Vous êtes sur la page 1sur 25

PERTUMBUHAN ANAK

I. Berat Badan
Berat
badan anak menjadi tindakan yang harus dilakukan setiap pemeriksaan fisik. Hasil
pengukuran dapat dibandingkan dengan pengukuran sebelumnya atau bisa juga umur dan
tinggi badan anak untuk menentukan status kesehatan anak (Hatfield, 2008). Walaupun berat
badan menjadi salah satu indikator, riwayat keluarga, penyakit anak, status nutrisi anak, dan
tahap perkembangan anak juga perlu diperhatikan sebagai bahan pertimbangan status
kesehatan anak.
Cara
pengukuran berat badan juga disesuaikan dengan keadaan perkembangan anak. Anak-anak
yang sudah bisa berjalan/ toddler keatas dianjurkan mennggunakan timbangan berdiri(Wong,
Wilson, & Winkelstein, 2008). Sebelum menimbang harus dipastikan pada alat pengukuran
menunjukan angka nol (0). Kemudian saat menimbang, pandangan anak harus lurus kedepan.
Pakaian yang digunakan anak juga harus tipis dan tidak menggunakan sepatu untuk
mendapatkan hasil yang akurat. Namun apabila anak dipasangkan alat seperti intravena, tetap
digunakan dan beri keterangan pada hasil pengukurannya. Selain itu tempat pengukuran
dapat dilapisi dengan kertas tipis dibawahnya untuk melindungi anak dari kemungkinan
adanya infeksi(Hatfield, 2008).

II. Tinggi Badan

Perkem
bangan erat hubungannya dengan pertumbuhan. Pertumbuhan merupakan perubahan fisik dan
peningkatan ukutan yang dapat diukur secara kuantitatif (Hatfield,2008) Pertumbuhan salah
satunya ditandai dengan pertambahan tinggi atau panjang badan. Berikut ini merupakan
pertambahan tinggi sesuai dengan tahap usia pertumbuhan dan perkembangan (Wong,
Wilson, & Winkelstein,2008)
Tahap Usia Pertumbuhan dan
Tinggi atau Panjang Badan
Perkembangan
Neonatus (0-28 hari) 48-53 cm
Bayi (1-12 bulan) 6 bulan pertama : bertambah 2,5 cm/bulan

1
6 bulan kedua : pertambahan tinggi melambat (usia 1
tahun panjang bertambah 50% dari panjang lahir)
Toddler (1-3 tahun) Usia 1dan 2 tahun, pertumbuhan tinggi 10-12 cm
Pra Sekolah (3-6 tahun) Pertahun 6,75-7,5 cm
3 tahun : 95 cm
4 tahun : 2 kali tinggi lahir
5 tahun : 110 cm
Sekolah (6-12 tahun) Bertambah 5 cm pertahun
Usia 6 tahun : 116 cm
Usia 12 tahun : 150 cm
Remaja (12-18 tahun) Laki-laki : 10 - 30 cm
(Hingga 18-20 tahun)
Perempuan : 5 - 20 cm
(Hingga 16-17 tahun)

III. Lingkar Kepala


Secara
normal, pertambahan ukuran lingkar pada setiap tahap relatif konstan dan tidak dipengaruhi
oleh faktor ras, bangsa dan letak geografis. Saat lahir, ukuran lingkar kepala normalnya
adalah 34-35 cm. Kemudian akan bertambah sebesar + 0,5 cm/bulan pada bulan pertama atau
menjadi + 44 cm. Pada 6 bulan pertama ini, pertumbuhan kepala paling cepat dibandingkan
dengan tahap berikutnya, kemudian tahun-tahun pertama lingkar kepala bertambah tidak
lebih dari 5 cm/tahun, setelah itu sampai usia 18 tahun lingkar kepala hanya bertambah + 10
cm. (Wong, Wilson, & Winkelstein, 2008).
Cara pengukuran lingkar kepala yaitu menyiapkan pita pengukur (meteran),
lingkarkan pita pengukur pada daerah glabella (frontalis) atau supra orbita bagian anterior
menuju oksiput pada bagian posterior. Kemudian ukur menggunakan meteran. Berikut
merupakan grafik ukuran lingkar kepala menurut WHO:

