalam dan luas masih merupakan penyebab utama kematian dan disfungsi berat jangka
panjang . Karena berbagai hal tersebut maka makalah ini disusun agar mahasiswa
keperawatan mampu memberikan perawatan pada penderita luka bakar yang memerlukan
perawatan secara khusus karena luka bakar berbeda dengan luka tubuh lain (seperti luka
tusuk,tembak,sayatan,dll).Hal ini disebabkan karena pada luka bakar terdapat keadaan
seperti ditempati kuman dengan patogenesis tinggi,terdapat banyak jaringan
mati,mengeluarkan banyak air,serum dan darah ,terbuka untuk waktu yang lama (mudah
terinfeksi dan terkena trauma,memerlukan jaringan untuk menutup ,diharapkan makalah
ini dapat menambah wawasan pambaca khususnya mahasiswa keperawatan untuk
membuat asuhan keperawatan bagi penderita luka bakar.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah agar Mahasiswa Akademi
Keperawatan Dirgahayu memahami,mengerti, dan mengetahui serta mampu
menerapkan “ Asuhan Keperawatan Klien dengan luka bakar“ dalam pelaksanaan
praktek Keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Tujuan Khusus dari penulisan makalah ini adalah agar Mahasiswa Akademi
Keperawatan Dirgahayu mampu :
a. Menjelaskan anatomi dan fisiologi system integument.
b. Menyebutkan pengertian luka bakar.
c. Membedakan klasifikasi luka bakar.
BAB II
LANDASAN TEORI
seseorang. Dengan demikian, kulit pada manusia mempunyai peran yang sangat
peting selain fungsi utama yang menjalani kelangsungan hidup, juga mempunyai arti
lain yaitu : estetatika, ras, indikator, sistemik dan sarana komonikasi non verbal
antara individu satu dengan yang lainnya. Fungsi utama kulit adalah proteksi, absopsi
Anatomi kulit yang utama adalah tersusun dari tiga lapisan ; yaitu epidermis,
a. Lapisan Epidermis
Terdiri dari atas sel-sel tipis melekat satu dengan yang lain. Merupakan
Terdiri dari 2-3 lapisan sel gepeng dengan sitoplasma berbatas kasar
dan inti terdapat diantaranya, butir-butir kasar ini terdiri dari keratohyalin.
b. Lapisan Dermis
1). Lapisan papilaris tersusun dari sel fibroblast yang menghasilkan bentuk
Dermis juga tersusun oleh pembuluh darah serta limfe, serabut saraf, kelenjar
c. Jaringan Subkutan
antara lapisan kulit dan struktur internal. Fungsi utama kulit adalah proteksi,
berlangsung melalui cerah antar sel, menembus sel-sel epidermis atau melalui
zat yang tidak berguna lagi atau sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea,
asam urat. Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis.
Untuk merasakan rasa nyeri gatal, panas, dingin, rabaan dan tekanan. Pengaturan
suhu tubuh, kulit melakukan fungsi ini dengan cara mengeluarkan keringat dan
basale yang lain akan berpindah ke atas dan berubah bentuknya menjadi sel
spinosum. Makin ke atas sel menjadi gepeng dan bergramolosum. Makin lama ini
1. Fungsi proteksi adalah menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis
atau mekanis.
Gangguan fisis misalnya :
Tekanan
Gesekan
Tarikan
Gangguan kimiawi misalnya zat-zat kimia terutama yang bersifat
iritan.
Contohnya : Lisol,karbol,asam dan alkali kuat lainnya.
Gangguan bersifat panas misalnya : Radiasi,sengatan sinar ultra violet.
Gangguan infeksi luar terutama kuman/bakteri maupun jamur.
2. Fungsi Absorbsi
Fungsi absorbsi adalah kulit yang sehat dan tidak mudah menyerap air,larutan
dan benda padat,tetapi cairan yamg ,mudah menguap mudah diserap,bagitu
pula yang larut dalam lemak.Stratum korneum mampu untuk menyerap air dan
mencegah kehilangan air dan elektrolit yang berlebihan dari bagian internal
tubuh.
3. Fungsi eksresi
Fungsi Eksresi adalah mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna atau sisa
metabolism dalam tubuh berupa NaCL,Urea,asam urat dan ammonia.
