Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
kimia di permukaan. Hal ini berkaitan erat dengan fungsionalisasi permukaan yang
secara khusus penting untuk bidang katalisis heterogen. Secara umum peristiwa
adsorpsi yang terjadi pada larutan terbagi atas dua bagian yaitu adsorpsi fisika dan
adsorpsi kimia. Luas permukaan karbon aktif sebagai adsorben merupakan salah satu
parameter yang penting. Karbon aktif dapat dikatakan sebagai adsorben yang baik
jika memiliki luas permukaan yang tinggi. Hal ini karena luas permukaan adsorben
Adsorpsi merupakan salah satu dari proses pemisahan yang sudah lama
dikenal dan banyak digunakan dalam industri. Beberapa tahun belakangan ini, proses
adsorpsi banyak mendapat perhatian. Hal ini bukan hanya karena aplikasinya sebagai
proses pemisahan yang banyak digunakan dalam industri kimia dan makanan, tetapi
yaitu penyimpanan dalam keadaan teradsorpsi, dalam teknologi ini, proses adsorpsi
tidak digunakan untuk proses pemisahan, tetapi untuk menyimpan gas, seperti
hidrogen, natural gas, dan karbon dioksida. Teknologi ini tentunya dapat membantu
masalah penggunaan energi terbaru yang masih terkendala dalam hal transportasi dan
penelitian mengenai proses adsorpsi mulai dari segi mekanisme sampai dengan
Menurut Freedonia 2010, adsorben merupakan salah satu faktor yang penting
dalam proses adsorpsi. Adsorben yang sering digunakan dalam proses adsorpsi ialah
padatan berpori seperti zeolit, silika gel, dan karbon aktif dari beberapa jenis
adsorben tersebut yang paling banyak digunakan ialah karbon aktif. Hal ini
disebabkan karbon aktif memiliki luas permukaan yang lebih tinggi dari adsorban
yang lain sehingga dapat mengadsorpsi lebih banyak molekul. Konsumsi karbon aktif
dunia meningkat setiap tahunnya. Menurut perkiraan sebuah riset, pada tahun 2014,
konsumsi karbon aktif dunia mencapai 1,7 juta ton ( Sudibandriyo, 2011).
Arang aktif, telah banyak digunakan dalam penyediaan air minum, baik
meghilangkan bau, rasa tidak enak dan warna yang kebanyakan disebabkan oleh
adanya bahan organik dan sisa organism serta dapat menghilangkan bakteri dan virus.
Beberapa pustaka melaporkan bahwa arang aktif tidak dapat menghilangkan semua
ion logam bebas dalam air. Namun dari hasil penelitian pendahuluan yang telah
dilakukan terlihat bahwa arang mempunyai kemampuan absorpsi yang cukup besar
terhadap ion Al, Cr, As, Se, Ag, Pb, Cu, Mn dan Fe terutama pada pH 7. Zeolit telah
banyak digunakan untuk pemurnian air, baik sebagai adsorben maupun penukar ion.
Dilaporkan zeolit dapat menyerap secara efektif senyawa-senyawa dalam air, seperti
ammonia, amina, beberapa senyawa organik termasuk peptisida dan senyawa kimia
toksin seperti, Se, Sr, Pb, Cd, Ag, dan logam-logam berat (Saryati, 2002).
Pengujian daya serap adsorpsi arang aktif dilakukan terhadap larutan metilen
biru klorida. Metilen biru atau metiltionium klorida memiliki rumus molekul
kegelapan. Sifat-sifatnya antara lain tidak berbau, stabil dalam udara, larut dalam air,
alkohol dan kloroform. Metilen biru yang dilarutkan dalam air akan berwarna biru
tua. Zat warna methylene blue dapat diserap oleh sejenis lempung dalam larutan.
