Vous êtes sur la page 1sur 22

Definisi Aset Tidak Berwujud

Berdasarkan PSAK 19 paragraf 8 (revisi 2009) aset tidak berwujud adalah aset non-
moneter yang dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik.
Aset ini dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa,
disewakan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif. Aset tetap tidak berwujud
diakui jika dan hanya jika:
a. Kemungkinan besar perusahaan akan memperoleh manfaat ekonomis masa depa dari
aktiva tersebut, dan
b. Biaya perolehan aset tersebut dapat dikur secara andal.

2. Karakteristik Aset Tidak Berwujud


Aset tidak berwujud memiliki tiga karakteristik utama, yaitu[1]:
a. Kurang memiliki eksistensi fisik
Aset tidak berwujud memperoleh nilai dari hak dan keistimewaan atau privilege yang
diberikan kepada perusahaan yang menggunakannya.
b. Bukan merupakan instrumen keuangan
Aset tidak berwujud merupakan instrumen keuangan dan menghasilkan nilainya dari hak
(klaim) untuk menerima kas atau ekuivalen kas di masa depan.
c. Bersifat jangka panjang dan menjadi subjek amortisasi
Aset tidak berwujud menyediakan jasa selama periode bertahun-tahun. Investasi dalam aset
ini biasanya dibebankan pada periode masa mendatang melalui beban amortisasi periodik.
Selain tiga karakteristik utama tersebut, terdapat juga beberapa karakteristik pendukung aset
tidak berwujud, yaitu:
a. Aset tidak berwujud diperoleh melalui pencairan/pengembangan atau dibeli baik secara
terpisah atau menjadi satu dengan aset lain;
b. Aset tidak berwujud digunakan dalam operasi perusahaan secara tidak langsung;
c. Aset tidak berwujud sangat dipengaruhi oleh aktivitas pesaing;
d. Aset tidak berwujud hanya memiliki nilai pada suatu perusahaan;
e. Aset tidak berwujud bukan ditentukan umur ekonomisnya.
3. Penilaian Aset Tidak Berwujud
Aset tidak berwujud pada awal perolehannya harus diakui sebesar harga perolehannya,
untuk periode berikutnya aset tidak berwujud dilaporkan sebesar nilai tercatatnya.
Penentuan harga perolehan aset tidak berwujud bergantung pada cara perolehannya. Aset
tidak berwujud yang diperoleh melalui pembelian atau transaksi kas lainya maka harga
perolehannya adalah sebesar jumlah uang yang dibayarkan dan atau yang akan dibayarkan.
Bila aset tidak berwujud diperoleh melalui proses pertukaran dengan aset lainnya maka
harga perolehannya adalah sebesar taksiran harga pasar dari aset yang digunakan sebagai
penukar.
Berdasarkan PSAK 19 paragraf 27 (revisi 2009) biaya perolehan aset tidak berwujud terdiri
dari:
a. harga beli, termasuk bea masuk (import), dan pajak
pembelian yang tidak dapat dikembalikan, setelah dikurangkan diskon dan rabat: dan
b. segala biaya yang dapat dikaitkan secara langsung dalam mempersiapkan aset
tersebut sehingga siap untuk digunakan.
Selama umurnya, harga perolehan aset tidak berwujud harus dilakukan amortisasi. Dalam
PSAK 19 (revisi 2009) dinyatakan bahwa:
ü Jumlah yang dapat diamortisasikan dari aset tidak berwujud harus dialokasikan secara
sistematis berdasarkan perkiraan terbaik dari masa manfaatnya. Masa manfaat aset tidak
berwujud dapat ditentukan oleh suatu entitas, yaitu manfaat terbatas ataupun masa manfaat
yang tidak terbatas. Amortisasi mulai dihitung saat aset tidak berwujud siap digunakan.

4. Masa Manfaat
Pada umumnya masa manfaat aset tidak berwujud tidak akan melebihi 20 tahun sejak
tanggal aset siap digunakan, terkecuali ada bukti yang menyakinkan bahwa masa manfaat
suatu aset tidak berwujud melebih 20 tahun. Faktor yang harus dipertimbangkan dalam
menentukan masa manfaat suatu aset tidak berwujud, antara lain:
a. Perkiraan pemakaian aset oleh perusahaan dan efisiensi pengelolaannya oleh tim
manajemen lain;
b. Siklus hidup produk yang lazin bagi aset tersebut dan informasi yang beredar mengenai
estimasi masa manfaat aset sejenis yang digunakan dengan cara yang sama;
c. Keusangan teknis, teknologi, atau jenis-jenis keusangan lainnya;
d. Stabilitas industri tempat aset tersebut beroperasi dan perubahan-perubahan dalam
permintaan pasar atas produk dan jasa yang dihasilkan oleh aset tersebut;
e. Perkiraan tindakan oleh pesaing atau calon pesaing;
f. Tingkat/jumlah pengeluaran untuk pemeliharaan yang dibutuhkan untuk mendapatkan
manfaat ekonomu masa depan dari aset dan kemampuan serta maksud perusahaan untuk
mencapai tingkat tersebut;
g. Periode pengendalian aset dan pembatasan hukum atau pembatasan lainnya yang
dikenakan atas penggunaan aset tersebut, seperti tanggal berakhirnya sewa guna usaha yang
terkait; dan
h. Ketergantungan masa manfaat aset tersebut atas masa manfaat aset lainnya dari
perusahaan.