4. Fungsi persepsi
Fungsi perpsepsi adalah fungsi terhadap rangsangan panas yang diperankan oleh
badan-ruffini di dermis dan subkutis.Fungsi terhadap dingin diperankan oleh badan
krause yang terletak di dermis. Badan taktil meissner terletak di papilla dermis
peran rabaan.Fungsi badan Vater paccini di epidermis berperan sebagai tekanan.
Fungsi pembentukan pigmen yang terletak dilapisan basal ini berasal dari rigi saraf
(melanosit) dan peran untuk menentukan warna kulit,ras maupun individu.
8.Fungsi keratinasi
Fungsi keratinasi yang terdapat pada epidermis dewasa yang mempunyai 3 jenis sel
utama yaitu:
Pada manusia kulit dapat pula mengekspresikan emosi karena adanya pembuluh
darah,kelenjar keringat,dan otot-otot di bawah kulit.
B. Pengertian
1. Luka bakar adalah luka yang unik yang menimbulkan kondisi kerusakan kulit
selain itu juga dapat mempengaruhi berbagai sistem tubuh.(christantie
effendi,1999)
2. Luka bakar yaitu luka yang disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu
sumber panas kepada tubuh (Brunner & Suddarth,2001)
3. Luka bakar adalah luka yang disebabkan penyebab termal
(mis,api,uap,panas,cairan panas),kimia,listrik,dan radiasi diklasiffikasikan
sesuai kedalaman jaringan yang cidera.(Lynda Juall Carpenito,2000)
4. Luka bakar adalah suatu bentuk traumatis dengan luka yang unik dan dapat
menimbulkan jaringan mati (eskar) yang menetap pada lokasi dalam jangka
waktu lama.(Rospa hetharina,2009)
5. Kesimpulan :Luka bakar adalah cedera sebagai akibat kontak langsung atau
terpapar dengan sumber-sumber panas , listrik , zat kimia , atau radiasi yang
dapat mempengaruhi berbagai sistem tubuh.
a. Luka bakar termal : Agen pencendera berupa api,air panas,dan kontak
dengan objek panas.Luka bakar api berhubungan dengan asap/cedera
inhalasi.
b. Luka bakar kimia : Terjadi dari tipe/kandungan agen pencendera (asam
kuat dan basa kuat)
c. Luka bakar listrik : terjadi dari voltase/tipe aliran yang menghasilkan
proporsi panas untuk tahanan dan mengirimkan jalan sedikit tahanan
(contoh saraf memberikan tahanan kecil dan tulang merupakan tahanan
besar ).Dasar cidera menjadi lebih berat dari cidera yang dilihat.
C. Klasifikasi luka bakar
Luka bakar dengan trauma inhalasi dapat dibagi dalam 3 kategori (meyer & salber)
yaitu: (1) trauma panas pada saluran napas ; (2) trauma kimia pada saluran napas
dan parenkim paru ; (3) keracunan kimia secara sistemik.
Pasien yang mengalami trauma panas pada saluran napas (karena luka bakar pada
wajah,termasuk bibir dan rambut hidung dan leher) mungkin menunjukkan tanda-tanda
sulit berbicara dan menelan serta mengalami dispnea,stridor karena adanya edema pada
saluran napas atas yang menyebabkan obstruksi jalan napas.jika obstruksi jalan napas
dialami pasien maka harus segera dilakukan intubasi atau trakheostomi sebelum muncul
manifestasi dari obstruksi tersebut.
Keracunan karbon monoksida seringkali dialami pasien terbakar dalam ruangan tertutup
.CO mengikat hemoglobin lebih cepat dari O2 sehingga mengakibatkan hipoksia yang
cepat pada otak .
Ukuran luka bakar (presentase cedera pada kulit ) ditentukan dengan salah satu dari dua
metoda : (a) rule of nine dan (b) diagram bagan Lund & Browder yang spesifik dengan
usia. Ukuran luka bakar ditunjukkan dengan presentasi LPTT (luas permukaan tubuh
total)
Usia klien mempengaruhi keparahan dan keberhasilan dalam perawatan luka bakar.Angka
kematian terjadi lebih tinggi jika luka bakar terjadi pada anak-anak yang berusia kurang
dari 4 tahun,terutama mereka dalam kelompok usia 0-1 tahun,dank lien yang berusia 65
tahun.