Metilen biru memiliki kemampuan adsorpsi yang kuat terhadap padatan dan
diakui berguna dalam karakteristik adsorpsi suatu bahan. Beberapa karbon yang
seperti zat warna metilen birudengan kemampuan adsorpsi sekitar 11- 28 g/100 g
dalam kajian adsorpsi, waktu kontak yang cukup diperlukan untuk mencapai
kesetimbangan adsorpsi. Jika fase cair yang berisi adsorben dalam keadaan diam,
maka difusi adsorbat melalui permukaan adsorben akan lambat dan merupakan tahap
Oleh karena itu perlu dilakukan praktikum penentuan luas permukaan zat
padat ini, untuk mengkaji lebih lanjut daya serap terhadap arang aktif yang
menghasilkan karbon aktif dengan luas permukaan yang tinggi, sehingga dapat
digunakan untuk berbagai keperluan dalam proses adsorpsi, pengujian ini dilakukan
1. Menentukan luas permukaan spesifik zat padat dengan metode: adsorpsi zat
kemampuan suatu adsorben untuk mengadsorpsi suatu zat terhadap adsorban (zat
yang lebih tinggi dan asap yang lebih. Selain digunakan sebagai bahan bakar, juga
dapat digunakan sebagai adsorben. Arang aktif merupakan suatu padatan berpori,
yang sebagian besar terdiri dari unsur karbon bebas dan masing-masing berikatan
secara kovalen. Dengan demikian, permukaan arang aktif bersifat non polar. Selain
komposisi dan polaritas, struktur pori juga merupakan faktor yang penting
diperhatikan. Struktur pori berhubungan dengan luas permukaan, semakin kecil pori-
pori arang aktif, mengakibatkan luas permukaan semakin besar. Daya adsorpsi
ditentukan oleh luas permukaan partikel dan kemampuan ini dapat menjadi lebih
tinggi jika terhadap arang tersebut dilakukan aktivasi dengan aktivator bahan-bahan
Gambar 1. Skematik dari beberapa gugus fungsional asidik pada arang aktif
(Wirawan, 2012)
2.2. Adsorpsi
Adsorpsi merupakan salah satu dari proses pemisahan yang sudah lama
dikenal dan banyak digunakan dalam industri. Proses adsorpsi beberapa tahun
belakangan ini banyak mendapat perhatian. Hal ini bukan hanya karena aplikasinya
sebagai proses pemisahan yang banyak digunakan dalam industri kimia dan makanan,
tetapi juga berhubungan dengan teknologi penyimpanan gas seperti hidrogen, natural
gas, dan karbon dioksida yang sedang dikembangkan, yaitu penyimpanan dalam
bersinggungan dengannya secara fisika dan kimia. Pada proses fisika gaya yang
mengingkat adsorbat oleh adsorben adalah gaya Van Der Waals, molekul terikat
sangat lemah. Sedangkan pada proses adsorpsi secara kimia, interaksi adsorbat
dengan adsorben melalui pembentukan ikatan kimia yang diawali dengan adsorpsi
Van Der Waals atau ikatan hidrogen, kemudian diikuti oleh adsorpsi kimiadengan
proses adsorpsi antara lain adsorben, luas permukaan adsorben, derajat keasaman
umumnya dilakukan dengan mengalirkan uap/gas seperti uap air, gas nitrogen, gas
H3PO4, NH4HCO3, KOH, NaOH yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas arang
Adsorben yang berpotensi untuk menyerap gas CO2 dalam biogas adalah
karbon aktif. Karakterisasi karbon aktif dilakukan dengan GSA (Gas Sorption
Analyser) untuk mengetahui porositas, luas permukaan, konstanta BET, dan jari-jari
rerata pori. Menurut Suyati (2005) semakin besar luas permukaan dan volume total
pori, maka jari-jari rata pori akan semakin kecil sehingga sangat baik dijadikan
sebagai adsorben untuk menyerap gas (Widyastuti, Berlian dan Afghani, 2013).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
dilaksanakan pada hari Rabu, 10 Mei 2017 pukul 13.00 WITA – selesai dan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut: labu
erlenmeyer, pipet seukuran 5, 10 dan 25 mL, buret mikro, spektronik, alat sentrifuge,
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut: larutan
metilen biru klorida dengan konsentrasi 4, 3, 2, 1 dan 0,5 ppm, norit (arang), kertas
Prosedur kerja yang dapat dilakukan dalam percobaan ini adalah sebagai
berikut: kedalam 5 buah labu erlenmeyer 100 mL, masing-masing diisi 1 gram arang
aktif. Pada tiap labu, kemudian ditambahkan 25 mL larutan metilen biru klorida 3
ppm. Dikocok selama 5 menit dan dibiarkan selama 15, 30, 45, 60 dan 75 menit.
