Vous êtes sur la page 1sur 72

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Luka bakar dapat dialami oleh siapa saja,dan dapat terjadi dimana saja baik
dirumah,tempat kerja,bahkan dimana saja. Penyebab luka bakar bermacam-macam bisa
berupa api,cairan panas,uap panas bahkan bahan kimia,aliran listrik,dll.
Luka bakar yang terjadi akan menimbulkan kondisi kerusakan kulit selain itu juga
mempengaruhi berbagai sistem tubuh.Cidera luka bakar terutama pada luka bakar yang
dalam dan luas masih merupakan penyebab utama kematian dan disfungsi berat jangka
panjang . Karena berbagai hal tersebut maka makalah ini disusun agar mahasiswa
keperawatan mampu memberikan perawatan pada penderita luka bakar yang memerlukan
perawatan secara khusus karena luka bakar berbeda dengan luka tubuh lain (seperti luka
tusuk,tembak,sayatan,dll).Hal ini disebabkan karena pada luka bakar terdapat keadaan
seperti ditempati kuman dengan patogenesis tinggi,terdapat banyak jaringan
mati,mengeluarkan banyak air,serum dan darah ,terbuka untuk waktu yang lama (mudah
terinfeksi dan terkena trauma,memerlukan jaringan untuk menutup ,diharapkan makalah
ini dapat menambah wawasan pambaca khususnya mahasiswa keperawatan untuk
membuat asuhan keperawatan bagi penderita luka bakar.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah agar Mahasiswa Akademi
Keperawatan Dirgahayu memahami,mengerti, dan mengetahui serta mampu
menerapkan “ Asuhan Keperawatan Klien dengan luka bakar“ dalam pelaksanaan
praktek Keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Tujuan Khusus dari penulisan makalah ini adalah agar Mahasiswa Akademi
Keperawatan Dirgahayu mampu :
a. Menjelaskan anatomi dan fisiologi system integument.
b. Menyebutkan pengertian luka bakar.
c. Membedakan klasifikasi luka bakar.

ASKEP LUKA BAKAR


Page 1
2

d. Menyebutkan dan mengenal etiologi luka bakar.


e. Menjelaskan manifestasi klinis
f. Menyebutkan serta menjelaskan patofisiologi luka bakar.
g. Menyebutkan pemeriksaan diagnostic klien dengan luka bakar.
h. Melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan luka bakar.
i. Menyebutkan dan menjelaskan komplikasi dari luka bakar.
j. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan luka bakar
k. Melakukan dan menegakkan diagnosa pada klien dengan luka bakar.
l. Membuat rencana tindakan keperawatan untuk pasien dengan luka bakar.
m. Membuat tindakan yang sesuai dengan intervensi keperawatan pada klien
dengan luka bakar.
n. Melakukan evaluasi dari setiap tindakan.

ASKEP LUKA BAKAR


Page 2
3

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Anatomi dan Fisiologi

Kulit mudah dilihat di raba. Kulit menyokong penampilan dan kepribadaian

seseorang. Dengan demikian, kulit pada manusia mempunyai peran yang sangat

peting selain fungsi utama yang menjalani kelangsungan hidup, juga mempunyai arti

lain yaitu : estetatika, ras, indikator, sistemik dan sarana komonikasi non verbal

antara individu satu dengan yang lainnya. Fungsi utama kulit adalah proteksi, absopsi

ekskresi, persepsi, pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pembentukan pigmen,

pembentukan vitamin D dan karatinisasi.

Anatomi kulit yang utama adalah tersusun dari tiga lapisan ; yaitu epidermis,

dermis dan jaringan subkutan (Brunner & Suddarth, 2002).

ASKEP LUKA BAKAR


Page 3
4

a. Lapisan Epidermis

Tersusun dari keratinosit, yang tersusun atas beberapa lapisan, yaitu :

1). Stratum Corneum atau lapisan tanduk

Terdiri dari atas sel-sel tipis melekat satu dengan yang lain. Merupakan

barrier tubuh paling luar dan memiliki kemampuan mengusir organisme

patogen dan mencegah kehilangan cairan.

2). Stratum Lucidum

Terdiri dari 2-3 lapisan sel gepeng tanpa inti.

3). Stratum Granulosum

Terdiri dari 2-3 lapisan sel gepeng dengan sitoplasma berbatas kasar

dan inti terdapat diantaranya, butir-butir kasar ini terdiri dari keratohyalin.

4). Stratum Spinosum

Terdiri atas beberapa lapisan sel yang berbentuk poligonal yang

besarnya berbeda-beda karena adanya amitosis.

5). Stratum Basale

Terdiri dari atas sel-sel berbentuk kubis (kolumnar) yang tersusun

vertikal pada perbatasan dermo-epidermal berbaris seperti pagar (palisade).

b. Lapisan Dermis

Lapisan dermis dibagi menjadi dua bagian yaitu :

1). Lapisan papilaris tersusun dari sel fibroblast yang menghasilkan bentuk

kolagen merupakan komponen utama jaringan ikat.

ASKEP LUKA BAKAR


Page 4
5

2). Lapisan retikularis terdiri atas serabut-serabut penunjang seperti serabut

kolagen dan berkas serabut elastik.

Dermis juga tersusun oleh pembuluh darah serta limfe, serabut saraf, kelenjar

keringat serta sebasea dan akar rambut.

c. Jaringan Subkutan

Jaringan subkutan berupa jaringan adiposa yang memberikan bantalan

antara lapisan kulit dan struktur internal. Fungsi utama kulit adalah proteksi,

absorsi, eksresi, persepsi, pengaturan suhu tubuh, pembentukan pigmen,

pembentukan vitamin D, dan keratinisasi. Fungsi proteksi, kulit melindungi tubuh

dari segala pengaruh luar, misalnya terhadap bahan-bahan kimia, mekanis,

bakteriologis dan lingkungan sekitarnya. Fungsi absorbsi, penyerapan dapat

berlangsung melalui cerah antar sel, menembus sel-sel epidermis atau melalui

muara saluran kelenjar. Fungsi eksresi, kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-

zat yang tidak berguna lagi atau sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea,

asam urat. Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis.

Untuk merasakan rasa nyeri gatal, panas, dingin, rabaan dan tekanan. Pengaturan

suhu tubuh, kulit melakukan fungsi ini dengan cara mengeluarkan keringat dan

mengerutkan pembuluh darah kulit. Pembentukan pigmen, sel pembentuk pigmen

(melanosit) terletak di lapisan basale epidermis. Pembentukan vitamin D, dengan

bantuan sinar matahari, pro vitamin D diubah menjadi vitamin D. Fungsi

keratinisasi, keratinosit dimulai dari sel basale mengadakan pembelahan, sel

basale yang lain akan berpindah ke atas dan berubah bentuknya menjadi sel

spinosum. Makin ke atas sel menjadi gepeng dan bergramolosum. Makin lama ini

menghilang dan keratinosit ini menjadi sel tanduk yang amorf.

ASKEP LUKA BAKAR


Page 5
6

1. Fungsi proteksi adalah menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis
atau mekanis.
 Gangguan fisis misalnya :
 Tekanan
 Gesekan
 Tarikan
 Gangguan kimiawi misalnya zat-zat kimia terutama yang bersifat
iritan.
Contohnya : Lisol,karbol,asam dan alkali kuat lainnya.
 Gangguan bersifat panas misalnya : Radiasi,sengatan sinar ultra violet.
 Gangguan infeksi luar terutama kuman/bakteri maupun jamur.
2. Fungsi Absorbsi
Fungsi absorbsi adalah kulit yang sehat dan tidak mudah menyerap air,larutan
dan benda padat,tetapi cairan yamg ,mudah menguap mudah diserap,bagitu
pula yang larut dalam lemak.Stratum korneum mampu untuk menyerap air dan
mencegah kehilangan air dan elektrolit yang berlebihan dari bagian internal
tubuh.
3. Fungsi eksresi
Fungsi Eksresi adalah mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna atau sisa
metabolism dalam tubuh berupa NaCL,Urea,asam urat dan ammonia.

4. Fungsi persepsi

Fungsi perpsepsi adalah fungsi terhadap rangsangan panas yang diperankan oleh
badan-ruffini di dermis dan subkutis.Fungsi terhadap dingin diperankan oleh badan
krause yang terletak di dermis. Badan taktil meissner terletak di papilla dermis
peran rabaan.Fungsi badan Vater paccini di epidermis berperan sebagai tekanan.

5. Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)

Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) adalah peran kulit untuk


mengeluarkan keringat dan mengerutkan otot (kontrajsi otot) pembuluh darah kulit.

6. Fungsi pembentukan pigmen

ASKEP LUKA BAKAR


Page 6
7

Fungsi pembentukan pigmen yang terletak dilapisan basal ini berasal dari rigi saraf
(melanosit) dan peran untuk menentukan warna kulit,ras maupun individu.

7. Fungsi pembentukan vitamin D

Fungsi pembentukan vitamin D yang dapat mengubah 7 dihidrogrogsi kolestrol


dengan bantuan sinar matahari,kebutuhan vitamin tidak cukuo dengan sinar
matahari sehingga vitamin D dapat diperlukan dengan pemberian system, vitamin
D sistemik.

8.Fungsi keratinasi

Fungsi keratinasi yang terdapat pada epidermis dewasa yang mempunyai 3 jenis sel
utama yaitu:

 Keratinosis dimulai dari sel basah yang mengadakan pembelahan sehingga


terjadi perubahan bentuj menjadi sel spinosum makin ke atas sel menjadi
gepeng dan bergranula menjadi sel granulossum.
 Sel langerhans
 Sel melanosit.

Pada manusia kulit dapat pula mengekspresikan emosi karena adanya pembuluh
darah,kelenjar keringat,dan otot-otot di bawah kulit.

B. Pengertian
1. Luka bakar adalah luka yang unik yang menimbulkan kondisi kerusakan kulit
selain itu juga dapat mempengaruhi berbagai sistem tubuh.(christantie
effendi,1999)
2. Luka bakar yaitu luka yang disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu
sumber panas kepada tubuh (Brunner & Suddarth,2001)
3. Luka bakar adalah luka yang disebabkan penyebab termal
(mis,api,uap,panas,cairan panas),kimia,listrik,dan radiasi diklasiffikasikan
sesuai kedalaman jaringan yang cidera.(Lynda Juall Carpenito,2000)
4. Luka bakar adalah suatu bentuk traumatis dengan luka yang unik dan dapat
menimbulkan jaringan mati (eskar) yang menetap pada lokasi dalam jangka
waktu lama.(Rospa hetharina,2009)

ASKEP LUKA BAKAR


Page 7
8

5. Kesimpulan :Luka bakar adalah cedera sebagai akibat kontak langsung atau
terpapar dengan sumber-sumber panas , listrik , zat kimia , atau radiasi yang
dapat mempengaruhi berbagai sistem tubuh.
a. Luka bakar termal : Agen pencendera berupa api,air panas,dan kontak
dengan objek panas.Luka bakar api berhubungan dengan asap/cedera
inhalasi.
b. Luka bakar kimia : Terjadi dari tipe/kandungan agen pencendera (asam
kuat dan basa kuat)
c. Luka bakar listrik : terjadi dari voltase/tipe aliran yang menghasilkan
proporsi panas untuk tahanan dan mengirimkan jalan sedikit tahanan
(contoh saraf memberikan tahanan kecil dan tulang merupakan tahanan
besar ).Dasar cidera menjadi lebih berat dari cidera yang dilihat.
C. Klasifikasi luka bakar

Keparahan cidera luka bakar diklasifikasikan berdasarkan pada resiko mortilitas


dan resiko kecacatan fungsi.Faktor-faktor yang mempengaruhi keparahan cidera
termasuk sebagai berikut :

1) Kedalaman luka bakar


Kerusakan kulit akibat luka bakar sering kali digambarkan sesuai dengan
kedalaman cedera dan di golongkan dengan istilah ketebalan partial dan
ketebalan penuh,yang berhubungan dengan berbagai lapisan kulit.
Umumnya luka bakar mempunyai kedalaman yang tidak sama. Setiap area
luka bakar mempunyai tiga zona cidera.Area terdalam merupakan area
yang paling banyak mengalami kerusakan,dan zona terluar mengalami
paling sedikit kerusakan.
a) Zona koagulasi (daerah sebelah dalam luka)
Ciri : Mengalami kematian seluler
b) Zona statis (daerah bagian tengah luka)
Ciri : terjadi gangguan suplai darag,gangguan inflamasi,gangguan
kerusakan jaringan.
c) Zona hyperemia

ASKEP LUKA BAKAR


Page 8
9

Merupakan luka bakar derajat I,harus sudah sembuh dalam waktu I


minggu,khas pada cidera terbakar/tersengat arus listrik daripada
akibat cairan panas.