5. Nilai Sisa
Nilai sisa suatu aset tidak berwujud seharusnya diasumsikan sama dengan nol, kecuali:
a. Ada komitmen dari pihak ketiga untuk membeli aset tersebut pada akhir masa
manfaatnya, atau

b. Ada pasar aktif bagi aset tersebut dan:


ü Nilai sisa aset dapat ditentukan dengan mengacu pada harga yang berlaku di pasar
tersebut; dan
ü Terdapat kemungkinan yang cukup besar bahwa yang aktif tersebut akan tetap ada pada
akhir masa manfaat aset.

6. Amortisasi Aset Tidak Berwujud


Amortisasi adalah alokasi sistematis jumlah tersusutkan suatu aset tidak berwujud
selama masa manfaatnya. Harga perolehan aset tidak berwujud dibebankan secara periodik
ke dalam perhitungan laba rugi perusahaan. pembebanan harga perolehan aset ini disebut
amortisasi. Jumlah yang dapat diamortisasi dari suatu aset tidak berwujud harus
dialokasikan secara sistematis berdasarkan perkiraan terbaik dari masa manfaatnya.
Aset tidak berwujud umumnya diamortisasi menggunakan metode garis lurus. Ketika aset
tidak berwujud diamortisasi, beban harus ditunjukkan sebagai beban dan kredit dilakukan
ke akun akumulasi secara terpisah. Jurnal yang harus dibuat adalah:

Beban Amortisasi Xxxxx


Akumulasi Amortisasi Xxxxx

1. Aset tidak berwujud dalam bentuk berbagai hak yang menyertai berbagai produk
intelektual dam pemanfaatan fasilitas pihak lain, baik yang diperoleh dari proses internal
maupun yang diperoleh dengan cara membeli atau proses pertukaran.
a. Hak cipta (Copyright)
Adalah hak yang diberikan kepada pengarang, pencipta, aransemen untuk menerbitkan,
menjual atau mengawasi karyanya. Hak cipta dapat dijual untuk diberikan kepada pihak lain
berdasarkan perjanjian-perjanjian yang telah disepakati.
Harga perolehan hak cipta mencakup keseluruhan pengeluaran mulai saat penyusunan atau
penelitian sampai pengurusan ijin hak cipta hingga sertifikat hak cipta diterima. Harga
perolehan hak cipta diamortisasi sepanjang masa manfaatnya.
b. Hak paten
Adalah hak yang diberikan kepada pihak yang menemukan hal baru untuk memproduksi,
menjual atau mengawasi penemuannya dalam jangka waktu tertentu. hak paten bisa
digunakan sendiri oleh penemunya atau diserahkan kepada pihak lain berdasarkan
kesepakatan.
Harga perolehan hak paten adalah mencakup keseluruhan pengeluaran yang meliputi biaya
penelitian, biaya pengembangan, pembuatan gambar dan model, biaya percobaan-
percobaan, dan lain-lain termasuk biaya pengurusan hak paten hingga sertifikat hak paten
diterima.
Contoh soal:
Harcott Co. mengeluarkan biaya hukum sebesar $200.000 pada tanggal 1 Januari 2009
untuk mempertahankan paten. Paten itu memiliki masa manfaat 20tahun dan diamortisasi
menggunakan metode garis lurus. Jurnal untuk mencatat biaya hukum dan amortisasi setiap
akhir tahun, yaitu:

Tanggal Hak Paten $200.000


1 Januari 2009 Kas $200.000

Tanggal Beban Amortisasi Hak Paten $10.000


31 Desember 2009 Akumulasi Amortisasi Hak Paten $10.000

c. Hak merk dagang


Adalah hak cipta dan hak untuk menggunakan suatu tanda pengenal atau simbol atas suatu
barang yang diusahakan. Harga perolehan hak merk dagang adalah meliputi biaya
perencanaan gambar atau desain gambar, biaya sayembara pembuatan lambing, dan lain-
lain termasuk biaya pengurusan ijin merk dagang hingga sertifikat merk dagang diterima.
Jurnal yang dibuat:

Tanggal Hak Merk Dagang Xxxxx


1 Januari 20xx Kas Xxxxx

Tanggal Beban Amortisasi Hak Merk Dagang Xxxxx


31 Desember 20xx Akumulasi Amortisasi Hak Merk Dagang Xxxxx

d. Hak franchaise
Adalah hak untuk menggunakan fasilitas-fasilitas tertentu yang dimiliki oleh suatu pihak
(franchisor) kepada pihak lain sebagai pengguna fasilitas (franchisee). Franchisee hanya
berhak untuk menggunakan hak franchaise untuk kepentingannya sesuai dengan perjanjian
yang disepakati, tidak mempunyai hak untuk menjual atau mengalihkan hak franchaise
kepada pihak lain. Bagi franchisor harga perolehan hak franchaise adalah sebesar uang yang
dikeluarkan untuk mengurus ijin hak franchaise hingga sertifikat franchaise diterima.
Sedangkan harga perolehan hak frainchisee adalah sebesar harga yang dibayarkan kepada
franchisor.