Disentrifuge/disaring larutan dalam tiap labu (setelah dibiarkan selama waktu di atas).
Ditentukan jumlah mg zat warna yang tidak teradsorpsi dengan mengukur adsorbans
bersamaan dengan pengerjaan awal, tetapi larutan metilen biru klorida yang
turut adalah 0,5 ppm, 1 ppm, 2 ppm, 3 ppm dan 4 ppm. Setelah percobaan penentuan
3.
Pembahasan
Penentuan luas permukaan zat padat pada percobaan ini menggunakan zat warna
Metilen Biru Klorida dengan adsorbensnya berupa arang aktif. Digunakan arang aktif ini
karena Arang aktif atau sering juga disebut sebagai karbon aktif merupakan suatu jenis
karbon yang memiliki luas permukaan yang sangat besar. Selain itu, arang aktif juga
memiliki pori-pori mikro dan makro yang jumlahnya banyak dengan bentuk dan ukuran yang
bervariasi. Perlakuan pertama yang dilakukan pada percobaan ini ialah arang aktif yang
telah disediakan dicampur dengan metilen biru klorida dengan menggunakan konsentrasi
yang bervariasi yaitu 5, 4, 3, 2, 1, dan 0,5 ppm. kaena untuk mengetahui kemampuan
adsorpsi karbon aktif maka dilakukan uji adsorpsi terhadap metilen blue, sebab berdasarkan
satuan nasional Indonesia Penetapan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan arang
aktif untuk menyerap larutan berwarna dan menentukan luas permukaan pori karbon aktif.
Oleh karenanya kemampuan mengadsorpsi metilen blue menjadi salah satu ukuran kualitas
dari metilen blue yang dihasilkan. Sehingga dalam hal ini Bahan yang terserap dinamakan
(adsorbent /substrate). Kemampuan arang untuk menyerap suatu zat sangat bergantung
pada luas permukaan pori-porinya. Makin luas permukaan poriporinya, makin tinggi daya
serapnya.
Perlakuan selanjutnya dengan penyaringan, tujuan dilakukan penyaringan ini adalah agar
didapatkan filtratnya yang merupakan larutan metilen biru sisa. Konsentrasi metilen biru
sisa dapat diketahui dengan cara memasukkan data tersebut kedalam persamaan kurva
standar, sehingga konsentrasi metilen biru yang teradsorpsi oleh arang aktif dapat
diketahui. Konsentrasi metilen biru yang teradsorpsi digunakan untuk menghitung luas
permukaan arang aktif. Sebelum menentukan luas permukaan arang aktif dilakukan
penentuan waktu selama 15 menit, yaitu lama waktu k larutan metilen biru dengan arang
Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa pada waktu kontak sel ama 20 menit sampai 50
menit terjadi kenaikan adsorpsi. Hal ini dikarenakan semakin lama waktu kontak maka
semakin banyak partikel-partikel arang aktif yang bertumbukan dan berinteraksi dengan
larutan metilen biru sehingga kemampuan adsorpsinya semakin naik. Waktu kontak
optimum metilen biru terjadi pada waktu kontak 50 menit, dimana metilen biru yang
terserap oleh arang aktif biji kapuk paling banyak. Sedangkan pada waktu kontak di atas 50
menit terjadi penurunan daya adsorpsi karena lapisan luar pada arang aktif telah jenuh
gelombang 660 nm. Banyaknya tiap gram (mg) zat warna yang teradsorpsi oleh arang aktif
menunjukan luas (m2/gram) permukaan dari zat padat (arang aktif) yang digunakan dalam
Aktifasi adalah suatu perlakuan terhadap arang aktif yang bertujuan untuk
memperbesar pori yaitu dengan cara memecahkan ikatan hidrokarbon atau mengoksidasi
molekul-molekul permukaan sehingga arang mengalami perubahan sifat, baik fisika maupun
kimia, yaitu luas permukaannya bertambah besar dan berpengaruh terhadap daya adsorpsi.