D. Etiologi
1. Termal
Penyebab yang paling sering memindahkan kekuatan dari sumber panas kepada
tubuh.
Contohnya : Api/kebakaran,lidah api,terbakar matahari,uap panas,logam yang
panas,minyak panas,
udara yang panas/ledakan bom.
2. Bahan kimia
Contohnya: Asam kuat dan basa kuat diantaranya asam hidrokllorida/alkali.
3. Radiasi
Contohnya: sinar matahari dan Radioaktif.
4. Listrik
Contohnya : Listrik bervoltase tinggi dan petir.
Setelah mengalami luka bakar maka seorang penderita akan berada dalam tiga
tingkatan/fase, yaitu :
a. Fase akut
Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Secara umum pada fase ini,
seorang penderita akan berada dalam keadaan yang bersifat relatif life thretening.
Dalam fase awal penderita akan mengalami ancaman gangguan jalan nafas
airway tidak hanya dapat terjadi segera atau beberapa saat setelah terbakar,
namun masih dapat terjadi obstruksi saluran pernafasan akibat cedera inhalasi
dalam 48-72 jam pasca trauma. Cedera inhalasi adalah penyebab kematian utama
penderita pada fase akut. Pada fase akut sering terjadi gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit akibat cedera termal yang berdampak sistemik. Masalah
pasokan O2 dan tingkat kebutuhan respirasi sel dan jaringan) yang bersifat
kerusakan atau kehilangan jaringan akibat kontak dengan sumber panas. Luka
yang terjadi menyebabkan proses inflamasi dan infeksi; masalah penutupan luka
dengan titik perhatian pada luka telanjang atau tidak berbaju epitel luas dan atau
c. Fase lanjut
Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka
dan pemulihan fungsi organ-organ fungsional. Masalah yang muncul pada fase ini
5. Manifestasi Klinis
tampak merah muda terang sampai merah dengan edema minimal dan putih
pengelupasan kulit.
lama dan tersengat arus listrik. Melibatkan semua lapisan kulit, gejala tidak
terasa nyeri, syok, (hematuria ada dalam urin) dan kemungkinan hemolisis
(destruksi sel darah merah), kemungkinan terdapat luka masuk atau keluar
fungsi kulit. Pada fase yang lebih berat dapat terjadi amputasi pada daerah
6. Patofisiologi
SKEMA PATOFISIOLOGI
7. Pemeriksaan Diagnostik
Foto rontgen dada : untuk memastikan cedera
inhalasi temuannya zat aktif permukaan (surfaktan) paru menurun
sehingga timbul atelaktasis (kolapsnya paru).
Skan paru : untuk menentukan luasnya cedera
inhalasi
EKG temuannnya iskemik miokard/disritmia
pada luka bakar listrik.
BUN dan kreatinin temuannya kerusakan fungsi ginjal.
Kadar karbon monoksida serum meningkat pada cedera inhalasi.
Bronkoskopi membantu memastikan cedera inhalasi asap.
Albumin serum dapat menurun karena
kehilangan protein pada edema cairan.
Fotografi luka bakar : memberikan catatan untuk penyembuhan
luka bakar selanjutnya
Elektrolit:
Natrium 136-145 Meningkat Kehilangan volume cairan
mEq dan gangguan pompa Na-K
Kalium 3,5-5,0 Meningkat Gangguan pompa Na-
mEq/L K,kerusakan jaringan
,hemollisis sel-sel darah.
Klorida 96-06 mEq/L Meningkat Kehilangan volume cairan
dan reabsorbsi CI dalam
urine
Analisa gas darah
PO2 800-100 Normal
mmHg
PCO2 32-45 mmHg
pH 7,34-7,45 Rendah Asidosis metabolik
karboksihemoglobin 0 Meningkat Inhalasi asap rokok dan
karbonmonoksida
Protein total 6,0-8,0 g/dL Rendah Kehilangan protein yang
keluar melalui luka.
Albumin 3,5-50g/dL Rendah Kehilangan protein melalui
luka dan membrane vaskular
karena peningkatan
permeabilitas.