2
a. Grafik untuk anak laki-laki usia 0-5 tahun

b. Grafik untuk anak perempuan 0-5 tahun

3
IV. Tabel Intepretasi Hasil Pengkajian

No Nama Berat Badan Tinggi badan Lingkar Intepretasi


(kg) (cm) Kepala (cm) BB/TB dan
LK
1 M. Ghaisan Abad 19 108 51,5 Normal
2 Daffa Rizqi 21 111,3 51 Normal
3 M. Aufar Shidqi 16 102,5 51,5 Normal
4 Aufa Syabil A. 18 100 49 Normal
5 M. Faqih Azamy 27 120 52 Gemuk
6 M. Asyathir Dinata 14,5 104,9 50,5 Normal
7 Ghaisan Nur Syahmi 18 107 50,5 Normal
8 Ahmad Bara H 14,5 107,5 49 Normal
9 Aisyah Ayudia Inara 16 102,5 48 Normal
10 Qolbu Baiduri 17 101 50 Normal
11 Cut Nyak Naura 11 91,5 47,5 Normal
12 Kaira Althaffunisa 13 108,5 49 Kurus
13 Ameera Maydiana 14 97,5 49 Normal
14 Ayska Sarah Kirani 15,5 103,1 48 Normal
15 Azahra Ainaira 14 96,4 45 Normal
16 M. Rafa Pradana 11,5 112,5 50 Kurus
17 Sabhrina Al Munawar 13,5 93,8 49 Normal
18 M. Khairul Azzam 13 102,2 48,5 Normal
19 Fakhri Ibnu Rezky 14 98,9 51 Normal
Gavindi
Tabel 1. Hasil pengukuran BB,TB, dan LK Kelas Ustman bin Affan tahun 2016

Hasil
intepretasi BB/TB berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat 16 anak
normal, 1 anak gemuk, dan 2 anak kurus. Sementara itu, untuk pengukuran lingkar kepala
semua anak normal.

4
KONSEP SKRINING/PEMERIKSAAN PERKEMBANGAN ANAK
MENGGUNAKAN KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN
(KPSP)

I. Pengertian KPSP
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) merupakan suatu daftar pertanyaan
singkat yang ditujukan kepada orang tua dan dipergunakan sebagai alat untuk melakukan
skrining pendahuluan perkembangan anak usia 3 bulan samapai dengan 6 tahun.
II. Tujuan KPSP
KPSP digunakan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada
penyimpangan.
III. Instrumen KPSP
a. Formulir KPSP menurut umur. Formulir ini berisi 9-10 pertanyaan tentang
kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak. Sasaran KPSP anak umur 0-72
bulan.
b. Alat bantu pemeriksaan berupa : pensil, kertas, bola sebesar bola tenis, kerincingan,
kubus berukuran sisi 2.5 cm sebanyak 6 buah, kismis, kacang tanah, potongan biscuit
kecil berukuran 0.5 – 1 cm.
IV. Cara Menggunakan KPSP
a. Pada waktu pemeriksaan/skrining, anak harus dibawa.
b. Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir. Bila
umur anak lebih dari 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan. Contoh : bayi umur 3 bulan
16 hari dibulatkan menjadi 4 bulan. Bila umur bayi 3 bulan 15 hari dibulatkan
menjadi 3 bulan.
c. Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak.
d. KPSP terdiri dari dua macam pertanyaan yaitu :
 Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak, contoh : “Dapatkah anak makan
kue sendiri ?”
 Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk melaksanakan tugas yang
tertulis pada KPSP. Contoh : “Pada posisi anak telentang, tariklah anak pada
pergelangan tangannya secara perlahan-lahan ke posisi duduk.”
e. Jelaskan kepada orangtua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab, oleh karena itu,
pastikan ibu/pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan kepadanya.

5
f. Tanyakan pertanyaan tersebut secara berurutan, satu persatu. Setiap pertanyaan hanya
ada satu jawaban. Ya atau Tidak. Catat jawaban tersebut pada formulir.
g. Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu/pengasuh anak menjawab pertanyaan
terdahulu.
h. Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.
V. Interpretasi Hasil KPSP
a. Hitung berapa jumlah jawaban Ya.
Jawaban Ya, bila ibu/pengasuh anak menjawab : anak bisa atau pernah atau sering
atau kadang-kadang melakukannya.
Jawaban Tidak, bila ibu/pengasuh anak menjawab : anak belum pernah melakukan
atau tidak pernah atau ibu/pengasuh anak tidak tahu.
b. Jumlah jawaban “Ya” = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap
perkembangannya (S).
c. Jumlah jawaban “Ya” = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M).
d. Jumlah jawaban “Ya” = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P).
e. Untuk jawaban “Tidak”, perlu dirinci jumlah jawaban “Tidak”, menurut jenis
keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan
kemandirian).
VI. Intervensi
a. Bila perkembangan anak sesuai dengan umur (S), lakukan tindakan berikut :
 Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik
 Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak
 Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin, sesuai dengan
umur dan kesiapan anak.
 Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di posyandu
secara teratur sebulan sekali dan setiap ada kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB).
Jika anak sudah memasuki usia pra sekolah (36-72 bulan), anak dapat diikutkan
pada kegiatan di Pusat Pendidikan Anak Dini Usia (PADU), Kelompok Bermain
dan Taman Kanak-Kanak.
 Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan pada anak
berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan pada anak umur 24 sampai 72
bulan.
b. Bila perkembangan anak meragukan (M), lakukan tindakan berikut :

6
 Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan pada anak lebih
sering lagi, setiap saat, dan sesering mungkin.
 Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak untuk
mengatasi penyimpangan, atau mengejar ketertinggalannya
 Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan adanya penyakit
yang menyebabkan penyimpangan perkembangannya.
 Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan menggunakan daftar
KPSP yang sesuai dengan umur anak.
 Jika hasil KPSP ulang jawaban “Ya” tetap 7 atau 8 maka kemungkinan ada
penyimpangan (P).
c. Bila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan (P), lakukan tindakan berikut:
 Rujuk ke Rumah Sakit dengan menuliskan jenis dan jumlah penyimpangan
perkembangan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan
kemandirian).