Luka bakar kedalaman partial (partial thickness burn) atau luka


bakar derajat I,merusak epidermi.Luka bakar akibat terjemur
matahari merupakan contoh dari tipe ini.Pada awalnya teras nyeri
dan kemudian gatal akibat stimulasi reseptor sensori.Biasanya akan
sembuh dengan spontan tanpa meninggalkan jaringan parut
2) Keparahan luka bakar
Cedera luka bakar dikategorikan kedalam 3 jenis yaitu:
1. Cedera luka bakar minor
- Luka bakar dengan LPTT < 15% pada orang dewasa dengan
usia < 40 tahun
- Luka bakar dengan LPTT < 10 % pada orang dewasa dengan
usia > 40 tahun.
- Luka bakar dengan LPTT <10% pada anak-anak dengan usia 10
tahun
- Luka bakar ketebalan penuh dengan LPTT <2%
- Resiko kosmetik atau fungsi pada wajah,mata,telinga,kaki atau
perineum.
- Keputusan perawatan : diruang UGD dan diikuti rawat
jalan,dengan observasi 48 jjam sampai resiko inffeksi menurun.
2. Cedera luka bakar sedang
- Luka bakar dengan LPTT 15 %-25% (orang dewasa) usia <40
tahun
- Luka bakar dengan LPTT 10-20 %(pada anak-anak ) usia <10
tahun
- Luka bakar ketebalan penuh dengan LPTT kurang dari 10%
Dan tidak ada resiko kosmetik atau fungsi pada
wajah,mata,telinga,,tangan,kaki,atau perineum.
Keputusan perawat : dirumah sakit dengan fasilitas dengan
pegawai yang sesuai.

ASKEP LUKA BAKAR


Page 9
10

3. Cedera luka bakar mayor


- Luka bakar dengan LPTT 25% pada orang dewasa dengan usia
< 40 tahun
- Luka bakar dengan LPTT 20 % pada orang dewasa dengan usia
> 40 tahun.
- Luka bakar dengan LPTT 20% pada anak-anak dengan usia <10
tahun atau luka bakar yang mengenai wajah,mata,telinga,tangan
kaki,dan perineum yang menyebabkan kecacatan fungsi
kosmetik. Atau cedera luka bakar karena sengatan listrik
bertegangan tinggi atau semua cedera luka bakar dengan cedera
inhalasi atau trauma mayor yang terjadi bersamaan.

3.Lokasi luka bakar

Luka bakar pada kepala,leher,dan dada seringkali mempunyai kaitan dengan


komplikasi pulmonal.Luka bakar yang mengenai wajah sering menyebabkan abrasi
kornea.Luka bakar pada telinga membuat mudah terserang kondritis auricular dan
rentan terhadap infeksi serta kehilangan jaringan lebih lanjut.

4.Agen penyebab luka bakar

Luka bakar juga dapat diklasifikasikan berdasarkan agen yang menyebabkan


terjadinya luka bakar,termasuk : termal,listrik,kimia,radiasi

Pada situasi tertentu (misalnya kebakaran rumah,ledakan mobil atau seperti


timbulnya awan panas gunung merapi ) akan mengakibatkan pasien tidak hanya
mengalami luka bakar,tetapi juga menghirup udara panas dan/atau keracunan karbon
monoksida (CO).kondisi yang demikian akan mengakibatkan pasien mengalami
gangguan pada saluran pernapasan yang dapat menjadi penyebab kegagalan
pernapasan sehingga menimbulkan kematian.

Luka bakar dengan trauma inhalasi dapat dibagi dalam 3 kategori (meyer & salber)
yaitu: (1) trauma panas pada saluran napas ; (2) trauma kimia pada saluran napas
dan parenkim paru ; (3) keracunan kimia secara sistemik.

ASKEP LUKA BAKAR


Page 10
11

Pasien yang mengalami trauma panas pada saluran napas (karena luka bakar pada
wajah,termasuk bibir dan rambut hidung dan leher) mungkin menunjukkan tanda-tanda
sulit berbicara dan menelan serta mengalami dispnea,stridor karena adanya edema pada
saluran napas atas yang menyebabkan obstruksi jalan napas.jika obstruksi jalan napas
dialami pasien maka harus segera dilakukan intubasi atau trakheostomi sebelum muncul
manifestasi dari obstruksi tersebut.

Keracunan karbon monoksida seringkali dialami pasien terbakar dalam ruangan tertutup
.CO mengikat hemoglobin lebih cepat dari O2 sehingga mengakibatkan hipoksia yang
cepat pada otak .

5.Ukuran luka bakar

Ukuran luka bakar (presentase cedera pada kulit ) ditentukan dengan salah satu dari dua
metoda : (a) rule of nine dan (b) diagram bagan Lund & Browder yang spesifik dengan
usia. Ukuran luka bakar ditunjukkan dengan presentasi LPTT (luas permukaan tubuh
total)

6.Usia korban luka bakar

Usia klien mempengaruhi keparahan dan keberhasilan dalam perawatan luka bakar.Angka
kematian terjadi lebih tinggi jika luka bakar terjadi pada anak-anak yang berusia kurang
dari 4 tahun,terutama mereka dalam kelompok usia 0-1 tahun,dank lien yang berusia 65
tahun.

D. Etiologi
1. Termal
Penyebab yang paling sering memindahkan kekuatan dari sumber panas kepada
tubuh.
Contohnya : Api/kebakaran,lidah api,terbakar matahari,uap panas,logam yang
panas,minyak panas,
udara yang panas/ledakan bom.
2. Bahan kimia
Contohnya: Asam kuat dan basa kuat diantaranya asam hidrokllorida/alkali.

ASKEP LUKA BAKAR


Page 11
12

3. Radiasi
Contohnya: sinar matahari dan Radioaktif.
4. Listrik
Contohnya : Listrik bervoltase tinggi dan petir.

Setelah mengalami luka bakar maka seorang penderita akan berada dalam tiga

tingkatan/fase, yaitu :

a. Fase akut

Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Secara umum pada fase ini,

seorang penderita akan berada dalam keadaan yang bersifat relatif life thretening.

Dalam fase awal penderita akan mengalami ancaman gangguan jalan nafas

(airway), mekanisme bernafas (breathing), dan sirkulasi (circulation). Gangguan

airway tidak hanya dapat terjadi segera atau beberapa saat setelah terbakar,

namun masih dapat terjadi obstruksi saluran pernafasan akibat cedera inhalasi

dalam 48-72 jam pasca trauma. Cedera inhalasi adalah penyebab kematian utama

penderita pada fase akut. Pada fase akut sering terjadi gangguan keseimbangan

cairan dan elektrolit akibat cedera termal yang berdampak sistemik. Masalah

sirkulasi yang berawal dengan kondisi syok (terjadinya ketidakseimbangan antara

pasokan O2 dan tingkat kebutuhan respirasi sel dan jaringan) yang bersifat

hipodinamik dapat berlanjut dengan keadaan hiperdinamik yang masih ditingkahi

dengan masalah instabilitas sirkulasi.

b. Fase sub akut

Berlangsung setelah fase syok teratasi. Masalah yang terjadi adalah

kerusakan atau kehilangan jaringan akibat kontak dengan sumber panas. Luka

yang terjadi menyebabkan proses inflamasi dan infeksi; masalah penutupan luka

ASKEP LUKA BAKAR


Page 12
13

dengan titik perhatian pada luka telanjang atau tidak berbaju epitel luas dan atau

pada struktur atau organ – organ fungsional, keadaan hipermetabolisme.

c. Fase lanjut

Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka

dan pemulihan fungsi organ-organ fungsional. Masalah yang muncul pada fase ini

adalah penyulit berupa parut yang hipertropik, keloid, gangguan pigmentasi,

deformitas dan kontraktur

5. Manifestasi Klinis

Gambaran klinis luka bakar( Brunner & Suddarth, 2002 ).

a. Derajat luka bakar

1) Derajat satu (superfisial)

Penyebab tersengat matahari dan terkena api dengan intensitas yang

rendah. Melibatkan hanya epidermis, gejala yang dirasakan kesemutan,

hiperestesia (supersensitivitas) dan nyeri mereda bila didinginkan. Luka

tampak merah muda terang sampai merah dengan edema minimal dan putih

ketika ditekan. Kesembuhan lengkap dalam waktu satu minggu disertai

pengelupasan kulit.

2) Derajat dua (partial thickness)

Penyebab tersiram air mendidih dan terbakar oleh nyala api.

Melibatkan epidermis dan bagian dermis, gejala nyeri, hiperestesia dan

ASKEP LUKA BAKAR


Page 13
14

sensitif terhadap udara dingin. Keadaan melepuh, dasar luka berbintik –

bintik merah, epidermis retak, permukaan basah dan edema. Kesembuhan

dalam waktu 2 hingga 3 minggu disertai pembentukan jaringan parut dan

bila ada infeksi dapat berubah menjadi derajat tiga.

3) Derajat tiga (full thickness)

Penyebab terbakar nyala api, terkena cairan mendidih dalam waktu

lama dan tersengat arus listrik. Melibatkan semua lapisan kulit, gejala tidak

terasa nyeri, syok, (hematuria ada dalam urin) dan kemungkinan hemolisis

(destruksi sel darah merah), kemungkinan terdapat luka masuk atau keluar

(pada luka bakar listrik). Kesembuhan dengan pembentukan eskar,

diperlukan pencangkokan, pembentukan parut dan hilangnya kontour serta

fungsi kulit. Pada fase yang lebih berat dapat terjadi amputasi pada daerah

jari atau ekstremitas.

6. Patofisiologi

ASKEP LUKA BAKAR


Page 14
15

Bahan kimia,Termis,Listrik/petir merupakan agen penyebab luka bakar yang


secara tidak langsung mempengaruhi factor biologis dan psikologis,Pada factor
psikologis maslah keperawatan yang timbul yaitu gangguan konsep diri,kurangnya
pengetahuan,dan ansietas.Sedangkan masalah Biologis yang timbul yaitu yang
pertama pada area wajah,luka bakar pada area wajah menyebabkan kerusakan
membrane mukosa sehingga menyebabkan pembengkakan/edema pada laring yang
mengakibatkan obstruksi jalan napas yang kemudian disusul oleh gagal napas dan
menimbulkan masalah keperawatan : Jalan napas tidak efektif.

Bila luka bakar terjadi diruang tertutup penderita berpotensi keracunan


karbondioksida,karbonmonoksida dan zat-zat berbahaya lainnya,karbonmonoksida
bersiffat mengikat hemoglobin lebbih cepat daripada O2 sehingga mengakibatkan
hipoksia yang cepat pada otak.

Pengaruh luka bakar biologis diantaranya yaitu kerusakan kulit,sehingga


terjadi peningkatan penguapan,yang menyebabkan peningkatan permeabilitas darah
kapiler sehingga menyebabkan perembesan cairan,H2O2,elektrolit,dan protein
melewati pori-pori kapiler dengan mudah,menyebabkan tekanan onkotik
menurun,yang kemudian menyebabkan penurunan cairan intravaskuler sehingga
terjadilah hipovolemia dan hemokonsentrasii yang menimbulkan masalah
keperawatan kekurangan volume cairan dan gangguan perfusi jaringan yang
menyebabkan gangguan sirkulasi makro yaitu kerusakan kulit yang meluas
menimbulkan masalah keperawatan : Resiiko terhadap infeksi,gangguan rasa
nyaman,gangguan aktivitas,dan kerusakan integritas kulit.

Gangguan sirkulasi makro menyebabkan 2 masalah yaitu gangguan perfusi


organ penting dan gangguan sirkulasi selular.gangguan perfusi organ penting
mempengaruhi beberapa organ yang pertama yaitu otak,gangguan sirkulasi makro
menyebabkan otak hopoxia (suplai O2 ke otak tidak mencukupi) lama-kelamaan
menyebabkan sel otak mati dan menyebabkan gagal fungsi sentral. Organ yang kedua
yang terganggu karena gangguan sirkulasi makro yaitu kardiovaskuler,gangguan
sirkulasi makro mengakibatkan kebocoran kapiler sehingga menyebabkan penurunan
curah jantung dan lama kelamaan menyebabkan gagal jantung.Organ ketiga

ASKEP LUKA BAKAR


Page 15
16

ginjal,akibat gangguan sirkulasi makro menyebabkan hypoxia pada ginjal (akibat


berkurangnya suplai O2 ke ginjal ) sehingga mengakibatkan penurunan fungsi ginjal
yang kemudian disusul oleh gagal ginjal.

