Vous êtes sur la page 1sur 4

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil pemaparan yang kami susun dalam laporan, didaptkan kesimpulan
sebagai berikut:
1. Struktur organisasi puskesmas Silo II sudah sesuai dengan PerMenKes RI
Nomor 75 tahun 2014 Pasal 33 bahwa struktur organisasi puskesmas
tergantung dari kegiatan dan beban tugas masing-masing puskesmas.
Organisasi Puskesmas sebagaimana dimaksud paling sedikit terdiri atas:
a. Kepala Puskesmas
b. Kepala sub bagian tata usaha
c. Penanggung jawab upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan
keperawatan kesehatan masyarakat.
d. Penanggung jawab upaya kesehatan perorangan (UKP), kefarmasian
dan laboratorium.
2. Puskesmas Silo II telah menjalankan fungsinya sesuai dengan PerMenKes
RI Nomor 75 tahun 2014 Pasal 5 dan 8 yaitu menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat tingkat pertama di wilayah kerjanya dan
menyelenggarakan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama di
wilayah kerjanya.
3. Program pokok puskesmas Silo II adalah pelayanan promosi kesehatan,
kesehatan lingkungan, pelayanan KIA/KB, gizi, pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular, surveylance dan santinel sistem,
pencegahan dan pengendalian penyakit menular. Program-program
tersebut tersebut terlaksana.
4. Faktor-faktor yang menjadi kekuatan, mengidentifikasi masalah,
kelemahan, dan hambatan dari pelayanan di puskesmas antara lain:
a. Kesehatan lingkungan
Terdapat 6833 kelapa keluarga yang tidak memiliki jamban, 5767
kepala keluarga yang memiliki pembuangan limbah terbuka, 9816
kepala keluarga tidak memiliki tempat sampah/dibuang sembarangan.

73
74

Kendala di lapangan yaitu kurangnya kesadaran masyarakat terkait


dengan kebersihan dan kesehatan lingkungan dalam dan luar rumah
yang jika tidak dijaga kesehatannya dalam memicu adanya penyakit.
Masyarakat masih enggan untuk diajak berubah perilakunya
dikarenakan tidak adanya biaya dan lebih memanfaatkan alam sekitar.
b. Kesehatan ibu dan anak
Permasalahan pada kesehatan pada tahun 2016 angka keguguran
sebanyak 805 kasus, persalinan dukun 652 kejadian, dan kematian
maternal 32 kasus. Pada tahun 2016 terdapat jumlah lahir mati 219
kasus, kematian neonatal 0-7 hari berjumlah 132 kasus, dan kematian
neonatal 8-18 hari berjumlah 46 kasus. Kendala yang didapatkan yaitu
kurangnya kesadaran ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya
sedini mungkin, kurang pengetahuan dari ibu hamil dan keluarga
tentang pemeriksaan kesehatannya, kurang pemahaman tentang
bahaya melahirkan di dukun, selain itu akses medan menuju wilayah
Puskesmas Silo cukup sulit terutama bagi penduduk di daerah
Mulyorejo, dan kurangnya pengetahuan ibu maupun pengasuh bayi
dan balita mengenai cara perawatan bayi baru lahir dan pentingnya
pelayanan kesehatan seperti posyandu.
c. Penyakit tidak menular
Penyakit infeksi akut saluran pernafasan pada bulan Januari hingga
Februari 2017 mengalami penurunan yaitu dari angka 152 menjadi
145 kunjungan, kunjungan gingivitis dan penyakit periodontal
mengalami penurunan yaitu dari angka 121 menjadi 82 kunjungan,
kunjungan gangguan gigi dan jaringan penyangga lain menurun yaitu
dari angka 94 menjadi 58 kunjungan, kunjungan dermatitis kontak
alergi mengalami penurunan yaitu dari angka 24 menjadi 8
kunjungan, dan kasus hipertensi mengalami peningkatan yaitu dari
angka 58 menjadi 62 kunjungan. Hambatan yang timbul dalam
mengatasi penyakit tidak menular yaitu bertambahnya usia seseorang
membuat akan semakin berkurang pula daya tangkap dan pola
pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin tidak
75