e. Hak sewa (Leasehold)


Adalah hak untuk menggunakan aset tetap tertentu yang diatur dalam perjanjian sewa-
menyewa. Perlakuan akuntansi terhadap pengeluaran untuk mendapatkan hak sewa
tergantung bagaimana cara pembayaran sewa dilakukan. Terdapat dua cara pembayaran
sewa, yaitu:
1. Sewa dibayar setiap periode, maka pembayaran sewa diperlakukan sebagai beban
operasional untuk periode dibayarkan sewanya.
2. Sewa dibayar untuk beberapa periode, bila sewa yang dibayarkan itu untuk beberapa
periode yang relative pendek maka sewa dibayar dimuka tersebut diklasifikasikan sebagai
aset lancar dicatat dalam perkiraan sewa dibayar dimuka. Sedangkan bila sewa dibayar
dimuka untuk beberapa periode yang relatif panjang maka sewa dibayar dimuka tersebut
diklasifikasikan sebagai aset tidak berwujud dalam perkiraan Hak Sewa.
Harga perolehan hak sewa adalah meliputi pembayaran sewa kepada pemilik aset dan
pengeluaran-pengeluaran lain untuk mempersiapkan aset yang disewa tersebut siap
digunakan dalam operasi perusahaan.

f. Hak eksklusif
Dalah hak khusus yang diberikan oleh negara untuk mengelola fasilitas publik atau sumber
daya alam yang dimiliki negara. Harga perolehan hak eksklusif meliputi biaya survei, biaya
riset, biaya pemetaan, biaya eksplorasi, biaya pengadaan/pembangunan berbagai fasilitas,
biaya perijinan dan biaya-biaya lain terkait dengan uapaya perolehan hak tersebut hingga
hak eksklusif tersebut dinyatakan siap untuk memberikan kontribusinya pada operasi
perusahaan.

2. Aset tidak berwujud yang timbul karena aktivitas penelitian dan pengembangan produk,
adanya nilai lebih perusahaan, perubahan struktur, kepemilikan dalam perusahaan,
reorganisasi perusahaan ataupun rearrangement sistem.
a. Formula dan Proses Rahasia
Adalah hak atas penemuan sesuatu rumus atau formula atau sesuatu proses pembuatan suatu
produk. Harga perolehan aset tidak berwujud ini meliputi semua biaya yang dikeluarkan
atau ditanggung perusahaan dalam rangka memperoleh hak tersebut, yaitu biaya riset, biaya
percobaan-percobaan, biaya perijinan dan biaya-biaya lain yang terkait dengan perolehan
hak ini.
Harga perolehan formula dan proses rahasia adalah sebesar harga pembelian dan biaya-
biaya lain yang terkait dengan pembelian aset tidak berwujud.

b. Software (Perangkat Lunak Komputer)


Adalah kumpulan konsep, aktivitas, dan prosedur yang digunakan dalam program computer
untuk melaksanakan suatu fungsi atau pekerjaan tertentu. Harga perolehan perangkat lunak
komputer yang dibeli adalah sebesar harga beli ditambah semua biaya sampai perangkat
lunak computer siap digunakan. Apabila perusahaan mengembangkan sendiri perangkat
lunak komputer maka harga perolehannya adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk
membuat perangkat lunak komputer tersebut. Harga perolehan tersebut akan diamortisasi
selama umur ekonomisnya.
c. Biaya-biaya ditangguhkan serta biaya penelitian dan biaya pengembangan
Adalah biaya-biaya yang harus ditangguhkan pembebannya dikarenakan jumlahnya yang
relatif besar, belum berlalunya waktu atau belum terjadinya aktivitas yang dapat digunakan
sebagai dasar pembebanan yang logis. Biaya-biaya yang ditangguhkan adalah biaya
pendirian perusahaan, biaya rearrangement, biaya relokasi pabrik. Biaya ini harus
ditangguhkan karena:
· Jumlahnya relatif besar sehingga tidak logis bila dibebankan untuk periode terjadinya
pengeluaran;
· Biaya tersebut memberi manfaat keekonomisan pada periode-periode berikutnya.
d. Biaya organisasi
Adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka pendirian dan perizinan pendirian
perusahaan. biaya organisasi meliputi biaya perizinan, biaya studi kelayakan, biaya notaris
dan lain-lain.
3. Aset Tidak Berwujud berdasarkan Tujuan Akuntansi
a. Aset tidak berwujud yang diamortisasi
Sifat aset tidak berwujud menimbulkan kesulitan dalam memperkirakan masa manfaatnya.
Masa manfaat aset tidak berwujud dapat dipengaruhi oleh faktor hukum, ekonomi,
peraturan dan kontraktual. Faktor-faktor ini termasuk pilihan untuk memperbaharui atau
memperpanjang, harus diperhitungkan dalam menentukan periode yang tepat untuk
mengalokasikan harga perolehan aset tidak berwujud tersebut.
Ilustrasi:
Selama tahun 2010, sebelum beban amortisasi untuk tahun tersebut diakui, aset tidak
berwujud yang berupa daftar pelanggan diuji untuk mengetahui penurunan nilai. Pengujian
penurunan nilai untuk daftar pelanggan dilakukan dengan suatu penurunan yang substansial
dalam pasar real estate di daerah tersebut. Saat pengujian penurunan nilai, nilai buku dari
daftar pelanggan adalah $22.500 ($30.000-$7.500).
Diperkirakan bahwa daftar pelanggan akan menghasilkan aus kas masa depan sebanyak
$5.000 per tahun untuk tiga tahun kedepan dan nilai wajar dari pelanggan tersebut pada 31
Desember 2010 adalah $12.000. Daftar pelanggan tersebut mengalami penurunan nilai
sejumlah $15.000 ($5.000 x 3 tahun) dari arus kas masa depan yang tidak didiskontokan
kurang dari nilai bukunya yaitu $22.500. Jumlah kerugian karena penurunan nilai sebesar
$10.500 ($22.500-$12.000), yaitu selisih antara nilai buku dan nilai wajar sehingga
jurnalnya:
Kerugian penurunan nilai $10.500
Akumulasi amortisasi-daftar pelanggan $7.500
Daftar pelanggan ($30.000-$12.000) $18.000