Pada hepar menyebabkan pelepasan kotekelamin yang menyebabkan


peningkatan resistensi perifer (vasokontriksi) dan peningkatan denyut nadi,kemudian
menyebabkan hypoxia pada hepar disusul kemudian gagal hepar.

Pengaruh gangguan sirkulasi makro pada traktus gastrointestinal (Rangkaian


system pencernaan) yaitu,menyebabkan dilatasi lambung dan hilangnya peristaltic
usus.pada system persyarafan (neurologi) menyebabkan gangguan neurologi sehingga
menimbulkan hambatan pertumbuhan dan pada system imun menyebabkan
penurunan daya tahan tubuh.

Penyebab dari ganggguan sirkulasi makro yaitu gangguan sirkulasi seluler


yang menyebabkan gangguan perfusi jaringan yang meningkatkan laju metabolic
sehingga terjadilah glukoneogenesis (pembentukan glukosa,pengubahan asam amino
menjadi karbohidrat sederhana yang membantu respirasi sel ) dan glikogenesis
(pemecahan glikogen dan meningkatkan penggunaan lemak dan asam amino untuk
produksi energy) sedangkan asam amino yang terkandung dalam protein tidak
terdapat lagi dalam tubuh (berkurang ) sehingga menyebabkan masalah keperawatan
gangguan nutrisi.

ASKEP LUKA BAKAR


Page 16
17

SKEMA PATOFISIOLOGI

ASKEP LUKA BAKAR


Page 17
18

ASKEP LUKA BAKAR


Page 18
19

7. Pemeriksaan Diagnostik
 Foto rontgen dada : untuk memastikan cedera
inhalasi temuannya zat aktif permukaan (surfaktan) paru menurun
sehingga timbul atelaktasis (kolapsnya paru).
 Skan paru : untuk menentukan luasnya cedera
inhalasi
 EKG temuannnya iskemik miokard/disritmia
pada luka bakar listrik.
BUN dan kreatinin temuannya kerusakan fungsi ginjal.
Kadar karbon monoksida serum meningkat pada cedera inhalasi.
Bronkoskopi membantu memastikan cedera inhalasi asap.
 Albumin serum dapat menurun karena
kehilangan protein pada edema cairan.
Fotografi luka bakar : memberikan catatan untuk penyembuhan
luka bakar selanjutnya

Nilai laboratorium normal dan perubahan pascaluka bakar

Pemeriksaan Nilai normal Perubahan penyebab


laboratorium pascaluka
bakar
Pemeriksaan serum
Hemoglobin 12-15 g/dL Meningkat Kehilangan volume cairan
(P)
14-16 g/dL
(L)
Hematokrit 37-45% (P) Meningkat Kehilangan volume cairan
45-50% (L)
Nitrogen urea 5-15 mg/dL Meningkat Kehilangan volume cairan
Glukosa 60-100 Meningkat Respons stress
mg/dL

ASKEP LUKA BAKAR


Page 19
20

Elektrolit:
Natrium 136-145 Meningkat Kehilangan volume cairan
mEq dan gangguan pompa Na-K
Kalium 3,5-5,0 Meningkat Gangguan pompa Na-
mEq/L K,kerusakan jaringan
,hemollisis sel-sel darah.
Klorida 96-06 mEq/L Meningkat Kehilangan volume cairan
dan reabsorbsi CI dalam
urine
Analisa gas darah
PO2 800-100 Normal
mmHg
PCO2 32-45 mmHg
pH 7,34-7,45 Rendah Asidosis metabolik
karboksihemoglobin 0 Meningkat Inhalasi asap rokok dan
karbonmonoksida
Protein total 6,0-8,0 g/dL Rendah Kehilangan protein yang
keluar melalui luka.
Albumin 3,5-50g/dL Rendah Kehilangan protein melalui
luka dan membrane vaskular
karena peningkatan
permeabilitas.

8. Pemeriksaan fisik

A. Derajat 1

a) Inspeksi :

Ditemukan :

ASKEP LUKA BAKAR


Page 20
21

Luka tampak merah muda terang sampai merah dengan edema


minimal dan putih ketika ditekan.

b) Palpasi :

Temuan : terdapat nyeri tekan

c) Auskultasi

Temuan:

- Bunyi dan frekuensi napas normal,jika tidak


terdapat cidera inhalasi (18-20x/menit)
- Bunyi bising usus normal (5-35x//menit)
- Bunyi jantung (Lup dup) jika tidak terdapat
kelainan sebelumnya
B. Derajat II

a) inspeksi

Temuannya :

Keadaan melepuh, dasar luka berbintik – bintik merah, epidermis


retak, permukaan basah dan edema,frekuensi pernapasan dan nadi
meningkat

b) Inspeksi

Temuannya :

Nyeri dan hipersensitif terhadap sentuhan apapun)

c) Auskultasi

- Tidak terdengar suara napas tambahan bila tidak


terjadi cidera inhalasi,dan bila terjadi maka akan
terjadi gangguan jalan nafas atau stridor/mengii
(obstruksi sehubungan dengan laringospasme,
oedema laringeal); bunyi nafas: gemericik (oedema
paru); stridor (oedema laringeal); sekret jalan nafas
dalam (ronkhi).
C. Derajat III

a) Inspeksi: Temuannya,kulit terkelupas,avaskuler,pucat,kuning


sampai coklat.
b) Palpasi :hanya terasa sedikit nyeri,frekuensi nadi >100

ASKEP LUKA BAKAR


Page 21
22

c) Auskultasi:
1. Tidak terdengar suara napas tambahan bila tidak terjadi cidera
inhalasi,dan bila terjadi maka akan terjadi gangguan jalan nafas atau
stridor/mengii (obstruksi sehubungan dengan laringospasme, oedema
laringeal); bunyi nafas: gemericik (oedema paru); stridor (oedema
laringeal); sekret jalan nafas dalam (ronkhi).

Dalam menentukan ukuran luas luka bakar kita dapat menggunakan


beberapa metode yaitu :
Rule of nine
Merupakan cara yang tepat untuk menghitunng luas daerah yang terhadap
luas permukaan tubuh. Adapun prosentasenya adalah sebagai berikut:
- kepala dan leher : 9%
- Dada dan perut : 18%
- Punggung dan bokong: 18%
- Tangan kanan dan kiri : 18%
- Kaki kanan: 18%
- Kaki kiri : 18%
- Genital : 1%

9. Penatalaksanaan

ASKEP LUKA BAKAR


Page 22
23

Penanganan keperawatan
a. Penanganan awal ditempat kejadian
Prioritas pertama dalam perawatan di tempat kejadian bagi seorang
korban luka bakar adalah mencegah agar orang yang menyelamatkan
korban tidak turut mengalami luka bakar. Jika diperlukan,bantuan
pemadam kebakaran dan pelayanan medis darurat harus diminta pada
kesempatan pertama luka bakar adalah mencegah agar orang yang
menyelamatkan korban tidak turut mengalami luka bakar.
2) Jauhkan korban dari sumber panas, jika penyebabnya api, jangan
biarkan korban berlari, anjurkan korban untuk berguling – guling atau
bungkus tubuh korban dengan kain basah, dan pindahkan segera korban
ke ruangan yang cukup berventilasi jika kejadian luka bakar berada
diruangan tertutup.Jika sumber luka bakarnya adalah arus listrik,sumber
listrik harus dipadamkan.
3) Buka pakaian dan perhiasan yang dikenakan korban.
Meskipun pakaian yang menempel pada luka bakar dapat dibiarkan di
tempatnya,pakaian lain dan semua barang perhiasan harus segera
dilepas untuk melakukan penelitian serta mencegah terjadinya
konstriksi sekunder akibat edema yang timbul dengan cepat.
4) Kaji kelancaran jalan nafas korban, beri bantuan pernafasan korban
dan oksigen bila diperlukan
5) Beri pendinginan dengan merendam korban dalam air bersih yang
bersuhu 200C selama 15 – 20 menit segera setelah terjadinya luka
bakar.Sesudah api dipadamkan,daerah yang terbakar dan pakaian yang
menempel pada daerah tersebut dibasahi dengan air yang sejuk untuk
mendinginkannya dan menghambat proses perjalanan luka.Setelah
proses ini dihambat,kompres dingin merupakan pertolongan pertama
yang paling tepat.Merendam luka bakar dengan sering dalam air yang
sejuk atau menggunakan kompres handuk yang dingin akan mengurangi
rasa sakit dengan segera dan membatasi edema serta kerusakan jaringan
setempat.Namun demikian,kita tidak boleh sekali-kali mengompres

ASKEP LUKA BAKAR


Page 23
24

luka bakar selama lebih dari beberapa menit dengan air es atau dengan
kasa yang direndam dalam air es,karena tindakan ini dapat
memperparah kerusakan jaringan dan menimbulkan hipotermia pada
pasien dengan luka bakar luas.

6) Jika penyebab luka bakar adalah zat kimia,


siram korban dengan air sebanyak – banyaknya untuk menghilangkan
zat kimia dari tubuhnya.Luka bakar kimia akibat kontak dengan bahan
korosif harus segera dibilas dengan air mengalir.Kebanyakan
laboratorium kimia memiliki shower yang berkekuatan tinggi untuk
keadaan darurat tersebut; jika luka bakar semacam ini terjadi
dirumah,pakaian harus segera dilepas dan semua bagian tubuh yang
terkena bahan kimia dicuci di bawah pancuran atau sumber air yang
mengalir lainnya.Jika bahan kimia tersebut masuk ke dalam mata atau
mengenai daerah di dekat mata,maka bagian ini harus segera dicucci
dengan air bersih yang sejuk.

7) Kaji kesadaran, keadaan umum, luas dan kedalaman luka bakar


serta cedera lain yang menyertai luka bakar

8) Segera bawa korban ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut

b. Penanganan luka bakar di unit gawat darurat


Tindakan yang harus dilakukan terhadap pasien pada 24 jam pertama
yaitu :
1) Penilaian keadaan umum pasien. Perhatikan A : Airway (jalan
nafas), B : Breathing (pernafasan), C : Circulation (sirkulasi)
2) Penilaian luas dan kedalaman luka bakar
3) Kaji adanya kesulitan menelan atau bicara dan edema saluran

ASKEP LUKA BAKAR


Page 24
25

pernafasan
4) Kaji adanya faktor – faktor lain yang memperberat luka bakar seperti
adanya fraktur, riwayat penyakit sebelumnya (seperti diabetes,
hipertensi, gagal ginjal, dll)
5) Pasang infus (IV line), jika luka bakar >20% derajat II / III biasanya
dipasang CVP (kolaborasi dengan dokter)
6) Pasang kateter urin
7) Pasang NGT jika diperlukan
8) Beri terapi oksigen sesuai kebutuhan
9) Berikan suntikan ATS / toxoid
10) Perawatan luka :
• Cuci luka dengan cairan savlon 1% (savlon : NaCl = 1 : 100)
• Biarkan lepuh utuh (jangan dipecah kecuali terdapat pada sendi yang
mengganggu pergerakan
• Selimuti pasien dengan selimut steril
11) Pemberian obat – obatan (kolaborasi dokter)
• Antasida H2 antagonis
• Roborantia (vitamin C dan A)
• Analgetik
• antibiotik
12) Mobilisasi secara dini
13) Pengaturan posisi
Keterangan :
• Pada 8 jam I diberikan ½ dari kebutuhan cairan
• Pada 8 jam II diberikan ¼ dari kebutuhan cairan
• Pada 8 jam III diberikan sisanya
c. Penanganan luka bakar di unit perawatan intensif
Hal yang perlu diperhatikan selama pasien dirawat di unit ini meliputi :
1) Pantau keadaan pasien dan setting ventilator. Kaji apakah pasien
mengadakan perlawanan terhadap ventilator
2) Observasi tanda – tanda vital; tekanan darah, nadi, pernafasan, setiap