8. Pemeriksaan fisik
A. Derajat 1
a) Inspeksi :
Ditemukan :
b) Palpasi :
c) Auskultasi
Temuan:
a) inspeksi
Temuannya :
b) Inspeksi
Temuannya :
c) Auskultasi
c) Auskultasi:
1. Tidak terdengar suara napas tambahan bila tidak terjadi cidera
inhalasi,dan bila terjadi maka akan terjadi gangguan jalan nafas atau
stridor/mengii (obstruksi sehubungan dengan laringospasme, oedema
laringeal); bunyi nafas: gemericik (oedema paru); stridor (oedema
laringeal); sekret jalan nafas dalam (ronkhi).
9. Penatalaksanaan
Penanganan keperawatan
a. Penanganan awal ditempat kejadian
Prioritas pertama dalam perawatan di tempat kejadian bagi seorang
korban luka bakar adalah mencegah agar orang yang menyelamatkan
korban tidak turut mengalami luka bakar. Jika diperlukan,bantuan
pemadam kebakaran dan pelayanan medis darurat harus diminta pada
kesempatan pertama luka bakar adalah mencegah agar orang yang
menyelamatkan korban tidak turut mengalami luka bakar.
2) Jauhkan korban dari sumber panas, jika penyebabnya api, jangan
biarkan korban berlari, anjurkan korban untuk berguling – guling atau
bungkus tubuh korban dengan kain basah, dan pindahkan segera korban
ke ruangan yang cukup berventilasi jika kejadian luka bakar berada
diruangan tertutup.Jika sumber luka bakarnya adalah arus listrik,sumber
listrik harus dipadamkan.
3) Buka pakaian dan perhiasan yang dikenakan korban.
Meskipun pakaian yang menempel pada luka bakar dapat dibiarkan di
tempatnya,pakaian lain dan semua barang perhiasan harus segera
dilepas untuk melakukan penelitian serta mencegah terjadinya
konstriksi sekunder akibat edema yang timbul dengan cepat.
4) Kaji kelancaran jalan nafas korban, beri bantuan pernafasan korban
dan oksigen bila diperlukan
5) Beri pendinginan dengan merendam korban dalam air bersih yang
bersuhu 200C selama 15 – 20 menit segera setelah terjadinya luka
bakar.Sesudah api dipadamkan,daerah yang terbakar dan pakaian yang
menempel pada daerah tersebut dibasahi dengan air yang sejuk untuk
mendinginkannya dan menghambat proses perjalanan luka.Setelah
proses ini dihambat,kompres dingin merupakan pertolongan pertama
yang paling tepat.Merendam luka bakar dengan sering dalam air yang
sejuk atau menggunakan kompres handuk yang dingin akan mengurangi
rasa sakit dengan segera dan membatasi edema serta kerusakan jaringan
setempat.Namun demikian,kita tidak boleh sekali-kali mengompres
luka bakar selama lebih dari beberapa menit dengan air es atau dengan
kasa yang direndam dalam air es,karena tindakan ini dapat
memperparah kerusakan jaringan dan menimbulkan hipotermia pada
pasien dengan luka bakar luas.
pernafasan
4) Kaji adanya faktor – faktor lain yang memperberat luka bakar seperti
adanya fraktur, riwayat penyakit sebelumnya (seperti diabetes,
hipertensi, gagal ginjal, dll)
5) Pasang infus (IV line), jika luka bakar >20% derajat II / III biasanya
dipasang CVP (kolaborasi dengan dokter)
6) Pasang kateter urin
7) Pasang NGT jika diperlukan
8) Beri terapi oksigen sesuai kebutuhan
9) Berikan suntikan ATS / toxoid
10) Perawatan luka :
• Cuci luka dengan cairan savlon 1% (savlon : NaCl = 1 : 100)
• Biarkan lepuh utuh (jangan dipecah kecuali terdapat pada sendi yang
mengganggu pergerakan
• Selimuti pasien dengan selimut steril
11) Pemberian obat – obatan (kolaborasi dokter)
• Antasida H2 antagonis
• Roborantia (vitamin C dan A)
• Analgetik
• antibiotik
12) Mobilisasi secara dini
13) Pengaturan posisi
Keterangan :
• Pada 8 jam I diberikan ½ dari kebutuhan cairan
• Pada 8 jam II diberikan ¼ dari kebutuhan cairan
• Pada 8 jam III diberikan sisanya
c. Penanganan luka bakar di unit perawatan intensif
Hal yang perlu diperhatikan selama pasien dirawat di unit ini meliputi :
1) Pantau keadaan pasien dan setting ventilator. Kaji apakah pasien