Nilai wajar sebesar $12.000 adalah basis baru untuk aset tidak berwujud. Tidak ada ayat
jurnal yang dibuat untuk mengakui suatu perbaikan pada nilai aset yang terjadi berikutnya.
Amortisasi pada tahun-tahun berikutnya akan didasarkan pada nilai buku yang baru, yaitu
$12.000 adan perkiraan masa manfaat yang tersisa, yaitu tiga tahun. Dalam catatan atas
laporan keuangan untyk tahun 2010, Alfa Company wajib mengungkapkan jumlah beban
amortisasi yang diharapkan untuk diakui pada semua aset tidak berwujudnya setiap tahun
selama lima tahun kedepan.

b. Aset tidak berwujud yang tidak diamortisasi


Suatu perubahan utama dalam akuntansi untuk aset tidak berwujud dengan SFAS No. 142
yaitu beberapa aset tidak berwujud sekarang didentifikasikan memiliki masa manfaat yang
tidak pasti dan tidak diamortisasi. FASB mencotohkan diantaranya:
ü Lisensi penyiaran
Lisensi penyiaran memiliki periode pembaharuan selama 10 tahun. Pembaharuan akan
otomatis jika pemegang lisensi penyiaran mempertahankan suatu tingkat pelayanan publik
tertentu yang dapat diterima. Maka tidak ada batas akhir dari masa manfaat suatu lisensi
penyiaran.
Ilustrasi:
Apple Company memiliki suatu lisensi penyiaran yang tidak memiliki batas akhir masa
manfaat yang dapat diketahui. Lisensi penyiaran ini dicatat pada harga perolehan awalnya
sebesar $60.000. Di masa lalu, lisensi penyiaran diperkirakan akan menghasilkan arus kas
sebesar $7.000 per tahun. Data Apple Company menyatakan walaupun masa manfaat dari
lisensi tersebut tetap tidak pasti, arus kas masa depan yang mungkin akan turun menjadi
$2.000 per tahun (dengan kemungkinan 70%) atau menjadi $4.000 per tahun (dengan
kemungkinan 30%). Tingkat bunga risiko yang digunakan dalam penghitungan nilai
sekarang dengan pembobotan adalah 5%. Perkiraan nilai wajar dari aset tidak berwujud
dihitung sebagai berikut:
Nilai
Present Value * Sekarang
Arus Kas dengan
Arus Kas Masa Tahunan yang Kemung- Pembobotan
Depan Tidak Pasti kinan Kemungkinan

Skenario
1 $2.000 per tahun $40.000 70% $28.000
Skenario
2 $4.000 per tahun $8.000 30% $42.000
$52.000

Perkiraan nilai wajar dari lisensi penyiaran kurang dari nilai bukunya ($52.000 < $60.000),
nilai aset tidak berwujud menjadi berkurang. Kerugian penurunan nilai diakui yang
jurnalnya:

Kerugian penurunan nilai 8.000


Lisensi Penyiaran 8.000
($60.000 - $52.000)

ü Hak Merk Dagang


Suatu hak merk dagang diberikan untuk waktu yang terbatas, namun jika hak merk dagang
diperbaharui hampir setiap saat. Jika faktor-faktor ekonomis menyatakan merk dagang akan
terus memiliki nilai di masa depan, maka masa manfaatnya tidak pasti.
c. Menurut statement No.142 FASB, Goodwill tidak diamortisasi
Pengujian untuk penurunan nilai goodwill adalah suatu proses yang pertama-tama
memperkirakan nilai wajar dari unit pelaporan keseluruhan saat goodwill tersebut
dialokasikan.
Aset tidak berwujud merupakan proporsi yang sedang meningkat dalam aset dari banyak
(jika tidak sebagian besar) perusahaan. secara teoritis, penetapan biaya yang dapat
diidentifikasikan dengan aset tidak berwujud harus diakui secara terpisah dalam laporan
keuangan.
FASB mengeluarkan Statement No. 141 dan Statement No. 142 adalah upaya meningkatkan
usaha perusahaan untuk mengidentifikasikan aset tidak berwujud dengan karateristik
ekonomi berbeda dan memperbaiki perincian laporan keuangan yang disediakan untuk aset
tidak berwujud. Beberapa macam aset tidak berwujud dan proses pengakuannya, adalah
sebagai berikut:

A. Aset Tidak Berwujud yang Dihasilkan Sendiri


Satu hal yang tidak dijelaskan oleh FASB dalam Statement No. 141 dan Statement No. 142
adalah meminta perusahaan mengidentifikasikan dan menilai aset tidak berwujud yang
dihasilkan sendiri atau dibuat oleh perusahaan. dalam banyak kasus, aset tidak berwujud
adalah aset yang bernilai yang dimiliki perusahaan. Contohnya adalah hak merk dagang
yaitu merk The Coca-cola Company.
Selama bertahun-tahun perusahaan tersebut berhasil memasarkan produknya ke berbagai
belahan dunia sehingga memiliki nilai merk dagang yang tinggi. Jika suatu saat nanti
perusahaan tersebut akan dibeli oleh perusahaan lain maka pencatatan transaksi yang
penting dalah pengalokasian total harga beli pada berbagai aset ekonomi yang diakuisisi,
termasuk aset tidak berwujud yang sebelumnya tidak dicatat.

B. Aset Tidak Berwujud Diperoleh Melalui Pembelian secara Paket


Ilustrasi:
Alfa Company mungkin membayar $700.000 untuk membeli hak paten berikut pabrik yang
berfungsi dan peralatan khusus untuk memproduksi produk yang dipatenkan. Informasi
yang cukup membantu akan hilang apabila keseluruhan harga beli sebesar $700.000 hanya
dicatat sebagai suatu “aset”. Oleh karena itu, pembelian secara paket tersebut meliputi aset
tidak berwujud, total harga beli sebesar $700.000 dialokasikan pada seluruh aset berwujud
dan tidak berwujud menurut nilai wajarnya. Berikut adalah nilai wajar masing-masing aset:

Hak Paten $200.000

Pabrik $450.000

Peralatan $100.000

Maka masing-masing aset tersebut akan dialokasikan dengan harga perolehan $800.000
sebagai berikut:

Harga Perolehan
Ditetapkan untuk
Perkiraan Alokasi Harga Perolehan pada Masing-masing
Nilai Wajar Nilai Perkiraan Relatif Aset

Hak Paten $200.000 200.000 / 750.000 x $700.000 $ 186.667

Pabrik $450.000 450.000 / 750.000 x $700.000 $ 420.000

Peralatan $100.000 200.000 / 750.000 x $700.000 $ 93.333

$750.000 $ 700.000

ü Berdasarkan APB Opinio No.16 yaitu FASB Statement No. 141, paragraph 39
mendifinisikan bahwa “Aset tidak berwujud harus diakui sebagai aset yang terpidah
dari goodwill jika aset itu berasal dari hak kontraktual atau hak hukum. Jika aset tidak
berwujud bukan berasal dari hak kontraktual atau hak hukum lainyya, maka harus diakui
sebagai aset yang terpisah darigoodwill hanya jika dapat dipisahkan yaitu aset tersebut dapat
dipisahkan atau dibagi dari entitas yang diakuisisi dan dijual, ditransfer, disewakan, atau
ditukar”.
GAAP mendefiniskan goodwill adalah kelebihan biaya investasi terhadap nilai wajar yang
diterima. Definisi lain secara teori, goodwill adalah ukuran nilai sekarang dari kelebihan
laba masa depan yang diproyeksikan dari perusahaan yang bergabung terhadap laba normal
perusahaan sejenis. Goodwill itu timbul karena adanya penggabungan usaha atau akuisisi
perusahaan dengan harapan akan memperoleh manfaat ekonomis di masa depan.
Goodwill dalam sebuah kombinasi bisnis diakui sebagai aset yang menggambarkan manfaat
ekonomis di masa depan yang muncul dari aset lain
yang diakuisisi dalam kombinasi bisnis tersebut yang tidak didefinisikan secara
individual dan diakui secara terpisah.
Goodwill lebih dianggap sebagai suatu nilai sisa, jumlah harga akuisisi suatu perusahaan
yang tersisa setelah semua aset berwujud dan tidak berwujud dapat diidentifikasikan. Secara
umum, goodwill mewakili semua keuntungan khusus yang dapat diidentifikasikan secara
terpisah namun dapat dinikmati oleh sebuah perusahaan, seperti peringkat utang yang baik,
reputasi yang bagus dengan produk dan jasanya, pengalaman dalam prosen pengembangan
dan distribusi, dan hubungan yang baik dengan pemerintah. Faktor-faktor inilah yang
memungkinkan perusahaan menghasilkan laba diatas normal yang dihasilkan oleh aset yang
dapat diidentifikasikan.
Setelah diakui, goodwill tetap ada di pembukuan perusahaan pada jumlah awalnya yang
tercatat, kecuali jika ada bukti bahwa nilainya menurun. Keberatan utama perusahaan
terhadap metode pembelian dibandingkan terhadap metode penyatuan kepemilikan adalah
karena metode ini mengakibatkan pengakuan goodwill yang diamortisasi dan
mengakibatkan penurunan laba yang dilaporkan pada tahun berikutnya. Menurut FASB
Statement No. 142, goodwill tidak lagi diamortisasi untuk tujuan pelaporan keuangan.

