Vous êtes sur la page 1sur 5

Analisis berdasarkan laporan keuangan akan melibatkan beberapa perbandingan

baik terhadap perusahaan lainnya atau terhadap data pada periode-periode sebelumnya.
Perbedaan-perbedaan yang muncul membuat perbandingan menjadi tidak konsisten, harus
diidentifikasikan. Bab ini akan membicarakan beberapa isu yang harus dipertimbangkan
dalam analisis laporan keuangan. Isu-isu tersebut adalah:

1. Laporan Keuangan yang Disesuaikan Kembali

Ada beberapa situasi dimana perusahaan diharuskan menyesuaikan kembali


laporan keuangan periode yang lalu:

a. Jika perusahaan pada periode sekarang memutuskan untuk menghentikan lini bisnis
tertentu, maka pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan lini bisnis tersebut dan
laba atau rugi yang diharapkan yang disebabkan pelepasan lini bisnis tersebut akan
diklasifikasikan dalam item “Opersi yang dihentikan” (Discontinued Operations)
dalam laporan rugi-laba
b. Jika perusahaan bergabung dengan perusahaan lain dalam transaksi yang masuk
pada katagori polling of interest, maka laporan keuangan yang lama (periode lalu)
harus menyesuaikan laporan keuangan yang baru seperti kalau kedua perusahaan
tersebut bergabung sejak dulu.
c. Perubahan-perubahan prinsip akuntansi (misal, perubahan dari LIFO menjadi
FIFO) mengharuskan perusahaan menyesuaikan kembali laporan keuangan masa
lalunya supaya mencerminkan prinsip yang baru tersebut.

Masalah muncul, apakah analisis akan menggunakan data yang semula seperti
yang tercantum untuk masing-masing tahun, ataukah akan menggunakan data yang
disesuaikan dengan perubahan yang terjadi.

Masalah lain yang timbul adalah dalam penghitungan beberapa rasio. Beberapa
rasio bisa langsung dihitung dengan menggunakan data-data neraca atau laporan rugi-laba
pada periode yang bersangkutan. Tetapi beberapa rasio lain, seperti perhitungan tingkat
keuntungan, memerlukan perhitungan gabungan neraca periode sekarang dengan neraca
periode sebelumnya. Laporan keuangan sebelumnya bisa disesuaikan kembali
(penyesuaian mundur ke belakang), sehingga perbandingan laporan keuangan periode
sekarang dengan periode sebelumnya akan lebih konsisten. Penyesuaian mundur mestinya
dilakukan sampai diperoleh periode observasi yang cukup sebagai dasar analisis dan
proyeksi masa mendatang.
2. Perbedaan Klasifikasi Rekening (Akun)

Seringkali perusahaan melakukan klasifikasi item-item atau rekening-rekening


dalam laporan keuangan yang berbeda satu sama lainnya. Sebagai contoh, barangkali suatu
perusahaan akan melaporkan biaya depresiasi dan amortisasi secara terpisah, perusahaan
lain mengalokasikan biaya tersebut ke harga pokok penjualan.

3. Perbedaan Prinsip-Prinsip Akuntansi

Sumber lain yang menyebabkan data bisa berbeda satu sama lain adalah penggunanan
prinsip-prinsip akuntansi yang berbeda. Dalam batasan yang telah ditentukan Prinsip Akuntansi,
perusahaan masih mempunyai beberapa alternatif penggunanan metode atau prinsip akuntansi
yang dipakai untuk pelaporan keuangan. Beberapa alternatif Prinsip Akuntansi adalah:

Pengakuan Pendapatan Kontrak Jangka Persentase Penyelesaian (Percentage of


Panjang completion), Kontrak Selesai (Completed-
contract)
Asumsi Aliran Persediaan FIFO (First In First Out), LIFO (Last In
First Out), Rata-rata Tertimbang.
Investasi Pada Surat Berharga Historical Cost (Acquisition cost), Lower
Cost Or Market, Equity
Depresiasi Garis Lurus, Declining Balance (Metode
Dipercepat), Sum-of-the-years'-digit
Lease Operating Lease, Capital Lease
akuisisi Pembelian, Pooling of Interest
Pertanyaan yang muncul adalah apakah analis akan melakukan penyesuaian
dalam perbandingan data, ataukah tidak ada penyesuaian dan perbedaan tadi akan dibahas
dalam tahap interpretasi data.