mengadakan perlawanan terhadap ventilator
2) Observasi tanda – tanda vital; tekanan darah, nadi, pernafasan, setiap
Kerugian :
• Balutan sering membatasi gerakan pasien
• Biaya perawatan bertambah
• Butuh waktu perawatan lebih lama
• Pasien merasa nyeri saat balutan dibuka
Urutan prosedur tindakan perawatan luka pada pasien luka bakar antara
lain :
1) Cuci / bersihkan luka dengan cairan savlon 1% dan cukur rambut
yang tumbuh pada daerah luka bakar sperti pada wajah, aksila, pubis, dll
2) Lakukan nekrotomi jaringan nekrosis
3) Lakukan escharotomy jika luka bakar melingkar (circumferential) dan
eschar menekan pembuluh darah. Eskartomi dilakukan oleh dokter
4) Bullae (lepuh) dibiarkan utuh sampai hari ke 5 post luka bakar,
kecuali jika di daerah sendi / pergerakan boleh dipecahkan dengan
1,8
1,5
1 – 1,5
Sebelum infus diberikan, luas dan dalamnya luka bakar harus ditentukan
secara teliti. Kemudian jumlah cairan infus yang akan diberikan
dihitung. Ada beberapa cara untuk menghitung kebutuhan cairan ini.
Pemberian cairan ada beberapa formula :
1) Formula Baxter hanya memakai cairan RL dengan jumlah : % luas
Penatalaksanaan syok
Kebutuhan yang sangat dibuttuhkan pasien luka bakar setelah tindakan pada
sistem pernapasan adalah pemberian cairan dan elektrolit untuk mengganti cairan
yang hilang serta mengatasi syokn irreversibel
Revisi:
Komplikasi
2. SEPSIS
Pertahanan imunologik tubuh sangat berubah akibat luka bakar.Semua
tingkat respons imun akan dipengaruhi secara merugikan.Kehilangan
iintegritas kulit di perparah lagi dengan pelepasan factor-faktor inflamasi
yang abnormal,perubahan kadar immunoglobulin,serta komplemen
serum,gangguan fungsi neutrofil,dan penurunan jumlah limfosit
(limfositopenia) .Imunosupresi membuat pasien luka bakar beresiko tinggi
untuk mengalami sepsis.
3. HIPERTERMI
Hilangnya kulit juga menyebabkan ketidakmampuan tubuh untuk
mengatur suhunya..Karena itu pasien-pasien luka bakar dapat
memperlihatkan suhu tubuh yang rendah dalam beberapa jam pasca-luka
bakar,tetapi kemudian setelah keadaan hipermetabolisme menyetel
kembali suhu inti tubuh,pasien luka bakar akan mengalami hipertermia
selama sebagian besar periode pasca luka bakar kendati tidak terinfeksi.
4. Ada 2 komplikasi gastrointestinal yang
potensial,yaitu :
Ileus paralitik (tidak adanya peristaltic usus) dan ulkus
curling.Berkurangnya peristaltis dan bising usus merupakan manifestasi
ileus paralitik yang terjadi akibat luka bakar. Distensi lambung dan nausea
dapat mengakibatkan vomitus kecuali jika segera dilakukan tindakan
7. Kontraktur
Kontraktur adalah komplikasi yang hampir selalu menyertai luka bakar
dan menimbulkan gangguan fungsi pergerakan.
BAB III
A. Pengkajian
1. Identitas
Nama :
Umur : Biasanya terjadi pada semua usia
Jenis Kelamin : laki-laki dan perempuan
Alamat :
Pekerjaan :Ibu rumah tangga,petugas PLN/instalasi
listrik,penjual makanan,koki,petugas lab,pekerja
industry,pemadam kebakaran,Team SARS,tukang
service elektronik
2. Keluhan Utama
a) Aktifitas/istirahat:
b) Sirkulasi:
Tanda (dengan cedera luka bakar lebih dari 20% APTT): hipotensi
(syok); penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas yang cedera;
vasokontriksi perifer umum dengan kehilangan nadi, kulit putih dan
dingin (syok listrik); takikardia (syok/ansietas/nyeri); disritmia (syok
listrik); pembentukan oedema jaringan (semua luka bakar).
c) Integritas ego:
d) Eliminasi:
e) Makanan/cairan:
f) Neurosensori:
g) Nyeri/kenyamanan:
h) Pernafasan:
i) Keamanan:
Tanda:
Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi Keperawatan
Diagnosa keperawatan
1. Ketidakefektifan jalan napas b/d edema mukosa dan hilangnya kerja silia
(inhalasi asap) : luka bakar seputar leher,kompresi jalan napas torak dan
dada.