Setelah dilakukan pengamatan terhadap berbagai perbedaan konsentrasi zat warna, diukur
absorbans dari adsorpsi arang aktif dengan mengukurnya pada spektrofotometer dengan
panjang gelombang 660 nm. Diperoleh nilai absorbans yang berbeda-beda pada tiap nilai
konsentrasi. Terlihat bahwa konsentrasi yang paling besar yaitu 4 ppm memiliki nilai
absorbans yang tinggi pula yaitu 1,5287. Jika membandingkannya dengan kurva kalibrasi
larutan standar dan setelah melakukan perhitungan di peroleh nilai luas permukaan spesifik
arang aktif adalah sebesar 0.12908 m2/g. Sedangkan untuk menentukan ukuran partikel
rata-rata tidak dapat dilakukan karena tidak dilakukan pengukuran untuk menentukan rapat
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Luas permukaan spesifik karbon aktif dengan metode adsorpsi zat warna (metilen
2. Ukuran besar partikel rata-rata dapat ditentukan jika mengetahui nilai rapat massa
zat padat.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan yaitu, pada praktikum penentuan luas permukaan zat
padat kedepannya agar dapat dilakukan lebih baik lagi dengan mengukur rapat jenis zat
padat sehingga ukuran partikel juga dapat ditentukan selain menentukan luas permukaan
(ppm) adalah 0,0423 m2 dan ukuran besar partikel zat padat adalah 0,9372
sentuh) zat padat (Arang aktif) yang aktif dalam mengadsorpsi tiap gram zat
atau permukaan dalam suatu padatan adsorben atau oleh permukaan larutan.
Adsorpsi terjadi karena molekul-molekul pada permukaan zat padat atau zat cair
yang memiliki gaya tarik dalam keadaan tidak setimbang yang cenderung tertarik
ke arah da lam (gaya kohesi adsorben lebih besar daripada gaya adhesinya).
Ketidakseimbangan gaya tarik tersebut mengakibatkan zat padat atau zat cair yang
substrate).
Arang Aktif
Arang aktif adalah arang yang berbentuk amorf, berwarna hitam, tidak
berbau, dan memiliki daya serap yang lebih besar dari arang biasa yang tidak
diaktivasi. Arang aktif dapat dibedakan dengan arang biasa berdasarkan sifat pada
permukaannya lebih luas dan pori-porinya telah terbuka. Arang aktif atau sering
juga disebut sebagai karbon aktif merupakan suatu jenis karbon yang memiliki
luas permukaan yang sangat besar. Selain itu, arang aktif juga memiliki pori-pori
mikro dan makro yang jumlahnya banyak dengan bentuk dan ukuran yang
bervariasi. Satu gram arang diperkirakan dapat memiliki luas permukaan sekitar
1000 – 2000 m²/gr. Kemampuan arang menyerap zat-zat organik itu sangat
Arang aktif dari biji kapuk sebanyak ± 0,2000 gram dicampur dengan 40,0
menggunakan shaker dengan kecepatan 100 rpm pada waktu yang bervariasi,
yaitu 20, 30, 40, 50, 60, dan 70 menit. Campuran tersebut disaring dengan kertas
whatman sehingga didapatkan filtratnya yang merupakan larutan metilen biru sisa.
Shimadzu pada panjang gelombang maksimum metilen biru. Data yang diperoleh
adalah data absorbansi metilen biru sisa. Konsentrasi metilen biru sisa dapat
sehingga konsentrasi metilen biru yang teradsorpsi oleh arang aktif dari biji kapuk
menghasilkan adsorpsi metilen biru paling banyak oleh arang aktif sebagai
adsorben.