ASKEP LUKA BAKAR


Page 25
26

jam dan suhu setiap 4 jam


3) Pantau nilai CVP
4) Amati neurologis pasien (GCS)
5) Pantau status hemodinamik
6) Pantau haluaran urin (minimal 1ml/kg BB/jam)
7) Auskultasi suara paru setiap pertukaran jaga
8) Cek asalisa gas darah setipa hari atau bila diperlukan
9) Pantau status oksigen
10) Penghisapan lendir (suction) minimal setiap 2jam dan jika perlu
11) Perawatan tiap 2jam (beri boraq gliserin)
12) Perawatan mata dengan memberi salep atau tetes mata setiap 2jam
13) Ganti posisi pasien setiap 3jam (perhatikan posisi yang benar bagi
pasien)
14) Fisoterapi dada
15) Perawatan daerah invasif seperti daerah pemasangan CVP, kateter
dan tube setiap hari
16) Ganti kateter dan NGT setiap minggu
17) Observasi letak tube (ETT) setiap shift
18) Observasi setiap aspirasi cairan lambung
19) Periksa laboratorium darah : elektrolit, ureum/kreatinin, AGD,
proteim (albumin), dan gula darah (kolaborasi dokter)
20) Perawatan luka bakar sesuai protokol rumah sakit
21) Pemberian medikasi sesuai dengan petunjuk dokter

d. Perawatan luka bakar di unit perawatan luka bakar


Terdapat dua jenis perawatan luka selama dirawat di bangsal yaitu :
1) Perawatan terbuka
Yakni luka yang telah diberi obat topical dibiarkan terbuka tanpa balutan
dan diberi pelindung cradle bed. Biasanya juga dilakukan untuk daerah

ASKEP LUKA BAKAR


Page 26
27

yang sulit dibalut seperti wajah, perineum, dan lipat paha


Keuntungan :
• Waktu yang dibutuhkan lebih singkat
• Lebih praktis dan efisien
• Bila terjadi infeksi mudah terdeteksi
Kerugian :
• Pasien merasa kurang nyaman
• Dari segi etika kurang
2) Perawatan tertutup
Yakni penutupan luka dengan balutan kasa steril setelah dibeikan obat
topical.
Keuntungan :
• Luka tidak langsung berhubungan dengan udara ruangan (mengurangi
kontaminasi)
• Pasien merasa lebih nyaman

Kerugian :
• Balutan sering membatasi gerakan pasien
• Biaya perawatan bertambah
• Butuh waktu perawatan lebih lama
• Pasien merasa nyeri saat balutan dibuka

Urutan prosedur tindakan perawatan luka pada pasien luka bakar antara
lain :
1) Cuci / bersihkan luka dengan cairan savlon 1% dan cukur rambut
yang tumbuh pada daerah luka bakar sperti pada wajah, aksila, pubis, dll
2) Lakukan nekrotomi jaringan nekrosis
3) Lakukan escharotomy jika luka bakar melingkar (circumferential) dan
eschar menekan pembuluh darah. Eskartomi dilakukan oleh dokter
4) Bullae (lepuh) dibiarkan utuh sampai hari ke 5 post luka bakar,
kecuali jika di daerah sendi / pergerakan boleh dipecahkan dengan

ASKEP LUKA BAKAR


Page 27
28

menggunakan spuit steril dan kemudian lakukan nekrotomi


5) Mandikan pasien tiap hari jika mungkin
6) Jika banyak pus, bersihkan dengan betadin sol 2%
7) Perhatikan ekspresi wajah dan keadaan umum pasien selama merawat
luka
8) Bilas savlon 1% dengan menggunakan cairan NaCl 0,9%
9) Keringkan menggunakan kasa steril
10) Beri salep silver sulfadiazine (SSD) setebal 0,5cm pada seluruh
daerah luka bakar (kecuali wajah hanya jika luka bakar dalam [derajat
III] dan jika luka bakar pada wajah derajat I/II, beri salep antibiotika)
11) Tutup dengan kasa steril (perawatan tertutup atau biarkan terbuka
(gunakan cradle bed)
e. Terapi psikiater
Mengingat pasien dengan luka bakar mengalami masalah psikis maka
perawat perlu bekerja sama dengan psikiatri untuk membantu pasien
mengatasi masalah psikisnya, namun bukan berarti menggantikan peran
perawat dalam memberikan support dan empati, sehingga diharapkan
pasien dapat dapat menerima keadaan dirinya dan dapat kembali
kemasyarakat tanpa perasaan terisolasi.
Hal lain yang perlu diingat bahwa sering kali pasien mengalami luka
bakar karena upaya bunuh diri atau mencelakakan dirinya sendiri dengan
latar belakang gangguan mental atau depresi yang dialaminya sehingga
perlu terapi lebih lanjut oleh psikiatris.
f. Terapi fisioterapis
Pasien luka bakar mengalami trauma bukan hanya secara fisik namun
secara psikis juga. Pasien juga mengalami nyeri yang hebat sehingga
pasien tidak berani untuk menggerakkan anggota tubuhnya terutama
ynag mengalami luka bakar. Hal ini akan mengakibatkan berbagai
komplikasi terhadap pasien diantaranya yaitu terjadi kontraktur dan
defisit fungsi tubuh.
Untuk mencegah terjadinya kontraktur, deformitas dan kemunduran

ASKEP LUKA BAKAR


Page 28
29

fungsi tubuh, perawat memerlukan kerjasama dengan anggota tim


kesehatan lain yaitu fisioterapis. Pasien luka bakar akan mendapatkan
latihan yang sesuai dengan kebutuhan fisiknya. Dengan pemberian
latihan sedini mungkin dan pengaturan posisi yang sesuai dengan
keadaan luka bakar, diharapkan terjadinya kecacatan dapat dicegah atau
dinminimalkan. Rehabilitasi dini dapat dilakukan sejak pasien
mengalami luka bakar. Hal yang dapat dilakukan oleh perawat adalah
dengan memberi posisi.
g. Terapi nutrisi
Ahli gizi diharapkan dapat membantu pasien dalam pemenuhan nutrisi
yang tidak hanya memenuhi kecukupan jumlah kalori, protein, lemak,
dll tapi terutama juga dalam hal pemenuhan makanan dan cara penyajian
yang menarik karena hal ini akan sangat mempengaruhi nafsu makan
pasien. Dengan pemberian nutrisi yang kuat serta menu yang variatif,
diharapkan pasien dapat mengalami proses penyembuhan luka secara
optimal.
Ahli gizi bertugas memberikan penyuluhan tentang gizi pada pasien dan
dengan dukungan perawat dan keluarga dalam memberikan motivasi
untuk meningkatkan intake nutrisinya maka diharapkan kebutuhan
nutrisi yang adekuat bagi pasien terpenuhi.

Penentuan kebutuhan energi pasien luka bakar menurut CURRERI :


Dewasa (18tahun) :
(25kcal x BB ideal) + (40kcal x % luka bakar)
Anak – anak :
(kalori basal menurut umur x BB ideal) + (40kcal x % luka bakar)
Berat badan yang digunakan adalah berat badan ideal yaitu :
Dewasa :
BB ideal (kg) = TB (cm) – 100 – 10% dari (TB – 100)
Anak – anak :
BB ideal (kg) = (umur dalam bulan : 2) + 4 atau

ASKEP LUKA BAKAR


Page 29
30

(umur dalam tahun x 2) = 8

Energi basal untuk bayi dan anak menurut umur


Umur
(tahun) Energi basal
Laki – laki (kcal) Perempuan (kcal)
0–1
1–3
4–6
6–9
10 – 14
14 – 18 55 – 60
50
45
40 – 45
25 – 25
20 – 25 55 – 60
50
45
30 – 40
20 – 55
20

Kecukupan protein untuk bayi dan anak menurut umur


Golongan umur (Tahun) Kecukupan protein (gr/kg BB)
0–1
1–3
4–6
6 – 10
10 – 18 2,5
2

ASKEP LUKA BAKAR


Page 30
31

1,8
1,5
1 – 1,5

Perhitungan kebutuhan protein untuk pasien luka bakar dengan rumus


DAVIEZ dan LILIJEDAHL
Dewasa (18 tahun)
(1gr x kg BB ideal) + (3gr x % total luas luka bakar)
Anak – anak
(Kebutuhan protein menurut umur x kg BB ideal) + (3gr x % total luka
bakar)
Kebutuhan lemak bagi pasien luka bakar menurut GOODENOUGH dan
WOLFE adalah sebesar 30% dari total energi.
Kebutuhan karbohidrat untuk pasien luka bakar menurut CURRERI
adalah 60 – 70% dari total energi dengan keadaan atau lokasi luka bakar
yang dialami.
2. Penanganan medis
Tindakan yang dilakukan dalam pelaksanaan pasien luka bakar antara
lain terapi cairan dan terapi obat – obatan topical.
a. Pemberian cairan intravena
Tiga macam cairan diperlukan dalam kalkulasi kebutuhan pasien :
1) Koloid termasuk plasma dan plasma expander seperti dextran
2) Elektolit seperti NaCl, larutan ringer, larutan Hartman atau larutan
tirode
3) Larutan non elektrolit seperti glukosa 5%

Sebelum infus diberikan, luas dan dalamnya luka bakar harus ditentukan
secara teliti. Kemudian jumlah cairan infus yang akan diberikan
dihitung. Ada beberapa cara untuk menghitung kebutuhan cairan ini.
Pemberian cairan ada beberapa formula :
1) Formula Baxter hanya memakai cairan RL dengan jumlah : % luas

ASKEP LUKA BAKAR


Page 31
32

luka bakar x BB (kg) x 4cc diberikan ½ 8 jam I dan ½ nya 16 jam


berikut untuk hari ke 2 tergantung keadaan.
2) Formula Evans
• Cairan yang diberikan adalah saline
• Elektrolit dosis : 1cc x BB kg x % luka bakar
• Koloid dosis : 1cc x Bb kg x % luka bakar
• Glukosa : - Dewasa : 2000cc
- Anak : 1000cc
3) Formula Brook
• Cairan yang diberikan adalah Ringer Laktat
• Elektrolit : 1,5cc x BB kg x % luka bakar
• Koloid : 0,5cc x Bb kg x % luka bakar
• Dektros : - Dewasa : 2000cc
- Anak : 1000cc
4) Formula farkland
• Cairan yang diberikan adalah Ringer Laktat
• Elektrolit : 4cc x BB kg x % luka bakar
b. Terapi obat – obatan topical
Ada berbagai jenis obat topical yang dapat digunakan pada pasien luka
bakar antara lain :
1) Mafenamid Acetate (sulfamylon)
Indikasi : Luka dengan kuman pathogen gram positif dan negatif, terapi
pilihan untuk luka bakar listrik dan pada telinga.
Keterangan : Berikan 1 – 2 kali per hari dengan sarung tangan steril,
menimbulkan nyeri partial thickness burn selama 30 menit, jangan
dibalut karena dapat merngurangi efektifitas dan menyebabkan macerasi.
2) Silver Nitrat
Indikasi : Efektif sebagai spectrum luas pada luka pathogen dan infeksi
candida, digunakan pada pasien yang alergi sulfa atau tosix epidermal
nekrolisis.
Keterangan : Berikan 0,5% balutan basah 2 – 3 kali per hari, yakinkan

ASKEP LUKA BAKAR


Page 32
33

balutan tetap lembab dengan membasahi setiap 2 jam.


3) Silver Sulfadiazine
Indikasi : Spektrum luas untukmicrobial pathogen ; gunakan dengan hati
– hati pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati.
Keterangan : Berikan 1 – 2 kali per hari dengan sarung steril, biarkan
luka terbuka atau tertutup dengan kasa steril.
4) Povidone Iodine (Betadine)
Indikasi : Efektif terhadap kuman gram positif dan negatif, candida
albican dan jamur.
Keterangan : Tersedia dalam bentuk solution, sabun dan salep, mudah
digunakan dengan sarung tangan steril, mempunyai kecenderungan
untuk menjadi kerak dan menimbulkan nyeri, iritasi, mengganggu
pergerakan dan dapat menyebabkan asidosis metabolik.
Dengan pemberian obat – obatan topical secara tepat dan efektif,
diharapkan dapat mengurangi terjadinya infeksi luka dan mencegah
sepsis yang seringkali masih menjadi penyebab kematian pasien.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratoriyum darah yang meliputi :
1. Hb, Ht, trombosit
2. Protein total (albumin dan globulin)
3. Ureum dan kreatinin
4. Elektrolit
5. Gula darah
6. Analisa gas darah (jika perlu lakukan tiap 12 jam atau minimal tiap
hari)
7. Karboksihaemoglobin
8. Tes fungsi hati / LFT

Penatalaksanaan syok

ASKEP LUKA BAKAR


Page 33
34

Kebutuhan yang sangat dibuttuhkan pasien luka bakar setelah tindakan pada
sistem pernapasan adalah pemberian cairan dan elektrolit untuk mengganti cairan
yang hilang serta mengatasi syokn irreversibel

Contoh penggantian cairan:

Bila pasien dengan berat badan 60kg dengan luas luka 40 %

1. Rumus konsensun:22-4 ml/kg/% luas luka bakar


2. Cara hitung:2x60x40/% =4800ml/24jam

Revisi:

a.Luka bakar yang berhubungan dengan inhalasi

 Periksa AGD dan karbokshihemoglobin.