Tujuan:
Klien menunjukkan bunyi napas jelas frekuensi pernapasan dalam rentang
normal,bebas dispnea/sianosis..
Tindakan Rasional
1. Kaji reflek menelan : 1. Dugaan cidera inhalasi
perhatikan pengaliran air
liur ,ketidakmampuan
menelan,serak,batuk,mengi
. 2. Penyebab,lama
2. Ambil riwayat terpajan,terjadi dalam
cidera,perhatikan adanya ruang tertutup /terbuka
kondisi pernapasan mengindikasi luka
sebelumnya,riwayat inhalasi. Tipe materi
merokok. terbakar
(kayu,plastik,wol,dsb)
menunjukkan tipe
pemajan gas toksik.
Kondisi sebelumnya dapat
meningkatkan resiko
komplikasi pernapasan.
3. Dorong batuk/ latihan 3. Meningkatkan ekspansi
napas dalam dan paru mobilisasi dan
perubahan posisi sering. drainase sekret.
4. Hisapan (bila perlu) pada 4. Membantu
perawatan eksterm mempertahankan jalan
pertahankan teknhik steril napas berssih,tetapi harus
dilakukan kewaspadaan
karena edema mukosa dan
inflamasi . Teknik steril
menurunkan risiko
infeksi.
5. Awasi 24 jam
keseimbangan 5. Perpindahan
cairan,perhatikan cairan/kelebiian
pernapasan yang di
sebabkan oleh
14. Ubah posisi pasien secara hipoksemia.
sering.
13. Nyeri dapat menurunkan
15. Berikan kesempatan pasien
usaha bernapas dan
beristirahat di antara
ventilasi
tindakan untuk
memperlancar pernapasan.
14. Untuk memaksimalkan
kenyamanan.
Diagnosa Keperawatan
2. Resiko kekurangan volume cairan b/d peningkatan kebutuhan : status
hipermetabolik,ketidakcukupan pemasukan,kehilangan perdarahan.
Tujuan :
Klien menunjukkan perbaikan keseimbangan cairan dibuktikan oleh
haluaran urine individu adekuat,tanda vital stabil,membran mukosa
lembab.
Tindakan/intervensi Rasional
1. Awasi tanda 1. Memberikan pedoman untuk
vital,cvp,perhatikan kapiler penggantian cairan dan
dan kekuatan nadi perifer. mengkaji respon
kardiovaskuler,catatan :
pengawasan infasif
diindikasikan untuk pasien
dengan LB mayor,inhalasi
asap/penyakit jantung
sebelumnya meskipun
terdapat hubungan
peningkatan risiko
infeksi,perlu berhati-hati
dalam mengawasi dan
2. Awasi haluaran urine dan merawat sisi infeksi.
berat jenis. Observasi warna 2. Secara umum,penggantian
urine dan hemates sesuai cairan harus dititrasi untuk
indikasi. meyakinkan rata-rata
haluaran urine 30-50
3. Perkirakan drainase luka mll/jjam( pada orang
dan kehilangan yang tak dewasa).
tampak. 3. Peningkatan permeabilitas
kapiler,perpindahan
protein.proses inflamsi dan
kehilangan melalui evaporasi
besar mempengaruhi volume
sirkulasi dan haluaran urine
khususnya selama 24-72 jam
pertama setelah terbakar
4. Pertahankan pencatatan
kumulatif jumlah dan tipe
4. Penggantian masif/cepat
pemasukan cairan.
dengan tipe cairan berbeda
dan fruktuasi kecepatan
pemberian memerlukan
taulasi ketat untuk mencegah
ketidakseimbangan dan
5. Timbang berat badan setiap
kelebihan cairan.
hari.