7
HASIL KPSP ANAK USIA 48 BULAN DAN INTERPRETASINYA

Anak mencuci Melompati Mengikuti


Mengayuh Berdiri 1 kaki Meletakkan 8 Mengenakan Menyebutkan
Nama dan kertas dengan Menggambar aturan Interpretasi
Sepeda dalam waktu buah kubus tanpa kaos kaki nama
Anak mengeringkan mengangkat lingkaran dalam Hasil
Roda Tiga 2 detik menjatuhkannya tanpa dibantu lengkap
tangannya kedua kaki permainan
Sabrina ya Ya ya Ya Ya ya ya ya tidak M
Azam ya Ya ya Ya Ya ya ya ya ya S
Bara ya Ya ya Ya Ya ya ya ya tidak M
Rafa ya Ya ya Ya Ya ya ya ya ya S
Aira ya Ya ya Ya Ya ya ya ya ya S
Khaira ya Ya ya Ya Ya ya ya ya ya S
Ameera ya Ya ya Ya Ya ya ya ya ya S
Ayska ya Ya ya Ya Ya ya ya ya ya S
Aisyah ya Ya ya Ya Ya ya ya ya tidak M
Naura ya Ya ya Ya Ya ya ya ya ya S
Fakhry ya Ya ya Ya Ya ya ya ya tidak M
Syabil ya Ya ya Ya Ya ya ya ya ya S
Nabila - - - - - - - - - -

Keterangan : M = Meragukan S = Sesuai usia perkembangan

8
PENJELASAN :

Terdapat satu anak yang belum terkaji perkembangannya diakibatkan karena anak tersebut tidak hadir saat pemeriksaan. Dari hasil
pemeriksaan KPSP ditemukan bahwa terdapat 61,5% anak usia 48 bulan di kelas A1 berada pada tahap perkembangan yang sesuai usianya. Hal
ini sudah baik sehingga dapat diberikan stimulasi perkembangan anak usia 48 bulan dan disesuaikan dengan kesiapan anak. Jika anak telah
mampu, anak dapat diberikan stimulasi tahapan selanjutnya yaitu stimulasi tumbuh kembang anak usia 60 bulan. Selain itu juga ditemukan jika
terdapat empat anak terdeteksi pertumbuhan dan perkembangnnya meragukan. Sehingga diperlukan tindakan berupa memberikan stimulasi bagi
anak (usia 48 bulan) lebih sering terutama pada aspek yang belum dikuasainya. Keempat anak ini tidak dapat memenuhi poin terakhir yaitu
mengucapkan nama lengkapnya ketika ditanya. Hal ini menunjukan jika anak memerlukan stimulasi bicara dan bahasa untuk anak usia 48 bulan
(sesuai dengan buku KPSP) lebih sering lagi. Selain itu, dukungan dari keluarga terutama orangtua pun dibutuhkan oleh anak dalam penerapan
stimulasi ini. Selanjutnya diharapkan dilakukan pemeriksaan KPSP ulang dua minggu kemudian sesuai usianya.

9
HASIL KPSP ANAK USIA 54 BULAN DAN INTERPRETASINYA

Anak
mengerti
Mengancing Berdiri satu Menunjuk
Meletakkan Anak arti kata “di
Mengikuti Mengenaka kan baju kaki tanpa garis yang Menggamba
8 buah Menyebutk menjawab atas” ,
Nama aturan n kaos kaki atau pegangan lebih r seperti Interpretasi
kubus tanpa an nama pertanyaa “dibawah”,
Anak dalam tanpa memakaian dalam panjang contoh Hasil
menjatuhka lengkap n dengan “didepan”,
permainan dibantu pakaian waktu 6 diantara 2 (tanda +)
nnya benar dan
boneka detik garis
“dibelakang

Qolbi ya Ya Ya Tidak ya ya tidak ya tidak ya M
Baiduri
M. ya Ya Ya Ya ya tidak tidak ya tidak ya M
Asyatir
Rezkha ya Ya Ya Ya tidak ya Ya ya tidak ya M
Arkaan
Aqeelah - - - - - - - - - - -
Hasna
Khalid - - - - - - - - - - -
Aditya
Keterangan : M = Meragukan S = Sesuai usia perkembangan
10
PENJELASAN :