4. Perbedaan Penanggalan laporan Keuangan


Meskipun kebanyakan laporan keuangan menggunakan Desember sebagai akhir
periode, tetapi ada beberapa perusahaan yang menggunakan penanggalan akhir periode
bulan yang lain. Pilihan semacam ini semakin popular apabila perusahaan ingin
menyesuaikan laporan keuangannya dengan siklus musiman bisnis. Siklus musiman
biasanya tidak harus sesuai dengan penanggalan akhir Desember.
Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana perlakuan terhadap perbedaan
penanggalan tersebut? Jawabannya tergantung pada dua hal: 1. Lamanya perbedaan waktu,
2. Muncul tidaknya kejadian pada periode perbedaan waktu tersebut yang bisa membuat
perbandingan dua perusahaan tersebut tidak konsisten. Biasanya apabila selisih
penanggalan akhir sama atau kurang dari tiga bulan, penyesuaian tidak perlu dilakukan.

5. Perbandingan Dengan Data Historis dan Perbandingan dengan Perusahaan Lain

Rasio-rasio atau data-data keuangan yang telah dihitung untuk suatu perusahaan
bisa dibandingkan dengan data masa lalu dan juga dengan data keuangan perusahaan lain
agar diperoleh interpretasi yang lebih baik.
Dalam analisis semacam itu analis harus memperhatikan faktor-faktor yang akan
berpengaruh besar terhadap perilaku data, dan bisa menjadi dasar interpretasi keuangan
perusahaan. Contoh faktor-faktor tersebut adalah:

a. Perubahan lini produk yang signifikan, misal melalui akuisisi atau penjualan anak
perusahaan. Kejadian semacam itu tentu akan mempengaruhi trend data keuangan
dan akan mempengaruhi analisis perbandingan dengan data masa lalu (analisis
time series).
b. Perubahan prinsip dan metode akuntansi. Perubahan ini akan mempengaruhi data
time series.

Dalam perbandingan cross-section dengan perusahaan-perusahaan lain yang


sejenis atau industri, tugas pokok seorang analis adalah mengidentifikasikan industri yang
relevan untuk perbandingan. Idealnya perusahaan yang dipilih sebagai perbandingan
adalah perusahaan yang mempunyai produk yang serupa (memenuhi kebutuhan yang
sama, atau merupakan substitusi satu sama lain), mempunyai strategi yang sama,
mempunyai ukuran yang sama, dan mempunyai umur yang sama. Barangkali kriteria
semacam itu terlalu ketat. Persyaratan-persyaratan tersebut barangkali bisa diperlonggar
karena pertimbangan praktis. Kalau data-data industri tidak ada, barangkali perbandingan
dengan satu atau dua perusahaan yang serupa dapat dilakukan.

Beberapa isu dalam pemakaian rata-rata industri antara lain:

a. Definisi Industri
Seperti yang dibicarakan diatas, definisi industri tidak mudah dilakukan.
Disamping itu, banyak perusahaan yang mempunyai divisi yang bergerak pada beberapa
industri yang berbeda satu sama lain. Pada situasi ini hanya divisi yang bergerak pada
industri yang relevan yang bisa digunakan sebagai perbandingan. Jika divisi lain
perusahaan tersebut tidak signifikan dibandingkan usaha pokoknya, barangkali data
gabungan perusahaan bisa digunakan untuk perbandingan.

b. Perhitungan Rata-Rata Industri

Bagaimana rata-rata industri dihitung, apakah dengan rata-rata biasa, ataukah


rata-rata tertimbang, ataukah menggunakan data median. Jika rata-rata tertimbang
digunakan, apa yang dipakai sebagai pembobot, penjualan, nilai pasar, nilai buku asset,
atau faktor lain?

c. Distribusi Atas Nilai Rata-Rata

Interpretasi terhadap penyimpangan rasio keuangan suatu perusahaan terhadap


rata-rata industri akan berlainan apabila kita juga mempunyai informasi standar
deviasinya. Misalkan profit margin perusahaan 10% dan rata-rata industri 13%. Apabila
standar deviasi rata-rata industri tersebut 8% tentu akan sampai pada kesimpulan yang
berlainan dibandingkan apabila standar deviasi tersebut 2%.

d. Definisi Rasio Keuangan

Definisi tersebut bisa berbeda dari satu publikasi ke publikasi lain. Karena itu,
seorang analis harus mencermati definisi rasio-rasio keuangan ini. Sebagai contoh, ROA
(Return On Assets) bisa dihitung dengan membagi laba bersih dengan total asetnya.
Publikasi lain barangkali menggunakan rata-rata aset (dengan menggabungkan aset pada
periode t dengan aset periode t-1). Publikasi lain barangkali menggunakan laba operasional
atau laba sebelum pendapatan atau biaya luar biasa. Publikasi ini ingin memfokuskan
pada. kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada kondisi normal, di luar pendapatan
atau biaya yang tidak normal yang bisa terjadi (seperti musibah kebakaran).
Referensi

http://dhanialfitra.wordpress.com/2009/06/22/beberapa-isu-dalam-analisis-perbandingan-
laporan-keuangan/
Hanafi, Mamduh M dan Abdul Halim. 2009. Analisis Laporan Keuangan . Yogyakarta:
Unit
Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Vous aimerez peut-être aussi