5. Penggantian berat badan
tergantung pada berat badan
Diagnosa keperawatan
3.Nyeri b/d pengobatan cedera termal/luka bakar dan imobilisasi
Tujuan :
tanpa gangguan.
7. Kekurangan tidur dapat
meningkatkan persepsi
8. Minta pasien untuk nyeri/kemampuan koping
menggunakan sebuah skala 1 menurun.
sampai 10 untuk menjelaskan
8. Untuk memfasilitasi
tingkat nyerinya.
pengkajian yang akurat
9. Bantu pasien untuk
tentang tingkat nyeri
mendapatkan posisi yang
pasien.
nyaman dan gunakan bantal
untuk menyokong daerah
9. Untuk menurunkan
yang sakit bila di perlukan.
ketegangan atau spasme ot
10. Atur periode istirahat tanpa
terganggu.
10. Tindakan ini meningkatkan
kesehatan,kesejahteraan
11. Perawatan luka bakar dengan
dan penting untuk
pemajanan pada udara
pengurangan nyeri.
terbuka
11. Gerakkan udara dapat
menyebabkan nyeri hebat
12. Tinggikan lokasi luka bakar pada pemajanan ujung
secara periodik (pada syaraf.
eksremitas) 12. Peninggian pada lokasi
luka bakar dapat
menurunkan
13. Jelaskan prosedur/berikan pembentukkan
edema,menurunkan resiko
informasi dengan tepat
kontraktur sendi.
selama perawatan luka
13. Dukungan empati dapat
membantu menghilangkan
nyeri dan meningkatkan
14. Lakukan perawatan luka dan relaksasi.Dan
Diagnosa keperawatan
4.Perubahan perfusi jaringan perifer b/d luka bakar sirkumferensial yang
menyebabkan kontriksi.
Tujuan :
Mempertahankan nadi perifer teraba dengan kualitas/kekuatan sama :
pengisian kapiler baik baik dan warna kulit normal pada area yang cidera.
Tindakan/Intervensi Rasional
1. Kaji warna,sensasi,gerakan 1. Pembentukan edema dapat
nadi perifer,dan pengisian secara cepat menekan
kapiler pada eksremitas luka pembuluh darah , sehingga
bakar melingkar . mempengaruhi sirkulasi dan
Bandingkan dengan hasil peningkatan statis
pada tungkai yang tidak vena/edema.
sakit. 2. Meningkatkan sirkulasi
2. Tinggikan eksremitas yang sistemik/aliran darah balik
sakit dengan tepat.Lepaskan vena dan dapat menurunkan
perhiasan/jam edema atau pengaruh
tangan.Hindari memplaster gangguan lain yang
Diagnosa keperawatan
5. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d kehilangan lapisan pelindung sekunder
terhadap cedera termal.
Tujuan :
Mencapai penyembuhan luka tepat waktu bebas eksudat purulen dan tidak
demam.
Tindakan/Intervensi Rasional
1. Implementasikan teknik 1. Tergantung tipe/luasnya
isolasi yang tepat sesuai luka dan (mis,pilihan
indikasi. pengobatan luka
tertutup/terbuka) Isolasi
dapat direntang dari
luka sederhana/kulit
sampai
komplit/sebaliknya
untuk menurunkan
resiko kontaminasi
2. Tekankan pentingnya teknik silang/terpajan pada
cuci tangan yang baik untuk flora bakteri multiple.
semua individu yang datang 2. Mencegah kontaminasi
dan kontak dengan pasien. silang : menurunkan
3. Cukur/ikat rambut disekitar resiko infeksi.
area yang terbakar meliputi 1
inci batas (termasuk bulu alis 3. Rambut media baik
).Cukur rambut wajah (pria) untuk pertumbuhan
dan beri shampo pada kepala bakteri,namun alis mata
tiap hari. bertindak sebagai
pelindung. Pencucian
4. Bersihkan jaringan secara teratur
nekrotik/yang lepas menurunkan keluarnya
(termasuk pecahnya lepuh) bakteri ke luka bakar.
dengan gunting dan forsep.
