Vous êtes sur la page 1sur 1

Diagnosis demam tifoid

a. Anamnesis
Gejala klinis yang timbul sangat bervariasi dari ringan sampai berat. Keluhan dan gejala
berupa:
- Demam, meningkat perlahan-lahan terutama pada sore hingga malam hari
- Nyeri kepala
- Pusing
- Nyeri otot
- Gejala gastrintestinal: anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare
- Bradikardia relatif: peningkatan suhu tubuh yang tidak diikuti peningkatan frekuensi nadi
b. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan yang khas pada demam tifoid adalah lidah tifoid
yaitu di bagian tengah kotor dan di tepinya hiperemis. Selain itu dapat pula didapatkan
hepatomegali dan splenomegali (lebih sering ditemukan hepatomegali), meteorismus, bisa
juga terdapat penurunan kesadaran.
c. Pemeriksaan penunjang
1. Darah rutin
- Anemia
- Leukopenia
- Limfosistosis relatif
- Trombositopenia
- Peningkatan laju endap darah
2. Pemeriksaan serologi
- Uji Widal: untuk deteksi aglutinin terhadap kuman S.typhi. Saat ini belum ada
kesamaan pendapat mengenai titer aglutinin yang bermakna diagnostik untuk
demam tifoid.
- Uji Typhidot: untuk mendeteksi antibodi IgM dan IgG yang terdapat pada protein
membran luar Salmonella typhi.
3. Kultur darah
Spesimen darah dapat diambil mulai demam minggu pertama, sebaiknya diambil pada
saat pasien demam. Darah pasien anak diambil sebanyak 10% dari berat badan (2-5 ml)
dan pada pasien dewasa sebanak 10 ml, masing-masing 2 tabung spesimen yang diambil
dari 2 tempat pungsi vena yang berbeda (lengan kanan dan kiri).

Sumber:
Setiati S, et al. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi Ke Enam. Jakarta: Interna
Publishing
Kemenkes RI. 2013. Sistematika Pedoman Pengendalian Penyakit Demam Tifoid. Jakarta:
Sub Direktorat Diare dan Infeksi Saluran Pencernaan, Direktorat Jenderal
Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia

Vous aimerez peut-être aussi