Pada saat pemeriksaan KPSP dari lima anak berusia 54 bulan terdapat tiga anak yang dapat diperiksa. Dua anak lainnya belum terkaji
karena tidak hadir ke sekolah dihari pemeriksaan. Dari hasil pemeriksaan ditemukan bahwa semua anak yang hadir diperkirakan tahap
perkembangannya M atau meragukan karena dari hasil pemeriksaan ditemukan sedikitnya 2 TIDAK. Sehingga diperlukan tindakan berupa
memberikan stimulasi perkembangan usia 54 bulan lebih sering, setiap saat dan sesering mungkin. Terutama stimulasi pada aspek
perkembangan yang belum dapat dikuasai anak. Ketiga anak belum dapat melakukan poin 8, yaitu ‘menggambar seperti contoh (tanda +)’ yang
merupakan aspek perkembangan gerak halus,. Hal ini menunjukan jika anak memerlukan stimulasi motorik/gerak halus lebih sering untuk anak
usia 54 bulan (sesuai dengan buku KPSP). Contoh intervensi yang dapat dilakukan untuk anak ialah bantu anak memegang pensil dengan benar,
ajak anak melihat dan memperhatikan cara menggambar tanda + . Beri kesempatan anak meniru menggambar tanda + berulang-ulang. Pujilah
jika anak bisa menggambar tanda +. Selain itu, anak-anak tersebut juga memerlukan intervensi lain pada aspek yang berbeda-beda sesuai
kebutuhannya.

11
HASIL KPSP ANAK USIA 60 BULAN DAN INTERPRETASINYA

Reaksi
Anak anak pada
Anak Menganci Berdiri 1 Menunjuk Mampu
mengerti arti saat Melompat
menjawa ngkan kaki garis yang Menggamb menunjuk
kata “di atas” ditinggalk dengan satu Anak memakai
Nama b baju atau dalam lebih ar seperti segi empat Interpretasi
, “dibawah”, an kaki tanpa pakaian sendiri
Anak pertanyaa memakaia waktu 4 panjang contoh dengan empat Hasil
“didepan”, orangtuan berpeganga tanpa bantuan
n dengan n pakaian detik atau diantara 2 (tanda +) warna yang
dan ya (tenang n
benar boneka lebih garis berbeda
“dibelakang” dan tidak
rewel)
M. Ya Ya Ya Ya Ya ya ya ya ya ya S
Faqih
Daffa R. Ya Ya Ya Ya Tidak ya ya ya ya ya M
M. Ya Ya Ya Ya Ya ya ya ya ya ya S
Aufar
M. Tidak Ya Ya Ya Tidak ya ya ya ya ya M
Ghaisan
Abad
Ghaisan - - - - - - - - - - -
Nur S.

Keterangan : M = Meragukan S = Sesuai usia perkembangan


12
PENJELASAN :

Pada saat pemeriksaan terdapat satu anak yang belum dapat terkaji tahap perkembangannya karena anak tersebut belum dapat dilakukan
pemeriksaan. Dari hasil pemeriksaan menunjukan bahwa terdapat dua anak yang perkembangannya sudah sesuai dengan tahap perkembangan
usia 60 bulan. Tindakan yang dapat dilakukan ialah memberikan stimulasi perkembangan untuk usia 60 bulan lebih sering lagi. Jika anak sudah
siap maka dapat diberikan stimulasi tumbuh kembang untuk usia 66 bulan untuk aspek motorik kasar, motorik halus, bicara & bahasa, dan
sosialisasi & kemandirian. Selain itu, terdapat dua anak yang belum bisa memenuhi poin 5 (menggambar seperti contoh: tanda +) yang
menunjukan bahwa diperkirakan tahap perkembangannya masih meragukan. Oleh karena itu, kedua anak ini memerlukan stimulasi tumbuh
kembang untuk usia 60 bulan lebih sering lagi, setiap saat, dan sesering mungkin. Selain itu, ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi
perkembangan untuk mengejar ketertinggalan anak. Contoh intervensi yang dapat dilakukan untuk anak ialah bantu anak memegang pensil
dengan benar, ajak anak melihat dan memperhatikan cara menggambar tanda + . Beri kesempatan anak meniru menggambar tanda + berulang-
ulang.

13
TES DAYA DENGAR

I. Konsep Tes Daya Dengar


Tujuan tes daya dengar (TDD) adalah untuk menemukan gangguan pendengaran sejak
dini, agar dapat segera ditindaklanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya dengar dan
bicara anak. Jadwal TDD adalah setiap 3 bulan pada bayi umur kurang dari 12 bulan dan
setiap 6 bulan pada anak umur 12 bulan keatas. Tes ini dilaksanakan oleh tenaga kesehatan,
guru TK, tenaga PAUD dan petugas terlatih lainnya. Alat dan sarana yang diperlukan adalah
instrumen TDD menurut umur anak, gambar binatang (ayam, anjing, kucing, sapi) dan
manusia, mainan (boneka, kubus, sendok, cangkir, bola) (Depkes, 2012. hlm. 70).