 Periksa jalan napas apakah terjadi suara serak,stridor,sputum berkarbon.
 Pantau EKG,irama jantung.
 Beri bronkodilator.
 Ambil specimen urin untuk pemeriksaan mioglobinuria.
 Rawat pasien.

b. Luka bakar zat kimia

 Guyur dengan air sebanyak mungkin.


 Lakukan terapi khusus untuk luka bakar zat kimia
 Rawat dirumah sakit bila perlu.

c. Luka bakar tar

 Dinginkan tar dengan air.


 Letakkan tar ditempatnya atau pindahkan dengan air mineral.
 Selimuti dengan balutan steril
 Rawat di rumah sakit jika perlu.

d. Luka bakar karena sengatan matahari

 Beri balutan dengan lossion pelembab kelamin,obat-obat antiinflamasi


nonsteroid,kortikosteroid topical (hanya untuk luka bakar yang berat).
 Atur untuk control.

ASKEP LUKA BAKAR


Page 34
35

e. Luka bakar pada mata

 Beri anastesi mata.


 Perhatikan untuk mengetahui adanya benda asing/trauma pada kornea
 Irigasi dengan cairan NaCl
 Beri antibiotik jika terjadi trauma kornea dan konsultasikan pada ahli
mata.
 Tutup mata dengan kasa.
 Rawat pasien.

f. Luka bakar sirkumferensial dada,leher,dan eksremitas.

Luka bakar pada leher


 Lakukan pemeriksaan dengan laringoskop
 Lakukan intubasi jika ada indikasi
 Terus lakukan evaluasi terhadap adanya edema laring.
 Rawat pasien di rumah sakit.

Luka bakar pada dada

 Amati tanda pernapasan yang mencurigakan.


 Rawat pasien dirumah sakit

Luka bakar pada eksremitas

 Tinggikan eksremitas yang terkena,lepaskan perhiasan.


 Kaji terhadap iskemia
 Terus evaluasi terhadap edema
 Rawat pasien di rumah sakit.

Komplikasi

1. GAGAL GINJAL AKUT

ASKEP LUKA BAKAR


Page 35
36

Fungsi renal dapat berubah sebagai akibat dari berkurangnya volume


darah.Destruksi sel-sel darah merah pada lokasi cidera akan menghasilkan
hemoglobin bebas dalam urin. Jika terjadi kerusakan otot (misalnya akibat luka
bakar listrik), mioglobin akan dilepaskan dari sel-sel otot dan dieksresikan oleh
ginjal.penggantian volume cairan yang memadai akan memulihkan aliran darah
renal,meningkatkan laju filtrasi glomerolus dan menaikkan volume urine.Bila
aliran darah lewat tubulus renal tidak memadai,hemoglobin dan mioglobin
menyumbat tubulus renal sehingga timbul komplikasi nekrosis akut tubuler dan
gagal ginjal.

2. SEPSIS
Pertahanan imunologik tubuh sangat berubah akibat luka bakar.Semua
tingkat respons imun akan dipengaruhi secara merugikan.Kehilangan
iintegritas kulit di perparah lagi dengan pelepasan factor-faktor inflamasi
yang abnormal,perubahan kadar immunoglobulin,serta komplemen
serum,gangguan fungsi neutrofil,dan penurunan jumlah limfosit
(limfositopenia) .Imunosupresi membuat pasien luka bakar beresiko tinggi
untuk mengalami sepsis.
3. HIPERTERMI
Hilangnya kulit juga menyebabkan ketidakmampuan tubuh untuk
mengatur suhunya..Karena itu pasien-pasien luka bakar dapat
memperlihatkan suhu tubuh yang rendah dalam beberapa jam pasca-luka
bakar,tetapi kemudian setelah keadaan hipermetabolisme menyetel
kembali suhu inti tubuh,pasien luka bakar akan mengalami hipertermia
selama sebagian besar periode pasca luka bakar kendati tidak terinfeksi.
4. Ada 2 komplikasi gastrointestinal yang
potensial,yaitu :
Ileus paralitik (tidak adanya peristaltic usus) dan ulkus
curling.Berkurangnya peristaltis dan bising usus merupakan manifestasi
ileus paralitik yang terjadi akibat luka bakar. Distensi lambung dan nausea
dapat mengakibatkan vomitus kecuali jika segera dilakukan tindakan

ASKEP LUKA BAKAR


Page 36
37

dekompresi jantung (dengan pemasangan sonde lambung).Pendarahan


lambung yang terjadi sekunder akibat stress fisiologik yang massif dapat
di tandai oleh darah okulta dalam feses,regurgitasi muntahan seperti bubuk
kopi dari dalam lambung atau vomitus yang berdarah semua tanda ini
menunjukkan erosi lambung atau duodenum.
5. Apabila luka bakar terjadi pada area yang tertutup maka komplikasi yang
mungkin timbul yaitu cidera inhalasi ,cidera inhalasi dibawah glottis
menyebabkan hilangnya fungsi silia,hipersekresi,edema,mukosa yang
berat,,dan kemungkinan pula bronkospasme. Zat aktif permukaan
(surfaktan) paru menurun sehingga timbul atelaktasis (kolapsnya
paru).Ekspektorasi partikel-partikel karbon dan sputum merupakan tanda
utama cedera inhalasi
6. Hipertrofi jaringan parut
Hipertrofi jaringan parut merupakan komplikasi kulit yang biasa di alami
pasien dengan luka bakar yang sulit di cegah,akan tetapi masih bias diatasi
dengan tindakan tertentu.Terbentuknya hipertrofi jaringan parut pada
pasien luka bakar di pengaruhi oleh berbagai factor antara lain :
a. Kedalaman luka bakar
b. Sifat kulit
c. Usia pasien
d. Lamanya waktu penutupan kulit
e. Penanduran kulit

Jaringan parut mengalami pembentukan secara aktif pada 6 bulan


postluka bakar dengan warna awal merah muda dan menimbulkan rasa
gatal,pembentukan jaringan parut terus berlangsung dan warna berubah
menjadi merah,merah tua sampai soklat dan teraba keras//tegang.setelah
12-18 bulan,jaringan parut akan mengalami tahap maturasi dan warna
menjadi sokelat muda dan teraba lebih lembut/lemas.

ASKEP LUKA BAKAR


Page 37
38

Pembentuka hipertrofi jaringan parut ini tidak dapat dicegah tetapi


dengan tindakan konservatif dapat di antisipasi sejak minggu-minggu awal
fase penyembuhan luka (fase pembentukan kolagen ).

7. Kontraktur
Kontraktur adalah komplikasi yang hampir selalu menyertai luka bakar
dan menimbulkan gangguan fungsi pergerakan.

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN LUKA BAKAR

A. Pengkajian
1. Identitas
Nama :
Umur : Biasanya terjadi pada semua usia
Jenis Kelamin : laki-laki dan perempuan
Alamat :
Pekerjaan :Ibu rumah tangga,petugas PLN/instalasi
listrik,penjual makanan,koki,petugas lab,pekerja
industry,pemadam kebakaran,Team SARS,tukang
service elektronik
2. Keluhan Utama

ASKEP LUKA BAKAR


Page 38
39

Nyeri pada daerah yang terkena luka bakar (panas),sesak napas.


3. Riwayat Penyakit Sekarang
Terjadi luka bakar oleh (api,,air panas,minyak panas,zat
kimia,radiasi,listrik dan lain-lain)
- Terjadi jam…
- Luas….%
- Tersedia pada bagian tubuh bagian..
- Derajat gradiasi I II III
- Pertolongan apa yang sudah di berikan
4. Riwayat Penyakit Dahulu
B. Data Dasar Pengkajian

a) Aktifitas/istirahat:

Tanda: Penurunan kekuatan, tahanan; keterbatasan rentang gerak pada area


yang sakit; gangguan massa otot, perubahan tonus.

b) Sirkulasi:

Tanda (dengan cedera luka bakar lebih dari 20% APTT): hipotensi
(syok); penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas yang cedera;
vasokontriksi perifer umum dengan kehilangan nadi, kulit putih dan
dingin (syok listrik); takikardia (syok/ansietas/nyeri); disritmia (syok
listrik); pembentukan oedema jaringan (semua luka bakar).

c) Integritas ego:

Gejala: masalah tentang keluarga, pekerjaan, keuangan, kecacatan.

Tanda: ansietas, menangis, ketergantungan, menyangkal, menarik diri,


marah.

d) Eliminasi:

Tanda: haluaran urine menurun/tak ada selama fase darurat; warna


mungkin hitam kemerahan bila terjadi mioglobin, mengindikasikan

ASKEP LUKA BAKAR


Page 39
40

kerusakan otot dalam; diuresis (setelah kebocoran kapiler dan


mobilisasi cairan ke dalam sirkulasi); penurunan bising usus/tak ada;
khususnya pada luka bakar kutaneus lebih besar dari 20% sebagai stres
penurunan motilitas/peristaltik gastrik.

e) Makanan/cairan:

Tanda: oedema jaringan umum; anoreksia; mual/muntah.

f) Neurosensori:

Gejala: area batas; kesemutan.

Tanda: perubahan orientasi; afek, perilaku; penurunan refleks tendon


dalam (RTD) pada cedera ekstremitas; aktifitas kejang (syok listrik);
laserasi korneal; kerusakan retinal; penurunan ketajaman penglihatan
(syok listrik); ruptur membran timpanik (syok listrik); paralisis (cedera
listrik pada aliran saraf).

g) Nyeri/kenyamanan:

Gejala: Berbagai nyeri; contoh luka bakar derajat pertama secara


eksteren sensitif untuk disentuh; ditekan; gerakan udara dan perubahan
suhu; luka bakar ketebalan sedang derajat kedua sangat nyeri; smentara
respon pada luka bakar ketebalan derajat kedua tergantung pada
keutuhan ujung saraf; luka bakar derajat tiga tidak nyeri.

h) Pernafasan:

Gejala: terkurung dalam ruang tertutup; terpajan lama (kemungkinan


cedera inhalasi).

Tanda: serak; batuk mengii; partikel karbon dalam sputum;


ketidakmampuan menelan sekresi oral dan sianosis; indikasi cedera
inhalasi.

Pengembangan torak mungkin terbatas pada adanya luka bakar lingkar


dada; jalan nafas atau stridor/mengii (obstruksi sehubungan dengan

ASKEP LUKA BAKAR


Page 40
41

laringospasme, oedema laringeal); bunyi nafas: gemericik (oedema


paru); stridor (oedema laringeal); sekret jalan nafas dalam (ronkhi).

i) Keamanan:

Tanda:

Kulit umum: destruksi jaringan dalam mungkin tidak terbukti selama 3-


5 hari sehubungan dengan proses trobus mikrovaskuler pada beberapa
luka.

Area kulit tak terbakar mungkin dingin/lembab, pucat, dengan


pengisian kapiler lambat pada adanya penurunan curah jantung
sehubungan dengan kehilangan cairan/status syok.

Cedera api: terdapat area cedera campuran dalam sehubunagn dengan


variase intensitas panas yang dihasilkan bekuan terbakar. Bulu hidung
gosong; mukosa hidung dan mulut kering; merah; lepuh pada faring
posterior;oedema lingkar mulut dan atau lingkar nasal.

Cedera kimia: tampak luka bervariasi sesuai agen penyebab.

Kulit mungkin coklat kekuningan dengan tekstur seprti kulit samak


halus; lepuh; ulkus; nekrosis; atau jarinagn parut tebal. Cedera secara
mum ebih dalam dari tampaknya secara perkutan dan kerusakan
jaringan dapat berlanjut sampai 72 jam setelah cedera.

Cedera listrik: cedera kutaneus eksternal biasanya lebih sedikit di bawah


nekrosis. Penampilan luka bervariasi dapat meliputi luka aliran masuk/keluar
(eksplosif), luka bakar dari gerakan aliran pada proksimal tubuh tertutup dan
luka bakar termal sehubungan dengan pakaian terbakar.

Adanya fraktur/dislokasi (jatuh, kecelakaan sepeda motor, kontraksi otot


tetanik sehubungan dengan syok listrik).