4. Meningkatkan
Jangan ganggu lepuh yang
penyembuhan
utuh bila kecil dari 2-3
mencegah
cm,jangan memepengaruhi
autokontaminasi lepuh
ffunggsi sendi,dan jangan
yang kecil membbantu
pajankan luka yang
melindungi kulit dan
terinfeksi.
meningkatkan
5. Periksa luka tiap kecepatan repitelisasi
hari,perhatikan/catat kecuali luka bakar
perubahan penampilan,bau, akibat kimia.
atau kuantitas drainase
5. Mengidentifikasi
6. Awasi tanda vital untuk
adanya penyembuhan
demam,peningkatan
dan memberikan deteksi
frekuensi kedalaman
Diagnosa keperawatan
6.Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
b/d peningkatan kebutuhan protein , kalori,dan vitamin akibat
penyembuhan luka dan penurunan masukan sumber terhadap
nyeri,penurunan mobilitas dan aktivitas ,kemungkinan mual dan muntah..
Tujuan:
Menunjukkan pemasukan nutrisi adekuat untuk memenuhi kebutuhan
metabolik dibuktikan oleh berat badan stabil/massa otot
terukur,keseimbangan nitrogen positif dan regenerasi jaringan.
Tindakan/intervensi Rasional
1. Auskultasi bising usus 1. Ileus sering berhubungan
perhatikan hipoaktif/tidak dengan periode pasca luka
ada bunyi. bakar tetapi biasanya dalam
36-48 jam dimana makanan
oral dapat dimulai.
2. Pertahankan jumlah kalori 2. Pedoman tetap untuk
ketat . Timbang tiap pemasukkan kalori
hari,kaji ulang persen area tepat,sesuai penyembuhan
permukaan tubuh terbuka / luka,presentase area luka
luka tiap minggu. bakar dievaluasi untuk
menghitung bentuk diiet
yang diberikan dan penilaian
yang tepat dibuat.
3. Berikan makanan kecil 3. Membantu mencegah
sedikit dan sering. distensi
4. Dorong pasien untuk gaster/ketidaknyamanan dan
memandang diet sebagai meningkatkan pemasukan.
pengobatan dan untuk 4. Kalori dan protein diperlukan
memuat pilihan untuk mempertahankan
makanan/minuman tinggi bberat badan,kebutuhan
kalori,protein. memenuhi metabbolik dan
meningkatkan penyembuhan.
Tindakan/Intervensi Rasional
1. Pertahankan posisi tubuh 1. Meningkatkan posisi
tepat dengan dukungan atau fungsional pada eksremitas
belt khususnya untuk luka dan mencegah
bakar diatas sendi. kontraktur,yang lebih
mungkin di atas sendi.
2. Perhatikan 2. Edema dapat mempengaruhi
sirkulasi,gerakan,dan sirkulasi pada eksremitas
sensasi jari secara sering. mempotensial nekrosis
jaringan/terjadinya
3. Lakukan rehabilitasi pada
kontraktur.
penerimaan.
3. Akan lebih mudah untuk
membuat partisipasi bila
pasien menyadari
kemungkinan adanya
4. Beri obat sebelum penyembuhan.
aktivitas/latihan. 4. Menurunkan kekakuan otot
atau jaringan dan tegangan
memampukkan pasien untuk
lebih aktif dan membantu
partisipasi.
Diagnosa keperawatan
9.Resiko tinggi gangguan konsep dirib/d efek luka bakar pada penampilan
,peningkatan ketergantungan pada orang lain dan gangguan gaya hidup
serta tanggung jawab peran.
Tujuan :
menyebabkan sebagian
pemendekan atau
kontraksi.Laihan setiap hari
dapat membantu mengurangi
keparahan.penekanan yang
konstan pada luka sepanjang
maturasi jaringan parut
dapat menhambat
pembentukan jaringan parut.
5. Jelaskan kebutuhan untuk 5. Pemulihan luka bakar
mempertahankan nutrisi memerlukan peningkatan
dekuat setelah pulang. masukan protein dan kalori.
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi Keperawatan Sesuai dengan Intervensi Keperawatan.
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi Keperawatan sesuai dengan Tujuan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Luka bakar adalah cedera sebagai akibat kontak langsung
atau terpapar dengan sumber-sumber panas , listrik , zat
kimia , atau radiasi yang dapat mempengaruhi berbagai
sistem tubuh.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Valerie C.2002 Scanlon dan Tina Sanders. Buku Ajar Anatomi dan
Fisiologi Edisi 3. Jakarta : EGC