II. Langkah Pemeriksaan Tes Daya Dengar


Ada beberapa langkah atau cara yang perlu diperhatikan oleh pemeriksa ketika hendak
melakukan TDD, berikut uraiannya:

a. Tanyakan tanggal bulan dan tahun anak lahir, hitung umur anak dalam bulan.
b. Pilih daftar pertanyaan TDD yang sesuai denga umur anak.
c. Pada anak umur kurang dari 24 bulan, hal yang harus diperhatikan adalah:
 Semua pertanyaan dijawab oleh orangtua atau pengasuh anak. Beritahu
orangtua/pengasuh anak untuk tidak perlu ragu-ragu atau takut menjawab, karena
tidak untuk mencari siapa yang salah.
 Bacakan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu, dan berurutan.
 Tunggu jawaban dari orangtua atau pengasuh anak.
 Jawaban YA jika menurut orang tua atau pengasuh, anak dapat melakukannya
dalam sebulan terakhir. Jawaban TIDAK jika menurut orang tua atau pengasuh
anak tidak dapat melakukannya dalam sebulan terakhir.
d. Pada anak umur 24 bulan atau lebih, hal yang harus diperhatikan adalah:
 Pertanyaan-pertanyaan berupa perintah melalui orangtua atau pengasuh untuk
dikerjakan oleh anak.
 Amati kemampuan anak dalam melakukan perintah orang tua atau pengasuh.
 Jawaban YA jika anak dapat melakukan perintah orang tua atau pengasuh.
Jawaban TIDAK jika anak tidak dapat atau tidak mau melakukan perintah orang
tua atau pengasuh (Depkes, 2012. hlm. 70).

14
III. Interpretasi Tes Daya Dengar
Interpretasi hasil pemeriksaan TDD yaitu bila ada satu atau lebih jawaban TIDAK,
kemungkinan anak mengalami gangguan pendengaran. Catat dalam buku Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA) atau kartu kohort bayi/balita atau status/catatan medik anak dan jenis
kelainannya. Intervensinya adalah dengan melakukan tindak lanjut sesuai dengan buku
pedoman yang ada atau rujuk ke rumah sakit bila tidak dapat ditangani. (Depkes, 2012. hlm.
70).

IV. Hasil Tes Daya Dengar Murid Kelas A-1 TK Cahaya Ananda
No. Nama Hasil
1. Azahra Ainaira Normal
2. Ahmad Bara H Normal
3. Ayska Sarah Kirani Normal
4. Ameera Maydiana Normal
5. Aqeelah Hasna Birjaman Normal
6. Cut Nyak Naura Normal
7. Daffa Rizqi Normal
8. Fakhry Ibnu Rezky Gavindi Normal
9. Ghaisan Nur Syahmi Normal
10. Kartika Nabila Haryani Tidak Hadir
11. Kaira Althaffunisa Normal
12. Khalid Adhitya Ramdhani Tidak Hadir
13. M. Asyathir Dinata Normal
14. M. Aufar Shidqipo Normal
15. M. Rafa Pradana Normal
16. M. Khairul Azzam Normal
17. M. Faqih Azamy Normal
18. M. Ghaisan Abad Normal
19. Rezkha Arkaan Pradipta Normal
20. Shabrina Al Munawar Normal
21. Qolbi Baiduri Normal
22. Aufa Syabil A. Normal

15
TES DAYA LIHAT

I. Konsep Tes Daya Lihat


Tes daya lihat (TDL) bertujuan untuk mendeteksi secara dini adanya kelainan daya
lihat sehingga dapat dilakukan tindak lanjut segera jika ditemui adanya masalah penglihatan.
Tindakan segera pada masalah penglihatan membuat kesempatan memperoleh ketajaman
daya lihat menjadi lebih besar. Tes daya lihat dilakukan setiap 6 bulan sekali untuk anak
prasekolah (umur 36 - 72 bulan). Tes ini dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan, guru TK
yang terlatih, atau tenaga terlatih lainnya.