Diagnosa Keperawatan

ASKEP LUKA BAKAR


Page 41
42

1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b/d edema mukosa dan


hilangnya kerja silia
2. Resiko kekurangan volume cairan b/d peningkatan kebutuhan status
hipermetabolik,ketidakcukupan pemasukan.
3. Nyeri b/d pengobatan cidera termal/luka bakar dan immobilisasi
4. Perubahan perfusi jaringan perifer b/d luka bakar dan imobilisasi.
5. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d kehilangan lapisan pelindung
sekunder terhadap cidera termal.
6. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan
tubuh b/d peningkatan kebutuhan protein, kalori,dan vitamin akibat
penyembuhan luka dan penurunan masukan sumber.
7. Gangguan mobilitas fisik b/d luka bakar yang nyeri.
8. Ansietas b/d cidera tiba-tiba,pengobatan,dan hasil yang tak pasti dan
nyeri.
9. Resiko gangguan konsep diri b/d efek luka bakar pada penampilan
peran.
10. Resiko tinggi inefektif penatalaksanaan nyeri regimen teraupetik b/d
kettidakcukupan pengetahuan tentang perawatan luka.

C. Intervensi Keperawatan
Diagnosa keperawatan
1. Ketidakefektifan jalan napas b/d edema mukosa dan hilangnya kerja silia
(inhalasi asap) : luka bakar seputar leher,kompresi jalan napas torak dan
dada.
Tujuan:
Klien menunjukkan bunyi napas jelas frekuensi pernapasan dalam rentang
normal,bebas dispnea/sianosis..

ASKEP LUKA BAKAR


Page 42
43

Tindakan Rasional
1. Kaji reflek menelan : 1. Dugaan cidera inhalasi
perhatikan pengaliran air
liur ,ketidakmampuan
menelan,serak,batuk,mengi
. 2. Penyebab,lama
2. Ambil riwayat terpajan,terjadi dalam
cidera,perhatikan adanya ruang tertutup /terbuka
kondisi pernapasan mengindikasi luka
sebelumnya,riwayat inhalasi. Tipe materi
merokok. terbakar
(kayu,plastik,wol,dsb)
menunjukkan tipe
pemajan gas toksik.
Kondisi sebelumnya dapat
meningkatkan resiko
komplikasi pernapasan.
3. Dorong batuk/ latihan 3. Meningkatkan ekspansi
napas dalam dan paru mobilisasi dan
perubahan posisi sering. drainase sekret.
4. Hisapan (bila perlu) pada 4. Membantu
perawatan eksterm mempertahankan jalan
pertahankan teknhik steril napas berssih,tetapi harus
dilakukan kewaspadaan
karena edema mukosa dan
inflamasi . Teknik steril
menurunkan risiko
infeksi.
5. Awasi 24 jam
keseimbangan 5. Perpindahan
cairan,perhatikan cairan/kelebiian

ASKEP LUKA BAKAR


Page 43
44

variasi/perubahan penggantian cairan


meningkatkan resiko
edema paru,catatan
:cidera inhalasi
6. Kaji status pernapasan meningkatkan kebutuhan
sekurang-kurangnya setiap cairan sebanyak 35% atau
4 jam atau menurut standar lebih karena edema.
yang ditetapkan 6. Untuk mendeteksi tanda
7. Gunakan posisi fowler dan awal bahaya.
sangga lengan.
8. Bantu pasien untuk
mengubah posisi batuk 7. Untuk mendeteksi tanda
dan bernapas dalam setiap awal bahaya.
2 sampai 4 jam 8. Untuk membantu
9. Isap sekresi sesuai mengeluarkan sekresi dan
keperluan mempertahankan patensi
jalan napas
10. Berikan kelembapan yang 9. Untuk menstimulasi batuk
adekuat . dan membersihkan jalan
napas
11. Berikan cairan sekurang-
10. Untuk mencairkan
kurangnya 3 liter setiap
sekresi.
hari)

11. Untuk memastikan hidrasi


12. Berikan oksigen sesuai
yang kuat dan mencairkan
program
sekresi kecuali di
kontraindikasikan.

12. Untuk membantu


13. Kaji nyeri setiap 3 jam
menurunkan distress

ASKEP LUKA BAKAR


Page 44
45

pernapasan yang di
sebabkan oleh
14. Ubah posisi pasien secara hipoksemia.
sering.
13. Nyeri dapat menurunkan
15. Berikan kesempatan pasien
usaha bernapas dan
beristirahat di antara
ventilasi
tindakan untuk
memperlancar pernapasan.
14. Untuk memaksimalkan
kenyamanan.

15. Untuk menghindari


keletihan.

Diagnosa Keperawatan
2. Resiko kekurangan volume cairan b/d peningkatan kebutuhan : status
hipermetabolik,ketidakcukupan pemasukan,kehilangan perdarahan.
Tujuan :
Klien menunjukkan perbaikan keseimbangan cairan dibuktikan oleh
haluaran urine individu adekuat,tanda vital stabil,membran mukosa
lembab.

Tindakan/intervensi Rasional
1. Awasi tanda 1. Memberikan pedoman untuk
vital,cvp,perhatikan kapiler penggantian cairan dan
dan kekuatan nadi perifer. mengkaji respon
kardiovaskuler,catatan :
pengawasan infasif
diindikasikan untuk pasien
dengan LB mayor,inhalasi

ASKEP LUKA BAKAR


Page 45
46

asap/penyakit jantung
sebelumnya meskipun
terdapat hubungan
peningkatan risiko
infeksi,perlu berhati-hati
dalam mengawasi dan
2. Awasi haluaran urine dan merawat sisi infeksi.
berat jenis. Observasi warna 2. Secara umum,penggantian
urine dan hemates sesuai cairan harus dititrasi untuk
indikasi. meyakinkan rata-rata
haluaran urine 30-50
3. Perkirakan drainase luka mll/jjam( pada orang
dan kehilangan yang tak dewasa).
tampak. 3. Peningkatan permeabilitas
kapiler,perpindahan
protein.proses inflamsi dan
kehilangan melalui evaporasi
besar mempengaruhi volume
sirkulasi dan haluaran urine
khususnya selama 24-72 jam
pertama setelah terbakar
4. Pertahankan pencatatan
kumulatif jumlah dan tipe
4. Penggantian masif/cepat
pemasukan cairan.
dengan tipe cairan berbeda
dan fruktuasi kecepatan
pemberian memerlukan
taulasi ketat untuk mencegah
ketidakseimbangan dan
5. Timbang berat badan setiap
kelebihan cairan.
hari.
5. Penggantian berat badan
tergantung pada berat badan

ASKEP LUKA BAKAR


Page 46
47

pertama dan perubahan


selanjutnya peningkatan
berat badan 15-20 % pada 72
jam pertama selama
penggantian cairan dapat
diantisipasi untuk
mengembalikan keberatan
6. Ukur lingkar eksremitas sebelum terbakar kira-kira
yang terbakar tiap hari 10 hari setelah terbakar.
sesuai indikasi. 6. Mungkin menolong
memperkirakan luasnya
edema/perpindahan cairan
7. Pantau dan catat tanda- yang mempengaruhi volume
tanda vital setiap 2 jam atau sirkulasi dan haluaran urine.
sesering mungkin sesuai 7. Takikardia,dispnea,atau
keperluan.kemudian catat hipotensi dapat
dan pantau tanda-tanda vital mengindikasikan kekurangan
setiap 4 jam. volume cairan atau
8. Ukur asupan haluaran setiap ketidakseimbangan elektrolit
1 sampai 4 jam.catat dan
laporkan peerubahan yang 8. Haluaran urine yang rendah
signifikan termasuk dan berat jenis urine yang
urine,feses,muntahan,draina tinggi mengindikasikan
se luka,drainase hipovolemia.
nasogastrik,drainase selang
dada,dan haluaran lain.
9. Berikan cairan,darah atau
produk darah atau
9. Untuk mengganti cairan dan
ekspender plasma.
kehilangan darah serta
mempermudah pergerakan

ASKEP LUKA BAKAR


Page 47
48

cairan ke dalam ruang


10. Timbang pasien intravaskuler.pantau dan
catat keefektifan dan semua
efek yang tidak di harapkan.
10. Berat badan merupakan
11. Kaji turgor kulit dan indikator yang baik untuk
membran mukosa mulut status cairan.
setiap 8 jam 11. Untuk memeriksa dehidrasi.
12. Berikan perawatan mulut
dengan cermat setiap 4 jam.
13. Periksa berat jenis urine 12. Untuk menghindari dehidrasi
setiap 8 jam. membran mukosa.
13. Peningkatan berat jenis urine
dapat mengindikasikan
dehidrasi.
14. Intruksikan pasien untuk
tidak duduk atau berdiri jika
sirkulasi terganggu. 14. Untuk menghindari hipotensi
15. Jelaskan alasan kehilangan ortostatik dan kemungkinan
cairan dan ajarkan kepada sinkop.
pasien cara memantau 15. Tindakan ini mendorong
volume cairan keterlibatan pasien dalam
(contohnya,dengan perawatan personal
mencatat berat badan setiap
hari dan mengukur asupan
serta haluaran)

Diagnosa keperawatan
3.Nyeri b/d pengobatan cedera termal/luka bakar dan imobilisasi
Tujuan :

ASKEP LUKA BAKAR


Page 48
49

Klien akan melapoorkan kemajuan reduksi nyeri dan hilangnhya nyeri


setelah tindakan penghilang nyeri.
Intervensi Rasional
1. Tunjukkan pada klien bahwa 1. Klien yang merasakan
anda mengetahui dan bahwa ia harus
memahami nyeri yang di meyakinkan pemberi
rasakan perawatan yang ragu-ragu
tentang keseriusan
nyerinya mengalami
peningkatan ansietas yang
2. Berikan privasi untuk klien dapat meningkatkn nyeri.
selama episode nyeri akut. 2. Privasi mengurangi rasa
malu dan ansietas dan
memungkinkan koping
3. Tutup luka sesegera mungkin lebih efektif.
kecuali perawatan luka bakar 3. Suhu berubah dan gerakan
metode pemajanan pada udara dapat menyebabkan
udara terbuka nyeri hebat pada
4. Berikan tempat tidur ayunan pemajanan ujung saraf.
sesuai indikasi. 4. Peninggian linen dari luka
5. Ubah posisi sering dan dapat membantu
rentang gerak pasif dan aktif menurunkan nyeri.
sesuai indikasi. 5. Gerakkan dan latihan
menurunkan kekakuan
sendi dan kelelahan otot
tetapi tipe latihan
6. Libatkan pasien dalam tergantung pada lokasi dan
penentuan jadwal luas cidera.
aktivitaa,pengobatan,pemberi 6. Meningkatkan rasa kontrol
obat. pasien dan kekuatan
7. Tingkatkan periode tidur mekanisme koping.

ASKEP LUKA BAKAR


Page 49
50

tanpa gangguan.
7. Kekurangan tidur dapat
meningkatkan persepsi
8. Minta pasien untuk nyeri/kemampuan koping
menggunakan sebuah skala 1 menurun.
sampai 10 untuk menjelaskan
8. Untuk memfasilitasi
tingkat nyerinya.
pengkajian yang akurat
9. Bantu pasien untuk
tentang tingkat nyeri
mendapatkan posisi yang
pasien.
nyaman dan gunakan bantal
untuk menyokong daerah
9. Untuk menurunkan
yang sakit bila di perlukan.
ketegangan atau spasme ot
10. Atur periode istirahat tanpa
terganggu.
10. Tindakan ini meningkatkan
kesehatan,kesejahteraan
11. Perawatan luka bakar dengan
dan penting untuk
pemajanan pada udara
pengurangan nyeri.
terbuka
11. Gerakkan udara dapat
menyebabkan nyeri hebat
12. Tinggikan lokasi luka bakar pada pemajanan ujung
secara periodik (pada syaraf.
eksremitas) 12. Peninggian pada lokasi
luka bakar dapat
menurunkan
13. Jelaskan prosedur/berikan pembentukkan
edema,menurunkan resiko
informasi dengan tepat
kontraktur sendi.
selama perawatan luka
13. Dukungan empati dapat
membantu menghilangkan
nyeri dan meningkatkan
14. Lakukan perawatan luka dan relaksasi.Dan

ASKEP LUKA BAKAR


Page 50
51

debridemen setelah klien meningkatkan rasa kontrol.


diberi obat.
14. pemberian obat dapat
menurunkan distresss fisik
dan emosi ssehubungan
Kolaborasi: dengan penggantian
balutan dan debridemen.
Berikan analgesik (narkotik dan non
narkotik) Metode IV sering digunakan pada
awal untuk memaksimalkan efek
obat.