efektif, lingkungan dan budaya berpengaruh terhadap proses


masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam
lingkungan tersebut.
d. Penanggulangan penyakit menular
Data bulan Januari hingga Februari 2017 terkait kunjungan pasien
diare dan gastroenteritis (colitis) mengalami penurunan yaitu dari
angka 94 menjadi 67 kunjungan. Kunjungan pneumonia pada bulan
Januari sebesar 21 kunjungan dan pada bulan Februari tidak ada
kunjungan. pada bulan Januari tidak ada penemuan kasus baru
tuberkulosis paru. Pada bulan Febuari terdapat penemuan kasus baru
tuberkulosis paru yaitu sebesar 50 kasus, dan terdapat kasus baru
dengan diagnosa medis scabies berjumlah 12 kunjungan serta kasus
baru diagnosa medis campak berjumlah 1 kunjungan. Kendala dan
hambatan yang timbul yaitu kurangnya kesadaran masyarakat tentang
penyakit scabies dan tuberkulosis (TBC), banyaknya temuanpasien
baru dikarenakan pasien TB positif tidak menerapkan etika batu
efektif dan tidak menggunakan masker, manajemen program TB di
pendaftaran dan ruang tunggu puskesmas yang tidak sesuai SOP
KemenKes (2012).
e. Gizi
Berdasarkan data program gizi bulan Maret 2017 bahwa balita yang
naik berat badannya (N) dari target sebesar 80% dari jumlah anak,
balita yang naik berat badannya ada 64,70% di posyandu Cempaka
49, sebesar 69,09% di Cempaka 50, sebesar 60,60% di Cempaka 51,
sebesar 62% di Cempaka 54, sebesar 64,9% di Cempaka 59, sebesar
66,66% di Cempaka 60, sebesar 78,78% di Cempaka 63. Kendala
yang didapatkan yaitu berat badan balita tidak naik dikarenakan anak
yang sakit tidak mendapatkan nutrisi yang ekstra, lemahnya kontrol
ibu terhadap jajanan balita, kurang pengetahuan orang tua dan
pengasuh tentang membaca buku KIA, pengadaan kelas balita yang
terbatas dikarenakan tenaga yang tidak mencukupi secara kuantitas.
76

5. Mahasiswa mampu melaksanakan program-program essensial maupun


pengembangan di wilayah puskesmas Silo II dengan ijin dari pemegang
program walaupun masih banyak kekurangan dan keterbatasan ilmu dari
mahasiswa dan mahasiswa mengikuti program-program puskesmas Silo II
dengan pendampingan penuh dari pembimbing klinik dan juga pemegang
program.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, demi teratasinya masalah dan
maksimalnya pengaplikasian dari program–program Puskesmas Silo II
sangat diharapkan adanya kerjasama dan peninjauan kembali program
terkait. Kerjasama pihak lintas sektoral sangat diperlukan pada program
KIA, kesehatan usia lanjut, kesehatan lingkungan, dan program gizi.
Kerjasama lintas sektoral tersebut dapat berupa kerja sama dengan ketua
penggerak PKK desa untuk penyediaan alat dan koordinasi para Kader di
masing-masing desa. Pada program kesehatan lingkungan dan P2M dapat
berkoordinasi dengan dinas kabupaten Jember untuk penyediaan masker
bagi penderita TB paru ketika di loket pendaftaran serta menambah SDM
di Puskesmas Silo II. Manajemen puskesmas lebih ditekankan pada
monitoring kegiatan secara langsung dan evaluasi berkala pada tiap
program pokok dan pengembangan di Puskesmas Silo II. Saran-saran ini
bertujuan agar semua program dapat mencapai target sesuai dengan yang
telah ditetapkan.

Vous aimerez peut-être aussi