II. Alat/Sarana dan Cara Tes Daya Lihat


Alat/sarana yang diperlukan antara lain:
1. Ruangan yang bersih, tenang, dan penyinarannya baik
2. Dua buah kursi, satu untuk anak, dan satu untuk pemeriksa
3. Poster “E” untuk digantung dan kartu “E” untuk dipegang anak
4. Alat penunjuk
Cara TDL antara lain:
1. Pilih ruangan yang bersih, tenang, dan memiliki penyinaran yang baik
2. Gantungkan poster “E” setinggi mata anak pada posisi duduk
3. Letakkan sebuah kursi sejauh 3 meter dari poster “E” dan menghadap poster
“E”
4. Letakkan kursi lainnya untuk pemeriksa di samping poster “E”
5. Pemeriksa memberikan kartu “E” pada anak. Latih anak dalam mengarahkan
kartu “E” menghadap atas, bawah, kiri, ataupun kanan sesuai gambar yang
ditunjuk. Beri pujian setiap anak mau melakukannya. Lakukan hal ini sampai
anak dapat mengarahkan kartu “E” dengan benar.
6. Selanjutnya anak diminta menutup sebelah matanya
7. Dengan alat penunjuk, tunjuk huruf “E” pada poster, satu persatu, mulai baris
pertama sampai baris keempat atau baris “E” terkecil yang masih dapat dilihat
8. Puji anak setiap kali dapat mencocokkan posisi kartu “E” yang dipegangnya
dengan huruf “E” pada poster
9. Ulangi pemeriksaan tersebut pada mata satunya dengan cara yang sama
10. Tulis baris “E terkecil yang masih dapat dilihat pada kertas yang telah
disediakan

16
III. Interpretasi Tes Daya Lihat
Anak usia prasekolah umumnya tidak memiliki kesulitan melihat hingga baris ketiga
pada poster “E”. Jika anak tidak mampu mencocokkan kartu “E” dengan gambar di baris
ketiga poster “E”, maka kemungkinan anak mengalami gangguan penglihatan. Hasil
pemeriksaan pada siswa-siswi kelas Usman bin Affan TK Ananda Cahaya menunjukkan
semua anak dapat mencocokkan kartu “E” dengan gambar yang ditunjuk pemeriksa hingga
baris ketiga poster “E”. Semua anak yang diperiksa diinterpretasikan saat ini memiliki
penglihatan yang normal.

IV. Hasil Tes Daya Lihat Murid Kelas A-1 TK Cahaya Ananda

No Nama Hasil TDL Keterangan


1. Azahra Ainaira √ Tidak ada kendala
2. Ahmad Bara H √ Kendala pada simbol M baris
ke empat
3. Aisyah Ayudia Inara √ Kendala pada simbol ϶ baris
ke empat
4. Ayska Sarah Kirani √ Tidak ada kendala
5. Ameera Maydiana √ Kendala pada simbol W baris
ke empat
6. Aqeelah Hasna Birjamin - Tidak mengikuti pemeriksaan
7. Cut Nyak Naura √ Kendala pada simbol M baris
ke empat
8. Daffa Rizqi √ Tidak ada kendala
9. Fakhry Ibnu Rezky Gavindi √ Kendala pada simbol Σ dan
Μ baris ke empat
10. Ghaisan Nur Syahmi - Tidak mengikuti pemeriksaan
11. Kartika Nabila Haryani - Tidak mengikuti pemeriksaan
12. Kaira Alfathaffunisa √ Kendala pada simbol W baris
ke empat
13. Khalid Adhitya Ramdhani - Tidak mengikuti pemeriksaan
14. M. Asyathir Dinata √ Kendala pada simbol M dan
϶d i baris ke empat
15. M. Aufar Shidqi √ Tidak ada kendala

17
16. M. Rafa Pradana √ Kendala di simbol W baris ke
empat
17. M. Khairul Azzam √ Kendala pada simbol M baris
ke empat
18. M. Faqih Azamy √ Tidak ada kendala
19. M. Ghaisan Abad √ Tidak ada kendala
20. Rezkha Arkaan Pradipta √ Tidak ada kendala
21. Shabrina Al Munawar √ Tidak ada kendala
22. Qolbi Baiduri √ Kendala pada huruf W baris
ke empat
23. Aufa Syabil A. √ Tidak ada kendala

Keterangan:

√ = normal

Indikator normal= anak mampu membaca semua simbol tanpa kendala hingga baris ketiga

18
DATA PEMERIKSAAN KARIES GIGI ANAK

DI KELAS A-1 TK CAHAYA ANANDA

No Nama Interpretasi Gambaran Letak Karies pada Gigi Anak


Anak mengalami karies gigi pada
- Gigi seri 1 kanan kiri atas 55 54 53 52 51 61 62 63 64 65
1. Azahra Ainaira 85 84 83 82 81 71 72 73 74 75
- Gigi geraham 1 kanan kiri bawah
- Gigi geraham 1 kiri atas
Anak mengalami karies gigi pada
- Gigi seri 1 kanan kiri atas 55 54 53 52 51 61 62 63 64 65
- Gigi seri 2 kanan bawah 85 84 83 82 81 71 72 73 74 75
- Gigi geraham 1 kiri bawah
2. Ahmad Barra H - Gigi geraham 2 kiri atas
- Gigi geraham 2 kanan bawah
- Gigi geraham 1 kanan atas
- Gigi geraham 2 kanan atas
- Gigi geraham 1 kiri atas
Anak mengalami karies gigi pada 55 54 53 52 51 61 62 63 64 65
3. Aisyah Ayudia Inara
- Gigi taring kanan bawah 85 84 83 82 81 71 72 73 74 75