Diagnosa keperawatan
4.Perubahan perfusi jaringan perifer b/d luka bakar sirkumferensial yang
menyebabkan kontriksi.
Tujuan :
Mempertahankan nadi perifer teraba dengan kualitas/kekuatan sama :
pengisian kapiler baik baik dan warna kulit normal pada area yang cidera.
Tindakan/Intervensi Rasional
1. Kaji warna,sensasi,gerakan 1. Pembentukan edema dapat
nadi perifer,dan pengisian secara cepat menekan
kapiler pada eksremitas luka pembuluh darah , sehingga
bakar melingkar . mempengaruhi sirkulasi dan
Bandingkan dengan hasil peningkatan statis
pada tungkai yang tidak vena/edema.
sakit. 2. Meningkatkan sirkulasi
2. Tinggikan eksremitas yang sistemik/aliran darah balik
sakit dengan tepat.Lepaskan vena dan dapat menurunkan
perhiasan/jam edema atau pengaruh
tangan.Hindari memplaster gangguan lain yang

ASKEP LUKA BAKAR


Page 51
52

sekitar sekitar mempengaruhi konstriksi


eksremitas/jari yang jaringan edema.
terbakar.
3. Meningkatkan sirkulasi
lokal dan sistemik.

4. Disritmia jantung dapat


3. Dorong latihan gerak aktif
terjadi sebagai akibat
bagian tubuh yang sakit.
perpindahan
4. Selidiki nadi secara teratur.
elektrolit,cedera listrik,atau
kehilangan depresan
miokard,pengaruh kepada
curah jantung / perfusi
jaringan.

Diagnosa keperawatan
5. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d kehilangan lapisan pelindung sekunder
terhadap cedera termal.
Tujuan :
Mencapai penyembuhan luka tepat waktu bebas eksudat purulen dan tidak
demam.
Tindakan/Intervensi Rasional
1. Implementasikan teknik 1. Tergantung tipe/luasnya
isolasi yang tepat sesuai luka dan (mis,pilihan
indikasi. pengobatan luka
tertutup/terbuka) Isolasi
dapat direntang dari
luka sederhana/kulit
sampai
komplit/sebaliknya
untuk menurunkan

ASKEP LUKA BAKAR


Page 52
53

resiko kontaminasi
2. Tekankan pentingnya teknik silang/terpajan pada
cuci tangan yang baik untuk flora bakteri multiple.
semua individu yang datang 2. Mencegah kontaminasi
dan kontak dengan pasien. silang : menurunkan
3. Cukur/ikat rambut disekitar resiko infeksi.
area yang terbakar meliputi 1
inci batas (termasuk bulu alis 3. Rambut media baik
).Cukur rambut wajah (pria) untuk pertumbuhan
dan beri shampo pada kepala bakteri,namun alis mata
tiap hari. bertindak sebagai
pelindung. Pencucian
4. Bersihkan jaringan secara teratur
nekrotik/yang lepas menurunkan keluarnya
(termasuk pecahnya lepuh) bakteri ke luka bakar.
dengan gunting dan forsep.
4. Meningkatkan
Jangan ganggu lepuh yang
penyembuhan
utuh bila kecil dari 2-3
mencegah
cm,jangan memepengaruhi
autokontaminasi lepuh
ffunggsi sendi,dan jangan
yang kecil membbantu
pajankan luka yang
melindungi kulit dan
terinfeksi.
meningkatkan
5. Periksa luka tiap kecepatan repitelisasi
hari,perhatikan/catat kecuali luka bakar
perubahan penampilan,bau, akibat kimia.
atau kuantitas drainase

5. Mengidentifikasi
6. Awasi tanda vital untuk
adanya penyembuhan
demam,peningkatan
dan memberikan deteksi
frekuensi kedalaman

ASKEP LUKA BAKAR


Page 53
54

pernapasan sehubungan dini infeksi luka bakar


dengan perubahan ketebalan sebagian
sensori,adanya dapat menyebabkan
diare,penurunan jumlah perubbahan luka bakar
trombosit ,dan hiperglikemia menjadi cideraa
dan glikosuria. ketebalan penuh.
7. Meminimalkan resiko infeksi
dengan 6. Indikator sepsis
a. Mencuci tangan sebelum memerlukan evaluasi
dan setelah memberikan cepat dan intervensi.
perawatan.Mencuci
tangan adalah satu-
7.Sarung tangan dapat
satunya cara terbaik
melindungi tangan pada saat
untuk mencegah
memegang luka yang dibalut
penularan patogen.
atau melakukan berbagai
b. Menggunakan sarung
tindakan.
tangan untuk
mempertahankan asepsis
pada saat memberikan
perawatan langsung.
8. Bantu pasien mencuci tangan
sebelum dan sesudah makan
.
dan setelah dari kamar
mandi.

9. Bantu pasien bila


8.Mencuci tangan mencegah
memungkinkan untuk
penyebbaran patogen terhadap
meyakinkan bahwa area
objek dan makanan lain.
perineal bersih setelah
eliminasi.

ASKEP LUKA BAKAR


Page 54
55

9.membrsihkan area perineal


10. Ganti selang IV dan berikan dengan menyeka dari area yang
perawatan daerah pemasukan sedikit kontaminasinya (
setiap 24 sampai 48 jam atau meatus ureinasius) ke area yang
sesuai kebijakan yang terbanyak kontaminasinya
diterapkan di rumah sakit. (anus) membantu menccegah
11. Putar tempat masuk IV setiap infeksi genituourinaria.
48 sampai 72 jam atau sesuai
kebijakan yang diterapkan 10.Untuk membantu mencegah
dirumah sakit. patogen masuk ke dalam tubuh.
12. Bantu pasien miring setiap 2
jam. Berikan perawatan
kulit,khususnya di atas
penonjolan tulang 11.untuk mengurangi
kemungkinan infeksi pada
tempat masuk individual.

12.Untuk membantu mencegah


statis vena dan kerusakan kulit.

Diagnosa keperawatan
6.Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
b/d peningkatan kebutuhan protein , kalori,dan vitamin akibat
penyembuhan luka dan penurunan masukan sumber terhadap
nyeri,penurunan mobilitas dan aktivitas ,kemungkinan mual dan muntah..

ASKEP LUKA BAKAR


Page 55
56

Tujuan:
Menunjukkan pemasukan nutrisi adekuat untuk memenuhi kebutuhan
metabolik dibuktikan oleh berat badan stabil/massa otot
terukur,keseimbangan nitrogen positif dan regenerasi jaringan.
Tindakan/intervensi Rasional
1. Auskultasi bising usus 1. Ileus sering berhubungan
perhatikan hipoaktif/tidak dengan periode pasca luka
ada bunyi. bakar tetapi biasanya dalam
36-48 jam dimana makanan
oral dapat dimulai.
2. Pertahankan jumlah kalori 2. Pedoman tetap untuk
ketat . Timbang tiap pemasukkan kalori
hari,kaji ulang persen area tepat,sesuai penyembuhan
permukaan tubuh terbuka / luka,presentase area luka
luka tiap minggu. bakar dievaluasi untuk
menghitung bentuk diiet
yang diberikan dan penilaian
yang tepat dibuat.
3. Berikan makanan kecil 3. Membantu mencegah
sedikit dan sering. distensi
4. Dorong pasien untuk gaster/ketidaknyamanan dan
memandang diet sebagai meningkatkan pemasukan.
pengobatan dan untuk 4. Kalori dan protein diperlukan
memuat pilihan untuk mempertahankan
makanan/minuman tinggi bberat badan,kebutuhan
kalori,protein. memenuhi metabbolik dan
meningkatkan penyembuhan.

5. Pastikan makanan yang


disukai / tidak

ASKEP LUKA BAKAR


Page 56
57

disukai,dorong orang 5. Memberikan pasien/orang


terdekat untuk membawa terdekat rasa kontrol :
makanan dari rumah yang meningkatkan partisipasi
tepat. dalam perawatan dan dapat
6. Berikan kebersihan oral memperbaiki pemasukkan.
sebelum makan. 6. Mulut/palatum bersih
meningkatkan rasa dabb
membantu nafsu makan yang
7. Observasi dan catat asupan baik.
pasien ( cair dan padat ) . 7. Untuk mengkaji zat gizi yang
di konsumsi dan suplemen
8. Tawarkan suplemen tinggi yang diperlukan.
protein ,tinggi kalori,seperti 8. Makanan tersebut mencegah
susu kocok,pudding,atau es kerusakan protein tubuh dan
krim. memberikankalori energy.

9. Ciptakan lingkungan yang


9. Untuk meningkatkan nafsu
menyenangkan pada waktu
makan pasien.
makan.

10. Pantau dan catat pola


eliminasi.
10. Pasien dapat menggunakan
laksatif atau diuretic untuk
mempertahankan berat badan
rendah karena tidak
menyukai makan.
7. Gangguan mobilitas fisik b/d luka bakar yang nyeri.
Tujuan :
Mempertahankan posisi fungsi dibuktikan oleh tak adanya kontraktur da
mampu menunjukkan teknik/prilaku yang memampukan melakukan
aktivitas.

ASKEP LUKA BAKAR


Page 57
58

Tindakan/Intervensi Rasional
1. Pertahankan posisi tubuh 1. Meningkatkan posisi
tepat dengan dukungan atau fungsional pada eksremitas
belt khususnya untuk luka dan mencegah
bakar diatas sendi. kontraktur,yang lebih
mungkin di atas sendi.
2. Perhatikan 2. Edema dapat mempengaruhi
sirkulasi,gerakan,dan sirkulasi pada eksremitas
sensasi jari secara sering. mempotensial nekrosis
jaringan/terjadinya
3. Lakukan rehabilitasi pada
kontraktur.
penerimaan.
3. Akan lebih mudah untuk
membuat partisipasi bila
pasien menyadari
kemungkinan adanya
4. Beri obat sebelum penyembuhan.
aktivitas/latihan. 4. Menurunkan kekakuan otot
atau jaringan dan tegangan
memampukkan pasien untuk
lebih aktif dan membantu
partisipasi.

5. Dorong dukungan dan


bantuan keluarga/orang 5. Memampukan
terdekat pada latihan keluarga/orang terdekat
rentang gerak. untuk aktif dalam perawatan
pasien dan memberikan
6. Dorong partisipasi pasien terapi lebih
dalamsemua aktivitas sesuai konstan/konsisten.

ASKEP LUKA BAKAR


Page 58
59

kemampuan individual. 6. Meningkatkan kemandirian


meningkatkan harga diri,dan
membantu proses perbaikan.

8.Ansietas b/d cidera tiba-tiba,pengobatan,hasil yang tak pastii dan nyeri.


Tujuan :
Mengatakan ansietas menurun sampai tingkat dapat di tangani dan
mengomunikasikan secara efektif perasaan tentang cidera.
Tindakan/intervensi Rasional
1. Berikan penjelasan dengan 1. Pengetahuan apa yang
sering dan informasi tentng diharapkan menurunkan
prosedur keperawatan. ketakutan dan ansietas ,
memperjelas kesalahan
konsep,dan meningkatkan
kerjasama.
2. Libatkan pasien/orang 2. Meningkatkan rasa control
terdekat dalam proses dan kerjasama,menurunkan
pengambilan keputusan perasaan tak berdaya/putus
kapanpun mungkin. asa.

3. Kaji status mental,termasuk 3. Pada awal,pasien dapat


suasana hati/efek ketakutan menggunakan penyangkalan
pada kejadian dan isi dan respresi untuk
pikiran. menurunkan dan menyaring
informasi keseluruhan.
4. Membantu pasien tetap
4. Berikan orientasi konstan berhubungan dengan

ASKEP LUKA BAKAR


Page 59
60

dan konsisten. lingkungan dan realitas.