100 rpm pada waktu kontak optimum. Campuran kemudian disaring dengan
kertas whatman sehingga diperoleh filtrat yang merupakan larutan metilen biru
Shimadzu pada panjang gelombang maksimum metilen biru. Data yang diperoleh
adalah data absorbansi metilen biru sisa. Konsentrasi metilen biru sisa dapat
diketahui dengan cara memasukkan data tersebut kedalam persamaan kurva standar,
sehingga konsentrasi metilen biru yang teradsorpsi oleh arang aktif dari
biji kapuk dapat diketahui. Konsentrasi metilen biru yang teradsorpsi digunakan
Biji kapuk dipilih yang sudah tua yang diperoleh dari buah kapuk randu
yang sudah tua. Pembuatan adsorben dari biji kapuk dilakukan melalui dua tahap,
yaitu pembuatan arang dari biji kapuk dengan cara pengarangan dan pengaktifan
arang dari biji kapuk. Pada tahap pertama biji dicuci dengan akuades dan
dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhu 105 oC selama ± 5 jam. Biji
kapuk yang telah kering diarangkan dengan menggunakan furnace pada suhu
500oC selama ± 1 jam. Setelah itu, arang yang sudah terbentuk ditumbuk dan
diayak pada ukuran 60 dan 70 mesh. Hal ini dilakukan untuk memperkecil ukuran
partikel arang aktif dari biji kapuk agar pusat aktif yang ada di permukaannya
Pada tahap kedua, arang dari biji kapuk yang sudah diayak direndam
pori-pori permukaan arang sehingga daya serapnya menjadi lebih besar. Setelah ±
48 jam, arang dipisahkan dari asam fosfat dengan cara didekantasi dan dicuci
berkali-kali dengan akuades. Setelah itu arang aktif dikeringkan dalam oven pada
Sebelum menentukan luas permukaan arang aktif dari biji kapuk dilakukan
penentuan waktu kontak optimum, yaitu lama waktu kontak larutan metilen biru
dengan arang aktif yang memberikan penyerapan metilen biru terbesar oleh
adsorben. Data absorbansi terhadap larutan metilen biru sisa yang diukur
kurva standar larutan metilen biru, sehingga diperoleh konsentrasi akhir dari
Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa pada waktu kontak selama 20
menit sampai 50 menit terjadi kenaikan adsorpsi. Hal ini dikarenakan semakin
lama waktu kontak maka semakin banyak partikel-partikel arang aktif yang
adsorpsinya semakin naik. Waktu kontak optimum metilen biru terjadi pada
waktu kontak 50 menit, dimana metilen biru yang terserap oleh arang aktif biji
kapuk paling banyak. Sedangkan pada waktu kontak di atas 50 menit terjadi
penurunan daya adsorpsi karena lapisan luar pada arang aktif telah jenuh sehingga
diaktivasi. Proses aktivasi berfungsi untuk membuka pori-pori pada permukaan arang
dengan cara memecah ikatan hidrokarbon atau mengoksidasi molekul yang terdapat
pada permukaannya
Adsorben yang digunakan pada penelitian ini adalah karbon aktif. Arang aktif
beberapa jenis zat di dalam cairan ataupun gas. Berarti arang aktif dapat
Pada arang aktif terdapat banyak pori (zone) berukuran nanD hingga
mikrometer. Sedemikian banyaknya pori sehingga dalam satu gram arang aktif bila
Dapat
metilen blue menjadi salah satu ukuran kualitas dari metilen blue yang
satu standar kualitas karbon aktif menurut SNI. Berdasarkan Standar Industri
Indonesia karbon aktif yang baik mampu menyerap metilen blue minimal 120
mg/g (Anonim, 1995). Pengukuran larutan metilen blue dilakukan pada pada
panjang gelombang 664 nm. Hasil uji daya serap karbon aktif terhadap larutan
metilen blue dengan konsentrasi 100 ppm menghasilkan nilai daya serap metilen