Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
NIM : 43214120195
PENDAHULUAN
Secara umum perusahaan (business) adalah suatu organisasi di mana sumber daya
(input), seperti bahan baku dan tenaga kerja diproses untuk menghasilkan barang dan jasa
(output) bagi pelanggan. Tujuan dari perusahaan secara umum ialah laba/keuntungan.
Laba (profit) adalah selisih antara jumlah yang diterima dari pelanggan atas barang atau
jasa yang dihasilkan dengan jumlah yang dikeluarkan untuk membeli sumber daya alam
Dewasa ini, semakin banyaknya perusahaan maka persaingan yang terjadi pun semakin
banyak. Seluruh perusahaan saling berlomba-lomba dalam menarik minat para investor.
Akan tetapi, tidak semua perusahaan memiliki potensi mendapatkan laba tinggi. Selain
itu, resiko kebangkrutan pun pasti ada di setiap perusahaan. Cara untuk menghindari
kerugian investor dalam menanamkan modalnya dapat kita lakukan dengan menganalisis
laporan keuangan milik perusahaan yang diminati. Dalam kasus ini, PT. Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk. Maka dari itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
PEMBAHASAN
Analisa rasio adalah membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan
untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta menilai kinerja manajemen
dalam suatu periode tertentu. James C Van Horne dikutip dari kasmir (2008:104) :
definisi rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi
dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Pada umumnya rasio
Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk menganalisa laporan keuangan adalah
analisis rasio. Analisis rasio adalah cara analisa dengan menggunakan perhitungan-
perhitungan perbandingan atas data kuantitatif yang ditujukkan dalam neraca maupun
laba rugi. P
Menurut Irawati (2005 : 22) rasio keuangan merupakan teknik analisis dalam bidang
manajemen keuangan yang dimanfaatkan sebagai alat ukur kondisi keuangan suatu
perusahaan dalam periode tertentu , ataupun hasil-hasil usaha dari suatau perusahaan
pada satu periode tertentu dengan jalan membandingkan dua buah variabel yang diambil
dari laporan keuangan perusahaan, baik daftar neraca maupun laba rugi.
2.3 Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Menurut Rahardjo (2007 : 104) rasio keuangan perusahaan diklasifikasikan menjadi lima
kelompok, yaitu :
perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka
panjang.
Rasio Aktivitas (activity ratios), yang menunjukkan tingkat efektifitas penggunaan aktiva
Rasio Investasi (investment ratios), yang menunjukkan rasio investasi dalam surat
1. Rasio Likuiditas
Fred Weston dikutip dari Kasmir (2008:129): menyebutkan bahwa rasio likuiditas
membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo dengan
Aktiva Lancar
Hutang Lancar
membayar kewajiban atau utang lancar dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan
nilai persediaan.
Hutang Lancar
2. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi / efektivitas
perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Dalam analisa aktivitas rasio
perusahaan. Rumusnya
Persediaan
Penjualan
Modal Aktiva
3. Rasio Solvabilitas
Menurut Fred Weston dikutip dari Kasmir (150:2008), Rasio Solvabilitas adalah rasio
yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang
Rasio Hutang Terhadap Aktiva (Total Debt to Asset Ratio) Rasio ini mengukur
seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar hutang
Total hutang
Modal Aktiva
Rasio ini menunjukkan hubungan antara jumlah utang jangka panjang dengan jumlah
modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan, guna mengetahui jumlah
Total hutang
Modal Sendiri
4. Rasio Profitabilitas
perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti
kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya”.
Margin laba kotor adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjulan sesudah
Laba Kotor
Penjualan
Margin laba operasi adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan
sesudah semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga dan pajak, atau
Penjualan
Penjualan
2.4 Analisa Laporan Keuangan PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Per Desember Tahun 2013 (Disajikan dalam jutaan rupiah)
· Ratio Likuiditas
= Rp 6,15
Analisis : Setiap Rp.1 hutang lancar dijamin oleh 6,15 harta lancar atau perbandingannya
= Rp 15,372,603 / Rp 2,740,089
= Rp 5,61
Analisis : Rata-rata industri tingkat liquidnya / quick ratio adalah 0,5 kali sedangkan
· Ratio Solvabilitas
Total Debt to Equity Ratio = (Total Hutang / Ekuitas pemegang saham) X 100%
= 0,16 = 16%
Analisis : Merupakan perbandingan antara hutang dan ekuitas dalam pendanaan
= 0,14 = 14%
Analisis : Pendanaan perusahaan dibiayai dengan hutang untuk tahun 2013 artinya bahwa
setiap Rp 100,- pendanaan perusahaan Rp 14,- dibiayai dengan hutang dan Rp 86,-
= 0,47 = 47%
Analisis : Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba kotor dari penjualan bersih
= 0,19 = 19%
Analisis : Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari penjualan bersih
= 0,32 = 32%
Analisis : Operating ratio mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan sehingga ratio ini
rendah menunjukan keadaan yang baik karena setiap rupiah penjualan yang terserap
dengan biaya juga rendah dan tersedia untuk laba yang besar.
Return of Equity = (Laba bersih setelah pajak / Total modal pemegang saham) X
100%
= 0,22 = 22%
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pemahaman diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa rasio likuiditas milik Indocement
sangatlah baik karena perusahaan dapat membayar hutang walaupun sudah dikurangi oleh
hutangnya juga lumayan baik karena pendanaan diberikan dari pemegang saham. Untuk
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba sangatlah baik karena setiap rupiah
penjualan yang terserap dengan biaya juga rendah dan pada akhirnya akan tersedia laba
Dalam menghadapi persaingan bisnis yang ketat, diharapkan PT. Indocement Tunggal
- Pemanfaatan lokasi yang tepat untuk bisnis yang tepat dan berkualitas
internasional dengan membuka kerjasama yang intens di pusat- pusat bisnis dunia, seperti
- Terus memberikan edukasi dan menfasilitasi masyarakat agar image perusahaan tumbuh
dan besar. Sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi peningkatan penjualan.