5. Pernyataan kompensasi
5. Jelaskan pada pasien apa menunjukkan realitas situasi
yang terjadi .berikan yang dapat membantu
kesempatan untuk bertanya pasien/orang terdekat
dan berikan jawaban secara menerima realitas dan
terbuka dan jujur. mungkin menerima apa yang
terjadi.
6. Untuk menciptakan iklim
6. Kurangi stresor (termasuk
yang tenang dan teraupeutik.
mambatasi akses individu
pada pasien jika sesuai) dan
usahakan menuntut pasien
seminiml mungkin.
7. Untuk menciptakan
7. Secara seksama perhatikan
kesejahteran dan meyakinkan
kebutuhan fisik pasien .
pasien bahwa kebutuhannya
Berikan makanan bergizi
akan terpenuhi
dan tingkatkan kualitas
tidur di sertai langkah-
langkah yang memberikan
8. Untuk membntu pasien rileks
rasa nyaman
selama periode ansietas
8. Berikan obat yang
berat.
diresepkan
9. Untuk mendiskusikan alasa-
alas an munculnya ansietas
9. Dengarkan dengan penuh
,sehingga dapat membantu
perhatian.kaji pengetahuan
pasien mengidentifikasi
pasien mengenai situasi
prilaku kecemasan dan
yang dialaminya dan beri
menyadarkan penyebabnya.
dorongan kepada pasien.
10. Untuk menghindari terlalu
banyaknya informasi.
10. Berikan penjelasan yang

ASKEP LUKA BAKAR


Page 60
61

benar kepada pasien 11. Utuk membangun rasa


tentang semua tindakan. control.

11. Dorong pasien untuk


berpartisipasi dan
mengidentifikasi dalam
aktivitas yang ia rasa
menyenangkan. 12. Untuk membangun
kepercayaan diri pasien dan
12. Bila memungkinkan ,
menumbuhkan rasa percaya
libatka pasien dan anggota
keluarga dalam mengambil
keputusn tentang
13. Untuk menurunkan ansietas
perawatan.
keluarga dan pasien.

13. Dukug upaya anggota


keluarga untuk mengatasi
prilaku cemas
pasien.berikan kesempatan
keluarga untuk melakukan
kunjungan ekstra,bila
14. Untuk memperbaiki
bermanfaat.
keseimbngan fisik dan
pikologis

14. Ajarkan kepada pasien


tekhnik relaksasi.

Diagnosa keperawatan
9.Resiko tinggi gangguan konsep dirib/d efek luka bakar pada penampilan
,peningkatan ketergantungan pada orang lain dan gangguan gaya hidup
serta tanggung jawab peran.
Tujuan :

ASKEP LUKA BAKAR


Page 61
62

Mengomunikasikan perasaan tentang luka bakar dan memasukan


perubaha dalam konsep diri tanpa harga diri negative.
Tindakan/intervensi Rasional
1. Kaji makna 1. Episode traumatic
kehilangan/perubahan pada mengakibatkan perubahan
pasien/orang terdekat. tiba-tiba,tak di antisipasi,
membuat perasaan
kehilangan pada
kehilangn actual yang
2. Terima dan akui ekspresi dirasakan.
frustasi , 2. Penerimaan perasaan
ketergantugan,marah,kedukaa sebagai respon normal
n dan kemarahan. Perhatikan terhdp apa yang terjadi
prilaku menarik diri dan membantu perbaikan. Ini
penggunaan penyangkalan. tidak membantu /
kemungkinan mendorong
pasien sebelum siap untuk
menerima situasi.

3. Bersikap realistis dan positif


selama pengobatan,pada 3. Meningkatkan
penyuluhan kesehatan dan kepercayaan dan
menyusun tujuan dalam mengadakan hubungan
keterbatasan antara pasien dan perawat.
4. Berikan penguatan positif
terhadap kemajuan dan
dorongan usaha untuk 4. Kata-kata penguatan dapat
mengikuti rehabilitasi. mendukung terjadinya
5. Berikan kelompok pendukung prilaku koping positif.
untuk orang terdekat.Berikan
mereka informasi tentang 5. Meningkakan ventilasi

ASKEP LUKA BAKAR


Page 62
63

bagaimana mereka dapat perasaaan dan


membantu pasien. memungkinkan respon
yang lebih membantu
pasien.

10.Resiko tinggi inefektif penatalaksanaan regimen teraupeutik b/d


ketidakcukupan pengetahuan tentang perawatan luka ,perawatan kulit dan
menyembuh,kebutuhan nutrisi,dan perawatan tindak lanjut.
Tujuan :
Menyatakan pemahaman kondisi,prognosis,pengobatan dan melakukan
dengan benar tindakan tertentu dan menjelaskan alas an tindakan.
intervensi Rasional
1. Jelaskan penampilan luka 1. Pengetahuan tentang proses
bakar pada berbagai tahap penyembuhan memberikan
pemulihan. klien harapan yang masuk
akal.

2. Intruksikan dan peragakan 2. Pengetahuan dan


perawatan luka pada klien pemahaman tentang proses
dan orang terdekat. meningkatkan kerjasama.
Sampaikan dan jelaskan
secara sederhana juga
berikan informasi tertulis.
3. Evalusi peragaan ulang
3. Mungkinkan untuk peragaan
membantu perawat
ulang perawatan luka oleh
mengidentifikasikan
klien dan orang terdekat.
kebutuhan untuk penyuluhan
dan supervisi lebih lanjut.
4. Gambarkan pentingnya
4. Dengan menyembuhnya
melanjutkan latihan rentang
luka bakar,pembentukan
gerak dirumah.
jaringan parut hipertrofik

ASKEP LUKA BAKAR


Page 63
64

menyebabkan sebagian
pemendekan atau
kontraksi.Laihan setiap hari
dapat membantu mengurangi
keparahan.penekanan yang
konstan pada luka sepanjang
maturasi jaringan parut
dapat menhambat
pembentukan jaringan parut.
5. Jelaskan kebutuhan untuk 5. Pemulihan luka bakar
mempertahankan nutrisi memerlukan peningkatan
dekuat setelah pulang. masukan protein dan kalori.

D. Implementasi Keperawatan
Implementasi Keperawatan Sesuai dengan Intervensi Keperawatan.

E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi Keperawatan sesuai dengan Tujuan.

ASKEP LUKA BAKAR


Page 64
65

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Luka bakar adalah cedera sebagai akibat kontak langsung
atau terpapar dengan sumber-sumber panas , listrik , zat
kimia , atau radiasi yang dapat mempengaruhi berbagai
sistem tubuh.

2. . Keparahan cidera luka bakar diklasifikasikan berdasarkan


pada rsiko mortilitas dan resiko kecacatan fungsi.Faktor-
faktor yang mempengaruhi keparahan cidera termasuk
sebagai berikut :Kedalaman luka bakar,Keparahan luka
bakar,Lokasi luka bakar,Agen penyebab luka bakar,Ukuran
luka bakar,Usia korban luka bakar
3. Etiologi luka bakar yaitu pengalihan energi dari suatu
sumber panas kepada tubuh,panas dapat di pindahkan lewat
hantaran/radiasi elektromagnetik.
 Luka bakar akibat termal
 Luka bakar akibat radiasi
 Luka bakar akibat kimia.
4. Gejala dan tnda berdasarkan tingkat keparahan yaitu derajat
I,II dan III serta inhalasi

ASKEP LUKA BAKAR


Page 65
66

5. Patofisiologi.Luka bakar di sebabkan oleh perpindahan


energy dari sumber panas ke tubuh.Panas tersebut mungkin
dipindahkan melalui konduksi atau radiasi
elektromagnetik,kulit dengan luka bakar akan mengalami
kerusakan pada epidermis,dermis maupun jaringan
subkutan tergantung factor penyebab dan lamanya kulit
kontak dengan sumber panas/penyebab,dalamnya luka
bakar akan mempengaruhi kerusakan/gangguan integritas
kulit dan kematian sel-sel.
6. .Foto rontgen dada ,Skan paru ,EKG ,.
BUN dan kreatinin, Bronkoskopi, Albumin serum,
Fotografi luka bakar : memberikan catatan untuk
penyembuhan luka bakar selanjutnya
7. Penatalaksanaan sesuai dengan intervensi Keparawatan.
8. Komplikasi : gagal ginjal,sepsis,hipertermi dan ileus
paralitik.
9. Data dasar pengkajian bagi klien luka bakar meliputi
nutrisi, aktivitas/istirahat, neurosensori, kenyamanan,
integritas ego.
10. Diagnosa Keperawatan klien luka bakar: bersihan jalan
napas. Nyeri, Gangguan Kebutuhan Cairan, Defisiensi
Nutrisi, gangguan Komunikasi, Ansietas.
11. Intervensi Keperawatan sesuai dengan Diagnosa
Keperawatan.
12. Implementasi Keperawatan sesuai dengan Intervensi
Keperawatan.
13. Evaluasi Keperawatan sesuai dengan Tujuan.

ASKEP LUKA BAKAR


Page 66
67

B. Saran

Diharapkan sebelum mempelajari mata kuliah KMB III dalam pokok


bahasan Luka bakar,Mahasiswa Akademi Keperawatan Dirgahayu
teleh mengerti tentang anatomi dan fisiologi system integument
sehingga memudahkan mahasiswa dalam memahami,mengerti,dan
mengamplikasi makalah “Asuhan Keperawatan Klien dengan luka
bakar” pada teori dan praktek keperawatan.

ASKEP LUKA BAKAR


Page 67
68

DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddart.2002.Keperawatan Medikal Bedah vol.3.


Jakarta:EGC

Brunner dan Suddart. 1999.Medical Surgical Nursing Vol


2.Jakarta:EGC

Carpenito,LyndaJuall.2000.Rencana asuhan keperawatan.Jakarta.EGC

Dwi Loetfia D.R.2008..Asuhan keperawatan klien dengan gangguan


integument.Jakarta:EGC

Effendi,Christantie S.kp,1999.Perawatan pasien luka bakar.Jakarta :


EGC

Hetharia Rospa.2009.Asuhan keperawatan gangguan sistem


integumen.Jakarta:TIM

Marlyn.E.Doenges.2002.Rencana asuhan keperawatan.Jakarta:EGC

Sabiston.1995.Buku ajar bedah bagian 1.Jakarta : EGC

Taylor Cynthia M.2011.diagnosa keperawatan.Jakarta :EGC

ASKEP LUKA BAKAR


Page 68
69

Valerie C.2002 Scanlon dan Tina Sanders. Buku Ajar Anatomi dan
Fisiologi Edisi 3. Jakarta : EGC

Derajat luka bakar

luka bakar yang disebabkan


oleh bahan kimia

Luka bakar termal

Luka bakar karena air panas

ASKEP LUKA BAKAR


Page 69
70

Terkena sengatan matahari

Luka bakar listrik

Terkena benda padat yang bersuhu tinggi

suhu panas/air mendidih

ASKEP LUKA BAKAR


Page 70
71

RENCANA PASIEN PULANG

Tujuan dari perencanaan pulang bagi pasien adalah :


 Meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga tentang masalah
kesehatan dan kemungkinan komplikasi dan pembatasan yang akan
diberlakukan pada pasien di rumah.
 Mengembangkan kemampuan pasien dan keluarga untuk merawat
kebutuhan pasien dan memberikan lingkungan yang aman untuk pasien
di rumah.
 Meyakinkan bahwa rujukan yang diperlukan untuk perawatan selanjutnya
dibuat dengan tepat.

Hal-hal yang harus dilakukan dalam menyiapkan pasien untuk pulang:


 Ajarkan pasien dan anggota keluarga pasien tentang cara menangani
perawatan di rumah.
 Beritahu pasien maupun anggota keluarga pasien kemungkinan yang
akan terjadi dan kapan mereka di harapkan pulih total serta
memberitahukan bagaimana mengenali kemungkinan masalah dan apa
yang di lakukan bila mereka melihat tanda-tanda masalah tersebut.
 Beri tahu pasien dan keluarga apa yang dapat dan tidak dapat di
lakukan pasien. Misalnya pasien harus ditemani oleh keluarga atau
teman terdekat agar pasien tetap terus semangat dalam menjalani
kehidupannya.
 Memberikan insruksi yang jelas kepada pasien dan keluarga untuk
mengatasi dan melakukan perawatan yang rutin pada luka bakar pada
pasien.
 Menyarankan kepada pasien dan keluarga untuk segera membawa
kembali ke rumah sakit apabila:
- Daerah yang sudah sembuh pecah terbuka.
- Terjadi gelembung
- Gejala infeksi (demam, suhu melebihi
37,2oC,merah,nyeri,bengkak,keras,luka atau disekitarnya

ASKEP LUKA BAKAR


Page 71
72

panas atau salah satu tempat pada tubuh,drainase


bertambah banyak atau berbau busuk
dari luka)
- Masalah dengan pembalut ACE atau baju JOBST seperti
kurang pas,terjadi gelembung,atau ada yang terbuka di
daerah bawah yang sudah sembuh
 Tekankan perjanjian rujukan kepada pasien sehingga pasien
memahami tentang hal-hal yang harus dilakukan.

ASKEP LUKA BAKAR


Page 72

Vous aimerez peut-être aussi