1. Goodwill yang diciptakan secara internal


Goodwill yang dihasilkan secara internal tidak boleh dikapitalisasi dalam akun, karena
pengukuran komponen goodwill terlalu kompleks dan menghubungkan setiap biaya dengan
manfaat masa depan yang sulit. Goodwill bida saja muncul tanpa biaya khusus untuk
mengembangkannya.
2. Goodwill yang dibeli
Goodwill hanya dicatat jika keseluruhan perusahaan dibeli, karena goodwill merupakan
suatu penilaian “going concern” dan tidak dapat dipisahkan dari perusahaan secara
keseluruhan. Untuk mencatat goodwill, nilai pasar wajar dari aset berwujud bersih dan aset
tidak berwujud yang dapat diidentifikasi dibandingkan dengan harga beli perusahaan yang
diperoleh.

Tiga pendekatan dasar yang disarakan untuk mengamortisasi goodwill, yaitu:


1. Membebankan goodwill dengan segera ke ekuitas
Perlakuan akuntansi goodwill yang dibeli dan goodwill yang dihasilkan secara internal
harus dikonsisten. Goodwill yang dihasilkan secara internal langsung dibebankan dan tidak
tampak sebagai suatu aset: perlakuan yang sama juga harus diberikan untuk goodwill yang
dibeli.
2. Mempertahankan goodwill untuk jangka waktu tidak terbatas kecuali terjadi penurunan
nilai
Goodwill dapat memiliki umur yang tidak terbatas dan harus dipertahankan sebagai aset
hingga terjadi penurunan nilai.
3. Mengamortisasi goodwill selama masa manfaat
Nilai goodwill pada akhirnya akan menghilang dan sudah sewajarnya jika aset tersebut
dibebankan sebagai beban selama periode yang dipengaruhi. Prosedur ini menyediakan
penandingan biaya dan pendapatan yang lebih baik.
Ilustrasi:
Laba bersih Alfa Company adalah sebagai berikut:

2004 Rp 6.000.000
2005 Rp 5.000.000
2006 Rp 4.500.000
2007 Rp 2.000.000
2008 Rp 3.000.000
2009 Rp 4.000.000
Jumlah Rp 24.500.000

Penghasilan bersih rata-rata per tahun Rp 24.500.000 : 5 = Rp 4.900.000. Penghasilan tiap


tahun yang akan datang ditaksir sebesar Rp 5.000.000. Pada tanggal 1 Januari 2010 aset
(tanpagoodwill) dinilai sebesar Rp 50.000.000, Utang sebesar Rp 4.500.000.
1. Kapitalisasi Pendapatan Bersih Rata-rata
Jumlah yang akan dibayarkan untuk perusahaan yang dibeli dihitung dengan
mengkapitalisasi taksiran penghasilan yang akan datang dengan tarif. Selisih jumlah yang
akan dibayarkan dengan nilai bersih aset adalah jumlah yang akan dicatat sebagai goodwill.
Hasil yang diharapkan investasi diharapakan sebesar 10% maka jumlah yang akan dibayar
dihitung sebagai berikut:

Jumlah yang dibayarkan: Rp 4.500.000 x 100/10 = Rp 4.500.000


Taksiran nilai aset : Rp50.000.000 – Rp 5.000.000 = Rp 45.000.000
Goodwill = Rp 49.500.000

2. Kapitalisasi Kelebihan Penghasilan Rata-rata


Berdasarkan contoh soal yang sama diatas, hasil yang diharapkan dari investasi tersebut
sebesar 10% dan kelebihan penghasilan akan dikapitalisasi dengan tarif 20%. Kelebihan
penghasilan dihitung sebagai berikut:
Hasil yang normal : 10% x Rp 45.500.000 = Rp 4.500.000
Taksiran
penghasilan : =Rp 5.000.000
Goodwill = Rp 1.000.000

Harga beli perusahaan (termasuk goodwill) dihitung sebagai berikut:

Nilai aset : Rp 50.000.000 – Rp 4.500.000 = Rp 45.500.000


Nilai goodwill : Rp 1.000.000 x 100 / 20 = Rp 5.000.000
Jumlah aset + goodwill = Rp 50.500.000

Sunny Corporation memperoleh aset bersih Dolphin melalui penggabungan dengan


metode pembelian yang dilaksanakan pada tanggal 28 Desember 2008. Aset dan liabilitas
Dolphin Corporation pada tanggal tersebut, pada nilai buku dan nila wajarnya adalah
sebagai berikut:

Nilai Buku Nilai Wajar


Aset
Kas $ 50 $ 50
Piutang Bersih 150 140
Persediaan 200 250
Tanah 50 100
Bangunan-bersih 300 500
Peralatan-bersih 250 350
Paten - 50
Total Aset $ 1.000 $ 1.440
Liabilitas
Utang Usaha $ 60 $ 60
Wesel Bayar 150 135
Kewajiban Lain 40 45
Total Liabilitas $ 250 $ 240
Aset Bersih $750 $1.200

Sunny Corporation membayar $400.000 tunai dan menerbitkan 50.000 lembar saham biasa
dengan nilai nominal $10 per saham dan nilai pasar $20 per saham untuk memperoleh aset
bersih Dolphin Corporation. Ayat jurnal untuk mencatatan penggabungan usaha pada
pembukuan Sunny Corporation per 28 Desember 2008 adalah:

Investasi dalam Dolphin Corporation


Kas 1.400
400
Saham biasa, nominal $10 500
Tambahan modal disetor 500

Untuk mencatat penerbitan 50.000 lembar saham biasa nominal $10 ditambah kas $400.000
dalam penggabungan usaha menurut metode pembelian dengan Dolphin Company
Kas 50
Piutang Bersih 140
Persediaan 250
Tanah 100
Bangunan 500
Peralatan 350
Paten 50
Goodwill 200
Utang Usaha 60
Wesel Bayar 135
Kewajiban lain 45
Investasi dalam Dolphin Corp. 1.400
Untuk membebankan biaya Dolphin Corporation ke aset yang dapat identifikasi yang
diperoleh dan kewajiban yang ditanggung atas dasar nilai wajarnya dan ke goodwill.
Jumlah yang dibebankan ke aset dan liabilitas didasarkan pada nilai wajar,
kecualigoodwill. Goodwill ditentukan dengan mengurangkan nilai wajar aset bersih yang
dapat diidentifikasi yang diperoleh sebesar $1.200.000 dari harga beli aset bersih Dolphin
Corporation sebesar $1.400.000.

Pengakuan goodwill dipandang sebagai sesuatu yang harus dihindari karena goodwillharus
diamortisasi tidak lebih dari 40 tahun. Transaksi yang menghasilkan miliaran dolar
dalamgoodwill dapat membebani perusahaan dengan ratusan juta dolar dalam beban
amortisasigoodwill setiap tahun berikutnya. Goodwill tidak akan diamortisasi sama sekali,
tetapi penurunan nilainya akan diuji setiap tahun. Ketika suatu goodwill diakui sehubungan
dengan akuisisi perusahaan, goodwill tersebut dialokasikan pada suatu unit pelaporan. Jika
nilai buku melebihi nilai wajar goodwill, perusahaan harus mengakui kerugian penurunan
nilai sebesar perbedaan atau selisih tersebut.
FASB Statement No. 142 (paragraf 28) mengharuskan penetepan penurunan nilai yang
lebih sering jika setiap peristiwa berikut terjadi:
a. Perubahan signifikan yang tidak diinginkan dalam faktor hukum atau iklim usaha;
b. Tindakan atau penilaian yang tidak diinginkan oleh regulator;
c. Persaingan yang tidak diantisipasi;
d. Kehilangan karyawan kunci;
e. Ekspektasi yang mungkin terjadi bahwa unit pelaporan atau bagian unit pelaporan yang
signifikan akan dijual atau dilepas;
f. Pengujian untuk pemulihan kelompok aset yang signifikan menurut Statement No. 121
dalam unit pelaporan;
g. Pengakuan kerugian nilai goodwill dalam laporan keuangan anak perusahaan yang
merupakan komponen unit pelaporan.

1. Hitunglah nilai wajar dari tiap unit pelaporan ke mana goodwill ditetapkan. Caranya
dilakukan dengan menggunakan nilai sekarang dari arus kas masa depan yang diharapkan,
laba, atau kelipatan pendapatan;
2. Jika nilai wajar dari unit pelaporan melebihi nilai buku bersih aset (termasuk goodwill)
dan liabilitas dari unit pelaporan, goodwill diasumsikan tidak mengalami penurunan nilai
dan tidak ada kerugian penurunan nilai yang diakui;
3. Jika nilai wajar dari unit pelaporan kurang dari nilai buku bersih aset dan liabilitas dari
uni pelaporan, maka suatu nilai wajar goodwill yang baru akan dihitung.
Nilai goodwill tidak dapat langsung dihitung. Nilai goodwill selalu merupakan suatu jumlah
residu, yaitu jumlah dari nilai wajar suatu unit pelaporan yang tersisa setelah
diperhitungkan. Oleh karena itu, nilai wajar semua aset dan liabilitas unit pelaporan
diperkirakan, kemudian jumlah tersebut dibandingkan dengan keseluruhan nilai wajar dari
unit pelaporan dan jumlah goodwill yangh dimaksud akan dihitung; dan
4. Jika jumlah goodwill yang dihitung kurag dari jumlah yang awalnya dicatat, suatu
kerugian dari penurunan nilai goodwill diakui sebesar selisih tersebut.
Ilustrasi:
Seed Company mengakuisisi Candle Company pada 1 Januari 2007. Sebagai bagian dari
akuisisi, goodwill diakui sebesar $1.000; goodwill ini ditetapkan untuk unit pelaporan
Seed’s Manufacturing. Pada tahun 2007, laba dari unit pelaporan sebesar $3.300.
Perusahaan lain yang diperdagangkan secara terpisah dan operasi serupa dengan unit
pelaporan. Produksi memiliki nilai pasar kurang lebih sama dengan enam kali labanya. Nilai
buku dan nilai wajar aset per 31 Desember 2007 adalah sebagai berikut:

Nilai Buku Nilai Wajar

Aset yang dapat diidentifikasi $2.500 $ 3.000


Goodwill 2.000 ?
Liabilitas 1.500 2.500

Prosedur 1
Dengan menggunakan kelipatan laba, nilai wajar dari unit pelaporan Produksi diperkirakan
sebesar $3.000 ($500 x 6). Perkiraan nilai wajar juga dapat dicari dengan menggunakan
perkiraan arus kas dan teknik nilai sekarang.
Prosedur 2
Nilai buku aset dan liabilitas dari unit pelaporan Produksi adalah:
Aset ($3.000 + $2.000) – liabilitas ($1.500) = Rp 3.500
Karena perkiraan nilai wajar dari unit pelaporan ($2800) kurang dari nilai buku unit
pelaporan ($3.500), penghitungan lebih lanjut dibutuhkan untuk menentukan jumlah
kerugian penurunan nilai goodwill jika penurunan nilai tersebut ada.
Prosedur 3
Dengan menggunakan perkiraan nilai wajar sebesar ($2.800) dari unit pelaporan produksi,
bersamaan dengan perkiraan nilai wajar dari aset dan kewajiban yang dapat didefinisikan,
nilai wajar goodwill dihitung sebagai berikut:
Perkiraan nilai wajar dari unit pelaporan produksi ………………………$2.800
Nilai wajar dari aset yang dapat diidentifikasikan
Nilai wajar liabilitas ($3.000 - $1.500) ……………………………….$2.500
Nilai wajar goodwill ………………………………………………………$ 500
Prosedur 4
Nilai wajar goodwill kurang dari jumlah goodwill yang tercata ($ 5.00 < $ 1.000).
jadi, goodwillmengalami penurunan. Jurnal yang dibuata adalah:
Kerugiaan penurunan nilai goodwill 1.500
Goodwill 1.500
($2.0000 - $500)
Jumlah total kerugian nialai goodwill dilaporkan sebagai suatu unsur yng tepidah dalam
laporan keuangan.

Ilustrasi:
Lerch Inc. memiliki hak paten bagaima mengestraksi minyak dari serpihak batu. Harga
minyak yang turun membuat teknologi serpihan minyak ini menjadi tidak menguntungkan,
dan hak paten hanya menyediakan sedikit laba hingga saat ini. Arus kas bersih masa depan
yang diharapkan dai hak paten ini adalah $30 juta. Hak paten Lerch memiliki nilai tercatat
$50 juta. Karen arus kas bersih yang diharapkan di masa depan sebesar $30juta lebih kecil
dari nilai tercatat sebesar $50 juta maka kerugian penurunan nilai harus diukur. Dengan
mendiskontokan arus kas bersih masa depan yang diharapkan pada suku bunga pasarnya,
Lerch menentukan nilai wajar hak patennya sebesar $15 juta. Perhitungan keruguan
penurunan nilai, adalah:

Nilai tercatat hak paten $ 50.000.000


Nilai wajar (berdasarkan perhitungan nilai sekarang) $ 15.000.000
Kerugian atas penurunan nilai $ 35.000.000

Jurnal yang dibuat adalah:

Kerugian atas penurunan nilai 35.000.000


Hak Paten 35.000.000
Setelah penurunan nilai diakui, nilai yang tercatat dikurangi dari hak paten merupakan dasar
biaya yang baru. Biaya hak paten baru harus diamortisasi selama masa manfaat atau umur
hukumnya.

Dari berbagai uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa aset tidak berwujud adalah
aset nonmoneter yang keberadaannya sangat bernilai dan diperhitungkan oleh perusahaan.
Kini, kedudukan goodwill sangat istimewa karena goodwill harus dinilai dan dicatat sebesar
harga perolehannya baik goodwill yang diperoleh secar pertukaran, membeli ataupun atas
hasil akuisisi. Goodwill akan diamortisasi selama keberadaan masa manfaatnya.
Aset tidak berwujud terdiri dari tiga jenis, yaitu: Salah satu jenis aset tidak berwujud yang
banyak dilakukan perdebatan diantara ahli-ahli akuntansi adalah goodwill. Karena
keberadaanya sangat penting didalam suatu perusahaan. Ketika suatu perusahaan
melakukan penggabungan usaha, maka akan timbul selisih dari harga pertukaran dengan di
neraca perusahaan dengan nilai pasar, maka selisih itulah yang diakui
sebagai goodwill. Goodwill akan dialokasikan kepada aset tetap lainnya jika terdapat selisih
positif karena di lain pihak, goodwill juga harus dilakukan penilaian penurunan kerugian
jika memang terjadi kerugian dalam kejadian mendapatkannya.

Vous aimerez peut-être aussi