4. Ayska Sarah Kirani - 55 54 53 52 51 61 62 63 64 65


85 84 83 82 81 71 72 73 74 75

5. Ameera Maydiana Gigi Bersih 55 54 53 52 51 61 62 63 64 65


85 84 83 82 81 71 72 73 74 75

6. Aqeelah Hasna Birjaman - 55 54 53 52 51 61 62 63 64 65


85 84 83 82 81 71 72 73 74 75
Anak mengalami karies gigi pada 55 54 53 52 51 61 62 63 64 65
7. Cut Nyak Naura
- Gigi seri 1 kanan kiri atas 85 84 83 82 81 71 72 73 74 75

19
Anak mengalami karies gigi pada
8. Daffa Rizqi - Gigi geraham 1 kanan bawah 55 54 53 52 51 61 62 63 64 65
- Gigi geraham 2 kanan bawah 85 84 83 82 81 71 72 73 74 75
Anak mengalami karies gigi pada
- Gigi seri 1 kanan kiri atas 55 54 53 52 51 61 62 63 64 65
9. Fakhry Ibnu Rezky Gavindi 85 84 83 82 81 71 72 73 74 75
- Gigi seri 2 kanan kiri atas
- Gigi geraham 1 kiri bawah

10. Ghaisan Nur Syahmi - 55 54 53 52 51 61 62 63 64 65


85 84 83 82 81 71 72 73 74 75
Anak mengalami karies gigi pada
11. Kartika Nabila Haryani - Gigi seri 1 kanan kiri atas 55 54 53 52 51 61 62 63 64 65
- Gigi geraham 1,2 kanan kiri bawah 85 84 83 82 81 71 72 73 74 75

12. Kaira Althaffunisa - 55 54 53 52 51 61 62 63 64 65


85 84 83 82 81 71 72 73 74 75

13. Khalid Aditya Ramdhani - 55 54 53 52 51 61 62 63 64 65


85 84 83 82 81 71 72 73 74 75
Anak mengalami karies gigi pada
14. M. Asyathir Dinata - Gigi seri 1 kanan kiri atas 55 54 53 52 51 61 62 63 64 65
85 84 83 82 81 71 72 73 74 75

15. M. Aufar Shidqi Gigi Bersih 55 54 53 52 51 61 62 63 64 65


85 84 83 82 81 71 72 73 74 75
Anak mengalami karies gigi pada
16. M. Rafa Pradana - Gigi seri 1 kanan kiri atas 55 54 53 52 51 61 62 63 64 65
- Gigi taring kanan kiri atas 85 84 83 82 81 71 72 73 74 75
Anak mengalami karies gigi pada
17. M. Khairul Azzam - Gigi geraham 2 kanan atas bawah 55 54 53 52 51 61 62 63 64 65
- Gigi geraham 2 kiri atas bawah 85 84 83 82 81 71 72 73 74 75

18. M. Faqih Azamy Gigi bersih 55 54 53 52 51 61 62 63 64 65


85 84 83 82 81 71 72 73 74 75

20
Anak mengalami karies gigi pada
19. M. Ghaisan Abad - Gigi seri 1 kanan kiri atas 55 54 53 52 51 61 62 63 64 65
- Gigi geraham 1 kiri bawah 85 84 83 82 81 71 72 73 74 75

20. Rezkha Arkaan Pradipta - 55 54 53 52 51 61 62 63 64 65


85 84 83 82 81 71 72 73 74 75
Anak mengalami karies gigi pada
21. Shabrina Al Munawar - Gigi geraham 1 kanan bawah 55 54 53 52 51 61 62 63 64 65
- Gigi geraham 2 kanan bawah 85 84 83 82 81 71 72 73 74 75
Anak mengalami karies gigi pada
- Gigi geraham 1,2 kanan kiri bawah 55 54 53 52 51 61 62 63 64 65
22. Qolbi Baiduri 85 84 83 82 81 71 72 73 74 75
- Gigi geraham 1,2 kanan kiri atas
- Gigi seri 1 kanan kiri atas
Anak mengalami karies gigi pada
- Gigi seri 1 kanan atas 55 54 53 52 51 61 62 63 64 65
23. Aufa Syabil A. 85 84 83 82 81 71 72 73 74 75
- Gigi taring kiri bawah
- Gigi geraham 1 kanan bawah

Keterangan:

Gigi Karies Gigi Normal/Sehat

51 : Gigi seri 1 kanan atas 61


: Gigi seri 1 kiri atas

52 : Gigi seri 2 kanan atas 62


: Gigi seri 2 kiri atas

53 : Gigi taring kanan atas 63


: Gigi taring kiri atas

21
54 : Gigi geraham 1 kanan atas 64 :
Gigi geraham 1 kiri atas

55 : Gigi geraham 2 kanan atas 65 :


Gigi geraham 2 kiri atas

81 : Gigi seri 1 kanan bawah 71 :


Gigi seri 1 kiri bawah

82 : Gigi seri 2 kanan bawah 72 :


Gigi seri 2 kiri bawah

83 : Gigi taring kanan bawah 73 :


Gigi taring kiri bawah

84 : Gigi geraham 1 kanan bawah 74


: Gigi geraham 1 kiri bawah

85 : Gigi geraham 2 kanan bawah 75


: Gigi geraham 2 kiri bawah

22
PENUTUP
I. Kesimpulan
Anak usia pra-sekolah seperti yang duduk di sekolah Taman Kanak-kanak (TK)
sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan kemampuan otak. Oleh karena itu,
penting untuk dilakukannya pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan sebagai
deteksi dini. Pemeriksaan pertumbuhan yang dapat dilakukan dan telah dilaksanakan di
TK Cahaya Ananda yaitu berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, kesehatan gigi.
Sedangkan pemeriksaan perkembangan yaitu Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
(KPSP), tes daya dengar, dan tes daya lihat. Hasil keseluruhan pemeriksaan menunjukkan
hasil yang cukup baik pada siswa-siswi TK Cahaya Ananda dan hanya membutuhkan
stimulasi agar anak mencapai perkembangan di usianya. Beberapa siswa juga perlu
diberikan perhatian mengenai kesehatan gigi.

Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak membutuhkan keterlibatan orang


tua anak dan guru-guru. Orang tua dapat menjaga pertumbuhan dan perkembangan anak
yang sudah baik dan memberikan stimulasi yang dibutuhkan anak. Guru dapat memantau
perkembangan anak di kelas, memberi stimulasi di kelas, dan mendiskusikannya dengan
orang tua. Anak yang sudah baik pertumbuhan dan perkembangannya selanjutnya
disiapkan agar memasuki tahap usia berikutnya. Anak yang belum mencukupi dapat
dikaji lebih lanjut serta ditingkatkan kemampuannya. Dengan demikian semua elemen
dapat terlibat dan anak pertumbuhan perkembangan anak dapat terpenuhi

II. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan yaitu perlunya pemeriksaan kembali mengenai
pertumbuhan dan perkembangan anak secara berkala. Kemudian hasil dapat dievaluasi
kembali agar dapat menentukan kebutuhan perkembangan anak yang dapat dilakukan di
sekolah dan di rumah.

23
Daftar Pustaka

Departemen Kesehatan. (2012). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi


Dini Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta:
Depkes.

Hatfield, N. T. (2008). Broabdribb’s introductory pediatric nursing. 7th Ed. Philadephia:


Lippincott Williams& Wilkins.
Wong, D., Hockenberry, M., Wilson, D., Winkelstein, M., Schwartz, P. (2008). Wong Buku
ajar keperawatan pediatrik vol 2 edisi 6. Jakarta: EGC.

24
DAFTAR ISI
Cover ...............................................................................................................................i
Daftar Isi .............................................................................................................................ii
Pertumbuhan Anak
I. Berat Badan .......................................................................................................1
II. Tinggi Badan .....................................................................................................1
III. Lingkar Kepala..................................................................................................2
IV. Tabel Interpretasi Hasil Pengkajian ..................................................................4
Konsep Skrining/Pemeriksaan Perkembangan Anak Menggunakan KPSP

I. Pengertian KPSP ...............................................................................................5


II. Tujuan KPSP.....................................................................................................5
III. Instrumen KPSP ................................................................................................5
IV. Cara Menggunakan KPSP.................................................................................5
V. Interpretasi Hasil KPSP ....................................................................................6
VI. Intervensi...........................................................................................................6
Hasil KPSP Anak 48 Bulan ..............................................................................8
Hasil KPSP Anak 54 Bulan ..............................................................................10
Hasil KPSP Anak 60 Bulan ..............................................................................12
Tes Daya Dengar

I. Konsep Tes Daya Dengar .................................................................................14


II. Langkah Pemeriksaan Tes Daya Dengar ..........................................................14
III. Interpretasi Tes Daya Dengar ...........................................................................15
IV. Hasil Tes Daya Dengar Murid Kelas A-1 TK Cahaya Ananda ........................15
Tes Daya Lihat

I. Konsep Tes Daya Lihat .....................................................................................16


II. Alat/Sarana dan Cara Pemeriksaan Tes Daya Lihat .........................................16
III. Interpretasi Tes Daya Lihat ...............................................................................17
IV. Hasil Tes Daya Lihat Murid Kelas A-1 TK Cahaya Ananda ..........................17
Hasil Pemeriksaan Karies Gigi Anak di Kelas A-1 TK Cahaya Ananda ....................18

Penutup ..............................................................................................................................23

Daftar Pustaka ..................................................................................................................24

ii

Vous aimerez peut-être aussi